Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-11-06
Halaman: 09

Konten


4cm Bali Post BALI RABU KLIWON, NOVEMBER 1996 Pura Uluwatu 1011 M). aman, I men- ci un- uja ar- yang Oleh Jro Mangku Gde Ktut Soebandi Girah. Di Bali beliau per i berstatus sebagai salah satu Pura Sad Kahyangan atan Senapati dan Ketua Jagat, sebagai tempat suci untuk memuliakan dan makabehan (Dewan Peremuja Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan yang Maha hasil menciptakana adanya Esa) dalam prabhawa atau perwujudan (manifesta- dikenal dengan desa ada i-Nya. Adapun Pura Uluwatu ini berlokasi di Bali yang pernah mengalanairithi (barat daya) Pulau Bali, dan dapat dipasti acauan di bawah pemerin kan bahwa yang dimuliakan dan dipuja di sini ialah Gunaprya Dharmmapatni Dewa Rudra sebagai salah satu prabhawa dari San- a) Warmadewa, yang ber ghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Dari ka 910 sampai dengan 933 berbagai fakta sejarah dapat diungkap, Pura Uluwatu ini dibangun oleh Mpu Kuturan alias Mpu Rajakre- ran juga dikenal sebagai tha pada masa pemerintahan raja Bali Cri Masula- berhasil menciptakan ben Masuli yang naik tahta pada tahun seka 1100 (tahun angunan suci) serta mendi 1178 M). seperti Kahyangan Tiga di Kemudian pada tahun saka 1411 (tahun 1489 M) tiba di Bali Mpu Nirartha bersa- ma istri dan putra-putrinya, dan di Bali Mpu Nirartha dikenal dengan Danghyang Nirartha atau anggah atau merajan. Se Padanda Sakti Wawu Rawuh. Beliau gemar melaku- Danghyang Dwijendra atau udah berhasil pula mem kan tirtayatra dengan mengunjungi tempat-tempat sebagai tempat suci un suci dan keramat, dan pada suatu hari dalam perjala- ja Sanghyang Widhi Waa nannya dari Pekendungan (Tabanan) melalui jalan lam segala prabhawa atau darat menyusuri pantai yang airnya sedang surut Nya, yang sekarang mes menuju arah tenggara. Dalam perjalanannya ini dari Pura-pura tersebut antara kejauhan Danghyang Nirartha melihat sebuah per- di Besakih, pura di Bate bukitan yang menjorok ke laut dan tempat itu dituju. Pura di Kedaton, Pura & Setibanya di sana dijumpai ada sebuah pura yang u, Pura di Tampurhyang dahulu dibangun oleh Mpu Kuturan yaitu Pura Ulu- antiran, Pura di Pujungan, watu. Berdasarkan insting dan kemampuan batinnya, tempat itu dirasa sangat suci namun keramat dan san- gat baik dan cocok sebagai tempat melakukan yoga Pura Sad Kahyangan semadi untuk menghubungkan diri dengan Yang ak pada sebuah perbuki Maha Pencipta, serta sebagai tempat ngeluhur atau Pecatu, Kecamatan Kuta, moksah. II Badung. Pura Uluwatu Karena itu, untuk beberapa lama Danghyang miliki waktu odalan yang buku tersebut, pura ini ada kaitannya den- ggarkasih (Selasa) wuku gan perjalanan Dewi Danuh. Ketika Dewi anya Pura Dalem Selond Danuh mencari kakaknya Mahadewa ke Dalem Pengeleburan yang Bali, Sang Dewi pernah singgah di Ulu- berbeda. Pura Dalem watu. Dewi Danuh dan perahu yang ditu- Halannya jatuh setahun mpanginya di tempat ini berubah menja- Selasa Wage, Sasih Karo, di batu. Batu itu kini tersimpan di Pura ra Dalem Pengeleburan Bajurit, bergambarkan sosok arca manu- tuh pada Sabtu Kliwon sia dengan perahunya. Mitos dan keagungan pura ini menam- menurut buku tersebut bah penghormatan masyarakat Badung Empat pemujaan Tuhan dan rajanya pada zaman lampau. Ketika Festasinya sebagai Rudra Uluwatu di bawah kekuasaan Mengewi ederich, seperti yang (Mengwi-red) pada 1690-1740, menurut uku ini, Dewa yang dipo ahli babad Bali, Jro Mangku Ktut Gde dalah Sang Hyang Man Soebandi, pura ini dipelihara oleh Raja Tetapi menurut