Tipe: Koran
Tanggal: 1993-09-05
Halaman: 10
Konten
Color Rendition Chart Mix Line Band Bali Post/IWS Musik Campur di Bali Tavern musik. Selain itu, kami tak SATU kelompok musik asal mungkin memuaskan seorang Bandung, namanya Mix Line atau dua orang audience kami, Band, saat ini ikut ambil bagian ungkap Heru Satwa ketika di- di tengah maraknya musik pub jumpai di tempat kelompok mu- di Kuta. Tentu saja, ini kelompok siknya menginap di Kuta. "Yang musik profesional. Sebagai enter kami pikirkan sekarang adalah tainer di bidang musik, pertama- mencari bentuk khas kelompok tama yang mereka sadari ada- musik kami," tambah Heru yang lah, bagaimana memikat au- dalam kelompoknya ia memain- dience supaya senang, terkesan, kan perkusi. Maka tak perlu dan memberi aplaus yang pan- heran, jika kelompok musik yang jang. Untuk tujuan ini, setidak- berdiri sejak Januari 1991 ini nya mereka berhasil melakukan- memainkan rock 'n rool, kemu nya saat show pada kali ini yang dian loncat ke pop, pindah lagi ke ketiga di Bali Tavern Kartika reggai, oke juga jazz, dan begitu Plaza, Kuta. Show mereka akan seterusnya. "Kecuali dangdut, terus berlangsung hingga 21 celetuk Iskandar, pemetik bass September mendatang. pada kelompok ini seraya ter- Menilik dari lagu-lagu yang tawa. "Bukan apa-apa ya, dang- mereka bawakan pada malam dut susah sih dimainkan," kilah ketiga, Jumat (3/9), ternyatalah Henky, si penggebug drum ke- kelompok ini tidak terpaku pada lompok ini. aliran musik tertentu. Dari nama bandnya saja sudah men- cerminkan adanya jalur musik "campuran". "Kami sulit meng- elak dari kenyataan itu. Kami sendiri mencintai semua jenis Mix Line Band juga ingin me- luaskan pengalamannya pada pertunjukan panggung terbuka untuk umum. "Tetapi hingga kini niat itu sulit dilakukan. Jad- wal kami sering bentrok dengan kap Heru. Sementara ini, menu- kegiatan musik yang lain," ung- rut Mix Line Band hanya sang- gup bermain di pub maupun ho- tel. Pub maupun hotel-hotel yang mereka singgahi umumnya Ja- karta dan Bandung, seperti El- dorado Under the Sea Pub (Ban- dung), Laga Pub (Bandung), Ohara Tavern, Regent dan sese- kali pada acara-acara kampus. Sedang personal mereka secara lengkap adalah; Mira (Vokal), Bay Jiddie (vokal), Denny Wildan (vokal), Harris S (key- board), Denny (keyboard), Iskan- dar (bass), Yudhie (gitar), Heru (perkusi), Henky (drum), dan Taupiq (saxophone). Begitulah, Mix Line Band, me- nawarkan masyarakat Bali de- ngan musik campurnya. Ada enaknya juga. Kalau kebetulan kita lagi bosan dengan jazz, bisa minta musik reggae. Ya kan, Mix? Lala.. la.. lalong.. long.. long. (I Wayan Suardika) Anthrax Tawarkan Konsep Putih AWALNYA mereka menca- nangkan ingin memberi pemba- ruan dalam kancah thrash me- tal. Mereka meramu teknik rap dan biologi Pembaru Bali Post Jimi Hendrix Dalam Kenangan AKTOR Matt Dillon mengun jungi makam tokoh gitar ini da- lam film Singles. Flea, anggota Red Hot Chili Peppers mentatto tubuhnya dengan kata Voodoo Chile yang merupakan single hits si tokoh gitar. Bahkan band Extreme mengabadikan tokoh gitar ini dalam tembang Rest in Peace. Taukah Anda, siapa tokoh gi- tar tersebut? Dialah Jimi Hen- drix, sang gitaris legendaris yang mahadahsyat. Hampir semua gi- taris kondang sejagad tahu ten- dan blues. Kemudian, penam- pilan komersial pertamanya di National Guard Armory yang kala itu dibayar 35 sen saja. Pemusik yang dikaguminya di usia belasan tahun adalah Buddy Holly, Eddie Cohran, Muddy Waters, Elmore James dan B.B. King. Sementara gitaris pertama yang dikaguminya ada- tahun, Jimi tamat dari SMA, lah Muddy Waters. Pada usia 17 Garfield High School. Namun, ia terkena wajib militer. Jimi me- Dengan bayaran kecil ia main di Jimi Hendrix Experience. Hari cafe Wha. Walau begitu, kepia- tersebut senantiasa dikenang waian memetik gitar dengan ta- ngan kiri yang kadang disentil dengan gigi membuat pengun- jung membludak dan puas hingga popularitasnya meram- bat. Alhasil, bassist Animal yaitu Chass Chandler antusias mere- krutnya ke London. Apa boleh buat, demi masa depan, hijrahlah ia ke Inggris de- dunia musik rock dengan penam- pilan memukau penonton yang baru kali itu melihatnya. Sambil memainkan gitar stratocaster, ditutupnya pagelaran dengan atraksi banting gitar dan mem- bakarnya di tembang Wild Thing. Komentar Jimi atas semua tadi, "Saya agak nervous main di tang Jimi dan belajar dari trik- nuju California untuk bergabung Itulah cikal bakal trio "Jimi Hen- mampu mengubah semua itu!" trik main yang dimilikinya. la seorang gitaris sekaligus vokalis yang wafat pada 18 Sep- tember 1970. Sosok kondangnya boleh dibilang segenerasi dengan musisi yang umumnya telah tiada seperti Jim Morrison, Brian Jones, Janis Joplin dan lain-lain. Cidera Lahir 27 November 1942 de- ngan nama John Allen Hendrix di Seattle, Amerika. Alat musik pertama yang dikenalnya uku- lele dan gitar akustik. Sedang alat musik pertama yang di- mainkan adalah harmonika, vio- lin, dan piano. Di SMA ia berga- bung dengan band Rouling Kings, memainkan musik rock 101 st dengan kesatuan tentara terjun payung, Airbone Paratroopers. Cukup mengagumkan presta- sinya