Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-05-29
Halaman: 07

Konten


1996 Rabu Wage, 29 Mei 1996 Bali Post HALAMAN 7 ema- elun- Anto- tentu tasan pakan mem- ebuah njian ihasil berb- cecara Hukan enteri 5). Ia terse- layah atasan hasil a 7,5 maga, 28/5) men- elum lisan- Cerse- antai ema- bukat sional (27/ muan , di- Tiem. erdiri dan poli- akan nem- polisi alam erbia, asia. i ke- ques ntara per- a dan upan ve S gatkan guna an an- pobat merin- Engen- sional dahan Hepar- antara impin ut. di Te- enge- Satu- m para ibuan sebut. tang- dedi- ochlo- lain- da 23 n-bu- daran 4 adi ol. 1760 Harian untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Gerakan Nasional Orangtua Asuh BERBAGAI gerakan nasional dica- nangkan pada hari-hari belakangan ini. Ada Gerakan Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar, ada Gerakan Disiplin Nasional, dan kini Gerakan Nasional Orangtua Asuh (GNOTA). Sasaran utama GNOTA adalah tergeraknya seluruh lapisan masyarakat menjadi orangtua asuh, dan bukan pada tergeraknya anak untuk menjadi anak asuh. GNOTA dicanangkan untuk menunjang program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Namun, pengertian "pendidikan dasar" ini masih harus dikembangkan mengingat di masyarakat ada juga "pen- didikan dasar" berupa paket-paket wajib belajar. Sementara itu juga ada kenyataan lain bahwa anak didik yang memerlukan uluran tangan justru setelah mereka tamat SMTP atau SMTA. Uluran tangan semacam ini juga sudah berjalan, walaupun sebagian masih dalam lingkungan terbatas, misalnya di lingkungan kerabat dekatnya. Oleh karena itu, walaupun sasaran GNOTA pada intinya adalah menunjang program Wajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, apa yang telah dilakukan warga masyarakat secara spontan tadi patut diteruskan. Istilah "orangtua asuh" berkonotasi pada pengertian bantuan, lebih sempit lagi bantuan uang. Memang, dalam realisasinya nanti uang adalah wujud bantuan yang dominan. Namun, dalam GNOTA ini perlu digarisbawahi bahwa bantuan orangtua asuh pada hakikatnya adalah suatu pemberian kesempatan bagi anak usia sekolah yang perlu mendapat perhatian kita karena sejumlah masalah. Harus diciptakan me- kanisme, sehingga orangtua asuh bisa mengetahui kemajuan yang dicapai anak asuhnya dan kendala yang mereka alami dalam proses pendidikan. Dengan demikian, ada semacam pertanggungjawaban, baik dari lembaga penyalur bantuan maupun orangtua atau wali anak asuh sendiri. Itulah sebabnya, tidak berlebihan apabila kita mengharapkan lembaga penyalur bantuan menjalankan tugasnya dengan landasan idealisme kemanusiaan, sesuai dengan landasan GNOTA. Mekanisme GNOTA yang menyertakan pihak ketiga dalam peran yang amat menentukan mengandaikan adanya tranparansi pengelolaan dana. Masalahnya, kesadaran berpartisipasi ini amat ditentukan oleh keyakinan terhadap kemanfaatan dan sampai atau tidaknya bantuan itu pada sasaran. Bantuan yang muncul dari iktikad baik dan diarahkan untuk tujuan baik, apabila tanpa transparansi dan kontrol, justru hanya akan lebih menyemarakkan budaya penyelewengan. Kita sadar bahwa kita tidak boleh terseret sikap skeptik yang melihat segala sesuatu dengan keraguan dan ketidakpercayaan. Sikap skeptik memang hanya akan membuat kita ragu, khawatir dan enggan berbuat baik sekecil apa pun perbuatan itu. Namun sikap itu tidak muncul dengan serta merta, melainkan karena adanya pengalaman buruk dalam praktik penyaluran dana bantuan. memerlukannya agar tumbuh dan ber- Itulah sebabnya, GNOTA yang bertujuan baik kembang menuju kematangan, kemandirian dan kedewasaan, lewat proses pendidikan. Jika dalam mekanisme orangtua asuh spontan selama ini antara orangtua asuh dan anak asuh umumnya ada kedekatan, saling mengenal, sering berjumpa, bukan mustahil mekanisme GNOTA ini memungkinkan yang sebaliknya. Ada orangtua asuh yang tidak mengenal siapa