Tipe: Koran
Tanggal: 1997-03-09
Halaman: 09
Konten
AMAN 8 MIKIRKAN S MANUSIA A?!. 74 NGITU Cul YA SI- PARI ODOK KIKIR (7 BA- SVA JU- 27 ANALISA - MINGGU, 9 MARET 1997 Acara khitanan massal Khitan Massal, upaya Menghambat Terjadinya Penghamburan Uang Secara Percuma SELAMA beberapa tahun yang membudaya, bahwa setiap terakhir ini ada upaya upaya hajatan melaksanakan khitan kelompok kelompok sosial ke atau sunatan, dilakukan dalam masyarakatan menggerakkan aca suatu pesta yang meriah. Ada ra khitan massal. Sebagaimana di band penghibur, atau pertunjuk ketahui, bagi anak lelaki muslim, ada ketentuan melaksanakan khi tan atau sunatan. Selama ini sudah menjadi semacam tradisi SEPERTI biasa untuk mem- peringati suatu hari besar diada- kan berbagai perlombaan baik itu untuk anak-anak maupun untuk orang dewasa. Demikian juga di Desa Sejahtera, untuk memper- ingati hari Pahlawan diadakan berbagai perlombaan. Ada lom- ba lari goni untuk anak-anak, ta- rik tambang untuk dewasa dan ada yang paling bergengsi yang terbuka untuk umum yaitu lom- ba lari sepuluh kilometer atau yang lebih dikenal dengan istilah 10-K. Mengapa dikatakan lomba lari 10-K dikatakan paling ber- gengsi dan menarik, selain peser- tanya yang terbuka untuk umum juga hadiahnya paling menarik diantara yang lainnya yaitu se Tanpa disadari hari H nya per ekor kambing, tandingan tinggal besok. Ketika sedang asyik-asyiknya orang latih an di lapangan. Melintaslah Ucok dengan Togar. Mereka nampak se kali bersemangat tapi mereka ti- dak masuk ke lapangan. "Hei mau kemana kalian ?" tanya Ino. "Mau melihat rute..." jawab Togar enteng. Mereka hanya tertawa-tawa melihat tingkah laku dua abang beradik itu. Besok mau bertan- ding baru sekarang mulai berla- tih. Padahal mereka telah mem- persiapkan diri sebulan lamanya setiap hari. Lomba lari 10-K direncana- kan pada hari Minggu pagi seka- ligus upacara penutupan sebab lomba-lomba lainnya sudah sele- sai pada hari Sabtu sore. Hari ini masih hari Kamis berarti masih ti- ga hari lagi untuk melakukan per- siapan. Setiap sore hampir semua calon peserta mempersiapkan di- ri. Bukan hanya orang dewasa ta- pi anak-anak SD juga ada yang berpartisipasi walaupun hanya se- kedar meramaikan saja sebab ti- dak dipungut bayaran biaya pen daftaran. Siapa Menggali Lubang akan Terperosok Sendiri Oleh : Masni Demikianlah sore itu Dodo yang masih kelas empat SD telah siap dengan pakaian olahraganya untuk latihan lari. Ia sedang me- lakukan pemanasan ketika teman nya Ucok lewat sedang latihan ju- ga. Ucok teman sekolah Dodo ta- pi badannya lebih besar. "Sudah Do..ngapain latihan ! Nggak bakalan menang kau!" ejek Ucok. "Kalau aku sih..nggak apa- apa kalah. Tapi aku kan mau la- tihan sama abangku...biar dia yang menang," balas Dodo. an hiburan lainnya, yang mem- buat suasana pesta semarak, meriah dan memaksa pengham- SUATU hari yang panas, se- okor singa tertidur di tengah-te ngah hutan. Tiba-tiba seekor ti- kus kecil menghampiri hidung. nya. Singa terbangun dan hendak menangkap tikus yang malang itu. "Ampuni saya, biarkan saya pergi, "tikus itu memohon. "Baiklah, tapi tolong jangan ganggu tidurku lagi". "Terima kasih, terima kasih, saya tidak akan pernah melupa- kan kebaikanmu. Saya pasti akan membalasnya suatu hari", Singa yang sombong itu ha- nya