Tipe: Koran
Tanggal: 1993-09-05
Halaman: 11
Konten
Color Rendition Chart 03 MINGGU, 5 SEPTEMBER 1993 BROLAN DI BALE BANJAR Mata MANUSIA jarang merasa puas. Dikasih hati, kadang-kadang minta jantung. Sebab itu, Maha Pencipta membatasi kemampuannya. Misalnya, manusia tidak bisa melihat Tuhan. Dalam dongeng ada diceritakan, bahwa di awal era pen- ciptaan seru sekali alam, manusia pernah mam- pu melihat segala hal. Illahi pun bisa ditegur dan disapanya. Konon karena seluruh bola mata manusia berwarna hitam. Namun kemampuan ini disalahgunakan. "Salah seorang dari nenek-moyang manusia dalam dongeng itu, menyapa Dewa yang terbang di atasnya, ketika dia lagi buang hajat di semak- semak. Tentu saja Dewa tersebut murka. Lalu bagian dari mata manusia yang berkemampuan tak terbatas ditaburi kapur. Sejak itu mata manusia berwarna dua, putih dan hitam. Untung Dewa tersebut masih bermurah hati menyisakan warna hitam di mata kita. Kalau tidak, kita tak akan bisa membedakan antara cantik dan jelek, mulut normal dan sumbing, bahkan siang dan malam pun kita tak tahu kecuali merasakan panas dan dingin di kulit," komentar Putu Degeng di Pos Kamling saat mendapat giliran jaga malam. "Kau jangan cepat-cepat merasa beruntung karena mata manusia berwarna dua! Aku lebih merasa beruntung bila mata manusia berwarna banyak. Sebab dengan hanya warna putih dan hitam, kebanyakan dari kita berpikir, dengan orientasi dua nilai. Salah-benar, baik-buruk, miskin-kaya dan segala pikiran yang bipolaris- tik. Akibatnya kita jarang mempertimbangkan. Karena kita lebih sering menganggap diri kita baik dan benar, lalu orang-orang yang tidak sependapat dengan kita, dianggap jahat dan salah, yang harus dimusuhi dan diberantas. - Padahal kita sering mendengar istilah dunia ketiga, negara-negara Nonblok, wadam, banci, juga istilah statusquo dan gencatan senjata • dalam konflik politik dan perang. Bukankah ini berarti bahwa di mata manusia ada warna ab- strak, yang kadang-kadang dimanfaatkan segelintir orang?" debat Yuliartha sambil menyorotkan lampu senternya ke berbagai arah. "Kau benar! Kita sering mendengar seseorang dikatakan bermata hijau, kendatipun itu cuma ungkapan. Kala marah orang disebut bermata merah, di samping juga diakibatkan iritasi pada mata. Mata kuning tentu disebabkan gangguan pada hati. Warna merah dan kuning karena sakit bisa dipantau pada mata. Tetapi warna hijau sulit, karena objek pemantauannya bukan di ma- ta, tetapi pada sikap dan tindakan. Karena yang sakit bukan fisik, melainkan mental. Untuk menyembuhkan sakit orang bermata hijau, tidak gampang. Apalagi kalau jabatan dan pangkatnya kian tinggi. Kalau bininya berpenyakit lebih parah dengan warna mata hijau tua, persoalan- nya tambah runyam. Instansi yang dikepalai suami dianggapnya perusahaan dagang. Ko- moditi yang dijual cuma tanda tangan. Gara-gara penyakit mata hijau ini, kemudian timbul istilah kolusi yang berdampak luas. Di antaranya kemiskinan struktural!" sahut Subagia sambil makan nasi bungkus yang disediakan masya- rakat bagi para petugas Kamling. "Tugas kita malam ini juga akibat ulah manu- sia-manusia bermata hijau. Kemiskinan struk- tural menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi kian lebar, yang kemudian melahirkan Hijau Jaga (Sambungan Hal. 1) agen pembangunan ekonomi," ujar Yahya. Karena itu, tekanan peranan ABRI-dalam hal ini aspek per- tahanan keamanan-harus dili- hat sebagai upaya untuk mence- gah ancaman ekternal yang bersifat militer dan ekonomi. Menurut Yahya, secara militer, ABRI harus mengembangkan kemampuan profesional di bi- dang hankam dan ideologi agar memiliki kemampuan nelin- dungi teritorial Indonesia. Se- dangkan