anak asuhnya secara langsung, bahkan tidak pernah saling bersua. Prinsip GNOTA memang harus diartikan sebagai gerakan untuk mendorong warga masyarakat yang mampu, turut mengulurkan tangan dalam menanggulangi masalah pendidikan nasional, tanpa pamrih. Mekanisme GNOTA pada dasarnya bersifat tidak langsung, karena asuhan (bantuan) yang diberikan orangtua asuh melalui saluran tertentu sebelum mencapai anak asuh yang menjadi sasarannya. Hal ini ini kita laksanakan dengan kepedulian yang menyeluruh. Pihak orangtua asuh yang menyediakan dana peduli terhadap nasib sebagian anak bangsanya yang kurang beruntung. Pihak pengelola dana sadar bahwa tugas yang diembannya adalah perwujudan dari kepedulian mereka terhadap nasib anak-anak yang memerlukan bantuan untuk membangun hari depannya. Oleh karena itu, bagaimana pun anak-anak merupakan satu-satunya sasaran bantuan yang disediakan orangtua asuh. Sementara anak asuh dengan sadar menggunakan wujud kepedulian bangsanya dengan sebaik- baiknya demi peningkatan harkat kemanu- siaan mereka, melalui pendidikan. GNOTA merupakan sebuah gebrakan ke- manusiaan yang akbar, tetapi juga mengan- dung risiko yang besar, terlebih-lebih dalam kaitannya dengan nilai-nilai kemanusiaan. Mendesak, Menata Ketertiban Lalu Lintas di Bali MENPARPOSTEL Joop Ave menyatakan prihatin melihat kondisi lalu lintas di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Bali, tidak tertib. Dia mengatakan, akibat kondisi itu angka kecelakaan dan angka kematian tinggi sekali. Joop Ave minta agar ketertiban berlalu lintas di Bali dibina terus melalui operasi tertib untuk menertibkan lalu lintas dan menyukseskan gerakan disiplin nasional (Bali Post, 27/5). Keprihatinan terhadap kondisi lalu lintas di Bali bukan hanya dirasakan Menparpostel Joop Ave. Warga Bali, khususnya yang tinggal dan yang memanfaatkan fasilitas di perkotaan, sudah mulai merasa sesak akibat kondisi lalu lintas di daerah ini. Kalangan wisatawan, baik domestik maupun mancane- gara, juga kerap mengeluhkan tidak teratur nya lalu lintas di Bali. Persoalan semrawutnya lalu lintas di Bali disebabkan dua faktor utama, yakni aspek "timpangnya perbandingan jumlah kendaraan dengan kapasitas atau kondisi jalan" dan "rendahnya disiplin masyarakat dalam berlalu lintas". Yang pertama berkaitan dengan kuantitas kendaraan dan kondisi fasilitas jalan, yang kedua berkaitan dengan mental masyarakat berlalu lintas. Ketidakseimbangan pertambahan jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan-jalan yang ada telah menjadi realitas yang tidak terbantahkan dewasa ini. Dalam lima tahun belakangan ini, pertambahan kendaraan di Bali berlipat cepat. Menurut Menparpostel Joop Ave, hal itu terjadi karena kemajuan pariwisata. Selain Bali dibanjiri mobil dari luar daerah, juga karena di daerah ini, masih menurut Menparpostel, banyak orang kaya, sehingga mampu membeli mobil. Sementara itu, pembangunan atau pembukaan proyek jalan baru kurang memadai. Banyaknya mobil membuat banyak badan jalan yang ada digunakan untuk parkir, sehingga jalan makin terasa sempit. Jalan yang sempit sering menyebabkan macet dan kemacetan mengesankan kesemrawutan. Masalah rendahnya disiplin masyarakat dalam berlalu lintas juga merupakan realitas kultural yang tidak bisa dibantah. Perilaku mengutamakan penyeberang jalan, misalnya, belum tampak menjadi kebiasaan. Ken- daraan berlari kencang, tidak memberikan peluang kepada penyeberang jalan sekalipun di lokasi zebra cross-tempat hak pejalan kaki untuk menyeberang. Di Jakarta, apalagi di luar negeri ada kesan pengendara sangat mengutamakan penyeberang, terutama di tempat penyeberangan. Kondisi lalu lintas di Bali dewasa ini Surat Pembaca. 