Tipe: Koran
Tanggal: 1992-02-02
Halaman: 05
Konten
GU, 2 FEBRUARI 1992 ing dapat dikelola dengan Masalah tersebut akan ma- erselesaikan jika majalah din diberikan pembinaan yang adai. Dewi Juita Wiriastuti IE N 3 Denpasar AJALAH sekolah kami ber- Madyapadma. Dulu, na- ya Widyastana. Tetapi, na sesuatu hal, dan penga- STT baru, namanya diganti. alam pelaksanaannya me- g pengaruh mengalami be- pa hambatan. Pertama, me- gkut koordinasi antarpe- us. Kadang-kadang, karena al sekolah dan kesibukan kordinasi ini memang masih ditingkatkan. Kedua, me- gkut naskah yang agak ". Dengan terbit tiap tiga sekali, ini merupakan ken- tersendiri. Sebab, kita kan memenuhi kebutuhan baca, bukan keinginan rus. Ketiga, soal kualitas lolanya. Harus saya akui perlu dibimbing dan dia- an. ndala-kendala tersebut me- sudah kita coba atasi se- ntern. Namun, dengan ke- asan kemampuan, tenaga "aktu yang kita miliki masa- masalah tersebut beberapa aranya muncul kembali. Ini saja, oleh karena pengu- a berganti berganti-ganti.. megitu pengurus baru, me- memang masih coba-coba erhadapan dengan masalah ut. ena itu, saya dan rekan- Madyapadma menyambut an antusias adanya pembi- Han bimbingan tentang jur- k ini. Lebih-lebih saya de- ada rencana di sekolah akan dibuka ekstrakuriku- nalistik. Ini tentu sangat nfaat untuk para siswa u- ya dan pengaruh Madya- a khususnya. Mudah- man program ini tahun aja- endatang bisa diwujudkan. Dewi Juita W g ilmu pasti terutama dalam ran mengenai bilangan yang iil-- lantas di mana letak per- mantara ilmu pasti dan puisi? GENAP EXACT UNG KA www SMP KA SMA SIOLOGI ATEMATIKA Puputan No. 17X Renon, 861) 25256 Fax. 25231 onegoro No. 68 0362) 21203 onegoro No. 21 rah Rai No. 197 0365) 41855 C 51 ang ditempuh hotel-hotel. Ider kita agak lain, kuminta merancang bentuk dan pe- annya yang unik." eminta agar aku menyusun ang berisi tentang kelebih ampu yang menjual paket han buat wisatawan. er harus kita cetak luks. yang full color," pintanya. a berangkat ke sebuah per- di Denpasar, aku mampir hku di Takmung. Sementa irpa yang tinggal di rumah endiri yang meminta untuk nya. memang anak rajin. Ru- awatnya bersih, jauh lebih ka aku mengurusnya. Ada a pohon yang baru dita- tanahnya masih basah. aku masuk ruang depan, surat untukku. Satu dari Australia dan dari Naja di 3. Bagiku ini bukan cuma ebetulan, tapi keajaiban. na mungkin surat dari dua datang bersamaan? (Bersambung) MINGGU, 2 FEBRUARI 1992 Cafe POS ANAK- ANAK Persaingan Hdiliputi Oleh Trisna D. ari itu suasana kelas kami itu tiba-tiba saja ada lipatan ditambah dengan wajah-wajah Vivi yang sedang mengerjakan mereka yang masam karena ti- soal-soal itu merasa terkejut dak siap menghadapi ulangan dan segera memungut lipatan yang akan diadakan hari itu. Tiba-tiba masuklah guru Mate- matika kami yang terkenal pa- ling killer di sekolah kami. Tanpa bicara sepatah kata pun ia segera membagikan soal- soal yang harus kami kerjakan. Vivi yang terkenal paling pintar di kelas kami kelihatan tenang menjawab soal-soal yang diberikan. Sedang asyik- nya ia mengerjakan soal-soal kertas tadi. Namun belum sem- pat ia membuka lipatan kertas tadi tiba-tiba dari arah bela- kang terdengar suara orang mendehem, "Vivi apa yang se- dang kau baca itu, coba bapak pinjam sebentar." Lalu kertas itu dibawa oleh Pak Suhud ke depan kelas. Vivi yang tertangkap basah memungut lipatan kertas tadi merasa kesal, gara-gara lipatan kertas tadi