beber Mengewi. Setelah Mengewi dikalahkan di pura ini, Dewa yang oleh Raja Badung, Uluwatu dipelihara ini adalah Sang Hyang oleh Raja Badung. Demikian seterusnya, ma lokalnya I Ratu Pen pura ini dipelihara dengan baik sehingga gan senjata berupa tom lekat dan tak dapat dipisahkan dengan umatnya. lainnya. gan. Wujud kelekatan ini adalah hubungan Mitos saling memelihara, umat memelihara pura yang dengan materi, pura memelihara umatnya i masyarakat, menurut dengan daya spiritual. Materi dan spiritu- an mitos n Esok ristiwa Puputan Badung lelan- melakukan restorasi Pa Lu- Uluwatu. Tujuannyaintuk engembalikan nilai magi Pura bagi raja dan rakyat Bdung ga Bali), sehingga merea taat setia kepada pemerinta Bo- da. Kini, berbagai investorseny- u kawasan Uluwatu daseki- ya. Sebut saja resort B Pe- Graha dan beberapa langan f yang akan ataupun dang angun seperti PT Dewa Pan- Santosa di Pecatu (801a/18 el), PT Bali Puri Parase di gkiling (233 ha) dan PTMon- Gumi di Pecatu, timu Pura- mur Uluwatu (140,5 la/18 e). "Serbuan" ini mennbul- keresahan dan konfik di yarakat. Dulu Pura luhr Ul- tu sempat ditelantakan" ga "menimbulkan" Poutan ung. Apakah keresaha dan flik yang terjadi saat ni di watu, bukan berupa "pelan- kesucian pura" dalam ben- lain, sehingga "menimbul terbakarnya pelinggihmeru Dang tiga ? Mengingat emua ada baiknya kita renungkan tah klise yang masih bemak- jika manusia tidak lapat gatasinya, alam yangakan ghukumnya." Akankahreris puputan Badung akanteru- dalam wujud lain? Semoga I Wayan Ananta Wijaya' Rp. 8.276400 Rp 8.286800 ANDA an pembaca untuk saud-sau- ditimpa kemalangan, arra lain mata, Ariyawan penderita umor, GP Cakra penderita kakigajah, Maulana penderita kepalamem- untung, Gd. Wardana penderita rut mengeras, Wayan Kepen- gia penderita kepala membesar, sung ke bagian Sekretat Re.. dengan weselpos dan rekening o. 31-45, 1065.4. Komang Mardika mor Mata Bukit Kekeran Pura Uluwatu makin Retak? Meru tumpang caruan dan Rsi Gana, termasuk meny JIKA sekadar masuk ke dalam kah tepat setelah terjadi musibah yang retak itu tepat di mana ban- Kekhawatiran Dirjen Bimas Hin- Pura Uluwatu, kita tak akan meli- kebakaran seperti ngingsirin gunan inti di jaba dalam pura yang du dan Buddha itu sudah dilihat hat sebenarnya tanah di jaba Ida Bhatara kemudian melaksan- kena. Bukankah ini sebuah pertan- umat 20 tahun lalu. Namun sete- dalem tempat tiga pelinggih uta- akan upacara Guru Piduka, pe- da umat diminta hati-hati meman- lah diteliti oleh ahli geologi re- ma terbakar baru-baru ini adalah faatkan lahan itu lagi? taknya bukit Kekeran itu dinilai lokasi paling bawah di antara Tri "Saya kok masih aman dan tidak akan men- Mandala di pura itu. Di utama melihat imbulkan bencana tanah longsor. mandala yang luasnya sekitar 10 Bahkan para sulinggih yang dit- meter persegi inilah diyakini umat anya soal tersebut masih menya- sebagai tempat yang paling takan dados dibangun di lokasi keramat dan disucikan itu. Karena itu pemugaran karena di sanalah Dewa Pura Uluwatu yang di- Rudra ber-stana. harapkan tuntas tiga bu- lan Bali (1 bulan Bali 35 hari) tetap dibangun di lokasi semula. Bahkan Bu- pati Alit Putra men- yatakan bentuk bangunannya akan dibuat sama seper- ti semula. Itu di- lakukan untuk menghindari preten- si dan perdebatan panjang karena akan membuang energi. Bahkan Bupati minta se- lama pembangunan pura diharapkan tidak mengang- gu aktivitas keagamaan umat Hindu di Bali. alam zaman, Nirartha tinggal di sana, melakukan yoga semadi, tiga yang ada di pura memohon petunjuk kepada