Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-11-06
Halaman: 07

Konten


4cm November 1996 LAS I-Israel yang ma- cam negara Yahudi mboikot Konferensi Kairo pekan depan. wa utusannya meng- T tahunan yang ke- menganjurkan ang- ael. Para pimpinan a tidak akan men- nutupan Israel ter- a yang telah meru- AS F-16 menem- tipesawat Irak hari enjelang pemilihan ertahanan AS (Pen- an diri untuk tidak ngemukakan kepa- gan pembangunan rangan terbang di msif sedang dilaku- i tentang kejadian F-16 memperoleh satu sistem rudal dengan ketentuan sumber pancaran matroli zone laran- alannya, kata Pen- ermukaan ke udara k asli dari seluruh pelestarian sejauh Pengetahuan, in- untuk tujuan ko- alam pernyataan- al suatu konfrensi os Aires, Brazil. uk lainnya, untuk itu. (ant/rtr) Paksa Vietnam esar pengungsi itu ng pada 1990 dari cu termasuk di ant- perahu yang akhir dahkan dari Pusat itehead dan diba- Tahanan Victoria diterbangkan ke otes orang perahu am pengembalian dalam tiga ini karena Cina semua kamp di- um wilayah terse- an ke pemerintah- Juli mendatang. gka resmi, ada Derahu di kamp- an di Hongkong. ion ain JKI Bonjol 79 AGUNG MOTOR, CIPTA KALYANA C 21437 Rabu Kliwon, 6 November 1996 Harian untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948 Tajuk Rencana Beberapa Permasalahan Suksesi Kita MASALAH suksesi atau pergantian orang presiden. kepemimpinan nasional kita selalu tampil mengedepan tiap hari-hari pemilu makin mendekat. Setelah sekian tahun kita hidup berbangsa dalam alam kemerdekaan, masalah pergantian kepemimpinan nasional masih selalu menjadi perbincangan banyak orang, bahkan masih menjadi sebuah per- soalan. Pendapat mengenai hakikat dan bagaimana suksesi dijalankan tetap merupa- kan permasalahan yang tidak jarang menim- bulkan silang pendapat. Menyebut nama calon sebelum pemilu oleh sejumlah tokoh dikategorikan sebagai tidak etis. Walaupun tidak ada hukum yang melarang berbuat semacam itu, namun barangkali ada alasannya. Sementara pemimpin nasional yang ada masih duduk di atas tahta, membicarakan nama yang lain sama saja dengan melecehkan atau "meny- ingkirkan" secara mental yang masih berkua- sa. Bagi adat ketimuran, yang semacam itu jelas tidak etis. Sebaliknya, bagi beberapa orang yang lain, tindakan semacam itu etis dan wajar- wajar saja. Dalam sebuah negara demokra- tik, bukanlah sikap suka macam-macam apa- bila rakyat ingin mengetahui, menyampaikan keinginan dan mengetengahkan kepentingan mereka dalam soal kepemimpinan nasional. Pasalnya, rakyat yang sadar akan hak mere- ka akan selalu menyatakan pendapat dan kepentingan mereka secara lugas dan transparan sesuai dengan hak mereka yang dijaminkan oleh UUD '45. KH Abdurrahman Wahid mengatakan pi- haknya setuju dengan Presiden Soeharto bah- wa dalam hal suksesi yang penting bukan soal nama tetapi konstitusi. Karena itu, demikian QKH Abdurrahman Wahid yang Ketua Umum NU itu, NU akan mendukung Pak Harto apabi- la fraksi-fraksi dalam MPR memang memilih- nya. Apakah benar dalam masalah suksesi yang penting hanyalah soal konstitusi, bukan soal nama? Seorang pemimpin memang di- harapkan lahir melalui konstitusi, bukan mela- lui kudeta atau perebutan kekuasaan secara paksa. Hal itu memang amat sesuai dengan prinsip demokrasi bahwa seorang pemimpin nasional adalah tokoh yang dipercaya, karena itu dipilih oleh rakyat. Sebaliknya, kudeta meru- pakan sebuah tindakan paksa oleh sekelom- pok orang yang tidak jarang melahirkan seor- ang pemimpin nasional yang justru tidak dike- hendaki rakyat. Namun itu bukan berarti bah- wa kudeta tidak bisa dilakukan secara terse- lubung dan mem-berikan dalih-dalih politik yang rapi sehingga akhirnya memperoleh persetu- juan rakyat. Konstitusi pada hakikatnya merupakan sarana atau aturan main untuk melaksana- kan proses suksesi. Namun sebagai aturan main dia sama sekali tidak menghilangkan hakikat suksesi itu sendiri, yaitu pergantian kepemimpinan nasional yang berlandaskan kehendak dan pilihan rakyat. Bagi rakyat, jelas tidak mungkin menerima begitu saja seorang pemimpin nasional, tanpa pernah mempunyai hak untuk membayangkan, me- nilai kualitas, dan mengajukan keinginan-ke- inginan