Tipe: Koran
Tanggal: 2017-09-06
Halaman: 02
Konten
2cm RABU WAGE, 6 SEPTEMBER 2017 (15 BESAR 1950) MATERIAL SIM HABIS Pemohon Diberi Surat Keterangan YOGYA (KR) - Terhitung sejak bulan Juli lalu hingga awal September ini, material SIM sudah habis. Bagi para pemohon SIM diberi Surat Keterangan Sementara seba- gai pengganti. Demikian di- nyatakan Kasie SIM Ditlantas Polda DIY Kompol Tupar, Selasa (5/9). "Pengadaan material SIM itu langsung dari Korlantas. Saat ini masih nunggu droping material SIM dari pusat. Semoga masyarakat bisa memakluminya. Kalau material SIM sudah ada, segera kami distribusikan," jelas Kompol Tupar. Saat ini Yogyakarta meru- pakan prototipe untuk SIM Online. Jadi untuk peminat SIM online memang cukup tinggi. Salah satu faktor pen- Untuk layanan SIM Online, Ditlantas Polda DIY juga ada bus keliling. "Di ma- sing-masing polres ada. Kemudian di Ditlantas sendiri juga ada. Saat ini ka- mi juga sedang memaksi- malkan layanan untuk SIM online. Salah satunya de- ngan hadirnya layanan SIM Online di mal," jelas Kompol Tupar. (Rdi)-m FASI Wujud Nyata Pembentukan Karakter ww KR-Riyana Ekawati Wagub DIY Paku Alam X dalam acara pamitan konti- ngen FASI DIY. YOGYA (KR) Orangtua perlu memberikan edukasi yang benar kepada anak untuk dijadikan bekal dalam kehi- dupan mereka. Hal itu penting, supaya anak tumbuh menjadi generasi yang tak sekadar cer- das, tapi juga berakhlak mulia. Dengan begitu diharapkan mereka bisa menjadi pemim- pin yang memiliki karakter dan integritas tinggi. "Festi- val Anak Sholeh Indonesia (FASI) ke-10 di Banjarmasin merupakan acara nasional yang diadakan setiap tiga tahun sekali. Mudah-muda- han kali ini, kontingen DIY bisa memberikan karya ter- baiknya. Minimal masuk tiga besar seperti pelak- sanaan sebelumnya," harap Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X seusai dukungnya yakni banyaknya pendatang maupun maha- siswa yang studi di Yogya. "Sebagai pengganti SIM, pemohon diberikan Surat Keterangan yang formatnya secara nasional sama. Surat tersebut ditandatangani Satker masing-masing. Masa berlakunya sampai material SIM ada," papar Kompol Tupar. Dalam Pemilu mendatang, target DPW PBB DIY tak mu- luk. Basis partai Islam, akan membuat parpol ini konsisten dalam meraih suara dari umat Islam. Meski juga tidak menu- tup kemungkinan akan men- dapatkan suara di luar basis tersebut. "Itu khusus DIY. Kami ingin konsisten dengan bahwa kami adalah partai Islam. Tentu saja berbeda dengan daerah lain. Seperti Papua atau NTT. Di sana tetap banyak pengurus partai maupun wakil rakyat yang nonmuslim," ungkap Ke- tua DPW PBB DIY Sitoresmi Prabuningrat saat audiensi di Redaksi KR, Selasa (5/9). JELANG PEMILU 2019 DPW PBB DIY Siap Manfaatkan Medsos YOGYA (KR)- Jelang Pe- milihan Umum (Pemilu) 2019, Partai Bulan Bintang (PBB). akan memanfaatkan Media Sosial (Medsos) untuk meng- gaet suara. Pasalnya, kekuatan Medsos saat ini jauh lebih efek- tif dibanding lainnya. acara pamitan kontingen FASI ke-10 dari DIY di Kompleks Kepatihan, Selasa (5/9). REDAKSI Pemimpin Redaksi KR drs Octo Lampito MPd. Salah satu wujud eksisnya PBB di DIY dengan diresmi- kannya kantor DPW yang ber- ada di Jalan Masjid Paku- alaman No 1 Yogyakarta, Sab- tu (9/9) mendatang. Peresmian rencananya akan dihadiri Ketua Umum DPP PBB Yuzril Ihza Mahendra yang akan menyampaikan pidato politik dengan tema Islam dan Pancasila. Kehadiran Ketum