Tipe: Koran
Tanggal: 1996-02-04
Halaman: 02
Konten
4cm HALAMAN 2 SOROT Dari Sampah ke Banjir INI cuma masalah logika, atau apa yang disebut dengan ungkapan cause and effect. Sebenarnya masalahnya sederhana saja. Mana sebab mana aki- bat. Tetapi manusia memang sering pusing dan mem- bikin diri pusing, di samping dibikin pusing. Ada hu- jan, lantas banjir. Itu biasa. Tetapi kalau ada hujan ada sampah, lantas banjir bandang. Itu baru memus- ingkan. Itulah pasalnya. Konon, air hujan yang bela- kangan ini suka ngendon di beberapa wilayah di Den- pasar disebabkan oleh bertumpuknya sampah di salu- ran-saluran pembuangan air hujan. Konon pula, sam- pah-sampah itu datang dari kompleks perumahan ku- muh, yang dihuni oleh jelema cenik yang kumuh pula. Barangkali memang nasib orang kecil, kalau ada musibah, merekalah yang terkena limbahnya. Namun tak apalah. Mereka tak perlu mengeluh maupun melenguh. Ada teori lain yang mungkin bisa meringankan himpitan batin mereka. Di tempat-tem- pat yang sejuk jauh di ketinggian, banyak orang ber- duit membangun perumahan mewah yang serba wah. Konsentrasi mereka pada keindahan dan kenyaman- an. Perkara kemana air mengalir tidak banyak menda- pat acuan. Akibatnya, air dari perumahan serba me- wah lari kemana-mana sambil merusak lingkungan. Dampak akhirnya, lingkungan tak terpelihara, air cura- han hujan tak terbendung lagi. Eeee.... banjir lagi. Wayan Kepyoh yang baru saja membuka mata lang- sung memberikan komentar tanpa periksa juntrungn- ya. "Sampah memang bikin masalah di mana-mana. Namanya saja sampah, ya tetap sampah. Coba den- gar orang Amerika itu, kalau memaki bilang apa? Rub- bish! Padahal kita paling-paling menggunakan, omong kosong!" "Lho, ngomong apa kau Yan?" sela I Made Paker sambil melotot. "Ngomong itu pakai aturan, metode dan pola. Jangan asal ngomong. Kita ini sedang bic- ara soal sampah dan banjir. Kau tanpa jelas juntrung- nya lantas nimbrung saja dengan urusan maki-mema- ki gaya Inggris. Apa kau kira kita ini sedang seminar sosiolinguistik?" Mendapat semprotan tak sedap itu Wayan Kepyoh kontan balik mendamprat, walaupun pikirannya makin kepyoh. "Aku tahu, sampah menumpuk bikin banjir. Tetapi itu kan salahnya hujan, bukan salah siapa-sia- pa. Kalau orang miskin tidak punya biaya buat ngatur sampah mereka dengan mengikuti metoda dan pola seperti yang beli maksudkan, lantas harus mereka te- lan?" Kadek Wigati, pengikut seminar yang baru sekali ini hadir, tersenyum kebapakan sambil mengucap, "Masalahnya itu bagaimana membantu orang kumuh bisa mengatasi proses pembuangan sampah mereka. Untuk itu tentu saja pemerintah daerah harus ambil prakarsa. Tetapi masyarakat pun harus turut menduku- ngnya. Jadi, jelasnya, menyalahkan satu dua pihak saja tidak ada gunanya, tanpa diikuti tindakan nya- ta." Kata-kata bernada resmi dari Kadek Wigati, yang memangnya seorang birokrat tulen, segera mengun- dang komentar Made Paker. "Masalah banjir di Den- pasar kan tidak datang mendadak. Sebaliknya, telah terjadi perubahan-perubahan lingkungan secara ber- tahap selama beberapa waktu lamanya. Jadi masalah- nya, selama ini kita telah melakukan tindakan-tinda- kan keliru dan alpa mengamatinya. Seperti kata saya tadi, kita ini perlu berpikir dan berbuat secara rasion- al, bermetoda dan berpola. Kalau kita membiarkan orang membangun entah rumah entah hotel maupun toko tanpa perrencanaan yang berpola, ya ini hasiln- ya. Banjir di mana-mana. Jaminan kata-kata pejabat bahwa banjir tidak akan terjadi lagi, tidak ada gunan- ya. Yang ada gunanya tindakan nyata." Sementara pembicaraan tentang sampah dan ban- jir berlangsung, hujan turun mengguyur. Udara yang semula terasa amat panas berubah menjadi dingin. Luh Bestari yang baru saja menghentikan anaknya meny- usu, bangkit dari tempat duduknya sambil berpami- tan, "Wah, kasihan suami saya. Sejak siang tadi dia mengeluh kedinginan. Tanpa diajak tanpa dia mintak, semua yang hadir tertawa terkikik penuh pengertian. K. Mahardi