Tipe: Koran
Tanggal: 1993-09-05
Halaman: 05
Konten
Color Rendition Chart 1993 MINGGU, 5 SEPTEMBER 1993 Bali Post Halaman 5 ee me akhir an baru Bulan, di Mana Ibu (8) Cerita/Pengatur Laku: Prami Iswari Juru Foto Dimainkan : Prama Iswara : Sanggar BARI Denpasar ereka a ma- da te tang bosan ucap- ingin para and meng kali- hana Halam mit itu t con- alah: ak de ya su- mpai- hkan atnya m su- adaku nya kan? a lain erikut ak an itu finggu ampai endapat nda. Ma ngat ma- laporan k ransel anak ga bernama wati ini, marah, nya pe- fur di ka rah, ter- uat Pak kamar. ras mem- tha. Be pinya se- a godam, nya dua sem- ada saat a, teman tetangga 11, kol 4) ik rimkan li Post empel- Peng- gi pem- ksi me a yang ke Re- gi yang gunakan engguna- juga de- yang di- dipamer pameran Articles n khusus hasilkan i "berlu- esain ter- perkenal- gdari 300 15. Akhirnya Ega, Anik, dan Komang menemu- kan Alit sedang menangis di bawah pohon. Ega: Nah ini dia Anik: Lho Alit kok di sini Komang: Alit jangan nangis dong! Lebih baik kita main bersama teman-teman. Dongeng 16. Ega, Anik, dan Komang mengajak Alit ber- main bersama, Alit pun mulai gembira, tapi ma- lah Bintang menjadi tidak senang. Buku Warisan Kakek DI sebuah desa di pinggiran hutan, hiduplah seorang kakek dengan dua orang cucunya ber- nama Joko dan Suto. Kehidupan mereka sehari- hari mengumpulkan kayu bakar PLAZA KERTHA WIJAYA MENYAMBUT HARI RAYA GALUNGAN KUNINGAN Dapatkan dan Potongan Harga sampai dengan 50% mulai 1s/d 12 september 93 menerima pesanan PARCEL PLAZA C. 1942 dan menjualnya ke pasar. Kadang-kadang kakek yang di- kenal dengan sebutan Mbah Ji- wut itu dipanggil ke rumah rumah tetangga untuk memijat. Pada suatu hari, kakek jatuh sakit. Semakin hari sakitnya se- makin parah. Dia tidak sanggup lagi bekerja, baik mengumpul- kan kayu bakar atau sebagai tu- kang pijat. Pekerjaannya meng- umpulkan kayu bakar diganti- kan oleh kedua cucunya. Suatu malam saat Joko dan Suto selesai makan, Mbah Jiwut memanggil mereka dan ber- kata," Cucu-cucuku, kalian se- makin hari semakin besar, ten- tunya kalian juga tambah dewasa." Mbah Jiwut menghentikan kata-katanya lalu terbatuk- batuk. "Kakek harap, sepeninggal kakek kalian bisa hidup rukun dan hidup saling tolong meno- long, pesan Mbah Jiwut. Joko dan Suto menunduk, sambil membendung air mata mereka yang hampir menetes karena rasa sedih yang mendalam. "Kakek tidak bisa memberi kalian apa-apa, hanya ini yang bisa kakek berikan. Dengan menahan rasa sakit, Mbah Jiwut berusaha bangkit dan mengam- bil sesuatu di bawah bantal. "Hanya ini yang bisa kakek berikan," Mbah Jiwut memberi- kan sebuah buku pada Joko dan Suto. Keesokan harinya, Mbah Ji- wut meninggal. Kini tinggallah Joko dan Suto saja. Mereka tidak tahu harus berbuat apa dengan Sepeda Impian Oleh ABD Gani SEKARANG memang zam- annya sepeda gunung. Baik tua maupun muda, baik pria mau- pun wanita, sampai anak kecil sekalipun menyukai sepeda gu- nung ini. Tak peduli petani, pe- gawai rendahan, bahkan pega- wai negeri yang gajinya kecil pun tak ketinggalan memiliki sepeda buku warisan dari kakek mereka. "Untuk apa buku itu diberikan oleh kakek. Buku itu tidak dapat menghidupi kita, dan tidak da- pat dijual dengan harga mahal," kata Suto pada suatu malam. "Kenapa kau berkata begitu? Bagaimanapun juga ini adalah warisan yang tak boleh dijual," kata Joko. "Lalu apa yang harus kita la- kukan dengan buku yang sudah tua itu?" "Walaupun buku ini sudah usang, siapa tahu kalau kita baca dan pelajari ada manfaat- nya. Kakek memberikan buku ini tentu ada maksudnya," kata Joko sambil membuka buku itu dan membacanya. Berhari-hari Joko membaca dan mempelajari buku itu. Ka- membuat ramuan berbagai obat rena ketekunannya ia berhasil tradisional yang resepnya dipe- roleh dari buku itu. Obat-obatan buatan Joko kha- siatnya sangat ampuh sekali. Se- makin lama ia semakin terkenal dan namanya menjadi terma- syur, sampai-sampai sang raja mendengar tentang keahlian Joko dan mengangkatnya men- jadi tabib istana. Akhir cerita, dengan buku wa- risan Mbah Jiwut, hidup Joko dan Suto bahagia di istana kera- jaan. Mereka selalu hidup rukun dan saling tolong menolong. 