dalam bidang ekonomi, ABRI perlu menjadi inspirator bagi kemampuan ekonomi na- sional untuk menciptakan ke- unggulan kompetitif baru. Bali Post ini gagasan yang bertujuan un- tuk lebih mematangkan demo- krasi melalui peningkatan kual- itas sistem politik nasional seperti penguatan fungsi MPR, peningkatan mutu DPR, pen- guatan pers nasional yang bebas dan bertanggung jawab serta penegakan hukum secara kon- sisten seringkali justru dilon- tarkan oleh kalangan yang dekat dengan ABRI. "Ini menunjuk- kan, pada dasarnya pemahaman baru memang merupakan pili- han yang tak terhindarkan,"lan- jut Yahya sembari menam- bahkan bahwa salah satu upaya untuk menciptakannya adalah dengan mendewasakan hubun- gan antara sipil dan militer, tan- pa terjebak dengan dikotomis yang destruktif. (GLN/Rud/071). Soal (Sambungan Hal. 1) kecemburuan sosial. Maling, rampok, pem- bunuhan sadis tanpa pandang bulu yang terjadi akhir-akhir ini, tidak bisa dipisahkan dari ketiga hal tersebut. Kita tak ubahnya bagai petugas kanal di muara, yang berkewajiban member- sihkan segala kotoran yang diciptakan di hulu. Anehnya, ada juga oknum-oknum yang tetap Dalam hal ini, lanjut Yahya, bersikukuh dengan pendapat klise bahwa pandangan pertahanan kea- kemiskinan diakibatkan oleh kualitas kerja manan harus lebih diletakkan kaum miskin sendiri. Tidak pernah digubris pada cara untuk mengelola pasar sedikit pun bahwa si miskin menjadi kian miskin internasional. Artinya, pengem- pengalihan bentuk angkutan ko- karena dirampok oleh kolusi para tauke dan bangan sumber daya manusia, ta, khususnya yang melayani kaum berkedudukan bermata hijau. Nilai tam- peningkatan iklim kreativitas jalur utama, hendaknya di- bah yang dihasilkan produktivitas kerja mereka dengan meminimalisasi ham- lakukan bertahap dengan tidak dicaplok habis oleh kaum berduit dan berdaulat, batan ekonomi nasional harus melakukan penambahan arma- da angkutan. sehingga gaji hanya cukup buat makan seada- menjadi "emphasis" baru. nya. Kalau masalah kemiskinan masih tetap dipandang sebagai lingkaran tak berujung, ber- arti mata si pelontar pendapat berwarna keruh. Karena keserakahan baginya hal yang wajar dan tak perlu dipermasalahkan, "Rubag melon- tarkan pendapatnya. Yuliartha. Dikatakan, perubahan struk- tur politik, yang secara spesifik mengacu pada perubahan pola hubungan sipil-militer, tam- paknya merupakan kebutuhan baru bagi pelaksanaan dan pemahaman gagasan tentang keamanan komprehensif dengan cara baru ini. Implikasi lain yang penting, kata Yahya, adalah dengan pe- rubahan pemahaman ini, pe- matangan demokrasi juga akan menjadi prasyarat dan kon- sekuensi yang tidak terelakkan. Menurut Yahya, akhir-akhir (Sambungan Hal. 10) Untuk jalur utama, menurut Sudana, diperlukan bus berkap- asitas 20 penumpang dengan ke- mungkinan 20 persen berdiri. "Satu bus identik dengan empat buah bemo roda tiga atau dua be- mo roda empat," ujarnya. Per- soalan tidak lantas berhenti sampai di situ. Pengalihan ben- tuk angkutan ini juga harus di- ikuti perhitungan biaya opera- sional, pengurangan jam kerja awak angkutan, pengurangan kepadatan lalu-lintas dan pen- gendalian penggunaan bahan bakar serta tingkat polusi. Menurut Sudana, yang jelas bus kota memang memberikan ke- menggunakan angkutan kota model sekarang. Dan yang lebih penting lagi kendaraan yang beroperasi sekarang harus di- carikan alternatif rute yang tidak mematikan kehidupan pengemudinya. Kebijakan ini ju- ga berlaku bagi ojek. (Sur/Ita/Dwi) SANGUT DELEM MARTIN ringanan ongkos dibandingkan KRITING "Setuju! Terjadinya banyak pemogokan di berbagai pabrik belakangan ini, bukan dise- babkan karena mata para buruh semakin hijau. Ini