Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1998-01-17
Halaman: 07

Konten


4cm 2cm ng, 17 Januari 1998 EKILAS R-Utusan khusus PBB nmar 'awal pekan depan" dengan 'sejumlah pejabat a seorang juru bicara PBB ckhard mengatakan, kun- jen PBB Kofi Annan yang Myanmar, Jenderal Than nan Bangsa Asia Tengga- nnan pada waktu itu me ten Sekjen PBB yang ber- sia Timur, akan bertemu ar dan pemimpin oposisi (ant/afp) ERMAN - Parlemen Jer- hendaki adanya pelacakan -Nazi dalam militer Jer nnya Manfred Roeder (68) indakannya yang berbau Akademi Elite Militer di acakan oleh komite yang urut Menteri Pertahanan penting karena tindakan in fakta baru selain fakta katan bersenjata sendiri. (ant/afp) IWAN-PM Chuan Leek- n pejabat senior dari Tai- elah melepaskan politik ari kontak dengan Taipeh. mis (15/1) dengan Chiang erencanaan Ekonomi dan di tengah-tengah anjuran n hubungan luar negeri- mana kesulitan-kesulitan ran dari surat kabar The emarahan di pihak Cina, mi propinsi pembe-lot, dan ara yang me-ngakui Bei- k memelihara kontak re- an. (ant/afp) -Paling tidak 15 orang jan akibat topan El Nino or dan menghantam tiga ng mengungsi ke puncak- etugas penolong dan para 1). Mereka me-ngatakan, ingkat akibat tanah long- danau gunung meluap. an, sekitar 150 orang hi- mengambang dari lumpur mata. "Para petugas peno- Desa Yanatile, dua dari sebuah sungai," kata ang- kepada sebuah stasiun (ant/afp) awat Inggris Kaliningrad memaksa dua warga Ing. ndarat di daerah kantong mikian diberitakan media nenterian Pertahanan di firmasi mengenai insiden BAST вень dua orang itu yang berusia pada para pejabat ketika dari Estonia menuju Ing- t sistem navigasi komput- mengutip seorang juru bi- takan, pesawat itu dengan ilayah Rusia untuk menu- n udara mengerahkan se- esawat itu mendarat. Baltik mengemukakan ke- mpur SU-27 Sukhoi tidak awat warga Inggris itu ti- rat. edua warga Inggris terse- mereka setelah pilot pesa- kradio. wal perbatasan Rusia yang terfax menyebutkan, nama sedang diperiksa di lapa- d, Cliff David Davidson dan staf Kedubes Inggris di tentang insiden itu. Kali- sberg, Perusia Timur dido- a militer lainnya. (ant/rtr) kan Gading ARAN an sebuah anan hidup di MAN ASRI TARA T & LAUT AdeS X didukung oleh PASAR SALATAN&TOBERBA Lis Superllova CDBS TELKOMSEL 1002FM OPESIALIS GSM BANK UMUM SERVITIA spy baran-Puri Gading Puri Gading Jimbaran - Puri Gading - Jimbaran - Puri Gading - Jimbaran - Puri Gading - Jimbaran C.102316 Sabtu Paing, 17 Januari 1998 Harian untuk Umum Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila Terbit Sejak 16 Agustus 1948' Tajuk Rencana Bali Post Halaman 7 Renungan Tahun Seni dan Budaya TAHUN 1998 ini boleh dikatakan sebagai Sampai sekarang tim yang menghormati dan menghar- budaya luhur? Kalau ung- koleksi berharga lenyap. Indonesia, hendaknya sia adalah bangsa yang ber- tahun yang sangat istimewa bagi para seniman dibentuk pihak museum gai karya para seniman dan kapan ini benar, maka se- dan budayawan Indonesia. Sebab, pemerintah belum mendapat penjela- budayawan. Karya seni dan bagai konsekuensinya, kita Kebijakan Ekonomi Pascapertemuan Soeharto-Camdessus telah menetapkan tahun 1998 sebagai Tahun san mengenai raibnya budaya hendaknya ditem- harus memandang seniman penuh. UPAYA untuk mencari jalan keluar dalam menanggulangi dan masyarakat luas, kebijakan ekonomi baru ini sangat krisis ekonomi moneter yang sedang berlangsung, pantas disambut baik dan kemudian didukung secara memasuki babakan baru. Sebagaimana diberitakan Bali Post Jumat (16/1) kemarin, telah ditandatangani letter of intent langsung oleh Presiden Soeharto, yang merumuskan pernyataan keinginan untuk melaksanakan 50 butir kegiatan, bagi program reformasi ekonomi dan keuangan. Penandatanganan letter of intent tersebut