Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-04-17
Halaman: 08

Konten


4cm HALAMAN 8 Bal Post- "Melukat", Penyembuhan Rohani Cara Hindu BIAS B KETIKA dunia kedokteran tidak mampu menyembuh- kan penyakit secara medis, orang berusaha mencari sistem penyembuhan alternatif di jalan spiritual, misaln- ya dengan yoga, meditasi atau puasa. umat Hindu Bali men- genal sistem penyem- buhan dengan meng- guyur diri dengan air kumkuman (melukat). Air kumkuman ini dibuat dari air jernih (air bawah tanah) yang diramu dengan wewan- gian dan bunga-bunga harum yang membang- kitkan vibrasi keindah- an dan keheningan, dilengkapi doa-doa oleh sang sulinggih. Cara ini diyakini dapat menghilangkan segala kekotoran fisik maupun psikis, sehingga keber- sihan badan dan kejernihan pikiran tercapai. Karena Hindu percaya, segala penya- kit bersumber pada pikiran, maka untuk sembuh yang pertama- tama disembuhkan adalah pikiran. M ENURUT Psikiater Dr. dr. LK Suryani, aliran alternatif di dun- ia pengobatan saling membantu dengan dunia kedokteran dalam penyembuhan suatu penyakit yang diderita pasien. Dalam hal ini diyakini, penyembuhan tidak bisa hanya dilakukan secara fisik dan mental, tetapi juga berdasar- kan keyakinan. Konsep penyembuhan berdasarkan key- akinan ini untuk memberikan ketenangan pada pasien. Karena jika otak tenang dan pasien bisa berpikir jernih, ini otomatis akan mempengaruhi penyembuhan organ tubuh (fisik) yang terserang penyakit. Prinsipnya, proses penyembuhan penyakit, menurut Sury- ani, perlu keseimbangan pikiran dan fisik. "Jika orang sembuh secara fisik, belum ten- tu mereka juga sembuh secara mental," lan- jut Suryani sembari menambahkan, dalam hal inilah diperlukan penyembuhan secara seim- bang. Penyembuhan secara seimbang ini, kat- anya, di kalangan masyarakat Hindu Bali di- upayakan antara lain dengan satu upacara yang dinamakan melukat. Si sakit diguyur dengan air kembang (yeh kumkuman, bahasa Bali) yang sebelumnya diberi mantra-man- tra-oleh sulinggih, pemangku atau dukun. Melukat ini dimaksudkan untuk menyem- buhkan pasien dari penyakit fisik maupun gangguan psikis, sehingga pasien mendapat- kan rasa lapang dan lega. "Kadangkala, ada pasien yang sudah disembuhkan dengan obat, tetapi tidak merasa sembuh total," katanya pula. Dari hasil pengamatannya, banyak pasien yang bisa sembuh dengan cara melukat ini. Karenanyalah Suryani meminta jangan menyepelekan dukun atau balian-yang la- zimnya melaksanakan pengobatan dengan cara-cara tradisional seperti melukat itu. "Karena pada prinsipnya ia (dukun) juga bisa menyembuhkan pasien dengan caranya sendi- ri." Penyembuhan dengan melukat yeh kum- kuman ini, menurut Suryani, karena pengaruh sarana wangi-wangian, seperti bunga, miny- ak, dan akar-akaran, yang bisa menimbulkan vibrasi keheningan dan kesucian dalam batin si sakit. Rendaman air bunga cempaka, kenan ga (sandat), jepun Bali, misalnya, menimbul- kan keharuman yang membangun spirit. Tempat juga berpengaruh dalam hal ini. "Jelas akan berpengaruh secara fisik mau- pun mental. Bandingkan jika Anda mencium bahu harum bunga atau wangi-wangian di pura dengan di tempat lain pasti