lantaran perut mereka kian bising diprotes cacing, sehingga sinar mata mereka makin pudar. Ketika para wakil rakyat datang bertanya mengenai upah, yang menjawab bukannya bu- ruh, melainkan majikan. Mata yang pudar jadi berwarna merah, karena angka upah disulap, diperbesar lima kali. Padahal yang mereka teri- ma sehari di bawah standar upah minimum. Ter- Musik jadilah pemogokan diikuti dengan terbakarnya gudang berisi lebih dari seribu ton cengkeh. Apakah ini yang disebut vicious circle atau rang ini tidak lebih dari sepuluh lingkaran tak berujung? Atau ujung yang judul, baik yang ditulis oleh melingkar-lingkar seperti akar parasit?" dukung orang Indonesia sendiri maupun dari hasil terjemahan. Sehingga jangan heran kalau wawasan seorang sarjana teater ISI (Insti- tut Seni Indonesia) dengan pe- kerja teater lainnya (yang bukan sarjana teater) hampir tidak jauh berbeda. Kondisi ini tidak Kejahatan bisa dipersalahkan, karena jum- lah buku yang mereka baca dan pelajari memang dari itu ke itu juga, dibolak-balik sampai berulang-ulang. Begitu juga hal- nya ketika para calon sarjana teater menyusun skripsi, semua mahasiswa mempergunakan re- ferensi yang sama, sehingga ha- nya mampu melahirkan bentuk pengulangan-pengulanan yang "Mudah-mudahan tidak akan terulang lagi nasib seperti yang dialami Marsinah. Wanita bu- ruh pabrik yang tewas terbunuh beberapa jam setelah terjadinya kasus pemogokan. Asas kekeluargaan memang cocok digunakan untuk menyelesaikan konflik perburuhan, namun lebih cocok lagi, bila diterapkan sebelum meletusnya pertentangan. Begitu pula asas musyawarah dan mufakat, bukan sebaliknya, mufakat dulu baru musyawarah, uaahhheeemmmm," tukas Degeng sembari menguap. "Mudah-mudahan! Sebab bagi manusia ber- mata hijau, melenyapkan nyawa orang demi uang, bukanlah masalah. Dalam kasus pe- mogokan di sebuah pabrik rokok di Malang ini, juga seorang wanita bernama Jummakiyah di- anggap sebagai biang keladi. Ketika dia menga- takan sebenarnya upah per hari yang diteri- manya pada anggota Komisi VIDPR-RI, majikan- nya langsung menjawab sepuluh ribu rupiah. Padahal yang diterimanya cuma Rp 2.250. Mengetahui hal ini 4.000 rekan kerjanya mogok. Akibatnya, Jummakiyah dipanggil atasannya. "Nasib Jummakiyah tergantung di tangan anggota Dewan yang bertanya masalah upah itu. Itu juga tergantung pada warna mata. Putih-hi- tam, merah atau hijau? Karena malam telah larut, yuk kita kontrol dulu yuk!" ujar Subagia mengajak beberapa rekannya patroli keliling kampung. (Aridus) PARAS MINI Ngatmo, pemuda kelahiran Semarang ini boleh sedikit lega karena kerja yang telah disiap- kannya selama berbulan-bulan boleh dibilang sukses. Kongres Nasional I Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, telah ber- langsung, dan tugasnya sebagai Ketua Panitia Penyelenggara selesai sudah. Paling tidak, ia tidak perlu ruwet lagi memikir kan masalah sound sistem, kur- si, dan dana. "Walaupun banyak hambat- an, saya bersyukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa, acara ini bisa berlangsung," katanya di sela kesibukan memonitor acara. Walaupun kecil, pemuda yang berusia seperempat abad ini, di kalangan teman-teman- nya dikenal gesit dan cerdas. Jadilah ia terpilih sebagai ketu- a. Walau demikian, dengan ren- dah hati ia mengaku bahwa se- muanya terlaksana berkat ker- ja keras teman-temannya, do- sen dan para pembina. "Sudah hampir sebulan saya tidak pulang," katanya sambil mengusap peluh di wajahnya yang terlihat letih. Tapi segera saja kelesuan menjadi sirna, ketika mendapati wajah-wajah peserta yang cerah ceria. Ia mengaku bangga melihat se- mangat teman-temannya se- sama mahasiswa. "Saya senang melihat