Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1998-01-17
Halaman: 16

Konten


4cm Halaman 16 IGK Manila: Bali Post Sabtu Paing, 17 Januari 1998 Tatanan Masyarakat Bali jangan Dirusak SOSOK DUA bintang yang selalu melekat di pundaknya, kini ia letakkan di lemari ruang kerjanya. Sejak di- wisuda sebagai purnawirawan ABRI 11 November 1997, I G.K. Manila mulai mengenakan kostum Dep- dagri, coklat-coklat lengkap dengan tanda Korpri dan badge' Depdagri di lengan kiri bajunya serta 'badge' STPDN di lengan kanannya. Pakaian boleh berubah, tetapi putra kelahiran Sin- garaja 1942 itu masih tetap sama. Kumis tebalnya selalu menghiasi wajah I Gusti Kompyang Manila yang namanya mencuat sejak sukses memimpin Operasi Ganesha dan berpangkat Letnan Kolonel CPM. "Saya masih tetap Bali. Coba ini lihat ruang kerja saya. Canang dan dupa selalu ada pada meja kerja ini," katanya ketika menerima Bali Post di kampus STPDN Jatinangor, Rabu (14/1) lalu. Berikut petikan wawancara Bali Post dengan I G.K. Manila, yang sempat mengajak wartawan Bali Post keliling kampus dengan mobil kecil bertenaga baterai seperti yang biasa digunakan di lapangan golf. Sejak meninggalkan Bali tahun 1961, apakah Anda masih terus kontak dengan Bali? Wah, saya kan orang Bali. Jadi, saya terus merasa sep- erti di Bali. Lihat ini, di meja kerja saya selalu ada canang. Saya selalu menyediakan dupa untuk sembahyang tiap hari. Juga di rumah, ada pel- angkiran dan istri saya sela- lu mabanten nasi tiap pagi. Tetapi, kalau you tanya apakah saya sering ke Bali, itu tergantung. Saya ke Bali tiap ada piodalan lebih-lebih kalau piodalan di Pura Be- sakih. Sedangkan untuk tiap purnama-tilem, saya hanya sembahyang di pura terde- kat, seperti sekarang ini, ya...di Pura STPDN yang baru saja di-pelaspas. Di samping itu saya ke Bali kalau ada upacara ke- matian atau perkawinan. Maklum saya tak punya ru- mah di Bali, jadi jarang- jarang pulang kampung. Anda sudah cukup lama meninggalkan Bali, bagaim- ana pandangan Anda soal Bali sekarang ini? Bali itu amat terkenal. Dulu, orang luar negeri lebih tahu Bali ketimbang Indone- sia. Sebagai orang Indonesia, saya merasa aneh karena ada yang orang asing yang bert- anya, Indonesia itu disebelah hude2swnsl mananya Bali. Lalu yang menyebabkan terkenal itu apa? Inilah yang perlu kita cari dan setelah itu kita per- tahankan. Menurut saya, nuansa Agama Hindu yang diduku- ng oleh adat kebiasaan dan budaya masyarakat menyebabkan nama Bali dikenal. Mengapa saya ber- kata begitu. Saya telah me- langlang buana ke berbagai negara dan penjuru Tanah Air. Pemandangan alam di Swis atau Jepang, jauh lebih indah ketimbang Bali. Teta- pi mengapa, banyak orang asing, misalnya dari Jepang dan Eropa yang khusus da- tang hanya untuk melihat Bali? Ya... karena unsur tadi. Masyarakat yang berbudaya dengan adat istiadatnya tadi itu. Untuk itu, kita harus per- tahankan adat kita. Jangan biarkan orang luar yang ma- suk ke Bali, lalu merusak tatanan masyarakatnya. Jadi, Anda tidak setuju dengan kedatangan orang