ada perbe- daan. Anda akan merasakan kedamaian atau ketenangan jiwa. Karena itu, proses penyem- buhan dengan keyakinan sangat dipengaruhi oleh tempat, khususnya yang bernilai mag- is," kata Suryani. Untuk pasien gila misalnya, dilakukan Bali Post/ist penglukatan di laut. Menurutnya ini karena secara psikologis tempat yang lebih rendah (laut) di dalam konsep nista mandala adalah tempat pembuangan kotoran (leteh) pada manusia. Karena itu, segala hal yang mem- buat kekotoran dibuang ke laut atau ke tem- pat yang lebih rendah. Terkait dengan kekotoran atau leteh ini, Ida Sri Mpu Maha Yoga Bhirudaksa dari Griya Asitasari Mengwi memiliki pandangan khusus. Agama Hindu, katanya, semula dike- nal juga dengan sebutan agama tirta. Ini karena anugerah Ida Sanghyang Widhi Wasa selalu dimanifestasikan dengan tirta atau air yang disucikan. Karenanya tiap usai sembahyang, umat Hindu mendapat percikan tirta sebagai lambang anugerah Tuhan. "Jika kita tidak mendapatkan tirta seakan tidak mendapatkan berkah dari Beliau," ujar Sri Mpu. Terkait dengan ini, lanjutnya, tirta dapat juga dipakai sebagai sarana penyembuhan, yang diwujudkan dalam air kumkuman. "Air kumkuman ini secara spiritual berfungsi un- tuk menghilangkan cuntaka cenaka," katan ya, sambil menambahkan, air kumkuman merupakan air bawah tanah murni, yang di- ambil dari pancuran, mata air dan sumber- sumber air lainnya, yang bebas dari kotoran. pandan wangi, bunga sembilan wama (nawa ratna)-karenanya sering disebut pangluka- tan nawa ratna, yang dimaksudkan agar semua kekuatan alam ada dalam air. Setelah semuanya tercampur barulah diberi mantra- mantra (japa-japa). Jika sebelum membuat dan memberi man- tra air kumkuman ini, sulinggih melakukan puasa atau meditasi, maka kekuatan yang tersalurkan pada air kumkuman tersebut akan lebih bermanfaat dan berkualitas. Lebih lanjut menurutnya, air kumkuman untuk penyembuhan harus dibuat khusus un- tuk seorang-seorang (tidak boleh dipakai un- tuk orang lain). "Sama halnya dengan diag- nosis obat yang diberikan dokter kepada pasi- ennya. Jika air kumkuman tersebut diberikan kepada orang lain, jelas tidak akan baik efekn- ya," ujarnya. Menurut Sri Mpu, guyuran air kumkuman ini diyakini dapat mengantarkan seseorang mencapai atman stuti (jiwa yang bahagia) dan terbebas dari segala pikiran kotor. "Secara medis orang yang diperciki air jelas akan merasa dingin, sebab orang yang sakit, baik fisik maupun mentalnya merasa kepanasan, sehingga dengan dilukat air kumkuman ini akan terasa lebih segar dan sehingga cepat sembuh." Sementara Ida Pedanda Gde Ngurah Ba- jing dari Griya Bajing, Denpasar, menyata- kan, kalau ingin melukat sebaiknya dicari hari- hari baik (rerahinan) seperti purnama atau kajeng kliwon. Pedanda Gde Ngurah mene- kankan, penyembuhan dengan melukat air kumkuman ini tidak terlepas dari sugesti key- akinan dan tempat. "Ibaratnya membeli nasi, di mana tempat yang disenangi umat untuk membelinya," katanya seraya menambahkan, penglukatan memang mampu memberi rasa lebih segar. Memohon pada Alam Ida Pedanda Gde Ngurah mempunyai cara tersendiri dalam membuat air kumkuman, khususnya untuk pengobatan. "Selain