dalam kesatuan tadi, ia masuk ranking utama dalam ka- tegori first class yang sukses de- ngan 25 kali penerjunan. Sayang, karena cidera pada le- ngan saat terjun Jimi keluar dari dinas militer. Sejak itu konsen- trasinya pada musik terpusat. Teristimewa pada gitar. Ia acap tampil bersama B.B. King, Sam Cooke, Ja Jackie Wilson, The Isley Brothers, Joey Dee dan litle Richard. Toh kondisi Jimi belum mapan. Serba kekurangan dan hidup minus menerpa dirinya. ngan manajer baru Chas Chan- dler guna memenuhi skenario. drix Experience" yang didukung Mitch Mitchell pada drum dan Noel Redding pada bass. Debut single Hey Joe dirilis di Inggris pada Desember 1966. Menyusul Purple Haze di bulan Maret 1967 dan The Wind Cries Mary bulan April tahun yang sama. Semua single ini menempati urutan ter- hormat di "Top Ten Inggris." Pada Juni 1967, tiga hari sete- lah Beatles menerbitkan album monumental Sgt Pepper's Lonely Hearts Club Band, Jimi tampak bersama George Harrison dan Paul Mc Cartney di Saville Thea- tre, London untuk merayakan al- bum tadi. Adalah Monterey Pop Festival merupakan debut penampilan Penonton Histeris, Cosindos Band Memukau DEBUR dan gelegar ombak Pantai Kuta disertai tiupan angin malam nan sepoi-sepoi, tu- rut mewarnai suasana malam Farewell Dinner dari para akti- vis dan fans berat Coca-cola, yang Jum'at (3/9) malam lalu menggelar acara unik dan cukup meriah di Poolside - Bintang Bali Hotel, Kuta. Di tengah keru- munan para undangan yang ha- dir malam itu, beberapa tamu bule berteriak histeris saat me- nyimak beberapa lagu yang di- kumandangkan oleh Cosindos Band yang malam itu tampil me- mukau di hadapan sekitar 500 penonton. Suasana di sekitar kolam re- nang yang pada setiap malam be- berapa hari lalu tampak begitu tenang dan terkesan romantis dengan mengandalkan sorotan sinar cahaya lampu-lampu kecil dan beberapa potong lilin. Na- mun Jum'at malam lalu menda- sejak 30 Agustus lalu hingga 5 September ini, menggelar acara unik yang dijuluki Festival Bali "Always Bali Always Coca Cola". Sehingga suasana kesibukan terlihat sejak siang hari, di mana, di tengah-tengah kolam renang itu, telah berdiri pang- gung berukuran cukup megah lengkap dengan sejumlah instru- ment band dan puluhan loudspeaker-pun telah berteng- ger mengelilingi panggung serta dihiasi pula dengan tatanan lampu spot yang digantung di be- berapa sudut panggung. Dari kejauhan, meski sang su- rya perlahan-lahan menghilang seakan ditelan ombak Pantai Kuta, pertanda senja telah tiba begitu juga dengan suasana ma- lam yang terus merambat, na- mu tetap terlihat cerah dan ter- ang benderang oleh sorotan lampu-lampu spot untuk meng- gantikan sang surya. Satu demi satu tamu undangan mulai me- sehingga sulit mengidentikasi- kan mana yang boss dan mana yang staf ataupun yang hanya sekadar tamu biasa. dos Band yang terlihat sangat piawai dalam memainkan instrument-nya maupun dalam mengalunkan beberapa lagu yang sedang nge-trend akhir- akhir ini. Yongki Damaianto, Excutive Assistant Manager Bintang Bali Hotel, yang turut mengintip pe- nyelenggaraan acara malam itu, kepada Bali Post menjelaskan bahwa penampilan Čosindos Band tersebut cukup menarik dan memuaskan seluruh un- dangan, meskipun ada puluhan undangan rela berdiri karena tak kebagian tempat duduk. "Formasi yang disuguhkan Co- sindos Band memang sangat cantik. Mereka tampil dengan semangat kompak dan rata-rata para musisinya sangat 'beken' serta menguasai dalam memain- kan alat-alat musiknya. Saya sendiri tak sadar kalau sudah hampir satu jam saya berdiri di sini," ujar Yongki sesekali me- depan publik Amerika kembali. Tapi anda bisa lihat, saya Usai itu, muncul debut album Are You Experienced? yang kian memantapkan eksistensi Expe- rience sebagai band rock paling hebat saat itu. Bulan Januari 1968 album ke- dua Axis: Boldmas Love dirilis. Di sinilah Jimi Hendrix menu- jukkan kejagoannya sebagai mu- sisi dan komposer. Banyak hits yang merupakan trik-trik ekspe- rimen studio dicuatkan. Simak saja pada tembang Exp dan If Six was Nine. Lalu nomor balada Little Wing. Nah, tembang ba- lada ini kelak diaransir ulang oleh Sting (eks Police) pada solo album Nothing Like The Sun. Juga, Skid Row di album B-Side Qurselves. Jagad kian mengakui sepak terjang Jimi dan tak terbendung lagi perbendaharaan teknik gi- tar yang dibuatnya. Mulai dari trik tremolo, variasi akord, per- pindahan fret, petik gitar hingga echo. Semua teknik mainnya seo- lah jadi kamus gitar yang ber- laku sepanjang masa. MINGGU, 5 SEPTEMBER 1993 MINGGU, 5 SEPTEMBER Jimi Hendrix Yang Bali Post/ist gagasan spektakuler sambil "on the road". Ia seolah tak acuh de- ngan sukses The Beatles, Stones, Pink Floyd, Emerson Lake and Palmer, Deep Purple dan Led Zeppelin. tuk formasi baru pada bulan OLeh Jimi dikeluarkanlah ke- Agustus tahun yang sama de- bijaksanaan mengaso sejenak ngan panji, Gypsys, Sund and untuk kemudian melanjutkan Rainbows." Lewat inilah kembali sejarah musik mahadahsyat di- ukir hingga jadi catatan sejarah. Saksi itu adalah pentas musik Woodstock Festival yang diha- diri musisi top saat itu. Saat "Saya akan kembali seperti se- membawakan