Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1992-01-26
Halaman: 06

Konten


2cm Halaman 6 PENYAMAK KULIT "M Cerpen Tan Lioe Ie Juara III Sayembara Penulisan HUT ke-43 Bali Post 1991 engapa harus begitu?" Pertanyaan meluncur dari bibir kawanku, seorang Jin. Aku tak tahu harus saja. menggunakan sebuah, seekor atau apa. Biarlah kugunakan seorang Aku mengerti mengapa ia berta- nya dengan terheran-heran. Kare- na ia memang tak berkulit. Konon ia terbuat dari api sehingga tak ber- kulit. Kami duduk di atas sebuah batu besar, di bawah naungan langit. Langit memang mau menaungi se- gala makhluk tanpa pilih kasih. A- wan di atas kami membentuk seju- ta wajah, ada wajah ksatria tamp- an, dewi-dewi yang cantik, raksa- sa, lelaki dan perempuan tua yang keriput... Wajah-wajah itu mena- tap kami dengan berbagai ekspre- si. Aku sekarang berada pada ta- hun 30000047. Hutan-hutan telah menjadi gurun pasir. Sebagian ka- rena kesalahan generasiku pada a- bad XX yang lampau. Hanya sedi- kit pohon-pohon yang tersisa. Ka- lau pun banyak, itu adalah pohon- pohon buatan, seperti pohon- pohon natal di abad ketika aku ma- sih muda. Lautan dan sungai-sungai telah membentuk bongkahan es raksasa. Ikan-ikan berenang dalam aqua- rium atau bergabung dengan kupu- menyapaku dan menanyakan hen- dak ke mana-semacam basa-basi klise. Kemudian ia menanyakan a- pakah aku mau disamak kulitku. Mendengar aku menjawab tak mau, keramahan hapus dari wajah- nya. Diperintahkannya beberapa pengikutnya untuk menangkapku. Aku yang tua dimakan usia ini, tentu tak mampu berontak dari ce- kalan tangan-tangan mereka yang kuat. Dengan mudah mereka me- nelikung aku, mengikat tangan dan kakiku serta membawaku ke da- lam rumah mereka. "Manusia goblok, tak mau diku- liti!" Kudengar ada anggota kelom- kupu dan burung-burung, terbang pok itu yang menyeletuk seperti menghiasi sedikit taman yang ada itu. Pimpinan mereka mendekati- dan angkasa luas. Kepiting- ku. Ia membujukku agar mau di- kepiting merajut sarang laba- kuliti. Berbagai rayuan mengalir alaba, bergerak dari jala ke jala. dari mulutnya, dibantu oleh beber- Udang-udang bergabung dengan apa pengikutnya. Tapi, aku tetap hewan-hewan melata. Gajah- tak mau. ditinggalkan gajah punah menyusul nenek "Aku akan mati jika kalian laku- moyang mereka Mammoth. kan itu!" Gereja-gereja burung-burung gereja. Kelelawar bergantungan di langit-langit ba- ngunan tua bersejarah itu. Aku bersyukur dapat berada di tempat ini, lepas dari penyamak- penyamak kulit yang hendak me- nyamak kulitku. Mereka tadinya menyamak kulit hewan, seperti sapi, kambing, dan kuda. Namun sejak sebulan yang lalu, tatkala hewan-hewan itu punah, mereka mulai iseng menyamak kulit manu- sia. Siang itu aku sedang berjalan melintasi depan rumah para pe- nyamak itu, setelah berabad-abad melangkah melewati berbagai per- adaban. Pimpinan kelompok itu Mahiman Wilatikta IGNATIUS SUHARTO Suryaprabha Cakra (129) Ringkasan cerita yang lalu: Karena diingatkan oleh emban pengasunya, Ratna Sutawan menjadi sadar bahwa kecenderungan manusia tidak berbuat jahat disebabkan oleh adanya sadripu dan astapasha. Emban Mandraka lalu menjelaskan tentang Wishuddha Cakra. Kaka Kekuatan Cakra Mah- etika sedang membayangkan kota, Ratna Sutawan teringkat a- kan keanggunan ibundanya, men- diang Prameswari Bajradewi. Biarpun ia seorang permaisuri, na- mun welas asihnya dan keramah tamahannya terhadap kawula alit tak perlu disangsikan lagi. Sekali- pun mudah bergaul dengan kawula alit, namun keanggunannya tidak berkurang. "Ini pasti karena daya kekuatan yang dipancarkan oleh Sahasrara Cakranya," kata Ratna Sutawan dalam hati. Ketika beralih membayangkan daya kekuatan Ajina Cakra, Ratna Sutawan teringat ucapan Sri Kerta- negara, "Kemauan bisa diibarat- kan sebagai mahapatih dalam ke- rajaan pikiran. Ia merupakan titik awal setiap pribadi yang mulai me- latih mengendalikan pikirannya. Kemauan selalu melaksanakan perintah dari Sang