mereka. Apabila kita terpusat pada masalah legitimasi saja, maka bukannya tidak mungkin terjadi sebuah ironi, di mana seor- ang pemimpin yang sebenarnya tidak dis- enangi rakyat bísa bertahan di atas tahta. Jadi, sama sekali tidak ada salahnya apa- bila rakyat membuka rahasia aspirasi politik mereka dengan mengungkapkan siapa-sia- pa yang mereka inginkan sebagai pemimpin nasionalnya. Bahkan adalah sebuah ironi, kalau bukan tragedi, apabila rakyat sama sekali tidak boleh berbicara tentang tokoh yang akhirnya sampai batas tertentu akan menentukan "nasib dan hidup" mereka. Ke- inginan semacam itu tidak harus diterjemah- kan sebagai berlawanan dengan konstitusi, yang menetapkan MPR-lah yang akan me- nentukan atau memilih dan mengangkat se- ing-masing. Afdolnya, MPR sebagai lembaga yang berwewenang memilih dan mengangkat pemimpin nasional, melalui fraksi-fraksinya juga memperhatikan apa yang dirasakan dan diinginkan oleh rakyat, bukan semata-mata kepentingan organisasi politik mereka mas- Komitmen Pemerintah dalam Pembinaan Kesenian KOMITMEN pemerintah membina kehidu- pan kesenian mendapat respon kritis dari kalangan dalang seni pewayangan. Dalam seminar pewayangan yang diselenggarakan Yayasan Walter Spies, 1 November, di Den- pasar, kalangan dalang berpendapat bahwa pemerintah kurang sungguh-sungguh mem- bina kesenian. Program-program pembinaan kesenian dinilai lebih sering merupakan un- gkapan belaka, tanpa langkah kongkret. Pemda Bali melalui Kepala Dinas Kebu- dayaan Bali Drs. Ida Bagus Pangdjaja, men- yampaikan bahwa pemerintah telah berusa- ha membangun situasi yang kondusif seh- ingga kesenian Bali bisa berkembang den- gan baik. Selain situasi itu, langkah kongkret yang ditunjuk Pangdjaja sebagai ilustrasi nian di Bali tampak menonjol lewat program PKB yang cukup kewalahan membina seni tradisi sehingga porsi kesenian modern nyaris terlupakan, atau kalau pun ada sebatas ko- mplimentasi. Masalah kedua yang menjadi sebab ter- batasnya pembinaan terhadap kesenian Bali adalah masalah makro kebijakan pemban- gunan Bali. Pembangunan di daerah ini tam- pak kuat memiliki orientasi fisik dan ekonomi. Sebaliknya, perhatian pembangunan kese- nian atau kebudayaan kurang. Perhatian yang diberikan pada pembangunan kebu- dayaan lebih bersifat "kasihan", bukan kare- na tanggung jawab, sikap kemuliaan, atau rasa tulus. Proyek-proyek fisik mendapat pri- oritas penting dan dana besar, sementara hatian ala kadarnya. Bali Post DO HUKUM MAR KASUS PENGA DUAN Selamat Datang Ketua Baru Mahkamah Agung BERSAMAAN dengan turunnya Keputusan Presiden Nomor 267/M/1996, maka teka-teki tentang siapa yang akan menduduki kursi Ketua Mahkamah Agung terjawab sudah. Sejalan dengan usul yang diajukan oleh DPR-RI, de- ngan keputusan yang bertanggal 29 Oktober 1996 itu Presiden telah meng- angkat dan menetapkan Sarwata, S.H. sebagai Ketua Mahkamah Agung meng- gantikan Soerjono, S.H. dan I Ketut Suraputra, S.H. sebagai wakil ketua meng- gantikan M. Djaelani, S.H. Setumpuk harapan dan angan angan digantungkan kepada peja- bat kita yang baru ini. Harapan dan angan-angan itu terasa begitu mendesak setelah masyarakat men- yaksikan sepak-terjang institusi sang pengadil agung akhir-akhir ini. Suatu kesaksian yang pada analisis terakhir dengan segala maaf telah melahirkan penilaian yang menempatkan sosok lemba- ga yang seharusnya menjadi cer- min perasaan keadilan masyarakat itu pada titik kewibawaan yang be- gitu rendah. Serentetan kritik pe- das, bahkan sampai dengan keca- man pun, akhirnya secara tak ter- bendung bertubi-tubi menerpa lembaga yang diidentifikasikan sebagai inkarnasi Dewi Keadilan itu. "Isu kolusi" yang begitu transparan ibarat lembar-lembar halaman buku yang terbuka, na- mun ternyata hanya "diselesaikan" dengan kata pamungkas kesalah- an prosedur. Lalu, putusan kasasi atas sengketa tanah di Irian Jaya yang eksekusinya terlunta-lunta karena adanya "surat sakti" Ketua si atas (almarhum) Majalah Tem- po yang akhirnya tak kuasa mena- han histeria massa dan kepalan tan- gan pengunjung sidang setelah Gunawan Mohamad, sang mantan pemimpin redaksi majalah itu, mengangkat dan mengepalkan tin- junya seraya berkata, "Jalan