10. SMP 1 merupakan hasil perpaduan antara "kondisi jalan sempit, pendek-pendek, dan tidak memadai" dan "perilaku berlalu lintas disiplin rendah". Kedua realitas itu sering dijadikan dasar apologi atau pembelaan terhadap kondisi lalu lintas yang semrawut atau macet. Kerap terdengar komentar "habis bagaimana lagi lalu lintas harus diperbaiki, kalau jalannya memang sempit, mobilnya banyak sekali". Selain membela diri dengan realitas itu, masyarakat pun kerap menghibur diri bahwa "keadaan lalu lintas di Bali masih lebih baik daripada kota besar lain". Pembelaan seperti itu bisa dipahami, tetapi tidak boleh membuat Bali tidak melakukan terobosan-terobosan untuk memperbaiki kondisi lalu lintas dan disiplin di jalan raya. Dengan kata lain, apa dan bagaimana pun kondisinya, demi kenyamanan masyarakat berlalu lintas, kondisi lalu lintas yang kian semrawut harus segera ditangani demi kenyamanan warga dan wisatawan berlalu lintas. Dalam beberapa tahun terakhir ini, be- berapa kota daerah tingkat II di Bali mem- peroleh penghargaan Wahana Tata Nugraha dari pemerintah Pusat atas prestasi daerah- daerah tersebut menata lalu lintas-nya. Kota Denpasar juga termasuk salah satu daerah yang mendapat penghargaan tersebut. Pada tahap sekarang ini, penghar-gaan itu mengin- dikasikan bahwa usaha penataan lalu lintas kota sudah dilakukan dan menuntut agar dilakukan secara berlanjut. Dalam konteks ini, penghargaan Wahana Tata Nugraha itu harus ditafsirkan sebagai pendorong untuk terus menata ketertiban lalu lintas. Untuk memperbaiki kondisi lalu lintas di Denpasar dan sekitarnya, terobosan strategis dan tindakan nyata harus dilaksanakan. Pemerintah perlu terus-menerus mereali- sasikan peningkatan fasilitas jalan serta membangun ruang parkir, sementara itu untuk upaya penegakan disiplin berlalu lintas kita harapkan menjadi usaha bersama pihak berwenang dan masyarakat. Kampanye tertib berlalu lintas perlu digelar, baik melalui sekolah/kampus, media massa maupun organisasi masyarakat/profesi. Jika tidak segera ditangani secara kolosal, bersungguh-sungguh, dan berlanjut, situasi lalu lintas di Bali akan makin semrawut. Kondisi jalan yang semrawut tidak saja merugikan masyarakat secara umum, tetapi juga menorehkan citra buruk pada Bali sebagai daerah tujuan wisata. Keprihatinan Menparpostel Joop Ave perlu dijadikan titik tolak untuk bergerak. Pihak berwenang dan masyarakat harus bekerja sama membangun lalu lintas yang tertib, lancar, dan aman. Persyaratan: Sertakan Fotokopi Identitas 9. SMP 8 21 Unit Pelatihan Tae Kwon-Do di Bali Berita "Terjadi di Pengda TI Bali...", Bali Post 28/5, hala- man 14, yang menyebutkan min- imnya animo generasi muda Bali menekuni cabang bela diri Tae Kwon-Do adalah tidak benar, ini terbukti dengan adanya 21 unit pelatihan Tae Kwon-Do di Bali (bukan 13 unit), yakni: 1. SMU 1 11. SD/SMP Ciptadharma 12. Undiknas 13. Unud 14. Unwar 2. SMU 2 3. SMU 3 4. SMU 4 5. SMU 5 6. SMU 6 7. SMU 7 8. SMUK Swastiastu 15. Bekdam IX Udayana 16. Marinir 17. Olympia Mahajaya Fitness C 18. Segara Village Hotel (TPC) 19. Wien Productions 20. GOR Ngurah Rai 21. STP/BPLP Nusa Dua Unit-unit tersebut didukung pelatih Sabuk Hitam, yakni: 1. Wayan Eka 2. Daniel Dabur 3. Putu Witsen Widjaya 4. AA. cintia 5. I Gst. Ngr. Lanang, S.E. 6. Budiono 7. Meki Lasono 8. Hans Nggo 9. Made Winsen Widjaya 10. Made Gde Wiraguna 11. Wayan Taram 12. Yepta 13. Istat 14. Kadek Iwan 15. Joni Kasman 16. Ir. Artana BAPAK JANGAN IKUT GERAKAN MA- CAM-MACAM, DONG! MENGGANGGU STABILITAS KEA- MANAN SAJA! LHO... INI GERAKAN NASIONAL ORANGTUA ASUH, BU GNOTA MAD TIN 90 Pemilu Israel dan Nasib Perdamaian Timteng TANGGAL 29 Mei 1996 hari ini, Pemerintah Israel menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) ke-14 guna memilih 120 anggota Knesset (parle- men). Selain memilih anggota parlemen, pemilih juga berhak memilih seor- ang Perdana Menteri secara langsung. Pemilihan PM secara langsung oleh rakyat ini merupakan pemilihan yang pertama kali di sepanjang sejarah Israel sejak Republik Yahudi ini