Aku. Ia tidak menghiraukan akibat yang harus dipikul oleh seluruh pribadi. Sema- kin sering melaksanakan perintah Sang Aku, ia semakin menjadi kuat. Kemauan yang tidak diman- faatkan tidak ubahnya seperti le- ngan dan tangan yang tidak pernah digunakan. Dulu, Ratna Sutawan sering me- rasa sulit menangkap arti ucapan ayahandanya. Sebab, ungkapan- ungkapannya tidak sesederhana ungkapan ibundanya. "Aku masih ingat. Kemauan Kanjeng Roma begitu kerasnya, sehingga tak seo- rang pun dapat menghalanginya. Dulu aku mengira hal itu bisa terja- "Kau keliru, Bung. Tak seperti hewan-hewan yang kami samak kulitnya, kau akan tetap hidup. Kami akan memberimu kulit ba- ru," bujuk mereka. "Tapi aku akan mati terlebih da- hulu, baru kemudian hidup kem- bali jika yang kalian katakan itu benar. "Mungkin memang begitu. Yang penting kami jamin kau akan hidup kembali dengan kulit yang sama dengan kulit kami." Ketika kutanyakan mengapa ku- litku harus sama dengan kulit me- reka, mereka mengatakan kulitku sudah terlalu tua, kuno, peninggal an peradaban lama. Pada kulitku. melekat budaya yang asing bagi zaman ini. Dan warnanya sudah buram, sehingga tak sesuai dengan kulit mereka. Semua itu dapat me- lahirkan perpecahan dan pertikai- an. Jadi kulitku harus ditinggal- kan, kata mereka lagi. lakukan Aku sedih mendengar semua itu. Jika yang mereka katakan itu benar, bahwa kulitku yang berbe- da dengan mereka dapat melahir- kan perpecahan dan pertikaian, mungkin cara yang akan mereka -menghilangkan perbedaan- dapat dibenarkan. Ta- pi, tentu benar juga jika cara yang dipilih adalah menerima perbeda- an. Aku lebih sepakat cara yang kedua. Jadi aku tak perlu menang- galkan kulitku. Toh, aku dapat me- nerima kulit mereka apa adanya. Aku rasa mengganti kulitku tak semudah berganti pakaian. Sebe- narnya kulitku telah berubah sei- ring dengan perjalanan waktu. Ka- ta orang-orang yang tahu, kulitku telah berbeda dari ayahku apalagi kakekku dan apalagi di atas dan di atasnya kakekku. Kulitku berubah secara alami. Kulihat keturunan- keturunanku ada yang kulitnya berbeda dariku. Ada yang sama dengan para penyamak itu. Bagiku itu wajar, asal pergantiannya ber- jalan alami, tidak dipaksakan. Aku bukan ular, sehingga per- gantian kulitku mungkin tak sece- pat ular, walau sama-sama alami. Dan aku bukan bunglon yang da- pat berganti warna dengan cepat, seolah-olah berganti kulit. Mereka tampaknya tak dapat menerima alasan-alasanku. Kulit- ku tetap akan disamak besok. Aku tahu, ada orang-orang dari zaman ku yang secara sadar dan sukarela mengganti kulitnya, ketika ber- jumpa kelompok penyamak itu. Bagiku itu adalah hak mereka dan kuhargai keputusan mereka. Aku hanya kasihan terhadap beberapa orang yang lain, yang terpaksa me- lakukannya. Yang kusebut bela- kangan ini, mungkin tampak biasa saja. Namun, ternyata darah da- ging mereka belum terbiasa de- ngan kulit baru mereka, sehingga menimbulkan gatal-gatal, seperti kudengar dari bisik-bisik mereka. M mi alam telah menyelimuti bu kursi tua peninggalan abad XX. Aku terbaring dekat Ruangan itu diterangi oleh sinar lampu petromak yang berasal dari abad yang sama dengan kursi itu. Mereka sangat menyayangi dan menghargai kursi dan petromak itu, yang kata mereka antik dan perlu dilestarikan. Benda-benda itu dapat mereka sayangi, meng- apa manusia "antik" seperti aku ini tidak? Hatiku galau memikirkan yang besok akan kualami. Kubayang kan jika kulitku telah berganti dan aku berdiri di depan cermin, dapat- kah aku mengenali wajah yang ter- pampang di sana? Masihkah wajah itu wajahku ? Dan dapatkah aku Bali Post dikatakan aku? "Ah..." "Ssssst! Bangun, Bung!" Aku membuka mataku. Kulihat beberapa orang di dekatku. Sebe- narnya aku belum tidur, walau tadi mataku terpejam. Mana mungkin aku dapat tidur dengan hati sangat gelisah. "Kami akan membebaskanmu," kata orang-orang itu. Mereka me- naruh simpati padaku, namun tak cukup kuat untuk mengubah kepu- tusan yang telah