per- juangan hukum telah selesai, kini tiba saatnya bagi perjuangan poli- tik". Rangkaian kejadian tadi pada akhirnya telah membentuk citra yang membiaskan gurat-gurat ke- muraman pada potret buram lem- baga peradilan kita secara keselu- ruhan. Kemudian lebih jauh lagi, kon- troversi dan perdebatan yang me- Oleh cita-cita rule of law, penegakan keadilan dan kekuasaan kehakiman yang merdeka itu masih tetap men- jadi perburuan yang amat mengu- ras tenaga, rasio dan hati nurani kita. Dalam perburuan itu, eksisten- si Mahkamah Agung yang merde- ka adalah soko guru utamanya, yang dengan demikian sosok Ket- ua Mahkamah Agung adalah figur sentral yang berperan besar dalam membangkitkan semangat kemer- dekaan dari lembaga yang dipimp- Palguna warnai langkah-langkah Mahka- mah Agung tersebut juga telah memaksa sejumlah besar orang apakah itu akademisi maupun praktisi hukum, bahkan orang yang paling awam sekalipun untuk bertanya, "Benarkah lembaga ini sebuah lembaga yang merdeka se- bagaimana diamanatkan oleh kon- stitusi? Ataukah kemerdekaan lem- baga peradilan itu hanya sebuah angan-angan yang tetap tergantung di langit, sementara apa yang kita saksikan dalam realitas hanyalah hnya maya belaka, hanya sebentuk fatamorgana? Seluruh kronologi masalah dan pertanyaan-pertan- yaan tadi secara amat nyata mema- suki alam kesadaran kita betapa innya itu. Karena itulah, sebagai warga negara yang mengerti dan menghormati arti kemerdekaan, kita tak bosan-bosannya mengin- gatkan bahwa keberhasilan kita dalam mewujudkan cita-cita dan citra rule of law dalam praktik penegakan keadilan negeri ini ad- alah bergantung pada kemauan dan kemampuan kita untuk memban- gun dan menjaga kemerdekaan badan-badan peradilan kita, khususnya Mahkamah Agung. Hanya dengan jalan itulah pintu gerbang keadilan ini akan ter- cipta dengan sendirinya. Tidak ada lembar-lembar uang kertas yang dikipas-kipaskan di ruang sidang pengadilan, tidak ada lagi sepatu lagi riuh rendah ruang sidang yang tak mampu dihentikan oleh ketu- kan palu hakim yang memperin- berlaku tertib, dan lebih-lebih, tidak gatkan agar pengunjung sidang Agung yang didemo karena diang- ada lagi seorang Ketua Mahkamah gap berlaku tidak adil dan tidak mampu menunjukkan citra ke- mandirian seorang hakim agung. Dengan jalan membangun dan menjaga kemerdekaan badan- badan peradilan, khususnya Mah- kamah Agung, itu pula fungsi badan ini sebagai salah satu dari the Guardians of Constitution akan ter- melayang ke meja hakim, tidak ada jelma; sebuah fungsi yang menja- yang meyakini arti demokrasi se- di idam-idaman segala bangsa bagai pilihan terbaik dalam penye- lenggaraan pemerintahan negara. Memperkokoh Kesadaran Kalau hendak dibuat semacam agenda persoalan yang akan dih- adapi oleh Ketua Mahkamah Agung kita yang baru ini, di luar persoalan utama seperti yang telah diuraikan di atas dan di luar per- soalan konstitusional yang kini te- lah menjadi "klasik" tentang kaki lembaga peradilan kita yang ber- pijak di dua tempat, maka per- soalan mendesak yang dituntut untuk segera dibenahi adalah, pent- ingnya memperkokoh kesadaran Kolom HALAMAN 7 Demokrasi Itu Rendah Hati HIRUK-PIKUK tentang kelompok ini atau kelompok demokrasi di negara kita tam- itu". Pasalnya, tiap orang paknya masih akan berjalan mempunyai hak dan kewajiban terus. Ada orang yang bilang, yang sama, karena dari sonon- negara kita ini demokratis, la- ya mereka memang sama. belnya adalah Demokrasi Pan- casila. Walaupun kita demo- kratis tidak berarti kita harus menganut demokrasi liberal ala Barat. Masalahnya, kita bang- sa Timur, yang tentu saja me- miliki kepribadian sendiri, yang berbeda dengan kepribadian orang Barat. Itulah sebabnya, Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berlandaskan kekeluargaan yang merupakan ciri khas kepribadian bangsa kita. Tetapi ada juga orang yang ngotot bahwa negara kita ini belum demokratik. Sekurang- kurangnya, demokrasi dalam negara kita masih dalam ben- tuk embrio, yang pertumbuhan- nya mengalami banyak ham- batan, sehingga tersendat-sen- dat. Kelompok yang berpenda- pat demikian menunjuk, antara lain, kenyataan-kenyataan berikut sebagai buktinya. Sam- pai