bisa tertawa. "Bagaimana mungkin tikus yang kecil dapat membalas saya sedangkan dia sendiri tidak dapat melindungi di tanya Edi. "Dia latihan di samping ru- mah," jawab Ucok membela abangnya padahal Togar sendiri sedang tidur di rumah. Ucok se- perti juga Togar merupakan orang yang besar mulut. Sedang Edi, Robert dan lainnya merupa- kan teman sekelas Togar dan Di- di. Mereka semua giat berlatih. Mereka inilah yang paling berse- mangat dibanding orang dewasa. Hal ini patut dimaklumi sebab ji- wa dan badan mereka sedang se mangat-semangatnya untuk itu. "Kalau abangmu yah..nanti lawan abangku..." sambut Ucok. "Kita lihat saja nanti..", ka- ta Dodo sambil berlari setelah abangnya Didi telah siap dengan pakaiannya di belakang. Mereka berlari beriringan. Didi telah ke- las tiga SMP, ia telah memper- siapkan diri sebaik mungkin. Se- tiap hari ia latihan ditemani oleh Dodo. Sedangkan abang Ucok adalah Togar yang telah berkoar- koar untuk memenangkan pertan dingan kali ini. Namun anehnya si Togar malas sekali latihan ke- yakinan dirinya terlalu besar tan- pa disertai oleh suatu persiapan. Di lapangan sepakbola ramai sekali orang yang sedang latihan. Mereka nampak semuanya beram bisi untuk mendapat seekor kam bing dari pak Lurah. Nampak di sana Udin, Robert, Mulkan, Edi, Ino dan lainnya. Kemudian Ucok juga berkumpul di lapangan. "Hey....Cok ! mana Togar!" Singa yang Sombong Diceritakan Oleh : Hera Elvi Tapi ternyata maksud mereka sebenarnya bukan sekedar meli- hat rute pertandingan sebab se- mua orang desa itu pasti sudah ta- hu. Mereka mempunyai suatu maksud yang hanya mereka keta- hui sendiri. Mereka berhenti ke- tika mencapai tikungan. "Di sini saja kita gali Cok," ajak Togar. "Kok di sini ?" tanya Ucok. "Kalau di sini kan pasti nanti sewaktu berlomba karena tikung an pasti lewat sini..." jelas Togar. "Dan satu lagi di sebelah sana!" tunjuk Togar. "Kalau nanti ber- lomba siapa yang didepan akan ku himpit ke pinggir sini dan ka- lau ia berhasil lewat pasti akan terperosok di lubang yang di de- pan sana...pokoknya kita pasti menang kali ini." Ucap Togar dengan wajah yang bergembira. Selanjutnya mereka menggali lu- bang sesuai dengan rencana me- reka kemudian sesudah itu mere- ka tutupi dengan rumput-rumput kering sehingga tidak ada yang ta- hu kalau di situ ada lubang yang menganga yang siap memangsa kaki-kaki. Sesudah itu karena ha- ri sudah gelap mereka pulang de ngan wajah penuh kepuasan. Keesokan harinya pagi-pagi sekali sudah ramai orang berada di tanah lapang sebab start akan dimulai di tanah lapang tersebut sekalian firishnya. Lokasi atau rute perlombaan berbentuk ling- karan sehingga finishnya tetap di buran uang yang jumlahnya tak sedikit. "Terima kasih, kamu telah menyelamatkan jiwa saya". Kalau dipikir dan dipertim bangkan secara mendalam, ada lah lebih tetap bermanfaat dan lebih tepat, bila dana pesta meriah itu ditabungkan, untuk memper siapkan biaya pendidikan sang anak. Bagaimana setiap anak Singa itu merasa jadi rendah diri dan bersalah. tanah lapang tersebut. Semua pe- serta telah siap semuanya terma- suk Togar yang sudah yakin akan menang. Tahun lalu ia dikalah- kan Budi yang tahun ini masih ju- ga ikut. Setelah semuanya bersiap-siap maka bendera startpun dikibar- kan oleh Pak Lurah. Berham- buranlah