disaksikan langsung Direktur Pelaksana IMF Michel Camdessus di Jakarta, Kamis (15/1), dan diikuti pertemuan antara Presiden Soeharto dan Camdessus. Seusai pertemuan tersebut Presiden Soeharto langsung melakukan wawancara pers dengan mengumumkan dibentuknya Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan/Moneter yang langsung diketuai Presiden. Anggota dewan ini adalah seluruh anggota Dewan Moneter ditambah dengan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Ketua Umum Perbanas dan ahli manajemen/pengusaha Tanri Abeng. Sekjen dewan baru ini adalah Prof. Widjojo dan wakil sekjennya Dirjen Pajak Fuad Bawazier. Letter of intent memuat pokok-pokok keputusan yang dijalankan yang merupakan program reformasi dan restrukturisasi ekonomi, yang mencakup sejumlah keputusan. Keputusan tersebut antara lain revisi terhadap RAPBN 98/99, dicabutnya fasilitas Mobil Nasional Timor, dicabutnya PPn bea masuk, dicabutnya monopoli Bulog kecuali untuk beras, dibukanya jalur langsung Kepala Negara-IMF, ditinjaunya subsidi BBM, diubahnya perkiraan inflasi dari 9% menjadi 20%, segera dilakukannya merger bank bermasalah, pengambilalihan tugas BPPC oleh Inkud, penundaan sejumlah proyek, penentuan kurs dengan kesepakatan IMF Rp 5.000 per dolar, dilanjutkannya proyek IPTN tetapi dengan menggunakan dana non-APBN, dan diprediksikannya pertumbuhan ekonomi untuk tahun anggaran 98/99 sebesar nol persen. Mengingat beratnya permasalahan akibat krisis ekonomi yang sedang berlangsung, serta luas dan parahnya konsekuensi ekonomi yang dibawakannya, yang telah menimbulkan frustrasi di sebagian kalangan pengusaha Ada sejumlah alasan yang dapat dikemukakan untuk sikap kita yang demikian itu. Pertama, paket kebijakan ini tampaknya lebih progresif dan lebih berani sebagai instrumen kebijakan solusi terhadap besarnya tumpang tindih permasalahan ekonomi moneter yang sedang berlangsung. Paket kebijakan seperti dicabutnya fasilitas Mobnas Timor, dicabutnya monopoli Bulog, segera dilaksanakannya merger bank bermasalah, pengambilalihan tugas. BPPC oleh Inkud, penentuan kurs Rp 5.000/dolar dan pembelanjaan IPTN dengan dana non- APBN, memberikan indikasi buktinya. Kedua, paket kebijakan ini, tampaknya lebih realistis dalam melihat kondisi permasalahan yang terjadi, sehingga diperkirakan menjadi lebih efektif dalam perumusan kebijakan operasional dan pelaksanaannya. Hal ini diindikasikan dari kebijakan yang akan diambil dan prediksinya seperti revisi terhadap RAPBN 98/99, penundaan sejumlah proyek, perkiraan laju inflasi 20%, dan perkiraan pertumbuhan ekonomi nol persen. Mengingat makin parahnya dampak ekonomi dan dampak kehidupan yang dibawakan krisis ekonomi yang sedang berlangsung, tantangannya adalah bagaimana paket kebijakan ekonomi baru yang termuat dalam letter of intent tadi sesegera mungkin dijalankan dan secara cepat menjadi efektif di tingkat operasional. Kebijakan revisi RAPBN, peninjauan subsidi BBM, merger terhadap bank bermasalah, penundaan proyek pembangunan, dan kebijakan yang segera akan ditempuh untuk menciptakan tingkat kurus Rp 5.000/dolar, semestinya segera diumumkan pemerintah dengan jadwal waktu pelaksanaan yang dibuat sangat ketat. Perkiraan inflasi 20% dengan laju pertumbuhan ekonomi nol persen, memerlukan kelugasan dan keterbukaan informasi dari pemerintah, yang disertai paket kebijakan yang lebih jelas terutama untuk melindungi daya beli masyarakat kecil, dan relatif terjaminnya ruang gerak usaha bagi pengusaha kecil. Kita perlu selalu Bercermin MENANGGAPI keinginan Megawati untuk mencalonkan diri sebagai presiden, Ketua Ikatan Keluarga Besar Laskar Ampera Arief Rachman Hakim Djusril Djusan mengatakan, sebaiknya putri presiden pertama Indonesia itu mengukur badan, apakah layak mencalonkan diri. Artinya, untuk