Tipe: Koran
Tanggal: 1996-05-29
Halaman: 02
Konten
HALAMAN 2 16 Bangunan di Jimbaran Serobot Pantai Denpasar (Bali Post) - Setelah Pantai Kuta, kini Pantai Jimbaran dan Ke- donganan diserbu cafe-cafe ilegal. Tercatat di dua pantai itu-Kedongan dan Jimbaran-16 cafe tidak memiliki izin dan terbukti menyerobot pantai. Terkait dengan pelanggaran tersebut, Tim Yustisi Pem- da Badung yang dipimpin Anak Agung Ngurah Kusa melakukan inspeksi mendadak, Selasa (28/5) kemarin. Dalam inspeksi itu, sejumlah nelayan-selaku pe- milik cafe ilegal-mempertanyakan kebijaksanaan Pem- da Badung yang memberikan izin pada bangunan seru- pa di Pantai Jimbaran. "Apa bedanya kami. Di Jimbaran boleh mengapa di sini tidak boleh," kata seorang nelay- an pada dialog itu. Tercatat sembilan cafe di Pantai Jimbaran telah diberi kan izin oleh Bupati Badung. Menjawab pertanyaan itu, Kusa menegaskan sembi- lan bangunan di Pantai Jimbaran telah mendapat izin Bupati Badung sesuai surat nomor 533.4/2518/X tang- gal 18 April lalu. Sembilan cafe tersebut diizinkan sesuai permintaan tokoh masyarakat Jimbaran saat rapat April lalu untuk menampung hasil nelayan. Sekian cafe tersebut, kata Kusa, bukan dikelola peror- angan tetapi kelompok nelayan Jimbaran yang keuntun- gannya dibagi tiga kelompok nelayan, kelurahan dan desa adat. "Jadi pemberian kebijaksanaan selalu ada den- gan mengenyampingkan pertimbangan pribadi," ujamya. Dalam kaitan pemberian izin bangunan pantai, Kusa menegaskan pemerintah tidak akan memberikan kebi- jaksanaan izin terhadap bangunan cafe baru, baik di Jim- baran maupun di Kedonganan. Pemda Badung tetap akan membongkar cafe yang belum memiliki izin. Terhadap dalih pembangunan cafe untuk kepentin- gan pariwisata, Kusa menilai hanya sebagai selimut un- tuk menyembunyikan kepentingan pribadi. Kusa menilai 16 bangunan cafe itu melanggar karena menyerobot tanah negara, dibangun tanpa izin Bupati Badung dan tidak memiliki izin mendirikan bangunan. "Jangankan tanah negara, di tanah milik pribadi pun harus ada izin bangunan," tegasnya. Kata Kusa, pemerintah tidak melarang nelayan beru- saha, asalkan tidak menyerobot tanah negara dan melang- gar aturan. Karena itu, bangunan cafe yang menyerobot tanah negara diberikan batas waktu seminggu sampai dengan 3 Juni untuk membongkar sendiri bangunannya. "Kalau tidak, kami siap membongkar," tegasnya. Dalam sidak kemarin, sebuah bangunan semi per- manen yang baru berupa kerangka atap bambu langsung dirobohkan Tim Satpol PP. Sunarta salah seorang pemilik cafe di Kedonganan dalam dialog itu mengatakan ia bersama pemilik cafe lain ingin agar pariwisata Kedonganan cepat berkembang sejajar dengan pariwistaa Kuta, Jimbaran dan Nusa Dua. Beralihnya usaha para nelayan ini, kata Sunarta, dis- ebabkan perkembangan nelayan di Kedonganan makin terpuruk dengan banyaknya nelayan luar Bali berdatan- gan ke Kedonganan. "Bagaimana bisa bersaing saya pakai jukung, sedangkan nelayan Jawa pakai perahu," timpal nelayan lain seraya mohon kebijaksanaan agar bangunan pantai diberikan izin. (029) Bali Post Mewujudkan Kota Sehat di Bali Rabu Wage, 29 Mei 1996 Masih Tersandung Perencanaan Ruang gampang. KOTA sehat memang idaman tiap warga masyarakat. Namun, mewujud- kan kota sehat tidaklah Jika akhirnya Subdin Penyuluhan Keseha- tan Masyarakat (PKM) Dinas Keseha- tan Propinsi Bali menggelar seminar "Kota Sehat Menuju Kehidupan Masyarakat Sejahtera" tampaknya memang cukup penting. Seminar se- rangkaian Hari Kesehatan Sedunia itu berlangsung di Gedung Santi Graha Denpasar, Selasa (28/5) kemarin. Berikut laporan wartawan Bali Post. SEMINAR ini memang cukup menarik dan pent- ing di tengah meriaknya isu-isu lingkungan yang me landa pusat-pusat kota dan kawasan-kawasan wisata, termasuk di Bali tentunya. Namun, tampaknya perbin- cangan selalu berpusar pada kesalahan perencanaan dan lompatan pembangunan yang tak terkejar oleh peren- canaan ruang. Lima pembicara yang tampil membawakan topik bahasan adalah Kakanwil Diskes Bali dr. Sebuah kota disebut sehat dan berwawasan lingkun- gan memang tak hanya cukup bersih dan asri. Banyak syarat yang harus dipenuhi. Menurut Kakanwil Kese- hatan Semendra, kriteria kota sehat sesuai ketetapan Badan Kesehatan Sedunia (WHO) menyangkut keber- sihan dan keamanan, persediaan bahan pangan, air mi- num bersih, energi yang cukup dan aman bagi warga kota, serta adanya pembuangan sampah dan limbah yang efisien. Bagaimana dengan Denpasar? Memang sudah ada usaha mewujudkan Denpasar sebagai kota sehat. Setidaknya sudah ada sistem pengelolaan sampah, tamanisasi, patungisasi, dan trotoarisasi. Demikian hal- nya mobil keliling untuk penyiram tanaman di jalan- jalan utama kota. Lantas, apakah semua itu sudah cukup? Terutama mewujudkan "Bali yang BALI-bersih, aman, lestari, dan indah? Tampaknya memang belum cukup untuk menilai Denpasar sebagai kota berwawasan lingkungan. Buktinya, di daerah pinggiran dan pedalaman kota Den- pasar, masih