semua peserta untuk sa- ling mendahului. Setelah dua ki- lometer nampak Budi sang juara tahun lalu berada di depan ber sama-sama Ino, Didi, Robert, To gar dan masih banyak lagi. Me- reka masih bergerombol. Mema- suki separuh perjalanan nampak tinggal Ino, Budi, Didi yang ber ada di paling depan di ikuti oleh Togar, Udin dan Robert yang ja- raknya hanya beberapa meter. Be gitu seterusnya keadaan sampai menjelang dua kilometer lagi. Sesuai dengan strategi yang te- lah diterapkan oleh Togar men- jelang tikungan ia coba menyusul untuk menghimpit lawan-lawan nya agar masuk ke dalam jebakan nya. Coba di susulnya Budi, Di- di dan Ino dari samping kiri mak- MALAM makin kelam. Dari kejauhan terdengar suara lolong anjing bersaut-sautan. Rudy belum juga bisa memejamkan matanya. Pikirannya melayang en- tah kemana. Padahal sudah lewat tengah malam. Kebiasaan ini sudah hampir seminggu merasuki nya. Makan tak selera, tidur tak bisa nyenyak. Tanya punya tanya, ternyata Rudy sedang memikirkan uang sekolahnya yang belum di bayar. Sudah berkali-kali tata usaha memanggilnya agar segera melu nasi uang sekolah. Rudy yang anak yatim tidak bisa memaksa kan ibunya yang kini juga sedang terbaring karena sakit. Rudy yang anak pertama merasa bertang- gung jawab terhadap tiga adik nya. Rudy kelas enam, Lisa kelas lima, Endra kelas tiga dan Toni kelas satu. Mereka empat ber- saudara semuanya sekolah. Rajin dan pintar di kelas. Mereka juga sudah belajar mencari uang tam- bahan untuk biaya hidup disam- ping penghasilan ibunya men- jahitkan pakaian. rinya sendiri", kata raja dari se- mua binatang buas tersebut. Keesokan harinya, Rudy kem- bali belajar sebagaimana biasa nya. Duduk tenang mendengar kan penjelasan pak guru matema tika yang setiap harinya memakai Beberapa hari kemudian, si- kacamata minus itu. Rudy paling nga tersebut terperangkap di ja-suka dengan pelajaran matemati la. Dia meraung-raung. Suara si ka. Disamping ketelitian, pela- nga tersebut akhirnya terdengar oleh tikus. "Wah, singa sedang dalam bahaya, saya harus segera pergi dan menyelamatkannya", kata tikus yang baik hati itu. Tikus segera menemukan si- nga itu. Dia mulai menggigit tali tali jala itu. Giginya yang tajam segera membuat sebuah lubang besar. Akhirnya singa itu ter tolong. Karena belum juga melunasi uang sekolah, Rudy jadi merasa tidak enak untuk pergi ke sekolah. la absen sampai tiga hari. Teman- temannya satu kelas langsung datang menjenguk Rudy. Kenapa tidak masuk sekolah. Apakah ia sakit atau....? Rupanya, teman- temannya satu kelas punya rasa peri kemanusiaan yang tinggi. Dari hasil mengumpulkan uang secara suka rela, uang sekolah Rudy bisa dilunasi dan uang obat ibunya juga bisa terbeli. Rudy hanya bisa mengucapkan terima kasih atas kebaikan teman-teman nya. TAMAN RIANG sial kemasyarakatan yang mulai menyadari hal itu turun tangan di antaranya tampil dalam kegiatan sosial mensponsori acara khi tanan massal. Selain menghambat terjadi penghamburan uang per- cuma seperti yang diungkapkan tadi, dalam kesempatan itu pula, para anak yang orang tuanya tidak mampu, apalagi anak yatim dan yatim piatu, sekaligus akan dapat dibantu dan diatasi perma salahannya. jaran ini juga membutuhkan kesa baran dan latihan yang kontinyu. Lonceng tanda istirahat ber- bunyi. Tiba-tiba