ditetapkan. Mere- ka melepaskan ikatan pada tangan dan kakiku, dibantu oleh tikus- tikus yang menggigit putus tali i- katku. "Terimakasih, kawan-kawan!" ucapku setiba di pekarangan. "Ssssst!" Mereka memberi i- syarat agar aku jangan berucap de- ngan keras. Sambil melangkah, aku melam- baikan tanganku pada orang-orang dan tikus-tikus itu. Akan tak tahu apakah mereka lambaian itu, di te- ngah kegelapan yang meliputiku. Fajar telah menyingsing. Hujan gerimis menyapa selamat pagi pa- da bumi. Bau segar tanah menguap ke udara. Di hadapanku meleng- kung indah sebuah bianglala. Bias warna-warninya bermain-main pa- da serpihan halus air hujan, men- ciptakan suasana magi. Ooo, bianglala yang cantik. Ma- sihkah kau secantik ini jika tak berwarna-warni ? Aku melangkah di atas jembat- an bianglala. Seekor kupu-kupu dan ikan kecil terbang melintas di dekatku. Mereka bercanda dan bercumbu. Aku terus melangkah hingga sampai di tempat ini. Kuce- ritakan pengalamanku ketika aku bersama para penyamak kulit itu, pada jin yang kukenal ketika aku baru tiba. Sehingga lahir pertanya- an tadi. Aku tak tahu bagaimana harus kujawab. Aku sendiri masih bertanya-tanya, mengapa harus begitu? Aku menyalami kawanku, jin itu, untuk berpamit. Air mata haru mengambang di matanya. Walau tak jelas di mana letak hidung, bi- bir dan matanya, sungguh aku tak dapat melihat matanya yang basah itu. Aku pun tak dapat menahan butir-butir haru yang lahir dari ke- penuh rasa persahabatan dan per- lopak mataku. Kami bersalaman saudaraan, walau belum lama sa- ling mengenal. Aku berjanji akan kembali kalau telah kuperoleh ja- waban. Aku turun meniti pohon nangka yang bersandar pada batu ini. See- kor ikan besar menghampiriku. Ia menyatakan ingin menyertai peng- embaraanku, sambil menawarkan jasa penerbangan. Aku terbang bersama ikan itu, berbekal tanya. Terbang ke ujung langit menyongsong fajar mere- kah.*** Januari 1990 Brush Up Your English Oleh Soejono Ts Nomor 4 Tahun 1992 ADA dua pekerjaan rumah di BUYE Minggu lalu. Seperti sekala saya akan mengerjakannya terlebih dulu. 1. 1. Sardi drives a car well, but he isn't driving a car now because he is on leave. 2. Gonjag is playing cards now. Usually he doesn't play cards. 3. Is she doing the cooking now? What is your mother doing now? 4. He studies French in a French course twice a week in the afthernoon. 5. I always have breakfast before I go to school. 6. After taking a bath, he puts on his uniform. Before going to school, he always says good-bye to his parents. 7. Father is reading a newspaper now; mother is listening to music and Tini is watching television. 8. On Monday afternoon I do an English course; on Tuesday I stay at home and on Thursday I play football. 9. I am doing homework now. Please go to the meeting alone. 10. My sister always helps mother in the kitchen every Sunday, because she is hardly ever at home in the morning. II. 1. There will be an important ceremony at home next week. I must be at home. 2. There was nothing at home yesterday. 3. Is there any meeting here every week? 4. There wasn't anybody at your home yesterday, so I was not there. 5. He is never at home on Mondays and Thursday, because there is an English course for me on those days. Ada hal yang perlu dikutik, yaitu nomor 5 pada pekerjaan rumah tersebut di atas. (1) on Mondays and Thursdays itu sama dengan every Monday and Thursday. Jadi on week-ends sama dengan every week-end. Ingat bentuk plural sesudah on. Kalau sesudah hari ada keterangan bagian dari hari itu, seperti: morning afternoon evening night yang dijamakkan atau mendapat bentuk plural bukan lagi nama hari, tapi bagian dari hari itu.. Contoh: on Sunday mornings = every Sunday morning. on Sunday afternoons = every Sunday afternoon. on Saturday nights = every Saturday night. (2) on those days. Ingat this) selalu diikuti kata benda that) singular Contoh: this book; this boy; this girl that book; that boy; that girl