Bali Post Dwikora Putra, Dwi Yani, Ida Bagus de Tirtha Anggota Redaksi: Denpasar: Agustinus Geriawan, Legawa Partha, Nyoman Mawa, Nikson, Palgunadi, Ida Bagus Pas- ma, Made Sugendra, Sri Hartini, Nengah Srianti, Wayan Suja Adnya- na, Komang Suarsana, Made Sueca, Nyoman man Sutiawan Wayan Su- darsana, Wayan Suyadnya, Wayan Wirya. Gianyar: IB Alit Sumertha, Bangli: K. Karya, Semarapura: Daniel Fajri, Made Singaraja: yasa, Amlapura: Wayan Suana, Tabanan: Gusti Alit Pumatha, Nega- ra: Edy Asn, Yogyakarta: Suharto, Jakarta: Muslimin Hamzah, Bam- bang Hermawan, Sahrudi, Alosius Widhyatmaka, Dadang Sugandi, Surabaya: Endy Poer-wanto, Bambang Wiliarto, NTB: Agus Talino, Izzul Kairi, Ryanto, Ruslan Effendi, Nur Haedin, Siti Husnin, DP Raka Akriyani, NTT: Hilarius Laba, Wartawan Foto: IGN Arya Putra, Djoko Moeljono. bpm/rtr SULAP Seorang pesulap wanita India, nampak sedang me- mamerkan keahliannya dengan memungut jarum dari tanah menggunakan kelopak mata. Pesulap ini melakukan atraksinya di pinggiran jalan-jalan kota New Delhi belum lama ini, dan bersama timnya mendapat penghasilan 100 rupee (sekitar 6000 rupiah) per hari. FBali Post ENOMENA Banjir, Warga Mengungsi sampai Sekolah Libur * Gelebet: Trotoarisasi tidak sebabkan Banjir BANJIR kini sudah menjadi langganan bagi Den- pasar dan sekitarnya. Beberapa warga mengatakan ban- jir diakibatkan air hujan yang tidak dapat ditampung atau mengalir di got karena tertutup trotoar. Konon, trotoarisasi dilakukan kota-kota besar termasuk Den- pasar untuk mengejar trofi Adipura. Betulkan proyek trotoarisasi ini sebagai penyebab banjir? Menurut Ir. I Nyoman Gelebet, dosen FT Unud, trotoarisasi tidak akan menyebabkan banjir kalau konstruksinya sudah benar. Prin- sipnya, kata dia, trotoar adalah tepi jalan yang dibuat untuk pejalan kaki, agar orang dapat leluasa ber- jalan dan dapat menikmati keinda- han kota. Akan tetapi, banyak tro- toar patah-patah (karena ada jalan masuk rumah atau instansi) seh- ingga pejalan kaki lebih memilih berjalan di atas jalan aspal. Menurut pemerhati masalah tata ruang ini, trotoarisasi di Den- pasar masih banyak kekurangan- nya. Dari aspek konstruksi, lubang pembuangan air permukaan jalan setelah pelapisan jalan tertutup oleh aspal, air tidak bisa masuk ke got dan terjadilah genangan air di jalan. "Orang menduga got sudah penuh. Ironis memang, jalan kebanjiran sementara got, tidak berfungsi," katanya. Ia memberikan solusi, untuk perawa- tan jalan, hendaknya lapisan aus tidak terlalu tebal sehingga beber- apa tahun saja sudah tinggi dan hampir rata dengan trotoar. Se- baiknya lapisan aus ini tebalnya tidak lebih dari lima cm, tetapi berkualitas. Tiap terjadi perbai- kan, lapisan permukaan hendakn- ya dikerok total sampai ke batu karangnya, kemudian diolah ulang sehingga trotoar tidak terkejar per- mukaan jalan. Di samping itu, menurut Gele- bet, got seharusnya tidak mengikuti bentuk jalan. Yang ter- jadi, kata dia, kalau jalannya bergelombang, got pun ikut bergelombang. Sehingga di tem- pat yang rendah bisa saja digenan- gi air. Ia mencontohkan jalan di Renon, di depan SPBU. Di se- belah barat SPBU jalan agak menanjak, kemudian juga di se- belah timurnya. Namun, kalau ke timur lagi setelah bundaran Renon, jalan menurun lagi. "Se- harusnya got ke timur itu dibuat lebih dalam dan air dengan mudah mengalir ke timur, sehingga tidak terjadi genangan di depan pompa bensin itu," katanya. langgar roi (sempadan sungai). Banjar Mekar Manis, Kelura- juga sempat dibuat kewalahan. Ada beberapa bangunan yang han Pamecutan Kaja. Aliran air Murid-murid SMPN 6 Sesetan, deras dari daerah Übung meram- Denpasar terpaksa dipulangkan, bertengger di atas tukad itu. Sementara hasil pemantauan bah rumah-rumah penduduk. lantaran areal sekolahnya sepin- Bali Post Minggu di Denpasar Tidak kurang dari sepuluh KK di tas berubah menjadi danau. Jalan menunjukkan, banyak penduduk gang VI menjadi kalang kabut. menuju SMP PGRI Badung yang yang