Tipe: Koran
Tanggal: 1997-03-09
Halaman: 04
Konten
ANALISA-MINGGU, 9 MARET 1997 Padang Ambil Langkah Nyata Sambut Kedatangan Abad ke-21 PEMERINTAH Daerah kotamadya Padang, Sumbar, tampak "sensitif" jika mendengar abad ke 21, yaitu sebuah era yang penuh dengan tantangan, namun menawarkan sejuta harapan kepada umat manusia. yang menelan biaya Rp1,4 miliar. " Sementara itu, pembangunan jalan bypass menyusul perluasan wilayah kotamadya Padang dari 33 Km persegi menjadi 694 Km persegi sudah siap total, dan terminal bus regional Air Pacah dengan biaya Rp4 miliar baru siap 55 persen. Gubernur Sumbar H.Hasan Basri Durin dan Walikotamadya Padang Drs. H. Zuiyen Rais, MS bahkan telah mengambil langkah nyata dalam menyambut kedatangan abad 21. Beberapa proyek besar kini tengah dibangun di Kotamadya Padang untuk mengantisipasi kedatangan abad ke 21 yaitu proyek pengendalia banjir, gedung per- temuan, terminar Air Pacah, Padang Indus- trial Park, taman kota dan kawasan wisata. Setiap proyek menelan dana miliaran rupiah baik dari dana APBD TK.II kotamadya Padang maupun bantuan luar negeri, antara lain dari OECF Jepang yang banyak memberikan perhatian terhadap kegiatan pembangunan di kotamadya Padang. Menurut Gubernur Sumbar Drs. H. Hasan Basri Durin, masyarakat Minang harus memiliki visi baru dalam menghadapi tantangan ata merebut peluang yang ada pada masa datang. "Suka atau tida suka, siap atau tidak siap, saat ini kita sudah berada pada era globalisasi yang mengharuskan kita membuka diri terhadap arus perdagangan dan investasi dari luar," kata Hasan Basri Durin di Padang. Kotamadya Padang dibaratkan sebagai muara air yang perlu diperluas alirannya, sehingga makin besar rezeki yang mengalir ke kotamadya Padang dan rezeki itu nantinya "dilautkan" ke seluruh daerah di Sumatera Barat. "Jika pintu masuknya kecil atau muara airnya kecil, sudah tentunya rezeki yang mengalir juga sangat kecil," kata Hasan Basri Durin. Pembangunan fasilitas pendukung di kotamadya Padang meru- pakan suatu upaya memperbanyak rezeki masuk. Menurut Walikotamadya Padang Drs. H. Zuiyen Rais, MS, yang juga seorang tokoh pendidikan di daerah itu, untuk mengantarkan kotamadya Padang dalam Di Padang juga sudah demi- kian halnya. Namun belakangan ini banyak warga kota ini sema- kin takut naik bus kota karena pencopet semakin brutal. Bahkan tidak segan-segan melukai siapa saja yang menghalangi niat jahat- nya. ban, tetapi sudah mulai mence- derai orang yang mencoba meng- halanginya. BUS KOTA merupakan roda mereka tidak cuma puas meram- transportasi yang sangat dibutuh- pas harta dan uang milik si kor- kan masyarakat perkotaan kare- na tarifnya relatif murah. Di Ja- karta, meskipun penumpang ber- desak-desakan, tapi bus kota di- butuhkan dan tarifnya terjangkau kantong warga masyarakat ber- penghasilan kecil hingga bus pe- nuh sesak setiap pagi dan sore ha- ri. Sekitar pukul 10.30 WIB, Ny Tety, sebut saja namanya begitu. Dia berangkat dari rumahnya di Tabing naik bus kota tujuan Pa- sar Raya untuk membeli buah-ta- ngan (oleh-oleh) buat adiknya yang mau berangkat ke Jakarta. "Mangecek awas copet se- orang pria kanai cucuak," ko- mentar sebuah tabloid Canang di