Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-02-18
Halaman: 01

Konten


4cm Perintis Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Wakil Pemimpin Umum/Redaksi/ Penanggung Jawab Wakil Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab Redaktur Pelaksana K. Nadha K. Nadha : ABG. Satria Naradha Widminarko Made Nariana B. Ashrama Redaksi: Djesna Winada, Surawan, Gde Nym. Suryawan, Made Sumendra, Gde Suyadnyana, K. Abinawa, Agus Talino, Nym. Wirata, Alit Susrini Kantor Redaksi: Jl. Kepundung 67A, Denpasar 80232. Telepon: 238582-238239, Fax: 227418 Teleks: 35191, Alamat Surat: P.O. Box: 3010 Denpasar 80001. Perwakilan Ball Post Jakarta, Bag. Iklan: Dinar Building Lantai III, Jalan Raden Saleh Raya No. 4, Jakarta 10430, Telepon (021) 390 3091, 390 3092. Bag. Redaksi Jl. Martapura 18 Telp. (021) 3905330. NTB: JI. WR Supratman 22A Telp. (0364) 32737. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers: SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 24 Oktober 1985, Anggota SPS-SGP Penerbit: PT Ball Post. ISSN 0852-6515 MINGGU PON, 18 FEBRUARI 1996 Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila TERBIT 16 HALAMAN Pemimpin Perusahaan Sekretaris Umum Manajer Iklan ABG. Satria Naradha Retno Endah Sada Kariawan, Kariadi Suryantha, Oka Wipraja Manajer Sirkulasi Bagian Iklan Jl. Kepundung 67 A, Denpasar 80232 Bagian Iklan Telepon: 225764 Fax: 227418 Teleks: 35191 Senin s.d. Jumat 08.00 -19.00 Sabtu 08.00-13.00 Minggu 08.00-19.00. Tarif Iklan: Iklan Mini: minimal 2 baris makimal 10 baris, perbaris Flp. 5.000 Iklan Umum: Rp. 6.000 per mmk. Iklan Keluarga/Duka Cita: Rp. 5.000 par mmk. Iklan Warna: 1 wama Rp. 6.500, 2 wama Rp. 8.500, 4 warna Rp. 9.500 per mmk. Pembayaran di muka, iklan mendesak untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 19.00. Bagian Langganan/ Pengaduan Langganan : Jl. Kepundung 67 A, Denpasar 80232. Telepon: 225764 Pager Telepon: 139, 234139. Fax 227418. Harga Langganan: Rp 12.000 sebulan. Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 700. Terbit 7 kali seminggu. Rekening BRI Denpasar Rekening BDB Denpasar Rekening BCA Denpasar Rekening Bank Aken Denpasar Rekening Bank Seri Partha Rekening BUN Denpasar : 31-45. 1065.4 173.804 : 040-30-07061-8 900601028 0274000384 2071 000567.7 NOMOR 181 TAHUN KE-48 SAJIAN Ketika Lebaran Menjelang M UDIK memang sudah menjadi tr- adisi bagi masyarakat kita. Kota- kota besar seperti Jakarta yang semula dipadati penduduk yang se- bagian besar terdiri atas masyarakat urban, ketika Lebaran menjadi sepi. Kemacetan lalu lintas yang merupakan peman- dangan sehari-hari, terutama di jalan-jalan protokol, tidak lagi ditemukan. Jalan-jalan yang biasanya rawan kemacetan men- jadi lengang. Pada tahun ini diperkira- kan sekitar 3,5 juta penduduk Jakarta mudik. "Kalau tidak merayakan Leb- aran bersama keluarga di kam- pung, rasanya kurang srek. Or- angtua dan kerabat saya ada di kampung semua. Tiap Leba- ran saya usahakan pulang untuk berkumpul bersama mereka," ujar Krisna asal Gunung Kidul, Jogyakar- ta yang sudah hampir sepuluh tahun menetap di Jakarta. Untuk keperluan mudik, jauh-jauh hari Krisna telah memper- siapkan