Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-02-04
Halaman: 03

Konten


4cm Wage, 4 Februari 1996 Minggu Wage, 4 Februari 1996 Bali Post HALAMAN 3 FENOMENA AMADHAN Muttaqiin z Arif memulai pengajian npasar tempat Iqbal bela- ang buta yang diajak meli- menjawab, ingat, sebagian dak tahu. Lalu: malkan dengan gajah. Kata orang buta itu menjamah yang diperoleh oleh mas- gajah tentu menurut bagi- h mereka itu. Orang buta Seperti kipas, karena yang kedua mengatakan, gajah aba belalainya. Begitu set- alogkan dengan kesulitan a. sejenak, Iqbal bergumam: engapa ia hanya meraba uh gajah tak terjamah?" ta orang-orang yang pesi- sia terhadap kebenaran. skeptis. Namun memang keburukan manusia tidak engandalkan pikiran mas- utus, yang bisa dijadikan an begitu Ustandz?" tanya . Kalian dapat membaca Daqarah, surah nomor dua, uka kitab Alquran, mereka ti, murid berjilbab itu seg- tersebut: lamnya diturunkan permu- etunjuk bagi sekalian mahu- sebut dan pemisah (antara yang menegaskan tentang k, rincian petunjuk itu dan yang haq dan yang batil, di baik buruk tidaklah diser- etapi Allah yang menetap- manusia mau mengambil gah Budiman. a yang bertaqwa, yang bisa k (hudan li al muttaqiin)." RAH (WAA) ran) ini tidak terdapat kera- agi orang-orang yang ber- 2:1-2). YAH ar dan Tabanan (Wita) 96 ; Dzuhur 12.35; 'Ashar 20.02 menit; Dompu -10 menit; enit; Praya -4 menit; -2 menit, Klungkung/ Banyuwangi +4 menit; menit; Singaraja + 1 menit. dan searah menuju sungai. Artinya ada got yang masih belum punya arah yang pasti atau rancu, sehing- ga pada musim hujan got tidak mampu mengalirkan air dengan ce- Dat ke arah sungai. Apalagi tidak di- kuti dengan kemiringan yang baik, maka pada musim hujan genangan okal tidak dapat dihindarkan. "Yang paling penting diperhatikan Halam mengalirkan air adalah kece- patannya. Dengan demikian, luas Saluran yang dibutuhkan dapat diperkecil," tambahnya. Apalagi dalam perluasan atau pembuatan saluran baru itu harus mempertim- bangkan dampak teknis, ekonomis, sosial budaya dan amdalnya, tentu akan lebih praktis bila faktor kelan- caran saluran lebih diefektifkan. Kurang lancarnya saluran, menurut pengamatannya, yang men- gakibatkan banjir dan genangan lokal juga termotivasi oleh adanya alih fungsi saluran. Misal, awalnya sebuah saluran sebenamya difung- sikan untuk saluran irigasi, namun karena perkembangan kota saluran tersebut terpaksa dialihfungsikan sebagai saluran drainase atau pem- buangan limbahan air. Kedua salu- ran tersebut memiliki bentuk berbe- da. Saluran untuk kebutuhan irigasi dibuat lebih tinggi dari daerah lain- nya dengan bentuk di hulu lebih be- sar daripada di hilir. Tujuannya un- tuk memudahkan air mengalir ke daerah bawahannya. Sedangkan sa- luran untuk kebutuhan drainase atau pembuangan seharusnya tempatnya lebih rendah dari kawasan pemuki- aman dan bentuknya di hilir lebih besar dari pada di hulu. Artinya, di antara keduanya itu memiliki ben- tuk bangun yang terbalik. (sar/asa) Sempati Air Reservation & Ticketing 24 Jam Phone: 237343 (Hunting) Fax 236131 Gedung Diponegoro Megah Blok B/27 Denpasar Jl. Diponegoro 100 - Denpasar JADWAL PENERBANGAN MINGGU JAM TUJUAN 06.40 06.50 08.45 11.00 Denpasar Balikpapan Denpasar Bandung Denpasar Batam Denpasar-Cengkareng Denpasar Manado Denpasar-Palangkaraya Denpasar -Pakan Baru Denpasar-Singapore Denpasar - Surabaya Denpasar Tarakan Denpasar DeYogyakarta Denpasar-Medan Denpasar-Pangkal Pinang Denpasar r-Mataram Denpasar-Mataram Denpasar Balikpapan Bandung Denpasar-Cengkareng