dibuat repot akibat naiknya Volume air dari bekas areal satu lokasi dengan SMPN 6, dan air sungai. Hujan lebat yang men- sawah-sawah yang belum diban- daerah sekitarnya digenangi air guyur Denpasar, Jumat-Sabtu (26- gun pemiliknya, mengenangi ru- 27/1) lalu, menyebabkan banjir mah warga dengan ketinggian terjadi di beberapa wilayah ibu mencapai satu meter lebih. Walau- pun penduduk sudah berusaha kota Bali ini. mengatasi dengan membuat tang- gul-tanggul sederhana di depan rumah masing-masing, air tetap mengalir dan masuk ruangan. Trotoar Di sepanjang Jalan Legian Kuta misalnya, banjir cukup mere- potkan para pedagang suvenir yang biasa mangkal di trotoar. Menurut salah seorang pedagang acung dari Tianyar, Gede Sukar ta, air yang menggenangi jalan raya mencapai tinggi lutut. Tro- toar tempatnya menaruh dagangan pun tengelam. "Harus tunggu sampai airnya surut kembali, baru kami bisa jualan kembali" katan- ya. Trotoar, kata dia, tidak harus di atas got. Got akan lebih baik bila tetap terbuka, tentunya diim- bangi dengan budaya bersih. Dalam kesadaran budaya bersih yang telah mantap, got terbuka dengan trotoar di sisi jalan akan lebih bermanfaat dengan pertim- Terhadap tingginya air di Jalan bangan mudah merawat, air got dapat dipakai menyiram tanaman (taman), dan sebagai elemen keindahan. ""Tentu saja air limbah dari rumah tangga harus dinetral- kan, sehingga tiap rumah tangga perlu membuat sumur resapan," katanya. Gelebet juga mempertanyakan apakah trotoarisasi yang dilaku- kan selama ini hanya untuk keindahan atau kerapian, tanpa memperhatikan aspek tata kota. Ia mencontohkan trotoarisasi di Jalan Kartini. Sebelum dibuatkan trotoar, semua got di sana mem- punyai saluran ke Tukad Badung yang jaraknya hanya beberapa puluh meter. Setelah trotoarisasi, semua saluran menuju Tukad Ba- dung itu ditutup. Karenanya, bila turun hujan yang cukup deras ter- jadilah banjir. "Lagi-lagi ini se- buah ironi. Satu sisi Tukad Ba- dung belum seberapa menampung curah hujan, di sisi lain Jalan Kar- tini yang hanya beberapa puluh meter dari tukad itu tergenang air," katanya dengan nada priha- tin. Kalau hanya untuk keindahan, ia mempertanyakan bangunan di sekitar Tukad Badung yang me- Legian, Sukarta menuding trotoar- isasi sebagai salah satu faktor penyebab kebanjiran. fArus air di sepanjang jalan menjadi agak lambat, volume air hujan tidak sebanding dengan keluarnya air melalui saluran drainase di sela- sela trotoarisasi. Seorang kontraktor di Jalan Gatot Subroto, menyangkal bila proyek trotoarisasi merupakan sebab munculnya banjir belakan- gan ini. "Kontraktor hanya se- bagai pelaksana terhadap tata ru- ang kota yang ada. Karenanya, harus ada perencanaan yang lebih matang agar tidak lagi terjadi ban- jir, dan masyarakat tidak bisa menimpakan kesalahan ini kepa- da kontraktor," katanya. Marjono yang bekerja sebagai mandor galian di Jalan Cokroam- inoto, Ubung, menyangkal kalau galian dikatakan setinggi satu meter. Gara-gara genangan air, pemakai jalan ada yang sampai berkelahi. Pasalnya, seorang pengedara Suzuki Jimmy meluncur keras hingga air mun- crat menimpa muka dan pakaian pengendara sepeda motor GL Pro. Perang mulut terjadi, hingga men- Wayan Sura, salah seorang gundang perhatian penduduk set- korban banjir di Mekar Manis empat. Siswa-siswa terpaksa mengatakan, ia tidak hanya harus kami pulangkan, air sampai ke kerja keras mengangkat alat-alat dalam kelas," kata Wayan Subra- ruangan tamu, barang dagangan, ta, salah seorang guru SMPN 6. dimiliki. Banjir yang lebih tragis men- dan semua benda yang Tragisnya, ketika hujan lebat, Ju- impa warga Banjar Balun, Den- mat (26/1) malam, keluarganya pasar. Sungai yang membatasi terpaksa mengungsi ke rumah tet- wilayah Balun dan Mekar Manis angga. "Semalam penuh kami tidak mampu menampung besarn- tidak bisa tidur, air masuk ruan- ya volume air. Rumah-rumah kon- gan setinggi badan," tambahnya. trakan yang dihuni penduduk dari Banjir yang menimpa pen- berbagai