banyak pemukiman penduduk yang tam- pak kumuh, kurang mencer- minkan keseha- tan lingkungan. Belum lagi adanya pence- maran udara Banyak yang Dirugikan dengan Turunnya Surat Edaran Dikti dra, SKM, Prof. Drs. IB. Adayana Manuaba, Kakanwil oleh gas CO ser- Denpasar (Bali Post) - Surat edaran Dirjen Dikti No. 740/96 tentang dos- en yang menyandang gelar S2, harus mengajar sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, menimbulkan per- soalan yang cukup rumit. Di samping itu para pen- gelola PTS menyatakan kecewa dan dirugikan. Hal itu dikemukakan sejumlah pemimpin PTS di Kopertis Wilayah VIII menjawab pertanyaan Bali Post di Denpasar, Senin (27/5). Seperti yang dituturkan salah seorang pimpinan ya- yasan PTS, pergantian istilah dari relevan dengan bidang studi menjadi harus sesuai dengan bidang studi membuat dia kecewa dan merugi. "Sebab kami sudah telanjur menyekolahkan dosen tanpa memperhatikan kesesuaian bidang studi yang diajarkan oleh dosen ber- sangkutan," keluhnya. dihubungkan dengan keanekaragaman kehidupan (so- sial ekonomi dan politis) tampaknya sulit dipecahkan dengan satu disiplin ilmu. Mengingat yang dikejar dalam globalisasi bukan hanya teknologi ekonomi juga non-ekonomi. Ia memberikan contoh Fakultas Ekonomi jurusan manajemen. Di masyarakat berkembang agrobisnis, pariwisata, penerbangan dll. Semua contoh itu, menu- rut dia, mempunyai kiat khusus. Namun bertitik tolak dari persyaratan tersebut istilah sama persis/sesuai den- gan bidang studi yang diajarkan (manajemen ahlinya harus manajemen) peraturan yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti itu tidak mengantisipasi perubahan di masyarakat dan akibatnya PT akan kalah bersaing. Oleh karena itu, menurut ketua yayasan itu, harus ada kebijakan seberapa jauh kedekatan keahlian aka- demik/ profesional yang harus ditolak. Jika tak ada tol- eransi dikhawatirkan PTS akan mengalami kesulitan dalam akreditasi. Ia menjelaskan, dosen yang disekolahkan akan kecewa karena tidak terpakai, sehingga dinyatakan gu- gur dalam akreditasi. Bukan hanya itu, dosen yang dis- ekolahkan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Rata- Koordinator Kopertis Wilayah VIII, Ir. Bagus Ketut rata tiap orangnya menelan biaya Rp 16 juta. "Baik Lodji, MS ketika diminta tanggapannya membenar- secara materi maupun moral hal itu sangat merugikan munculnya kesulitan yang dihadapi PTS di wilayah- nya. Mengenai masalah ini, pihaknya sudah pernah Hal senada dilontarkan Ketua Yayasan Pendidikan membahas dalam pertemuan di pusat. Namun, istilah Kejuruan Nasional, Dr. IGN Gorda, MS. "Sebagai sesuai tetap dipertahankan. Alasannya, untuk meng- pembina sekaligus pendiri yayasan ini, kami harus hindari adanya penyimpangan dalam proses belajar mematuhi aturan tersebut," katanya. Akan tetapi, jika mengajar di perguruan tinggi. (024) kan," katanya. PU Bali Ir. Budi Hartono, Bupati Tabanan Komang Wijana dan Kadiskes Bali dr. DP. Sudana, MPH. Seminar yang diikuti sekitar 200 peserta dari kalan- gan dokter, paramedis, dan instansi terkait itu pada dasar- ya memandang kesehatan harus menjadi kebutuhan se- mua orang, termasuk masalah kesehatan lingkungan. Sayangnya, tanaman hijau yang mendukung terciptan- ya lingkungan sehat makin berkurang, lahan hijau di ten- gah kota pun makin sempit. Lantas berganti pohon-po- hon beton bertulang besi dengan gedung-gedungnya yang angkuh. "Padahal, kita semua tahu tanaman hijau merupakan sumber kehidupan, karena menghasilkan zat arang, karbohidrat lemak dan oksigen yang sangat kita perlukan," papar Adnyana Manuaba. ta lalu lalang kendaraan den- gan deru bising- nya. Suasana lalu lintas yang makin sesak sangat berpelu- ang membuat orang stres dan tuli. "Mestinya kan mobil-mo- bil angkutan mobil pribadi dibatasi," papar Adnyana Manuaba mem- berikan solusi. Pakar lingkungan itu memandang pentingnya tum- buh-tumbuhan hijau di daerah Bali tetap dirawat, teruta- ma di kota-kota. Apalagi jika mau menciptakan kota se- hat. "Kota yang bisa disebut sehat jika didukung lingkun- gannya yang terawat baik." Kalah Cepat Adnyana prihatin akan perkembangan kota, khusus nya Denpasar, yang kurang didukung oleh penataan lingkungan sementara lompatan pertumbuhan penduduk terus meningkat. "Lima tahun lagi mau dibawa ke mana Denpasar ini. Sekarang saja sudah terasa bersesak-sesa- kan," paparnya. Dosen PISK Unud yang cukup getol menyoroti masalah kesehatan lingkungan itu menilai apa yang ter- jadi sekarang, khususnya di Denpasar memang berawal dari kurangnya perencanaan secara holistik sejak awal. Terutama menyangkut tata ruang, sehingga memuncul- kan masalah sampah yang tak pernah berkesudahan, se- mentara pengelolaan sampah belum baik. Di sisi lain umumlah yang KALI BERSIH - Program kali bersih (Prokasih) telah menjadi- ditambah dan kan Denpasar sebagai kota sehat dan bersih. Bali Post014 gan ini tidak cukup hanya dengan analisis dampak lingkungan (amdal) proyek terhadap