gita The Star Spangled Banner Jimi memban- mula!!," begitu tekad Jimi. Ter- Akan Kembali? ting gitar dan menghancurkan nyata ucapan itu hanya ke- Gitaris kondang siapa saja se- lalu membakar bak api unggun. nangan belaka sekaligus tanda telah era Jimi pasti memakai ka- Kemudian sujud dan seolah pisah untuk selamanya dengan mus gitar tadi. Walau hanya mempersembahkan gitar ke- dunia ini. Jimi tak pernah kem- batu loncatan atau pengem- sayangannya pada bali lagi ke kancah musik. Ia pergi untuk selamanya ke alam bangan baru. Mulai dari Jimmy Mahakuasa. baka tepat pada tanggal 18 Sep- Page, Enddie Van Halen, Pete tember Tuhan Towhsend, Keith Richard, Eric Johnson, Joe Satriani, Steve Vai mengubah lagi nama band jadi memanggilnya! hingga gitaris blues modern Ro- Band of Gypsys berformat Billy ejutkan dunia musik khususnya Kepergian Jimi amat meng- bert Cray dan almarhum Stevie Cox (bass) dan drumer Buddy rock dan metal. Jagad raya ber- Ray Vaughn mengakui kehe- Miles (drum). Jimi unjuk gigi kabung seraya mengingat-ingat batan Jimi Hendrix. Termasuk habis-habisan meramu musik keperkasaan seorang gitaris ki- vokalis Robert Plant dan Mick rock, funk dan electric blues. Jagger. Tanpa sungkan, Jeff Usai menerbitkan cakram Band bak sebuah kamus. Ucapan Jimi dal yang permainannya komplit Beck, Joe Rerry, Richie Sambora, of Gypsys di bulan Mei 1970, yang pantas kita teladani ialah: Lenny Kravitz, Brian may, Red Mitch Mitchel kembali menem- "Nama besar atau terkenal bu- Hot Chili Peppers, Living Colour pati posisi drummer. Reuni ini kanlah hal penting. Bakat dan dan Eric Gales menghadirkan kontan menjelajahi Eropa lewat teknik-teknik Jimi Hendrix se- tur konser. Sayangnya tur berat perasaan yang peka itulah yang cara tak langsung dalam kompo- ini membuat bassist Bill Cox harus terus diasah". sisi musiknya. (Saut Sidabutar). Konser keliling Amerika pun dan scratching dalam adonan suara unik dari instrumen drum band-band pantai Barat kontra dak begitu ramainya dan terlihat madati kolam renang, berbaur, nyanyikan beberapa bait po digelar pada Februari 1968 men- thrash metal. Hasilnya? Boleh juga. Cuma, hanya sampai situ. Pencanangan mulai loyo, usai 6 album digelar, muncul konsep baru, konsep putih di gres album Sound of White Noise Penyakit Sekitar 1985 Anthrax diben- tuk oleh kwintet Scott Ian (gitar). Dan Spitz (gitar), Frank Bello (bass), Charlie Benante (drum) dan vokalis Joey Bellandonna. Nama Anthrax mereka abadikan dari sejenis penyakit infeksi yang mematikan. Entahlah, di kemudian hari ada saja tembang mereka yang menyinggung per- ihal kimia, lingkungan hidup Jenis musik metal yang me- reka pilih rada mirip Sepultura. Hanya saja, Anthrax memiliki Charlie yang mampu menggele- gar bak suara halilintar. Pun me- reka kelabakan untuk senan- tiasa terus memacu musik speed metal bak Slayer! Tapi, diban- ding Morbid Angel, Napalm Death dan Carcass, Anthrax le- bih bisa dinikmati. Pola nada to- talitas harmoniknya jelas. Tentu buat yang belum ter- biasa mungkin akan puyeng dan beropini bahwa musiknya mono- ton. Ada benarnya. Beat dan ryt- hem terasa monoton. Tapi, men- dadak mereka lakukan variasi di bagian-bagian tertentu. Nah, itulah nikmatnya thrash!! Dari Diskusi "Musik Dalam Teater" Ketika mereka muncul, per- tentangan yang dibuat publik te- ngah memanas yaitu antara pantai Timur. Mereka yang dari pantai Timur tercatat sedikit tapi rata-rata sukses, seperti Kiss dan Twisted Sister. Nah, pada kondisi kala itu, Anthrax benar-benar tangguh. Sebab saingan mereka hanyalah band heavy rock Ratt dan Keel. Dengan formula rap dan scrat- ching, Anthrax pun dikenal seba- gai pembaru dunia musik thrash. Kemudian, corak ini di- ikuti pula oleh Faith No More. Bak jenis penyakit yang memati kan itu, album-album Anthrax pun kontan menyikut ke jenjang (Bersambung ke Hal. 1 1, Kol. 4) Sutradara harus Paham Musik MEMPERINGATI HUT ke-12 Teater Agustus, Sabtu (28/8) lalu, pencinta teater Bali mengadakan diskusi "Musik da- lam Teater". Pembicara dalam diskusi yang digelar di 'markas' Teater Agustus ini adalah Tan Lioe le, I Wayan Suardika, dan Hardiman. Diskusi yang sebe- lumnya diisi dengan acara pe- mentasan musik-musik sponta- nitas dan pementasan drama Malam Terakhir dari Teater Be- lum Punya Nama (Seni Rupa STKIP Singaraja) dengan sutra- dara Hardiman ini, di samping mempersoalkan unsur musik da- lam pementasan teater, juga le- bih jauh menyentuh unsur- unsur lainnya. Tentang penyu- tradaraan misalnya, Tan Lioe le menyorot bahwa seorang sutra- dara (teater) idealnya harus ge- neralis. Sutradara tidak saja ha- nya mampu mengatur dan ber- tanggung jawab dalam artistik dan teknik pementasan, namun harus juga menguasai seni mu- sik, sehingga mampu mengha- dirkan pertunjukan yang layak ditonton. Mampukah sutradara juga sebagai "musisi teater"? Wartawan Bali Post mencoba merangkum dalam tulisan ber- ikut ini. KITA harus berani mencipta sesuatu yang baru. Dan ini ber- arti kita harus siap menanggung resiko apa pun yang akan terjadi. "Kita harus siap mental jika suatu saat garapan teater kita ditinggal oleh penonton, atau di- lempari telor busuk