daerah, dirambah air bah duduk Mekar Manis, tidak hanya akibat luapan air sungai. Lokasi membuat warganya kepanikan. yang memang kumuh itu, tampak Derasnya aliran air juga makin kotor dan semrawut. Jalan menyebabkan hilangnya bebera- tanah makin gembur, dan rumah pa hewan piaraan-ayam, itik. yang terbuat dari bedeg itu seper- Wayan Debru, warga gang V ti pelampung pancing di danau. mengatakan, ia kehilangan 12 Penguninya yang dominan asal ekor itik akibat hujan deras pada Jawa, tidak mampu berbuat apa- Jumat malam itu. Beberapa war- apa. Setelah hujan reda, mereka ga yang lain juga mengaku kehi- tampak sibuk membersihan ko- langan ternaknya. "Tahun ini pal- toran dan membuang sisa-sisa air ing parah, dulu tidak pernah sam- pai begini," kata Debru. yang masuk dalam kamar. Tem- pat mandi yang juga dibuat bedeg, ludes dihanyutkan air sungai. Se- mentara air sumur menjadi keruh dan berbau amis. Banjir juga merobohkan seki- tar 15 meter tembok areal pe- karangan rumah milik Wayan "Susah Pak, daerah ini me- Sukawan. Seluruh warga keluar rumah dan membongkar got-got mang tiap musim hujan pasti ke- saluran air. Tak kurang dari Ke- banjiran. Mana jalan becek, rumah lian Dinas Banjar Mekar Manis, kontrakan dari bedeg, dan koto- Wayan Astawa ikut sibuk mem- ran masuk kamar. Mudah-muda- sebagai bantu warga yang tertimpa han ada yang peduli pada kami penyebab terjadinya banjir. "Ka- musibah. Untuk mengurangi yang miskin, dibantu memperbai- lau menyebabkan kemacetan lalu genanan air di gang VI, penduduk ki jalan saja sudah cukup," kata lintas, mungkin kami terima. Ban- terpaksa melobangi tembok peny- Julaehak, wanita asal Jembar yang jir itu kan bencana alam, dan engker rumah. berprofesi sebagai pemungut sekarang ini kapasitas air hujan barang bekas. memang sangat tinggi," elaknya. Pemandangan yang menyedi- hkan akibat banjir, terjadi di Arus lalu lintas di Jalan "Kami punya kamar mandi Sudirman, Waturenggong dan jalan-jalan di Sidakarya sempat satu saja dimakan air, ya... terpak- terganggu akibat genangan air. sa mandi di sungai saja," tambah Beberapa sekolah di Denpasar rekannya yang lain. (wen/din) Kesadaran Membuang Sampah Baru sampai di Tong Sampah Minggu Wage, 4 Februari 1996 Minggu Wage, 4 Febr LENTERA RAMADHAN Hudan Li Al Muttaqiin "ANAK-ANAK," begitu Ustadz Arif memulai pengajian senja di sebuah SMU di kota Denpasar tempat Iqbal bela- jar, "Kalian ingat cerita empat orang buta yang diajak meli- hat kebun binatang?" Sebagian dari anak-anak itu menjawab, ingat, sebagian lainnya mengatakan lupa dan tidak tahu. Lalu: "Empat orang buta itu diperkenalkan dengan gajah. Kata shahibul hikayat, masing-masing orang buta itu menjamah bagian tubuh gajah. Maka kesan yang diperoleh oleh mas- ing-masing orang buta itu tentang gajah tentu menurut bagi- an tubuh mana yang diraba oleh mereka itu. Orang buta pertama mengatakan, gajah itu seperti kipas, karena yang diraba adalah telinganya. Yang kedua mengatakan, gajah itu seperti pipa, karena yang diraba belalainya. Begitu set- erusnya. Itulah cerita yang dianalogkan dengan kesulitan orang mencari kebenaran agama." Sementara Ustadz Arif diam sejenak, Iqbal bergumam: "Bodoh sekali orang buta itu mengapa ia hanya meraba sebagian, masa, bagian lain tubuh gajah tak terjamah?" "Ya, cerita tersebut fiktif, cerita orang-orang yang pesi- mis terhadap pencapaian manusia terhadap kebenaran. Orang seperti itu disebut juga skeptis. Namun memang dalam menetapkan kebaikan dan keburukan manusia tidak dapat bersatu, kalau mereka mengandalkan pikiran mas- ing-masing." "Jadi harus ada satu kata putus, yang bisa dijadikan pedoman untuk semua orang, kan begitu Ustandz?" tanya Iqbal. "Ya dan itulah tugas Alquran. Kalian dapat membaca masalah tersebut pada surah Albaqarah, surah nomor dua, ayat 185. Para siswa buru-buru membuka kitab Alquran, mereka mencari ayat dimaksud. Hidayati, murid berjilbab itu seg- era membaca terjemahan ayat tersebut: "Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan permu- laan ayat Alquran, merupakan petunjuk bagi sekalian manu- sia, penjelasan dari petunjuk tersebut dan pemisah (antara yang haq dan yang batil)." "Nah, anak-anak itulah ayat yang menegaskan tentang tugas Alquran. Ia adalah petunjuk, rincian petunjuk itu dan pembeda atau pemisah antara yang haq dan yang batil, antara yang baik dan buruk. Jadi baik buruk tidaklah diser- ahkan kepada manusia, akan tetapi Allah yang menetap- kannya." "Ya tetapi 'kan tidak semua manusia mau mengambil Alquran menjadi petunjuk," sergah Budiman. "Memang betul hanya mereka yang bertaqwa, yang bisa mengambilnya menjadi petunjuk (hudan li al muttaqiin). (WAA) TAZKIRAH "Alif, laam, miim. Kitab (Alquran) ini tidak terdapat kera- guan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang ber- taqwa." (Alquran, s. Albaqarah, 2: 1-2). IMSAKIYAH Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan (Wita) Tanggal 4 dan 5 Februari 1996: Imsak 04.49; Subuh 04.59; Dzuhur 12.35; 'Ashar 15.52; Maghrib 18.50; 'Isyak 20.02 Dikurangi : Kupang -33 menit; Raba -11 menit; Dompu -10 menit; Sumbawa -7 menit; Selong -5 menit; Praya -4 menit; Mataram -3 menit; Karangasem -2 menit; Klungkung/ Bangli-1 menit. Ditambah : Lumajang/Jember + 5 menit; Banyuwangi + 4 menit; Jemberana/Buleleng Barat +2 menit; Singaraja + 1 menit. KETIKA masyarakat ber- nya, bila mau mengenal sampah mengikuti sebuah survey yang nya diketahui masyarakat. Untuk Kusuma. Ia juga menegaskan, bi- hadapan dengan sampah, sikap itu sendiri. berkaitan dengan kepedulian tahu apakah diri dan lingkungan- arpun semua kota di Bali menda- mereka kebanyakan seperti Pan Yayasan Wisnu, demikian lingkungan. "Setelah itu, nya cukup bersih, bersih atau ter- patkan Adipura, tetapi sebetulnya Tau dan Pan Nawang. Dua figur Suasta menjelaskan telah menco- masyarakat hanya sama-samar cemarkah. "Pengertian bersih saja belum menjamin masyarakat dalam perumpamaan, untuk me- ba untuk memberikan contoh nya- mengetahui, apa itu TPA, apakah masih rancu, apalagi tercemar. sudah sadar benar akan makna ke- dan searah menuju sungai. Artinya wakili betapa sebetulnya sampah ta, bla sampah bisa datangkan sampah itu hanya ditumpuk, Sulit bila kenyataannya itu dikait- bersihan. "Makanya saya tidak jalan kaki. walau dekat, setiap hari dilihat, uang. Dari sudut pandang sosial, dibakar, mereka tidak lagi perdu- kan dengan kesadaran kebersihan heran, kalau banjir yang baru-baru Selama ini trotoarisasi disinyale- ada got yang masih belum punya tetaplah sebuah persoalan yang Desa Pupuan hanyalah sebagai li. Urusan sampah menjadi pendek dan kemampuan diri menilai ke- ini terjadi di Kuta, tudingannya men sebagai penyebab banjir di kota arah yang pasti atau rancu, sehing- belum terpahami secara jelas salah satu contoh. Dan dipilihnya di mata masyarakat karena kurang bersihan di sekitarnya," tutur Li- kan sampah juga." Denpasar. Dengan adanya penutup, ga pada musim hujan got tidak dalam penangannya. Pupuan karena daerah itu lebih penyadaran dari pihak ber- lus. Ia menilai, "Masyarakat desa Maka Lilus menyarankan, got-got tidak berfungsi sebagaima- mampu mengalirkan air dengan ce- Prilaku menghadapi sampah cenderung berupa ekonomi perta- wenang." Padahal, dari sil ke- lebih tahu manfaat sampah, mere- "Adalah tepat bila kini, tahap lan- na biasa. Setelah ditutup, got sukar pat ke arah sungai. Apalagi tidak di- adalah membuang. Tak mengher- nian daripada daerah pariwisata, liling ke empat kabupat Lilus ka buang ke tebe, jadi kompos, jutan dari gebyar sadar membuang dibersihkan dari sampah-sampah ikuti dengan kemiringan yang baik, ankan tiap hari berton-ton sampah dan bisa kelak menjadi contoh Widnyana mengamati a sem- beda dengan masyarakat di kota. sampah di tempat yang semestin- yang berlalu di sana. Pengendapan maka pada musim hujan genangan diproduksi. Dan akibatnya tentu untuk desa sejenis di Bali. Dari pat berdialog dengan masyarakat Dari tingkat pendidikan