Tetapi: these) selalu diikuti oleh kata those) benda plural Contoh: these books; these boys; these girls those books; those boys; those girls Pola kalimat: There be (not) dapat diikuti oleh present participants seperti: There be (not) subject pres. part - etc Perhatikanlah kalimat bahasa Indonesia berikut ini: Ada seorang wanita menunggu saudara di kamar tunggu seka- rang. Mahabharata di TPI MINGGU, 26 JANUARI 1992 M Dengan pola kalimat tersebut di atas saudara akan dapat menterje mahkannya dengan mudah: There is a woman waiting for you in the waiting-room now, Contoh lain: There is a beautiful girl standing near a tree. =Ada seorang gadis cantik berdiri di dekat pohon. There are many students reading books in the library. = Ada banyak mahasiswa membaca buku di perpustakaan. Perhatian Di dalam kalimat-contoh yang pertama terdapat waiting-room Ada yang menulis waiting room. Apa bedanya? Ada bedanya sebenarnya. Waiting-room itu sudah kata benda majemuk yang artinya kamar-tunggu. Waiting room itu bukan kata benda maje muk. Artinya kamar yang sedang menunggu. Menunggu siapa? Swimming-pool itu kolam renang. Swimming pool, kolam yang sedang berenang. Di mana manusianya berenang? Latihan tetap diperlukan. Cobalah saudara kerjakan terjemahan berikut: 1. Ada seorang wanita menunggu saudara di perpustakaan. Siapa kah dia? 2. Ada beberapa gadis yang menghadiri pertemuan itu kemarin,. Ke manakah engkau?. 3. Ada beberapa anak laki-laki yang berenang di kolam renang hotel dan ada beberapa gadis bermain catur di kamar, tunggu Sekarang perhatikanlah kalimat bahasa Indonesia berikut ini: Sulitkah ujian itu? Ya, ujian itu terlalu sulit dikerjakan. Saya yakin bahwa kalimat pertama tidak lagi memerlukan keterangan. Saudara pasti dapat mengerjakan? Tetapi yang kedua memerlukan bantuan. Untuk menterjemahkan kalimat kedua diperlukan pola kalimat yang sesuai. Dan inilah pola kalimatnya Subject be too - adjective to infinitive Tidak lagi sulit menterjemahkannya: Coba perhatikan: The examination is too difficult to do Terjemahan kalimat bahasa Indonesia tersebut di atas menjadi: Is the examination difficult? Yes, it is too difficult to do. Bisa juga saudara mempergunakan kala lampau atau the Past Tense: Was the examination difficult? Yes, it was too difficult to do. Ada juga kalimat bahasa Indonesia seperti berikut: Rumah itu terlalu besar untuk kutempati. Mobil itu terlalu mahal untuk dibeli ayah. Untuk kedua macam kalimat tersedia pola kalimat seperti berikut: Subject be to adjective for (pro) noun to infinitive Saudara tak akan sulit menterjemahkan kedua kalimat bahasa Indonesia di atas: The house is too big for me to live in. The car is too expensive for father to buy. Nah, saudara akan mudah menterjemahkan kalimat-kalimat berikut ini sekarang. 1. Pergilah ke bioskop sendiri. rumah. Saya terlalu lelah untuk keluar 2. Cincin itu sangat mahal. Itu terlalu mahal untuk dibeli ibu. 3. Mengapa engkau pulang? Ceramah itu terlalu membosankan untuk didengarkan. 4. Kopor ini terlalu berat untuk diangkat. Bantulah saya. 5. Saya tak suka buku itu. Buku itu terlalu sulit untuk dimengerti. 6. Saya tak punya uang. Sepeda motor itu terlalu mahal untuk kubeli. Pernikahan di Kraton Astina Catatan Ignatius Suharto "Adapun tentang perasaan, para Teka-teki Silang Nomor 359 Fskema para tokohnya adalah sebagai berikut: membagi perasaan menjadi ga: luhur, madya dan papa. Perasa- an luhur dikendalikan oleh Anaha- ta Cakra. Karena letaknya di te- ngah dada, ia disebut Cakra Dada atau Cakra Jantung. Perasaan ma- dya dan papa dikendalikan oleh Suryaprabha Cakra." "Wah, cakra manusia namanya bagus-bagus," seru Ratna Suta- wan." Sekarang jelaskan satu per- satu. "Tentu saja mereka mempunyai nama-nama yang bagus. Sebab, karena merekalah kita bisa hidup sehat atau sakit-sakitan," sambung Pertanyaan: Mendatar: 1. Istilah dalam Catur; 3. Cara menanam Pohon; 6. Kendara- an buatan India; 7. Nama bangsa Burung; 8. Mayat; 11. Pancaran terang; 14. Riuh ra- mai; 16. Rumah' 18. Bentuk karya sastra; 19. Kejadian yang menyedihkan; 22. Tali yang besar; 24. Dupa; 25. Singkat; 26. Ongkos, harga. Menurun : 4. masing-masing sebesar Rp 7.500. Bagi para pemenang yang ber- domisili di dalam kota Denpa- sar harap mengambil hadiah- nya di kantor Bali Post setiap hari kerja dengan memperli- hatkan tanda pengenal diri yang sah. Luar kota akan diki- rim lewat pos. Pemenang TTS Nomor 357: Ketut Bagiada 1. 