den- gan memuja (mengucapkan mantra-mantra), saya juga memohon kepada Ida Bhatara yang menjadi keyakinan saya. Sebab, penyakit itu datangnya dari alam, untuk menyembuhkan saya juga memohon kepada alam," ujarnya. Setelah si sakit menjalani penglukatan, lanjutnya, Ida Pedanda biasanya menganjur- kan agar yang bersangkutan melakukan med- itasi. "Meditasi adalah obat yang sangat ampuh untuk penyembuhan penyakit." Dalam meditasi, lanjut Ida Pedanda Ngurah, yang paling sederhana adalah cukup dengan mengucapkan Om. "Om yang terdi- ni atas Ang Ung Mang, merupakan sumber panas. Kalau sudah mampu membangkitkan panas tubuh, otomatis panas itu akan mem- bakar penyakit dalam tubuh kita. Bagi pem- ula, tentu agak lama, namun itu bukan masalah. Dua menit pun boleh. Setelah ter- biasa tentu waktunya ditingkatkan lagi," ka- Bunga Sembilan Warna Proses pembuatan kumkuman, mula-mula air jemih dari dalam tanah dicampur dengan tanya (sut/tar/din/wit) Vibrasi Kesucian dari Air dan Bunga PENGLUKATAN sebagai penyembuhan tingkat awal dan akhir bertujuan menetralisasi upas (ra- cun). Air kumkuman sebagai sa- rananya penglukatan, mula-mula dimohonkan pemasupati. Menurut Jero Mangku Made Yatna dari Sesetan, Denpasar Sela- tan, penglukatan dengan air kumku- man ini memakai wewangian dan beberapa jenis bunga dengan war- na-warna tertentu, mengacu pada aspek kekuatan Tuhan (dewa) yang dipuja untuk memohon kekuatan (energi-kosmis) yang diinginkan. Tiap jenis bunga, menurut Mangku Yatna, memiliki makna simbolik yang sangat kuat fungsin- ya dalam menyambung komunika- si dan menarik energi kosmis. "Bun- ga dalam penglukatan memegang peran penting," katanya. sembari menambahkan, keistime- pati, menurut Mangku Yatna, dalam batin yang terdiri dari pikiran, waan pancuran ini, selain menga- hal penyembuhan ini mantra-man- perasaan, ingatan, dan kesadaran. ndung beberapa zat mineral terten- tra sangat besar pengaruhnya. Lebih jauh menurut Mangku tu yang mampu menyembuhkan "Penggabungan bunga sebagai sim- Yatna, batin dan badan jasmani penyakit, juga tekanan air yang me- bol pengejawantahan (personifika- (fisik) mempunyai keterkaitan san- mancar bisa sebagai massage, seh- si) aspek Tuhan yang dipuja, den- gat erat, dan merupakan sistem sin- ingga kandungan mineral itu mere- gan mantra dan daya batin serta tak- ergi sistemik. "Keduanya harus su sang pemohon, akan menjadikan berjalan seimbang. Bila batin sakit vibrasi atau pancaran getaran prana (keseimbangannya terganggu), dalam air suci tersebut sangat kuat. maka akan diikuti oleh kacaunya "Mujarab tidaknya memang tergan- sistem kerja organ badan jasmani, tung aspek ini," ucapnya, sembari yang dimulai dari organ tingkat ting- menekankan dalam hal ini juga san- gi (kelenjar dan hormon), selanjut- gat berperan karma orang yang di- nya menjalar pada organ bawahan- mohonkan kesembuhan. nya seperti jantung, paru-paru otak dan lain-lain." ya dalam upacara penglukatan, pe- riuk yang dipakai biasanya diangkat tinggi-tinggi agar air yang jatuh lebih keras memantul ke tubuh, seperti halnya pancuran." Lebih lanjut kata Mangku Yat- juga mempunyai vibrasi," jelasnya. Dengan