mencalonkan diri sebagai presiden, orang perlu menimbang-nimbang kemampuan diri sendiri sehingga bisa menentukan layak-tidaknya keinginan itu. Dengan demikian, orang tidak asal mencalonkan diri untuk jabatan tertentu. Apa yang dikemukakan Djusril Djusan memang amat tepat dan bijaksana. Kedudukan presiden di negara sebesar Indonesia bukan kedudukan sederhana, tetapi kedudukan yang amat menentukan. Pentingnya kedudukan dan peranan presiden dalam menentukan kehidupan bangsa bukan hanya berdasarkan alasan-alasan konstitusional, juga karena pijakan-pijakan sosio-kultural. Apalagi dalam kenyataannya, di kalangan bangsa kita masih tersisa wawasan feodal yang salah satu cirinya menempatkan tokoh atau pribadi lebih tinggi daripada sistem. Dengan demikian, masalah kedudukan presiden sangat dipengaruhi kualitas dari pribadi pemangkunya. Sementara itu, dalam kehidupan bangsa kita telah terjadi pergeseran ke arah pembentukan elite kekuasaan atas dukungan kekuatan. Golkar yang bekerja sama erat dengan ABRI selama ini telah muncul sebagai kekuatan, bahkan elite penguasa, yang kekuasaan dan kebijakannya amat menentukan perjalanan kehidupan bangsa. Oleh karena itulah kita bisa memahami apabila Golkar, dengan tegar menyebut atau disebut dirinya, sebagai pelaku utama pembangunan yang berhasil, dan hasilnya telah kita saksikan dan nikmati sekarang ini. Lepas dari persoalan apakah kesiapan Megawati, dan juga Amien Rais misalnya, untuk dicalonkan menjadi presiden itu pantas atau tidak pantas, yang jelas, kita memang pantas mengukur badan sendiri. atau ramping menggiurkan, tentu saja ia akan merasa senang dan berbahagia. Sebaliknya, jika ternyata buruk muka, badannya jauh dari selera zaman, ia akan merasa sedih atau kecewa. Reaksinya bisa bermacam-macam, dari mencoba menutupi kekurangan, mengubah yang kurang baik dengan menambahkan sesuatu, sampai berusaha mengubah yang buruk menjadi baik melalui jalan pengobatan maupun diet. Namun ada juga, sesuai dengan pepatah tadi, yang membanting kaca hingga pecah. Satu catatan yang rasanya amat penting, bagaimana pun keadaannya, kita pantas selalu bercermin. Bahkan, barangkali tiada hari tanpa bercermin. Artinya, bercermin merupakan kebutuhan kita. Dengan tindakan itu kita mencoba memahami kekurangan dan kelebihan kita sambil melakukan pembenahan. Hanya Narcissus, yang bercermin di depan sendang berair jernih, semata-mata untuk mengagumi ketampanan wajahnya saja. Narcissus dalam zaman modern juga mengagumi ketampanannya. Dalam bahasa modern, ketampanan itu bisa berarti keberhasilan. Bedanya, Narcissus dalam mitologi Yunani tidak berjumawa dengan kata-kata, tetapi berpuas dengan diri sendiri. Sebaliknya, Narcissus dalam zaman modern, bukan hanya berpuas diri, tetapi juga menonjolkan keberhasilannya. Akibatnya, kepuasan dan penonjolan diri di satu pihak membuat ia tidak selalu menyukai perubahan, karena yang ada dilihatnya sebagai yang paling baik. Di sisi lain, ia juga tidak pernah bisa melihat kemungkinan kemampuan atau keberhasilan orang lain. Dampak total dari semuanya itu adalah kegagalan menilai diri sendiri sesuai dengan kenyataan. Narcissus dalam zaman modern akhirnya enggan bercermin karena takut dan tidak kuat melihat kegagalan. Kegagalan baginya tidak terdapat dalam wajahnya, tetapi dalam cermin. la juga tidak mau mengukur badan sendiri karena takut tidak sesuai lagi dengan ukuran pakaian zaman. Oleh karena itu, Narcissus-Narcissus modern selalu Dalam budaya kita, mengukur badan sendiri juga disebut berbicara tentang ketampanan diri sendiri. Walaupun bercermin diri. Áda sebuah pepatah yang berkaitan dengan sekarang mukanya sudah coreng-moreng, misalnya, akibat soal cermin-bercermin ini, yakni, "Buruk muka cermin penyakit cacar yang menimpanya, Narcissus-Narcissus