leluhurnya yaitu Mpu tersebut dan hancur Kuturan alias Mpu Rajakretha dan mohon wara disambar petir, nugraha dari Sanghyang widhi Wasa (Tuhan Yang tidak bisa di- Maha Esa). Selesai melakukan yoga semadi dengan hubungkan den- dibantu oleh orang-orang di sekitar tempat itu, Dan- gan tingkat pem- ghyang Nirartha membangun sebuah pelinggih (ban- rajan di Bali ser- gunan suci) di sana bersebelahan dengan Pura Ulu- ta soroh penyung- Rajakretha. Selama tinggal di Uluwatu, Danghyang Tiga itu adalah watu yang dibangun oleh Mpu Kuturan alias Mpu sung-nya. Meru Nirartha membuat pasraman sebagai tempatnya ber- lambang lokasi di sebelah pelinggih (bangunan suci) yang Bhur, Bwah dan dibangun. Kemudian di tempat ini dibangun lagi be- Swah. Karenanya, pang tiga simbolis Trikona (utpatti, sthiti dan prali- meru itu tetap bertingkat berapa buah pelinggih, antara lain sebuah meru tum- sepanjang na), Trimurthi (Brahma, Wisnu, Icwara) dan Tribhu- tiga. Ketua III PHDI Pusat, wana (bhur, Bhwah dan Swah), yang juga disebut Pura Drs. Ketut Wiana mengata- Uluwatu. Dengan demikian di Uluwatu terdapat dua kan, pelinggih utama itu melam- buah pura masing-masing dibangun oleh Mpu Kutu- bangkan penyatuan tiga kekuatan ran, sebagai tempat suci memuliakan dan memuja Dewa Siwa (Besakih), Dewa usun Dewa Rudra sebagai prabhawa Sanghyang Widhi Brahma dan Dewa Rudra sendiri panitia pe- gun oleh Danghyang Nirartha. Pura yang dibangun Kahyangan dan Dang Kahyangan Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), dan pura yang diban- (Ulawatu). Pura ini adalah Sad mugaran pura. oleh Danghyang Nirartha ini juga sebagai tempat dengan penyungsung-nya keselu- ngeluhur atau moksah Danghyang Nirartha, dan di ruhan umat Hindu, sedangkan dalam Meru tumpang tiga ini pula Ida Kidul salah pengempon-nya Puri Agung Jro seorang putra Danghyang Nirartha memperoleh pus- Kuta. taka suci "Mareka". untuk memuliakan dan memuja arwah suci dari le- Sebagaimana lazim berlaku bahwa tempat suci luhur (Batara Kawitan) dijadikan pura Kawitan dan yang berada di kompleks Pura Besakih disebut Ped- harmman. Di Pura Uluwatu yang dibangun oleh Dan- ghyang Nirartha dan sekaligus sebagai tempat mok- sah Danghyang Nirartha, lalu timbul pertanyaan apa- ang Nirartha. (*) kah pura ini bukan pura kawitan keturunan Danghy- al menyatu lahirlah cinta. Cinta adalah perasaan menyatu, seh- ingga apa pun yang terjadi di pura ini dirasakan pula oleh umat. Jadi jelas pura ini berpen- garuh kepada umat, demikian pula sebaliknya. Struktur Pura Melewati halaman tangah dalam Pura Luhur Uluwatu, ter- dapat tangga-tangga yang terta- ta rapi. Di kanan kiri tumbuh pohon Jepun. Untuk sampai ke halaman pura yang berbentuk memanjang harus melewati pin- tu gerbang batu karang yang in- dah melengkung berbentuk sayap burung dan di depannya terdapat sepasang arca raksasa sebagai dwarapala. Di halaman tengah itu terdapat dua buah bale pan- jang sebagai tempat sesajen jika dilangsungkan upacara piodalan. Di sana juga terdapat bak peny- impanan air untuk digunakan un- tuk kepentingan upacara. besar-juga dari batu karang Setelah melewati gerbang tiba di halaman dalam. Di di halaman tengah barulah depan gerbang ini terdapat se- pasang arca Gajah Waktra di kiri-kanannya sebagai dwara- pala penjaga halaman dalam pura itu. gitu banyak pelinggih. Peling- Di halaman dalam tak be- gih paling utama adalah ban- gunan meru bertingkat tiga. Beberapa pelinggih lainnya seperti bale pepalik, piyasan dan prasada kecil jaga terda- pat di halaman dalam pura. Halaman pura itu merupakan