lingkungan seki- tamnya, tetapi apakah proyek yang dibangun berman- faat, berisiko dan kemudian bagaimana hubungan man- faat dan risiko tadi. "Semua ini mesti mendapat jawa- ban gamblang dan salah satu kriteria pembatasan yang perlu diperhitungkan menyangkut kemampuan daya dukung sekitarnya. Kalau daya dukung dilampaui, mal- apetaka jelas datang." Banyak contoh diungkapkan Prof. Manuaba menanggapi pertanyaan peserta seminar. Di antaranya soal Dam Estuari di Suwung yang dilihat dari segi man- faatnya cukup berarti. Akan tetapi, kurang mempertim- bangkan risiko bagi lingkungan di sekitarnya-yang potensial menyebabkan banjir. Contoh lain dibangunnya hotel-hotel berbintang lima dan golf course yang sangat besar menyedot air. "Padahal kita tahu Bali nyaris krisis air, tetapi kok terus saja hotel-hotel dibangun," paparnya sembari menambahkan daya dukung air di Bali kini sangat terbatas, sehingga perlu efisiensi dalam penggunaan air. persediaan air masih kurang, Semestinya, rencana umum tata ruang (RUTR) bahkan dapat yang sudah ada bisa diandalkan sebagai acuan dalam menyebabkan pemanfaatan ruang kota/wilayah. Namun, kata Ka- kekurangan kanwil PU Budi Hartono, rencana umum tata ruang pangan jika (RUTR) yang sudah ada semestinya sudah dapat di- tidak secara dini andalkan sebagai acuan dalam pemanfaatan ruang dan diadakan per- pengendalian pemanfaatan ruang kota/wilayah. Na- baikan, teruta- mun, panjangnya alur proses perencaaan itu sering ma masalah tata menyebabkan terciptanya peluang pelanggaran ter- kota. hadap RUTR kota, sehingga pemanfaatan ruang kota Berkaitan tidak terpola. itu, ia menilai tiap peren canaan pem- bangunan proyek harus didahului anali- sis manfaat dan risiko dari proyek tersebut. Dalam hubun- Pembangunan, baik oleh pemerintah maupun pi- hak swasta cukup pesat, sebaliknya RUTR kota be- lum siap dioperasionalkan sebagai pedoman pemban- gunan. "Ini berarti acuan pembangunan kalah cepat dengan kegiatan pembangunan, sehingga muncul ka- wasan pemukiman tidak serasi-kawasan dengan peruntukan yang tumbuh dan berkembang secara spo- radis atau semrawut dan mengelompok. Bahkan, pe- mukiman kumuh terdapat di sana-sini, terutama di pedalaman wilayah kota," paparnya. (dra/tra) Insiden di Bedugul harus Dilihat Proporsional Denpasar (Bali Post) - Kakanwil Depdibud Bali Drs. Berata Subawa mengharap kan, semua pihak harusnya melihat insiden Bedugul secara proporsional. "Ini sebuah kasus yang tak perlu dibesar-be- sarkan. Apalagi sampai disebut tawuran. Saya kira, pelajar di Bali masih sangat bermoral dan disiplinnya kuat," kata Subawa, Selasa (28/5) kemarin. Kata dia, insiden tersebut terjadi sentrasi pelajar sangat tinggi di Bedu- gul. Menurutnya, selama persiapan sampai pengumuman Ebtanas pi- haknya telah bekerja maksimal. Ter- utama ketika pengumuman, semuan- Prioritas hanya karena kebetulan karena kon- Bali Dibagi Lima Wilayah Prioritas Denpasar (Bali Post) - Gubernur Bali secara resmi menyampaikan Rancan- gan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Bali. Rancangan yang se- benarnya merupakan tilik ulang (review) dari RUTR se- suai Perda No.6 Tahun 1989 itu telah melewati peng- godokan lebih dari dua tahun. Di dalamnya antara lain diatur, wilayah Propinsi Bali bakal dibagi menjadi lima wilayah prioritas. Ranperda disampaikan Wagub Ahim Abdurahim dalam Sidang Paripurna DPRD Bali, Selasa (28/5) ke- marin. "Setelah sekitar lima tahun berlakunya RUTR, di- pandang perlu me-review sesuai perkembangan yang ada," pesan Gubernur Bali pada sidang yang dipimpin Ketua Dewan IGW Sudhiksa. Dalam ranperda disebutkan, rencana wilayah priori- tas Propinsi Bali meliputi lima wilayah yakni Bali Barat, Bali Utara, Bali Tengah, Bali Timur, dan Nusa Penida. Wilayah prioritas Bali Barat meliputi Kecamatan Negara diarahkan pada pengembangan aneka industri, pariwisata, dan pertanian dengan prioritas kegiatan/pro- gram adalah pengembangan zone aneka industri. Wilayah Prioritas Bali Utara meliputi Kecamatan Buleleng dan Gerokgak diarahkan pada penanggulan- gan lahan kritis, pengembangan aneka industri, pariwi- sata, dan pertanian serta pengendalian kawasan cepat berkembang. Prioritas kegiatan adalah pengembangan zone aneka industri di Kecamatan Gerokgak, yang di- Bawang. tunjang dengan pengembangan pelabuhan laut Celukan Nusa Penida Wilayah Prioritas Bali Tengah meliputi Kecamatan Tabanan, Mengwi, Kuta, Sukawati, Ubud, Blahbatuh, Gianyar, dan ketiga kecamatan di Kodya Denpasar. Wilayah ini diarahkan pada pengembangan industri kecil kerajinan, pariwisata, pertanian, dan pengendalian kawasan cepat berkembang dengan prioritas kegiatan adalah pengendalian kawasan yang cepat berkembang. Wilayah Prioritas Bali Timur meliputi Kecama- tan Kintamani. Kubu, Abang, dan Karangasem di- arahkan pada pengentasan desa tertinggal, penang- gulangan lahan kritis, pengembangan pariwisata, dan pertanian. Prioritas programnya adalah pertam- bangan galian C di