luar? Bukan, bukan, bukan be- gitu maksud saya. Terus ter- ang saya akui bahwa PAD (Pendapatan Asli Daerah) Bali meningkat akibat pari- wisata. Saya mengingatkan agar tatanan masyarakat terus jalan. Jan- BY B hanya XIBIRT gan dirusak. Saya tak mau kalau Bali itu nanti akan tumbuh sep- erti Hawaii. Semuanya diek- sploitasi untuk pariwisata. Pariwisata di sana maju pe- sat, lalu siapa dan ke mana devisa yang dihasilkan dari pariwisata? Apakah ada or- ang Hawaii yang benar-benar menikmatinya? Saya tahu pengandaian ini cukup sering disebut-sebut dan sejak lama ditakutkan. Namun kita harus ingat bah- wa sejarah sering berulang, tanpa mereka sadari. Apakah orang asing di Bali harus larut dengan masyarakatnya? agar Saya tidak menyuruh wisatawan itu harus begini atau begitu. Saya hanya menginginkan wisatawan itu tidak terlalu jor-joran. Misalnya, ada or- ang sembahyang. Ternyata ada wisatawan yang me- masang kamera di atas Pad- masana. Ini kan tak etis. Mereka boleh memotret orang Bali yang sembahyang ib onemo 99 misalnya memakai tele. Kita kan tak pernah melarang, dan orang Bali itu paling jarang menyakiti tamunya di hadapan orang banyak. Pal- ing-paling mereka kemudian Bersama Keluarga menggerutu. Apakah pariwisata Bali ini kelak akan mengubah tatan- an masyarakatnya? Saya belum melihat itu. Memang kebudayaan itu se- lalu mengalami erosi. Justru saya melihat adat di Bali itu demikian kuat, sehingga mampu menahan erosi. Asal situasinya seperti yang saya lihat belakangan ini. Untuk mempertahankan Bali seperti yang Anda harap- kan, apakah Anda sudah me- lihat sosok pemimpin yang ideal bagi Bali? dengan memimpin rakyat. rangkat ke Jawa (Magelang) dan semuanya pemberian Jadi pertama-tama adalah mengikuti pendidikan AMN mahasiswa (di sana ada pu- to know the problem kemudi- (Akmil) dan saya berhasil luhan burung berwarna-war- an barulah to solve the prob- menyandang pangkat Letda ni). lem. Problem masyarakat pada 1 Desember 1964. Set- Bali sekarang ini apa? Lalu, erusnya saya keliling Indone- sia dengan berbagai tugas ke- militeran di Tanah Air bah- kan mancanegara. siapa kader-kader yang pal- ing sensitif untuk cepat mengetahui problem mereka dan mampu memberikan jalan keluar terbaiknya, itu- lah yang paling cocok memimpin Bali. Inventarisasi dululah, sia- pa kader-kader terbaik itu. Lihat lingkungannya, dan masih banyak lagi. Saya tak tahu jawaban yang paling spesifik. (Masa kecil I Gusti Ko- mpyang Manila sarat pender- itaan baca: "Pernah se- bagai Loper Bali Post' - Ternyata itu menempanya, hingga ia berhasil menyabet dua bintang (Mayjen) di pa- sukan Angkatan Darat. Ia kemudian tumbuh menjadi salah satu kader bangsa ter- baik Wah.... jangan dikait-kait- kan dengan akan berakhirn- ya jabatan pak Oka, ya. Secara umum, prinsipnya semua sudah tahu, yaitu the right man and the right place. Jadi, saya melihat siapa saja boleh memimpin Bali kalau dia mampu. Lalu, apa yang bagai Ketua STPDN dipakai patokan, agar kita (Sekolah Tinggi Pemerintah- tahu dan dipercaya memimpin berbagai operasi