PBB ini menurut Sitoresmi menjadi momentum representasi keku- atan PBB. Termasuk juga memaknai pentingnya Yogya- karta sebagai basis perjuangan nasional. Selain itu juga untuk menegaskan Yuzril sebagai capres dari PBB. "Terkait pencapresan, kita tetap harus percaya diri. Dengan ini hendaknya bisa di- maklumi sebagai peringatan isu besar dalam agenda suksesi Selain Sitoresmi juga turut nasional. Selain itu kita juga Sekretaris DPW PBB DIY perlu membuka seluas-luasnya Harry Yustisianto, BKW DPW kesempatan berpolitik bagi PBB Yunohedi dan Wakil . warga negara. Termasuk men- Ketua I Maskur. Kedatangan jadi calon presiden," tegasnya. mereka diterima langsung oleh (Awh)-m Xedoulator Realget KR-Atiek Widyastuti H YOGYAKARTA Pengurus DPW PBB DIY saat audiensi di redaksi KR. Diungkapkan FASI meru- pakan wujud nyata dalam pembentukan karakter anak. Seperti akhlak, kedisiplinan, keberanian serta sikap sportivi- tak, Biarlah anak anak tampil Fashion Show Pengantin di Atas Mobil Damkar tas. anak-anak maksimal dan paham tentang bagaimana menjadi anak sholeh. Soal hasil atau juara itu sifatnya mengikuti," tuturnya. Sementara itu pimpinan kontingen FASI DIY, Arifin, menyampaikan kegiatan yang berada di Banjarmasin akan berlangsung 13-17 September 2017. Khafilah dari DIY ber- jumlah 152 orang, didampingi 53 orang pembimbing dan 52 orang penggembira dari wali santri. (Ria)-m YOGYA (KR)-Seluruh aset milik Pemkot Yogya baik berupa tanah maupun bangunan dapat dimanfaatkan untuk pembangunan menara telekomunikasi melalui sistem sewa. Termasuk juga fasilitas umum seperti trotoar dan taman yang dikelola oleh pemerintah. Pemanfaatan fasilitas umum serta aset Pemkot sebenarnya sudah di- tuangkan dalam Perda No 7/2017 ter- kait Penataan dan Pengendalian Menara Telekomunikasi dan Fiber Optik. Namun kali ini diperkuat dengan Peraturan Walikota (Perwal) No 60/2017 tentang Besaran Sewa Pemanfaatan Aset Milik Pemerintah Daerah Untuk Menara Telekomunikasi. ANSIEE Dalam Perwal No 60/2017 tidak di- jabarkan secara teknis menyangkut tanah dan bangunan yang dapat disewa untuk menara telekomunikasi. "Itu ter- PEMKOT TERBITKAN PERATURAN WALIKOTA Trotoar Bisa 'Disewa' untuk Menara masuk trotoar, taman dan juga gedung milik Pemkot. Semisal ada pihak ketiga yang mau membangun, maka kita hi- tung dulu tarif sewanya berdasarkan perwal," jelas Kepala Bagian Hukum Setda Kota Yogya, Basuki Hari Saksono, Selasa (5/9). Besaran sewa di tiap wilayah bisa berbeda. Hal ini lantaran ada meka- nisme perhitungan yang disesuaikan de- ngan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Dalam Pasal 4 Perwal No 60/2017 dise- butkan untuk pemanfaatan aset berupa tanah dikenakan tarif sebesar 3,33 YOGYA (KR) - Keberadaan mobil pe- madam kebakaran (damkar) tentu sudah tak asing bagi masyarakat. Namun kalau ada fashion show pengantin di atas mobil damkar, itu tentu merupakan sesuatu yang unik dan langka. MORITA PIRE PUMP Tapi itulah yang dilakukan Forum Ta'aruf Indonesia (FORTAIS) saat menggelar fash- ion show pengantin di atas mobil damkar Pemkot Yogya, Selasa (5/9). Acara ini juga untuk memperingati Hari Amal Inter- nasional. Menurut Ketua FORTAIS, RM Ryan Budi Nuryanto SE, kegiatan ini merupakan upa- ya untuk menanamkan nilai-nilai ke- IOSIOEN bangsaan untuk cinta tanah air dan NKRI. "Kegiatan fashion show pengantin di atas mobil damkar ini merupakan kegiatan per- tama kali di