mereka bisa berbicara, mengeluarkan pendapat ten- tang ajaran agama mereka. Yang terpenting, kebanggaan mereka sebagai orang Hindhu," ungkapnya lebih lanjut. Lantas tiba-tiba saja ia nye- rocos tentang nama pemberian orangtuanya. Ngatmo yang be- rasal dari kata atma, dan ng se- bagai tambahan, membuatnya merasa utuh sebagai orang Hin- du. Ia sadar akan banyak yang pangling dengan namanya, tetapi dengan bekal pengeta- huan agama yang benar, ia me- rasa yakin akan mampu menje- laskannya. "Bukankah yang terpenting adalah perbuatan kita?" tanyanya seolah pada diri sendiri. Memang ia telah men- jawabnya dengan kerja. Jadilah kongres yang berlangsung lima hari ini, melibatkan sekitar 200 peserta dari 18 kordinator wilayah seluruh Indonesia. Ma- hasiswa Hindu dengan segala keanekaragamannya telah ber- kumpul, berbekal pengalaman hidup di Semarang, Jakarta, dan Sulawesi apa yang dihara- pkan pemuda tingkat skripsi Universitas Hindu Indonesia ini. Sejenak ia terdiam. "Ini baru langkah awal untuk berte- mu dan saling tukar informasi antarkita, siapa tahu nantinya bisa melahirkan Intelektual Hindu," harapnya lebih jauh. Dan Ngatmo memang boleh berharap, kita memang bisa berharap, hasilnya. Yang jelas untuk Hindu, Ngatmo dengan Unhi pantas dicatat. (ita) SUASANA dialog pemuda tentang eksistensi KNPI seba- gai wadah berhimpun memang hangat, tetapi toh Oka Dar- mawan tak terpancing jadi panas. Wajahnya tetap dingin- dingin saja. Tetap dengan wa- jah dinginnya ia malah sempat mengganggu moderator dengan menyebutnya penyaji, lantaran memang tampak emosi. Dan memang jangan sebut ia Oka Darmawan kalau ia tak mampu menanggapi pertanyaan den- gan bijak. Ketika eksistensi KNPI sebagai wadah berhim- pun diragukan, ia bangkit dan bicara. Bukan untuk menya- lahkan organisasi kemasyara- katan ataupun pengurus KNPI, tetapi lebih banyak untuk men- gajak peserta melihat kembali pada kesalahan-kesalahan yg mungkin terjadi. KNPI menu- rut mantan Ketua KNPI Bali ini, memang seperti sebuah ma- ta uang yang bersisi dua, di satu pihak ia berfungsi sebagai wadah berhimpun, sedang di pi- hak lain ia juga organisasi ke- masyarakatan seperti yang lainnya. "Adanya fungsi ganda inilah yang sering menimbul- kan masalah," akunya. Walau- pun demikian ia berharap pada forum agar dapat hendaknya memilah permasalahan. Ba- gaimana memisahkan tugas se- bagai wadah berhimpun den- gan sebagai ormas biasa. Bagi- nya sangat tergantung pada pribadi-pribadi pelaku. Dengan kacamatanya, ia seo- lah-olah mampu menangkap kegelisahan beberapa ormas. Dengan dialog, ia harapkan be- berapa persoalan yang meng- ganjal akan terkuak kalaupun tak terjawab. Ia juga tak menut- up kemungkinan adanya kesep- akatan-kesepakatan semula tentang KNPI yang tak sesuai lagi. "Justru inilah yang harus Dari nada kita temukan." bicaranya, seolah ia telah men- emukan penyakit KNPI, ya sia- pa tahu. (ita) "TERJAGA tanpa keringat dingin. Mimpinya indah, meski- pun kerja berat," ujar Wagner Partasupena bapak tiga putra yang sudah berangkat dewasa. Kalau mimpinya buruk? Me- numbuhkan dendam bagi ka- langan sendiri maupun ling- kungan kerja selama ini. Akhir jabatan, menjadi awal bencana. Tidak jarang mantan pejabat dilecehkan bekas anak buah- nya, akibat perilakunya semasa menjabat. Kepindahan Area Manager Garuda Indonesia Bagian Ti- mur ini, membumbui isu per- ampingan PT Garuda, me- nyingkirnya Garuda dari jalur domestik dan pemisahan Garu- da Maintenance Facility (GMF). Padahal, mutasi di lembaga BUMN adalah hal biasa. Bisa jadi promosi jabatan atau ma- suk kotak? Lihat saja nanti, di mana nama Wagner Partasupe- na muncul. Yang pasti konsep kerja Wagner Partasupena di