hari ini, orang masih men- geluh dan bertanya apakah be- nar rakyat memiliki wakil di DPR? Apakah benar bahwa rakyat pernah memilih wakil mereka di DPR? Bahkan, konon, seorang petinggi masyarakat saja pernah kese- leo lidah, sehingga berucap bukan rakyat yang memiliki wakil di DPR, tetapi orpol dan yang lain lagi. Bagi kita yang tidak senang ribut-ribut adu otot maupun si- lat lidah, ada baiknya kita me- renung ulang tentang hakikat demokrasi. Demokrasi itu, kata leluhur kita yang bijak bin be- stari, rendah hati. Ungkapan ini memang indah, tetapi bagaim- ana bisa dipahami? Sikap rendah hati mengasumsikan tidak adanya rasa arogan atau mau menang sendiri. Orang yang rendah hati tidak pernah mengangkat dirinya sebagai lebih hebat atau lebih luhur dari orang-orang yang lain. Sebaliknya, dia akan merasa dan berlaku sama dengan manusia-manusia lain. Persa- maan derajat akan membawa persamaan hak dan kewajiban, dan menepis arogansi dan keju- mawaan. Karena itu, dalam ka- langan orang rendah hati tidak ada ungkapan, "Yang bisa dip- ilih sebagai Kepala Desa harus presiden di AS melalui tahapan kalau sudah ada bahwa ada pemilu di negara bagian dalam perbedaan yang besar dan men- rangka mencari kandidat yang lay- dasar antara "menegakkan hu- ak untuk bertarung dalam tingkat kum" dan "menegakkan keadi- nasional. lan". "Penegakan hukum" adalah Orang yang rendah hati tidak merasa dirinya sempurna, paling hebat ataupun berjasa. Andaikata dia memang hebat dan berjasa, dia tetap tidak mengobral kehebatan dan jas- anya melalui kata-kata. Kata nenek kita yang arif, padi makin berisi makin merunduk. Padi bernas tidak suka mendongak. Yang mendongak justru yang kosong melompong. Padi yang mendongak mempunyai tabiat suka mengatas dan suka men- gatasi padi yang lain, khususn- ya yang sebenarnya bernas. Orang yang kosong suka bicara besar, indah, hebat, tetapi se- benarnya, tiap hari dia omong kosong. Orang demikian itu, bi- asanya suka merasa di atas dan mengatasi orang lain. Bagaim- ana bisa orang semacam itu berdemokrasi, karena tidak me- miliki rasa rendah hati. Manusia tidak ada yang sempurna, karena itu dia harus selalu berburu kesempurnaan. Berburu kesempurnaan bisa di- lakukan sendiri, tetapi lebih af- dol kalau dilakukan bersama orang lain. Itulah sebabnya, or- ang rendah hati selalu bersikap terbuka, siap menerima kritik, tidak lekas panas menerima cerca. Semuanya itu diteriman- ya sebagai sebuah peluang un- tuk mencari atau menemukan kesempurnaan. Sebaliknya, or- ang jumawa alergi terhadap kritik, mudah tersinggung dan suka mengadili orang lain. Ter- hadap kritik dia berkata; "No way." Terhadap kontrol sedikit pedas, dia berucap, "Kurang ajar Lu!" Terhadap tantangan dia berteriak, "Tangkap dia, adili dan kasih pelajaran!" Berbahagialah orang yang rendah hati karena potensial dia mempunyai kesempatan menjadi orang demokratik. Tetapi, menangislah orang ju- mawa bin arogan, karena dia kehilangan kesempatan ber- demokrasi, walaupun dia tetap bisa berteriak menyebut dirin- ya seorang demokrat tulen. Tetapi bukan orang yang bert- eriak, "Demokrasi, demokra- si," yang akan memperoleh la- bel demokrasi. Kasubmahardi W. pembinaan kesenian oleh pemerintah adalah pembinaan kebudayaan memperoleh per- Mahkamah Agung; putusan kasa- sebuah bayangan yang sesunggu- kewibawaan badan yang menjaga berangkat dari asumsi bahwa merupakan hal yang sangat me- pemilu yang bertahap dan dilaku- Pesta Kesenian Bali (tiap tahun sejak 1979), penghargaan seni buat seniman, lomba desa adat yang memasukkan unsur kesenian, dan pembinaan oleh Listibiya. Bagi pemerintah, usaha pelestarian kesenian sebaiknya men- erapkan pola yang melibatkan masyarakat sehingga mereka lebih merasa bahwa kese- nian itu adalah milik mereka. Tanpa bermaksud mempertajam kontras yang ada, nyata terlihat bahwa ada silang pendapat antara seniman yang berharap mendapat pembinaan di satu pihak dan pe- merintah yang berwenang dan bertugas melakukan pembinaan di pihak lain. Bagaim- anakah kita bisa memahami silang-pendap- at di atas? Pertama-tama harus diakui bahwa Bali memiliki sekian banyak kesenian. Tidak saja jenisnya banyak, karakter dan kehidupannya