Padang sambil melukiskan makin meluasnya copet di atas bus kota di ibukota Ranah Minang ini. Aksi kebrutalan copet dan pe- nodong di atas bus kota seperti Jakarta, kini tampaknya mulai merambat ke kota Padang tercin- ta. Dalam melakukan aksinya itu, menghadapi era Asia Pasifik mendatang perlu persiapan matang. "Jika terlambat, kita hanya menjadi penonton yang dapat menimbulkan kesengsaraan rakyat," katanya. Strategi Pemda TK. II Padang dalam membangun kotamadya Padang sesuai dengan perkembangan nasional dan internasional adalah menjadikan Padang sebagai kota wisata konvensi, pusat perdagangan dan pendidikan. Seluruh ambisi Pemda TK. II itu bukan mustahil dapat diwujudkan setelah melihat kesungguhan dan kepercayaan diri Pemda dan masyarakat Minang. Buktinya, Kotamadya Padang yang dulunya selalu menjadi langganan RANGEL Di Padang, Pencopet dan Penodong di Bus Kota Semakin Brutal PENUH Menurut Ny Tety, siang itu dia membawa uang sekitar Rp 60.000. Ketika melewati jalan Khatib Suleman bus yang ditum- pangi makin penuh penumpang. Ny Tety yang ke bagian tempat berdiri makin terjepit. Tiba dekat halte di depan kantor DPRD la- ma jalan Rasuna Said naik lagi se- rombongan penumpang. Saat itu- lah dia didesak 3 orang laki-laki, walau telah bergeser dia tetap sa- ja didesak. "Awas dompet ibu mau dicopetnya," teriak sese- orang ke arahnya. Wanita itu dengan sigap me- Oleh: I Made Tinggal Karyawan ABDULLAH HARAHAP SIMPHONI KEMATIAN - 80 - rangkul tas sandangnya ke dada- nya. Selamat! Lantas apa yang terjadi? Lelaki yang telah meno- long mengingatkan tadi merasa pahanya pedih. Sewaktu diraba, pahanya telah mengucurkan da- rah dari torehan luka yang cukup panjang. "Tolong pahaku kena pisau, rintihnya seraya menutup lukanya dengan tapak tangan. Bersamaan itu tiga lelaki diduga pencopet tadi langsung meloncat turun persis di Jembatan Padang- Daru. Wanita yang nyaris kecopet- an tadi malah balik menolong le- laki yang telah menyelamatkan nya dari para pencopet brutal itu. "Aduh nak, ibu bersalah jadinya. Karena anak ingin menolong ibu, anak yang jadi celaka," ujar wa- nita itu dengan rasa sedih dan ka- sihan. Lelaki korban tusukan pencopet itu ditolong penumpang lain dengan melarikan ke rumah- sakit. P Terminal Andalas Jalan Pemuda, Padang Museum Adityawarman Padang Lainnya lagi musibah yang di- alami Rini (22) seorang mahasis- wi di kota Padang ini. Rini me- rasa kesulitan untuk membayar Sesungguhnyalah, pikirnya, yang berbicara ini adalah mur- ni darah dagingku. Bukan roh terkutuk itu! Menatap terenyuh sekaligus iba ke mata puterinya, Rodiah cepat berpaling pada tamu mereka. "Ibu masih ada pekerjaan yang belum selesai, Nak Ansar. Kalian teruskanlah ngobrol nya!" Rodiah berkata disertai se- nyuman manis. Lantas cepat- cepat berlalu. Menyimpan baki di dapur, Rodiah langsung ter- dongak. Dan membiarkan air matanya mengalir keluar. Mem- basahi pipi. Sambil membathin. Perih. "Mengapa, Tuhan ? Menga- pa semua ini harus terjadi ?!" banjir akibat luapan air Batang Arau dan Banda Bakali yang kotor, kini hampir dapat diatasi dengan adanya proyek pengendalian banjir. DI RUANG tamu, Ansaru- Bahkan air Batang Arau dan Banda Bakali yang biasanya