ke atas pang- gung," kata Tan Lioe le yang juga penyair itu. Resikonya, harus kita terima dengan jiwa besar, dengan bijaksana. Berbicara masalah teater, kita tidak bisa lepas begitu saja dari unsur seni yang mendukungnya. Teater tidak bisa berdiri sendiri. mal," katanya. Pertunjukan seni teater berada dalam sebuah konteks yang sulit dipisahkan dengan kesenian lain. Dosen sastra Unud Ketut Asa Kartika (Alm) pernah meng- atakan, seni teater terdiri dari unsur seni lukis, seni musik suara, seni ukir, seni akting, dan seni lukis, di samping unsur- unsur seperti penyutradaraan, naskah, tata artistik, audience, dan tata panggung. Unsur-unsur pendukung itu- lah oleh Tan Lioe le disebut seba- gai sinergi. Sinergi dalam kon- teks ini diartikan sebagai kerja sama yang optimal dari unsur- unsur tersebut. Kerja sama ini akan memberikan nilai lebih da- lam suatu pementasan, diban- ding dengan jika unsur-unsur tersebut bekerja secara "sendiri- ratusan undangan memadati ko- lam renang yang sekaligus dija- dikan ajang santap malam. Suara keras dan lantang saling bersahutan, ada yang tertawa le- pas, ada pula yang berteriak saat memanggil kawannya dan masih ditimpali lagi oleh alunan musik lewat beberapa salon dan loud- speaker yang rata-rata ber- ukuran besar. Sehingga mereka seakan saling bersaing agar apa yang diucapkan dapat didengar oleh lawan bicaranya. Memang malam itu merupa- kan malam pesta pora dari ra- tusan peserta dan undangan dari beberapa kota di Indonesia yang buh,"kata Madi yang baru saja mengeluarkan album musik ek- sperimental itu. Dalam hubungannya dengan audience, tidak dimaksudkan untuk membatasi pemusik kita dari pemberontakannya terha- dap konvensi yang ada dengan melahirkan karya-karya Garda Depan. Melainkan, sekadar me- nyebutkan alternatif yang ada. "Pada akhirnya apapun alterna- tif yang dipilih untuk menghasil- tongan lagu-lagu yang sempat jelajahi 60 kota dalam tempo 66 dihadirkan Cosindos Band. Lebih lanjut Yongki juga me- muji gaya dan penampilan dari para musisinya yang tak kalah dengan penampilan artis-artis luar negeri yang pernah tampil Setelah beberapa mata acara dilewati dengan suasana ceria dan gembira, tiba-tiba dari salah satu sudut terdengar teriakan cukup histeris dari beberapa di Bintang Bali Hotel. "Nama Co- tamu bule yang duduk bergerom- sindos Band memang cukup bol saat kelompok Cosindos mempunyai arti klasik, yaitu Band tampil dengan menghadir- Coca-Cola Surabaya Indonesia. kan puluhan lagu yang dinyanyi- Memang para musisinya juga kan secara bergantian. Mereka masih tergolong arek-arek Suro- (tamu bule, red) tersebut berjing- boyo" tutur salah seorang un- krak sambil bernyanyi dengan dangan yang enggan namanya suara keras seakan mengiringi disebutkan di koran. dan mendueti para musisi Cosin- (Djoko Moeljono). hari. Ternyata ia tetap mampu membuktikan ketangguhan dan April 1968 begitu konser usai stamina. Tengok saja, bulan langsung masuk studio garap al- bum Electric Ladyland. Unik- nya, saat pembuatan album ter- sebut sang manajer Chas Chan- dler frustrasi dan meninggalkan proyek ini. Jimi jalan terus dan pada Oktober 1968 jadi album no. 1 di Amerika. Noel Redding keluar dari Ex- perience usai konser di Denver Pop Festival tanggal 29 Juni 1969. Tapi Jimi segera memben Cerita berikut, Jimi Hendrix sakit. 1970. Diundur, Lomba Cipta Lagu & Penyanyi Remaja Lagu Pop Bali '93 PENYELENGGARAAN Panitia juga menyebut, tek- Lomba Cipta Lagu & Penyanyi nis penyelenggaraan Remaja Pop Bali '93 LCL&PRPB'93 yang rencana (LCL&PRPB'93) yang renca- bakal digelar di Gedung nanya pada 20-22 Agustus Dharma Graha Lumintang, lalu, diundur pada 10-11 Sep- Denpasar, ini tidak ada per- tember mendatang. Panitia pe- ubahan. Pada malam pertama nyelenggara, SSP Production akan dilangsungkan babak bekerja sama dengan Maha- nyisihan dan malam kedua rani Record dan sejumlah yang juga akan dimeriahkan sponsor ini, mengatakan hal oleh penyanyi Yong Sagita tersebut kepada Bali Post akan dilangsungkan babak fi- Sabtu (4/9). nal.(*) Musik Dalam Teater, Upaya Menggapai Sinergi DATANG ke dalam suatu per- tunjukan teater berarti kita di- hadapkan dengan cermin ma- syarakat. Masyarakat di sini ti- dak terbatas hanya pada masyarakat di mana kita berso- sialisasi, karena cermin tersebut dapat menjangkau hampir selu- ruh pelosok bumi. Cermin di sini kan optimalisasi dari suatu ka- bisa saja berbentuk lonjong, ce- rya seni, sinergi mutlak diperlu- kung, retak. Bisa pula cermin kan," kata Tan Lioe lea dengan ajaib yang mempercantik atau- nada yakin. "Persoalannya, apa- pun menjungkirbalikkan kah seorang sutradara punya ke- kenyataan. beranian dan punya nyali nggak untuk mencoba hal terbaru me- nampilkan musik dalam teater," tanya Tan Lioe Ie. Jawabannya terletak pada keberanian sang sutradara untuk memulai yang terbaru. Kerja Berat Mencoba sesuatu yang sama sekali "asing" bagi kebanyakan mahaman ini perlu sehingga ke- Bagi pencinta teater sejati, pe- tika mereka menyaksikan pe- mentasan teater mereka harus siap untuk tidak kecewa, jika yang tercermin adalah sisi buruk dari wajah mereka. Mereka juga harus siap untuk menertawakan