demikian, selain me- na, bunga kenanga mewakili wama hitam yang mempersonifikasikan wakili atau menjadi simbol kekua- kekuatan Dewa Wisnu sebagai pe- tan dewa tertentu, bunga juga me- megang kekuatan di arah utara, cem- miliki daya yang secara alamiah paka putih sebagai simbol Dewa mempengaruhi manusia. "Bunga Iswara sebagai kekuatan dari arah memiliki daya sugestif untuk meng- timur, jepun merah simbol Dewa hidupkan keyakinan," katanya. sap jauh sampai ke saraf. "Makan Brahma penguasa arah selatan, cem- Sedangkan menurut Drs. Ida Ba- paka kuning mewakili dewa pengua- gus Suatama, rohaniawan lulusan sa arah barat, serta campuran selu- IHD Denpasar, bunga yang baik di- ruh bunga tersebut mewakili Dewa pakai sarana pengobatan di antaran- Siwa penguasa tengah. "Karena ya adalah bunga cempaka, kembang manusia tidak bisa menciptakan air sepatu (bunga pucuk waribang atau Lebih lanjut dia mengatakan, sese- dengan aroma keharumannya, maka petak), bunga melati (menuh) dan orang yang mengalami stres baik selain bunga tersebut, juga ditam- pandan wangi. Bunga teratai juga baik sekali mengguyur tubuhnya di pan- Bagi Mangku Yatna, pengluka- bahkan serbuk cendana atau men- dipakai sarana pengobatan. Selain curan dan meminum air kelapa muda. tan pada dasamya memberi prana "Pada dasarnya," lanjut dia, yan sebagai pengharum," ujarnya. memiliki keistimewaan untuk dipakai Peran Mantra (napas) pada si penderita, selain juga "hidup adalah gerakan seimbang Walaupun belum ada penelitian sarana upacara, teratai juga disebut Pada dasamya setiap orang boleh berfungsi menetralisasi racun (upas) dari keempat unsur batin dan unsur mengenai pengaruh bunga-bunga sebagai rajanya bunga yang menga- memohon air penglukatan kepada yang secara filosofis merupakan fisik," ujamya sembari menambah- seperti yang disebutkan di atas, ndung kesejukan. "Syaratnya, bun- Tuhan Yang Maha Esa beserta selu- akamya penyakit, dan mencemari kan, badan jasmani merupakan Mangku Yatna meyakini bunga- ga tersebut harus berbau harum, tidak ruh manifestasi-Nya dengan meng- baik fisik maupun psikis. gabungan unsur panca maha butha Beberapa bunga yang umumnya bunga yang lazim digunakan mem- bergetah, tidak dimakan serangga, dan gunakan sarana air kumkuman. Na- Sakit dalam pemahamannya, pun harus bergerak seimbang. digunakan untuk membuat air kum- buat air kumkuman ini memiliki vi- masih segar," katanya. mun menurut Mangku Yatna, keam- bukan hanya apa yang tampak se- Artinya antara akasa, teja, bayu, kuman adalah kenanga, jepun merah, brasi yang dapat mempengaruhi Air yang baik dipakai sarana puhan dan kemanjuran serta daya cara fisik, namun juga menyangkut apah dan pertiwi harus bergerak jepun putih (jepun Bali), cempaka pikiran, perasaan, emosi, bahkan penglukatan, baik menurut Mangku terapinya memang sangat tergan- hal-hal yang bersifat batin. Begitu dalam keseimbangan." putih dan cempaka kuning. "Itu men- kesadaran, yang merupakan bagian Yatna maupun Ida Bagus Suatama, tung pada kekuatan batin dan taksu pula dengan upas bukanlah racun Penglukatan sebagai penetral- garah pada kekuatan dewa dari berb- dunia batin seseorang. Alasannya, adalah air