berfungsi sebagai WC umum kini berubah menjadi obyek pariwisata yang cukup indah, sehingga dengan kondisi nyaman seperti ini para investor diharapkan tidak takut menanamkan modal di Kota Padang. Demikian halnya Lapangan Imam Bonjol yang terletak di jantung kotamadya Padang yang dulunya sebagai tempat lapangan sepak bola dan tempat pedagang kaki lima, sekarang menjadi taman dalam kota, lengkap dengan tribunnya uang sementara, meminjam pada temannya Rp 500 ribu. Uang itu dijanjikan akan dikembalikan da- lam tempo seminggu begitu dia kembali dari kampung. Di hari kejadian Sabtu (14/12), Rini kem- bali dari kampung membawa uang itu ke tempat kuliah, sebab sepulang kuliah dia ingin ke ru- mah temannya untuk mengemba- likan pinjamannya. Sewaktu membayar ongkos bus, tanpa sengaja dia mengeluar- kan uang kertas Rp 20 ribu. Ru- panya waktu itu 3 orang lelaki yang bermaksud jelek mengikuti tingkah laku Rini. JENTERA Sewaktu Rini turun dekat Sim pang Gadut hendak ke Lubuk Be- galung, ketiga lelaki itu turut-ser- ta. Rini berjalan sendirian sambil menanti bus pengganti. Rupanya di tempat sepi langkah Rini diha- dang, "Jangan coba-coba untuk berteriak kalau ingin selamat, ke- luarkan semua uang-mu." Rini melihat sekeliling, ingin berteriak, tapi tak seorangpun kelihatan. "Cepat keluarkan uang-mu, ka- lau tidak pisau ini akan mengha- din memenuhi ajakan Rosmala untuk menyicipi minuman yang terhidang. Meletakkan cangkir- nya kembali, Ansarudin kemu- dian bertanya heran. "Di rumah sebesar ini, apa kalian tidak punya pembantu?" "Dulu pernah, Bang Ansar," jawab Rosmala. k "Tetapi karena akhirnya kami cuma tinggal bertiga, Bi Yati pelayan kami, kurelakan ikut abangku termuda yang waktu itu baru saja menikah. Dengan begitu, aku bisa belajar mengurus rumah bila kelak su- dah mandiri." Wajah Rosmala polos-polos saja sewaktu menjawab itu. Sementara Ansarudin menatap kagum, di pelupuk mata Rosma la terbayang saat dirinya haid untuk pertama kali. Bi Yati pembantu setia mereka, menje rit-jerit histeris sewaktu melihat Salah satu fasilitas yang juga cukup besar artinya dalam mewujudkan Kota- madya Padang sebagai pusat perdagangan adalah telah rampungnya pembangunan Kawasan Industri Padang untuk meng- antisipasi relokasi industri padat karya dari Malaysia dan berbagai negara lainnya. Untuk menjadikan Kota Padang sebagai pusat pendidikan Pemda Padang antara lain mewujudkan melalui jalinan kerjasama kota kembar (Sister City) atau dengan mendorong perguruan tinggi di Padang bekerjasama dengan perguruan tinggi asing. Melalui mekanisme "Sister City" tercatat Universitas Bung Hatta Padang melakukan kerjasama dibidang pendidikan dengan kembaran kota Padang yaitu kota Hildesheim (Jerman) dan beberapa perguruan tinggi yang dikelola Yayasan Perguruan Tinggi Indonesia (YPTI) Sumbar bekerjasama Malaysia dan Australia. Menurut Walikotamadya Padang, pihaknya kini tengah menjajagi kerjasama "Sister City" antara Padang dengan sebuah kota di Australia, Korea Selatan dan Jepang. "Kami tengah dalam pembicaraan kerjasama dan Insya Allah dapat di- selesaikan secepat mungkin, " kata Zuiyen Rais. Hubungan kerjasama kota kembar, menurut Zuiyen Rais, banyak manfaatnya