kemiliteran, dan terakhir se- Jenderal Berkumis yang Lulus apakah ia mempu atau an Dalam Negeri). "Summa Cum Laude" LONG Life Learn- ing. Itulah salah satu motto yang selalu dipegang I Gusti Ko- mpyang Manila. Ia memilih kata learn- ing ketimbangeduca- tion karena belajar menurutnya adalah amanat Tuhan yang mesti dijalani tiap hari. Learning men- gandung makna bela- jar, tanpa mengenal istilah pendidikan for- mal atau informal. Sedangkaneducation umumnya mengacu pada pendidikan for- mal. Jadi, sekolah sampai setinggi-ting- ginya untuk menda- patkan ijazah. Bagi Manila bela- jar tak mengenal umur atau jabatan. Ball Post/ist IBU Cintanya terhadap sang Ibu tak pernah punah Ini ia buktikan keti- ka menjabat Kepala STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri) dan masih aktif menyan- dang pangkat Mayor Jenderal, ia masih sempat-sempatnya mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di Uni- versitas Jenderal Ahmad Yani, Bandung. Di sanalah kemudian ia diwisuda menjadi Sarjana Ilmu Pemerintahan pada 26 Agustus 1997 lalu. Tidak hanya itu, dia juga bertekad terus melanjutkan pendidikannya hingga S2 bahkan kalau bisa sampai S3. Manila tak cuma bisa lulus S1. Ia juga mendapat penghargaansumma cum laude (san- gat memuaskan dengan IP 3,91). IP itu terting- gi di antara semua wisudawan yang berjumlah 661 orang. "Saya memilih kuliah sore, karena saya kan banyak kerjaan. Dan, saya belajar di mana saja. Belajar di kamar mandi paling sering saya lakukan," katanya. Dikatakan, tiap ada waktu dan kesempatan selalu digunakan buat belajar. Dua kamar man- di di ruang Kepala STPDN Jatinangor, Band- ung sangat bersih dan di depannya tersusun buku-buku tebal dari berbagai subjek dan pen- garang. Di situlah, Manila lebih banyak meng- habiskan waktunya untuk membaca sambil me renung. 'Di kamar mandi kita tak hanya men- yanyi, tetapi juga belajar," kata jenderal bintang dua itu. Baginya, belajar tak harus mandek bila sudah memegang jabatan tertentu. Bukan be- rarti orang yang berpangkat tinggi itu hebat. Sudah tua, apa salahnya melanjutkan sekolah, maka saya kuliah sore. Sebab kalau kuliah siang, nanti atasan menegur, 'Kamu mau sekolah apa mau kerja?" tuturnya lagi. Ilmu yang diperolehnya selalu ia dermakan. Keinginan membagi ilmu mulai terasa ketika ia diangkat menjadi Dan Pusdikpom (Koman- dan Pusat Pendidikan POM ABRI) tahun 1985. Sejak itu ia merasakan nikmatnya seorang guru memberikan ilmu kepada murid-muridnya. Waktu kecil, Anda katan- ya cukup menderita. Apakah tidak? Inilah sebenarnya yang sulit dan menjadi PR bagi rakyat Bali sendiri. Sering saya jelaskan, ter- Anda melihat Bali itu adalah utama kepada mahasiswa ladang penderitaan? STPDN bahwa kepemimpi- Ayah saya seorang anggo- "Mungkin karena itu, nan itu adalah gabungan ant- ta polisi pada zamannya. saya diangkat jadi Ket- ara seni (art) dan ilmu (sci- Jadi, saya hidup berpindah ua STPDN," katanya. ence). Ini semua amat bergan- pindah mengikuti keluarga. Kelebihan ilmunya tung pada lingkungan, artin- Ayah berasal dari Banjar