Denpasar-Medan Denpasar-Padang Denpasar-Pakan Baru Denpasar Surabaya Denpasar 14.05 15.55 Denpasar Matara Denpasar Mataram 16.10 Denpasar- Cengkareng 17.25 22.15 Denpasar-Perth Denpasar-Singapore Denpasar-Ambon Denpasar Banjarmasin Denpasar-Cengkareng Denpasar Surabaya Denpasar - Ujung Pandang Denpasar-Cengkareng Denpasar-Taipei Royal Rowel Sampah, Merdah dan Bima SALAH satu hal penting bagi Bali, yang tetap men- gundang perhatian dan pikiran. Adalah soal sampah. Apalagi bila itu berkaitan dengan perkembangan daer- ah perkotaan di wilayah Pulau Dewata ini. Lingkungan Bali yang luasnya 5.000 km-2 dengan gerak pembangunnya yang demikian cepat (secara fisik), ternyata secara cepat pula menghasilkan tumpu- kan sampah, yang kemudian menjadi beban fisik bagi tubuh Bali di samping penduduknya yang kini telah mencapai tiga juta jiwa. Diperkirakan, sampah yang dihasilkan dari gerak pembangunan itu telah meningkat 14 % dalam setahun- nya. Dan ini tentu berkaitan dengan perubahan pola konsumsi masyarakatnya. Meski telah ada pasukan kun- ing maupun pemulung untuk mengurusi sampah. Toh, soal sampah dan kesadaran masyarakat Bali (khususnya) di perkotaan seharusnya tetap dipacu. Apalagi bila kekhawatiran dampak tumpukan sampah yang dapat memicu banjir erat kaitnya dengan tata ru- ang perkotaan yang cenderung menyesak. Begitu pun bagi Royal Rowe, soal sampah dan lingkungan terus menerus menjadi pikiran dan tantan- gan. Karena itu, dia yang sudah menjadi anggota Green Team sejak 1,5 tahun yang lalu, dan memang sejak lama, amat perduli dengan lingkungan, mengharapkan, "Salah satu upaya untuk mengatasi sampah, pemerintah mu- ngkin bisa menekankan kepada perusahaan yang mem- punyai karyawan 50 orang atau lebih untuk melakukan daur ulang," ujar Executive Assistant Manager Four Season, Royal Rowe ketika mengawali pembicaraan mengenai cara penanganan sampah di ruang kerjanya. Apa yang disampaikan suami dari Pamela ini, barangka- li beralasan. Lantaran amat besar kegiatan industri berandil den- gan pemasokan hasilan sampahnya dalam kuantitas besar. Maka daur ulang adalah salah satu cara untuk bisa memanfaatkan sampah serta melibatkan pegawai perusahaan dalam kegiatan yang berkaitan dengan sam- pah. "Seperti kita ketahui saat ini, meskipun informa- si-informasi tentang daur ulang sudah diseba ke seluruh hotel. Tidak semua hotel mau melakukannya," lanjut Rowe yang memang di tiap kesempatan selalu dengan gencar menyampaikan soal pentingnya kesada- ran diri terhadap kebersihan lingkungan dari sampah. Hingga akhirnya Rowe memberikan penilaian, bah- wa sangatlah sulit bila bicara soal sampah dan penan- gannya, sekalipun dibicarakan kepada yang diharapkan mengerti dan mampu untuk berpartisipasi. "Masih tera- sa sulit!" tegas lelaki yang berulang tahun di tanggal 14 Desember ini. Kemudian ketika dikonfirmasikan, bahwa wajah Bali kini relatif bersih dengan adanya pasukan kuning. Tama- Lingkungan tan Radford College, Radfor Va. MS. Psychology ini berucap cepat dengan bahasa Inggrisnya yang kental, "Pasukan kuning memang telah bekerja sangat keras sesuai dengan tugas mereka." Tetapi, lanjutnya, "Kita tidak bisa mengandalkan mereka saja, karena terlalu banyak yang harus mereka lakukan. Dengan bantuan masyarakat, misalnya dengan tidak membuang sam- pah di jalanan, sungai, selokan, got. Ini sangat mem- bantu mereka, sebab waktu yang mereka gunakan un- tuk menyapu jalanan mungkin bisa lebih sedikit, seh- ingga mereka bisa melakukan tugas dengan lebih efek- Karena