dalam mewujudkan Kota Padang menjadi pusat pendidikan dan pusat wisata konvensi. Kini, Pemda Kotamadya Padang tengah membangun gedung pertemuan Pemda senilai Rp4,7 Miliar, sekaligus sebagai Balai Sidang untuk pameran dan pertemuan internasional. Kota yang sarat dengan warisan sejarah Minang ini sudah berkali-kali merebut Adipura. bisi nyawamu," ancam para pe- nodong. Dengan ketidakberdayaannya apalagi seorang wanita, uang se- banyak Rp 500 ribu berpindah ke tangan penodong sambil mening- galkan korban. Akhirnya tinggal- lah Rini menangis sendirian. BANYAK CARA Banyak cara dan akal copet dan penodong memperdaya kor- bannya seperti dikemukakan Fi- tri (21) yang juga mahasiswi men- jadi korban (7,5 gram emas per- hiasannya dijambret di bus kota). Mulanya dia tak curiga ada orang berniat jahat di atas bus yang dia tumpangi dari halte SMP-8 ke Pa- sar Raya. Saat itu pagi penum- pang memang penuh sesak dan dia didesak terus hingga kepepet dan ketika itula kalungnya dijam- bret. Lainnya lagi pengalaman ta- mu di kota ini ketika naik bus du- duk sendirian naik penumpang lalu duduk di sampingnya. Tak berapa lama dia pindah ke bang- ku depan saat bus tak begitu ra- mai penumpang. DI Ranah Minang (Sumbar) dulu terdapat suatu peralatan un- tuk menumbuk padi yang disebut kincir padi atau kincir air. Namun kini peralatan tradisional itu ter- desak oleh mesin huller yang me- luas di beberapa daerah ini. Usa- hanya sendiri disebut "Lasuang". Kincir padi itu terbuat dari kayu bundar berputar menjatuh- kan alu penumbuk padi dalam le- sung yang jumlahnya sampai 12 lesung. Bundaran kayu itu dipu- tar oleh roda besar diletakkan di sungai yang dibendung mencip- takan air terjun. Makin cepat pu- taran karena kuatnya timpaan air yang jatuh pada gigi-gigi roda be- sar, makin cepat pula jatuhnya alu-alu lesung yang berada dalam ruang tertutup lingkungan kincir itu hingga padi yang ditumbuk cepat jadi beras. Usaha tersebut di Minangka- bau populer disebut "Lasuang" yang mulanya hanya dimiliki oleh orang yang punya sawah luas. Ta pi kemudian ada pengusaha yang khusus menyewakan pada masya- Begitu korban hendak turun ada saja seorang mengatakan pul- pennya terinjak. Dan dengan menggoncang-goncangkan kaki celana korban hingga penumpang naas itu membungkuk. Rupanya saat itu teman copet dengan mo- dus baru menggaet dompet ber- isi surat-surat dan uang mela- dang. bulu-bulu panjang tumbuh di betis Rosmala. Pada haid Ros mala yang kedua, Bi Yati tidak lagi menjerit, tetapi mulai bertanya-tanya. yang. Korban baru sadar kecopet- an setelah turun di halte bioskop Raya Padang. Hari berikutnya, Bi Yati langsung diantar ayah Rosmala ke rumah abang termuda Ros- mala yang tinggal dikota. Dan semenjak itu mereka tidak per- nah punya pembantu, meski pengobatan yang dilakukan Em- bah Renggo kemudian berhasil menghentikan pertumbuhan bulu-bulu mengerikan di tubuh Rosmala. Konon jauh sebelumnya tamu pejabat dari Jakarta pernah pula dicopet di dekat Toko Matahari. "Ini kan memalukan pejabat di Kota Padang," ujar seorang pe- tugas di Terminal Bus baru-baru ini. Sampai suatu saat, Rosmala salah langkah. Amanat sang ayah yang selalu diwanti-wanti, terkalahkan