resmi dibentuk tanggal 14 Mei 1948. Sebagai negara yang ber- sistem pemerintahan parlement- er dan sistem kepartaian multi- partai, pemilu Israel menjadi ajang pertarungan antara bany- ak partai politik (parpol) untuk menduduki kursi parlemen. Par- pol yang bisa menggaet sedikit- nya 61 kursi, parpol itulah yang berhak mengendalikan kekua- saan eksekutif di Republik Isra- el. Partai-partai lain yang kalah dalam pemilu, boleh berkoalisi atau menjadi oposisi. Selama ini belum pernah ada satu pun partai yang mampu mengantongi 61 kursi parlemen dalam tiap pemilu. Perolehan kursi terbanyak hanyalah 56 kur- si oleh Partai Buruh pada pemi- lu ke-7 tahun 1969. Karenanya, untuk memenuhi ketentuan jum- lah kursi yang dibutuhkan, par- tai yang memperoleh suara may- oritas harus berkoalisi dengan sejumlah partai kecil/gurem agar bisa membentuk pemerintahan baru. Ini berarti keberadaan par- tai gurem ikut menentukan suk- ses tidaknya sebuah partai uta- ma (Buruh dan Likud) mengua- sai kekuasaan ekskutif. Di Israel yang menganut sistem multipartai, siapa saja boleh mendirikan parpol, asal- kan mengikuti ketentuan-keten- tuan yang telah disepakati. Bi- asanya tiap menjelang pemilu digelar, banyak orang kasak- kusuk untuk ikut mendaftar se- bagai kandidat anggota parle- men. Di antara mereka ada yang kasak-kusuknya melalui parpol yang sudah berdiri, ada yang keluar dari parpol lama dan ke- mudian membentuk parpol baru, serta ada pula yang sama sekali baru muncul dengan bendera parpol baru. Yang jelas, tiap pendaftar kandidat harus sudah mengantongi minimal 2.500 tan- da tangan pendukungnya, serta mempunyai deposito 7.600 dolar Amerika. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika dalam daftar peserta pemilu dijumpai puluhan partai. Partai yang jumlahnya puluhan tersebut diharuskan memperoleh sekurangnya satu persen dari suara pemilih yang sah guna menduduki kursi par- lemen. Enam Kelompok Dari begitu banyak parpol yang berpartisipasi dalam pemi- lu Israel, mereka digolongkan menjadi enam kelompok. Perta- ma, Partai Buruh. Partai ini men- guasai parlemen secara berturut- turut sejak tahun 1949 sampai pemilu ke-8 tahun 1973, sebe- lum dominasi kekuasaannya itu digeser Partai Likud dalam pemilu ke-9 tahun 1977. Secara resmi Partai Buruh Israel (mi- fleged Ha'avoda Ha-Israelit) baru berdiri 21 Januari 1968. Sebelumnya, Partai Buruh meru- pakan aliansi beberapa partai kiri, seperti: Mapai, Mapam, Ahdut Ha'avoda Poale Zion dan Rafi. Kedua, Partai Likud. Partai ini mulai berjaya menguasai par- lemen dalam pemilu 1977 dan diteruskan pemilu 1981, sebelum akhirnya diambilalih lagi Partai Buruh dalam pemilu ke-11 tahun 1984. Tetapi, dalam pemilu 1988, Likud menguasai suara mayoritas sehingga mendomina- si lagi parlemen, sebelum akhirnya harus mengakui keung- gulan Partai Buruh dalam pemi- lu ke-13 bulan Juni 1992. Nama Partai Likud pertama kali mun- blok besar tersebut (Buruh dan Likud) yang banyak berkiprah dalam kehidupan politik Israel. Pada pemilu ke-14 ini pun pertarungan antara Partai Buruh dan Likud terjadi kembali. Par- tai Buruh yang kini diketuai Shimon Peres dan memegang kendali pemerintahan, ditantang Partai Likud yang sekarang diketuai Benyamin Netanyahu. Pertanyaannya, di antara dua partai utama tersebut, partai mana yang akan memenangkan pemilu ke-14? Bagaimana nasib perdamaian Timur Tengah (Timteng) jika salah satu dari dua partai utama itu memenang- kan pemilu kali ini? Faktor Penentu Ada beberapa faktor yang Oleh Chusnan Maghribi cul dalam pemilu 1973. Partai Likud merupakan gabungan be- berapa partai politik yang sebel- umnya selalu menjadi rival Par- tai Buruh. Mereka adalah Shlo- mzion, Liberal, Herut, Gahal dan Progresif. Ketiga, kelompok partai ag- ama yang terdiri atas Front Aga- ma Torah, Agama Nasional, Front Persatuan Agama, Agudat Israel, Polai Agudat Israel, Mizrahi, Hapoal