pun bervariasi. Ada drama gong, gamelan, jegog, angklung, kecak, barong, janger, arja, legong, ukiran, dan seterusnya. Selain jenis- nya banyak, pendukung dan grupnya juga tersebar di seantero Bali. Banyaknya jenis dan kelompok kesenian yang ada menjadi faktor yang ikut mempersulit pihak pemerin- tah untuk melakukan pembinaan dengan jan- gkauan menyeluruh. Dalam setahun, belum tentu semua kesenian yang ada mendapat pembinaan pemerintah. Harus diakui bahwa kemampuan pemer- intah terbatas, baik di bidang dana, minat, maupun di bidang tenaga ahli. Selain itu, kon- sep pembinaan berlanjut juga belum terlihat menjadi acuan yang mantap pihak pemerin- tah. Akhirnya, tidak mengherankan kalau ada jenis kesenian atau grup seniman yang tidak pernah terjangkau atau menjadi target pem- binaan. Jika itu bisa diterima berarti keluhan seniman dalang seni pewayangan bahwa program pembinaan pemerintah hanya kata- kata belaka terasa ada benarnya. Jika persoalannya diperluas lagi sampai pada nasib seni modern, keluhan terhadap pembinaan itu bisa menjadi lebih keras lagi. Kuat terkesan bahwa Bali kurang memberi kan porsi pada kehidupan seni modern, mu- lai dari seni sastra (modern) dan teater. Pe- nonjolan terhadap kesenian tradisi makin membuat posisi seni modern makin marjinal. Program "besar" pembinaan terhadap kese- Surat Pembaca Sudah menjadi rahasia umum di kalangan birokrasi atau lembaga pelaksana teknis lain- nya bahwa mereka enggan mengusulkan proyek-proyek pembinaan kesenian, kebu- dayaan, atau sumber daya manusia. Mere- ka biasa membayangkan bahwa usulan itu pasti akan dicoret dalam rapat-rapat "pem- bagian proyek". Instansi tertentu lebih mudah menggolkan proyek fisik, seperti gedung, jalan, air minum, listrik perbaikan got, patung. Dalam kondisi demikian, tiap lembaga cen- derung berlomba-lomba merencanakan proyek fisik. Tanpa bermaksud mengecilkan arti proyek fisik karena Bali memang masih memerlukan, namun harus diakui bahwa ken- yataan tenggelamnya proyek seni budaya sebenarnya ironis buat Bali, sebuah daerah unik yang menyandarkan banyak harapan masa depan dan harapan sumber kesejahter- aan pada seni-budaya. Posisi pemerintah yang berusaha mem- bangun pola pembinaan agar masyarakat aktif sendiri melestarikan kesenian dan ke- budayaannya adalah gagasan yang baik, asal hal itu diungkapkan bukan sebagai bentuk kompensasi rendahnya minat pemerintah memberikan pembinaan langsung. Terlepas dari perhatian pemerintah, kesenian Bali akan hidup dengan baik sepanjang fungsional bagi masyarakat. Seni pewayangan, gamelan, misalnya, jelas merupakan kesenian yang diperlukan sektor adat Bali. Sadar akan fungsi itu, masyarakat melestarikan bentuk kesenian itu untuk kepentingan ritual dan sosial. Kedudukan dan fungsi kesenian seperti itu sebetulnya merupakan modal penting yang ikut meringankan beban pemerintah mem- berikan pembinaan. Ringannya beban itu semestinya jangan dijadikan alat legalisasi untuk mengabaikan atau menomorduakan pembinaan kesenian. Justru dengan peran aktif masyarakat dalam membina keseniannya, pemerintah harus ikut memberikan sambutan yang bersungguh- sungguh. Pemerintah daerah sebaiknya mu- lai memprioritaskan, atau paling tidak menye- imbangkan perhatian dan dana pembinaan terhadap kesenian. Kalau tidak, komitmen pemerintah dalam pembinaan kesenian akan dipertanyakan terus-menerus. Persyaratan: Sertakan Fotokopi Identitas Penjelasan dan Tanggapan Kanwil BRI Denpasar Sehubungan dengan surat syaratan yang telah ditetapkan pembaca Ni Wayan Landep Kantor Pusat Bank Rakyat Indo- Aryati, S.E., JI. Nusa Indah No. nesia Jakarta, dengan tahapan- 24, Perumnas Negara di harian tahapan: Bali Post tanggal 2 November 1996, berjudul Tak Ikuti Tes di Kanwil BRI Dinyatakan tak Lu- lus" dengan ini kami berikan penjelasan dan tanggapan sbb. i. Sistem perekrutan karyawan di lingkungan Bank Rakyat Indonesia (termasuk di a. Seleksi awal/pendahuluan diselenggarakan di Kantor-kan- tor Cabang BRI. b. Tes intelegensi dan tes ter- Kanwil BRI ter penguji yang telah ditunjuk f. Penelitian khusus (litsus) di Kanwil BRI keadilan sudah dengan sendirinya (taken for granted) terpenuhi bila- mana hukum sudah