saja seisi kelas langsung gaduh seperti pajak pagi. Semua bicara ini dan itu jadi tidak tahu siapa yang harus di dengarkan. Dari pada pusing men dengarkan kalimat-kalimat sum- bang itu, Rudy dengan langkah ju perpustakaan. Tanpa ia sadari seribu meninggalkan kelas menu- ada langkah-langkah kecil meng ikutinya dari belakang. "Bagaimana keadaan ibu yang diamanahkan Allah kepada ibu bapa, harus disempurnakan pendidikan dan ilmu pengetahuan nya, dalam menghadapi cabaran masa datang yang pergulatannya akan semakin ketat dan padat. Ketat dalam lingkaran perta rungan yang serba canggih. Makanya, upaya kelompok so sudnya agar mereka menepi ke samping kanan. Namun Togar tak mampu melaksanakannya ka- rena nafasnya sudah ngos-ngosan karena kurang latihan. Namun emosi dan semangatnya masih ada. Karena tidak berhasil mele- wati mereka dari samping kiri le- wat tikungan ia coba dari sam- ping kanan. Namun apa daya ka- rena pikirannya sudah kelewat emosi serta tenaga yang sudah ti- dak mendukung tanpa ia sadari dan ingat sama sekali kalau ia membuat lubang di sebelah kanan yang akhirnya ia masuk dan ter- perosok ke dalamnya. Ia hanya bisa menjerit dan meringis meli- hat lawan-lawannya terus melaju sampai ke garis finish. Persaingan antara tiga orang di depan semakin sengit. Didi yang tahun lalu mendapat juara tiga kali ini tidak mau kalah de- mikian juga Budi sebagai juara bertahan. Tampak satu kilometer menjelang finish mereka bersaing diikuti oleh Ino. Menjelang finish kira-kira seratus meter lagi Didi mempercepat larinya tanpa mam- pu di kejar oleh Budi dan tanpa di sangka dari belakang Ino juga mampu melewati Budi tinggallah mereka berdua namun apa daya ka rena jaraknya tadi agak jauh Ino tidak mampu mengejar Didi. Di- Oleh James Aries mu?" Rudy terkejut dengan sa- paan khas milik Sinta. Yang anak orang kaya dan terpandang di kota itu. Tapi, hatinya baik. Mau berteman dengan siapa saja. "Sudah agak baikan"" jawab Rudy seadanya. "Tumben kamu mengikuti saya, ada yang bisa saya bantu?" Dengan gayanya yang dewasa Rudy menanyakan tujuan Sinta menguntitnya. Pesta Topeng "Minggu depan kan saya ulang tahun. Saya ingin ulang dinamai pesta topeng. Dan papa tahun saya kali ini sekalian sudah setuju. Tapi, Sinta bingung mau beli topeng dimana.?" "Sekalian pesta topeng? Ada- ada saja kamu, Sinta. Kamu ikut- ikutan orang barat?" Rudy janggal mendengarkan rencana Sinta yang ikut-ikutan budaya barat. "Biarin ... potong Sinta. Lalu, keduanya diam. Mereka asyik membaca buku yang mereka pegang. Tak lama kemudian Sin- ta buka mulut lagi. "Rudy, kamu kan pintar melukis. Bagaimana kalau kamu saja yang buat topeng-topeng nya?" Sinta mengusulkan agar Rudy mau membuatkan topeng untuk acara ulang tahunnya nanti. "Saya nggak punya duit buat beli alat-alat lukis dan kertasnya. Kamu kan tau sendiri!" "Semua alat-alatnya sudah saya siapkan. Kamu tinggal melukisnya dan mengguntingnya berbentuk topeng. Selesai sudah!" lagi-lagi Sinta memotong kalimat Rudy. Dan Rudy akhirnya diam saja. "Dan, kalau semuanya sudah selesai, papa akan memberi hadiah buat kamu!" Sinta membe rikan keyakinan pada Rudy. Un- tuk mengembangkan bakatnya dalam dunia lukis. ... Langkah-langkah yang dipra karsai kelompok sosial kemasya rakatan ini sangat dipujikan seka li, dalam meretas