dibelah". Orang memang biasa bercermin untuk tujuan- modern tetap berpandangan bahwa tidak ada orang lain tujuan tertentu, seperti mengatur muka dan dandanan, yang memiliki ketampanan seperti dirinya. Narcissus-Nar- melihat sesuatu di badannya yang terasa mengganggu, cissus modern selalu menepis munculnya orang lain, begitu memeriksa luka di bagian badan tertentu, melihat keadaan saja, tanpa melihat pertimbangan adanya kemungkinan- diri sendiri. Kalau orang bercermin melihat dirinya cantik kemungkinan lain. Surat Pembaca Persyaratan: Sertakan Fotokopi KTP atau SIM Profil Piala Dunia Bali Post Senin 8 Desem- ber 1997, memuat berita akan diturunkannya profil negara-negara tim peserta piala dunia Prancis 1998 tiap minggunya. Namun Bali Post, Senin 12 Januari 98 tidak lagi memuat beri- ta tentang profil Piala Du- nia '98. Ini mungkin dikarenakan Bali Post mu- lai edisi 7 Januari '98 terbit 20 halaman, yang sebelum- nya terbit 24 halaman un- tuk hari Senin, Rabu dan Sabtu. Cintailah Rupiah Bapak-bapak dan Ibu-ibu pejabat, pengusaha dan or- ang-orang kaya, saya, mu- ngkin sebagaimana wong ci- lik lainnya, mengimbau agar Bapak dan Ibu mencintai ru- piah. Saya sebagai wong cilik selalu mencintai rupiah. Se- ratus rupiah pun saya cintai, apalagi banyak rupiah. Saya tidak pernah melihat dolar Amerika, kecuali melihatnya lewat televisi yang ada di bal- ai desa. Dewa Gede Maharda Putra si pakaian, dan dokumen-do- Igor) menerima telepon ke- kumen penting yang sangat saya butuhkan untuk pengu- rusan akte perkawinan saya. Bagasi II: GA.3296.41 berisi bunga anggrek potong. Setelah sampai di Ban- dara Ngurah Rai bagasi yang saya terima hanya satu yaitu Bagasi II, sedangkan Bagasi I sampai saat ini belum ada tanggapan dari pihak Garu- da. Saya sudah empat kali menghubungi pihak Garuda namun sampai saat ini belum ada realisasinya. Pada saat ini kembali saya minta pertanggungjawaban pihak PT Garuda untuk pe- nanganan kasus ini. mudian menjawab agar saya menunggu (hold), tanpa ada penjelasan lebih jauh. Setelah lama menunggu, kira-kira lima menit telepon terpaksa saya matikan. Saya coba menghubungi sekali lagi, sambil minta penjelasan mengapa saya harus hold be- gitu lama. Jawaban yang saya terima? "Bapak tahu tidak, kami bukan hanya melayani Bapak, kami si- buk!" Hiladius H. Samsi Jl. Tukad Irawadi Gg. VII/5 Panjer-Denpasar Seni dan Budaya. si WTS daripada taman bu- daya dan sanggar seni. Pertanyaannya ialah, apakah dengan kebijakan ini pemerintah mau me- nempatkan seni dan budaya Pendidikan sebagai bagian pemba- Viddy D. dalam salah ngunan bangsa? Kalau kita satu koran terbitan Jatim menyimak kenyataan sela- mengatakan, apresiasi ke- ma ini, seni dan budaya be- budayaan tidak lepas dari lum ditempatkan sebagai masalah pendidikan. Cela- Oleh Timo Teweng subsektor pembangunan kanya, pembangunan pen- nasional. Kita semua tahu, didikan di Indonesia masih pembangunan kita selama kalah penting jika diban- ini dititikberatkan pada pembangunan ekonomi, pembangunan di bidang lainnya belum diperhatikan secara serius. dingkan dengan pemba- ngunan ekonomi dan lain- nya. Anggaran pendidikan sangat kecil. Gaji guru juga kecil, ada yang "disunat". Kenyataan ini juga ham- Sementara biaya sekolah pir terjadi di semua negara makin mahal, bahkan kini di dunia, di mana pemban- ada kebijakan untuk mema- gunan ekonomi dinomorsa- jaki lembaga-lembaga pen- tukan. Tetapi perlu digaris- didikan. Begitu juga dengan bawahi, di beberapa negara buku pelajaran, harganya lain di dunia, pembangunan makin mahal karena kebudayaan ditempatkan mendapat banyak ragam di bawah pembangunan eko-nomi, baru setelah itu pembangunan di bidang- bidang lainnya. Hal ini da- pat kita lihat di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan di negara-negara lainnya di dunia. Bahkan di Inggris, pembangunan ekonomi sama pentingnya dengan Lihatlah, museum-mu- pembangunan kebudayaan. seum, pengunjungnya sa- Sedangkan di Indonesia, ngat sedikit, jika diban- pembangunan kebudayaan dingkan dengan rasio jum- ditempatkan pada nomor "buntut". Ini berarti, manu- sia Indonesia (pemerintah dan masya-rakat) belum menjunjung tinggi kebu- dayaannya sendiri. Sebagai contoh, beberapa waktu lalu, taman budaya di Surabaya dibongkar pak- sa oleh aparat pemda dan aparat keamanan. Banyak seniman dan budayawan yang keberatan terhadap tindakan pemerintah itu. Tetapi pemerintah tetap pada pendiriannya, taman budaya di Surabaya digusur dengan sikap yang tidak berbudaya. Kasus seperti ini sering terjadi di bebèra pa daerah di Indonesia. Taman budaya atau pun sanggar seni dieksploitasi habis-habisan, lalu diganti dengan lokalisasi WTS, kantor pemerintah daerah, industri, perusahaan, lapangan golf, dan se- bagainya. Di Jakarta misal nya, pusat perfilman dan pusat kegiatan pemuda di- hancurkan, diganti dengan pusat perbelanjaan, hotel, perkantoran (superblok), tempat transaksi seks, dan lainnya. Itu semua karena di In- donesia, masalah seni dan budaya disepelekan. Yang paling penting adalah pem- bangunan ekonomi dan yang berbau ekonomi. Pe- lacur misalnya, dianggap sebagai aset ekonomi, se- hingga pemerintah lebih mempertahankan lokalisa- pajak. Sehingga kesempa- tan untuk mendapat ilmu demi terciptanya manusia yang berbudaya, makin su- lit. Maka, bangsa yang tidak dididik untuk beril- mu, juga tak akan berpikir untuk mencintai kebu- dayaan. lah penduduk Indonesia. Dari sedikit pengunjung museum tersebut, hampir 50 persennya adalah turis asing. Kalau ada orang In- donesia yang menengok museum, yang dipikirkan bukanlah apresiasi kebu- dayaannya, tetapi lebih pada naluri ekonominya: "Wah, barang antik ini ka- lau dicuri lalu dijual, laku berapa juta ya?" kolek-si patkan sederajat dengan dan budayawan sebagai in- Harus diakui, bangsa ini pembangunan di bidang- san yang berkepribadian masih kurang menghargai bidang lainnya, seperti luhur yang harus dilestari- para seniman dan bu- ekonomi, politik, hukum, kan keberadaannya. dayawan beserta hasil-hasil dan sebagainya. Menghormati kebu- karya mereka. Karya-karya Seniman dan budaya dayaan luhur berarti meng- mereka bukan hanya wan bukan profesional hormati para seniman dan kurang diperhatikan dan kelas dua, seperti anggapan budayawan. Sebab, karya- dihargai, malah dipajaki. orang selama ini. Kalau kita karya mereka pada ha- Meskipun yang melakukan mau jujur, seniman dan bu- kikatnya adalah manifesta- adalah oknum pemda, teta- dayawan adalah profesi si kebudayaan luhur kita pi jumlah oknum ini ba- kelas satu dan paling luhur. sendiri. nyak sekali. Sehingga kita Sebab, merekalah yang sulit membedakan antara menggali, menjaga, mem- Penulis, Staf LPS-Yanus- oknum dan aparat pemda pertahankan, dan meles- pa (Lembaga Pengkajian seluruhnya. Celakanya, tarikan kebudayaan luhur Sosial-Yayasan Nusa Nipa) tiap kali seniman dan bu- bangsa ini. Bukankah kita dan kolomnis lepas di ber- dayawan mementaskan ha- sering mengatakan, Indone- bagai media massa. sil-hsil karya mereka, di- haruskan untuk menyedia- kan "upeti" untuk oknum di instansi terkait. Upeti ini belum termasuk pajak resmi yang harus mereka tanggung. Lebih celaka lagi, karya seni dan budaya yang mengisahkan ketimpangan sosial atau pun yang me- ngotak-atik kebobrokan jabat, tidak diberi izin un- tuk dipentaskan. Kalaupun ada beberapa di antara ke- lompok seniman dan bu- dayawan itu yang menda- pat kesempatan untuk me- mentaskan karya-karya- nya, mereka dijejali syarat untuk membawa titipan pemerintah. ape- kebu- Tak Diurus Oleh karena pemba- ngunan kebudayaan tak di- urus