105 Diceritakan oleh Sri Hartini SMAN Sukawati Jin. Lettu Wayan Suta Sukawati Gianyar usiais OVA tereo fm PM 8 FKB The Best Radio Station In Town PT. RADIO CASSANOVA JL. JEND. GATOT SUBROTO 98 X Telp. : 62123-62121-62118-62116. Fax.: 62121 DENPASAR - BALI gunung ini. Setiap pagi ataupun sore me- reka asyik berjalan-jalan meng- hirup udara segar sampai- sampai jalan raya terpenuhi oleh iring-iringan pengemudi sepeda. Apalagi setiap minggu selalu saja diadakan lomba mengemudi sepeda dengan hadiah yang menarik. Bagi mereka yang punya ba- nyak uang, bisa saja senang- senang dengan sepeda gunung ini. Akan tetapi bagi si Ali, tak gampang untuk mengemudi apa- lagi memiliki sepeda gunung se- perti mereka. Sehari-hari bapak- nya hanya menjadi tukang ojek dari Banyuasri Kampung Bu- gis, Banyuasri Pemaron, Ba- nyuasri Buleleng, dsb. Pengha- silannya sehari-hari hanya cu- kup untuk makan sekeluarga. Itu pun kalau siang dan malam Pak Harun, bapaknya Ali, ngojek. Kadangkala pak Harun sakit- sakitan karena seringnya kena angin malam sehingga hasil oje- kannya habis untuk membeli obat saja. Namun pak Harun tak berkecil hati untuk tetap menye- kolahkan anaknya, Ali, yang saat ini duduk di kelas V SĎ. Akan tetapi belakangan ini ke- luarga pak Harun mulai resah karena Ali sering minta pak Ha- run, untuk dibelikan sepeda. Ali sering memaksa bahkan ngam- bek, bila pak Harun menolak permintaannya. "Pak....! Ali ingin sepeda Eko, Mira, Edi...." disebutnya semua nama-nama temannya yang mempunyai sepeda sambil merengek-rengek pada bapak- nya. Namun apalah daya pak Harun yang pendapatannya ti- dak tentu dengan terus terang dikatakannyalah kalau beliau belum punya uang. Sesekali Ali (Bersambung ke Hal. 8, Kol. 1) Surat dari Rina Oleh Dayu Mai RINA baru saja tiba dari ru- mah neneknya ketika didengar- nya suara sebuah sepeda motor memasuki halaman rumahnya. Wajahnya yang semakin merah terbakar terik matahari, kian di- kerutkan. Dengan setengah ber- lari dihampirinya pak pos yang sudah menunggu sedari tadi. "Makasih ya, Pak Pos," kata nya seraya membaca nama peng- irimnya. Matanya langsung ber- sinar jenaka menakala tahu dari siapa surat tersebut. "Wah... dari Nana," serunya girang. Nana adalah kawan seper- mainannya sejak kecil. Terka- dang orang yang belum begitu mengenal mereka sering meng- ira bahwa mereka adalah kakak beradik. Bagaimana tidak. Se- bab di mana ada Rina, maka di sana pastilah ada Nana. Begitu pula sebaliknya. Akan tetapi se- tahun yang lalu Rina sekeluarga memutuskan untuk pindah ke kota lain. Dalam setiap surat- nya, Rina selalu menceritakan keadaan sekolah barunya. Se- buah SD yang sederhana, namun indah. Dengan sangat hati-hati se- kali dirobeknya sampul surat bergambar fido-fido itu. Tak urung hatinya sedikit bergetar melihat tulisan sahabatnya yang biasanya rapi dan bagus ini kini tampak kurang bagus dipan dang, Dibacanya kalimat demi- kalimat dengan sangat hati-hati Buat Rina. Rin, jangan kaget nerima su- rat ini ya? Nana tak tahu harus bicara pada siapa. Ketahuilah Pusat Rin! Selama ini Nana telah mem- bohongimu. Tapi setelah Nana pikir-pikir, cepat atau lambat toh akhirnya kamu akan tahu juga. Rin, Nana kena kanker se- jak dua tahun yang lalu. Sengaja Nana sembunyikan hal ini da- rimu. Nana tak ingin kamu mengkhawatirkan keadaan Nana. Tapi sekaranglah saat ter- baik bagi Nana untuk berterus terang. Waktu itu dokter sudah memvonis kehidupan Nana ting- gal dua tahun lagi. Nana takut mati, Rin. Tapi Nana juga sadar, hidup dan matinya manusia ha- nya Tuhan yang tahu. Sisa waktu dua tahun itu Nana guna- kan untuk belajar agama dan mencoba untuk pasrah. Rin, bila nanti saatnya telah tiba, Nana tak ingin kamu menangisi keper- gian Nana. Dari sahabatmu, Nana Rina menghela nafas panjang usai membaca surat itu. Selem- bar kertas yang sangat berarti baginya itu didekapnya erat- erat. Air matanya menetes tak terbendung lagi. Mengapa baru sekarang kamu katakan semua ini, Na? Mengapa? Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Rupa- nya ibunya yang datang. Tak se- perti biasanya. Wajah ibunya tampak sedih. "Nana sudah meninggal baru saja," kalimat singkat dan ham- pir tak terdengar itu bagaikan petir di siang hari bagi Rina. Rina sekeluarga menghadiri (Bersambung ke Hal. 8, Kol. 1) "Leby Beauty Salon Jl. Gunung Agung 73, Telp.26760 Denpasar Bali. Cabang Jl. Dr. WAHIDIN 8 B. Denpasar- Bali Terima Potong, Creambath, Cat rambut, Keriting papan, Sepiral, Crystal dll. (Mode2 terbaru), Cuci muka, Make up, Sanggul² dan merias pengantin. Kursus TATA RIAS Rambut & Kulit Berizasah Negara (P&K) Kepuasan Anda adalah Tujuan Kami C. 1753 BUAH HATY ANAK-ANAK yang fotonya dimuat dalam rubrik ini akan mendapat paket hadiah bubur SUN. Hadiah silakan ambil di Redaksi Bali Post, Jln Kepundung 67 A Denpasar, setiap hari kerja, dengan menunjukkan identitas seperlunya bagi yang beralamat di Denpasar. Sedangkan luar Denpasar akan dikirim lewat pos Adik montok kita ini putri ke- sayangan I Kadek Suaryana dengan Ni Made Seni, lahir 27 Januari 1993. Nama lengkapnya Ni Kadek Purwa Sujati. Besar mamti diharapkan jadi penari Bali terkenal. Tinggal di Den- pasr. Bocah ganteng yang sedang ter- tawa ini putra kesayangan pasangan I Made Sus Dwija Pu- tra dengan Ni Wayan Arti. Lahir 14 September 1990 dan besar nanti diharapkan jadi orang ber- guna bagi nusa dan bangsa. Nama lengkap bocah ini I Putu Bagus Evan Mahendra, ting- gal di Jalan Bedahulu Gang I No. 1 Tabanan. Bocah yang tertawa ini besar nanti diharapkan orangtuanya jadi penyanyi rock yang beken. Lahir 1 Juni 1990 dengan nama lengkap Gede Fery Purna- mayadi. Alamat rumah Jalan Gunung Merapi, Denpasar. XXV/93/BPM KUPON "BUAH HATI BALI POST Adik imut-imut yang tertawa ini bernama Alfrita Windrayana- Bocah canti ini lahir 8 November santi. Lahir 7 September 1990 1992 putri kesayangan pasangan dan besar nanti diharapkan jadi I Wayan Adnyana dengan Ni Luh ahli tenologi. Putri kesayangan I Ariati. Bernama lengkap Ni Luh Wayan Nasa dengan Windiati M Ratih Permatasari dan besar ini tinggal di Jalan Bay Pass No. nanti diharapkan jadi seniwati. 5 Nusa Dua Jimbaran, Badung. Tinggal di Dusun Tabu Desa Se- lat, Klungkung. Adik centil yang bergaya ini diharapkan orangtuanya jadi dokter. Lahir 9 September 1990 dan nama lengkapnya Luh Ria Rakhmadinaty. Tinggal di BTN Bualu Indah A-82 Nusa Dua, Badung. I Gusti Ayu Yunita Dewi, nama adik centil ini. Putri ke- sayangan Ir. I Gusti N Ngurah dengan Ketut Murtini ini lahir 7 Juni 1991 dan besar nanti diha- rapkan jadi dokter. Tinggal di Jalan Gajah Mada Gang 55 No. 6 Singaraja. Nama adik kita ini Yudha Han- ditya Jaya. Lahir 7 Juni 1990 dan besar nanti diharapkan jadi dokter spesialis anak. Tinggal di Jalan Gunung Agung Merthayasa No. 7 Denpasar. I Putu Septina Darmawan, nama bocah ini. Lahir 7 Septem- ber 1990 dan besar nanti diha- rapkan orangtuanya jadi se- niman tabuh Bali terkenal. Pu- tra pertama pasangan I Gede Darmika dengan I Gusti Ayu Putu Suarmini ini tinggal di Banjar Bale Agung Desa Yeh Embang, Mendoyo-Jemberana. Tumbuh Sehat Ceria spns s.u.n. Gizi Balita Anda MARI MENGGAMBAR A 2/2 24 2 2 MANFAAT GIZI YANG LENGKAP asuhan WIED N 5 Ο Adik-adik, Kali ini kita Coba untuk menggambar tikus yang lucu. Caranya, lihat Contoh di atas Yuk, kita Coba! lebih Rp Selamat & Sukses atas dilantiknya BAPAK PROF. DR. IDA BAGUS OKA SEBAGAI GUBERNUR KEPALA DAERAH TK. I BALI PERIODE 1993 - 1998 Post/Reuter Percetakan Offset BP JI. Kepundung No. 67 A Telp. 25764 Denpasar Harian Pagi Bali Post 4cm 2cm Mandala