Hamizrahi, Tzomet, Moledet, Shas dan Kach. Partai agama yang dise- but paling akhir diketuai Rabbi Meir Kahane. Kach dikenal se- bagai partai agama yang paling radikal dan rasialistis. Karena keradikalannya tadi, dalam pemilu 1988 Kach dilarang ikut serta. Keempat, partai-partai Arab- Israel yang terdiri atas Front Demokratik untuk Perdamaian dan Kesamaan, Aliansi Arab Bersatu, Gerakan Arab untuk Perubahan, Petani Arab dan Aliansi Arab Progresif yang diketuai Muhammad Zaidan. Kelima, kelompok partai ko- munis. Kelompok partai komu- nis ini antara lain terdiri atas Partai Rakah, Partai Maki serta Front Persamaan Demokrasi. Kelompok keenam adalah partai-partai gerakan inde- penden. Kelompok ini terdiri atas Gerakan Pembela Hak Asa- si, Organisasi Wanita Zionis In- ternasional (WIZO), Yemenitas, Haolam Hazah dan Sepharadim. Dari sekian banyak kelompok dan nama partai tadi, maka per- tarungan yang sebenarnya terja di dalam tiap pemilu Israel ad- alah antara Partai Buruh dan Likud. Partai-partai lain han- yalah partai gurem (kecil) yang acapkali dapat menentukan ke- menangan salah satu dari dua Pernyataan ini, dapat diper- Bedugul", kami memandang per- tanggungjawabkan kebenaran- lu memberikan tanggapan sebagai nya dan jika perlu kami siap di- berikut: panggil KONI Bali untuk menyelesaikan masalah ini me- lalui musyawarah untuk mufakat agar Tae Kwon-Do Bali tetap jaya dan berprestasi. Pelatih Tae Kwon-Do Bali 1. Putu Witsen Widjaya 2. Made Winsen Widjaya Catatan Redaksi: Berita Bali Post Selasa ke- Assisten Pelatih Sabuk Mer- marin berdasarkan penjelasan ah, yakni: 1. Iwan Setiawan 2. Wayan Supartha 3. Koming Martha 4. Usman Waris 5. Erlinawati 6. Ayu W 7. Harold 8. A Agung Satria 9. Agus Pellet Ketua Harian Pengda Tae Kwon- Do Bali N. Djogo di Kantor KONI Bali. Tanggapan Kanwil Depdikbud Bali Membaca berita Bali Post, 28 Mei 1996 halaman I berjudul "Ratusan Pelajar Tawuran di Anggota Redaksi Denpasar: Agustinus Dei, Dwi Yani, Legawa Partha, Nikson, Palgunadi, Pasma, Riyanto Rabbah, Bali Post Srianti, Sri Hartini, Suana, Suarsana, Sudarsana, Sueca, Sugendra, Suja Adnyana, Sutiawan, Emanuel Dewata Oja, Artha, Alit Suamba, Subagiadnya, Sugiarta, Sutarya, Wahyuni, Wilasa, Kasubmahardi, Martinaya, Mas Ruscitadewi, Oka Rusmini, Sawitri, Umbu Landu Paranggi, Bangli: Karya, Buleleng: Tirthayasa, Glanyar: Alit Sumertha, Jembrana: Edy Asri, Karangasem: Dira, Klungkung: Daniel Fajry, Tabanan: Alit Purnatha, Jakarta: Muslimin Hamzah, Bambang Hermawan, Sahrudi, Dadang Sugandi, Alosius Widhyatmaka, NTB: Agus Talino, Nur Haedin, Izzul Kairi, Raka Akriyani, Ruslan Effendi, Siti Husnin, Syamsudin Karim, Suyadnya. NTT: Hilarius Laba. Surabaya: Endy Poerwanto, Bambang Wiliarto. Yogyakarta: Suharto. Wartawan Foto: Arya Putra, Djoko Moeljono. 1. Kerja sama antarpihak ke- polisian dengan jajaran aparat Kan- wil Depdikbud Propinsi Bali sejak lama sudah berjalan baik, terkait dengan pengiriman naskah Ebta- nas, pengamanannya, pelaksanaan Ebtanas maupun pengamanan pen- gumuman kelulusan. 2. Konfirmasi langsung yang diberikan Bapak Kapolres Taban- an dan Bapak Kapolsek Baturiti yang menangani langsung masalah tersebut di lokasi, men- yatakan tidak benar terjadi ratu- san pelajar tawuran di Bedugul. Berita itu sensasional dan terlalu dibesar-besarkan. 3. Yang sebenarnya terjadi ad- alah spontanitas pelampiasan rasa gembira para pelajar habis pen- gumuman Ebtanas dan masih dalam batas-batas kewajaran, kendatipun ada segelintir yang lepas kendali, mengingat yang hadir cukup banyak, dari Singa- raja, Denpasar, Tabanan dan Gi- anyar. Kejadian yang sebenarnya itu telah dilaporkan Bapak Kapol- res Tabanan kepada Bapak Kapol- da Nusra. 