ini ia sumbangkan ya kalau lingkungan calon juga lewat berbagai pemimpin itu baik, keputu- tulisan. Terakhir PT san-keputusan yang dihasil- kan pasti lebih baik diband- ingkan dengan calon yang berada di lingkungan kurang Gramedia Pustaka Utama menerbitkan buku karya IG.K. Ma- nila, Praktik Manaje baik. men Pemerintahan Dalam Negeri. Selain belajar for mal, yang lebih bany- ak saya lakukan ad- alah belajar informal. Dengan membaca Lebih spesifik lagi, kira- kira kader yang bagaimana diperlukan Bali? Langon (Denpasar) dan ibu dari Desa Tulikup (Gianyar). Saya dilahirkan di Singa- raja saat ayah betugas di sana. Kemudian diboyong ke Lombok terus ke Gianyar. Sejak ayah meninggal dan ibu kawin lagi, seluruh hidup saya, saya habiskan di Den- pasar hingga tamat SLUA. Wah, menceritakan masa Terus terang saya tak per- nah merasa menderita hidup di Bali. Saya melakukan pe- kerjaan yang mungkin orang lain menganggap hina atau kasar. Tetapi, bagi saya tidak. Justru pekerjaan tadi, misalnya ketika saya jadi 'ka- cung' (sebagai pemungut bola tenis), saya bisa kenal dengan para pemain tenis yang um- umnya adalah bapak-bapak pejabat saat itu. Saya benar-benar menik- mati hidup di Bali. Saya be- bas bermain bola di lapangan Puputan Badung yang terle- tak di tengah-tengah kota Denpasar. Ini rutin saya lakukan bersama pemain top saat itu seperti Nyoleng yang jago 'goreng bola dan Rantes yang juga melatih saya me- mungut bola tenis. Sekarang Anda masih senang olah raga? Saya juga memelihara or- ang utan. Izinnya saya urus dan kalau dipandang perlu untuk dilepas ke habitat aslinya saya tidak kebera- tan. Akibat senang dengan bi- natang, saya merasa optimis akan mampu menggiring ga- jah ke habitat barunya, mes- ki ada nada-nada sinis. "Gi- mana, sih, kamu tak punya pengalaman, apakah mam- pu menggiring gajah?" itulah pertanyaan orang asing yang selalu saya ingat. Ia juga mengatakan, ahli-ahli Afri- ka saja tak pernah berhasil menggiring gajah-gajah liar- nya. Itu mudah saja. Saya manusia dan gajah binatang adalah ciptaan Tuhan, God Creature. Tuhan itu Maha- tahu. Mahatahu itu bisa ba- hasa apa saja. Saya bisa bic ara bahasa manusia, bahasa Indonesia. Tuhan menterje- mahkan ke bahasa gajah, karena saya selalu ingat den- gan Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Hanya itu prin- sip saya, sehingga 232 gajah bisa pindah. Peristiwa ini tersiar ke penjuru dunia, se- hingga saya dapat ucapan se- lamat dari seluruh dunia juga. diberikan tugas Kalau sudah hobi, mu- ngkin susah ditinggalkan. Lihat ini, di ruang kerja, di rumah alat aerobik seperti sepeda pasif dan per- lengkapannya pasti saya Kedua, ketika mengan- pasang. Tiap tahun paling tidak saya mendaki gunung tarkan tim sepak bola Indo- Manglayang yang berlokasi nesia ikut Asean Games di di belakang kampus STPDN. Filipina, tahun 1991. Saat Saya mendaki, sekaligus itu terjadi kemelut di tubuh melakukan upacara pemba- PSSI dan saya, atas izin Pan- retan bagi anggota Menwa gab (Resimen Mahasiswa STP- memimpin timnas PSSI. DN), Di samping