Kecamatan Kubu dan Abang (Karangasem), pengentasan desa tertinggal, dan penanggulangan lahan kritis. Wilayah prioritas Nusa Penida meliputi Kecama- tan Nusa Penida yang terdiri atas Pulau Nusa Penida, Nusa Ceningan, dan Nusa Lembongan diarahkan pada pengentasan desa tertinggal, penanggulangan lahan kritis, pengembangan pariwisata, dan pertanian den- gan prioritas pengembangan pariwisata, pengentasan desa tertinggal, dan penanggulangan lahan kritis. Gubernur mengungkapkan, dalam penyempurnaan RTRWP Bali, di samping dilaksanakan oleh eksekutif lewat Tim Review dan Revisi Rencana Umum Tata Ruang Propinsi Bali, juga sangat besar peran dari Pan- itia Khusus (Pansus) DPRD Bali. "Demikian pula per- anan dari berbagai lembaga kemasyarakatan," jelasn- ya. Mereka, menurutnya, telah memberikan sumban- gan pikiran melalui berbagai seminar, baik yang dise- lenggarakan pemda, maupun bersama-sama jajaran instansi pemerintah pusat di Jakarta, serta berbagai sem- inar yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi dan lem- baga masyarakat yang ada di Bali. (028) Suami Istri Minta Dibebaskan Denpasar (Bali Post) - Tanu (47) pria kelahiran Tebing Tinggi Sumatera Utara dan istrinya Nanik (26) wanita kelahiran Ma- jokerto Jawa Timur melalui kuasa hukumnya Ketut Bagiada, S.H. minta dibebaskan dari segala tuntutan hukum, karena merasa tidak bersalah melakukan tin- dak pidana perzinaan. Sebelumnya, Jaksa Sri Koesno Saparlan, S.H. menun- tut para terdakwa dengan hukuman penjara masing-mas- ing selama enam bulan karena keduanya terbukti me- langgar pasal 284 KUHP tentang perzinaan. Tuntutan tersebut didasari atas perbuatan para terdak- wa yang telah menjalin hubungan dan telah membina rumah tangga awal tahun 1993 silam. Bahkan pasangan yang telah dikaruniai seorang putra ini menetap di Jalan Bedugul Sidakarya Denpasar, padahal Tanu sendiri masih terikat perkawinan dengan Theresia Tanio. Beberapa orang saksi membenarkan perbuatan ked- ua insan berlainan jenis ini. Istri Tanu, Theresia Tanio se- belumnya menerangkan pernah melakukan penggerebe- kan ke tempat tinggal pasangan tersebut di Jalan Bedug- ul No. 11 sekitar November 1993. Dalam sidang tertutup di PN Denpasar dengan maje- lis hakim pimpinan LP Sutarmi, S.H. Selasa (28/5) ke- marin Ketut Bagiada mengungkapkan fakta-fakta bah- wa berdasarkan pasal 1 angka 27 KUHAP ternyata keti- ga saksi yang diajukan penuntut umum dinilai tidak sah sebagai salah satu bukti dalam perkara pidana. Begitu pula sesuai dengan pasal 189 ayat 4 KUHAP keterangan para terdakwa saja tidak cukup membukti- kan mereka bersalah. "Keterangan terdakwa saja tidak cukup membuktikan mereka bersalah melakukan perbua- tan yang didakwakan kepadanya, melainkan harus diser- tai dengan alat bukti yang lain," ucap Bagiada. Bahkan kata Bagiada, keterangan ketiga saksi tidak ada satu pun yang dapat memberikan kesak- sian yang mempunyai nilai serta kekuatan pembuk- tian yang sah dan meyakinkan. "Keterangan para saksi tidak satu pun yang membuktikan terjadinya tindak pidana," tuturnya. Untuk menetukan terbukti bersalah atau tidaknya para terdakwa, mejelis hakim masih memerlukan waktu un- tuk bermusyawarah. Putusan, direncanakan akan diba- cakan pekan depan. (010) Rai, Bapak Dibilang Menzinai Luh Taman "RAI, Bapak dituduh menzinai Ni Luh Taman". Ucapan ini seakan pesan terakhir I Wayan Westra ke- pada anak buahnya Rai Ningsih menjelang akhir hayat- nya atau beberapa saat setelah dihujani pisau oleh ter- dakwa Sud, S.H. Kasus tewasnya manajer sebuah hotel di kawasan Kuta ini Selasa (28/5) kemarin kembali disidangkan majelis hakim PN Denpasar pimpinan LP Sulatri, S.H. dengan memeriksa dua saksi yakni Komang dan Rai Ningsih. Terungkap, pembunuhan itu dilatarbelakangi perselingkuhan. Terdakwa menuduh korban melaku- kan perbuatan tak senonoh terhadap istrinya, Ni Luh Taman. Komang dan Rai Ningsih menerangkan, beberapa saat sebelum pristiwa tragis itu, mereka sedang berbin- cang-bincang di restoran hotel dengan Wayan Westra, Saat itu, kata Rai, datang Ni Luh Taman dan tak berse- lang lama muncul pula terdakwa. Dalam pertemuan singkat itu akhirnya Westra men- gajak pasangan suami istri ini menuju sebuah kamar hotel yang hanya beberapa meter dari restoran. Aksi pembunuhan itu diketahui setelah istri terdakwa bert- erik mengatakan suaminya telah menusuk Westra dan bersamaan dengan itu muncul terdakwa yang menga- cungkan pisaunya seraya rkata," Semua karyawan diharap tenang, karena masalah ini urusan pribadi saya dengan Westra. Saat itulah Komang berusaha menghindar dan tak berselang lama ia memasuki kamar tempat kejadian yang kemudian disusul Rai Ningsih dan menjumpi Westra terkapar serta berlumuran darah pada bagian perutnya. "Ketika itu korban masih bernapas," tutur Komang. Kata Komang, mereka saat itu tidak memberikan pertolongan karena panik. "Sebelum menghembuskan napas, secara terbata-bata Bapak Westra mengatakan, 'Rai, bapak dibilang menzinai Ni Luh Taman'," kata Rai. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Sud yang menyandang gelar Sarjana Hukum didakwa oleh Jak- sa H. Banjar Nahoor, S.H. melanggar hukum lantaran membunuh I Wayan Westra. Menurut jaksa, peristiwa pembunuhan tersebut terjadi 11 Januari 1996 lalu seki- tar pukul 12.00 wita. Dikisahkan, beberapa hari sebe- lum petaka itu, terdakwa datang dari kerja sekitar pukul 11.30 wita dan menanyakan kepada istrinya apakah Westra datang, yang kemudian dijawab oleh istrinya tidak. Sud menanyakan hal itu lantaran bulan Desem- ber tahun lalu pernah bermimpi istrinya berselingkuh dengan Westra. Merasa tidak datang, bersama istrinya terdakwa mendatangi rumah korban dengan maksud untuk menyelesaikan perselingkuhan ini. Namun kala itu kor- ban tidak mengaku telah mengencani istri terdakwa. Tak puas dengan jawaban tersebut, sore harinya se- kitar pukul 15.00 wita, ia bersama istrinya kembali mendatangi korban di tempat kerjanya di Kuta. Pada pertemuan tersebut belum juga membuahkan hasil se- suai dengan keinginan terdakwa. Alhasil, korban ber- janji untuk datang ke rumah kos terdakwa di Jalan Raya Legian Gg. Kamboja No. 9 Kuta pada 11 Januari. Janji yang dibuat ternyata tidak ditepati oleh kor- ban. Merasa tidak digubris, terdakwa bersama istrinya kembali menemui korban di tempat kerjanya yang saat itu sedang berada di restoran hotel setempat. Guna membicarakan masalah yang dituduhkan se- lama ini, korban kemudian membawa keduanya ke salah satu kamar hotel. Dalam kamar hotel tersebut, istri terdakwa di- (Bersambung ke Hal 15 Kol 4) ya berjalan lebih baik dibandingkan tahun lalu. "Para siswa sedikit yang corat-coret. Denpasar terlihat lebih tertib," tambah dia. Namun, pihaknya akan mempel- ajari kasus ini. Kata Beratha, semua pihak baik aparat keamanan, orang- tua dan masyarakat agar secara ter- padu ikut membina para pelajar. Kadispen Polda Nusra Letkol Pol. Lalu Budiardja, Sm.IK. di tempat ter- pisah mengungkapkan aparat kepoli- sian tidak bisa sepenuhnya disalah- kan, karena masalah itu bukan hanya masalah keamanan, tetapi lebih men- yangkut kualitas produk pendidikan itu sendiri. "Ini bukan soal kurangn- ya antisipasi aparat Kepolisian, tetapi bagaimana moral anak-anak itu dibentuk. Saya kira ini merupakan tanggung jawab semua pihak, pen- didik, orangtua dan semua yang ter- kait di sana. Tidak akan ada perkela- hian, jika mereka memang telah dis- adarkan oleh pendidikan yang telah diterima baik di sekolah maupun di rumah," ujarnya. Tersumbat emosi kegembiraannya di luar Drs. Ida Bagus Anom mengata- sekolah. kan insiden Bedugul bukan ikut-iku- tan siswa di Jawa, melainkan akibat tersumbatnya kran kebebasan yang dihadapi pelajar di sekolah. Di satu sisi memang sudah zamannya anak didik memerlukan kebebasan. Na- mun di sisi lain kebebasan menurut si anak didik ada hambatan. Hambatan itu, kata Kepala SMU 1 Denpasar itu, datangnya tidak han- ya dari dalam sekolah, juga dari in- stansi terkait. Karena lokasinya jauh dari jangkauan pengawasan sekolah dan orangtua, maka hal-hal yang tidak diinginkan pun timbul. Hal senada dikemukakan salah seorang pengamat pendidikan Drs. Dewa Putu Sukadana, S.H. Kata dia, anak muda dalam meluapkan emos- inya perlu ada pengawasan dari or- ang yang lebih senior apakah itu guru di sekolah, orangtua dan masyarakat lingkungannya. Bukan malah seba- liknya mereka dibiarkan meluapkan "Saya amati tampaknya sekolah- sekolah melarang anak didiknya me- luapkan emosi kegembiraan di dalam sekolah. Itu terbukti begitu selesai pengumuman mereka dibubarkan. Akhimya mereka melakukannya di luar sekolah," ujar mantan Dekan IKIP Saraswati Tabanan itu. Rupanya sekolah kurang meny- adari akibatnya. "Memang ketertiban di sekolah dapat dijaga, tetapi di luar sekolah mereka berbuat hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti kasus Bedu- gul dan kebut-kebutan di jalan raya yang sudah tentu mengganggu lalu lintas dan lain sebagainya." Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kata Sukadana, sekolah-sekolah perlu memberikan kesempatan anak didik untuk melu- apkan emosi kegembiaraannya di dalam sekolah melalui berbagai keg- iatan. Bila perlu, kata dia, sekolah menyelenggarakan persembahyan- Ada Kecenderungan Orang Parpol Diarahkan jadi Penganggur Denpasar (Bali Post) - Saat ini ada kecenderungan or- ang-orang parpol diarahkan menjadi penganggur. Sebab terlalu banyak ke- sulitan kalau kader PDI ingin melamar pekerjaan, khususnya men- jadi pegawai negeri sipil (PNS). Jalan akan mulus kalau mereka siap ma- suk Golkar. Hal itu dikemukakan Ketua F- PDI DPRD Bali I Gusti Ketut Gede Adnyana, S.H. kepada wartawan se- usai Sidang Paripurna DPRD Bali di Denpasar, Selasa (28/5) kemarin. Pernyataannya itu menanggapi kasus hijrahnya beberapa kader PDI ke Golkar, terutama yang terjadi di Dusun Pengukuh, Peguyangan Kan- gin, Denpasar. Balitbang DPD PDI Bali itu men- gatakan, negara Republik