itu Royal Rowe yang tinggal di Bali sejak tahun 1992 menyarankan, "Kepada masyarakat, perlu dilakukan kampanye kesadaran tentang masalah sam- pah secara terus menerus, tidak bersifat temporer. Be- gitu pun melalui media massa ataulah dengan kerja sama pemerintah dengan banjar." Dengan setengah bertanya Rowe mempertanyakan, "Kenapa tidak disa- rankan kepada masyarakat untuk membawa tas saat pergi ke pasar, sehingga tidak terlalu banyak plastik yang dibawa ke rumah. Atau mengapa tidak disaran- kan kepada para pedagang untuk kembali membungkus barang-barang dengan koran bekas," tutur pengkolek- si barang kuno ini, yang ternyata mempunyai latar be- lakang pendidikan di George Wythe. H.S Richmond Va dan University of Virginia, Charllottesville Va.B.S. Psychology. Yang kemudian justru menekuni kepariwisataan dan perduli lingkungan. Dan untuk menjaga lingkungan, bagi Rowe yang ter- penting adalah kesadaran. "Inilah yang penting dan se- harusnya dimulai sejak dini." Bagi Rowe, meski Bali kini relatif bersih, masih terasa senjang pengertian ke- bersihan yang dipahami masyarakat dengan bersih yang diharapkan oleh pemerintah. Di mana, masyarakat perkotaan mengira, setelah sampahnya dipungut oleh pasukan kuning, urusannya telah selesai dengan sam- pah itu. Padahal, sampah dihasilkan tiap hari. "Tidak sekantong dua kantong. Tetapi bertruk-truk. Sebagi- an sampah memang bisa didaur ulang, bisa pula di- manfaatkan menjadi kompos. Tetapi ada pula sam- pah yang tidak bisa didaur ulang dan berdampak tidak baik bagi kehidupan manusia dan lingkungan hidup," paparnya tetap semangat. Karena itu, sosialisasi pen- genalan apa itu sampah, bagaimana menanganinya, dan dampaknya, secara terus menerus menggugah masyarakat untuk sadar. Urusan sampah tidaklah se- lesai begitu sampah terkumpul dan dibuang ke tong sampah, lalu dibawa petugas kebersihan ke TPA (Tempat Pembuangan Sampah). Karena itulah Rowe berusaha menawarkan cara itu, seperti memvisual- Sepintas mengenai Kera Bali BALI, pulau wisata yang indah, memiliki keanekaragam an budaya dan keindahan alam, sebetulnya juga memiliki kekayaan lain, yakni keanekaragaman jenis satwa serta tumbuhan. Dalam hal keanekaragaman satwa, diam- diam nama Bali telah pula menambah daya tarik dan pikat yang bisa ditawarkan kepada wisatawan. Royal Rowe isasikan tokoh pewayangan seperti Merdah dan Bima, dengan missi yang isinya untuk menyadar- kan masyarakat mengenai kebersihan lingkungan dari sampah. Merdah dan Bima Merdah dan Bima, dinilai Rowe bukan tokoh yang asing bagi masyarakat Bali. Pilihan tokoh wayang ini berkaitan dengan unsur edukasi. Bagi Rowe, sasaran utama untuk kuatnya pengakaran ke- sadaran kebersihan adalah sejak anak-anak. Maka cara penyampaian, imbauan untuk mengajak masyarakat sadar akan pentingnya perduli terhadap sampah. Untuk itulah, diperlukan media yang bisa mengkomunikasi upaya penanggulangan sampah secara sederhana. "Untuk anak-anak, misalnya dibuatkan buku mewarnai," ujar Rowe mencerita- kan gagasan-gagasannya yang berkaitan dengan sampah. "Dengan buku mewarnai ini, anak-anak akan terdidik sejak dini, tahu menjaga kebersihan, tahu mengapa dia harus tidak buang sampah sem- barangan. Di sisi lain, anak-anak akan tetap dekat dengan idola dan kulturnya," lanjutnya seraya menyerahkan setumpuk naskah mengenai kebersi- han lingkungan yang sudah siap dishot dan setum- puk buku mewarnai. Bagi Rowe, sampah dan keperdulian terhadap lingkungan tidaklah semata demi kepentingan pariwi- sata. Tetapi sebetulnya, perduli lingkungan dan menc- intainya adalah sebuah pilihan yang berpihak pada ke- hidupan itu sendiri. Cok Sawitri/Luh Resiki Ini contoh, realisasi gagasan Royal Rowe. Mewarnai gambar yang bagi anak-anak kegiatan mewarnai gambar menyenangkan sekali- gus sejak usia diní mengenal soal sampah. 