itu sekali- Hasilnya di luar dugaan. sekali saya terbang dengan Kita membawa medali emas alat terbang baling-baling. di cabang sepak bola. Hing- Sebagai Ketua STPDN, ga kini, rekor itu belum ter- saya selalu mengikutserta- pecahkan. kan masyarakat lingkungan kampus agar aktif berolah raga. Tahun pertama di sini saya pelopori kejuaraan Sep- ak bola antardesa se- keca- matan Jatinangor dan sekarang berkembang men- jadi Kejuaraan Antarkeca- matan se-Kabupaten Sumed- ang. Hadiahnya, saya harus buatkan trofi khusus yang menyerupai trofi Piala Dun- ia dan ditambah dengan ka- mbing atau sapi untuk Jua- ra I. Program mengolahraga- kan masyarakat lingkungan kampus sudah berhasil saya lakukan, sekarang tinggal menggali prestasi baik itu di tingkat nasional, regional bahkan internasional. Saya harapkan ada pemain kaliber internasional muncul dari sini, atau paling tidak saya ingin agar mahasiswa STP- DN bisa meneruskan pro- gram-program ini di tempat mereka bekerja nanti. Di antara sekian banyak pengalaman hidup Anda, mana yang paling berkesan? Ada dua tugas yang pal- (Diam agak lama) Seperti kecil bagi saya tak perlu ing berkesan bagi saya. Per- yang saya jelaskan tadi, saya malu. Saya yakin tiap peker- tama, ketika mendapat tu- ingin menambahkan bahwa jaan apa pun jenisnya tak gas sebagai Dan Satgas Op- pengalaman orang seorang pemimpin itu yang perlu malu melakukan. Yang erasi Ganesha. Prinsipnya lain dan kliping-klip- pertama-tama dilakukan ad- penting pekerjaan itu men- saya adalah penyayang bina- ing olah raga, saya alah harus mau mencari guntungkan kedua belah pi- tang. Coba lihat (I G.K. Ma- banyak tahu soal problem kemudian baru hak, baik si pemberi peker- nila mengajak Bali Post ke kekuatan sepak bola memecahkan prolem yang jaan maupun saya yang rumah dinasnya di komple- dunia," katanya bang- dihadapi rakyatnya. melakukan pekerjaan itu. ks kampus STPDN). Ini bu- Memimpin Bali itu kan sama Tahun 1961, saya be- rung dari seluruh nusantara ga. Bagi penggemar berbagai jenis olah raga ini, belajar infor- mal jauh lebih menan- tang ketimbang duduk di bangku kuli- ah. Contohnya, ketika ia diberi tugas men- transmigrasikan gajah-gajah di Sumatera Se- latan. Kalau ia tak punya pengalaman hidup di hutan, mungkin ia tidak bisa melakukan tugas seberat itu. PERUMAHAN KORI FASILITAS: KPR BTN TERSEDIA: T.21, T. 36, T. 45, T. 60, T. 70 NUANSA VILLBARAN KORI GREEN DIBUKA UNTUK UMUM Sebelum diberi tugas sebagai Dan Satgas Op- erasi Ganesha, ia sering membantu transmig- ran Bali yang kewalahan karena tanaman mere- ka habis dimakan babi hutan. Ini ia lakukan tiap malam minggu, karena sering tak ada tu- gas hari itu. "Saya ke hutan untuk membantu saudara-saudara saya di sana. Tetapi suatu saat kebetulan Pak Try, Pangdam saat itu mencari saya namun tidak bertemu karena kebetulan sedang di hutan," katanya sembari menambah- kan, rupanya Pak Try Sutrisno agak marah" dan ingat terus kalau ia keluar-masuk hutan. la pun kemudian disuruh memimpin Operasi Ganesha. Semula banyak orang yang meragukan