oleh-oleh yang akan dibawa ke kam- pung asalnya. Untuk oleh-oleh ini, Krisna mengaku menghabiskan uang Rp 750 ribu lebih. Se- mentara pengeluaran untuk bi- aya mudik, Krisna menguras tabungannya. "Hasil kerja setahun bisa habis untuk mudik saja, tetapi saya senang. Kan hanya setahun sekali begini, apalagi kalau melihat sanak saudara bahagia, pokoknya tak bisa dilukiskan dengan kata- kata," ungkapnya. Parmi, penduduk asal Brebes, Jawa Tengah yang sehari-harinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, selalu memanfaatkan Lebaran di samping untuk sungkem dan bersilaturahmi juga untuk libur dan istirahat. "Kalau enggak Leba- ran kan saya tidak bisa pulang dan tak bisa ting- gal lama di kampung," komentarnya kepada Bali Post di Stasiun Gambir, Jakarta. Parmi mengaku, setidaknya harus mengelu- arkan sepertiga dari penghasilannya untuk oleh- oleh mudik. Belum lagi memberikan uang ke- pada keluarga dan sanak keluarga yang datang berkunjung ke rumahnya. "Kalau pulang dari kota enggak memberikan apa-apa kepada sau- dara. rasanya enggak enak dan malu. Soalnya orang-orang di kampung selalu beranggapan saya banyak uang," tutur Parmi. Mudik memang asyik. Sayangnya, angkutan menjadi permasalahan, apalagi Lebaran kali ini berurutan harinya dengan Tahun Baru Imlek. Kendati pemerintah telah menyediakan sara- na dan prasarana, itu masih dianggap kurang memadai. Akibatnya terjadi lonjakan penump- ang yang tak terkendali. Sebagai contoh, ber- dasarkan pengamatan Bali Post, toilet kareta yang sehari-harinya dikosongkan, diisi lebih dari enam orang. Yang mengenaskan, calo pun betebaran di sekitar loket. Penumpang yang kehabisan tiket terpaksa membeli dari calo dengan harga yang lebih tinggi, bisa dua kali lipat dibandingkan harga resmi. Hal yang sama dialami calon penumpang bus. Walaupun rute dan harga tiket telah terpampang jelas di terminal, dalam praktiknya masih terja- di permainan harga. Walaupun ongkos angkutan ke luar kota mel- onjak, Krisna dan Parmi mengaku tak peduli. Mereka rela mengeluarkan uang jauh lebih besar dari biasanya untuk biaya transportasi, sekalipun tidak memperoleh kenyamanan sesuai uang yang dikeluarkan, bahkan sama sekali tidak nyaman. Bagi mereka, yang penting bisa mudik. "Kum- pul dengan keluarga tepat hari Lebaran lebih pent- ing dari apa pun," ungkap mereka senada. Mengenai angkutan Lebaran, menurut mere- ka, dari tahun ke tahun tidak ada perubahan. Me- mang, jumlah angkutan Lebaran ditambah, teta- pi jumlah penduduk Jakarta yang mudik juga ter- us bertambah. Kondisi ini tetap saja membuat masalah saat Lebaran menjelang tiba. "Karena penduduk Jakarta bertambah terus, jadi sama saja. Uyel-uyelan begitu. Habis mau bagaimana lagi. Pemerintah kan sudah berusaha," tandas Krisna. Jumlah Pemudik Melebihi Penduduk Bali TIAP kali hari raya, maka selalu terjadi lonjakan pe- mudik. Namun, lonjakan yang selalu terbesar dialami saat menjelang Lebaran. Tahun 1996 diperkirakan sekitar 3,5 juta penduduk Jakarta mudik. Dibandingkan dengan pen- duduk Pulau Bali yang diperkirakan 3 juta, berarti jum- lah pemudik dari Jakarta melebihi jumlah penduduk Bali. Jumlah ini diperkirakan 10 persen