budaya pesta, kini menjadi marak. Dalam me nyambut bulan suci Ramadhan dan Tahun baru 1 Januari 1997 serta HUT. Kotamadya Tanjung balai yang ke-376 yang lalu para pengusaha dan tokoh masyarakat Kotamadya Tanjungbalai bekerja sama dengan PT. Jamsostek ser- ta Balai Pengobatan Tiara, me langsungkan acara khitanan massal terhadap 200 anak yang kurang mampu dan membutuh kan kepedulian sosial. Upaya itu mendapat restu sepenuhnya dari Pembantu Gubsu Wilayah IV, Amru Daulay SH, begitu dilapor kan para pemrakarsa seperti Har- di Kirawan, Ayub, Suwardi Salim dan A Guan. Tanpa kepedulian sosial dan rasa kesetiakawanan sosial, ke sempurnaan hidup seseorang tak akan mungkin diperoleh secara baik dan tenang. Tak mungkin kita bisa tega hidup berbaur di tengah orang lain yang merintih derita, ungkap Amru Daulay SH. Makanya, Presiden menganjurkan agar kepedulian sosial dan rasa kesetiakawanan sosial terus dipupuk kembang suburkan. Mo ga-moga akan tumbuh menjadi untaian keberhasilan masa datang yang lebih baik, tambahnya. (Dt. H. Azmansjah) *** "Dar Dor Dar... pecahan balon menandai akan dimulainya pesta topeng. Sinta menyuruh semua undangan me makai topeng hasil karya Rudy di keluar sebagai juara satu men- dapat hadiah seekor kambing se- dangkan Ino juara dua dan Budi juara tiga yang hanya memper- oleh piagam dan piala dari Pak Lurah. Ucok yang memang sudah me nyerah tidak melanjutkan pertan- dingan tidak melihat abangnya masuk ke finish padahal hampir semua peserta sudah mencapai fi nish. Ketika semua peserta lomba sudah mencapai finish barulah Togar muncul dengan kaki terpin cang-pincang. Kakinya bengkak karena terkilir. "Aduh bantu aku kakiku ter- kilir..!" rintihnya. Dengan beramai-ramai orang menghampirinya termasuk Didi dan Ino yang tidak menyadari bahwa mereka sudah dijebak na- mun tidak berhasil. "Cepat bawa ke tukang urut..!" perintah pak Lurah. Lagu "Happy Birthday To You" berkumandang ditandai dengan tiupan lilin. Lalu acara makan kue yang sengaja dipesan berbentuk angka dua belas. Santi merasa acaranya tidak berkesan kalau Rudy tidak hadir dalam acara itu. Padahal, sejak acara pema kaian topeng Rudy sudah ada ditengah pesta ulang tahun Sinta. Bahkan Rudy sudah berdiri disamping Sinta. Mungkin karena memakai topeng Sinta jadi tidak kenal. Ditengah-tengah meriahnya acara, Rudy merasa puas dengan hasil lukisannya. Ternyata bakat- nya selama ini cukup menggembi rakan. "Selamat ulang tahun, Sinta?" akhirnya Rudy menyalami Sinta dan memberikan bingkisan kecil. Mendengar suara itu, Sinta kaget. "Terima kasih kamu mau datang?" Sinta membuka topeng nya dan menerima bingkisan kecil dari Rudy. "Oh, iya sini saya kenalkan sama papa dan mama." 53 45- Demikianlah adik-adik Didingas 461 buz din rast dan Ino yang telah bekerja keras BR6 20610 25 ancoruonom dengan latihan memperoleh hasil dari kerja kerasnya tersebut. Se- mentara itu Togar yang berbuat curang malahan terkena senjata- nya sendiri. Senjata makan tuan. Barang siapa menggali lubang ma ka ia akan terperosok sendiri. Me- mang benar bunyi pepatah itu. "Ini yang namanya Rudy. Sebagai ucapan terima kasih kami, ini ada sedikit oleh-oleh buat ibumu di rumah. Ternyata kamu punya bakat yang perlu dikembangkan!" Papanya Sinta memberikan sebuah bingkisan pada Rudy. Dan Rudy meneri manya