ujung daripada tonjolan batu karang yang menjorok ke laut dan bergeronggang di bawah- nya, sehingga menimbulkan perasaan ngeri jika melihat air laut yang berdeburan jauh di bawahnya. (sut/tar) Menurut Camat Kuta IB Manu barangan menyerahkan kepada Manuaba, Raja Badung tak sem- keluarga Puri Agung Jero Kuta sebagai pengempon pura. Semua didasarkan pada pertimbagan dari berbagai aspek, seperti nilai per- juangan dan kemampuan men- gadakan upacara saat pujawali di pura tersebut. Pada Utama Mandala Pura Ul- uwatu, kita akan menemui tiga nu dan Siwa lengkap dengan patung perwujudan Brahma, Wis- inilah sering dipakai umat dan busananya. Di Utama Mandala rohaniawan melakukan meditasi dan mendekatkan diri dengan Tu- han. Walaupun ada pada dataran paling bawah di antara Tri Man- dala, lokasi ini ternyata paling aman. Kalau di madya mandala dan nista mandala ada angin nge- Pratidnya dari Puri Agung Jro linus, kata Drs. Ngurah Jaka Kuta, justru di utama mandala aman dari segala guncangan an- gin. Namun peristiwa yang terja- bertanya apakah Tuhan marah di baru-baru ini menyebabkan kita pada umatnya atau semata-mata bencana alam? suk pengempon Pura Luhur Ulu- Yang jelas umat Hindu terma- watu dari Puri Agung Jro Kuta, kata Bupati Badung Alit Putra, sudah mengambil langkah-lang- ke- "Guru Piduka" bakaran itu Salah satu jenis upacara yang adalah peringatan Tuhan telah dilaksanakan di Pura Ulu- Salah seorang pejabat yang in- karena lahan itu bisa jadi runtuh watu setelah terjadi kebakaran ujarnya. Perkiraan Ketut Pasek itu cuk- up beralasan karena jika saat umat padat tangkil di pura itu bisa ter- inginkan. Bisa jadi ini sebagai jadi bencana alam yang tidak di- peringatan untuk menghindari jatuhnya korban umat yang lebih banyak lagi. yang memiringkan pengertian up- acara ini sebagai kemurkaan Tu- han kepada manusia. Menurut IB Agastia, makna dari upacara ini kaki guru. Guru dalam hal ini sebenarnya mendekatkan diri pada harus diartikan sebagai Tuhan (Siwa) atau yang menguasai gu- nung/giri. Kata asalnya adalah Guru Paduka, tidak diartikan sang guru itu marah (duka) melainkan bagaimana umat mendekatkan teres dengan kejadian ini kemu- dan perlu dihindari sejak dini," adalah upacara Guru Piduka. Ada dian menghubungkan masalah logika dan niskala adalah Dirjen Bimas Hindu dan Buddha, Drs. Ketut Pasek. Sebelum menuju ke sempat meneropong dari jarak lokasi kebakaran, Ketut Pasek jauh Bukit Kekeran (tri mandala pura) yang menjorok ke laut. Dirjen sempat terperanjat ketika melihat batu karang tebing di mana tri mandala Pura Uluwatu berada sepertiganya sudah retak. Setelah diselidiki lebih lanjut, Pasek menyatakan pada lokasi Namun ketika pertanyaan itu dilontarkan kepada Ketua I PHDI Pusat bidang agama, IB Agastia menyatakan, retaknya Bukit Kekeran itu sudah lama terjadi. (Bersambung ke Hal 15 Kol 1) Punia Buku untuk SD Se-Bali Kegairahan mendalami ajaran agama Hindu bantuan buku-buku terbitannya, yang tahap perta- akhir-akhir ini, terlihat bukan saja di perkotaan. Di ma kepada perpustakaan-perpustakaan Sekolah pelosok desa pun umat, terutama kalangan muda, Dasar (SD) di seluruh Bali. Untuk mendistribusi- memperlihatkan kecenderungan demikian. Say- kan masing-masing 25 judul buku tersebut kepada angnya, kegairahan ini belum diimbangi penyedi- 2.663 SD negeri dan 32 SD swasta, seluruhnya aan buku-buku agama Hindu meski data empiris diperlukan 67.375 eksemplar buku. Diperkirakan menunjukkan penerbitan buku Hindu pun mengal- dana yang diperlukan Rp 350.000.000. ami peningkatan dari sebelumnya. Kondisi