4. Yang patut disayangkan, me- mang kelompok pelajar itu hura- dapat menentukan sebuah partai utama di Israel memenangkan pemilu. Keberhasilan partai dalam periode sebelumnya ad- alah salah satu faktor yang ikut menentukan kemenangan di- maksud. Keberhasilannya terse- but meliputi bidang ekonomi, sosial kemasyarakatan, politik dan lain-lain. Faktor lain yang juga men- dukung kemenangan suatu par- tai adalah program partai yang ditawarkan kepada masyarakat luas, yang didukung oleh profile kandidat parlemen yang diajukan partai bersangkutan. Di samping itu juga faktor figur pemimpin partai. Apabila pemimpin partai cukup dikenal masyarakat luas - populis maka kans partai untuk memenangkan pemilu cukup besar. Jika tidak cukup populis, maka kekalahan partai bersangkutan dalam pemilu da- pat terjadi. ter- anggur kemarahan Libanon Selatan April-Mei ini. hadap posisi-posisi Hizbullah di Operasi grapes of wrath yang kenyataannya juga menyerang pemukiman-pemukiman sipil dan menewaskan ratusan pen- duduk sipil tak bersalah itu di- maksudkan untuk mendongkrak popularitas PM Peres beserta Partai Buruhnya di mata rakyat Israel, sehingga diharapkan da- pat memenangkan pemilu ke-14 sekarang ini. Lantas, benarkah sesudah di- lancarkannya operasi grapes of wrath tadi PM Peres dan partai yang dipimpinnya akan mampu memenangkan pemilu seka- rang? Belum tentu. Mengingat, menjelang masa kampanye be- rakhir beberapa waktu lalu, Peres dalam sebuah poll hanya unggul lima poin atas rival beratnya, Benyamin Netanyahu. Ini berar- ti, meski tipis, Partai Likud mempunyai kans untuk dapat memenangkan pemilu ke-14. Kurang Baik Sebagai catatan akhir, perlu dikemukakan di sini, jika Par- tai Buruh mampu memenang- kan pemilu ke-14, maka nasib perdamaian Timteng pada masa mendatang bisa cukup aman untuk diimplementasikan lebih jauh. Namun jika yang keluar sebagai pemenang Partai Likud, maka kemenangannya itu meru- pakan isyarat kurang baik bagi nasib perdamaian Timteng pada tahun-tahun yang akan datang. Dalam sebuah wawancara khususnya awal Februari 1996 lalu, Benyamin Netanyahu men- yatakan bahwa jika partai yang dipimpinnya memenangkan pemilu ke-14, maka pihaknya tidak akan mengambil kembali (membatalkan) otonomi bangsa Palestina yang sudah telanjur diberikan Partai Buruh. Sunggu- hpun demikian, Benyamin tidak akan membiarkan otonomi Pal- estina terus berkembang. Pe- merintahan Partai Likud nanti tidak akan pernah membiarkan wilayah Yerussalem terlepas dari tangan Israel. Begitu halnya dengan wila- yah Dataran Tinggi Golan. Dat- aran Tinggi Golan yang dikua- sai Israel sejak Perang Arab-Is- rael tahun 1967 tidak akan dis- erahkan kepada Suriah. Wilayah Golan akan terus dipertahankan Partai Likud sampai kapan saja. Kemudian, faktor lainnya lagi yang ikut pula menentukan ke- menangan suatu partai adalah faktor keamanan dan prestise. Artinya, bila suatu partai mam- pu menjamin sekuriti dan pres- tise masyarakat Yahudi, maka partai bersangkutan memiliki peluang untuk leading dalam pemilu. Namun, kalau tidak bisa memberi jaminan dimaksud, pe- luang besar yang dimilikinya adalah peluang untuk kalah. Karena itulah, ketika PM Shimon Peres menangkap gela- gat rakyatnya mulai mengang- gap pemerintahannya kurang mampu melindungi warga Yahu- di lantaran seringnya terjadi aksi bom bunuh diri oleh militansi Arab (Hamas dan Hizbullah) terhadap kaum Yahudi, Peres serta-merta mengomando an- gkatan perangnya untuk melan- carkan operasi grapes of wrath gyakarta. hura memadati lalu lintas jalan raya dan segera ditangani Kapolsek, di- suruh pulang ke rumah masing- masing. Menurut konfirmasi Bap- ak Kapolres Tabanan, barangkali hal itu bermula dari masalah muda- mudi di Kebun Raya Bedugul, ter- jadi saling ejek, ada yang usil, emo- si, saling melempar batu yang pada akhirnya mengenai mobil (satu su- zuki panter dan satu sedan) dan beberapa anak luka ringan terkena lemparan batu, aksi corat-coret. 