oleh nafsu birahi. Rosmala terlena oleh rayuan Jainudin, dan penyelewengan pun terjadi. Dan beberapa hari kemudian, bulu-bulu mengeri- kan itu pun tumbuh kembali. Akibat makin merajalela co- pet dan penodong di Kota Pa- dang, masyarakat banyak yang takut pulang malam. Begitu pula dari pada naik bus kota, lebih baik naik oplet (mobil kecil), se- hingga keadaan itu nantinya akan merugikan awak bus kota sendi- ri. Sopir dan kondektur juga ta- kut mengingatkan penumpangnya untuk hati-hati banyak copet. Ka- mi diancam kalau berani membe- ri tahu ada copet di atas bus," ujar seorang kondektur. Bermacam cerita rakyat ten- tang ketiga (DTW) ini. Misalnya baru-baru ini sepasang muda mu- di saling bercintaan tenggelam di Danau Singkarak. Karena orang tua mereka tidak menyetujui, ke- dua anak manusia yang tengah berkasih-kasihan itu nekad bunuh diri berdua menenggelamkan ja- sadnya di tengah danau ini. Na- mun yang lelaki hilang ditelan air danau, sedangkan yang perem- puan mengapung dan dapat dito- long setempat. Bagai- "Lasuang Padi" di Ranah Minang Itu Telah Terdesak mana kisah selanjutnya belum di- Oleh: AH Djambek ketahui, kata Rizal, penduduk Desa Melalo Sumpur Kudus, Ka- bupaten Tanah Datar bercerita baru-baru ini. Sehubungan makin maraknya kasus copet dan penodongan de- ngan senjata tajam tidak saja di atas bus kota, tapi juga di tem- pat-tempat rawan maka menjadi harapan masyarakat agar pihak kepolisian melakukan razia ter- hadap "anak bola", istilah sebut- an pencopet di Padang. "Kami semakin takut naik bus kota, pa- dahal setiap hari kita membu- tuhkan sarana transpor kota ter- sebut," ujar Yanti yang kuliah di salah satu perguruan tinggi di Pa- rakat petani sepersepuluh dari pa- di yang ditumbuk. Dari upah me- numbuk padi itu kebanyakan pe- milik Lasuang (lesung) menjadi orang-orang kaya dan terpandang di kampung dan negeri di Minang kabau. "Kami sudah lama mening- galkan usaha Lasuang, karena ti- dak kuat bersaing dengan huller yang digerakkan dengan mesin," ujar Ny Zainimar, salah seorang keturunan pemilik usaha Lasuang di Banuaran, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang. Sambil menunjukkan lokasi yang sudah tidak ada bangunan- nya lagi, Zainimar mengaku tidak tahu pasti bubarnya usaha terse- but. Namun selain memang sudah terdesak oleh usaha huller, juga ada sementara saudara-saudara- nya ingin meneruskan, dan ada pula menghentikan karena ku- rang menguntungkan. Kini usaha lasuang di Banuaran itu masih ada jejaknya seperti tempat je- muran padi, sementara di sebe- lahya telah berdiri rumah dari kaum familinya. Tidak helai demi helai. Tetapi tumbuh serempak di sekujur tubuh Rosmala. Dan bukan cuma itu. per- ubahan-perubahan lain lang sung pula mengikuti. Begitu Rosmala melihat ke cermin, bukan dirinyalah yang ia saksikan. Yang terpantul di kaca cermin adalah sosok lain. Sosok yang luar biasa mengerikan. Sehingga Rosmala menjerit pingsan seketika itu juga! Dan..... "Ros?" Rosmala mengerjap. Kaget. "Kau melamun lagi," An- sarudin berkata. Lunak. "Wajahmu pun agak pucat kulihat. Jangan-jangan kau kurang sehat, Rosmala." ANALISA - REPRO Sekuat daya, Rosmala menguasai dirinya kembali. Memaksakan