00000000000 Munabb sveud o denminich od rend dang nama Bali, akan berlaku proses ini terjadi di saat umur kera Kemudian cerita-cerita klasik juga mulai berlaku ketika ber- 5-6 bulan. Begitu untuk soal lainnya, seperti Hanoman dan hadapan dengan dunia satwa. kawin, kera punya aturan, yakni lainnya yang sangat erat Barangkali, pilihan layak kan maupun dikawinkan kaitannya dengan kepercayaan berkunjung ke Sangeh, Pula- adalah saa memasuki usia 36-48 hidup orang Bali. ki, Alas Kedaton, Gilimanuk, bulan. Den an catatan, perkawi- Pancasari, Uluwatu dan Ubud. nannya berlesung sewaktu-wak- Taklah selamanya untuk me- tu. Kemudian yang menarik lagi lihat pemandangan yang in- bila mengamati kera, jumlah anak- dah-indah, tarian yang gemer- anaknya satu dan jarang dua. Sep- lap. Ternyata terbukti memi- erti program KB-saja. Di mana kat, di daerah-daerah tersebut bayi kera berat lahirnya mencapai adanya komunitas kera. Salah 420-600 gram. Bila dewasa berat- satu satwa milik Bali yang la- mencapai, untuk yang 4,3 bagai objek-sasaran-kunjun- membicarakan soal kondisi ke- konnya, ternyata cukup ramai 10,6 kg untuk betina dan 5,5 - 10.9 baliknya di kawasan Monkey gan wisata. Khususnya ke habi- hidupan Jalak Bali. Begitu pun menjadi sasaran untuk diper- kg untuk jantan. tatnya. Di samping memberikan nasib satwa liar lainnya. Misal- tontonkan kepada wisatawan. daya tarik, satwa 'bermerek' nya, nasib sapi Bali 'yang liar', Bali ini, terkadang menimbulkan yang masih ditemukan satu dua DALAM arti ditawarkan se- sa benar, beratnya dada bila Prilaku Kera Prilaku atau watak kera dari masing-masing tempat di Bali sangatlah berbeda. Kera di Sangeh bila diamati akan me- nampakan prilaku yang berciri temperamen dan tingkah laku- nya keras dalam memperoleh makanan dari wisatawan. Se- Forest, Alas Kedaton, keranya seperti bersahabat dalam mem- peroleh makanan dari para wisatawan. Kemudian yang tak kalah me- Kera narik, adalah kera sebagai hewan Kera sebagai hewan prima- primata mampu berkomunikasi keprihatinan. Sebab masih tera- di bukit Gumang Karangasem. ta (Mucaca spp) sangatlah erat antarsesamanya, dengan berbagai Prilaku kera yang berkaitan hubungan cara. Kera mampu bersuara, meng- dengan proses mendapatkan nya dengan gunakan ekspresi wajah dan meng- makanan memang sepatutnya manusia, gunakan gerak isyarat sebagai cara diketahui siapa saja yang ingin misalnya fi- berkomunikasi. memasuki habitat kera-kera di siologi dan Sebagai contoh, kera akan Bali. Karena dari proses patologinya, mengguncang-guncangkan pohon mendapatkan makanan dan sehingga sebagai tanda akan menyerang persediaan makanan yang ada, tidaklah he- (agresif) atau menunjukkan daer- besar mempengaruhi interaksi ran jika ah pantat sebagai tanda pembang- kera terhadap makhluk lainnya dalam suatu kangan terhadap kera yang lainnya. yang mendekatinya. Seperti riset ilmiah Kera juga mempunyai sifat keber- diketahui kera di beberapa yang ada sihan dan mau untuk bekerja sama tempat di Bali dalam memper- kaitannya dalam menjaga kebersihan dirin- oleh makanan tergantung dari dengan ya. lingkungannya. Kera di Gili- manusia Cara ini dapat ditemukan pada manuk, Uluwatu dan Pancasa- sering meng- waktu kera saling mencari kutu. Di ri