5. Aksi corat-coret di luar jan- gkauan kami, memang sulit diken- dalikan, patutlah menjadi perhatian semua pihak, khususnya para or- angtua murid untuk turut serta mengantisipasi putra-putrinya, kendatipun sebelumnya pihak kami telah memberikan petunjuk dan pencegahan atas hal-hal yang kita perkirakan rawan yang terjadi di luar sekolah. Apa yang dikemukakan Ben- yamin Netanyahu tadi menun- jukkan bahwa perjanjian damai antara Israel dan Palestina khususnya dan negara-negara Arab umumnya tidak akan mati. Namun demikian, perjanjian damai tersebut akan sangat su- lit untuk mencapai kemajuan yang berarti pada waktu menda- tang kalau Partai Likud mampu memenangkan pemilu ke-14 İs- rael sekarang ini. Penulis, peneliti CIIS di Yo- Meninggalkan Rumah Mening- galkan rumah sejak 20 Mei 1996, Ni Ma- de Sariani (15 tahun), den- gan ciri, ting- gi 150 cm, kulit sawo matang, rambut hitam pendek bergelombang sepanjang bahu, bentuk muka bulat. Ketika men- inggalkan rumah mengenakan kaos coklat, celana panjang agak loreng keputihan. Yang menemu- kannya mohon menginformasi- kan ke kantor polisi terdekat atau ke Subamia Carik, Subamia, Ta- banan. I Nengah Mardika Subamia, Tabanan Demikianlah tanggapan sing- kat kami, untuk menghindari ter- jadinya kebingungan masya- Tidak Ikut Langsung rakat, khususnya orangtua murid. A.n. Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Bali, Kepala Bagian Tata Usaha, u.p. Sub. Bagian Penerangan I Gede Bagus Netra, S.Sos. NIP 130672245 Berita Bali Post, 21 Mei 1996 halaman 2 kolom 1 & 2 menyebutkan bahwa pengunjuk rasa yang memasuki Kantor Gubernur Bali termasuk di dalamnya Senat Mahasiswa (Bersambung ke Hal 15 Kol 8) Giliran Anda Perlu Adaptasi Global dan Kearifan MENURUT saya, guna menetralisasi- kan kasus adat, satu hal yang perlu diterap- kan dan dijiwai pelaku adat (warga adat) dan tokoh adat, adat-istiadat (budaya) se- bagai manifestasi budaya daerah dan nasion- al selalu tetap dijadikan pedoman dan pan- dangan hidup, baik secara individu maupun kelompok. Budaya Bali yang bernapaskan agama Hindu secara khusus dan budaya nasional secara umum, harus tetap dibiarkan hidup dan berkembang sesuai proporsi zaman yang menuntutnya. Na- mun, para pelaku adat tidak boleh lengah dan diharapkan mem- punyai nilai kunci sebagai konsep untuk menangkis pengaruh negatif dari zaman itu, peranan pelaku adat sangat diperlukan dan hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi para pelaku dan tokoh adat. Nilai kunci yang dimaksudkan tidak lain penyesuaian se- cara umum (adaptasi global) dan tindak lanjut kearifan tokoh adat. Zaman jangan dijadikan alasan untuk lebih memvakum- kan keberadaan adat, kambing hitam dari kasus adat yang terja- di, transfer budaya pada bidang lain, karena dipengaruhi pende- katan ekonomis-politis, aktivitas ritual kehilangan makna, adat masyarakat belum memadai. Zaman jangan dijadikan faktor pembatas untuk kemajuan dari adat, namun hendaknya dijadi- kan sebagai tolok ukur perkembangan adat yang kita jadikan sebagai pembanding guna melengkapi peraturan adat yang te- lah ada. James Irving Ebert M Sirait Mahasiswa Desa Bedulu Puriwanayu Gianyar Ubah Awig-awig tak Tertulis DARI kasus-kasus yang terjadi, saya menyimpulkan bahwa pada saat ini awig- awig yang tersedia sering kali statis, tidak bisa menjangkau masalah-ma-salah baru, sehingga masyarakat tidak bisa memiliki pedoman/pegangan yang jelas. Jadi, menu- rut saya memang mutlak perlu pada saat ini ada perubahan pada awig-awig, (khususn- ya yang tak tertulis). Kita juga harus meli- hat awig-awig tersebut, apakah sudah meru- pakan hasil mu-syawarah seluruh warga adat atau belum. Menurut saya solusinya adalah kasus adat yang terjadi se- layaknya pertama-tama diusahakan penyelesaiannya oleh pemimpin-pemimpin masyarakat yang disegani agar turun tan- gan untuk berunding. Bila dengan cara ini tidak bisa, maka penyelesaiannya saya anjurkan dilakukan melalui banjar/desa adat. Apabila dengan cara kedua