senyum di bibir ia menggeleng. Disertai bantahan. Pantai Pelabuhan Teluk Bayur Danau Singkarak Menyimpan Ikan Bilih DANAU "Singkarak" terle- tak di antara Kabupaten Tanah Oleh AH.Djambek Datar dan Kabupaten Solok Su- matera Barat (Sumbar) menyim- pan ikan bilih dan seribu misteri menjadi daya tarik tersendiri. Sekalipun di air danau itu hi- dup beberapa jenis ikan, tetapi yang cukup terkenal dan mung- kin satu-satunya di dunia adalah ikan bilih, sejenis ikan kecil yang rasanya gurih. Karena itu budida- ya ikan bilih merupakan sumber penghidupan penduduk sekitar danau tersebut, apalagi populasi- nya sekarang menurun. Air danau tersebut akan di- manfaatkan pula sebagai pusat Pembangkit Tenaga Listrik Tena- ga Air (PLTA) yang pekerjaan- nya kini masih berlangsung dan diharapkan tahun 1997 ini sudah akan mulai beroperasi. Untuk memanfaatkan air da- nau sebagai sumber PLTA telah dibangun terowongan sepanjang sekitar 18 kilometer yang meng- alirkan air danau dengan meng- gerakkan turbin yang akan meng- hasilkan tenaga listrik. Misteri yang terkandung da- lam danau ini cukup banyak dan beragam. Misalnya adanya hu- bungan saluran airnya ke Danau Maninjau dan ke Batang Tabik di Payah Kumbuh, Kabupaten Lima puluh Kota. Dulu dikatakan, ada orang yang tenggelam di Danau Maninjau mayatnya ditemukan di Danau Singkarak. Begitu pula korban yang tenggelam dari Da- nau Singkarak menyembulnya di Batang Tabik. Seperti diketahui Danau Maninjau dan Batang Ta- bik juga menyimpan banyak mis- teri yang sejak lama juga telah menjadi objek daerah tujuan wi- sata (DTW) Sumbar. Dulu disebutkan, di Danau Singkarak ada yang disebut "air putaran kaling" yang sering me- minta korban. Tapi belakangan cerita rakyat yang berkembang dari mulut ke mulut itu hilang di- telan kemajuan zaman. MENYUSUT Belakangan ini ada perkiraan air Danau Singkarak menyusut menyusul berkurangnya ikan bilih di danau ini. Sebaliknya dulu se- waktu air Batang Ombilin yang berasal dari danau ini meluas, di- perkirakan karena air masuk ke danau dari banyak sungai sedang- kan keluar satu sungai. Salah satu objek wisata di Da- nau Singkarak berlokasi di Batu- bataba (Batu Tebal) disebut ob- jek wisata Tanjung Mutiara. Di sini tersedia hotel dan perahu ser- ta panggung acara. Sewaktu pe- nulis berkunjung ke sini Sabtu (21/12) kelihatan sepi, kecuali anak-anak sekolah dan para guru mengadakan studi tour. Di seki- tar lokasi ini pula penduduk "Aku baik-baik saja, Bang Ansar. Hanya saja...." Rosmala sengaja menggan- tung kalimat. Benar saja, An- sarudin langsung menanggapi. "Jika pembicaraan kita tadi membuatmu tak enak, sudah- lah. Jangan kita perpanjang lagi!" "Tentang ?" "Pingsannya kau tadi siang!" Rosmala tertawa. Parau. "Aku sudah bilang, Bang Ansar. Bagaimana pun kami pernah dekat. Itu maka tadi aku berharap Abang sudi memaaf- kan. Walau sesungguhnya, an- fara aku dengan almarhum sudah tidak ada apa-apa lagi." "Sebelum atau setelah dia meninggal, Rosmala ?" tanya Ansarudin, yang seketika wa- jahnya tampak menyesal. Karena langsung bertanya menggelar jualnya termasuk ikan bilih yang dijual per bungkus Rp 500. "Ini sudah matang dan siap dimakan," ujar seorang ibu pe- dagang