ini diper- buruk oleh kenyataan masih relatif mahalnya har- ga buku. Di samping itu, terlihat budaya baca masyarakat masih belum menggembirakan. Untuk menggairahkan budaya baca buku aga- ma Hindu ini, kami mengetuk hati Anda untuk mu- lai menyisihkan punia yang selama ini telah dilaku- kan, baik itu untuk pembangunan pura, upakara, maupun lainnya dengan memberikan punia bagi pengadaan buku Hindu. Bali Post bersama Ya- yasan Dharma Naradha merencanakan memberi Kepada Anda yang ingin medana punia untuk pengadaan buku ini, bisa melalui Rekening Bali Post di BRI Denpasar no: 31-45.1065.4, melalui wesel pos atau datang langsung ke Redaksi Bali Post Jl. Kepundung 67 A, perwakilan Bali Post di Jakarta, Surabaya, Mataram, Biro Bali Post se- kabupaten di Bali, atau lewat Radio Suara Widya Besakih Jl. Diponegoro 99 Karangasem. Dana pu- nia Anda kecil apa pun, akan sangat berarti bagi pembangunan manusia Hindu di masa depan. (Redaksi) Mengucapkan HALAMAN 9 BONDRES Seperti "Kulkul"... APANYA yang salah pada kulkul itu? Tentu ada, jika ada yang mem- beri nasihat kepada seseorang agar jangan seperti kulkul. Kulkul itu kayu gelondongan, Pencipta kulkul yang memiliki selera musik tinggi akan mengubah kulkul menjadi 'penyanyi. Ketika dipukul- pukul suaranya empuk, tidak melengking dan juga tidak beser (sem- ber-red). Tetapi sebagus-bagusnya suara kulkul, hanya menang di tingkat suara. Dinilai pada tingkat potongan tubuh, cacat. Sebab tidak ada lekuk, mana leher dan mana disebut pinggang. Di tingkat penilaian sifat, jika ada orang dikatakan mirip kulkul masih ada banyak kemungkinan bernilai negatif dan positif. Misalnya jika ada orang mengatakan sifat si Anu mirip kulkul, bisa jadi si Anu itu polos. Polos bagaikan kakul (keong). Artinya tidak pernah marah, tidak mel- awan walaupun disakiti. Manusia kulkul, manusia yang polos walau- pun dipukul-pukul. Arti lain, memiliki sifat bagai kulkul, bisa berarti bersuara kalau dipukul-pukul. Jadi bersuaranya kulkul karena pihak luar yang mem- buatnya bersuara. Syukur kalau Pak Kelian banjar yang sudah memi- liki konsep, wawasan, dan hati ning memukulnya. Lantas suara perta- ma berbunyi 'tung itu suara awal yang membawa berkah. Tinggal mem- bunyikan 'tung selanjutnya. Tetapi bagaimana kalau bukan hati yang ning, bukan karena kebai- kan yang memukul-mukul kulku? Kalau memukul kulkul itu dengan ras dendam, memiliki sikap ber- musuhan atau penuh emosional, kepolosan kulkul akan menimbulkan bencana. Sebab ia pun akan bersuara penuh dendam, penuh per- musuhan dan emosional. Maka suara 'tung pertama kemudian bisa selanjutnya suara kedua berbunyi 'tif. Jika dipalu cepat, bertalu-talu, suara 'tung-tif akan disebut kulkul bulus. Kulkul bulus itu mengandung seruan berencana atau bahaya, maka warga banjar bisa saja kalap, bingung dan panik. Keluar rumah membawa pentungan, linggis, kle- wang, tombak dan senjata, atau mungkin ada yang membawa ember. Sebab suara kulkul yang 'tung-tif atau bulus bisa diartikan tanda ada orang mengamuk, musuh menyerang atau ada kebakaran. Apa artinya jika perangai orang seperti kulkul dalam arti positif? Boleh juga diartikan, orang yang sedikit bicara. Berbicara seperlunya, namun diikuti oleh orang. Jadi suaranya adalah arah. Oleh sebab itu ada nasihat, hati-hati dengan kulkul, salah-salah bisa timbul bencana. Bencana inilah yang ditakuti. Oleh sebab itu betapa sulitnya sesungguhnya menjadi kelian ban- jar adat. Jabatan tanpa gaji, tanpa kursi, tanpa kostum, ini sungguh tidak aman. Katakanlah jika ada orang membunyikan kulkul