ini kasus adat masih belum juga tuntas, menurut saya perlu adanya pihak ketiga yaitu aparat pemerintah (Kepala Pemerintah Daerah dan Kasospolnya) dan pihak hukum yang berwenang seperti Dandim, Kapolres, dan Kajari. (Bersambung ke Hal 15 Kol 8) Jangan Jadi Ajang Diskriminasi ADAKAH "diskriminasi" di Bali? Jawabnya, lihat saja di masyarakat di sekitar kita. Ada sekelompok kecil manusia yang mengaku mewarisi hak istimewa dan menda- pat perlakuan istimewa dari kelompok lain. Sebaliknya, golongan yang merasa terleceh- kan belum pernah menerima "bhisama" dari leluhurnya untuk mewarisi hak yang kurang hormat dan wajib sebagai abdi yang taat bagi kelompok lain. Bila sekarang ada gugatan atas dasar ajaran Dharma Agama dan Dharma Negara dari golongan yang terlecehkan, salahkah mereka? Kalau ada perbedaan persepsi dan akhirnya terjadi benturan atas tuntutan kemanusiaan dan keadilan sebagai ciri manusia beradab, siapakah kiranya yang tak tahu diri? Bisakah dengan gampang dituduh, kare- na sesungguhnya kasus itu adalah urusan pribadi yang dibawa ke adat. (Bersambung ke Hal 15 Kol 8) Kolom Megaproyek Sejuta Hektar Sawah PEMERINTAH kembali kan pekerjaan pengerahan, pen- akan membuat megaproyek beru- empatan, dan pembinaan ter- pa pencetakan sejuta hektar hadap para transmigrn yang ka- sawah lahan gambut di Kaliman- barnya akan mencapai 250 ribu tan Tengah untuk mengkonversi kepala keluarga (KK), atau seki- lahan rawa ini, pemerintah tar satu juta jiwa. Departemen menyediakan dana tidak kurang Kehutanan kebagian tugas se- dari Rp 650 milyar, di mana dari bagai "pembersih" areal hutan, jumlah tersebut Rp 527 milyar di pemanfaatan kayu tebangan yang antaranya berasal dari bantuan diperoleh serta pelestarian Presiden, serta sisanya Rp 123 lingkungan karena konversi lah- milyar diambilkan dari dana ru- an tersebut. Sedangkan Departe- tin yang berasal dari Anggaran men Pertanian bertugas melaku- Pendapatan dan Belanja Nega- kan proses pembinaan peningka- ra (APBN). Proyek "raksasa" ini tan produksi padi, setelah lahan melibatkan empat departemen tersebut tercetak. Hal-hal lain antara lain Departemen Peker- yang berkaitan dengan pelaksan- jaan Umum, Departemen Trans- aan di lapangan, termasuk migrasi dan Pemukiman Peram- kaitannya dengan pihak swasta bah Hutan, Departemen Kehu- akan ditangani oleh pemerintah tanan serta Departemen Perta- daerah sebagai pemegang kekua- nian, di samping dari unsur-un- saan tertinggi di tingkat daerah. sur pemerintah daerah Kaliman- tan Tengah. Mengakomodasikan berbagai kepentingan masing-masing pi- Kerja sama yang melibatkan hak ini tentu bukan hal yang empat departemen ini meliputi mudah, walaupun sasaran akhir tugas-tugas antara lain, Depar- dari proyek ini adalah swasemba- temen Pekerjaan Umum bertang- da beras. Artinya, sasaran akhir gung jawab menyiapkan pem- dari suatu rencana proyek tidak buatan tanggul-tanggul pen- akan tercapai dengan sempurna angkis, saluran primer drainase jika tidak terdapat kejelasan kon- dan irigasi, pembuatan jaringan sep rencana sasaran antara, atau jalan desa dan jalan kabupaten tidak terdapat strategi alternatif serta jalan propinsi. Departemen yang jitu, jika sasaran antara transmigrasi dan PPH melaku- (Bersambung ke Hal 15 Kol 1) Catatan Setelah pengumuman Ebtanas, ratusan pelajar tawu- ran di Bedugul. Demikian berita kemarin. - Padahal setelah Ebtanas "pertarungan" berikutnya UMPTN yang sudah mulai pendaf- tarannya. *** Kata Mensos Ny. Inten Suweno, pada tahun 2003 nan- ti Indonesia berada pada urutan keempat di Asia Pa - sifik yang paling banyak memiliki penduduk lansia (lanjut usia). Makanya sekarang banyak orang berupaya bisa hidup awet muda. *** Menaker Abdul Latief mengharapkan pengusaha kecil jangan hanya mengeluh dan minta bantuan dalam mengembangkan usahanya. - Anjuran untuk mandiri tidak gantung diri. Bang Podjok 1589 4cm