memperoleh makanan, tidak gunakan sisi lain, kera juga merupakan semata tergantung dari kera. Dan di hewan pemarah yang mempunyai wisatawan, di lingkungann sudut pan- daya emosi tinggi dan juga bisa masih tersedia tumbuhan dan dang lain, berbahaya bagi mahluk lain. Kera buah-buahan dari hutan dan dikaji dari dengan taringnya yang besar dan hanya sedikit tergantung dari biologi tenaga kuat dapat mengakibatkan wisatawan. Di Pulaki, maka- Atau sebaliknya, umum, ternyata kera adalah luka berat pada seseorang apabila nannya tergantung tumbuhan betapa kini per- hewan sosial yang masih kera itu merasa terganggu. Seba- di sekitarnya hanya sedikit hatian masyarakat dalam keadaan liar. Sebagai liknya, kera sangat senang pada menggantungkan makanannya terhadap anjing Bali mahluk sosial, kera hidup kebaikan hati dan persahabatan ter- dari pemberian wisatawan (khususnya) yang dengan tatanan, yaitu selalu hadap mahluk lain yang memang ataukah orang yang sembahy- berasal dari Kinta- ada dalam konteks; merupa- mengerti apa yang dikehendaki ang ke sana. Faktor lingkungan mani, tiba-tiba saja kan kelompok keluarga yang kera. dan kondisi tersebut, sangat menjadi trend, buru- terdiri atas lebih kurang 10 Kera Bali mempengaruhi prilaku dan an untuk dimukim- sampai 50 ekor. Di mana pula Kera yang ada di Bali adalah temperamen kera di Bali, seh- kan dan disayang- ditemukan, dalam suatu kel- satu species yaitu Mucaca spp, di ingga kera-kera itu tampil ber- sayang sehingga ompok sering ada lebih dari mana antara kera yang ada di Gili- beda-beda bila menghadapi menjadi komoditi seekor jantan dewasa. Dari manuk, Pulaki, Pancasari, Ubud, wisatawan. mahal. Bahkan en- itu, bisa dicermati, di antara Sangeh, Alas, Kedaton, Uluwatu, Maka, bila berbicara. tah karena menyan- kera-kera itu telah terbentuk penyebarannya adalah secara en- masalah tersebut, taklah ber- dang merek Bali, dominasi hirarki, bahkan terk- demis. Artinya, menyebar dalam lebihan apabila perkembangan anjing Kintamani adang dengan batas jelas. suatu tempat. Sampai kini, belum wisata alam sangatlah mem- kemudian ikut-iku- Bandingkan dengan gaya yang ada penelitian yang mengungkap- pengaruhi keberadaan kera di tan kondang, dimi- betina. Jantan-jantan lain- kan, apakah kera dari masing-mas- Bali. Di mana perkembangan nati oleh wisatawan. lainnya hidup di pinggiran ing tempat tersebut berasal dari satu wisata alam (ekoturisme) di Dalam maraknya kelompok utama atau sama daerah, lantas menyebar. Belum di- Bali saat ini mulai dikembang- persaingan dalam sekali di luarnya sebagai laporkan, adanya jalur penyebaran- kan dengan keanekaragaman derap langkah keg- hewan soliter. nya. Jadi, secara berkelakar, jika flora dan faunanya. iatan pariwisata Dari gambaran tersebut, manusia ada jalurnya dari Gili- Daya Dukung Bali, mau tak mau bila kemudian para guide se- manuk ke Tabanan, Denpasar dan Dengan memperhatikan BPMist apa yang dulu dira- lama ini membawa wisatawan sebagianya sebagai misal. Ada- daya dukung lingkungan serta sa telah cukup dipa- ke beberapa tempat di Bali kah kera-kera di Bali tersebut mem- segi potensi yang dimanfaat- kai modal dalam yang ada keranya, barangkali punyai kekerabatan dan mempun- kan, dan keterbatasan aspek memenuhi paket yang patut diperhatikan, bah- yai jalur penyebaran. daya dukung lingkungan alam, tour, yakni berbagai wa di samping kera itu lucu, Hal inilah yang mungkin perlu binaan sosial sangatlah diper- aktivitas yang di- menggemaskan dan kadang- adanya penelitian lebih lanjut. Di