diri sendiri seandainya yang tampil adalah sisi yang lucu. Dan bersiap-siap untuk tidak cukup akan memberikan hasil lebih di- bandingkan jika unsur-unsur tersebut "bekerja" sendiri-sendiri. secara Menggapai Sinergi Berbicara mengenai musik, tanpa mengecil arti unsur-unsur yang lain, perlu lebih dahulu di- kenal beberapa unsur dan ke- kuatan musik itu sendiri. Pada dasarnya ada tiga unsur dasar yang menyebabkan suatu bebu- nyian dapat diklasifikasikan se- lodi, irama atau ritme, dan kese- bagai musik yaitu: nada atau me- larasan atau harmoni. Dalam hubungannya dengan teater, kekuatan musik sering dimanfaatkan untuk memperte- gas peralihan babak, adegan, dan membina klimaks. Namun jarang disadari musik juga mem- punyai kemampuan untuk menghadirkan" ruang dan Oleh Tan Lioe Ie Sinyalemen tersebut di atas waktu shooting. Pemahaman dapat dibuktikan dengan tak yang dalam inilah yang dapat satu pun kursus musik yang ada mendorong ke arah suatu di Indonesia yang mengajarkan sinergi. musik timur. Bagi kita di Bali rasanya su- Ketika manusia mengenal agama, kebiasaan semacam ini Celakanya dalam musik Barat dah saatnya juga menerapkan berlanjut dalam ritus-ritus kea- pun, khususnya di Bali ini, tidak pola yang sejenis atau berde- gamaan yang bersifat teatrikal. ada institusi formal maupun in- katan dengan ketiga contoh di Secara lebih nyata peranan mu- formal yang dapat menghasilkan atas dengan segala keterbatasan sik dalam teater tampak pada pemusik berbobot. Ini bersama yang kita miliki. Agar jangan nyak dilahirkan karya-karya yang ada mempercil alternatif ataupun dadakan sebagaimana zaman Renaissance, ketika ba- kekurangan-kekurangan lain musik kita terkesan "tempelan" alternatif musik yang bisa dipa- beberapa pementasan yang se- lama ini saya tonton. kai pada teater. opera. Kembali kepada sinergi. Me. orang yang telah terbiasa pada mengerti ketika yang tampil waktu. Juga musik tidak hanya tas tidak menyangkut peralatan pat lepas dari unsur-unsur tea- Putu Fajar Arcana pun pada dialog itu lebih memfokuskan pada musik-musik yang bersifat abstrak. Tidak saja dengan benda-benda yang dipukul dus menimbulkan atau menghasil- kan nada-nada, tetapi suara angin, desingan angin, siutan angin, sampai suara hujan pun bisa dijadikan sarana dalam pe- mentasan teater. Pun Tan Lioele tidak menampik adanya sarana seperti itu. Dalam berteater, ja- ngankan suara-suara angin, de- rap langkah pemain pun bisa di- kategorikan sebagai musik apa- bila hentakan kaki seorang pemain beraturan dan memben- tuk suatu irama yaitu ada un- sur naik-turun, tinggi-rendah, dan cepat-lambat. mang merupakan tugas ekstra berat bagi para pemusik yang berteater. Pemusik teater tidak sebebas pemusik lepas. Luluk Purwanto --violis Indonesia ter- kemuka itu--misalnya, memain- kan biolanya dengan sebebas- bebasnya tanpa lawan mainnya. Dia bisa memainkan apa saja yang diinginkan. Berbeda de- ngan di teater, seorang pemusik internal harus mengikuti ritme pertunjukan, dan secara ekster- nal pemusik harus melihat kei- nginan dan kemauan penonton. Keeksitensiannya tidak lepas Kekuatan Musik dari unsur teater lainnya. Untuk mencari sinergi tersebut diperlu- Musik tidak hanya mampu menyentuh emosi yang masih kan keterlibatan sejak awal, dalam batas-batas rasional, na- yang pada dasarnya akan meng- mun juga membongkar alam ba- arah pada keinginan audience. Namun di satu sisi, Madi Kerto- wah sadar. Contoh ekstrim ka- sus psikologis yang menyangkut negoro --dramawan, pelukis, dan pengalaman dan trauma seseo- musisi yang juga hadir dalam di rang-pengalaman indah, mena- skusi ini--justru menyebut rik, buruk, suka cita, dan duka bahwa sinergi adalah sesuatu cita dan sejenisnya. "Kekuatan yang normatif. "Sinergi tergan- dan sifat inilah secara sadar ha- tung dan lahir dari norma-norma rus dimanfaatkan secara opti- yang ada di mana teater itu tum- sendiri". Pada dasarnya, lebih lanjut menurut penyair yang juga pemusik itu, ada tiga unsur dasar yang menyebabkan suatu bebunyian dapat diklasifikasi- kan sebagai musik yaitu nada atau melodi, irama, atau ritme, dan keselarasan atau keharmo- nisan. Dalam hubungan dengan teater, kekuatan musik sering dimanfaatkan untuk memperte- gas peralihan babak, adegan, dan membina klimaks. Namun jarang disadari musik mempu- nyai kemampuan untuk meng- hadirkan ruang dan waktu. Bali Post/dok MUSIK TEATER - Tiga pembicara: I Wayan Suardika Tan Lioe le, dan Hardiman dalam diskusi "Musik dalam Teater" yang diselenggarakan oleh Kelompok Teater Agustus pertunjukan drama gong, misal- nya, memerlukan kerja ekstra berat. Di sinilah seorang sutra- dara diuji kesabarannya dalam membina auidience sendiri. Kerja berat seperti ini pernah juga dilakukan oleh Teater Gan- drik, walau masih terbatas pada pengenalan teater secara umum. adalah sisi yang absurd, karena kehidupan sendiri memang pe- nuh dengan absurditas. Juga mereka tidak memiliki alasan untuk tersinggung, terutama terhadap pribadi-pribadi pe- meran, sebab mereka merupa- kan impersonal -- pembawa ka- rakter lain. Pada teater tradisio- nal hal ini dipertegas dengan pemakaian topeng. Tapi mengapa golongan