2. 3. Jl. Diponegoro 23. Klungkung, 80712. Ida Bagus Wisnawa Kantor Camat Mendoyo Negara, 82261. Luh Sri Wardani SMAN Seririt Jl. Diponegoro no. 98 Seririt, 81153. Ni Ketut Sukani 1. Alat musik gesek; 2. Dingin; 3. Raih; 4. Gedung Nasional Indonesia; 5. Perjanjian (sewa menyewa, bekerja); 9. Ca- haya; 10. Rasa sakit (Ingg.); 12. Kelompok atom bermuat- an listrik; 13. Saudara suami/ 4. isteri kita; 14. Nama tabloid mingguan (almarhum); 15. Ga- gasan; 17. Mati (Ingg.); 19. Nyata, jelas; 20. Bagian tubuh Jawaban TTS Nomor 357 yang tidak boleh kelihatan; 21. Sadar; 23. Tas (Ingg.). Ketentuan menebak : Emban Mandraka. "Anahata Ca- kra mempunyai dua belas daun, warnanya kuning emas agak jing- cewaan dan penyesalan di kemudi- ga. Mereka yang bisa melihat ca- an hari. Oleh karena itu, tindakan kra, semua cakra warnanya indah- yang timbul dari perasan perlu indah. Cakra ini ada dua, yang satu mendapat perhatian istimewa dari di depan dan yang satunya lagi di kemauan. Kita sering diperingat- belakang. Cakra yang depan kan oleh orang lain: 'Jangan turuti mengendalikan jantung, dan cakra perasaanmu!" Artinya, ketika itu yang belakang mengendalikan apa yang kita lakukan bukan atas paru-paru. Anahata Čakra me- dasar kehendak kita. Seakan-akan rupakan pusat perasaan luhur. Ca- kita tidak sadar apa yang kita laku- kra ini sangat erat kaitannya de- kan. Nah, teguran itu untuk me- ngan Suryaprabha Cakra. Sebab, nyadarkan kita; tepatnya me- kedua-duanya adalah pusat per- nyadarkan kehendak kita yang te- asaan. Dengan memberi rangsang- lah tergusur. Perasaan itu seperti an yang satu akan berpengaruh ke- seorang menteri yang bawel, yang pada yang lain. Yang satunya sakit, pandai mempengaruhi mahamen- yang lainnya ikut menjadi sakit. terinya. Kalau dimanja, ia akan Suryaprabha Cakra mempunyai menggusur sang mahamenteri. sepuluh daun. Cakra ini mengen- Artinya, perasaan yang dimanja a- dalikan dan memberi daya kekuat- kan menggusur kehendak kita. an kepada lambung, usus, dan se- "Kata-kata ibundanya itu masih kat rongga dada. Dalam batas- 2. teringat oleh Ratna Sutawan, se- batas tertentu, Suryaprabha Cakra hingga menimbulkan pertanyaan ini juga mengendalikan dan mem- dalam hatinya, "Siapa yang meng- beri daya kepada piranti-piranti tu- endalikan perasaan itu. Apakah buh bagian dalam yang penting- perasaan juga dikendalikan oleh penting. Cakra ini mudah tergang- cakra?" gu keseimbangannya. Perasaan pa- 'Apa yang sedang Gusti Putri pa seperti sedih, cemas, iri, dengki, renungkan?" tanya Emban Man- cemburu sangat mengganggu ke- draka. Ia tahu bahwa lamunan gus- seimbangan Suryaprabha Cakra. ti asuhannya melayang jauh di sa- Akibatnya orangnya jadi sakit bo- na. rok perut, tukak lambung, dan se- "Setiap kali aku merenungkan bagainya." 1) cakra dan daya yang dipancarkan- nya, aku lalu teringat ucapan- "Jika orang tahu bahwa Suryap- ucapan dan penampilan swargi rabha Cakra itu mudah terganggu Kanjeng Ibu dan Kanjeng Rama. karena perasaan-perasaan papa, Apakah cakra juga bisa mengen- mereka akan menghindari berper- dalikan watak dan penampilan?" asaan papa. Karena ia ikut meng- tanya Ratna Sutawan. .endalikan piranti tubuh bagian da- lam yang penting-penting, maka "Menurutnya para Resi, Sahas- kalau ia terganggu keseimbangan- di karena Kanjang Rama adalah rara Cakra mempunyai daya ke- nya, tubuh akan menjadi sakit ka- seorang raja. Tetapi, ternyata bu- muliaan, Maka, orang yang mem- rena piranti tubuh bagian dalam- kan