daerah perlu dikembangkan. Kerja adalah ibadah, dalam arti menyelesaikan kewajiban yang dibebankan lembaganya. Mengawali hari bersama Tu- han, karena segala sesuatu akan menjadi kosong melom- pong apabila kita menomordu- akan Tuhan dan menomor- satukan kerja, cari duit. Pimp- inan tidak perlu tunjuk jari. Pimpinan yang baik bisa perin- tah sekaligus dapat melaku- kannya dengan sempurna. Ker- ja, bukan sekadar menghabis- kan jam kerja, tanpa melaku- kan apa-apa, dan bukan pula hanya menuntut hak selaku pekerja tetapi lupa kewajiban. Ibarat menanam pohon, be- rakar kuat, bertumbuh sehat, buahnya pun berkualitas. Tidak sanggup mengikuti po- basi. Denpasar (Sambungan Hal. 1) tidak bisa berbuat sendiri. Ada keputusannya masih perlu di- instansi yang lebih tinggi yang tunggu. "Kami masih menunggu keputusan Dewan Angkutan Ko- ta," ujarnya ketika ditanya soal upaya memberikan kenyaman- an dan kemudahan bagi penggu- na jasa angkutan kota. Dan untuk sementara, sambil menunggu angkutan yang lebih nyaman, Suwendha hanya bisa mengimbau para pemilik bemo roda tiga. Imbauannya, berikan lah kenyamanan bagi masya- rakat. Dia bisa berkata begitu karena tahu bemo roda tiga sebe- narnya bukan untuk mengang- kut orang tetapi mengangkut barang. (Sur) Kamar (Sambungan Hal. 4) dekat Pak Pande. Pemuda ini berhasil menguak kesalahpa- haman yang terjadi dan sekali- gus menjelaskannya. Hasilnya, tentu saja Made Sutama menjadi sangat malu, karena Mang Su teman SMPnya dulu ternyata su- dah pindah, dan rumah ini seka- rang milik Komang Susilawati yang tak dikenalnya. Menyadari kekeliruannya, Made serasa ingin menyembunyikan wajah- nya. Lebih-lebih saat pamitan seorang anak kost nyeletuk, "Sa- lah tidur ni ye..." Demikian kisah awalnya. Se- lanjutnya, perkembangan cerita- nya lain. Justru kesialan itu yang mengawali kisah asmara mereka, sampai ke jenjang per- kawinan. Kiriman I.B. Bajera, Payangan. Anthrax (Sambungan Hal. 10) teratas album metal. Tercatat 6 album mereka bersama vokalis Joey Belladonna. Mulai dari de- but album Spreanding Desease, State of Euphocia, I,m The Man Among The Living, Presistence of Time, sampai Attack of the Killer Bees. Cukup tangguh dan kian ber- bobot, Anthrax pun mulai sejajar dengan Megadeth, Slayer, Testa- ment, dan Mettalica. Meski itu hanya dalam urusan tour konser dan daya tampung arena pertun- jukan. Sebab, mereka masih terus berjuang menandingi kebe- saran Metallica. (Saut Sidabutar). Gubernur Apakah FBMK ini hanya merupakan suatu gagasan atau sudah ada langkah kongret un- tuk merealisasikannya? Sudah ada langkah kongkret. Festival akan diadakan bulan Desember nanti, uangnya sudah ada, sudah saya siapkan semua. Uangnya dari mana? Dari yayasan Walter Spies, STSI dan Pemda Bali, karena saya minta institusi yang me- nangani masalah seni dan bu- daya ikut terlibat dalam penila- iannya. Ketua panitianya Doktor Wayan Dibia. Bagaimana tentang keinginan pembentukan Dewan Kesenian Bali oleh sejumlah seniman di (Sambungan Hal. 1) da," katanya mengeluh. Setelah pesawat itu dibawa ke PT CPS, pihak teknisi PT CPS menyatakan teleponnya drowd- ed dan harus diperbaiki dengan biaya Rp 800.000. "Anehnya, teknisi PT CPS tidak menje- laskan secara rinci kerusakan itu, jelas ini merugikan saya," tandas Bambang. Merasa dirugikan, ia melapor- kan ke agen resmi Motorola. Ha- silnya, pesawat milik Bambang dinyatakan normal bahkan ber- fungsi dengan baik. Kasus serupa juga dialami Anton, seorang pem- balap asal Surabaya, Sukirman, Pamen Polda Jatim. banker Citybank Surabaya, dan Sumber Bali Post di Pol- wiltabes Surabaya, juga menda- pat laporan serupa. "Sudah tiga orang pengusaha yang melapor, tetapi belum