Indonesia dan bahkan di dunia. Tujuan kegiatan ini untuk mewujudkan pa- sangan sakinah sejahtera untuk membawa keberkahan bagi Indonesia," jelasnya. persen dikali luas tanah dikali NJOP. Sedang untuk tarif sewa bangunan dite- tapkan sebesar 6,64 persen dikali luas bangunan dikali nilai bangunan. Nilai bangunan yang ditetapkan yaitu NJOP ditambah Standarisasi Harga Satuan Tertinggi Bangunan (SHTB). "Sistem se- wanya dihitung pertahun," imbuhnya. Khusus untuk fasilitas umum seperti trotoar dan taman, kendati dapat diman- faatkan untuk menara telekomunikasi namun tidak bisa dibangun sembarang- an. Fungsi utama dari fasilitas umum ter- sebut harus tetap dipertahankan. Sementara itu, Ketua DPRD Kota Yogya, Sujanarko, mempertanyakan langkah Pemkot yang kembali mener- bitkan Perwal No 60/2017. Pasalnya, saat penetapan Perda No 7/2017 sudah Salah satu pasangan pengantin yang mengikuti fashion show, Muhammad Amin dan Anisa, mengaku senang dan bahagia. "Ini merupakan kegiatan yang pertama kali saya lakukan. Kami sempat grogi pas di atas mobil damkar tadi. Ini merupakan sur- prise buat kami," papar Muhammad Amin. (Rdi)-m PEMADAM KEBAKARAN KOTA YOGYAKARTA KR- Franz Boedisoekarnanto Seminar yang digagas Paguyuban Sejarawan Ngayogyakarta Hadi- ningrat bekerjasama dengan Pa- rampara Praja DIY Bidang Fasi- litasi Budaya menghadirkan pem- bicara antara lain anggota Parampara Praja DIY Dr Suyitno SH MH, Keluarga Besar Trah HB II Prof Dr dr KRT Adi Heru Husodo dan Pengajar Sejarah Fakultas KR-Suhardi YOGYA (KR) - Selama empat hari penyembelihan hewan kurban di Kota Yogya, Dinas Pertanian dan Pangan menemukan 133 kasus fasciolosis atau cac- ing hati. Kendati demikian, penyakit tersebut tidak menyebabkan penularan kepada manusia. Kondisi hati yang diketahui terda- pat cacing juga sudah di- rekomendasikan untuk ti- dak dikonsumsi. "KEDAULATAN RAKYAT" HALAMAN 2 direkomendasikan dalam sidang paripurna agar setiap penyusunan pro- duk hukum turunan selalu mengkomu- nikasikan dengan dewan. "Dulu saat Perwal No 59/2017 diben- tuk, kami merasa tidak turut dilibatkan. Kenapa kok sekarang terbit lagi perwal baru. Ini akan kami tanyakan, karepe opo," tandasnya. Terkait hal tersebut, Basuki mengaku sudah menjalin komunikasi. Salah satu- nya dengan mengirimkan draf rancang- an perwal pada 10 Agustus 2017 silam. Di samping itu, perwal yang disusun merupakan aplikasi teknis yang menja- di ranah eksekutif. Berbeda dengan per- da yang setiap pasal harus disertai per- setujuan bersama antara legislatif de- ngan eksekutif (Dhi)-m CUCI JEROAN DI SUNGAI SULIT DIKONTROL Ditemukan 133 Kasus Cacing Hati idealnya setiap hewan diberikan obat cacing se- cara periodik. Namun hal itu juga sulit diawasi lan- taran sebagian besar hewan kurban yang beredar di Kota Yogya berasal dari lu- ar daerah seperti Wonosari, Magelang bahkan Madura. "Sebenarnya sejak se- belum penyembelihan, pe- tugas kami sudah keliling melakukan pemeriksaan. Tapi penyakit cacing hati memang baru bisa dike- tahui setelah disembelih," terang Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogya, Sugeng Darmanto, Selasa (5/9). TAK RAPAT: Atap mobil pengangkut sampah ini tidak ditutup secara rapat. Akibatnya sampah yang diangkut bertebaran dan menebar bau tak sedap. Kondisi ini tentu cukup mengganggu kenyamanan para pengendara di belakangnya. Foto dibidik di Jalan Timoho Raya, Selasa (5/9). Penyebab cacing