di sini, selain itu dia juga menjual yang kiloan yang harus dimasak terlebih dahulu. Para penjual ikan bilih dan barang souvenir lainnya berje- jer-jejer di pinggir jalan menuju Kacang-Singkarak. Di sini pula banyak bus-bus umum dari Ja- karta dan Medan berhenti istira- hat dan menikmati keindahan da- nau satu ini. Seperti diketahui di Sumbar juga terdapat Danau Di- atas dan Danau Dibawah yang ju- ga merupakan DTW yang cukup menarik mendapat kunjungan wi- sata mancanegara. Kesan Danau Singkarak me- mang tidak mudah terlupakan ba- gi orang yang pernah tinggal di desa sekitarnya. Barangkali untuk menambah daya tarik Danau Singkarak, per- lu digali cerita dan kesenian ser- ta adat istiadat penduduk sekitar- nya. LAPORAN DULU BAPAK BILANG, BAPAK BENCI BERISTERI DUA.-TAPI KENAPA BARUSAN BAPAK KAWIN LAGI? BANYAK MERANTAU Sama seperti penduduk Sum- Ide Pak Harto, inilah yang bar lainnya, maka penduduk se-umelahirkan "Gerakan Seribu kitar desa-desa di Danau Singka- Minang" yaitu tiap jiwa mereka rak ini banyak yang merantau. yang dirantau menyumbang uang bih mengirim pulang uangnya un- Mereka yang mendapat rezeki le- Rp 1.000 untuk pembangunan kampung halaman. C tanpa dipikir panjang lebih dahulu. HALAMAN 4 "Apakah itu membuatnya jadi berbeda, Bang Ansar?" Rosmala balik bertanya. Kalem. Ansarudin terdiam. Mati kutu! Kembali Rosmala tertawa. Kali ini lebih ceria. Ujarnya, santai. tuk membangun rumah. Namun rumah-rumah bagus itu kosong nek. "Ini cucu saya yang memba- dan yang menjaga kakek dan ne- ngun rumah, tapi mereka tetap di rantau," ujar Mak Dali menun- juk tiga rumah tembok di Batu Tebal. "Pantaslah sewaktu tadi kita berbasa basi, Abang bilang ker- ja di bidang tehnik mesin. Memang payah, jika Abang mi salnya jadi pengacara..." Diam-diam berterimakasih, Ansarudin sekaligus mengagumi cara Rosmala mengalihkan pembicaraan dengan bijaksana. Malu hati, ia segera menye suaikan diri. Dengan bathin mempersetankan hal-hal yang sifatnya sangat pribadi, An- sarudin pun bertanya sambil Umumnya para perantau seki- tarnya pulang pada bulan puasa (Ramadhan) hingga Hari Raya Idul Fitri. Dan ada pula yang pu- lang bersama dari berbagai pen- juru rantau Jakarta, Bandung, Medan dan lain-lain, bahkan juga dari negara jiran Malaysia, Singa- pura dan sebagainya. "Pada saat itulah kampung-kampung dan de- sa menjadi ramai, rumah-rumah terisi selama mereka di kam- pung," ujar Rizal asal Malalo Sumpur Kudus, kini pedagang di Kotamadya Padang. Saking banyaknya yang mu- da-muda merantau dari Ranah Minang ke keluar membuat sa- wah dan ladang banyak terlantar. Maka tak heran Pak Harto (Pre- siden RI) pernah menganjurkan mereka yang berhasil mengirim alat-alat pertanian mekanik me- mudahkan yang tinggal di kam- pung mengelola lahan pertanian- nya. Ⓒ WIWID -97.— Lisa oleh: @WIWID... KARENA KEBENCIAN ITULAH, MAKA SAYA KAWIN LAGI UNTUK MENGAMBIL ISTERI YANG KE TIGA! lalu. "Omong-omong, Ros, kok aku tak melihat ayahmu semen- jak tadi." Pucuk dicinta ulam pun tiba, Rosmala membathin. Lantas pura-pura terkejut, Rosmala berkata. "Astaga, kok aku sampai pelupa begini. Untung Bang An- sar keburu mengingatkan." "Mengingatkan apa, Rosma la?" (Bersambung). P