Op- erasi Ganesha. Bahkan seorang wartawan as- ing (majalah Time) bertanya, apakah yakin ga- jah mau pindah dari habitatnya yang lama Air Sugihan ke tempat yang baru, Lebong Hitam. Dengan nada tenang Manila menjawab, "Apa- bila Tuhan menghendaki segalanya bisa terja- di. Anda pun tak tahu apakah gajah yang Anda lihat sekarang ini adalah gajah yang muncul kemarin, karena belum seorang pun yang ber- hasil melakukan sensus dan memberi tanda atau cap kepada gajah itu sehingga mudah dike- nal." Jawaban ini menunjukkan, pengalaman leb- ih banyak berbicara untuk mengatasi masalah- masalah seperti ini. Padahal di dunia banyak ahli gajah yang bergelar profesor. Tetapi, ahli- ahli ini sering mendapat kesulitan untuk men- deteksi gajah-gajah di Afrika misalnya. Itulah sebabnya gaung pemindahan gajah sempat menjadi buah bibir. (war) GRATIS TANDA JADI UNTUK 5 ORANG TIAP LOKASI PAMERAN LOKASI SEBELAH TIMUR KAMPUS UNUD BEBAS, TANDA JADI, PEMENANGNYA DI RAMAYANA BALI MAL ADALAH: KETUT MARDI SUSANTO, T. 36/90 M2 SURJANA, -NYOMAN SARAT, -PUTU SUJANA, -IGST KT. SUSILA, T 70/200 M2 T. 36/90 M2 T. 36/120 M2 T. 36/90 M2 "BAGI PEMENANG SILAHKAN MENG- HUBUNGI KANTOR KAMI PALING LAMBAT TGL. 16 JANUARI 1998 PT. NUANSA BALI UTAMA DEVELOVER REI: 1300119 Telp. 241993-235305 Jalan Gatot Subroto 249 Denpasar Ijin Lokasi: No. 41061-34/VII/L/1997 Ijin Prinsip No. 539.82/2625/T.PEM Kunjungi Pameran Tunggal Kami di Pusat-pusat perbelanjaan: LIBI Dept. Store 17 s/d 26 Des 1997 RAMAYANA 27/12-97 s/d 10 Januari 1998 MATAHARI KUTA SQUARE 11 -25 Januari 1998 TRAGIA NUSADUA 26/1 - 1 Februari 1998 C.109780 Bisa cerita soal keluarga Anda, misalnya kapan dan di mana bertemu ibu? Ha... ha... ha..., waktu di AMN. Tahun 1963, mentor (kakak kelas) saya akan pes- ta di AMN, lalu mengundang pacarnya dari Jakarta. Pac- arnya nginap di Yogyakarta, tempat indekos Calon istri saya yang tinggal di sana mau ikut. Kemudian mentor memanggil saya dan men- yuruh ngajak ngobrol teman pacarnya. Ya... saya hanya mengatakan lihat-lihat dulu- lah, ha.. ha... ha... lalu ke- nalan. Saya tamat AMN tahun Pernah Jadi Loper "Bali Post" MANILA kecil ternyata sarat dengan penderitaan. Keti- ka baru berumur empat tahun, ayahnya I Gusti Ketut Yatra meninggal. Ketika ibunya menikah lagi, ia dibesarkan oleh saudara-saudara ayahnya. "Ini adat dan tradisi Bali. Kalau ibu kawin lagi, keluarga ayahlah yang bertanggung jawab," kata lelaki yang berasal dari Banjar Langon, Denpasar na- mun lahir di Singaraja itu. Menuturkan pengalaman masa kecil, saat bersekolah di SR (Sekolah Rakyat) No.4 Jln. Melati Denpasar, ia harus mencari uang sendiri. Kebetulan di dekat rumahnya ada se- orang penjahit yang selalu memberikan pekerjaan me- masang kancing kepadanya atau kadang-kadang jualan kue. Setelah besar dan masuk SMP (SLUB Saraswati), ia harus menggenjot tenaganya lebih keras lagi. Semuanya dilaku- kan hanya untuk membayar uang sekolah. "Maklum SLUB adalah sekolah bersubsidi, sehingga mu- rid-muridnya harus membayar. Jadi, bukan sekolah negeri," tuturnya sambil