hati pa- da hewan kurban, imbuh Sugeng, ditengarai karena perilaku masyarakat dalam memberikan pakan. Ba- nyak masyarakat yang bi- asa memberi pakan hewan dengan rumput basah tan- pa dibersihkan terlebih da- hulu. Di samping itu, tak jarang kandang hewan yang becek serta jarang dibersihkan. Sugeng menambahkan, Menurutnya, saat memerintah Kraton Ngayogyakarta Hadinigrat antara 2 April 1792 hingga 28 Juni 1812, Sultan HB II menentang kebi- jakan Gubernur Jenderal Daendels yang dianggapnya kurang tahu adat tata krama, karena menghapus sis- tem feodal dan menjadikan para "Biasanya, secara kasat mata hewan yang terdapat cacing hati ditandai mata yang berair. Tapi baru bisa dibuktikan kalau sudah diperiksa hatinya setelah disembelih," akunya. Selain kasus cacing hati, pihaknya juga menyoroti maraknya masyarakat yang mencuci jeroan di sungai maupun saluran air yang mengalir. Diakuinya, kendati sudah sering dilakukan so- sialisasi namun kebiasaan tersebut masih sulit dikon- trol. Padahal, mencuci jeroan di sungai justru merugikan diri sendiri serta masyarakat Pasangan pengantin di atas mobil Damkar. Sultan HB II, Tak Mau Tunduk Kepada Belanda bangsawan menjadi abdi dalem Kerajaan Belanda. yuban Sejarawan Ngayogyakarta Hadiningrat Dra Chatarina Etty SH MPd dalam seminar sejarah bertema 'Peran Ngarsa Dalem Sultan Hamengku Buwono II dalam Melawan Dominasi Asing di Pulau Jawa' di The Grand Palace Hotel, baru-baru ini. YOGYA (KR) - Sultan Hamengku Buwono (HB) II merupakan Raja Ngayogyakarta Hadiningrat yang se- umur hidupnya tidak mau tunduk ke- pada Pemerintah Kolonial Belanda. Karena tidak mau berkompromi de- ngan Pemerintah Kolonial, Sultan HB II mendapat julukan dari Belanda sebagai raja yang tidak tahu aturan dan tidak pantas jadi raja. "Tindakan Sultan HB II yang kon- frontatif, dengan semboyan Sedu- muk Bathuk, Senyari Bumi, Sawiji, Greged Sengguh Ora Mingkuh ber- perang hingga titik darah peng- habisan adalah salah satu bentuk perlawanannya terhadap pemerin- tah Belanda," terang Ketua Pagu- Ilmu Budaya UGM Dr Sri Margana. Sebelum seminar ditampilkan frag- men ketoprak sejarah Sultan HB II. Adi Heru Husodo mengatakan se- jarah/dokumentasi perlawanan Sultan HB II melawan dominasi as- ing di Pulau Jawa dapat diman- faatkan untuk pembelajaran anak- anak dan bangsa secara keselu- ruhan. umum. "Kita tidak tahu kan- dungan air di sungai itu seperti apa. Jelas bisa berpengaruh pada kualitas jeroan usai dicuci. Belum la- gi pencemaran air sungai yang itu turut menjadi sarana irigasi. Kasihan petani juga ikut dirugikan," paparnya. (Dhi)-m Sri Margana mengatakan, Belanda yang semakin mengatur urusan pemerintahan kraton, mem- buat Sultan HB II tersinggung. Sultan HB II bersikeras tidak mau disejajarkan kedudukannya dengan residen (pilihan Belanda), bahkan dalam hal duduk, tinggi kursi tidak mau disejajarkan. Untuk menyi- asati tempat yang disamakan de- ngan residen, Sultan menyelipkan dingklik kayu di bawah tahtanya. "Kedudukan residen yang disama- kan dengan Sultan, menyinggung wibawanya sebagai penguasa Yog- yakarta," katanya. (Dev)-m RABU WAGE, 6 SEPTEMBER 2017 (15 BESAR 1950) KALA Peran BPD da WONOSARI (KR) - Sejak digulirk. seluruh desa, di satu sisi setiap desa ri ayai program desa, baik berupa fisik pun kebutuhan lainnya. Tetapi disay Badan Permusyawaratan Desa (BP ada sinkronisasi atau ada kesan salin Padahal peran BPD yang ada di