Indonesia didirikan oleh dan untuk segala lapisan masyarakat tanpa membeda- bedakan golongan dan aspirasi poli- tik. Itu artinya tiap warga negara memperoleh kesempatan yang sama untuk mengabdikan diri pada bang- sa dan negara. "Apakah warga negara dari golongan tertentu saja yang di- terima memperoleh pekerjaan terten- tu?," tanya mantan Sekretaris DPD PDI Bali itu. "Vokalis" PDI di DPRD Bali itu mempertanyakan adanya kecende- rungan pembangunan dan lapangan kerja diarahkan untuk satu golongan saja. Padahal komitmen para pendiri dan pemimpin bangsa ini adalah negara dan pemerintah mengayomi semua lapisan masyarakat. "Kalau memang orang-orang PDI atau par- pol tak mungkin diberikan kesempa- tan yang sama seperti halnya orang- orang Golkar, bubarkan saja parpol- parpol," ujarnya dalam nada tinggi. Banyak ke PDI Hijrahnya warga PDI ke Golkar, menurut Adnyana, bukan berita baru lagi. Kasus itu hal yang biasa karena adanya perubahan aspirasi. "Tetapi jangan lupa, pada Pemilu 1992 dan sekarang ini, PDI juga dibanjiri kad- er orsospol lain. Cuma, kami tidak ekspose karena ini rahasia dapur dan demi keamanan mereka," tandasnya. Termasuk ada kalangan pegawai negeri dan KBA yang ingin masuk PDI, partai banteng itu membuka diri. "PDI tak menjanjikan apa-apa. Uang kami tak punya. Apalagi mencarikan pekerjaan, PDI tak punya kekua- saan," kata Adnyana. Pihaknya telah mengecek, pada umumnya orang-orang yang keluar dari PDI dan melompat ke Golkar karena diiming-imingi pekerjaan atau imbalan tertentu. "Saya belum tahu apakah kader PDI di Dusun Pen- gukuh, Peguyangan Kangin meneri- ma iming-iming atau apa," lanjutnya. Sementara itu Ketua DPD PDI Bali IBP Wesnawa, B.A. menyata- kan, partainya tak mempermasalah- kan keluarnya kader, karena hal itu sepenuhnya hak dan aspirasi mere- ka. "Hanya masalahnya harus diket- ahui, apakah tindakan itu sepenuhnya panggilan hati nurani atau menjual hati nurani untuk kepentingan perut," kilahnya. Wesnawa menganggap kasus "loncat pagar" kader PDI merupa- kan test case bagi partainya, karena dengan demikian partai itu akan makin berkualitas. "Secara kuantita- tif memang terkesan ada penguran- gan, tetapi sebenarnya lebih banyak (Bersambung ke Hal 15 Kol 1) Tidak Ada Peminat, Lelang NDN Ditunda Denpasar (Bali Post) - Lelang terhadap Hotel Nusa Di Nusa (NDN) dan Hotel Pujawan (HP) ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan. Pasalnya, le- lang yang sudah menginjak yang kedua kalinya itu tidak ada peminat- nya. Demikian yang terjadi dalam kantor Lurah Kuta, Selasa (28/5) ke- proses lelang kedua hotel tersebut di marin. "Setelah kami cek ke BRI, tem- yata belum ada pihak yang menaruh deposit sebagai tanda menjadi peser- ta lelang," ujar salah seorang pejabat Kantor Lelang Denpasar yang hadir dalam lelang kemarin. Menurut dia, lelang kemarin merupakan yang kedua kalinya. "Le- lang pertama diselenggarakan 1 April 1996 lalu. Saat itu juga belum ada peminat," ujar pejabat yang kebera- tan disebut jatidirinya itu. Berkaitan dengan tidak adanya peminat, Surya Darma kuasa hu- kum PT Real Bali Travel Service In- donesia (RBTSI), yang meminta le- merasa optimis bahwa akan ada pem- lang terhadap kedua hotel tersebut- inat. "Cepat atau lambat, pasti ada tuk itu, baik Surya Darma maupun yang berminat," ucapnya yakin. Un- pihak terkait dalam masalah ini akan memuat pengumuman lelang di me- dia massa di Jakarta. Kedua belah pihak-dari BTS diwakili kuasa hukum Surya Darma dan dari pihak yang kena lelang di- wakili oleh pemiliknya sendiri, Pu- jawan. Lelang yang direncanakan ber- langsung pukul 09.00 molor sam- pai satu jam. Pertemuan antara pi- hak terkait dalam masalah ini, ter- jadi sekitar kurang dari tiga pu- luh menit. "Ditunda, karena tidak ada peminat," kata Surya Darma begitu keluar dari ruang Lurah Kuta yang dijadikan tempat le- sendiri tidak mau berkomentar lang. Sementara itu, Pujawan tentang masalah ini. Seperti diberitakan sebelumnya (BP 24/5), pemilik NDN yakni Pu- jawan meminta keadilan dengan persoalan hukum antara dirinya den- gan RBTSI. Awal mula munculnya Lansia dan Gerakan Orangtua Asuh di Bali (1) masalah ini, kata Pujawan, berawal dari kerja sama dengan Mr. Jack (asal Australia) dari RBTSI pada bulan Oktober 1989. Namun enam bulan kemudian, kerja sama ini di- hentikan Pujawan karena dinilai BRTSI tidak menjalankan segala se- suatunya sesuai perjanjian. Karena merasa diputus secara sepihak, maka BRTSI membawa masalah tersebut ke pengadilan. Pada proses di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, BRTSI menang. Kemudian Pujawan naik banding, dan dimenangkan Penga- dilan Tinggi (PT). Masalah ini ke- mudian sampai ke Mahkamah Agung (MA) yang pada akhirnya memenangkan BRTSI. (075) gan bersama sebagai ucapan syukur atas keberhasilan mereka dalam me- nempuh pendidikan di sekolah. "Saya kira dengan kegiatan sem- bahyang bersama, peserta didik kecil kemungkinan melakukan hal-hal negatif seperti