yang dingin dan jernih si pemohon. belaka, tetapi intinya adalah akar isasi racun, dengan mentransformasi agai penjuru mata angin yang dipu- bunga-bunga itu hidup, dan karenan- yang bersumber dari mata air, sun- Karena penglukatan dibuat den- penyakit yang menyebabkan gang- prana alam dan sugesti, pada lang- ja," katanya, sembari menambahkan, ya juga memancarkan daya-daya gai maupun laut. "Kalau memu- gan menyatukan dan menarik ener- guan keseimbangan unsur hidup kah akhir (setelah si sakit sembuh), dalam kaitan itu, yang dipuja adalah dengan kualitas tertentu. "Ini sama ngkinkan alangkah baiknya meng- gi kosmik ke dalam air kumkuman manusia; mengganggu badan den- berfungsi membangkitkan seman- Panca Dewata. dengan unsur hidup lainnya, yang gunakan air pancuran," katanya, melalui kekuatan ngredana/pasu- gan panca maha butha-nya serta gat dan kesadaran hidup. (asa/lun) Saat bebek lain baru belajar jalan... HUBUNGI DEALER-DEALER DIGIANYAR: PT. TRI MITRABALI Jl. Raya Semabaung, Telp. 93666-93667 PT. TRI MITRABALI Jl. Raya Ubud, Telp. 975555 PT. TRI MITRABALI Jl. Raya Batubulan, Telp. 298946 RABU PAING17 APRIL 1996 Dari "Semara Dudu" sampai "Lok BERDASARKAN kasus-kasus yang dikemu- kan oleh dr. Wimpie Pangkahila di rubrik "Kel- opak Kehidupan" Bali Post Minggu, ada indika- sí, telah banyak golongan muda "bereksperi- men" di bidang seksual. Gejala ini tentu mem- prihatinkan semua pihak, karena sampai sekarang masih terdapat rambu-rambu" yang belum membenarkan perbuatan i cara bebas dilaku- kan. Ada anggapan, karena perbuatan itu sudah sering atau biasa dilakukan orang, maka tidak apa-apa jika dilakukan. Tentu saja anggapan ini keliru, sebab walaupun suatu perbuatan sudah biasa dilakukan, tidak dapat menghilangkan si- fat melanggar hukum dari perbuatan tersebut. Sampai sekarang belum ada opinio necessitatis dari masyarakat adat bahwa hubungan seksual pranikah harus dilakukan. Tetapi justru sebalikn- ya, masyarakat menganggap perbuatan itu tidak seharusnya dilakukan. Bagi masyarakat adat Bali, hubungan seksual hanya dibenarkan bila sudah terikat perkawinan. Suatu ikatan perkawinan adalah sah apabila sudah dilakukan berdasarkan hukum masing-masing ag- ama dan kepercayaannya (Pasal 2 ayat (1) UU.No.1/1974). Untuk masyarakat adat (Hindu) di Bali suatu perkawinan dinyatakan sah apabila sudah melakukan upacara agama mekala-kalaan atau mabeyokaonan. Jika misalnya suatu hubun- gan seksual dilakukan di luar perkawinan yang sah, dalam arti tidak didahului upacara mekala- kalaan, perbuatan semacam ini disebut semara dudu yang artinya hubungan selayaknya suami istri tidak dibenarkan. Istilah semara dudu oleh tokoh-tokoh tua didefinisikan sebagai sanggama tan sinangaskara yaitu perbuatan seperti suami istri yang tidak didasarkan pada upacara agama. Dalam pengertian luas istilah semara dudu tidak saja dikenakan bagi pasangan yang ter- golong muda, tetapi juga mencakup nyolong se- mara dan memitra ngalang. Suatu perbuatan dis- ebut nyolong semara apabila salah satu atau kedu- anya terikat pada perkawinan dan perbuatan ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sebalikn- DANA PUNIA Ball Post, masih