lukan dalam mempertahankan tawarkan kepariwi- kadang menjengkelkan. Kera samping itu, kera dalam kehidupan habitat kera Bali sebagai suatu sataan yang men- pun sepatutnya dikenali se- masyarakat dan budaya di Bali de- bahan penyerasian sektor pari- cakup dari mengun- cara umum. Seperti, informasi kat nian hubungannya. Seperti apa wisata dan usaha konservasi. jungi objek-daya yang berpijak dari data biolo- yang digambarkan dalam lukisan Yang pada intinya penataan ob- tarik wisata sampai gi, kera itu (Mucaca spp) tern- artistik klasik Bali, bawa dalam jek wisata yang ada kelompok pun kreasi-kreasi yata punya umur yang lumay- kehidupan masyarakat terdapat hu- keranya, tetaplah berorientasi, lainnya dalam an panjang. Kera sanggup tan dan kera, di samping satwa lain- memperhitungkan daya duku- pengemasan paket hidup dari 25-30 tahunan. Ke- nya. Begitu pun terlihat pula keer- ng lingkungannya, sehingga agar mudian lama buntingnya, atan hubungan manusia dan kera di kekerabatan kera di beberapa wisatawan terpikat. 150-180 hari. Jangan lupa Bali, misalnya pada pahatan-pa- tempat yang ada di Bali tetap tour, Terkait, prilaku kera Bali dengan proses mendapatkan makanan Agaknya, dalil apa hubungan kera dan anaknya hatan relief yang menampakkan dapat terjaga dan diselamat saja yang menyan- mengenal pula disapih, yakni kehidupan masyarakat dan kera. kan. (Yudha Bantono/Kika) BUKU Judul Penulis Penerbit Pengantar Tebal NAGRO Angan Seorang Demonstran : Zaman Peralihan : Soe Hok Gie SOE HOK GIE : Yayasan Bentang Budaya, 1995 : Dr. Kuntowijoyo : XXVII+ 266 halaman SOE Hok Gie adalah simbol dari idealisme. Simbol dari seorang intelektual bebas yang senantiasa berseru-seru memberi caveat. Caran- ya kadang-kadang (atau sering?) begitu spontan, langsung dan mendiskreditkan. Sementara orang kita, dalam perjalanan waktu dengan berbagai rasionalisasi nampak cenderung bergerak ke arah antipodanya. Di tahun 1966-1969 dan (mungkin juga) sekarang, sulit menemukan manusia pemberani yang mau bicara dengan mulut terbuka mengenai soal-soal ketidakadilan dan ketidakbenaran. Or- ang lebih suka menutup mulut dari hal-hal yang bisa membahayakan dirinya. Orang anyakan juga kadang-kadang atau kerap melakukan ko- mpromi dengan realitas kehidupan (Indra Gunawan, CSD). Dari sedikit manusia pembe- rani yang langka tersebut, Soe Hok Gie adalah salah satunya. Tak banyak humanistik intelektual seperti dirinya. Tak banyak yang berani menerapkan politik terbuka, tanpa tedeng aling-aling. Kritikn- ya jujur dan tulus, namun mengerikan. Karena ia maju terus dengan prinsip-prinsipnya. Tanpa kenal ampuh, tanpa perduli risiko yang meng- hadang. Ia tegak berdiri di atas prinsip prike- manusiaan dan keadilan serta secara jujur dan berani menyampaikan kritik-kritiknya atas dasar prinsip-prinsip tersebut demi kemajuan bangsa (Harsja W. Bachtiar). **** zaman peralihan PENGANTAR: DR. KUNTOWIJOYO Dhaniel Dhakidae, (SD) Rasa rindu itulah yang menyelinap hadir seusai pandangan-pandangan Soe Hok Gie lahap kita re- sapi. Kejujurannya, sikap keterbukaannya, rasa keadilannya, dan keberanian moralnya mampu memupus sedikit kerinduan akan "sosok" human- istik intelektual seperti dirinya. Kita memang kurang begitu tahu, apa kira-kira yang akan dilakukan Soe Hok Gie-seandainya-sekarang ia masih hidup. Kalau boleh berandai-andai, paling mungkin ia akan memilih kerja selaku dosen dengan selingan menu- lis di media masa (Indra G.). Pilihan yang sekarang dipilih kakaknya, Arief Budiman. **** Sepenggal perjalanan