semesti- ya, berlanjut dengan penyadaran, lumpur dan sampah cepat atau lam- lokal tidak dapat dihindarkan. sudah jelas. Biarpun ada TPA dan pengalaman bekerja sama dengan untuk tahu tingkat kepedulian nya lebih paham, tetapi sampah bahwa sampah sebetulnya bisa bat menjadikan got makin dangkal. "Yang paling penting diperhatikan pasukan kuning. Dekomposisi Desa Pupuan, hikmah yang dida- mereka terhadap lingkungan seki- bagi mereka adalah urusan pasu- dikurangi produksinya dan kalau- Sementara kalaupun ada lubang un- dalam mengalirkan air adalah kece- sampah ternyata tak berjalan sem- patkan adalah, masyarakat secara tarnya. Mereka menyatakan, kan kuning," lanjutnya memberi- pun harus membuang sampah, tuk membersihkan got, temyata tak patannya. Dengan demikian, luas purna. Karena itulah, niat mem- nyata dapat melihat manfaat 'Berhadapan dengan kebersihan, kan sedikit perbandingan. buanglah sampah yang masih bisa bisa dilakukan secara maksimal. saluran yang dibutuhkan dapat Pada akhirnya, kesadaran yang dimanfaatkan." Hal ini dapat dilihat dari bebera- diperkecil," tambahnya. Apalagi buang sampah untuk mengejar sistem pengolahan sampah ter- masyarakat Bali itu seperti lakon 'nilai kebersihan, haruslah dibaren- padu. Baru sebagian kecil saja Pan Tau dan Pan Nawang, dibi- kini nampak dalam menangani Dengan kata lain, sampah pa ruas got. Bukannya air dari jalan dalam perluasan atau pembuatan gi kesadaran memanfaatkan sampah upaya yang bisa kami jelaskan lang paham, sebetulnya tidak pa- sampah menjadi semu. "Yang ada tidaklah mungkin terhindari pen- masuk got, tetapi air dari got men- saluran baru itu harus mempertim- itu agar bernilai ekonomi. Dengan mengenai aktivitas Yayasan Wis- ham. Dibilang tidak paham soal kini baru pada tahap menjauhkan ingkatan produksinya, hanya saja galir ke jalan. Hal ini membuktikan bangkan dampak teknis, ekonomis, kisah lain, sampah pun bisa meng- nu terhadap sampah di Bali." sampah, dia paham." tuturnya dari rumah saja. Kondisi ini se- harus diimbangi dengan kesada- betapa pendangkalan got berlang- sosial budaya dan amdalnya, tentu hasilkan uang. Karena itulah, menu- Soal sampah memang rutin seraya menjelaskan, masih perlu harusnya diimbangi dengan kesa- ran pengolahannya. Karena sam- sung dengan cepat, namun tak ter- akan lebih praktis bila faktor kelan- ceramah, rut Putu Suasta dari Yayasan Wis- tetapi rutinitas jangan sampai ada pertemuan, daran, bagaimana sebisa mungkin pah sebetulnya, dibuang sayang, pantau karena tertutup. caran saluran lebih diefektifkan. Kurang lancarnya saluran, nu, dari berbagai survey yang telah membuat masyarakat lengah dan musyawarah, berbagai cara untuk menghasilkan sedikit sampah. kalau disayang (diperlakukan den- Diberi Ritarder menurut pengamatannya, yang men- dilakukan, menunjukan 80% sam- dirugikan sampah. Bagaimana menjelaskan berbagai pengertian, Atau katakanlah, membuang sam- gan benar) bisa menghasilkan pah yang ada di Bali adalah sampah pun keseharian hidup masyarakat ciri-ciri dan ukuran yang sepatut- pah plastik dikurangi," timpal Lia uang. (rws) Sementara itu, banjir yang terja- gakibatkan banjir dan genangan di di wilayah kota besar, maupun lokal juga termotivasi oleh adanya organik, tetapi sebagian besar tidak tak bisa lepas dari sampah. Dan kota sedang seperti Denpasar, san- alih fungsi saluran. Misal, awalnya mempunyai peluang untuk hancur kini, kebutuhan masyarakat mod- dengan baik. ern telah pula mendesak, bahwa gat dipengaruhi faktor alam. Misal- sebuah saluran sebenarnya difung- nya kondisi geografisnya. Hal ini sikan untuk saluran irigasi, namun Karenanya, menurut bujangan pengelolaan sampah yang baik yang aktif di aktivitas cinta dan menguntungkan, efektif dan tidak sepenuhnya benar. Bagaima- karena perkembangan kota saluran lingkungan ini, "Dengan kompos efesien dinilai amat mendesak. MUSIBAH banjir yang melan- duduk, sehingga masyarakat kalang- bila got tak berfungsi, air akan meng- na pun suatu