hanya Kanjeng Rama saja punyai cakra ini sehat dan kuat, nya sakit. Kalau demikian aku ha- yang berkemauan keras. Paman A- penampilan dan wataknya tampak rus hati-hati, agar cakra ini sehat, ria Wiraraja, Dangdi dan Kangmas anggun dan mulia. Dalam cerita kuat dan tetap seimbang," tutur Nararya, yang bukan raja, juga Mahabharata seperti penampilan mempunyai kemauan keras. Sete- Mpu Wyasa, Maharsi Bhisma dan lah aku mengenal cakra, kemauan Dewi Gangga. Atau, tidak usah "Bagaimana caranya?" tanya keras dimiliki oleh mereka yang jauh-jauh mencari contoh. Mendi- Emban Mandraka pura-pura tidak mempunyai Ajina Cakra yang se- ang Paduka Sri Kertanegara dan tahu. Jika gusti asuhannya sudah Gusti Prameswari Bajradewi, mi- tahu, ia pasti tergugah untuk men- salnya," jawab Emban Mandraka. jelaskannya. Dengan demikian, Dan ketika beralih lagi mem- "Orang yang mempunyai Ajina gusti asuhannya akan merasa di- bayangkan daya yang ditimbulkan Cakra sehat dan kuat, mempunyai ajak bertukar pikiran. hat dan kuat. olch Wishuddha Cakra, Ratna kemauan keras seperti mendiang Sutawan teringkat ucapan ibunda- nya. "Gagasan dan alasan itu se- perti bhujangga kraton pikiran. Ji- Paduka Sri Kertanegara, atau Ratna Sutawan. "Kanjeng Ibu Bajradewi pernah mempunyai kawaskitan seperti menjelaskan bahwa perasaan itu Empu Wyasa. Orang yang mempu- seperti seorang menteri yang pa- ka diberi izin untuk bertindak, ia nyai Wishuddha Cakra kuat dan ling bawel. Kemauan diibaratkan akan memberikan gagasan baru dan keinginan keinginan untuk mencapai tujuan. Namun demikian, ia dapat dibatal- kan oleh kemauan. Bilamana ke mauan tidak dapat menegaskan isi gagasannya, biasanya lalu dicam- purtangani oleh perasaan. atau gagasan sehat, kaya akan berbagai gagasan sebagai mahamenteri. Jika menteri baru seperti Gusti Adipati Arya yang bawel itu dimanjakan, maka Wiraraja, kebijakan-kebijakan linuwih se- inya. Maka, mahamenterinya ha- mempunyai ia akan menggusur mahamenter- pertí Pujangga Santasmerti." rus diperkuat supaya tidak diperin- "Jadi, untuk memudahkan cara tah tetapi terus memerintah. De- mengingat: Mahkota-mulia, Ajina ngan memperhatikan Ajina Cakra, mahotsaha - waskita, Wishuddha maka kemauan menjadi kuat. Jika cipta wicaksana," sambung Rat- kemauan kita kuat, maka kita bisa na Sutawan, lalu bertanya, "Apa- mengendalikan perasaan kita. Jika kah cakra juga mengendalikan per- perasaan kita terkendalikan, maka asaan?" hidup kita akan menjadi sehat," "Gusti Putri ternyata pandai tutur Ratna Sutawan. mereka-reka, bagaimana cara, ter- Catatan: mudah untuk mengingat. Ini suatu Suryaprabha Cakra Cakra Solar pertanda bahwa Gusti Putri mem- Plexus Plexus solaris Cakra. punyai Wishuddha Cakra yang swargi mendiang. 1) = Coa kuat dan sehat," kata Emban Man- Kok Sui, 1989, p. 158-159. perasa- draka memuji gusti asuhannya. an emosi. (bersambung). "Salah satu kelemahan utama dari apa yang disebut berpikir ada- lah adanya kecenderungan untuk membiarkan kemauan digusur o- leh perasaan. Kesalahan inilah yang sering mengakibatkan keke- Kupon TTS No. 359 1. 3. Jawaban ditulis di kartu pos sertakan Kupon TTS Nomor 359 dan kirim ke redaksi Bali Post, Jl. Kepundung 67 A Denpasar 80232, selambat- lambatnya 11 Februari 1992. Pemenang akan diumumkan pada Bali Post Minggu edisi 16 Februari 1992. Bali Post menyediakan hadiah uang sebesar Rp 30.000, diber- Kelas III B SMP Negeri Bebandem Karangasem, 80861. Mendatar: 2. CUTI; 4. ADUK; 8. ENCOK; 9. OPIUM; 12. ANCOL; 17. NA- IMAUS; 21. STORM; 22. AN- GED; 18. LEWAT; 19. IBU; 20. TEK; 25. AKASO; 28. EMPAT; 29. MAAF; 30. OPEN. MENURUN: DUKA, 6. KOOC; 7. AJAL; 10. 