konsentrasinya jadi Dongeng buyar. Setelah semua anak- anak selesai mengerjakan soal- soal Matematika tadi, Vivi pun segera dipanggil Pak Suhud. "Vivi, kau tahu apa isi kertas tadi?" Vivi yang ditanyai Pak Suhud merasa terkejut atas pertanyaan tadi karena ia me- rasa tidak tahu akan isi kertas itu. Vivi pun berusaha menja- wab sejujur-jujurnya. "Tidak Pak, Saya tidak tahu akan isi kertas itu karena saya belum sempat membacanya." "Lalu siapa yang membuang lipatan kertas ini ke kepala- mu?" tanya Pak Suhud. "Itulah Pak, saya pun tidak tahu karena kertas itu datang- nya dari bangku belakang. "Baiklah, bapak percaya a- kan kejujuranmu, namun lain an kertas seperti tadi apalagi pada saat ulangan berlang- sung, bapak harap kau segera menyerahkannya kepada ba- pak. "Baiklah, Pak." Vivi pun se- gera meninggalkan kelas sete- lah Pak Suhud selesai mena- nyainya. Di luar kelas tampak kelom- pok Rina, Ani, dan Ida tertawa cekikikan mendengar guru Matematika itu memarahi Vi- vi. Kelompok mereka ini me- mang terkenal usil dan mereka merasa dendam kepada Vivi. Si Bungkuk dan Si Buta Da ahulu, di sebuah desa hi- duplah dua orang kakak beradik yang hidupnya rukun dan damai. Kedua orang itu di- panggil si buta dan si bungkuk karena keduanya mempunyai cacad. Yang satu buta dan yang satunya lagi punggungnya bungkuk. Pekerjaan si buta dan si bungkuk mengemis. Pada suatu hari, agaknya re- zeki mereka agak banyak. Se- hingga mereka bersepakat un- tuk membeli makanan yang le- zat, karena telah lama sekali mereka tidak makan makanan yang lezat. Setelah sampai di sebuah warung makan, mereka mem- beli daging. Kemudian si buta dan si bungkuk beristirahat di bawah pohon yang rindang. Mereka melepas lelah dan ma- kan daging yang mereka beli. Rupanya si bungkuk mempu- nyai hati yang jahat oleh kare- na si buta tidak dapat melihat, maka diberinya si buta daging yang keras dan alot. Sebalik- nya si bungkuk makan hati go- reng yang empuk dan gurih. Si buta makan daging itu de- ngan susah payah. Ia menggigit daging itu dengan sekuat tena- ga. "Bungkuk, mengapa daging yang kau berikan padaku begi- ni keras?" tanya si buta agak curiga. "Ah sama saja kok, yang ini juga keras!" jawab si bungkuk bohong. Kedua orang itu lalu hidup rukun kembali dan sangat ber- bahagia karena mereka menja- di orang normal. Mereka tidak mengemis lagi. di orang yang normal, timbul- Karena merasa telah menja- lah sifat sombong si bungkuk. Suatu hari mereka sedang berjalan-jalan, dan melewati Si buta tetap menggigit da- sungai yang agak lebar serta ging yang keras itu dengan banyak bebatuan di pinggir ka- kuat, hingga matanya yang ter- li itu. Bungkuk yang sombong katub sampai membelalak dan nya kambuh mencoba melom- terbuka......! Maka terlihatlah pati sungai itu dan....... ternya- oleh si buta, bahwa si bungkuk ta ia terpeleset dan jatuh di su- dengan lahapnya makan hati ngai yang dalam dan kering itu. goreng yang empuk dan gurih. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Begitulah dengan bung "Betapa jahat dan liciknya kuk, ia terhantam batu besar hatimu, bungkuk!" kata buta yang ada di pinggir sungai itu. sambil mengambil tongkat mi- Maka punggungnya yang lik bungkuk dan memukul tertimpa batu itu kini bungkuk punggung bungkuk dengan ke- lagi. Si bungkuk sudah ber- ras sekali. Akibat pukulan upaya untuk sembuh, tetapi yang mendadak dan keras itu, gagal. Si buta merasa kasihan bungkuk terlonjak dan pung pada bungkuk, ia tak henti- gungnya yang bungkuk tegak hentinya menangis. Karena se- seperti sedia kala, seperti wak- tiap hari hanya menangisi si bu- Si buta marah sekali. tu masih normal. (Bersambung ke Hal 11, kol 1) Apalagi Rina, ia sangat memu- suhi Vivi karena Vivi merupa- kan saingan beratnya dalam pelajaran. Maka dari itu ia se- lalu menteror Vivi dengan ber- bagai kenakalan yang sengaja niereka buat untuk memper- malukan Vivi di hadapan teman-temannya. Begitu ia keluar dari kelas, ia dihadang oleh Rina dan kawan-kawannya," Hei anak kampung, ngapain kamu pakai menghadap guru segala, apa mau cari muka supaya dapat ranking lagi, ya!" "Tidak, aku tidak ingin men- cari muka guru seperti dugaan- mu tapi tadi aku memang di- panggil oleh Pak Suhud. "Ah, alasan saja, pakai ber- kelit segala dasar anak tak tahu dihampiri oleh Ina segera ber- lalu dan tidak meladeni ocehan Rina tadi. Bali Post Seperti biasanya setiap pu- lang sekolah Vivi selalu meng- endarai sepedanya. Padahal o- rang tuanya tergolong mampu untuk menyediakan mobil be- Ida Ayu Agung Trisna Ksanthi serta sopir pribadi untuk mengantar-jemputnya ke se- Ida Ayu Agung Trisna Ksanthi kolah. Namun Vivi tidak mau karena ia memang anak yang sederhana. Sewaktu menaiki sepedanya tiba-tiba terdengar suara mendesis dari arah belakang. Vivi pun segera memeriksanya, turun dan akan "Wah kok bisa begini, padahal setahuku tadi pagi ban sepeda ini tidak kempes. Vivi pun se- gera menuntun sepedanya te- tapi ia tidak melihat bahwa ada beberapa orang yang senang melihat kejadian itu. Keesokan harinya Vivi ter- paksa berjalan kaki berangkat ke sekolah. Dalam perjalanan Vivi melihat mobil Rina yang melaju dengan kecepatan ting- gi padahal saat itu lalu lintas sangat ramai. Tiba-tiba mobil nabrak pohon yang ada di ping- itu berhenti mendadak dan me- gir jalan. Vivi yang melihat ke- jadian itu sangat terkejut sekali dan segera menghampiri, "Ri- na, Rina apa kau baik-baik sa- ja?' Rina yang mengerang ke- sakitan terkejut melihat keha- diran Vivi. Bali Post/Arthawa Dari Baca Puisi sampai Wartawati DUNIA sastra khususnya Trisna Ksanthi ikut lomba me- puisi mungkin sulit bagi mere- wakili sekolahnya. ka yang tidak memahaminya. Tapi bagi mereka yang meng- gandrunginya akan terasa lain. Hal itu merupakan suatu keunikan dan keasyikan ter- sendiri. Begitu pula bagi dara manis Ida Ayu Agung Krisna Ksanthi yang memiliki bakat besar dalam dunia sastra. Se- jak duduk di sekolah dasar su- dah akrab dalam soal baca pui- "Bagaimana Dayu sebelum menghadapi persiapan lomba?" tanya Bali Post. "Lomba puisi sudah sering saya lakoni. Sering juga gagal dan juga keberhasilan sering saya peroleh. Oleh karena itu, setiap ada lomba saya selalu ti- dak membebani diri untuk e- mosional mendapatkan juara. Tapi saya berharap bisa tampil si maupun menulis puisi. Kege- dengan prima. Tentu juga saya sastra sering membawa dirinya dan itu saya dapatkan pada la- maran dan ketekunannya ber- latihan olah vokal baca puisi untuk menjadi sang juara. Di tihan sastra di sekolah," aku- Karangasem, dari mulai duduk nya. ti di sekolah dasar sampai seka- rang, selalu memenangkan be- kin menjadi bagian dari kese- Soal baca puisi, sudah sema- berapa lomba baca puisi seper- hariannya. Dan dewi keberun- juara II lomba baca puisi se- tungan juga mengantarkan Kabupaten Karangasem dalam Dayu Trisna Ksanthi sebagai Setelah kejadian itu ternyata memperingati