wilayah yang telah tersebut terpaksa dialihfungsikan sederhana, kita dapat menguran- Persoalannya kini, walau da Jakarta baru-baru ini, masih ter- kabut. genangi ruas-ruas jalan yang ada. menjadi tempat pemukiman sebe- sebagai saluran drainase atau pem- gi 80 % sampah yang berlimpah masyarakat perkotaan dan sebagi- gambar jelas di benak kita. Akibat Dalam kondisi demikian, Di tengah perjuangan pemda namya lebih banyak tergantung ke- buangan limbahan air. Kedua salu- ran tersebut memiliki bentuk berbe- itu. Di samping, sampah yang an di pedesaan telah terbantu den- meluapnya Sungai Ciliwung, ribuan masyarakat di lingkungan Suwung untuk meraih dan mempertahankan pada yang menanganinya. Demikian dikatakan Ir. IGN Di- da. Saluran untuk kebutuhan irigasi sudah terolah menjadi pupuk me- gan adanya pasukan kuning, guna rumah di kota metropolitan teren- menjadi beringas, merusak apa yang trofi Adipura, kebersihan mulai miliki nilai ekonomis. Dengan menertibkan pembuangan sam- dam air. Di samping kerugian ma- dianggap menjadi biang keladi ban- mendapat prioritas. Got-got yang wangkara, seorang pengamat dari dibuat lebih tinggi dari daerah lain- demikian, masyarakat yang mem- pah, ternyata arah sasaran yang teri, bencana tersebut juga menelan jir, dan masyarakat juga tidak takut ada di sisi kiri-kanan jalan ditutup Denpasar. Menyalahkan kondisi nya dengan bentuk di hulu lebih be- menghadapi petugas. Kenapa sam- dan dibuatkan trotoar. alam, saat banjir melanda, menurut- sar daripada di hilir. Tujuannya un- perlakukan dengan semangat dituju-yaitu membudayakan beberapa korban jiwa. membuang sampah yang dihasil- kebersihan lingkungan dalam arti Beberapa hari lalu, musibah se- pai banjir? Trotoarisasi-yang selama ini nya tak memecahkan persoalan dan tuk memudahkan air mengalir ke kannya, dapat diajak untuk kom- bersih yang higiens belumlah rupa juga terjadi di Denpasar. Aki- Trotoarisasi disinyalemen sebagai biang keladi kurang bijak. Dia melihat, kondisi daerah bawahannya. Sedangkan sa- promi. Tidak semata untuk tujuan terwujud. "Kalau secara proses, bat guyuran hujan, hampir semua Got, selokan, atau apa pun na- penyebab banjir-sebenarnya san- itu sebenamya lebih banyak dipen- luran untuk kebutuhan drainase atau kebersihan lingkungan ataupun masyarakat sekarang sudah sadar ruas jalan di kota Denpasar digenan- manya ternyata paling berperan un- gat ideal bila fungsi-fungsi got dap garuhi sistem saluran yang belum pembuangan seharusnya tempatnya penghindaran dari banjir dan membuang sampah, tetapi baru gi air. Yang terparah, terjadi di ka- tuk menangkal banjir. Bila got ber- at dipertahankan. Sebab, di samp- memadai atau yang sudah ada teta- lebih rendah dari kawasan pemuki- pencemaran. Masyarakat bisa di- sampai di tong sampah," nilai wasan Suwung, Denpasar Selatan. fungsi dengan baik, dapat dipasti- ing pemandangan dan lingkungan pi belum berfungsi baik. "Air yang aman dan bentuknya di hilir lebih untungkan oleh hasilan sampah- Lilus Widnyana, yang sempat Air memasuki rumah-rumah pen- kan banjir tidak akan terjadi. Namun baik, juga ada tempat bagi para pe- datang sebenamya bisa diprediksi," besar dari pada di hulu. Artinya, di SHOOT * Atlanta 1996 CENTENNIAL OLVMONIC GAMES A 4 Banjir di Denpasar, Salah Siapa? bpm/rtr bpm/tr DOBERMAN - Anjing jenis Dobermen ini terlihat sedang berupaya meraih cakram frisbee dari tuannya di suatu pagi yang cerah di kota Belgrade, Yugoslavia baru-baru ini. Memiliki anjing kesayangan sekarang menjadi mode di negara tersebut. PRANGKO OLIMPIADE - Sebanyak 12 macam prangko yang bergambar cabang olah raga Olimpiade telah dikeluarkan tanggal 1 Februari lalu oleh dinas pelayanan pos Ameri- ka Serikat. Jenis prangko ini diperkenalkan dalam sebuah pameran yang berlangsung di Atlanta, tempat Olimpide ke-100 itu akan diselenggarakan pertengahan tahun ini. katanya. Dengan demikian, logisn- antara keduanya itu memiliki ben- Sempati Air ya, dalam penyediaan saluran untuk tuk