di atas angka tahun lalu. Mengantisipasi lonjakan penumpang, pemerintah te- lah mempersiapkan angkutan darat 27.529 bus yang ter- diri atas bus Perum DAMRI, Perum PPD serta bus umum lainnya. Sementara dari PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) menyiapkan armada 58 kapal dengan kapasitas tempat duduk 194.142 orang dan 16.912 buah kendaraan. Perum Kereta Api juga telah menyiap- kan armada 206 buah, terdiri atas KA reguler 188 rang- kaian, 18 buah rangkalan KA tambahan, dengan kapasi- tas tempat duduk 110.496 orang. Untuk angkutan laut, PT Pelni menyiapkan 16 kapal dengan kapasitas 22.969 orang, kapal milik swasta 16 unit dengan kapasitas 9.147 orang, dan kapal perintis 34 unit dengan kapasitas 4.400 orang. Guna mengurangi beban jalan raya, pada angkutan Lebaran 1996 ini akan dioperasikan dua kapal khusus untuk melayani Jakarta Semarang - Surabaya (pp). Dalam kaitan mengatasi kebutuhan angkutan penum- pang, diberikan dispensasi tambahan daya angkut 20%- 30%. Kapal-kapal barang yang dapat mengangkut pen- umpang diberikan dispensasi untuk mengangkut penum- (Bersambung ke Hal 15 Kol 1) Kebiasaan pulang kampung ini ternyata membawa dampak lain bagi yang ditinggalkan. Ibu Dian, penduduk daerah Kebon Kacang, Jakarta Pusat, mengaku merasa kerepotan pada hari Leb- aran karena pembantunya pulang kampung selama dua minggu. Untuk mengatasi kerepotan ini, Ibu Dian pun membagi-bagi tu- gas rumah tangganya kepada dua orang anaknya dan suaminya. "Habis, kalau tidak men- gizinkan pembantu saya pulang kampung, saya kasihan sama dia, soalnya dia kan pasti merindukan keluarganya. Di samping itu, izin yang saya berikan juga sebagai tanda bahwa saya menghargai dia, sekalian istirahat di sana. Soalnya selama di sini dia terus bekerja tanpa ada waktu untuk istirahat," paparnya. Ibu Dian yang berasal dari Pulau Nias ini mengaku kepada Bali Post, sudah lama tidak pu- lang mudik ke kampung hala- mannya, karena di kampungnya sudah tidak ada keluarga lagi. Ia pulang kampung, paling- paling kalau ingin menengok makam ayah dan saudara-saudara jauhnya. Itu pun pada hari biasa. bukan Lebaran. Kalau pulang pas Lebaran, repot sekali karena bertepatan dengan orang yang ingin mudik. Jadi perjalanan (Bersambung ke Hal 15 Kol 6) Arus Mudik capai Puncaknya Gempa di Biak, Tujuh Meninggal, *KA Sapujagat dan Bus Bantuan Dikerahkan Jakarta - Arus mudik di terminal bus antarko- ta dan stasiun-stasiun kereta api di Jakar- ta, Sabtu petang (17/2) kemarin men- capai puncaknya, sehingga Kereta Api (KA) Sapujagat dan bus-bus bantuan dikerahkan untuk mengangkut ratusan ribu penumpang yang seolah-olah tidak ada habis-habisnya dan terus mem- bludak. Dari Jawa Barat dilaporkan antrean mudik ke Sumatera mencapai 13 kilo- meter. Jalur dari Cilegon - Merak lum- puh total, penumpang bus rela mening- galkan bus untuk berjalan ke pelabuhan dengan menempuh jarak 13 kilometer. Karena kelelahan banyak di antara mereka yang pingsan. Sementara untuk mengatasi lonja- kan penumpang yang menggunakan angkutan udara, dikerahkan penerban- gan tambahan 13 flight, sebagian besar ke Pontianak, Pangkal Pinang, Batam dan Medan, baik oleh Garuda, Merpati