bulus. Paling tidak Kelian Banjar mesti bisa mempertanggungjawabkannya. Karena tugas kelian banjar adat membunyikan kulkul, ia harus sadar di tangannya arah ke mana dan apa yang akan terjadi nantinya. Kare- na itu, ada benarnya kulkul disemayamkan tinggi-tinggi, agar sebelum sampai ke dekat kulkul untuk memukulnya ada proses berpikir, pros- es menjernihkan diri saat memakai undang-undang atau anak-anak tangga pada bale kulkul yang tinggi menjulang bak menara. Kemudian suara 'tung pertama bukan sekadar tenaga (bayu) yang tersalur, me- lainkan sudah mengandung suara (sabda) yang menurut pikiran jernih terarah (idep). Tidak hanya itu sulitnya menjadi kelian banjar adat. Di saat perkembangan zaman, desa atau banjar adat dihadapkan pada ben- turan, pada tantangan dan dituntut memiliki jawaban kongkret tanpa kehilangan nilai-nilainya. Kelian banjar itu seolah-olah ujung tombak pembangunan. Misalnya ketika pembangunan dalam segala aspek dikomando oleh pemerintah, ketika pembangunan di bidang spiritual disebutkan perlunya melestarikan nilai-nilai budaya, kelian adat ditun- tut kritis. Mana nilai adat yang perlu dilestarikan dan mana yang tidak. Lebih berat lagi pada tiap menjelang pemilu. Pak Kelian kita benar- benar bisa mirip kulkul bersuara karena disuruh bersuara. Maka suara kulkul ngayah bisa menimbulkan pertanyaan: Ini kulkul apa Pak Ke- lian?' Kita pun maklum. Pak Kelian bukannya alergi politik. Hanya mu- ngkin politik telanjur dipahami terlalu pelik, terlalu keras, terlalu intele- ktual dan mungkin terlalu sering membuat pilar bale banjar bergoyang. Maka ketika suara kulkul berbunyi ada lantas yang bertanya meniru iklan TV: Lakone opo Pak Kelian? Pak Kelian tersenyum dan hari itu kerja besar pembangunan diselesaikan oleh suara kulkul yang em- puk. Pak Kelian bisa tidur pulas, sebab warga semua mau kumpul. Nengah Kertalangu Selamat dan Sukses Atas Peresmian: * Gedung Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kabupaten Gianyar. * Radio "Gelora" Pemda Tingkat II Gianyar. * Mobil Unit Pemadam Kebakaran Kabupaten Gianyar. * Mobil Keliling Pelayanan Umum Masyarakat Kabupaten Gianyar. Oleh: Menteri Dalam Negeri Bapak Moch. Yogie S.M. Semoga Pemda Tingkat II Gianyar dapat semakin meningkatkan mutu pelayanan bagi masyarakat. PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GIANYAR JALAN ASTINA TIMUR KELURAHAN SAMPLANGAN TELP. (0361) 93233-93364. TIRTA DHARMA GAPENSI BADAN PIMPINAN CABANG GABUNGAN PELAKSANA KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA BPC. GAPENSI GIANYAR SEKRETARIAT : JLN. MANIK NO. 3 TLP. 93157 GIANYAR. DWIP WIPA BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG GIANYAR dah No. 8 Dps Rp 5.000 arsari Ubud Rp 5000 Rp 25000 12 Dps Rp 25000 Rp 60000 Rp 4.099650 BD PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT "WERDHI SEDANA" KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GIANYAR Rp 4.159650 Wayan Mubagia membesar G 5.000 Rp 5.000 Rp JLN. NGURAH RAI No. 71 TELP. (0361) 93036 & 93183 5.000 Rp 5000 Rp 8.000 MELAYANI TABUNGAN DEPOSITO KREDIT . 5.000 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 40000 Rp Rp 1.115.000 Rp 1.155.000 PERUSAHAAN DAERAH "MANDARA GIRI" KABUPATEN DAERAH TINGKAT II GIANYAR JALAN NGURAH RAI NO. 5 GIANYAR CV. BALI PERDANA BIRO TEHNIK & PELAKSANA BANGUNAN SKA CONTRAKTORS & PERDAGANGAN UMUM SAMPLANGAN - GIANYAR - TELP.: 93078 CV. SELAMET KARYA AYU BIRO TEKNIK & PELAKSANA BANGUNAN CONTRAKTOR & PERDAGANGAN UMUM Samplangan Gianyar - Telp. : 93078 GIANYAR BERSEMI (BERSIH SEHAT MEMIKAT) K 21495