menambahkan, ia kemudian sempat men- jadi loper koran Suara Indonesia yang kini bernama Bali Post. Pekerjaan sebagai loper terus berlanjut hingga tamat SLUA di Jln. Kamboja Denpasar. "Semula saya sebagai asis- ten loper, ya... membantu rekan yang lebih senior bernama Wandi. Tetapi, ternyata Wandi itu tak pernah memberikan honor. Wah, kalau masih hidup akan saya cari dia sekarang," kenangnya. Karena itulah, ia kemudian diangkat sebagai loper bene- ran oleh Putu Arka, guru SLUB yang merangkap agen Suara Indonesia di daerah Batansabo (Jl. Beliton Denpasar). Ma- nila merasa bekerja dengan Pak Arka yang menjadi gurun- ya ternyata enak. "Kadang-kadang saya dibebaskan dari pelajaran sekolah hanya untuk mengedarkan koran," kenangnya. Pagi-pagi, Manila harus keliling mengantarkan koran un- tuk sekitar 300 orang langganannya. Ia menyusuri Jalan Gajah Mada, Jalan Nangka, Banjar Tampakgangsul, Kali- ungu Kaja, Kompleks Brimob, Pagan, Jalan Melati, Kayumas Kelod dan berakhir di Gemeh. "Langganan saya termasuk rumah Panglima dan Sekwilda Bali saat itu," katanya. Jika pagi mengantar koran, malam hari pun Manila kecil harus memeras keringat, Ia menjadi tukang sobek karcis 'ka- mbing (istilah untuk penonton yang duduk di pinggir) di ge- dung Bioskop Wisnu, Jl. Gajah Mada Denpasar. Kemudian ia dipercaya sebagai penunjuk jalan bagi penonton di kelas I dan VIP. Upah dari apa yang ia lakukan memang tak seberapa. Tetapi Manila mampu menyelesaikan sekolahnya dari ha- sil jerih payah sendiri bekerja dari subuh hingga malam hari. Mungkin saat itu Manila termasuk siswa yang paling sering dikeluarkan dari sekolah karena tak mampu membayar SPP. "Pelanggan biasanya gajian tanggal 10, nah mereka membayar uang koran pasti di atas tanggal itu. Padahal SLUB dan SLUA mematok agar siswanya membayar pal- ing lambat tangal 7, sehingga saya harus mangkir tak mengikuti pelajaran dua atau tiga hari," katanya men- genang masa lalu. regeorb dielet park road lebent muldse 9. ARALD sekarang komentator basket Dari empat belas pe- NBA di SCTV. Dari dua doman itu, pertama, musuh anak ini saya baru memper- terutama manusia adalah oleh seorang cucu perem- dirinya sendiri. Kedua, keg- puan yang lucu. agalan manusia adalah ke- Mungkin Anda ada pesan sombongan dan seterusnya untuk kader-kader di Bali? ada empat belas poin. Tiap bertemu dengan or- Empat belas pedoman 1964 kemudian kawin tahun ang yang saya anggap baik, hidup itu saya pasang pada 1967. Istri saya semula ber- saya pasti memberi 14 (em- kamar tidur dan tempat ker- nama Rr. Endarni, tetapi di pat belas) pedoman hidup ja. Saya memberikannya Bali ia dinamakan Jro Wil- manusia seperti yang telah kawan atau orang yang saya adja. Tahun 1969, saya ke saya cetak ini. Pedoman anggap baik. Nah, ini satu datangan tamu' wanita ber- hidup itu saya rangkum dari untuk wartawan Bali Post. nama Aswini Wijaya. Anak berbagai pengalaman yang Saya akan tandatangani kedua lahir 1971, seorang saya ingat, mulai dari ke- dulu.... laki-laki yang saya beri hidupan di Denpasar hingga Agus A.Maoro, ke berbagai penjuru dunia. nama THE GRAND BALL BEACH Pewawancara: Wisnu Wardana Acara Ulang Tahun,Ulang Tahun Perkawinan Pisah Kenal, Arisan, dll? Dengan bangga Kami Nenawarkan Termasuk: " PAKET NIRWANA di restoran tertinggi di Bali BALL HAI Supper Club Buffet yang mewah dengan penataan ruangan yang indah *Band, berdansa sampai tengah malam *Karangan Bunga Kue Ulang Tahun Harga: s/d Bahkan 26 • 51 76 • 25 orang Rp. 40.000,- per orang. 