diadakan penyi- dikan, sebab mereka hanya men- geluh tentang kerusakan dan bi- aya perawatan yang terlalu men- cekik," kata sumber di Reserse Polwiltabes. ada lampu hijau dari Kapol- Selain itu, lanjut dia, belum wiltabes untuk pengusutan ka- pikirkan lebih dulu pasal yang sus itu. "Barangkali masih di- menyangkut kasus itu," tambah- nya lagi. Gelora - BOHONG... INI BERITA SEMUA BOHONG! KORAN HE HE..HE.. KONDISI TUBUH SUDAH KEREMPENG DAN SAKIT-SAKITAN BEGITU MASIH BERLAGAK! BAWA OBOR PENYEMANGAT LAGI HE KITA SUDAH MERDEKA. HARUS BERANI MEMBUAT- BERITA YANG BENAR BERITA YANG NYATA. BERITA YANG JUJUR KORAN kata Royani kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (4/9). Sementara Direktur Pema- terulang lagi. Di balik itu, toh Sama Dengan saran PT CPS di Jatim ketika Kadek memiliki kerisauan lan- dikonfirmasi tidak bersedia taran ujung tombak Misnadi Am- laksanakan kesepakatan itu," memberikan keterangan. Ala- rizal tidak turun karena cedera. sannya, Direktur sedang ke Pol- "Saya harapkan Mis (maksud da Jatim untuk diperiksa. (E). nya Misnadi) mengerti bahwa partai nanti amat penting untuk membuat babakan baru Gelora. Jadi apa pun alasan Misnadi, (Sambungan Hal. 1) saya harapkan dia turun untuk mendukung lini serangan bersama Mahayasa, Agus dan Wayan Kana," harap Kadek. Di bagian lainnya, Agus Suryanto mengatakan, meski- pun ia lahir di Surabaya namun ia ingin memberikan pelajaran berharga bagi pendukung sepak bola kota pahlawan itu. "Pokok- nya saya akan all out. Teman-te- man juga begitu ingin mem- bungkam fans Mitra," katanya. patut dicemooh seperti itu," kata mantan pemain Bentoel ini. Bukan tak Siap Kapten Gelora, Kadek Swar- tama mengemukakan, Sabtu malam melalui telepon, sikap merendahnya bukan berarti ia dan teman-temannya tak siap. "Pengalaman melawan PSIS menjadi pelajaran berharga bagi kami semua. Pengaruh koran- koran terutama terbitan Sura- baya yang mengunggulkan Gelo- ra menang atas PSIS juga mem- buat kami menanggung beban berat sehingga permainan ku- rang berkembang," tambah man- tan pemain pra-PON XII Bali itu. Kadek menambahkan, pe- nampilan timnya melawan PSIS memang di bawah form ter- baiknya lantaran hampir semua pemain bermain agak santai, bahkan terkesan menganggap lawan enteng. Kadek sendiri tak mengerti kenapa hal itu terjadi justru menghadapi partai pent- ing. "Saya tak mau permainan itu terulang lagi di partai final nanti sore dan saya pun berharap teman-teman menyadari hal itu," pinta Kadek lagi. Menyinggung masalah pelu- ang, Kadek mengatakan, timnya bakal mampu mengatasi Mitra dengan catatan, permainan bu- ruk ketika melawan PSIS tidak Sejak Gelora mengalahkan PSIS 1-0 sejumlah pecandu sep- ak bola Surabaya terus mem- berikan ejekan-ejekan yang menyakitkan hati para pemain. Mereka menganggap Gelora De- wata tak pantas meraih hadiah pertama sebesar Rp 25 juta. "Ka- mi ingin buktikan bahwa Gelora pantas berada di ranking atas Kompetisi Galatama," ujar Agus Suryanto yang selama Kompetisi Galatama mencetak empat gol. Cemoohan yang tak sedap itu menurut para pemain meru- pakan bagian dari teror mental agar anak-anak Gelora ketaku- tan. Namun, Pelatih Hartono menilai, tak ada masalah bagi Gelora dengan teror fans Mitra. "Sebab, kalau Gelora bermain bagus, penonton Surabaya juga simapti pada kita," ucapnya. (016/051) (Sambungan Hal. 1) sai, kan perlu ada SK Mendagri. Lagi pula hal itu belum saya bawa ke Menteri. (Menurut sum- ber Bali Post SK Mendagri diper- lukan, kalau mutasi ini meli- batkan pejabat yang eselonnya lebih tinggi daripada kepala biro, misalnya kepala dinas dan asis- ten sekwilda-red). Kapan kira-kira mutasi ini di- laksanakan? Apa you punya