ditegakkan. (Bersambung ke Hal 15 Kol 1) Pemilu AS, Demokrasi dan Partisipasi Politik TANGGAL 5 November 1996 adalah puncak dari serangkaian kegiatan untuk menuju ke tangga demokrasi bagi rakyat AS. Hari itu negara jantung dan barometer demokrasi dunia sekarang ini, menyelenggarakan pemilu tingkat nasional. Baik Bob Dole, kandidat dari Partai Republik dan Bill Clinton kandidat dari Partai Demokrat tetap optimis bisa memasuki White Hause. Menurut jejak pendapat yang dilakukan USA-Today/CNN tanggal 28 Oktober 1996, posisi Clinton unggul 17 poin di atas Dole. Dari data ini menunjukkan peluang Clinton untuk memimpin negara super power ini adalah san- gat besar. Bahkan pada hari Senin 28 Oktober 1996 Clinton menge- luarkan kartu truff-nya sebagai sen- jata untuk merebut simpati para pe- milih yang masih ragu-ragu akan kesuksesan program internal pe- merintahannya. Masa pemerintah- an Clinton 1992 1996 ini de- fisit angaran tahun turun menjadi 107,3 milyar pada tingkat terendah sejak 1981. Prestasi puncak ini ad- alah bukti Clinton akan kemam- puannya dalam membangun bang- sa Amerika. Budaya Partai Politik Walaupun sistem kepartaian di negara yang menerapkan demokra- si liberal ini memberikan tingkat kompetisi yang sehat tetapi posisi parpol adalah lemah. Mengapa demikian? Partai politik di AS tidak sepenuhnya konsisten. Persisnya adalah terlalu banyak campur-tan- Landep Aryati, S.E. yang dikirim Kanwil BRI Denpasar mengin- formasikan bahwa Saudara tidak lulus di dalam tes intelegensi dan tes tertulis tgl. 5, 6 dan 7 Sep- tember 1996, semata-mata terja- di karena adanya kekeliruan ad- ministrasi di Kanwil BRI Den- pasar. Yang benar IPK Sdr. Ni Wayan Landep Aryati, S.E. tidak memenuhi syarat seharusnya, minimal 3. gan kekuatan di luar partai yang main-main" dalam meramaikan menjadikan partai kurang mandiri pesta demokrasi. Ros Perot yang dalam menjalankan fungsi- ingin meramaikan pemilu merupa- fungsinya. Pengaruh kelompok kan hal yang sangat langka ditemu- kepentingan dan media massa san- kan di negara yang mempunyai gat dominan dalam rangka me- sistem demokrasi. Dengan demiki nampilkan citra seorang calon yang an budaya politik di negara ini akan bertarung dalam pemilu memberikan kebebasan politik tingkat nasional. Peningkatan ak- warga negara yang ingin tampil tivitas kedua sektor sepanjang tiga menjadi orang pertama di negara puluh tahun terakhir ini mendor- Paman Sam ini. ong partai ke dalam kondisi transi- sional. Sekarang ini parpol di AS dalam tradisi atau budaya partai lemah. Budaya demokrasi Amerika memberikan kepada kita akan kuat- nya dunia lobbying dalam rangka memperkuat basis bisnis dan poli- Oleh Eddy Maszudi tumkan secara ekplisit tentang yang bermotif ekonomi, politik dan Konstitusi AS tidak mencan- tik di negara ini. Kelompok lobby fungsi dan tempat partai politik dalam sistem politik AS. Konstitu- si yang diilhami oleh kehendak untuk mengurangi kekuasaan ab- solut seperti Eropa pada abad ke- 17, maka diperlukan distribusi kekuasaan ketiga cabang pemerin- tahan dalam suatu mekanisme yang bersifat saling membatasi (checks and balances). Dengan tingkat ko- mpetisi yang bebas maka hanya ada dua partai yang kuat, terkadang ada partai kecil yang meramaikan pemilu. Dalam pemilu 1996 ini ada se- orang maha jutawan yang "ber- kasih atas perhatian yang telah Saudara berikan kepada Bank Rakyat Indonesia. Bank Rakyat Indonesia Kantor Wilayah Purwanto Pemimpin Wilayah Dompet Merah Hati Masing-masing tahapan tes tersebut menggunakan sistem gugur. Hanya peserta yang me- Hilang sebuah dompet warna merah hati berisi surat-surat Berdasarkan penelitian kami, penting atas nama I Made Ant- menuhi syarat dan lulus pada satu tahapan tes yang dapat ternyata juga tidak ditemui adan- mengikuti tahapan tes berikut- ya peserta lain yang nama dan 1996 pukul 20.00 wita, di sepu- ara. Hilang tanggal 31 Oktober nya/lanjutan. Jika seorang peser- alamatnya sama persis dengan tar Jalan Gatot Subroto. Kepada ta rekrutmen lulus dan berhasil Saudara Ni Wayan Landep yang menemukan dimohon ban- tulis yang dilaksanakan Kanwil di dalam seluruh tahapan tes di Aryati, S.E. Demikian penjelasan dan ke Jalan