dengan baik, jangan heran kalau banyak pakar mensinyalemen dayaan Indonesia sudah hancur, sekarat, mati, dan sebagainya. Jika kebu- dayaan suatu bangsa han- cur atau mati, kata lain yang bisa diidentifikasikan dengan kondisi bangsa tersebut adalah kemeroso- tan moral atau kembali ke zaman biadab. Mereka yang lemah akan dimakan sedikit demi Si penjaga museum yang sedikit, atau kalau perlu bergaji kecil, juga mungkin direbut secara paksa, berpikir: "Daripada barang dalam jumlah yang tak ada berharga semacam ini tidak batasnya. Sering terjadi, ada yang menghargai, kena- cara kita mencari keka- pa tidak kulego kepada pen- yaan dengan tak berbu- curi yang mau berkongka- daya". Misalnya, dengan likong saja? Toh orang as- cara korupsi, pungli, me- ing lebih menghargai dan rampok, membunuh dan mereka mau membayar sebagainya. mahal. Satu barang antik barangkali harganya sama dengan jumlah gajiku." Maka, jangan heran ka- lau banyak barang antik dari museum, tiba-tiba saja sudah berpindah tangan ke kolektor asing seperti yang terjadi di museum Jakarta beberapa waktu lalu. Menu- rut berita koran, tidak kurang dari 20 lukisan dari Kini, tahun 1998 ini, pe- merintah mulai menaruh perhatian yang sangat be- sar terhadap dunia seni dan budaya di Indonesia. De- ngan ditetapkannya tahun 1998 sebagai Tahun Seni dan Budaya, pemerintah secara tidak langsung mau mengajak para seniman dan budayawan untuk te- rus menciptakan karya- karya besar, baik dalam bentuk puisi, cerpen, novel, lukisan dan sebagainya. museum tersebut yang te- lah hilang. Kalau mau di- usut lebih lanjut, mungkin akan lebih banyak lagi yang Tentu, karya seni dan bu- telah hilang dari museum. daya tidak ada artinya jika dan Apakah itu patung, tem- pemerintah bikar, fosil, nekara, megalit, masyarakat bangsa ini keramik, dan benda-benda tidak menghargai dan antik lainnya. Di Museum menghormatinya. Oleh Negeri Bali baru-baru ini karena itu, siapa saja yang juga diketahui sejumlah menyebut dirinya manusia Meninggalkan Rumah I Ketut Jenek 5% dari tiap penghasilan? Walaupun nilainya kecil, yang penting masih ada niat untuk berkorban buat negara kita yang sedang Meninggalkan rumah se- "kesusahan" begini. jak 19 Desember 1997 dari Tidakkah terpikirkan Desa Awan, Kintamani, oleh Muhaji, besar kecilnya Bangli nama Ni Made gaji itu relatif. Rasanya gaji Serimpen, umur 12 tahun, dengan emas segunung pun, pelajar SD Klas VI Awan semasih kita bernama dengan ciri-ciri sbb: Ram- manusia pasti akan terasa but sebahu sosoh, kulit kurang. Bandingkan dan sawo matang, tinggi 120 cm. renungkan kembali sebe- Yang menemukannya agar lum Anda menjadi anggota menginformasikan kepada DPRD, jika ada penambah- kami di Desa Awan, Kinta- an pendapatan hendaknya mani Bangli, atau Pos Poli- banyak bersyukur lewat si terdekat. zakat yang sudah ditetap- kan oleh agama, apalagi untuk negara yang sudah banyak memberikan kenik- matan buat kita. Kok berkorban sedikit saja buat negara, berat rasanya. Sayang sekali pern- Muhaji Sebaiknya yataan itu keluar justru dari FPP, yang seharusnya menjadi contoh rakyat. Bagaimana kami sebagai Pernyataan Muhaji ten- kader PPP bisa meniru? tang honor anggota Dewan Dari itu hendaknya Sau- sudah pas-pasan, tidak dara Muhaji mengundur- manusiawi kalau dipotong kan diri saja dari anggota lagi dalam menanggulangi DPRD jika merasa honor krisis moneter negara ini, yang didapat pas-pasan. Tanggal 5 Januari 1998 sangat disesalkan. Gaji ang- Mungkin Anda tidak tahu sekitar pukul 16.10 saya gota DPRD per bulan Rp 1,5 membedakan mana itu ingin me-reconfirm dua tiket juta, belum ditambah hon- PNS dan mana anggota tujuan Denpasar-Kualalum- or untuk tiap sidang, apa- DPRD, sehingga menyama- Salah seorang staf Malaysian kecil? Tidakkah agama juga DPRD. Bagasi I: GA.3296.40 beri- Airlines (mengaku bernama mengajarkan zakat sebesar Anggota Redaksi Denpasar: Agustinus Dei, Dwi Yani, Legawa Partha, Nikson, Palgunadi, Pasma, Srianti, Sri Har- Bali Post tini, Suana, Suarsana, Sudarsana, Sueca, Sugendra, Suja Adnyana, Sutiawan, Artha, Alit Suamba, Subagiadnya, Sugiarta, Sutarya, Kasubmahardi, Martinaya, Mas Ruscitadewi, Óka Rusmini, Umbu Landu Paranggi. Bangli: Karya, Buleleng: Tirthayasa, Gianyar: Alit Sumertha, Jembrana: Edy Asri, Karangasem: Dira Arsana, Klungkung: Daniel Fajry, Tabanan: Alit Purnatha, Jakarta: Wisnu Wardana, Muslimin Hamzah, Bambang Hermawan, Darmawan, Suyadnya, Djamilah, Rudiyanti, Suharto Olii, Ghazali Ama Lanora. NTB: Agus Talino, Nur Haedin, Riyanto Rabbah, Raka Akriyani, Siti Husnin, Izzul Kairi, Syamsudin Karim, Ruslan Effendi, Antony Mithan. Surabaya: Endy Poerwanto, Bambang Wiliarto. NTT: Hilarius Laba. Yogyakarta: Suharto. Wartawan Foto: Arya Putra, Djoko Untuk itu saya berharap, kiranya Bali Post untuk minggu berikutnya bisa lagi menurunkan berita tentang profil peserta Piala Dunia '98, sehingga pembaca merasa puas. Made Ceraka Banjar Tegallinggah, Bedulu Blahbatuh Catatan Redaksi: Benar, perubahan jumlah halaman mempengaruhi ren cana pemuatan profil peserta Banjar Penamparan Denpasar Barat Bagasi I belum Diterima Tiap pulang ke Bali saya selalu menggunakan jasa penerbangan Garuda. Seper- ti halnya 28 Desember 1997 saya berangkat dari Batam dengan penerbangan GA 209 tujuan Denpasar dan transit di Cengkareng dengan nomor penerbangan GA 664 tujuan Ir. I Gusti Made Suyasa Jalan Waturenggong 37 Denpasar telepon 233833 Pelayanan Malaysian Airlines Mundur Ni Made Serimpen Saatnya Kembali ngan membeli mobil-mobil mewah dan motor besar?" Maka saya jawab, tentu saja kaum dan kalangan birokrat, konglomerat, dan kalangan pejabat serta ke- luarganya, karena rakyat kecil seperti saya ini tidak mungkin mempunyai dolar. Malah saya tidak mengenal mata uang dolar seperti yang pejabat dan keluarganya tukar dengan rupiah akhir-akhir ini. Siapakah yang mem- buat perekonomian kita tidak efisien dengan berkorupsi, berkolusi, dan spekulasi tanah de- ngan menggunakan kre- dit bank pemerintah? Tentu saja orang-orang seperti jawaban saya tadi, di samping para pengusaha menengah dan atas, dan para pe- gawai negeri yang iman- nya lemah dan dapat kesempatan untuk berkorupsi dan berkolu- si. Saya ingin mengimbau para pejabat dan pengusa- ha janganlah menjajah bangsa sendiri. Saya yang hidup pada masa Belanda/ VOC, Jepang, Merdeka, NICA, RIS, Negara Ke- satuan Republik Indone- sia, hanya samar-samar merasa merdeka tahun saja. Sesudah itu saya merasa dijajah bangsa sendiri dan oleh diri saya sendiri. Piala Dunia 1998. Profil terse- Denpasar, dengan membawa pur-Munich lewat telepon. kah jumlah itu termasuk ratakan PNS dan anggota ke Jalan yang Benar 1955 sampai tahun 1960 but kini dimuat tiap Rabu, dua buah bagasi. sejak Rabu (14/1) lalu. Moeljono. PW PPP Bali hendaknya meminta pertanggungjawa- Setelah membaca Bali ban Muhaji. Jika boleh Post 13 Januari 1998 hala- tahu, berapa sih pendapa- man 19, berjudul "Siswono: tan Anda sebelum menjadi Saatnya Kembali ke Jalan anggota DPRD Bali? yang Benar", saya tertarik dengan pertanyaan beliau yaitu: "Siapakah yang menghabiskan devisa de- Dwi Agus (kader PPP) Jalan Raya Kuta I Dewa Putu Tirtha Banjar Munduk Ngandang, Belatungan, Pupuan Tabanan SKETSA Telanjur GURU bahasa Indonesia bi- asa memberi contoh kepada muridnya bahwa awalan ber- bisa menjadi bel- seperti dalam belajar, tetapi tidak pernah di- contohkan ter- menjadi tel- se- perti pada telanjur. Akibatnya, masih banyak orang yang per- nah menjadi murid justru me- makai terlanjur, tidak tahu bahwa bahasa kita tidak men- genal kata dasar lanjur. Ben- tuk ter+ anjur