asari Bhakti, PPD dan Metro Mini mu- maupun Sempati Air. lai dikerahkan untuk menampung lon- jakan pemudik, belasan ribu pemudik tetap tidak terangkut. Menurut pemantauan, meski KA Sapujagat telah diturunkan untuk men- yapu bersih pemudik, toh ledakan pen- umpang di Stasiun Gambir dan Stasiun Senen tetap saja terjadi. Lautan manu- sia memadati kedua stasiun itu. Konon sekitar 3,2 juta warga Jakarta mudik pada Lebaran ini dengan menggunakan ber- bagai angkutan kereta api dan bus. Sekitar 10.000 pemudik tampak ber- jubel di Stasiun Senen menunggu tiban- ya KA yang akan membawanya pulang berlebaran di kampung halaman. Pe- mandangan yang sama juga tampak di Stasiun Gambir. Tiap ada kereta api yang datang, langsung diserbu. Nyaris tidak ada tempat yang lowong sejengkal pun di atas gerbong Begitu juga di terminal-terminal antarkota. Di Pulogadung misalnya, meski berbagai bus bantuan dari May- Sedikitnya 16 bus bantuan langsung diberangkatkan ke berbagai tujuan, na- mun tindakan itu seakan tidak mampu mengurangi jumlah pemudik yang ter- us membanjir. Anehnya, terminal-ter- minal tambahan yang diadakan untuk mengurangi konsentrasi pemudik di ter- minal reguler, tetap saja sepi. Sebagai contoh, terminal tambahan Grogol, Jakarta Barat, yang disiapkan untuk pemberangkatan pemudik ke daerah Jawa Tengah sampai Sabtu siang (17/2) kemarin masih sepi. Di terminal itu baru diberangkatkan tujuh bus yang memuat 300 penumpang, karena bany- ak pemudik yang tidak tahu adanya ter- minal tambahan itu. Di Bandara Soekarno-Hatta, jumlah (Bersambung ke Hal 15 Kol 4) Cilegon-Merak Lumpuh Cilegon - Arus lalu lintas kendaraan dari Cile- gon ke Pelabuhan Merak, Banten hing- ga Sabtu sore (17/2) kemarin masih tetap lumpuh total, sementara puluhan ribu pemudik tujuan Sumatera yang berda- tangan ke Merak sejak Jumat malam (16/ 2) juga masih telantar di pelabuhan penyeberangan itu. Antrean kendaraan yang terjebak kemacetan antara Cilegon-Merak sejak Jumat malam itu, kondisinya justru makin memprihatinkan. Deretan antre- an kendaraan terus bertambah panjang, meski sebagian kendaraan telah dialih- kan ke sejumlah kantong parkir. Korban pingsan terus berjatuhan di antara puluhan ribu pemudik yang telah kelelahan, setelah sejak Jumat malam berjalan kaki dari Cilegon ke Merak sep- anjang 13 kilometer dan kemudian ber- desak-desakan di Pelabuhan Merak. Gubemur Jawa Barat H.R. Nuriana yang terbang ke Pelabuhan Merak, Sab- tu pagi (17/2) kemarin sempat menyak- sikan kondisi memprihatinkan di Pela- buhan Merak dan Jalan Raya Cilegon- Merak yang macet total itu. Danrem Banten Kol. HRAN Tanud jiwa, Bupati Serang H. Sukron Rosha- di, Wali Kota Cilegon Drs. H. Makmun Suchari, dan sejumlah pejabat daerah lainnya yang hendak ke Merak menyam- but kedatangan Gubernur Jabar, terpak- sa menumpang ojek dari Cilegon. Akibat kemacetan yang luar biasa dan sepeda motor ojek pun harus ber- jalan zig-zag di luar badan jalan, beber- apa pejabat daerah baru tiba di Merak setelah Gubernur Nuriana kembali ter- bang. Hingga Sabtu sore, arus mudik ken- Menjelang Libur Panjang Dolar AS Naik terhadap Rupiah Jakarta - Posisi dolar AS pada pekan kedua Februari (12/2 16/2) menguat ter- hadap rupiah menjelang libur panjang di pasar uang spot antarbank Jakarta. Libur panjang pasar uang Jakarta meliputi akhir pekan, peniadaan tran- saksi antarbank devisa oleh BI Senin (19/2), dan hari raya Idul Fitri (20/2 21/2). Tidak adanya transaksi di pasar uang tersebut mengakibatkan penye- lesaian transaksi spot dolar/rupiah menjadi lebih panjang, sehingga menimbulkan perhitungan swap pre- mium. "Perhitungan swap premium secara otomatis mengakibatkan po- sisi dolar AS naik terhadap rupiah pada transaksi menjelang liburan," kata para dealer. Menurut mereka, kondisi kenai- kan dolar AS terjadi sejak Kamis (15/ 2) dan mencapai puncaknya pada Ju- mat (16/2) di mana the greenback berada pada Rp 2.305,00 yang meru- pakan level tertinggi pekan ini. Dealer dari Indosuez Bank Trisi- ladi mengatakan, tercapainya level tertinggi dolar AS juga dipicu tinda- kan cut loss yang dilakukan para pel- aku pasar lokal dan asing setelah mata uang AS tersebut tertekan sejak be- berapa pekan lalu. "Ketimpangan ali- ran dana di pasar uang karena pem- belian rupiah yang tinggi mengaki- batkan dolar AS terkumpul pada bank sentral dalam jumlah besar sejak be- berapa hari," kata Trisiladi. Akibatnya, likuiditas mata uang AS tersebut Jumat (16/2) menjadi sangat ketat, dengan tingkat bunga overnite 10 persen atau lebih tinggi 5 - 6 persen dari biasanya sehingga mata uang AS menguat. Aksi beli dolar AS sebagai tinda- (Bersambung ke Hal 15 Kol 1) daraan dari arah Jakarta menuju Merak guna menyeberang ke Sumatera masih terus mengalir, sehingga kemacetan diperkirakan akan terus bertambah parah. Demikian pula di sepanjang Jalan Raya Cilegon-Merak, masih terus di- warnai ribuan pemudik yang berjalan kaki meninggalkan bus umum guna menuju Pelabuhan Merak. Kepala Divisi Operasi Pelabuhan Feri Merak, Eddy Pinontoan, belum dapat memperkirakan kapan antrean ribuan kendaraan dan puluhan ribu pen- umpang itu seluruhnya dapat dise- berangkan ke Bakauheni. Dibatasi Kemacetan luar biasa dan tidak ter- angkutnya puluhan ribu calon penum- pang tersebut, tampaknya berkaitan den- gan pembatasan jumlah muatan kapal (Bersambung ke Hal 15 Kol 1) Ilustrasi Wahyu Mukti HALAMAN Dono Warkop: Kalau Saya Polisi 9 Fryda: Memikat Eros Helen Sparingga: Cium Jauh HALAMAN Cerpen: Matematika yang Lain GOSIP 20 Mayat Ditemukan Ratusan Rumah Porak-poranda di Terowongan Toyohama Jakarta - Gempa bumi tektonik yang melanda sejumlah daer- ah di Irian Jaya, Sabtu (17/2) kemarin, mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia dan 18 orang luka-luka, di samping hancurnya ratusan bangunan dan rumah yang porak-poranda dihantam gelombang pasang yang terjadi beberapa saat setelah gempa. Menurut laporan wartawan dari Manokwari dan Nabire, gempa yang terjadi pada pukul 12.59 WIB itu berkekuatan 7,0 pada skala richter. Menurut Badan Meteo- rologi dan Geofisika di Jakar- ta, pusat gempa berada di Samudera Pasifik lebih kurang 110 km timur Biak pada kedalaman 63 km. Get- aran gempa terasa di Manok- wari, Nabire, Serui, dan sejumlah daerah lain di Irian Jaya. Akibat gempa tersebut, kota Biak beserta seluruh isin- ya dilaporkan porak-poranda. Masjid