pe- nonton semacam ini masih dapat kecewa? mampu menyentuh emosi yang masih dalam batas-batas rasio- nal, tetapi juga mampu mem- bongkar alam bawah sadar (con- toh ekstrim untuk hal ini adalah pada kasus psikologis yang me- nyangkut pengalaman trauma- tis seseorang). Kekuatan dan si- rus fat inilah yang secara sadar ha- dimanfaatkan secara Sudah saatnya bagi para pe- musik teater, sejak dini, bergelut dengan naskah yang umumnya lahir dari tangan pengarang atau sastrawan, sehingga musik Perkembangan musik makin pesat sejalan dengan tumbuhnya Kembali pada sinergi yang se- industrialisasi. Dicirikan antara dikit disinggung di atas, me- lain dengan ditemukannya mang merupakan tugas yang teknologi-teknologi tertentu di ekstra berat bagi para pemusik bidang peralatan musik yang yang berteater. Kita ketahui ber- garapan mereka bisa disebut se- kaya variasi suara. Ini sekaligus berkah serta "musibah". "Musi- sama inspirasi adalah pendorong bagai musikalisasi sastra. Me- utama bagi kreativitas seorang mang akan jauh lebih memper- bah" karena pada akhirnya mu- sik modern kita lebih berorien- seniman. Sayangnya inspirasi mudah kerja para pemusik jika naskah diilhami oleh musik -- se- seorang pemusik teater tidak se- tasi ke Barat. Padahal moderni- bebas pemusik lepas. Ia tidak da- ring disebut sebagai literisasi musik. Namun lepas dari kedua semata, dia lebih bersifat se- ter lainnya. Untuk mencapai si- hal tersebut di atas, yang juga suatu yang inner. Pada manusia nergi tersebut, dalam hal ini perlu diperhatikan pemusik ada- menyangkut mentalitas. Walau- diperlukan keterlibatan sejak lah audience - walaupun meru- lain dengan semakin mandirinya pun modernitas dicirikan antara awal. Sophocles yang legendaris pakan unsur eksternal. Dalam naskahnya banyak dimainkan hal ini pemusik dapat mengam- manusia dan semakin kaya in- di Indonesia -- memang juga seo- bil musik yang sudah merupa- formasi, kemandirian sering di- rang pemusik, namun perkem- kan "konvensi" bagi audience artikan bahwa karya modern bangan zaman telah mengarah- tertentu. Namun kalau karya bersifat individualistik, tidak kan manusia pada spesialisasi. tersebut hendak dipergelarkan menghilangkan sama sekali ko- Seorang sutradara idealnya ada- di hadapan audience yang tidak lektivitas. Hanya saja kolektivi- lah seorang generalis, tetapi mengenal "konvensi" tersebut, mance suatu karya musik, bukan bihi kemampuan para specialis juga menghadirkan nuansa yang tas di sini lebih pada perfor- tentu sulit baginya untuk mele- keuniversalan sifat musik dapat pada komposisinya. Mengingat dalam bidangnya. Ini mungkin diinginkan. hal ini, dengan perangkat musik salah satu sebab mengapa Arifin yang kita miliki pun, kita C Noer dan Putu Wijaya mem- mampu untuk menghasilkan percayakan penggarapan musik- musik modern. Demikian juga nya pada para specialis (Embie C dengan memanfaatkan per- Noer dan Harry Roesli) yang dili- alatan peralatan yang tak cuma batkan sejak awal. Dalam dunia berasal dari Barat, terutama film, Akira Kurosawa adalah pada pemanfaatan karakter contoh yang baik, di mana kru suara yang dihasilkannya. Salah dan artisnya tidak pernah ber- seorang pemusik modern yang ganti sedari awal ia membuat terkenal, Debussy dari Prancis film. Sehingga mereka paham natif yang dipilih, untuk meng- memberikan perhatian khusus betul apa yang diinginkan oleh hasilkan optimalitas dari suatu (Arab, Cina, Bali). Kurosawa sendiri tak hadir di diperlukan. optimal. jak kapan musik menjadi bagian Tak ada catatan yang pasti se- dari teater/drama. Hanya ada dugaan bahwa hal itu dimulai se- jak zaman prasejarah. Ketika manusia masih hidup di goa-goa, usai melakukan perburuan, se- bagai ungkapan kegembiraan, mereka sering menari-nari (de- ngan meniru gerakan binatang peniruan adalah cikal bakal drama), mereka juga berteriak- teriak sambil menghentak- hentakkan kakinya dalam ritme tertentu. Memang jenis musik pada masa ini lebih menekankan kepada musik-musik Timur Kurosawa meskipun terkadang karya, pada ritme. Musik Teater Mencari Inovasi pertemuan teater Indonesia Kelompok kesenian ini melang lang buana dari kampung satu ke kampung lainnya sebelum dia tenar seperti sekarang ini. Hasil- nya boleh dikata Teater Gandrik begitu membudaya dan terpatri Maka jawabnya bukanlah ka- di hati penggemarnya. Bagai- rena hal-hal tersebut di atas, me- mana Bali? lainkan lebih pada kelemahan Sutradara harus berani trial salah satu atau lebih dari unsur- and error. Artinya, siap untuk di- unsur berikut: naskah, penyu- kritik dalam arti positif. Ke- tradaraan, pemeran, tata artis- nyataan yang kita saksikan ba- tik, dan musik. Jika semua unsur nyak di antara mereka ini telah dihadirkan secara ba- (sutradara-red) tidak berani di- gus namun penonton masih juga cemooh dan atau dicaci-maki di kecewa, maka jawabnya adalah depan umum, karena eksperi- pada tidak terjadinya sinergi. Si- mennya gagal. "Kadang-kadang nergi dalam konteks ini diarti- kita mencari selamat, sehingga kan sebagai; kerja sama yang op- kita tampil sesuai dengan kon- timal dari unsur-unsur tersebut vensi yang ada, apa yang ada itu yang kita manfaatkan. Pada