menerima titipan dana punia Anda yang dimuat setiap Rabu, untuk beberapa pura yang memerlukan antara lain: Pura Pancaka di Mataram, Pura Segara Suci di Jateng, Pura Raksa Wira Bengkalis di Riau, Pura Petitenget di Krobokan, Pura Gelap Besakih, Pura Waikabubak di Sumba Barat, Pura Jagat Sebudi di Karangasem, Pura Dharma Jati di Jatim, Pura di Irian Jaya, Pura Giri Shanti Bhuwana Nganjuk di Banyu- wangi, Pura Bukit Amerta di Banyuwangi, Pura Bukit Dharma Durga Kutri di Gianyar, Pura Siwa Prasta di Lobar, Pura Mandharagiri Semeru Agung di Jatim, Pura Ranget di Lobar, Pura Lingkuk Bune di Lobar, Pura Ujung Desa di Mataram, Pura Sekartaji di Jatim, Pura Boyolali di Jateng, Pura Blam- bangan di Jatim, Pura Maospahit di Canggu, Pura Gunung Pengsong di Lobar, Pura Pengubengan di Besakih, Pura Desa/ Puseh Desa Adat Denpasar, Pura Pucak Tinggah di Taban- an, Pura Pucak Sangkur di Tabanan. Pura Adya Dharma di Salatiga, Pura Giri Indraloka di Jambi, Pura Kerthi Bhuwana di Lampung, Pura Ulun Danu Batur di Songan Kintamani, Pura Dalem Kusha Agra di Mataram, Pura Giri Kusuma di Bogor, Pura Jagat Natha di Riau, Pura Wisnu Murti di Klaten Jateng, Pura Dhali Agrahita di Malang, Pura Payogan Agung Mula- warman di Kutai, Pura Payogan Agung Mulawarman di Kutai, Pura Agung Kertha Bhuwana di Kediri Jatim, Pura Agung Ut- ara Segara di Bitung, Pura Dharma Sari di Mataram, Pura Jagat Natha di Jembrana. Rp 100.000 untuk Pura Aditya Rawamangun di Jakarta I Wayan Ariawan, S.H., Simpar, Besakih, Karangasem I Nyoman Mudiyasa, Sembiran Buleleng I Nyoman Sunarta, Tegal Tamu Gianyar Rp 50.000 ya yang disebut memitra ngalang, jika perbuatan selayaknya suami istri dilakukan dengan terang-ter- angan oleh seorang laki-laki yang sudah beristri dengan seorang wanita yang tidak terikat perkawi nan (mungkin masih gadis atau janda). Sifat ter ang-terangan ini misalnya laki-laki itu menempat kan si wanita dalam satu rumah serta diberi nafkah lahir secara berkelanjutan. Dewasa ini, baik perbua- tan nyolong semara maupun memitra ngalang, sama-sama disebut berselingkuh. mengadakan hubungan seksual sepe mi istri, tetapi mereka belum dalam nan. Dari rumusan ini unsur utama adanya kesatuan meja makan dan ter in bed en tafel). Namun pada perbua titik beratnya terletak pada kesatuan te bed) yakni melakukan hubungan s aknya suami istri. Apakah mereka hi mah atau tidak, apakah mereka makan bukan syarat yang diperhitungkan. in Dalam kenyataan memang su terjadinya hubungan seksual. Itulah praktik, prajuru adat baru mengam yakni melakukan pengusutan unt kepastian tentang terjadinya suat langgar adat, jika sudah ada lapor hak yang merasa dirugikan. Bila Oleh I Made Suasthawa Dharmayuda Delik Adat Perbuatan semara dudu atau dewasa ini lebih populer dengan sebutan hubungan seksual di luar nikah adalah suatu perbuatan yang tergolong delik adat. Sebagai suatu delik (perbuatan yang dapat di hukum), semara dudu dapat dikualifikasi sebagai berikut. Pertama per- buatan itu dilakukan oleh muda-mudi sebe- lum melangsungkan pernikahan (hubun- gan seksual pranikah). Kedua perbuatan itu dilaku. kan setelah perkawinan (hubungan seksual pascan- ikah). Kedua