Agung yang berdiri tegak di kota itu hancur rata dengan tanah, demikian pula Kantor Bupati Biak Numfor serta ratusan rumah penduduk lainnya ambruk. Menara Ban- dar Udara Biak rusak. Rusakn- ya menara ini dikhawatirkan mengganggu penerbangan Garuda menuju Los Angeles yang biasanya transit di Biak. Dilaporkan, air laut pasang mencapai ketinggian dua meter di atas keadaan normal. Bahkan, di pantai sekitar Manokwari ketinggian air laut mencapai empat meter. Gelombang pasang yang terjadi sesaat setelah terjadin- ya gempa melanda ratusan rumah penduduk di Kabupat- en Manokwari. Musibah itu mengakibatkan ratusan kepa- la keluarga kehilangan tempat tinggal dan harta benda. Penduduk yang kehilangan tempat tinggal dilaporkan se- bagian telah mengungsi ke Kelurahan Amban dan lainnya berhamburan di sepanjang Jalan Raya Sudirman dan Yos Sudarso. Rumah-rumah penduduk yang dihantam gelombang pasang tersebut berada di pe- sisir pantai Teluk Doreri. Ru- mah-rumah Suku Serui, Biak Numfor dan lainnya berasal dari Buton, Sulawesi Tengga- ra itu umumnya dibangun dalam bentuk panggung. Bantuan Mengalir Sauan ABRI bersama warga masyarakat setempat langsung mengalir ke lokasi bencana guna memberi ban- tuan darurat bagi para korban. Sejumlah truk telah disiapkan Kehidupan Waria di Denpasar (3-Habis) untuk mengevakuasi korban bencana di pesisir pantai itu. sional Harinto yang dihubun- Kepala Badan SAR Na- gi di Jakarta mengatakan, pi- haknya segera mengontak Tim SAR di Irian Jaya untuk mem- bantu mengevakuasi korban gempa dan gelombang pasang itu. "Kami akan membantu sepenuhnya. Namun karena sulitnya transportasi menje- lang Lebaran ini, kami akan fokuskan upaya penyelamatan lewat SAR daerah di Irja,' kata Harinto. Selain rumah penduduk, sejumlah rumah ibadah yang terletak di pesisir pantai Teluk Doreri, mulai dari kampung Borarsi, Borobudur, Fanindi dan Kampung Wosi juga di- porak-porandakan oleh ganas- nya gelombang itu. Penduduk yang berada di lokasi benca- na itu diinstruksikan untuk tetap waspada menjaga kemu- ngkinan terjadinya gelombang pasang susulan. yang kehilangan tempat ting- gal, pemda setempat telah me- pungan sementara di lapangan nyiapkan tenda-tenda penam- terbuka serta membuka dapur umum. Gelombang pasang yang meskipun tidak sehebat yang pernah terjadi di Pulau Flores, NTT, dikhawatirkan cukup berbahaya dan mengancam keselamatan pelayaran di per- airan utara Irian Jaya. Pada saat menjelang Leba- ran ini, pelayaran di kawasan itu diperkirakan meningkat frekuensinya karena menga- ngkut para pemudik. warga Gempa yang berlangsung lebih kurang 10 detik itu telah membuat panik masyarakat. Mereka berham- buran keluar rumah dan ban- gunan sambil berteriak-teriak histeris. Di kedua kota itu getaran gempa dirasakan kencang sekali, sehingga atap rumah bergoyang dan berderit-derit. "Kami takut kalau kejadian gempa seperti di Flores, NTT terjadi di sini," kata Ais Latu- putty, yang tinggal di Manok- wari. Sekwilda Biak Numfor Drs. AR Yap yang dihubungi melalui telepon menyebutkan, baru tiga orang tercatat men- inggal dunia akibat gempa tersebut serta 18 penduduk lainnya mengalami luka-luka. Untuk menghindari