bangun yang terbalik. (sar/asa) mengalirkan air hujan dapat dihi- tung. Dengan begitu, seharusnya diperhitungkan curah hujan yang da- tang dengan kapasitas saluran. Stu- di untuk mengetahui jumlah air yang masuk dan yang keluar tersebut juga diterapkan pada pembuatan saluran pembuangan yang ada di Denpasar. Dosen Fakultas Teknik Sipil Unud ini mengatakan, idealnya Tukad Badung di bagian hulunya dibuatkan "ritarder" atau semacam tempat parkir air dengan kapasitas yang telah diperhitungkan secara matang. Air hujan yang mengalir sebelum memasuki kota Denpasar ditampung terlebih dahulu pada tem- pat tersebut. Dengan demikian, daer- ah kota mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan resapan se- belum adanya tumpahan dari hulu. Dia menambahkan, pembuatan ri- tarder memiliki dua fungsi. Perta- ma menampung kelebihan air yang datang saat musim hujan dan men- gatur aliran keluarnya sehingga tidak terjadi luapan. Kedua, pada musim kemarau, air yang ditampung pada waduk itu dapat dimanfaatkan un- tuk penggelontoran (pembersihan kotoran saluran). Dia melihat Tukad Badung se- bagai satu-satunya drainase induk masih sanggup untuk menampung tumpahan air. Buktinya, saat banjir, sungai tersebut ternyata tidak penuh. Namun, banjir melanda pemukiman penduduk. Menurutnya, itu disebab- kan oleh adanya sistem saluran pem- buangan (got) yang belum lancar Reservation & Ticketing 24 Jam Phone: 237343 (Hunting) Fax 236131 Gedung Diponegoro Megah Blok B/27 Denpasar JI. Diponegoro 100 - Denpasar JADWAL PENERBANGAN MINGGU JAM 06.40 06.50 08.45 11.00 14.05 15.55 16.10 17.25 22.15 TUJUAN Denpasar Balikpapan Denpasar-Bandung Denpasar Batam Denpasar-Cengkareng Denpasar - Manado Denpasar Palangkaraya Denpasar -Pakan Baru Denpasar Singapore Denpasar Surabaya Denpasar-Tarakan Denpasar - Yogyakarta Denpasar - Medan Denpasar-Pangkal Pinang Denpasar-Mataram Denpasar Mataram Denpasar- Denpasar-Bandung Denpasar- Denpasar - Padang palikpapan Denpasar Cengkareng Baru Denpasar-Pakan Denpasar - Surabay Denpasar - Surabaya Denpasar-Yogyakarta Denpasar-Mataram Denpasar - Mataram Denpasar - Mataram Denpasar Cengkareng Denpasar-Perth Denpasar Singapore Denpasar Banjarmasin Denpasar-Ambon Denpasar-Cengkareng Denpasar - Surabaya Denpasar-Ujung Pandang Denpasar-Cengkareng Denpasar - Taipei Sevudi S Me SALAH satu hal penting gundang perhatian dan pik Apalagi bila itu berkaitan d ah perkotaan di wilayah Pu Lingkungan Bali yang gerak pembangunnya yan fisik), ternyata secara cepat kan sampah, yang kemudia tubuh Bali di samping pe mencapai tiga juta jiwa. Diperkirakan, sampah pembangunan itu telah men nya. Dan ini tentu berkait konsumsi masyarakatnya. N ing maupun pemulung unt Toh, soal sampah dan (khususnya) di perkotaan Apalagi bila kekhawatiran yang dapat memicu banjir ang perkotaan yang cender Begitu pun bagi Roya lingkungan terus menerus gan. Karena itu, dia yang s Team sejak 1,5 tahun yang l amat perduli dengan lingku satu upaya untuk mengata ngkin bisa menekankan ke punyai karyawan 50 orang daur ulang," ujar Executi Season, Royal Rowe keti mengenai cara penanganan Apa yang disampaikan suar li beralasan. Lantaran amat besar ke gan pemasokan hasilan s besar. Maka daur ulang a bisa memanfaatkan sampa perusahaan dalam kegiatan pah. "Seperti kita ketahui si-informasi tentang daur seluruh hotel. Tidak semua lanjut Rowe yang meman dengan gencar menyampai ran diri terhadap kebersiha Hingga akhirnya Rowe wa sangatlah sulit bila bic gannya, sekalipun dibicara mengerti dan mampu untuk sa sulit!" tegas lelaki yan 14 Desember ini. Kemudian ketika dikonf kini relatif bersih dengan ad 000090 Lin Sepin Kera BALI, pulau wisata ya indah, memiliki keanekaraga an budaya dan keindahan ala sebetulnya juga memi kekayaan lain, ya keanekaragaman jenis sat serta tumbuhan. Dalam keanekaragaman satwa, dia diam nama Bali telah p menambah daya tarik dan pi yang bisa ditawarkan kepa wisatawa Terkait, prilaku kera Ba 2cm Color Rendition Chart