lima indu u- juara I Lomba Menulis dan Rina harus dirawat di rumah lang tahun PR. Saraswati Ka- Membaca Puisi se-Bali dalam sakit karena tulang kakinya rangasem dan sempat pula ma- rangka hari ulang tahun ke-59 ada yang patah. Vivi yang men- suk nominasi lomba baca puisi Museum Bali, tahun 1991. dengar berita itu segera menje- Sanggar Minum Kopi se-Bali. Kreativitas kepenulisan juga nguk Rina ke rumah sakit ber- Dara berbintang Scorpio ini menonjol. Beberapa kali per- sama teman-temannya. Rina sekarang mempunyai kedudu- nah puisinya nongol di media sangat gembira melihat keda- kan yang sangat penting dalam lokal Daerah Bali. Menulis tangan teman-temannya, na- kepengurusan OSIS SMA Ne- puisi perlu konsentrasi yang mun ia tidak melihat kehadiran geri I Karangasem, sebagai pe- khusuk, apalagi ada beban Vivi. Setelah semua teman- mimpin redaksi (Pemred) Ma- bahwa puisi ditentukan tema- temannya selesai menjenguk jalah "Tika". Pada 12 Novem- nya. Dayu Trisna Ksanthi ber- maka tibalah kini giliran Vivi, ber 1991, dalam rangka lomba komentar masalah itu; "Hai Rin, bagaimana dengan menulis dan membaca puisi un- kesehatanmu apa sudah agak tuk memperingati hari ulang (Bersambung ke Hal 11, ko! 1) tahun ke-59 Museum Bali, "Tokoh Rock" Itu Telah Pergi MUSIK rock memang telah menjadi bagian dari "kesenian" para kawula muda. Di Denpasar khususnya, musik yang acap di- caci oleh generasi tua ini, boleh jadi sudah membumi. Dari se- kian kali pagelaran rock yang se- lenggara di Denpasar, sekian kali pula diserbu dan dikerubuti massa yang hampir semuanya terdiri dari kawula muda itu. Membicarakan gebyar musik rock di Denpasar seperti itu, a- gaknya terasa kurang lengkap tanpa menyertakan sosok "tokoh rock" Ida Bagus Tedja. Sosok ini khusus diangkat kali ini, dus se- bagai suatu pernyataan berka- bung, karena yang bersangkutan telah pergi untuk selama- lamanya. Ida Bagus Tedja, menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (26/1) setelah ber- juang melawan berbagai penya- kit yang diidapnya selama ini. Meninggalkan seorang istri dan empat anak, sosok bertampang serem tetapi penuh humor ini memang banyak menyisakan ke- nangan. Terutama, kenangan buat perjalanan musik rock di Denpasar. Serasa tak berlebihan jika dikatakan bahwa sosok Ida Bagus Tedja adalah sosok yang terlanjur akrab dengan pemuda, massa, dan panggung musik rock di Denpasar. Narasumber Perjalanan hidup Ida Bagus Tedja, serta potret pribadinya, persis seperti identitas musik rock itu sendiri: penuh dina- mika, keras tetapi iramanya je- las. Tedja, yang pernah keliling Eropa sembari mengamati liku- liku musik rock di sana ini, meski tidak begitu mahir bermain mu- 'sik tetapi fasih berbicara musik. Ia secara tidak langsung sesung- guhnya adalah seorang maniak musik, komentator, sekaligus in- forman atau narasumber untuk urusan musik rock. Almarhum Ida Bagus Tedja Dilahirkan di Denpasar pada 7 November 1947, Tedja yang su dah terbiasa "naik panggung" pada zaman kelahiran dan ke- jayaan kelompok musik The Beatles The Rolling Stones, dan Koes Bersaudara, ini perhah me- nyelami sejumlah pekerjaan mu- lai dari jadi guide, penyiar radio, pegawai hotel, MC, sampai disc- jockey. Segudang pengalaman menarik dan pahit telah dilalui- nya, yang sekaligus menjadi ren- tetan "kesaksiannya pada gejo- lak musik rock di Denpasar. Di atas panggung, Tedja telah me- mulai debutnya dengan menjadi MC atau pembawa