kualifikasi perbuatan seksual ini sama- sama perbuatan cemar (leteh, cuntaka) sehingga mengganggu kesucian alam desa. Adanya gangguan keseimbangan terhadap kesucian desa ini menyebab- kan prajuru adat memberlakukan sanksi adat bagi pelakunya berupa danda penyangaskara dengan maksud membersihkan palemahan desa dari keko- toran (leteh, cuntaka). Bagi pasangan yang melakukan semara dudu, di mana salah satu atau keduanya terikat perkawinan, di samping dapat dikenai sanksi adat, mereka dapat pula dihukum berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Pasal 284 KUHP). Kalau hal ini dilakukan oleh muda mudi yang belum terikat perkawinan sering diistilahkan dengan kumpul kebo (samen leven). Pada umumnya perilaku kumpul kebo dirumus kan sebagai seorang laki-laki dengan seorang pe- rempuan hidup bersama dalam satu rumah dan Dharma di Surakarta Putu Widiguna, Jl. Gn. Muliawan Timur no. 3 Dps. Ketut Sumitra, Jl. Teuku Umar Gg. Kaswari 5 Dps Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 10.000 Rp 5.000 Ap 15.000 Rp 106.000 Rp 121.000 Rp 212.500 Pura Ujung Desa di Mataram Putu Widigunaji, Gunung Muliawan Timur No. 3 Dps Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 10.000 Rp 202.500 Rp 212.500 Rp 85.000 untuk Pura Pucak Giri Raung di Banyuwangi Anggreni, Denpasar Agastia Denpasar Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 75.000 Rp 85.000 Rp 293.000 untuk Pura Agung Setya Darma di Dompu Kt. Sudiana Karang, Kuta Bali Kt. Sudiana Karang, Kuta Bali Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya salal wa man nent yan awig-awig ataupun perarem desa Apabila kita lihat ketentuan Pa Agama di sini ditentukan bahwa medemenan (bersenggama) denga (gadis) disebut lokika sanggraha graha berasal dari bahasa Sansel (laukika) berarti orang biasa ata sanggraha berarti disentuh, dipeg Jadi lokika sanggraha berarti dis lain (yang bukan suaminya). Be tian ini berarti seorang wanita "disentuh" oleh orang yang su minya. Bila "disentuh" oleh or kan suaminya, maka perbuatan tuh" ini melanggar adat. Inilah anggaran adat lokika sanggraha Pen Dari ketentuan Kitab Adi Ag disebut delik adat lokika sanggi syaratkan unsur adanya hubunga Pengubengan B IB Kresna Rendra, Jl. Gn. Rinjani 44 D CV Dharma Hita Laksana, JI. Nusantara 117 Bangli Gayatri Putri, Jl. Ratna No. 5 Tabanan Wigantara & Chandra Yutita, Tempek Kelapa Gading Jkt. Kel. I Gst Gede Getas, penatih Denpas Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya. Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 1.897.500 untuk P Pengsong di L Kel. Besar R. Mandira, Tabanan Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 52.500 untuk Luhur Kedampal Penebel Kel. Mausadi G/Denpasar Selatan Nyoman Sukartia, SD 2.Canggu, Kuta, Badung Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 105.000 untuk Pur di Jatim Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 283.000 CV Dharma Hita Laksana, Rp 293.000 JI. Nusantara 117 Bangli Rp 1.990.000 untuk Pura Kerthi Bhuwana di Lampung Umat Hindu Polres Buleleng, JI. Pramuka Rp 20.000 Rp 10.000 I Md. Bawak Wiyasa, Bunutan Karangasem Rp I Kt Giur Abdi, Karangasem, Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan seluruhnya 10.000 Rp 10.000 Rp 200.