ma- salah musik teater, kesan musik TEATER, sebagai salah satu "tempelan" masih tetap mewar- cabang kesenian yang melibat- nai pertunjukan teater. Tidak kan unsur multimedia sebagai ada hal-hal yang baru yang di- komponen pendukungnya, me- tampilkan. Sehingga tak pelak mang memiliki korelasi yang lagi muncul kesan kurang krea- kongkret dengan seni musik. Se, tif dalam penggarapan sebuah buah exhibition akan terasa pertunjukan teater. hambar dan mancul bilamana ti- Bagiamana dengan di Bali? dak diimbangi dengan unsur mu- Rasanya sudah saatnya kita me- sik. Sehingga kehadiran musik miliki sutradara yang bukan saja nyaris menjadi bagian dari se- pandai mengatur pementasan buah struktur dramatik. dan penaskahan, tetapi juga mu- Hubungan timbal-balik an- sikus teater tentunya dengan se- tara seni teater dengan seni mu- Warna pembaruan itu bukan gala keterbatasan yang dimiliki. sik ini memang sudah disadari saja hadir dalam bentuk audio, Kini sudah saatnya para pemu- jauh-jauh sebelumnya. Adolphe atau bunyi-bunyi alat musik sik teater -- istilah Tan Lioe Ie -- Appia, seorang tokoh drama ber- yang dihadirkan, akan tetapi semestinya sejak pagi buta ber- kebangsaan Italia yang hidup juga pada alat atau media yang gelut dengan sejumlah naskah antara tahun 1862-1928, sudah mereka pergunakan. Para pe- yang umumnya lahir dari seo- mulai berpikir ke arah yang lebih nonton (peserta PTI) yang ber- rang sastrawan, sehingga musik serius soal musik dalam teater asal dari berbagai kota di Indo- garapan mereka bisa disebut se- ini. Sehinga kehadiran seni mu- nesia maupun mereka yang da- bagai musikalisasi sastra. sik dalam teater tidak bisa dika- tang dari luar negeri, rata-rata "Siapa yang akan memulai ?"be- takan sebagai sekadar ilustrasi. tidak mengenal nama salah satu gitu kira-kira 'gong' diskusi se- Mengingat fungsinya yang lebih alat musik yang digunakan oleh malam suntuk yang dihadiri dari sekadar ilustrasi. kelompok Teater Gandrik dari Umbu Landu Paranggi, Abu Ba- Yogyakarta. Di samping bunyi kar, Sunaryono Basuki KS, Putu Pembaruan yang dihasilkannya juga baru, Satrya, kelompok Teater Angin, Sehubungan dengan vitalnya bentuk dan rupa alat (musik) ter- Sanggar Posti, Teater Kene Ne- kedudukan musik dalam teater sebut juga benar-benar asing gara, Teater GAR Negara, dan ini, di Solo baru-baru ini telah dan baru di kalangan para pe- sejumlah pecinta teater di Den- terjadi semacam kejutan besar. kerja teater, bahkan juga di ka- Beberapa peserta yang tampil langan para pekerja musik sen- (Sutiawan). untuk menyemarakkan forum diri. Dan akan sia-sia mencari pasar. Dalam hubungannya dengan audience, apa yang saya katakan di atas tidak dimaksudkan un- tuk membatasi pemusik kita dari pemberontakannya terhadap konvensi yang ada dengan mela- hirkan karya-karya Garda Depan. Melainkan sekadar me- nyebutkan alternatif yang ada. Pada akhirnya, apa pun alter- sinergi mutlak diran para pemikir yang memi- liki prospek jauh menjangkau ke depan. hal ini ditandai dengan miskinnya dunia teater kita dari kehadiran para kritisi, penulis (PTI) 1993, mulai menunjukkan Oleh Geger Prahara jadi ketika suara symbal drum naskah, pengamat dll, yang per- tanda-tanda ke arah pembaruan yang belum pernah terjadi pada masa-masa modern. atau modern itu. Apa yang ter- bertemu dengan gamelan? tentu ia akan meningalkan sebuah generasi sebelumnya, baik pada atau ensiklopedi musik Indone- atau generasi- nama alat tersebut dalam kamus pertanyaan besar di lubang teli- nga kita. Situasi yang kini te- teater tradisional maupun teater sia maupun dunia. Karena alat ngah berlangsung dalam ruang musik tersebut hanya baru dike- lingkup (dunia) teater Indonesia nal dan dimiliki oleh Teater modern, memang masih dalam Gandrik. proses pencarian terhadap ino- Warna pembaruan itu juga vasi (nilai-nilai baru) yang lebih terlihat pada beberapa kelompok kontekstual dengan massa. Mek- lain, seperti Teater Aquilla Ja- sipun proses itu terkadang tidak karta, Teater Bengkel Muda Su- diimbangi dengan bekal intelek- rabaya, Teater Gidag Gidig Sura- tualitas yang memadai. Se- karta, dan teater Bengkel Aktor hingga tidak jarang bentuk pen- Mataram. Meskipun warna pem- baruan yang mereka hadirkan spekulasi yang hanya mampu carian mereka terkesan sebagai hanya baru sampai pada unsur melahirkan sesuatu yang bersi- bunyi musik yang mereka hasil- fat "kebetulan". Atau indiom ka- kan, dengan perantaraan media sarnya, ibarat orang buta yang (alat musik) yang mereka pergu- berjalan tanpa tongkat. Se- nakan, seperti gamelan, symbal hingga syukur-syukur tidak ter- drum, kelentang, seruling, gidur perosok ke dalam lubang. dll. Dan yang menarik untuk di- catat dari event PTI X/1993 ini, Di samping tidak diimbangi adalah ketika sebuah kelompok faktor intelektualitas yang me- mencoba memadukan kedua je- madai, upaya pencarian mereka nis alat musik yang sering kita juga cenderung berjalan sendiri- sebut sebagai jenis tradisional sendiri. Artinya, tanpa keha- anannya sangat berpengaruh terhadap sebuah perkem- bangan. Indonesia yang luas ini tentu saja tidak cukup hanya de- ngan kehadiran WS Rendra, N fien