1. SADO; 2. CACI; 3. TREM; 5. PENSIUN; 11. UPGRADE; 13. EDISI; 16. ILUSI; 22. ADIL; 23. NEW YORK; 14. OPTIMIS; 15. TEAM; 24. KENA; 25. ikan kepada empat pemenang ATAP; 26. AMIN; 27. ONAK DAPATKAN SEGERA!!! GEOGRAFI SMA PENUNTUN BELAJAR Parasara Citragada Ambika X Vyasa Fed Ambika X Wicitrawirya X Ambalika X Ambalika Vyasa X Datri Gandari X Drestrarastra Widura Bhatara Surya X Kunti X Pandu X Madri Dalam episode 7 (Sabtu, 18 Ja- nuari 1992) kisahnya dimulai dari dinobatkannya Pandu menjadi ra- maupun oleh saudara tua. Ini se- buah pelajaran buat para orangtua di masa kini yang masih suka me- maksakan kehendaknya. Bhisma berterima kasih dan memberinya restu, semoga Ganda- ri dikaruniai banyak anak. Raja Sawala pun ikut merestuinya, se sengsara ? Kehadiran Gandari disambut ilm serial "Mahabharata" yang ditayangkan di TPI, episode 1 -7, ja Astina. Pada saat ia duduk di moga putrinya itu bisa hidup baha- gia sejahtera. Orangtua mana yang singhasana, turunlah kalung rang mengharapkan anaknya hidup X Satyawati X Santanu X Gangga kaian bunga dari angkasa, lalu ter- sandang ke lehernya dengan sendi- rinya. Hal ini sebagai pralambang meriah oleh seluruh kawula dan Bhisma bahwa bertahtanya Pandu di Asti- na direstui para dewa. Karena tu- kan dengan pesta andrawina. narapraja. Pernikahannya diraya- nanetra, maka Drestrarastra tidak Timbul Kedengkian dapat menyaksikannya. "Aku sungguh beruntung men- Istri Pendamping dapat istri sebaik dirimu," kata Supaya Drestrarastra bisa hidup Drestaratra kepada Gandari di tenteram, ia perlu didampingi seo- ruang peraduan. "Mengapa kamu rang istri yang dapat menenangkan ikut-ikutan menutupi matamu de hatinya. Begitulah pendapat Sa- ngan kain tebal? Bukankah dengan tyawati, yang disetujui Bhisma. matamu yang terbuka itu aku bisa Bhisma lalu diminta pergi ke Gan- ikut melihat indahnya taman, ber- dara, guna melamar Gandari buat araknya awan di langit, dan kein- Drestrarastra. Bhisma tiba di sana ketika rajanya, Sawala, sedang kita tidak membutuhkan mata "Untuk melihat semuanya itu, menghibur diri bermain dadu ber- sama puteranya, Sakuni. Permain- an dadu ini kelak memegang per- anan penting dalam perjalanan se- Baik di istana Gandara maupun jarah Kurawa dan Pandhawa. di kraton Astina (ketika itu), ucap- Bhisma menyatakan maksud ke- datangannya. Raja Sawala dan Sa- an Gandari seperti ucapan para kuni tentu saja tidak rela apabila lah ekspresi pikiran, mestinya u wanita bijaksana. Jika ucapan ada- Gandari dipersunting oleh pria tu- nanetra. Orangtua mana yang me- kiran yang bijaksana pula. Murni- capan yang bijaksana lahir dari pi- Karna 3 9 10 11 12 13 14 15 16 17 B 22 23 26 BUKU-BUKU SEMESTER GENAP Terbitan GANECA EXACT BANDUNG SMA SMP FISIKA SMP PENUNTUN BELAJAR BAHASA dan SASTRA INDONESIA SMA Kelas H Semester & PENUNTUR BELAJAR BAHASA dan SASTRA INDONESIA PENUNTUN BELAJAR BAHASA INGGRIS SMP ANSI MATEMATIKA SMP NO. 167 Telp. (022) 701903 Fax. 75329 Bandung JI. Kiaracondong .Jakarta JI. Kayu Putih Selatan ID No. 10 Telp. (021)4891434 4899469 Fax. 4 71 1972 Semarang Jl. Singosari Raya No. 6 Telp. (024) 313853 Fax. 313853 Surabaya Jl. Imam Bonjol No. 75 Telp. (031) 69531 Fax. 69531 SMA BIOLOGE SMA SMA MATEMATIKA wwwIAL H SMP Denpasar Jl. Raya Puputan No. 17X Renon, Telp. (0361) 25256 Fax. 25231 Singaraja Jl. Diponegoro No. 68 Telp. (0362) 21203 Jl. Diponegoro No. 21 JI. Ngurah Rai No. 197 Telp. (0365) 41855 .Tabanan .Negara C 51 19 20 24 26 5 dahan alam semesta ini?" ini," jawab Gandari. "Kita bisa melihat apa saja melalui mata batin kita." relakan putri kesayangannya di- peristri pria yang tunanetra? kah semua ucapan itu? Bukankah manusia pintar bersandiwara? Namun Gandari, yang mende- Sementara berdampingan de- ngar percakapan mereka, segera ngan istrinya, Drestrarastra mem- muncul ikut berunding. Dengan a- bayangkan keberuntungan adik- lasan yang dapat dipertanggungja- wabkan, ia menyatakan bersedia nya. Ketika itu, Pandu sedang diperistri oleh Drestrarastra. Seba- mengikuti sayembara. Drestraras gai bukti akan kesungguhan dan tra. Ia juga menyesalkan tahta dan tra menyesali dirinya yang tuna ne- ketulusan hatinya, ia mengikatkan mahkota yang kini menjadi milik kain untuk menutupi matanya sen- Pandu. Kemarin ia rela menyerah- diri. Ayahanda dan saudara