acara pada tahun 1970-an, dalam sejumlah konser di antaranya adalah konser kelompok AKA Group (yang kini menjadi SAS) dan God Bless pada 1971 -- di Denpa- Bali Post/Ist. sar. Perlu dicatat, pada tahun 1970-an adalah masa-masa mu- sik hard-rock mencapai pun- caknya. Di sisi lain, di tengah mulai ra- mainya tumbuh radio-radio swasta, di Denpasar, Tedja sem- pat ber-koar-koar di dua stasiu radio. Yang pertama di stasiun radio TSS sebuah stasiun yang lahir dari sebuah organisasi pe- muda pelajar yang didirikan pada 1962 di Denpasar -- dan yang kedua di stasiun radio SIS. Di depan corong radio inilah Tedja selalu bicara tentang per- kembangan musik, dari menilai, mengamati, sampai mengapre- siasikan secara mendalam. Peng- abdiannya secara intens pada du- nia muik rock memang nyaris tak pernah putus. Sampai-sampai, ketika dia menjadi karyawan di sebuah hotel di Kuta pada 1984, Tedja sebagai salah seorang "pembina" kelompok musik Har- ley Angels Rock Band berhasil membawa kelompok binaannya itu menjadi Juara I Festival Rock se-Indonesia. Ini memang se- buah prestasi yang tak pernah terlupakan dalam sejarah musik di Bali umumnya. Kelihan Banjar Merambati usianya yang ham- pir setengah abad, Tedja seperti menapaki lembaran-lembaran baru dalam hidupnya. Meski te- tap mencintai musik rock dan te- tap aktif sebagai MC dalam pa- gelaran-pagelaran musik -- tera- khir sempat menjadi MC pemen- tasan "Beatles Programme" di Diskotik Spotlight, tahun lalu -- Tedja mulai memasuki dunia ke- hidupan sosial kemasyarakatan. Untuk hal ini, ia dipercayakan menjadi Kelihan Adat Br. Wa- ngaya Kelod Denpasar dalam dua periode masa jabatan. Ke- tika ia menghembuskan nafas terakhir, jabatan ini masih di- pangkunya. Itulah sosok Tedja, satu di an- tara sedikit sosok manusia yang senantiasa fleksibel. Ada kepri- badian "rangkap" dalam dirinya, yang bisa ia lakoni secara bersa- maan. Di suatu saat ia bisa berdestar dan berkain, menjadi tetua di lingkungan banjar tempat ting- galnya. Di suatu ketika ia bisa ber-jeans belel lengkap dengan atribut rocker, sembari berte- riak-teriak "hidup musik rock!" di atas panggung. Di masa muda- nya pernah jadi pemain utama drama gong dan sekaligus bisa berpenampilan gangster dalam kelompok Harley Davidson Club. Meski begitu, Tedja tetap- lah sosok yang sederhana dan pe- nuh humor. Selamat jalan, Ted- ja.... (GM). Wira Bhakti sudah ditentukan temanya "Dalam menulis puisi yang (Bersambung ke Hal 11, kol 2) SEDE AGUS BUAH HATI Gde Agus Awantara nama cah bagus ini. Lahir 24 Februari 1990 dan besar nanti bercita-cita menjadi orang besar yang mengabdi bagi nusa dan bangsa. Alamat rumah kota Negara. Melalui rubrik ini ia nitip salam buat Mbak Ammy dan Mas Ukky di Baleagung semoga selalu sehat-sehat asung kerta nuggraha. Nama adik cakep ini Cornelius Geraldy Rahardjo. Alamat rumah di BTN Canggu Permai Blok A-31 Br. Tandeg, Canggu. Lahir 31 Mei 1990 dan besar nanti bercita-cita jadi pengusaha pariwisata. Anak pertama pasangan Edward dengan Linda ini, nitip salam buat semua teman dan keluarga di rumah. Selamat hari Minggu semoga sejahtra selalu. Agung Adi Artha, begitulah nama panggilan adik yang centil ini. Nama lengkapnya AA Adi Para- martha. Lahir 3 Desember 1989 dan cita-cita besar nanti ingin menjadi AURI. Alamat rumah Jln. Gatot Subroto Gang Subali: III/6 Denpasar. Lewat rubrik ini ia nitip salam buat semua keluarga di rumah. Selamat hari Minggu dan