A. Yani No. 109 Den- tuannya untuk mengembalikan atas, maka yang bersangkutan dinyatakan diterima sebagai ca- tanggapan kami agar Saudara pasar, telepon 423207 dan uang lon karyawan/wati BRI. maklum. Kanwil BRI Denpasar dalam dompet dapat diambil. menyampaikan maaf terjadinya kekeliruan tersebut. Terima I Made Antara Jalan A. Yani No. 109 Denpasar BRI Denpasar. c. Psikotes di Kanwil BRI. 2. Adapun surat pemberi- tahuan kepada Sdr. Ni Wayan d. Wawancara lanjutan oleh Kantor Wilayah BRI Denpasar) tim yang dibentuk Kanwil BRI. mengikuti ketentuan dan per- e. Tes kesehatan dengan dok Anggota Redaksi Denpasar. Agustinus Dei, Dwi Yani, Legawa Partha, Nikson, Palgunadi, Pasma, Riyanto Rabbah, Bali Post Srianti, Sri Hartini, Suana, Suarsana, Sudarsana, Sueca, Sugendra, Suja Adnyana, Sutiawan, Emanuel Dewata Oja, Artha, Alit Suamba, Subagiadnya, Sugiarta, Sutarya, Wahyuni, Wilasa, Kasubmahardi, Martinaya, Mas Ruscitadewi, Rusmini, Umbu Landu Paranggi. Bangli: Karya, Buleleng: Tirthayasa, Glanyar: Alit Sumertha, Jembrana: Edy Asri, Karangasem: Dira Arsana, Klungkung: Daniel Fajry, Tabanan: Alit Purnatha, Jakarta: Wisnu Wardana, Muslimin Hamzah, Bambang Her- mawan, Darmawan, Sahrudi, Dadang Sugandi, Alosius Widiyatmaka, Djamilah, Rudiyanti, Sri Wulandari, Suharto Olii. NTB: Agus Talino, Nur Haedin, Suyadnya, Raka Akriyani, Siti Husnin, Izzul Kairi, Syamsudin Karim, Ruslan Effendi. Surabaya: Endy Poerwanto, Bambang Wiliarto. NTT: Hilarius Laba. Yogyakarta: Suharto. Wartawan Foto: Arya Putra, Djoko Moeljono. perdagangan senjata merupakan sebuah kelompok yang mendomi- nasi dalam pencarian dana kam- panye yang tidak kecil. Baru saja para lobby dari putra Indonesia mampu menembus Gedung Putih. James Riady bersama Lippo Group-nya membantu Clinton dalam mendukung calon dari Par- tai Demokrat ini. Dana sebesar 270.000 dolar AS (Rp 600 juta) merupakan dana yang kecil dalam ukuran AS, tetapi menurut penulis koneksi ini merupakan sebuah ter- obosan diplomasi putra Indonesia dalam rangka membangun kekua Batam, Imam Bonjol, Jl. Raya Kuta dan By Pass Ngurah Rai. Pembaca yang menemukan mohon mengembalikan kepada Ibu Supono, Jl. Teuku Umar, no. 5 (di depan Telkom) Denpasar. Ni Made Rani Wirdaniyanti Jl. Pratma, Gg. Nusa no. 6 Nusa Dua, Denpasar Meninggalkan Rumah ton Partisipasi politik yang rendah narik untuk dicermati dalam mem- perdalam pengetahuan tentang demokrasi. Ada tiga hal yang per- lu dicermati dalam masalah parti- sipasi politik di negara ini. Pertama, partisipasi politik kulit hitam yang rendah. Hal semacam ini terjadi karena tingkat ekonomi, pendidikan dan tan bisnis di Amerika Serikat. kelompok kepentingan yang me- Secara diplomasi, koneksi Clin- wakili kulit hitam adalah rendah. Riady merupakan sebuah Dunia politikAS adalah dunia poli- hal yang sah dalam mencapai se- tik yang dikuasai oleh interest buah tujuan. Seharusnya para ak- group dan pressure group. Jadi tor ekonomi kita harus bermain di rendahnya pendidikan orang-orang luar dalam rangka meningkatkan hitam membawa mereka tidak ber- SDM untuk menghadapi perda- minat dalam menghadiri pesta gangan bebas. Kemampuan Riady demokrasi untuk menyalurkan as- berteman dengan orang nomor satu pirasi politiknya. Adalah wajar jika di AS telah memberikan sebuah ter- kulit hitam di negara ini kurang obosan "diplomasi swasta" untuk mendapat saluran dalam percaturan bermain-main dalam bisnis di AS. dalam menyuarakan hak-hak poli- Kita harus menghargai kemam- tiknya yang selama ini tenggelam. puan anak bangsa kita dalam mem- Sebab elite partai yang duduk perjuangkan bisnisnya di negara dalam parlemen kurang wakil yang nomor satu ini. Terlepas pro dan kontra, penulis mempunyai penda- pat agar bangsa mampu berdiplo masi lewat pihak swasta demi men- capai kepentingan nasional Indo- nesia. Selayaknya Deplu perlu bek- erja sama dengan aktor ekonomi national interest bangsa kita di per- nasional dalam memperjuangkan caturan internasional. menyuarakan suara etnis hitam ini. Pendidikan yang rendah memba- wa suara mereka tidak sampai di meja parlemen. samping masalah move (perpinda- han) dari satu daerah ke daerah lain dalam memantapkan masa depan mereka, maka