C. Noer, Putu Wijaya, Riantiarno, Teguh Karya, Ari- Afrizal Malna, Wayan Dibia, Wisran Hadi, Sal Murgiyanto, berada pada kondisi yang lebih Boedi S. otong dll. Untuk bisa orang yang lebih "banyak" lagi. baik, tentu dibutuhkan orang- Sementara tanda-tanda ke arah itu belum menampakkan gejala- pada event Solo baru-baru ini. nya sampai sekarang, termasuk Referensi Persoalan lain yang juga diha- dapi oleh para pekerja teater In- donesia sekarang ini, adalah soal keterbatasan referensi. Buku- buku yang berbicara tentang tea- ter (dalam bahasa Indonesia) sa- ngat sedikit sekali. Hingga seka- (Bersambung ke Hal. 1 1, Kol. 4) Ma MANUSIA jarang merasa pua kadang-kadang minta jantung. S Pencipta membatasi kemampuan manusia tidak bisa melihat dongeng ada diceritakan, bahwa d ciptaan seru sekali alam, manusi pu melihat segala hal. Illahi pun b disapanya. Konon karena selu manusia berwarna hitam. Namu ini disalahgunakan. "Salah seorang dari nenek-mo dalam dongeng itu, menyapa Dew di atasnya, ketika dia lagi buang semak. Tentu saja Dewa tersebu bagian dari mata manusia yang b tak terbatas ditaburi kapur. S manusia berwarna dua, putih dan Dewa tersebut masih bermurah ha warna hitam di mata kita. Kalau akan bisa membedakan antara ca mulut normal dan sumbing, bah malam pun kita tak tahu kecu panas dan dingin di kulit," ko Degeng di Pos Kamling saat me jaga malam. "Kau jangan cepat-cepat mer karena mata manusia berwarna merasa beruntung bila mata man banyak. Sebab dengan hanya wa hitam, kebanyakan dari kita be orientasi dua nilai. Salah-bena miskin-kaya dan segala pikiran y tik. Akibatnya kita jarang mempe Karena kita lebih sering mengar baik dan benar, lalu orang-ora sependapat dengan kita, diang salah, yang harus dimusuhi da Padahal kita sering mendengar ketiga, negara-negara Nonblok, juga istilah statusquo dan gen • dalam konflik politik dan perang berarti bahwa di mata manusia strak, yang kadang-kadang segelintir orang?" debat Yulia menyorotkan lampu senternya kel "Kau benar! Kita sering mender dikatakan bermata hijau, kendat ungkapan. Kala marah orang dis merah, di samping juga diakibatk mata. Mata kuning tentu disebab pada hati. Warna merah dan kunin bisa dipantau pada mata. Tetap sulit, karena objek pemantauanny ta, tetapi pada sikap dan tindakan sakit bukan fisik, melainkan m menyembuhkan sakit orang berma gampang. Apalagi kalaujabatan da kian tinggi. Kalau bininya berp parah dengan warna mata hijau t nya tambah runyam. Instansi ya suami dianggapnya perusahaan moditi yang dijual cuma tanda tang penyakit mata hijau ini, kemudian kolusi yang berdampak luas. I kemiskinan struktural!" sahut Su makan nasi bungkus yang dised rakat bagi para petugas Kamling. "Tugas kita malam ini juga akib sia-manusia bermata hijau. Kemi tural menimbulkan kesenjanga ekonomi kian lebar, yang kemudia PAR Ngatmo, pemuda kelahiran Semarang ini boleh sedikit lega karena kerja yang telah disiap- kannya selama berbulan-bulan boleh dibilang sukses. Kongres Nasional I Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, telah ber- langsung, dan tugasnya sebagai Ketua Panitia Penyelenggara selesai sudah. Paling tidak, ia tidak perlu ruwet lagi memikir- kan masalah sound sistem, kur- si, dan dana. "Walaupun banyak hambat- an, saya bersyukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa, acara ini bisa berlangsung," katanya di sela kesibukan memonitor acara. Walaupun kecil, pemuda yang berusia seperempat abad ini, di kalangan teman-teman- nya dikenal gesit dan cerdas. Jadilah ia terpilih sebagai ketu- a. Walau demikian, dengan ren- dah hati ia mengaku bahwa se- muanya terlaksana berkat ker- ja keras teman-temannya, do- sen dan para pembina. "Sudah hampir sebulan saya tidak pulang," katanya sambil mengusap peluh di wajahnya yang terlihat letih. Tapi segera saja kelesuan menjadi sirna, ketika mendapati wajah-wajah peserta yang cerah ceria. Ia mengaku bangga melihat se- mangat teman-temannya se- sama mahasiswa. "Saya senang melihat mereka bisa berbicara, mengeluarkan pendapat ten- tang ajaran agama mereka. Yang terpenting, kebanggaan di mereka sebagai orang Hindhu," ungkapnya lebih lanjut. te ga ha m pa ja m m m Da me K pu bi lab ka Lantas tiba-tiba saja ia nye- rocos tentang nama pemberian m orangtuanya. Ngatmo yang be- rasal dari kata atma, dan ng se- bagai tambahan, membuatnya merasa utuh sebagai orang Hin- ga du. Ia sadar akan banyak yang pangling dengan namanya, tetapi dengan bekal pengeta- huan agama yang benar, ia me- rasa yakin akan mampu menje- laskannya. "Bukankah yang tet terpenting adalah perbuatan ga kita?" tanyanya seolah pada diri pa sendiri. Memang ia telah men- jawabnya dengan kerja. Jadilah kongres yang berlangsung lima hari ini, melibatkan sekitar 200 peserta dari 18 kordinator pih wilayah seluruh Indonesia. Ma- hasiswa Hindu dengan segala ha keanekaragamannya telah ber- kumpul, berbekal pengalaman lain hidup di Semarang, Jakarta, inil dan Sulawesi apa yang dihara- pkan pemuda tingkat skripsi pun mu rut ini, ta u wad ma kan for mer gain bag gan nya prib D lah- kege Deng bera ganja tak t up ke akat tenta lagi. kita bicar emuk pa tal 4cm