calon Dengan belum jelasnya pengu muman mutasi ini staf pemda seakan-akan dibuat sport jan- "Tekanan Halus" Dalam suasana bursa bakal calon Bupati Klungkung, saya dengar ada "tekanan-tekanan halus" untuk menggolkan salah seorang bakal calon? Saya memberikan pertimban- gan kan boleh saja. Ini kan baru tahap penginventarisan bakal calon. Saya hanya memberikan warning-warning supaya mere- ka hati-hati. Agar mereka hen- daknya mencari orang yang bisa bekerja sama dengan gubernur, kemudian mengakar di masya- rakat, mempunyai kemampuan tung. mengantispasi keadaan di Ha...ha..ha. Dengan begini Klungkung. Klungkung walau- (maksudnya dengan tiadanya pun kecil, memiliki masalah kepastian-red) saya menggoda sosial yang cukup banyak. Di mereka. Ha..ha..ha. Ingat ya, Saya kira untuk sementara itu samping itu you tahu sekarang dalam soal ini saya tidak pernah belum perlu. Saya belum melihat tidak zamannya lagi ada pemak- memberikan nama-nama yang ada urgensi yang terlalu mende- saan. Tetapi, sebagai the user- kena mutasi lho ya. Sampai detik sak. Karena apa? Kan sudah ada pemakai, saya hanya mem- ini saya belum pernah menyebut Kerja keras dalam mimpi in- Listibya, Disbud yang menan- berikan pandangan-pandangan nama siapa yang menjadi ini dan gani pembinaan budaya. Sudah objektif. Ini mungkin yang di- dah, ungkap Wagner Partasu- siapa yang menjadi itu. Saya ada Depdikbud, sudah ada STSI, rasakan sebagai tekanan. dalam acara resmi pisah pena hanya bilang akan terjadi mutasi, kenalnya di Ballroom, Kartika sudah ada SMKI. Dan lagi, kita (Lagi-lagi dalam soal ini, Gu- tidak saja di tingkat I tetapi juga Plaza Beach hotel, Kuta, akhir inginkan sanggar-sanggar yang bernur minta agar sejumlah di tingkat II. Dan mutasi ini pasti pekan lalu (28/8), dilanjutkan di ada berkembang. Kalau cuma jawabannya tidak dipublikasi- dilaksanakan tahun ini. (Menu- masalah alamat yang diper- kan-red). rut sumber Bali Post di Pemda kantor pusat Garuda, di Jakar- ta. Diakuinya, berat bangun masalahkan, kan bisa pakai Dis- Soal Mutasi Bali, mutasi yang melibatkan pe- dari mimpi indah, tetapi selaku bud sebagai alamat. (Selebihnya Sekarang mengalih ke soal isu jabat di tingkat II seperti inilah abdi negara selayaknya waspa- jawaban-jawabannya seputar mutasi. Apa penyusunan konsep yang disebut mutasi menyeluruh. da diri. (aswie) DKB ini dinyatakan off the mutasi sudah selesai? "Wah kok bisa begitu ya," ujar record-red). Sudah. Kalaupun sudah sele- sumber tersebut). la kerja yang dituntut perusa- haan? Dipersilahkan "angkat kaki", itu ungkapan kasarnya. Dalam kenyataan, mimpi indah Wagner Partasupena yang res- mi masuk Garuda tahun 1961, ada kalangan kolega kerjanya yang merasa tidak "pas" dengan konsep kerja Wagner. daerah ini Royani mengatakan hal itu, menanggapi reaksi Marsoesi terhadap sikap Caretaker DPP PDI yang dinilai kurang me- nampung aspirasi Kelompok 17. Ketidakpuasan Marsoesi, tam- pak pada keterangan persnya yang telah menuduh Caretaker DPP PDI, "ada main" dengan Kelompok Soerjadi. Masalah "tuntutan" Marsoesi ini, secara implisit telah dising- gung oleh Latief Pudjosakti keti- ka memberikan keterangan kepada wartawan mengenai hasil yang dicapai pada rapat Caretaker DPP PDI hari Jumat lalu (3/9). Namun dengan tegasia mengelak untuk menjelaskan "tuntutan" Marsoesi kepadanya. Menurut Royani, apabila ke- sepakatan itu tidak dilaksana- kan pasti akan menambah ma- salah yang baru, yang bisa meng- akibatkan disintegrasi di dalam HE... Halaman 11 DIAMAKU INGIN ME- NERANGI KEGELAPAN DAN MENELUSURI DESA-DESA MISKIN...! (Sambungan Hal. 1) tubuh PDI. Diingatkan pula, kalau pihak caretaker tidak mampu menjalankan kesepa- katan itu, jangan