corat-coret baju dan kebut-kebutan di jalan." Solidaritas Prof. dr. IGAG Puthra menyata- kan sesuai teori kelompok, sebuah kelompok bertemu dengan kelom- pok lain akan menimbulkan fanatis- me dan solidaritas terhadap kelom- pok. Jika di antara mereka sedikit dis- inggung sementara mereka berada dalam luapan emosi kegembiraan atau kesedihan-mereka pasti saling membela kelompoknya. Jika sifatnya kompetitif sangat bagus, namun jika mengarah ke hal negatif jelas akan ada (Bersambung ke Hal 15 Kol 7) Awalnya, Seorang Gadis Dicolek BEDUGUL siang itu tak tampak gerah. Kabut tipis masih membias, di sela angin sepoi-sepoi basa. Kesejukan suasana itu agaknya tak menu- lar pada kesejukan ratusan anak muda yang Senin (27/5) hendak melam- piaskan kegembiraannya. Siang makin merangkak, Bedugul makin sesak. Deru bising roda ber- motor makin marak. Anak-anak muda itu terus berjingkrak. Di tepian Danau Beratan, seorang gadis bersandar di sebelah mobilnya. Konon, demikian beberapa sumber mengatakan, ledek-ledekan terhadap gadis yang siswi salah satu SMU di Denpasar mengawali insiden yang baru pertama kali terjadi di Bali. Ledek-ledekan itu berlanjut ke aksi usil sejumlah pelajar. Merasa di- colek, kontan gadis itu "melapor" ke rekan-rekannya. Akibat pengadu- an itu, adu mulut antara dua kelompok pelajar itu dimulai. Puncaknya, kelompok pelajar yang satu "menyerbu" kelompok yang lainnya. Menurut seorang saksi mata, kejadian itu sesungguhnya bisa dicegah kalau aparat keamanan siap berjaga-jaga dalam jumlah yang lebih bany- ak. "Kan memang tradisi pelajar ke Bedugul. Jadi, harusnya tenaga keamanan ditambah," ungkapnya. Mendengar berita tersebut Kakanwil Depdikbud Drs. Wayan Berata Subawa langsung menuju Rumah Sakit Umum Tabanan mengecek siswa yang konon jadi korban. Hasilnya nihil. "Tak ada terdaftar siswa yang masuk rumah sakit," katanya. Dia pun menuju Polres Tabanan guna mem- peroleh informasi yang jelas tentang insiden itu. Malam itu sudah menun- jukkan pukul 22.00. Setelah memperoleh penjelasan, Berata Subawa meluncur ke RSUP Sanglah malam itu juga. Hasilnya nihil. "Saya ingin menengok siswa yang tabrakan di Bedugul, tetapi tidak ada," ucapnya. Sumber setempat mengatakan tiga siswa yang sebelumnya masuk rumah sakit karena laka lantas di Bedugul sudah pulang saat Kakanwil tiba. Malam makin larut, tepat pukul 01.00, Berata Subawa tiba di rumah. "Terus terang, saya tak bisa tidur memikirkan soal itu," ujarnya kepada Bali Post di ruang kerjanya Selasa (28/5) siang kemarin. (art) Denpasar dan Sekitarnya Khitanan Masal REMAJA Masjid Baiturrahmah Kampung Wanasari Denpasar bekerja sama dengan Yayasan Janur Kuning menyelenggarakan khitanan masal, Minggu (26/5) lalu. Anak yang dikhitan berjum- lah 45 orang. Tiga puluh dokter yang dilibatkan berasal dari RSUP RSUW, RSAD, dan Puskesmas. Pada saat yang sama juga dilak- sanakan pengobatan umum untuk masyarakat. Menurut Drs. M. Ichsan Syafei, seorang tokoh setempat, kegiatan remaja masjid itu sangat positif, terlebih dengan adanya sambutan antusias masyarakat. (028) Rapat Kerja Bakohumas BAKOHUMAS Propinsi Bali menyelenggarakan rapat kerja tahunan yang dihadiri utusan Bakohumas Tk. II dan lembaga-lem- baga swasta lain yang tergabung dalam Bakohumas Propinsi Bali. Rapat kerja yang berlangsung sehari, Selasa (28/5) kemarin di gedung PWI Bali tersebut selain mengevaluasi program kerja tahunan sebelumnya, juga berhasil menyepakati beberapa program kerja tahun 1996/1997. Kakanwil Depen Bali selaku Ketua Bako- humas Propinsi Bali, Drs. Made Sutjipto mengingatkan, salah satu program paling penting di tahun mendatang adalah kesiapan Ba- kohumas dalam menyukseskan Pemilu 1997. Karenanya perihal kesiapan menyongsong pemilu menjadi agenda penting dalam raker tersebut. (edo) Pikun, Rabun dan Lupa Usia "Titiang nak belog," kata Wayan Riti. Kalimat mer- endah yang berarti "saya orang bodoh" itu meluncur dari mulut Riti ketika ditanya tentang usia yang sama sekali telah ia lupakan, berapa. UZUR, pikun dan rabun, tak bisa dipisahkan. Bahkan bertambah tua, para lanjut usia (lansia) makin tak terawat. Benarkah? Wartawan Bali Post menyusuri jejak lansia di Bali terkait dengan Gerakan Orangtua Asuh, Halun (Hari Lanjut Usia Nasional) I yang di- canangkan Presiden Soeharto di Panti Sosial Tresna Wreda, Kelurahan Plamongansari, Kecamatan Padurungan, Semarang, Jumat hari ini. Wanita asal Desa Tihingan, Klungkung itu kemudi- an lebih senang bercerita tentang masa lalunya. Tentang sembilan saudara yang perempuan semua, dan tentang anak-anaknya yang meninggal dunia sewaktu kecil. Se- belum ia selesai bercerita, tiba-tiba seorang rekannya, Luh Gesol-juga lupa usianya-seolah karena ingin diper- bersyukur bisa tinggal di sini bersama teman-teman yang hatikan, menyela bertanya, "Tahu Kadek Daria? Dia sopir lain. Kalau tidak, siapa yang menampung saya," ujam- di Ubung, tinggi besar orangnya. Kalau tahu, suruh dia ya. kemari. Saya ibu