semoga sejahtera sehat walafiat selalu. Halaman 5 Ida Ayu Budhananda Munidewi, nama adik manis kita ini. Lahir 15 Januari 1990 dan besar nanti bercita-cita ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Alamat rumah... Serma Gede 10 Denpasar. Melalui rubrik ini Yunda nitip salam buat Ajik yang sedang tugas belajar, Wak Gek di Nusa Dua. Selamat hari Minggu semoga asung kerta nugraha. Salam kenal buat pencinta rubrik buahhati di selu ruh nusantara dari Putu Gde Ariastawa. Lahir 6 April 1989 dan besar nanti bercita-cita ingin men- jadi dokter. Alamat rumah Br. Pande Kusamba Klungkung. Melalui rubrik ini ia nitip salam buat teman dan keluarga di rumah semoga sehat asung kerta nugraha. KUPON "BUAH HATI BALI POST Akan tetapi di baliknya, memang terselip pesan-pesan yang univer- sal, ditunjukkan dengan aneka simbol. Cupak adalah cermin ma- nusia bodoh yang harus banyak be- lajar. Negeri Gobag Besi tak lain adalah wujud dari masalah dan persoalan yang harus dipecahkan, sebagai pengujian terhadap kecer- dasan manusia Sosok burung elang raksasa adalah simbol dari oknum- oknum "di atas" yang acap meng- acau, memakan, menipu, dan memperkosa kaum lemah "di ba- wah' Dan sejumlah simbol- simbol lainnya. TTGB juga kadang menghibur. Ada banyolan-banyolan getir di dalamnya. Kadang terselip pula suasana "bermain-main", misal- nya dengan membenturkan dua kutub peradaban, seperti adegan ketika Cupak akan bertarung melawan Grantang: Cupak men- cabut keris, Grantang menodong- kan pistol! Atau Grantang yang sudah menyelesaikan studinya di... Bali Post Martin Jerman! EKSPERIMENTASI - Adegan pementasan "Teka-teki Gobag Besi" pada Kamis (20/1) di Wantilan Taman Budaya Denpasar. Pementasan yang digarap bersama oleh Teater Agustus, Teater Mini Badung dan SMA 3 Denpasar ini disutradarai oleh Anom Ranuara. Pementasan "Teka-teki Gobag Besi" Kembali ke Format yang Merakyat Merakyat Itulah pementasan TTGB, yang konon bentuk ceritanya sudah per- nah muncul sekitar tahun 1930-an ini. Sebuah tontonan yang, agak- nya, kembali ke bentuk atau for- mat yang merakyat. Dari sisi ga- rapan, tampak memang TTGB di- bara. Dalam pengembaraannya, tata dalam aturan bloking yang e- suatu ketika Cupak sampai pada fektif dan fungsi pemain yang opti- suatu negeri bernama Gobak Be- mal. Bentuk seni Janger, yang dita- si. Negeri ini sedang kalut, banyak ta oleh Nyoman Carita, menjadi masalah, dan terancam bahaya. bagian yang sekaligus bisa luluh Menurut yang berkuasa di negeri dalam pementasan. Sedikit di- ini, ada seekor elang raksasa se- sayangkan, kemampuan dan sta- dang mengacau negeri. Yang ber- mina -- baik dalam akting maupun kuasa ini juga mengeluarkan sema- vokal dari beberapa penari Ja- cam sayembara satu-satunya nger ini masih lemah, kurang in- putrinya sendiri akan dihadiahkan tensif dan kesungguhan. Terlepas kepada siapa saja yang berhasil dari itu, tontonan model TTGB ini mengalahkan elang raksasa itu. memang menarik. Di samping me- rakyat, ia bisa dipakai alternatif untuk pengembangan dan masu- SENI tradisi sesungguhnya ada- sar, ini merupakan salah satu ke- ngan "bobot" kekinian. Dan ke- lah seni yang amat fleksibel. Ben- giatan dari Proyek Pembinaan Ke- kinian ini hanya bisa terbaca lewat tuk seni tradisi bukanlah bentuk senian Kanwil Depdikbud Propinsi simbol-simbol yang ada dalam ga- yang statis, dimana acap para pe- Bali 1991/1992. Drama "Teka-teki ris besar ceritanya, di