membuat ke- sepakatan-kesepakatan. Sebab bila tak mampu melaksanakan, akan menurunkan wibawa care- taker sendiri. Tusuaria TUSKARIA 7993 GANGOPRAMARTHA HAH. KALI INI KAU YANG- AKAN MENJADI BERITA, Media GUG! (Sambungan Hal. 1) Sedangkan, data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Suse- nas) tahun 1991 menunjukkan, dari 120,73 juta penduduk yang melakukan kegiatan sosial bu- daya, kegiatan yang paling banyak dilakukan adalah me- "Latief harus pula mau menje- nonton televisi 75,11 persen, laskan kepada seluruh warga mendengarkan radio 72,58, dan PDI, apa isi kesepakatan itu den- kegiatan membaca surat kabar gan Marsoesi. Jangan main atau majalah 25,33 persen. sendiri nanti akan mengalami Dari jumlah pembaca yang ak- kesulitan sendiri," ujar Royani. tif membaca surat kabar/ma- Apalagi, tambahnya, fungsi care- jalah, Jakarta merupakan yang taker adalah untuk menjalan- terbanyak yaitu sebesar 64,62 kan persatuan dan kesatuan persen disusul Yogyakarta 39 dalam tubuh PDI menjelang persen dan Jawa Barat 25 Kongres Luar Biasa (KLB), den- persen. gan meredam setiap masalah Seminar yang merupakan dan bukan untuk tambah konflik hasil kerja sama penelitan an- baru. tara Badan Penelitian dan Bicara mengenai figur Latief Pengembagan Deppen dengan Pudjosakti, Royani memang Business Information Services mengakui pantas untuk menjadi diikuti oleh 160 peserta dari me- Ketua Umum DPP PDI yang dia massa baik cetak maupun akan dibahas dalam KLB nanti. elektronik dan perusahaan-pe- (Rud). rusahaan periklanan. (Ant) Teka-teki Silang Nomor 434 Mendatar: A. Tidak berambut pada kepala, D. Salah satu tarian Bali, G. Lo- ba, I. Lampu listrik berwarna, J. Rapi, K. Manjur, N. Garis baru pada tulisan, Q. Orang sakit yang dirawat dokter, T. Tahun panjang/lamanya lebih sehari dari tahun biasa, W. Bergerak dari bawah ke atas, Y. Tidak kaku, Z. Berani menghadapi penderitaan, Bb. Swasta/par- tikelir, Ce. Pojok. Menurun: A. Ngomong, B. Ikan laut ke- cil-kecil, C. Kredit Usaha Kecil, D. Usang atau hilang warna- nya, E. Galak, F. Banyak ting- kah, H. Mau/hendak, K. Kereta Api, L. Hadir/siap sedia, M. Sírik, O. Perguruan tinggi ne- geri di Bandung, P. Bekas, Q. Perseroan Terbatas, R. Penun- juk tempat yang jauh, S. Se- dap/lezat, T. Kesurupan se- tan/ngamuk, U. Akrab, V. Alat penumbuk padi, X. Minggu, Aa, Nada besar dan rendah. A B D G H J K L M N Ο P Didy'S Q R S T U V Y Bb Z Aa Cc W Arms, N. Atas, O. Timbul, Q. Kontak, S. Adik, V. Raja, W. Dasar, Y. Mual, Z. Arca, Aa. Oven, Bb. Hormat. Menurun: A. Ibarat, B. Siap, C. Ombak, D. Aroma, E. Batas, I. Ribut, K. Mampir, M. Status, P. Honda, R. Kering, S. Arwah, T. Kalah, U. Samar, X. Alot. Ketentuan Menebak: 1. Jawaban ditulis di kartu pos, sertakan Kupon TTS No. 434 dan kirim ke Redaksi Bali Post, hatkan tanda pengenal diri Jl. Kepundung 67A Denpasar yang sah dan masih berlaku. 80232, selambat-lambatnya, 23 Luar kota akan dikirim lewat September 1993. Ingat cantum- pos. Pemenang TTS Nomor 431: kan kode pos 2. Pemenang akan diumumkan 1.I Nyoman Mardiana pada Bali Post Minggu, edisi 26 Desa Bakas, Br. Kangin September 1993. Banjarangkan, Klungkung. 3. Bali Post menyediakan hadi- 2. Desak Nyoman Puspawati ah uang sebesar Rp 30.000 di- Lingk. Triwangsa berikan kepada tiga pemenang, Beng, Gianyar 80513. masing-masing sebesar Rp 3.I Putu Sumawa SMP Negeri 1 4. Bagi pemenang yang ber- Kerambitan, Tabanan, 82161. domisili di dalam Kodya Den- pasar harap mengambil hadi- Jawaban TTS Nomor 431 ahnya di Kantor Bali Post setiap Mendatar: B. Seroja, P. Bali, G. TTS NO. 434 hari kerja dengan memperlí- Roda, H. Arab, J. Rompi, L. L. 10.000. KUPON A PA KI- DIO CU -) BK 10 4cm 2cm