diiringi ucapan terima kasih banyak. Malam itu juga, sesampainya di rumah Rudy membuka bingkisan pemberian papa Sinta. Lima lembar uang dua puluhan. Rudy langsung memberikan uang itu pada ibunya. Dan ibunya merasa terkejut dengan uang sebanyak itu. Tapi, karena pen- jelasan Rudy akhirnya ibu Rudy mengerti. Malam kian kelam, Rudy kem- bali merenung sebelum memejam Hari yang ditunggu-tunggu kan matanya. Dari acara pesta to telah tiba. Sinta dengan pakaian peng dan ulang tahun Sinta, Rudy warna merah jambunya kelihatan telah mendapat sebuah semangat lebih cantik dan dewasa. Sinta baru untuk memulai langkah baru. sengaja berdandan untuk acara Rudy bertekad setiap pulang sekolah ulang tahunnya. Dari semua un- dangan yang disebarkan Sinta, tak melukis dan hasil lukisannya akan akan mengembangkan bakatnya ketinggalan Rudy juga diun- dijual untuk mendapatkan uang dangnya. Acara sudah mulai, tapi buat bayar uang sekolah dan biaya Sinta belum juga melihat Rudy di hidup keluarganya. kalau Rudy tidak datang. ruangan itu. Sinta merasa kesal 57 58 35 Dan tekad bulat Rudy ternyata mendapat dukungan dari ibunya,, teman-temannya satu kelas. Rudy Sinta dan orang tua Sinta serta juga tak lupa belajar dan memper- tahankan prestasinya sebagai ran king satu di kelas. **** 56 55 34 54 Mari Mewarna 44 59 60,01 D 47 T 38 42 2:2/ ठेवें 6263. 39 melles. 32 Suatu hari utusan dari kera- jaan Peri datang. Plak, plok, plak, plok suara kudanya. Lalu treet, tretetet .... trompetnya berbunyi. "Wahai penduduk negeri Pe- ri! Dengarkanlah! Perintah dari Yang Mulia Raja mengundang penduduk negeri ini untuk meng- hadiri pesta dansa di istana nanti malam. Tiap peri wanita dianjur- kan untuk memakai gaun yang ter baik karena akan dipilih seorang maklumat raja yang dibacakan peri yang tercantik!" demikian isi oleh utusannya. 52 '90 31 SI 48 and din abiy demuntarios 49 30 Kiriman : Lily TIGA peri yang cantik-cantik, na saja. Pik mempunyai gaun bi- yaitu Pik, Les dan Nin, mempu- ru yang cukup bagus, tapi jahitan nyai rumah yang mungil dan ra- tangannya sudah lepas. Les mem- pi di negeri Peri. Mereka bertiga punyai gaun berwarna hijau yang hidup rukun dan saling memban- dihiasi dengan bulu burung tapi tu. Sayangnya mereka bukanlah bulu-bulunya sudah banyak yang peri yang kaya. Ibu-ayah mereka hanyalah peri-peri kecil yang mempunyai mantera-mantera ter- Sinta menarik tangan Rudy batas. Walaupun begitu ketiganya copot. Nin mempunyai gaun ber- warna ungu yang berhiaskan ma- nik-manik tapi jahitan bawahnya banyak yang terlepas. Aduh, ba- tetap riang. mendekati kedua orang tuanya. Rudy sebenarnya merasa malu berkenalan dengan keluarga Sin- ta yang kaya itu. gaimana mereka dapat memakai pakaian yang sudah usang itu? Sedangkan pesta dansa nanti ma- lam akan dimulai pukul delapan ! Ketiganya duduk termenung sambil memegang gaunnya ma- sing-masing. Tapi tiba-tiba di ha- dapan mereka berdirilah ibu me reka. 6 27 28 Pesta Dansa 26 देव कुछ नह ADIK-ADIK teman kamu ini bernama Franklin Subandi, ia la- klin merupakan anak satu-satu hir 27 April 1993 lalu, dan Fran- nya dari keluarga Harold Suban- "Duh, aku akan pergi ke pes-dro dan Ita Juita. ta itu! Ya, aku juga! Aku juga! Franklin yang dalam gambar ruku yang indah ! Aku akan me- Aku akan mengenakan gaun ba- bergaya seperti seorang foto mo- ngenakan gaunku yang terin- de dengan latar belakang danau Lau Kawar Tanah Karo ini, me dah!" demikian terdengar seruan- mang paling gemar berfoto, dan seruan dari penduduk. gayanya sendiri ia lakukan tan- pa disuruh atau pun diatur. 