kemu- ngkinan terjadinya gempa bumi susulan, warga masyarakat diimbau untuk tetap terus waspada. Penduduk si. (ant) Sementara itu sejumlah warga kota Manokwari men- galami kerugian besar akibat gempa itu. Sejumlah mobil yang diparkir di garase han- cur tertimpa bangunan yang roboh, termasuk kantor poli- Bawa Kondom, Hindari AIDS PARA waria umumnya lebih suka hidup mandiri dibandingkan bersama keluarga dalam satu atap. "Saya justru stres kalau tinggal di rumah," ujar Nurlela, waria paling senior di Bali. Ungkapan Ursula membuktikan lingkungan terdekat pun tidak bisa me- apalagi lingkungan yang lebih luas sep- nerima kenyataan yang mereka hadapi, erti masyarakat maupun sekolah. Lingkungan tidak mendukung mereka berkembang kemudian manampilkan diri seperti apa yang mereka inginkan. Situasi lingkungan ini membuat para waria paling banter menamatkan pen- didikan hingga kelas dua SMA. Ini kare- na kekalahannya menerima ejekan lingkungan sosial, kemudian menyisih- kan diri mencari kelompok sejenis. Waria memang tidak bisa disamakan dengan pedagang acung yang mengejar langganan, namun dunia waria harus di- akui ada di Bali. "Kalau ada waria yang mengejar pelanggan seperti pedaging acung mengejar turis itu sih namanya waria kebelet," ujar Ursula, karena tidak tertutup kemungkinan waria alan mengejar lelaki yang bertubuh seperti idolanya. Ursula yang sebelumnya bernama sebagai kota internasional sangat men- Jimmy Rolaland mengatakan, Denpasar janjikan peluang untuk mencari uang. Pekerjaan yang digeluti adalah jenis pe- kerjaan yang biasanya dikerjakan kaum wanita, seperti karyawan salon kecan- tikan atau usaha cattering. Namun, tidak tertutup kemungkinan waria yang dijum- pai di Renon atau di sekitar Terminal Ubung dan seputar Jl. Gatot Subroto, pagi harinya berjualan bakso keliling dengan pakaian prianya. Apabila disediakan bangunan sejenis kompleks untuk kaum waria seperti hy- aknya lokalisasi WTS (wanita tunasisi- la), para waria akan menolak dengan da- san pekerjaan sebagai penjaja seks bu- tahun, menilai Denpasar sudah selaras kan pegangan tetapnya. Karena kehadi- dengan kota Jakarta. Keberadaan kaum ran kaum waria di tempat-tempat umum waria di kota ini bisa diterima itu sekadar rekreasi, walaupun hal itu masyarakat. diakuinya juga bisa menambah peng- hasilannya. Tidak tergantungnya kaum waria dari garuhi kondisi kota Denpasar. Sebagai hasil menjajakan seks, diakui, dipen- buka pintu lebar-lebar terhadap ke- kota internasional, Denpasar telah mem- beradaan kaum waria untuk bekerja di berbagai sektor yang ada. Keterbukaan peluang tersebut tentunya harus dibaren- gi dengan kemampuan serta skill para waria. juru masak di usaha cattering, merupa Penata rias di salon kecantikan atau kan peluang kerja bagi waria. Berbeda dengan Ursula, Susan (32) yang mengaku kedatangannya di kota woknya setelah berpacaran sembilan Denpasar akibat ditinggal kawin co- Hanya, Susan yang kini berpacaran dengan seorang insinyur asal Bali, me- nilai masyarakat yang mengidap "ke- malu-malu mengungkapkan jati dirinya, lainan" emosi seks sebagai waria masih karena takut disisihkan dari masyarakat pekerjaan. Padahal di Denpasar