generasi muda akan kesulitan dalam melakukan votting (pencoblosan) di hari pemilu, sebab kan dalam tingkat distrik sangat melelahkan mereka, sedangkan dampak siapa yang menang dalam pemilu tidak ada secara langsung, sebab mereka tidak mempunyai akses kekuasaan secara langsung. Ketiga, partisipasi politik ting- gi bagi golongan eksekutif. Adalah wajar sebab mereka sedang mem- bangun karier mereka demi mem- perjuangkan hal yang terbaik bagi masa depan kalangan eksekutif. Mereka sangat rajin memperhati- kan isu politik yang ditiupkan dari masing-masing partai. Para eksku- tif adalah orang-orang yang bek- erja pada bidang-bidang yang mempunyai kelompok kepentin- gan yang ada akses secara langsung di perlemen. Jika ada policy yang tidak menguntungkan mereka maka yang terjadi adalah sebuah hambatan untuk meniti karier mereka agar bisa lebih maju. Sikap pragmatis bagi kaum muda merupakan sebuah cerminan bagaimana anak muda di AS meli- hat kehidupan politik mereka. Pang- gung politik AS adalah adanya per- saingan dari para pe-lobby yang mengejar kepentingan kelompokn- ya. Jadi mereka akan aktif jika ada sung terhadap karier mereka. isu yang berhubungan secara lang- Kedua, partisipasi politik kaum muda juga rendah. Kaum mudaAS sebagian tidak peduli terhadap ke- ibukkan dalam belajar dan belum hidupan politik, karena mereka dis- mempunyai kedudukan yang kuat Sekarang ini Clinton merupa- dalam meniti kariernya nanti. Pe- kan sosok yang paling pantas un- Partisipasi Politik muda AS lebih suka mempersiap- tuk duduk di Gedung Putih, sebab Di negara barometer demokra- kan masa depan daripada ikut par- dalam kebijakan internal ia adalah si dunia ini, ternyata tingkat parti- tisipasi secara langsung (kam- prioritas utamanya. Walaupun ada sipasi politik sangat rendah, (63%- panye, votting dan mendukung kritik terhadap PLN era pemerin- 65%). Hal ini terjadi karena adan- partai). Sebab, mereka mempunyai tahan Clinton, dengan tangkas ia ya kebebasan yang penuh dalam ideologi yang sangat pragmatis menghukum Irak, Iran, Libya dan voting pada hari-nya Pemilu. Jika dalam menatap masalah politik. Di Kuba dengan UU Santion Act. kita membandingkan dengan tingkat partisipasi politik di negara kita yang mencapai 93% merupa- kan sebuah hal yang sangat kon- tras dalam membangun demokra- si. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah dalam memilih seorang juga menghubungi pihak kelu- arganya di Br. Surakarma, Kin- tamani, Bangli. Atau dapat juga menghubungi telepon (0366) 51045, 51063. Ciri-ciri gadis tersebut, ting- gi 165 cm, berat 52 kg, rambut sosoh. Mata kecoklatan mema- kai kaca mata putih. Saat men- inggalkan rumah memakai rok blue jeans. Sang Ayu Kadek Ekayoni meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan orangtuanya sejak 26 Okto- ber lalu, sekitar pukul 12.00 wita. Dugaan sementara, Eka dilarikan seorang laki-laki yang baru dikenalnya dua hari sebelumnya, berinisial sbb: Yos. I Kt. Budiman, S.Pd. Ds. Abang Songan RT/RW no 133 Kintamani, Bangli Penjelasan Perumahan "Jadi Pesona" Sesuai dengan surat pem- baca Bali Post, 4 November Jadi Pesona" menjelaskan 1996 kami dari perumahan Dompet Coklat Telah hilang dompet coklat Keluhan seperti ini adalah Charles Jordan berisi surat-surat Kepada masyarakat yang untuk yang pertama kalinya penting atas nama Ni Made Rani mengetahui keberadaan gadis bagi kami selama kami berge- Wirdaniyanti. Hilang di sekitar itu, mohon melaporkannya ke lut di bidang perumahan. Jl. Diponegoro, Teuku Umar, pos polisi terdekat atau dapat (Bersambung ke Hal 15 Kol 2) Catatan Mendagri Yogie S.M. di Gianyar meresmikan Gedung Unit Pelayanan Terpadu yang pertama di Indonesia untuk menghapus perizinan berbelit. Tinggal pelaksanaan pelayanan mutu terpa - dunya. *** Ketua DPR Wahono mengingatkan anggota DPR tidak bergantung kepada kekuasaan formal belaka dan ge- jala yang timbul harus bisa dipikul. - Ibarat ringan sama dijinjing, berat jangan hanya rakyat yang pikul. *** Kongres KNPI yang berlangsung semrawut, panas dan alot, akhirnya dapat memilih Maulana Isman sebagai Ketua Umum DPP KNPI. - Rupanya banyak kepentingan bermain dan kapan bisa independen? Bang Podjok