hidupnya terekam dalam buku hariannya, Catatan Seorang Demon- Dari pandangan-pandangannya, tergambar bah- stran (CSD) yang terbit thaun 1983. Namun wak- wa Soe Hok Gie Bukanlah tipe politikus praktis. tu itu, banyak yang menyayangkan, mengapa Karena sesungguhnya ia lebih merupakan seorang bukan karangan-karangan almarhum Soe Hok moralis yang merasa terpanggil untuk tugas suci. Gie yang dikumpulkan untuk diterbitkan? Sebab, Tak ada pamrih dalam perjuangannya, ibarat per- karangan-karangan itu lebih jelas menggambar- juangan dalam cerita cow boy. Seorang jagoan cow kan, bukan saja sikap dasar atau filosofi hidup boy datang ke sebuah kota dari horizon, cow boy Soe Hok Gie, juga cara-cara almarhum melak- ini menantang sang bandit berduel, dan ia menang. sanakan cita-citanya. Kini-dua belas tahun Setelah banditnya mati penduduk kota yang ingin kemudian-buku Zaman Peralihan ini menjadi berterima kasih mencari sang cow boy. Tetapi ia jawabannya. telah pergi ke horizon yang jauh. Ia tak ingin pangkat, tak ingin jabatan marshall atau sheriff atau sanjun- gan-sanjungan. Demikian pula mahasiswa. Ia tu- run ke "kota" karena terdapat "bandit-bandit PKI" yang sedang menteror rakyat, merampok kekayaan penduduk dan mencemarkan wanita-wanita terhor- mat. Mahasiswa ini menantangnya berduel dan menang. Setelah ia menang, ia balik lagi ke bangku kuliah sebagai mahasiswa yang baik. Ia tidak ingin mengekspoitir jasa-jasanya untuk dapat rezeki-reze- ki (hal 17). Itulah perjuangan moral, tanpa pamrih, tanpa interest, namun penuh integritas (kemumian Sesungguhnya, dalam perjuangan revolusi fisik ataupun perjuangan pembangunan, yang Kemampuannya dalam karang mengarang digunakan untuk membela idealisme melalui pelbagai tulisan di harian ibu kota saat itu (1966- 19969). Seperti; Indonesia Raya, Kompas, Si- nar Harapan, KAMI, dsb. Tiga puluh enam di antaranya dimuat kembali dalam buku Zaman Peralihan ini. ntut cuma Nuansa gugatan dan tuntutan perubangan san- gat mewarnai tulisannya. Tak diragukan, ia se- orang reformis. Dan seorang reformis pada um- umnya tidak sabar untuk menerjang segala hal yang dianggapnya tidak benar dan palsu. Ia tak kejujuran). sabar menanti hadirnya kebenaran dan keadilan. Dengan gagah berani ia mengungkapkan ken- Integrity atau orang-orang yataan, yang kadang membuatnya terpencil sendi- rian karena "kejujurannya". Sebuah konsekuensi yang masih punya integritas, kejujuran dan mar- yang jarang berani diambil orang sekarang ini. tabat. Di mana harga diri dan rasa malu masih Kini, banyak manusia yang rindu kepada keju- mendapat tempat. Di mana bisikan hati nurani juran, kepada keterbukaan. Rindu kepada suatu masih terdengar dan kehormatan belum diper- rasa keadilan dan rindu akan keberanian dalam dagangkan sebagai komoditi eceran. Memang arti keberanian moral. Kerinduan itu makin be- sepotong kursi, sejumput harta dan seraut wa- sar ketika jarak antara kita dan nilai impian itu jah cantik dapat membuyarkan semuanya..... makin jauh. Maka ada hubungan yang berband- (catatan). Seorang Demonstran Moralitasi itu- ing lurus antara kerinduan itu dan nilai/idealis- lah inti pesan Soe Hok Gie. Seusai halaman ter- me yang diidamkan. Semakin jauh kita dari akhir buku ini kita tutup, pantas rasanya kita kejujuran, keterbukaan, keadilan dan kebera- merenung, "Bagaimana dengan moral saya?" nian, maka makin besar pula kekaguman kita Gunawan Wicaksono kepada tokoh yang memperjuangkan. Mantan Aktifis Mahasiswa Universitas Udayana 2cm Color Rendition Chart