tuanya kan apa yang seharusnya menjadi tak berdaya menghalanginya. Pada haknya. Hari ini ia mengatakan zaman Mahabharata, pendirian bahwa Pandu telah merebut dan wanita dan hak anak untuk berbi- cara telah dihormati oleh orangtua GRATIS!!! (Bersambung ke Hal 11 kol 1). Periksa Mata di Tiara Optic Sudahkah keluarga Anda Memeriksakannya? Datanglah ke Optic Kami dan dapatkan koleksi Frame terbaru untuk Anda sekeluarga. BARU TIBA Koleksi Frame Terbaru Tedlapidus NIKON Dunhill Benetton, Ellesse Cartier, Etienne Aigher Charmant, Rodenstock Rayban YSL, Chdior, dll. Kami juga melayani : - - Konsultasi Gratis untuk lensa kontak. Pemasangan dan service pencucian lensa Kontak Service purna jual secara cuma-cuma (penyetelan dan Baut KM). Pembelian KM dgn harga murah ASKES PHB - KESDAM Resep Dokter Mata Bila mutu dan harga menarik yang Anda utamakan, datanglah di : My Tiara Optic Pasar Swalayan Tiara Dewata Jln. Mayjen Sutoyo, Telp. (0361) 35733 Ext. 146 Denpasar Bali C.25 omor 43/KMD/Tahun XII Edisi B Har Koperasi Eka Dharma Murti Kelola Modal Rp 5 Juta Lebih HINGGA saat ini Koperasi Eka Dharma Murti milik para seniman tari dan tabuh di tiga kabupaten (Badung, Gianyar, Tabanan) yang berkantor di Denpasar, dewasa ini meng- elola modal kerja Rp 5:755.750. Modal itu terhim- pun setelah mendapatkan sisa hasil usaha tahun buku 1991 Rp 897.365. Manajer Koperasi Eka Dharma Murti, I Wayan War- tha yang juga sebagai Pimpin- an Sanggar Printing Mas bi- dang pembuatan pakaian tari Bali kepada Bali Post, Rabu la- lu menjelaskan hal itu ketika memimpin rapat anggota ta- hunan tahun buku 1991/92 yang diselenggarakan Minggu lalu, di Denpasar. Dalam rapat tersebut, juga diputuskan sejumlah program kerja yang mengarah pada usa- ha meningkatkan kesejahter- aan para seniman anggota ko- perasi. Keberhasilan yang di- peroleh tersebut berkat adanya kerja sama dan pengertian baik dari para anggota, mengingat MEN kesadaran anggota sudah jelas 1 Ket membawa dampak positif ter- hadap kehidupan koperasi. Oleh karena itu, para anggo- ta koperasi yang beranggota- kan 60 orang lebih para senim- T TIM an tari dan tabuh dari tiga ka- bupaten di Bali bertekad tingkat menghidupkan anggota lewat Januar koperasi yang berazas keke- laian d luargaan dan semangat jiwa matan gotong royong. pin K Program kerja dan usaha ngunan yang dioperasikan di samping Klungk simpan-pinjam juga ditunjang haya D ada pal dengan pertokoan kecil-kecil untuk membantu keperluan dan Ka para anggota sehari-hari. dinilai tasan (Sugendra) mengi KSU Dirga Unggul di Ti an men NAMA Batubulan tidak terpi- da jalar sahkan dengan "pariwisata" Malah pariwisata itu sendiri Badung menjadi "nafasnya" Batubul- tal To an. Para turis, utamanya turis papan mancanegara yang datang ke sar dan Bali tidak pernah melupakan lah me Kabupaten Gianyar dengan koperas Desa Batubulan-nya. Sebab nyar da kalau tidak singgah akan di- tulis: K rasakan bagaikan sayur tanpa bulan. KSU garam saja laiknya. Batubulan juga menjadi jagonya daerah tahun Kabupaten Glanyar dalam hukum lomba desa terpadu Tk. Pro- bernom pinsi Bali tahun 1991. Sayang Masa p hanya berhasil sebagai juara II. KSU D Hanya kandas oleh keperkasa- Termas an Desa Timpag, Kabupaten ring uar Tabanan. Desa Batubulan ber- di Rp 1 lokasi pada jalan protokol ju- Barula rusan Denpasar - Gianyar. Ja- titik-tit raknya pun tidak terlalu jauh demi k dari Kota Denpasar. Karena- pai. Pe nya, mudah dicari dan gam- disegan pang ditemukan. Desa yang syarak memanjang dan terus diper- terus olek ini dilengkapi pula sebuah mang, koperasi serba usaha dan ber- masya bagai koperasi primer lainnya. berkop Koperasi serba usaha (KSU) tuturk Dirga Buana Batubulan punya Buana nama populer. Cukup dikenal nampa dan punya prestasi meyakin- lakkar kan. Tidak mengherankan pa- listrika DUA KALI-KSU Dirga Buana Batul kali memberikan hadiah kepada para sang semangat menabung dikalangan a pak dalam gambar. Color Rendition Chart 4cm