samping le- kerja seni (baca: seniman) dengan Gobag Besi" (TTGB) memang wat "pesan" dari beberapa baris segala keresahannya menganggap berpegang pada akar tradisi, de- dialog-dialognya. sebagai sebuah lorong yang ber- ngan mengambil beberapa bentuk Dikisahkan dua bersaudara Cu- muara pada stagnasi. Akan tetapi kesenian tradisional Bali seperti pak dan Grantang, seperti lazim- di sisi lain malah beberapa seniman Janger dan Prembon. Dalam nya dikenal dalam cerita rakyat kreatif justru "mempertimbang- mengolahnya, Anom Ranuara Bali, selalu berselisih. Gara-gara kannya, bahwa seni tradisi itu bi- memberikan beberapa penyegar- memperebutkan seorang wanita, sa diolah. Bisa dipakai pondasi, bi- an, misalnya dengan dipakainya ti- Galuh, notabene adalah pacar sa diaktualisasikan. ga bahasa dalam dialog. Tiga baha- Grantang itu, Cupak membantai Salah satu di antaranya, seperti sa -- Indonesia, Bali, dan tembang Grantang dengan membuangnya apa yang telah ditempuh oleh A- Bali -- yang diterapkan ini, agak- ke laut. nom Ranuara-penulis naskah dan nya, sah saja sepanjang ketiganya Untunglah kemudian pasangan tekad ingin bertarung melawan sutradara dalam menggarap pe- bisa dicerna penonton. mentasan drama eksperimentasi berjudul "Teka-teki Gobag Besi". Simbol Drama yang dimainkan "bersama" Materi TTGB bersumber pada oleh Teater Agustus, Teater Mini cerita rakyat yang sudah tidak a- Badung, dan SMA 3 Denpasar, sing lagi di Bali, yakni cerita Cupak yang digelar pada Kamis (20/1) di dan Grantang. Cerita yang sudah Wantilan Taman Budaya Denpa- lumrah ini diaktualisasikan lagi de- Cupak nekat ambil bagian, ber- kan bagi teater modern. Sebab, pa- Pan Bekung dan Men Bekung ha- sang elang. Kemudian ia membuat ham teater modern tidak mesti ha- dir sebagai penyelamat, Grantang lubang besar sebagai perangkap. rus berpaling ke Barat. Kira-kira ditolong dan "dipungut" sebagai a- Sang clang dihalau, ditantang, lalu begitu. (Gus Martin). nak. Sampai suatu saat Grantang dijerumuskan ke lubang itu. Elang mesti mohon diri untuk menuntut itupun binasa. Dan tentu saja, Cu- balas pada Cupak dan sekaligus pak dihadiahi sang putri. merebut Galuh. Grantang berha- Pementasan TTGB memang sil, Cupak menyerah lalu mengem- mengambil plot yang gamblang Tetap Semangat meskipun Pasang Surut bela negara. Jumlah siswa yang dimiliki saat ini, SMP sebanyak 150 orang, SMA 250 orang dan 125 mahasis- wa. Tenaga guru yang dimiliki SMP sebanyak 25 orang, SMA 17 PARA pejuang kemerdekaan perhotelan tidak berlangsung la- yang lalu, keadaan yayasan mulai terobosan yang ditempuh di an- orang dan 13 orang dosen. Fasilitas Republik Indonesia di Bali, ter- ma, karena jumlah mahasiswa pasang surut. Hal itu disebabkan taranya mengadakan kerja sama yang dimiliki selain gedung, juga nyata tidak hanya bertempur mela- yang masuk jauh dari target yang oleh pendapatan PT Margarana dengan lembaga pendidikan lain- tuhan anak didik dalam menun- laboratorium sesuai dengan kebu- wan penjajah saja. Mereka sadar ditentukan. Atas persetujuan se- yang kurang mendukung progran nya, sehingga apa yang telah men- betul, bahwa untuk menghargai mua pihak, maka akademi pariwi- tersebut berlangsung. "Keadaan jadi program yayasan dapat terca- jang proses belajar mengajar. martabat suatu bangsa tidak cukup sata dialihfungsikan menjadi aka- 'pasang surut yang dialami tersebut pai sesuai dengan cita-cita para raih sekolah itu, di antaranya