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Biro Kepegawaian Sekwilda Tingkat | Bali Rp 110.000 Rp 310.000 Rp 1.680.000 Rp 422.000 untuk Pura Dalem Kusha Agra di Mataram Putu Sasdiarti Bendesa, JI. Angsoka, Mataram Jumlah yang dimuat hari ini No. 1 Singaraja Bali Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Rp 10.000 Kt Sunarta, Jl. Tukad Alas Harum No. 9 Sesetan Rp 5.000 Rp 15.000 Wayan Suartono, JI. Waturenggong Gg XVIII No. 5 Jaminan penerimaan sebelumnya Rp 407.000 Jumlah yang dimuat hari ini Rp 422.000 Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 121.000 untuk Pura Argha Bhadra Honda, rajanya bebek 4- Tak telah terjual lebih dari 23 juta unit di dunia dan 3 juta di Indonesia! Semua itu karena teknologi, reputasi dan pengalaman HONDA, sebagai produsen bebek 4-Tak telah diakui dunia. Nggak heran, kalau HONDA disebut sebagai raja bebek 4-Tak Makanya, kalau beli bebek 4- Tak, lihat dulu reputasi dan pengalamannya. Dapatkan hadiah menarik Selama persediaan masih ada Bagaimanapun juga HONDA lebih unggul! C627 Rp 5.000 Rp 1.374.500 Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 1.990.000 Rp 1.381.500 untuk Pura Pancaka di Mataram IGA Laksemi, JI. P. Roti 1/5 Dps Rp 2.000 Rp 7.000 Rp 1.381.500 Rp 27.254.350 untuk Pura PERUMAHAN MUTIARA ABIANBASE PERMAI LOKASI: ABIANBASE KAPAL Berhadiah langsung TV, Kulkas, Kompor Gas dll Khusus 10 pembeli pertama Type 36/110 dan 45/120 dan 54/150 TANDA JADI: Rp 1.000.000 Ketut Sudiana Karang Kuta IB Kresna Kendra, Jl. Gn. Rinjaji 44 D Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya SIMPATIA Bali Post menerima titipan sumbanga dara-saudara kita yang tengah mende langan, antara lain: Komang Mardika penderita tumor ma tumor, Wiliawan penderita kanker tula ita kaki gajah, Aryanti penderita kepal penderita kepala membesar, Kt. Raka tung, Gd. Wardana penderita tumor, I ita perut mengeras, Wayan Kari per Wayan Mubagia penderita kepala m penderita kulit bersisik. Sumbangan Anda dapat dikirim langsu iat Redaksi Bali Post 67 A Denpasar dan rekening Bali Post di BRI Caban 1065.4. Rp 1.246.500 untuk Kepala Memb Ketut Kerti, Kuta W. Wirya, JI. Nias No. 2 Tabanan Jumlah yang dimuat hari ini Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya Rp 3.884.650 untuk Ko Penderita Tumo Kel. Mausadi G/Denpasar Selatan Ketut Kerti, Kuta Jumlah yang dimuat hari ini. Jumlah penerimaan sebelumnya Jumlah penerimaan seluruhnya MASIH PERL Umat Hindu di beberapa daerah ma punia Anda untuk membangun pura T. 54/150 T. 45/120 Fasilitas PLN, jaringan PDAM jalan lingkungan 7M (Hotmix), lapangan tenis, taman, taman bermain Fasilitas pendukung lainnya: Dekat rumah sakit, pompa bensin, transportasi unium KE TABANAN POMPA BENSIN DENAH LOKASI KE DARMASABA RM LUKLUK JALAN RAYA KAPAL R3 PLN LOKASI ke Denpasar Raya Abianbase J. Raya Sempid KANTOR PEMASARAN A PT. GUNUNG BERLIAN MURNI PTQBM Komplek Diponegoro Megah A 22 Telp./Fax (0361) 263093 No. REI: 1300095 No. Ijin Prinsip: 593.82/2437/T. PEM C 1150 PT R SP COT ㄓ RAY CRIN 1 MIST Menerima Pesa Jl J 2cm Color Rendition Chart