25 Ketiga peri itu pun ingin menghadiri pesta dansa di istana. "Duh, Les, aku ingin sekali ke pesta dansa itu!" seru Pik. Franklin juga selain senang dengan binatang terutama ku- "Ya, aku juga ingin sekali ke cing, ia juga paling suka main tembak-tembakan, dan ia juga se pesta dansa itu. Apalagi diadakan nya di istana", kata Les. lalu bergaya seperti seorang ten- tara yang sedang berperang, seba "Aku juga ingin pergi, tapi gaimana yang ia saksikan lewat apa yang akan kukenakan? Kita layar kaca televisi saat ditayang- tidak mempunyai gaun yang pan- kan film perang. Dan karena me tas untuk dipakai ke istana!" kelihat prajurit ABRI itu begitu ga luh Nin. gahnya dengan pakaian dinas Mereka bertiga kemudian yang di kenakannya, sekaligus ga membuka peti tempat menyim- gah beraninya melawan setiap pen pan pakaiannya. Semua pakaian jajah yang ingin menjajah tanah mereka sudah tua. Kalaupun ada air, maka Franklin Subandi pun hanyalah pakaian yang sederha- ingin pula menjadi seorang ABRI i dirk vilke 24 13 23 "Ibuu! Ibu! Ibuu!" seru ke- tiganya gan gembiranya. "Anak-anakku ! Dengarkan lah baik-baik apa yang kukata kan. Ibu tak dapat berlama-lama di sini. Aku tahu kalian sedang se- dih karena tidak mempunyai gaun untuk ke pesta dansa. Tapi apakah kalian lupa akan segala nasihatku? Bukankah kesederha- naan, keramahan dan kesopanan adalah gaun-gaun yang seharus- nya tak ditanggalkan ? Camkan- lah !" setelah berkata demikian ibu mereka menghilang. Ketiga peri itu mengingat kembali pesan ibunya. Maka de- ngan riangnya mereka mengena- kan gaun-gaun usang mereka. Se tibanya di istana, penduduk su- dah memenuhi ruangan. Mereka memandang ketiga peri itu yang memakai pakaian usang. Mereka mencibirkan dan mengejek ketiga Lewat ruangan "Taman Riang" Minggu Analisa, Franklin Subandi menitipkan salam kepa da Kakeknya M.Mangun Suhar jo serta neneknya dan Mbak Ti- niknya yang tercinta serta keluar ga lainnya, juga menitip salam ke HALAMAN 9 22 18 Franklin Subandi Ingin Jadi ABRI yang gagah berani menentang se gala penjajah. 21 Franklin .16 19 nýa. Tepat pukul delapan pesta di- mulai. Musik mengalun lembut. Dan lihat ! Ketiga peri itu mena- ri dengan lemah gemulai, langkah kaki-kaki mungil mereka mempe sona. Gaun-gaun mereka yang usang tiba-tiba saja menjadi gaun-gaun yang indah. Gaun bi- ru Pik berkilauan dihiasi oleh kunang-kunang yang menempel di gaunnya. Gaun hijau Les sa- ngat indah dihiasi bulu-bulu bu- rung yang berwarna hijau zam- rud. Gaun ungu Nin juga berki- lauan dihiasi manik-manik yang bercahaya seperti intan berlian. 20 Pemuda-pemuda bergantian mengajak mereka berdansa. Akhirnya raja memutuskan keti- ga peri itu menjadi peri-peri ter- cantik di negeri Peri. Mereka bo- leh tinggal di istana. Sejak saat itu mereka hidup bahagia. pada mas Redaktur, dengan ucap an selamat bekerja semoga sehat walafiat selalu berkat rahmat Tu han Yang Maha Esa, Bagi teman-teman yang ingin berkenalan dengan Franklin Su- bandi, datang saja ke Jalan Setia budi No.19 Tanjung Rejo Medan. (El.Ginting)