desa ini sebagai mitra pemerintah desa dalam memajukan desa dan menyerap serta melaksanakan aspirasi masyarakat. "Te- tapi ada BPD yang berperan sebagai peng- awas pemerintah desa, jika ada aparat de- sa yang melakukan penyimpangan, lang- sung dilaporkan ke aparat penegak hukum, ini yang perlu diluruskan, kata Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Gunungkidul Purwanto ST didampingi Maryanta SSos, kepada KR, Selasa (5/9). Melihat fenomena yang tidak sehat ini, Pemkab Gunungkidul harus segera tang- gap dan segera bertindak untuk memfa- PEMBU Disdukcapil kidul Arisa Selasa (5/9). Penerbita meningkatk lindungan blik serta se berikan per menuhan h warga nega anak-anak rang dari 17 menikah tida tas pendudu cara nasiona dengan Siste Administras (SIAK). "Per "Untuk pembuatan KIA saat kependuduk ini sedang dilakukan sosialisa- akan mendor si kepada masyarakat," kata pendataan, P Kepala Bidang (Kabid) Kepen- pelayanan dudukan Disdukcapil Gunung- mewujudkan WONOSARI(KR) - Dinas Kependudukan dan Penca- tatan Sipil (Disdukcapil) Gu- nungkidul mulai pertengahan bulan September ini melayani penerbitan Kartu Identitas Anak (KIA). Ada 30.957 blangko untuk memberikan pelayanan kepada masyara- kat. Blangko tersebut meru- pakan bantuan stimulan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Sementara un- tuk kebutuhan blangko tahun 2018 akan dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). AKSES WISATA EMBUNG S Jalan Sepanjang 7 Kilomet NGLIPAR (KR) - Meskipun objek wisata Sriten, Pilangrejo, Nglipar sudah siap dikunj ses masih menjadi kendala. Karena jalan corbl bagian jalan masih berupa batu. Untuk men Embung Sriten, wisatawan harus ekstra h jalannya melewati perbukitan, banyak yang r ajukan pembangunan jalan sepanjang 7 kilom jek wisata Embung Sriten di Nglipar," kata S Pariwisata Gunungkidul Hari Sukmono, Selas... Diungkapkan, jalan masih menjadi kendala harapannya pembangunan jalan bisa segera wisatawan mudah mengakses jalur menuju E Sriten. Posisi embung berada di ketinggian 950 diperlukan akses jalan yang cukup memada wisata tersebut. "Pembangunan jalan menuju merupakan salah satu upaya pengembangan wisata di sisi utara Gunungkidul," ujarnya. Dinas, lanjut Hari, juga sudah melakukan p- ses menuju objek wisata di Gunung Gamb Ngawen yang berada di sisi utara Gunungkidul Jalan ke Embung Sriten belum dibangun. DA Nekat Mendala timbangan, ka yang diperguna kardus, jika dila malam suntuk yang menjadi le judkan obsesir lukan perjalan- dan tidak insta menjadi seorang yang kardus. INGIN TAMPIL dengan kemampuannya yang andal, dilandasi niat manteb dengan profesinya sebagai seorang dalang wayang kulit, Agus 'Dimpil' Wijayanto (36) warga Dusun Semanu Utara, Gu- nungkidul nekat mendalang dengan tidak lazim. Bermodal wayang berbahan kardus (kar- ton), Agus bangga pentas di- iringi alunan gamelan yang runtut, lengkap dengan pengi- ring musik gamelan Jawa. "Konsep yang kami lakukan ini dengan tujuan agar pelak- sanaan wayangan lebih seder- hana, terjangkau tanpa me- ngurangi substansi nilai bu- daya yang terkandung,' ung- kap Agus Dimpil, Senin (4/9). Tidak berbeda dengan pe- mentasan wayang berbahan kulit, namun pada peralatan dan waktu pentas lebih di- sederhanakan. Durasi men- dalang tidak berlangsung se- malam suntuk tetapi lebih singkat. Hal ini dengan per- Agus Dimpil saa Hasil jerih pay gai buruh harian gian diperguna