lalu menjadi teranjur, lalu telanjur. Tu- lisan ini tentu tidak berbi-cara tentang bahasa Indonesid tetapi tentang ihwal sekitar itu. Dalam pelajaran sejarah kita tahu bahwa tahun Masehi (ditandai dengan M) diawali berdasarkan lahirnya Yesus Kristus, sering juga disebut Isa Almasih. Tahun baru Mase- hi tentu harus dimulai dengan tanggal 1 Januari. "Aneh- nya", hari lahir Yesus selalu diperingati oleh umat telan- jur tidak logis. Orang disuruh berpatokan pada lahirnya Yesus, tetapi patokan itu sudah bergeser dari 1 Januari ke 25 Desember Seorang pastor pernah berkata bahwa yang aneh" bu- kan hanya itu. Orang percaya bahwa Yesus lahir di Timur Tengah (istilah ini juga menyesatkan karena bagi kita dae- rah yang disebut Timur Tengah itu sebenarnya ada di se- belah barat kita), di seputar Israel sekarang. Bumbu-bum- bu perayaan Natal menggambarkan suasana musim di- ngin. Bisa saja dipertanyakan apakah pada 25 Desember di wilayah Israel juga bermusim dingin. Ada benarnya cerita yang mengatakan bahwa perayaan Natal itu mun- cul dari adat kebiasaan orang Jerman (wilayah yang pada 25 Desember pasti mengalami musim dingin). Kita sudah telanjur bernatal ria ala musim dingin. Ketelanjuran juga ada di sekitar keseharian kita. Kita benal kata-kata sapta 'ujuh, oktaf delapan nawa'sem- bilan', dasa 'sepuluh Bandingkan kata-kata tersebut de- ngan kata nama-nama bulan : September, Oktober, No- vember, Desember yang masing-masing mengacu ke bu- lan ke-9, ke-10, ke-11, dan ke-12. Padahal semestinya un- tuk bulan ke-7 sampai dengan ke-10. Konon, bulan ke-7 (yang seharusnya jatuh pada September) tergeser ke uru- tan ke-9, dan bulan ke-8 (yang seharusnya dijabat oleh Oktober) terlempar ke urutan ke-10, gara-gara penguasa masa lampau yang bernama Julius dan Agustinus me- minta namanya.diabadikan melalui nama-nama bulan. Tampaknya selama ini kita memang dibodohi oleh pe- nguasa ilmu". Kita tahu bahwa kita salah, tetapi sudah telanjur terbiasa dengan yang salah itu. Ada lagi? Tentu. Guru ilmu bumi telah meyakinkan bunya" dan "bumi kita ini juga mengitari matahari", se- kita bahwa bumi yang kita huni ini berputar pada sum- dangkan matahari sendiri tetap statis pada tempatnya. Karena perputaran bumi itulah maka ada siang" dan ada "malam". Tetapi, kita mengenal ungkapan yang berten- tangan dengan pandangan ilmiah itu. Kita telanjur terbi- asa berujar, Matahari terbit di sebelah timur dan tengge- lam di sebelah barat". Ungkapan seperti itu mengkonota- sikan bahwa matahari itu bergerak" dari ada menjadi tidak ada, dan sebaliknya, dari tidak ada menjadi ada. ketelanjuran yang kita ciptakan sendiri sambil menghi- Kita, termasuk para ilmuwan, ternyata tunduk kepada langkan akal sehat. Banyak di antara kita yang terlalu memuja keunggu- lan pikir, nalar, logika. Dengan akal dan pikirnya, manu- sia mengalahkan banyak hal, menghancurkan dunia, alam, dan manusia sendiri. Berbagai hal dicipta oleh nalar dan kemampuan berpikir, memunculkan orang-orang pandai" dan "bodoh". Tetapi, orang-orang pandai, orang- orang berakal, orang-orang yang biasa berpikir logis itu, ternyata tidak mampu mengalahkan apa-apa yang sudah telanjur. Catatan Sumarsono Industri pariwisata Indonesia telah membuat Pa- ket Promosi Wisata Khusus ke Indonesia dengan tujuan Jakarta, Bali, dan Yogyakarta. -Rupanya khusus untuk tidak waswas pros- pek pariwisata tahun 1998. *** Pemda Badung kini dilengkapi Simda (Sistem In- formasi Manajemen Daerah) untuk mengurangi adanya biaya siluman dan kebocoran. - Asal tidak disalahgunakan dengan alasan "Gerakan Cinta Rupiah" ya. *** Kata pengamat ekonomi penghapusan monopoli Bulog kecuali beras diharapkan tidak memindah- kan monopoli ke pihak swasta. - Kalau itu cuma ganti baju saja namanya. Bang Podjok Color Rendition Chart