50 orang Rp. 37.500,- per orang. 75 orang Rp. 35.000,- per orang. 100 orang Rp. 32.500,- per orang Diatas 100 orang Rp. 30.000,- per orang. • DOOR PRIZE dari hotel!!! A. Gratis berenang selama satu bulan untuk 2 orang. B. Gratis bowling selama satu bulan untuk 2 orang 3 games per hari. C. Ruangan dibukukan khusus untuk acara anda. D. Voucher makan Malam di Candi "Thai " Restoran untuk 2 orang. E. Menginap selama 2 malam untuk 2 orang dalam satu kamar. A. A & B A,B, & C untuk 26 50 orang. untuk 51 75 orang. untuk 76-100 orang. A,B,C,D,&E untuk diatas 100 orang. Keterangan lebih lanjut hubungi: BANQUET DEPARTEMEN Phone: 288511 pesawat 1148 Sabtu Paing, 17 J CHAVEZ LAWA GONZALE Dua petinju Meksi Julio Cesar Chav (kiri) dan Mig Angel Gonza (kanan), ak bertaru memperebuth gelar juara du kelas ringan super W yang lowong, 7 Ma mendatang. Tamp kedua petinju menga promotor Don K seusai jumpa pers Meksiko City, Jumat ( 1) kemarin. Gelar ju kelas ringan super lowong kare ditinggal Oscar De Hoya yang memb kelas lebih ting Per Konser Denpasar (Bali Post) - Bendahara Umum Per Satyam menegaskan, pa akan ditunjuk sebagai per aan Nasional (Kejurnas) Senior di Denpasar, akhi sebaiknya konsentrasi p binaan. Menurut Satyam, pen terutama di kelompok j kan sedini mungkin, ka dipersiapkan terjun di ke asal comot. "Karena itu, pe hendaknya segera meny tama pelaksanaan kejur sing kabupaten agar atlet ke kejurda dan kejurnas kata Satyam kepada Bal kemarin. Tidak ada salahnya, lar minta masukan dari ber ma dari pengurus senior yang memiliki pengalama berharap prestasi yang ngurusan Pengda Percas dipegang Ketua Umum yang sudah memasuki m Tiga Atle Mataram (Bali Post) - Tiga atlet atletik NTB untuk mengikuti Pelatnas di Jakarta. Ketiga atlet te turun di nomor lari, Arya tinggi), dan Junaidin (lom Menurut Sekretaris K faid A. Rasul, dengan dipa tersebut berarti akan ada Bumi Gora yang turun di p kat Asia itu. "Keberhasilan kepedulian Kanwil Dep mampu meningkatkan p melalui kelas olah raga ya sung mantan pelatih atl Sondakh," katanya. Kanwil Depdikbud NTH mendapat dukungan dari B Raga Mahasiswa Indonesi PONXV Menyinggung tentang KESEMPATA TANAH PERI PERUMAHAN DI MONANG Jl. Batu karu Gg. VIIII Harga per-blok: Rp. 1 Rp. 1 Uang Muka 5 Juta (Si Hanya ada 12 Kavlin Hubungi cepat ASTRA MOB KEJUT SERVIS GRATIS -khusus type- • ESPASS & d ZEBRA TH. 90 S/D 94 •TAFT GT & ROCKY FEROZA CLASSY Gratis ONGNDS SETEL MESIN (ENGINE TUNE DISKON 10% -SUKU CADANG E.T.U MINYAK PELUMAS PERTAMINA PENDAFTARAN DIBUK TGL. 15 JANUARI 1998 DI BENGKEL LANGSUN 2cm Color Ren Rendition Chart C. 110611