kandungnya." Waktu itu, kata dia, Lurah Sempidi yang mengantar ke panti jompo. Karena memang tak ada yang bisa diberi kan bagi kelangsungan desanya, ia menerima keadaan di panti jompo. Luh Gesol, panggilan akrabnya Biang Dana- dan Wayan Riti mengaku kadang rindu keluarganya. Gesol yang sudah rabun dan berkaca mata minus men- gatakan sangat merindukan empat orang anaknya, se- Sedangkan Ketut Rintin, asal Pemanis Badung, di dangkan Riti cuma merindukan lingkungan kampung samping lupa di mana desanya, juga mengaku tak bisa halamannya lantaran ia sudah tak punya suami lagi. lagi bersaing dengan orang-orang desa yang masih muda "Anak saya sudah lama meninggal dunia," tuturnya. dan ulet. Lewat Nyoman Kaler, salah seorang keluargan- Di Panti Asuhan Tresna Werdha Wana Seraya, Bi- ya, ia menuju panti jompo menghabiskan masa tua. "Saya aung, Kodya Denpasar, mereka menikmati masa tua, sudah lupa berapa tahun saya tinggal di sini. Lama seka- masa lupa, masa pikun. Putu Tanun, asal Desa Sempidi, li," ujamya sambil tetap memainkan tangannya untuk Kecamatan Mengwi, Badung, karena pikun, mengaku majejahitan. tak ingat lagi jalan menuju rumahnya sehingga kepada Lingkunganlah yang membuat mereka lupa waktu Bali Post ia banyak bertanya bagaimana menggunakan - usia mereka, sehingga terus mencari kesibukan den- kendaraan umum kalau mau pulang, walaupun ia men- gan majejahitan yang telah menjadi pekerjaan kesehari- gaku sangat senang berada di panti. Saat ini ia lebih ban- an. Hasilnya sudah banyak dikenal di Biaung, terutama yak tinggal di panti jompo. oleh kalangan pedande yang cukup intens membeli hasil "Saya sudah tak punya keluarga lagi. Makanya saya karya mereka untuk upacara. "Ini semua saya buat un- tuk meyadnya. Saya tak akan menghitung berapa seharus- nya saya dapat dari pekerjaan ini," tuturnya. Menurut para jompo, perhatian dari petugas panti sudah menjadi anugerah yang patut disyukuri, karena tanpa itu mereka merasa terasing dari lingkungannya, bahkan mungkin telantar tak bisa menghidupi diri sendiri. Lantas bagaimanakah perasaan orang yang terasing? Jawaban dari itu bahwa mereka kemungki- nan besar akan frustrasi, depresi, dan stres. Karena itu- lah, menurut Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya, I Ketut Sepira, berbagai pendekatan diupaya- kan untuk memelihara hubungan antara petugas dan kalangan jompo. majajehitan. Hasil kerajinan para jompo sebagian besar dijual un- tuk kehidupan spiritual umat Hindu di lingkungan seki- tarnya. "Mereka yang terlibat dalam pekerjaan itu biasan- ya mendapatkan pelayanan yang lebih sekadar memberi tanda jasa," ujar Sepira. Ini bukan berarti terjadi penga- naktirian terhadap jompo yang lain, karena sebelum mem- ulai usahanya para jompo diberi bantuan masing-masing Rp 5.000 sebagai modal awal. Dominannya penghuni wanita di panti jompo itu dis- ebabkan sebagian besar di antara mereka adalah janda- janda yang ditinggal suaminya sehingga sangat kesulitan mencari nafkah dan perlindungan. Inisiatif ke panti jom- po di antaranya karena dianjurkan lurah maupun kepala desa setempat, ataupun atas kesadaran masing-masing keluarga. Menurut Ketut Rintin, tak ada tekanan berada di lingkungan panti. Malah beberapa rekan Ririn terus terang mengaku senang. "Di sini saya sangat diperhati- kan. Pagi makan bubur, sedangkan siang dan sore makan nasi. Kalau tidak di sini mungkin saya tak akan ada yang mengurus," katanya. Itu memang alasan yang bisa diterima jika para jom- Panti jompo itu memulai pelayanan kepada po ingin masuk panti asalkan ruangan masing cukup masyarakat sejak 25 Oktober 1975 dengan jumlah lan- menampung. Kemiskinan, ketelantaran, alias tidak ada sia telantar 20 orang. Hingga tahun 1980 panti tersebut lagi yang mau mengurus kehidupannya, dimaksudkan sudah memiliki sarana dan prasarana pelayanan den- untuk tetap memelihara dan mengasuh lansia dengan gan kapasitas tampung 100 orang. Tahun ini, dari kap- penuh tanggung jawab sosial. Persoalannya, apakah panti asitas tampung, hanya terdapat 70 orang jompo, mas- jompo saja sudah cukup menjawab ketelantaran di usia ing-masing 24 laki-laki dan 46 perempuan. Karena senja jika melihat naiknya usia harapan hidup di Bali yang perhitungan itu, kesibukan yang bisa dilakukan hanya mencapai 65 tahun? (rab) Rab L Har Pre ma ken usu 199 dia SOS Sos kota bag yan jut kan Sen kep ang in, gli, ya dia har ya, kep ma pati luru sak Bu peri eras P P Sema Gu BTD Nuke juta k Ketut lasa ( Ke pada a gan P setela Us ertha selaku di Ba PT Su Jasa Taspe aha b setahu Bung perser Ia supay giat menc V P Singa Be adany mah s leng I Kenya Ruma atas p depan Singa Di minta bebera sebab sangat Ba berapa lakuka waktu manda belum meny yang RSUD Di tek be mas s yang lin bi Bu sus, s swasta yangk Itv 1 * Amla M impar pres oknu Ng. D gaser meng pada kan t untuk M di Pe (28/5 Drs. yata sang dana omp 2.000 untu dari Kep Drs. lak peri rat p in H dida Kub Kub ke 1 mer dik tang pan tah 4cm