seperti atau khawatir terhadap jabatan dalam di kota lain, katanya, tidak sedikit orang- orang penting atau pejabat teras adalah waria. Karena kemunafikannya tersebut, le- itu saat-saat tertentu sering tampil di tem- laki yang mengidap kelainan emosi seks pat-tempat tertentu tergantung status so- sialnya. Lelaki yang menutupi kewari- annya yang berasal dari strata menen- gah ke atas lebih sulit diketahui secara (Bersambung ke Hal 15 Kol 8) Sapporo, Jepang - Regu penyelamat yang berjuang menghadapi es, salju, dan hujan selama pencarian sepekan atas korban yang terperangkap di reruntuhan tero- wongan yang ambruk, telah menemukan 20 may- at. Dalam tugas berat Sabtu (17/2) kemarin itu, para petugas penolong menggunakan buldoser dan peralatan penggalian lainnya. Para korban itu adalah penumpang bus dan mobil yang terperangkap di dalam terowongan Toyoha- ma, yang menghadap Laut Jepang 50 kilometer barat laut Sapporo, ibu kota Pulau Hokkaido. Keluarga korban yang tampak sedih itu berdiri di sekitar tempat kejadian saat buldozer menggeser reruntuhan batu karang dan kemudian para petu- gas mengangkat per mayat tersebut. Polisi mengatakan, ratusan petugas penyela- mat, termasuk tentara Jepang, menggunakan gergaji listrik, skop, dongkrak besar dan buldoz- er, menggeser dan mengangkat gundukan, re- runtuhan bagunan dan batu karang yang telah meratakan bus dan mobil para korban itu. Mayat pertama yang diangkat Jumat sore (16/ 2) adalah mayat pedagang toko pemancingan Tatsushi Umemoto, yang saat mengendarai mo- bil terperangkap dalam terowongan. Anggota keluarga korban yang diliputi kesedi- han itu mengeluh tentang lambatnya operasi penyelamatan. Musibah itu sendiri terjadi Sabtu pekan lalu. Dua belas dari 20 korban yang meninggal itu adalah penduduk Fururiba, dan delapan di ant- aranya adalah remaja. Runtuhnya terowongan Toyohama, yang di- anggap sebagai salah satu terowongan yang paling aman di Jepang, telah menimbulkan pert- anyaan di seluruh negeri itu karena Jepang ban- yak menggunakan terowongan yang dilintasi jalan kendaraan bermotor dan kereta api. Bangunan-bangunan itu dikhawatirkan akan mengalami nasib serupa seperti runtuhnya tero- wongan Toyohama. (ant/upi) Tempat Mandi Uap Terbakar, 17 Orang Tewas Taipei- Tercatat 17 orang tewas terbakar Sabtu (17/ 2) kemarin ketika api melanda sebuah tempat mandi uap yang tidak memiliki izin di Taichung, Taiwan Bagian Tengah. "Kobaran api melanda tempat Mandi Uap Hawaii sekitar pukul 08.00 waktu setempat (00.00 GMT) dan segera melal- ap gedung berlantai lima dan menjebak para pe- langgan dan karyawannya," kata polisi. Menurut polisi, tempat mandi uap yang berop- erasi 24 jam tersebut, tidak memiliki izin dan per- lengkapan pemadam kebakaran yang layak. "Sejumlah mayat yang terbakar berhasil dikelu- arkan setelah api dipadamkan satu jam kemudi- an," kata polisi dan menambahkan, tidak ada yang selamat dalam kebakaran tersebut. Polisi sedang mengusut penyebab kebakaran tersebut. Pada 15 Pebruari tahun lalu, di kota yang sama, Welcome Restaurant terbakar akibat hubungan pendek alat pembuat kopi sehingga menewaskan 64 orang. (ant/afp) 2cm 2cm Color Rendition Chart