juara Adapun prestasi yang penah di- hanya bebas dari tangan penjajah. demi administrasi yang kemudian sama sekali tidak membuat peng- pejuang. Mereka (masyarakat-Red) me- menjadi sekolah tinggi ilmu sosial urus yayasan patah semangat. Jus- harapan volly Supersemar dan De- merlukan pendidikan yang cukup, dan politik. Bukan itu saja, yayas- tru keadaan itu dijadikan tantang- mengalami berbagai kemajuan di- III gerak jalan 45 km putra putri, Sekolah tersebut kini telah kan Fakultas Teknik Unud, juara sehingga nantinya dapat mengang- an juga mengembangkan jenis an untuk bisa maju ke masa depan bandingkan dengan yang dulu. A juara II cerdas cermat, juara I Ge- kat martabat bangsanya sendiri. pendidikan tingkat SMTP dan yang gemilang sesuai dengan cita- nak didik khususnya di SMP dan rak jalan, juara III karya tulis ke- Berkaitan dengan itu, para pe- SMTA. cita perjuangan," juang kemerdekaan yang ada di Khusus dua sekolah itu (SMTP Yayasan Kebaktian Proklamasi ucap Ketua SMA selain diberikan pelajaran se- luarga berencana dan lain sebagai- Bali dengan akta notarisnya ter- dan SMTA), mengutamakan Bali, Drs. I Gusti Ngurah Ketu ke- ikan materi pelajaran tambahan suai dengan kurikulum, juga diber- tanggal 3 Oktober 1951 memben- putra-putri pejuang yang ditinggal- tika ditemui Bali Post. tuk yayasan dengan nama Yayasan kan oleh orang tuanya melawan berupa bebera ketrampilan. Seper- Kebaktian Pejuang. Kemudian penjajah. Akan tetapi, tidak me- Dalam usianya yang ke-19 tepat- ti mengetik, komputer, menjahit beralih nama menjadi yayasan Ke- nutup kemungkinan menampung nya yang jatuh pada 5 Februari dan lain sebagainya yang nantinya baktian Proklamasi dan mendiri- putra-putri dari masyarakat u- 1992, yayasan berupaya menem- kan lembaga pendidikan yang di- mum. Lembaga pendidikan terse- puh berbagai terobosan-terobosan beri nama Wira Bhakti. Sebagai but dapat berjalan dengan baik dan di samping melaporkan keadaan BELAJAR Tampak siswa-siswi SMA Wira Bhakti Denpasar sedang belajar mengikuti salah satu mata vitasnya dengan mendirikan aka- an itu tidak selamanya bisa ber- Daerah dalam mengatasi masalah lembaga pendidikan memulai akti- lancar. Namun demikian kemulus- yang dialami kepada Pemerintah pelajaran di dalam kelas. demi perhotelan Bali. Akademi langsung. Sejak dua tiga tahun pasang surut itu. Terobosan- Bali Post/024 nya. Berkaitan dengan hari ulang ta- hunnya, diselenggarakan berbagai kegiatan. Seperti kerja bakti mem- bersihkan lingkungan sekolah, me- dapat membantu anak didik ber- nyelenggarakan bazar, jalan san- sangkutan apabila tidak bisa me- tai, berbagai pertandingan olah ra- lanjutkan. Bukan itu saja, pelajar ga, bakti sosial, pendidikan kader bangsa juga diberikan ceramah- Bupati Badung, upacara bendera sebagai kader penerus cita-cita Osis (organisasi intra sekolah) oleh ceramah yang isinya menyangkut dan syukuran. (024) DAPATKAN HADIAH LANGSUNG Untuk pembelian 10 (sepuluh) ka- leng Bola Tenis (Bertahap) Merk apa saja akan mendapatkan 1 (sa- tu) buah gantungan Kunci Bola Te- nis. Bola Tenis Point Biru Bola Tenis Ten biru Bola Tenis Ten Super Bola Tenis Dunlop Fort Rp 5.500, isi 4 Rp 5.300, isi 4 Rp 6.000, isi 4 Rp 7.500, isi 3 Bola Tenis Rp 5.750, isi 3 Dunlop Volley Cock Badminton Rp 5.750/Slop Saxon Lancip Cock Nasional Rp 5.200/Slop Super Lancip Cock Nasional Rp 5.000/Slop coklat Cock Saxon Pro Rp 7.000 /Slop RUCI SPORTS Jin. Veteran 27 D Telp. 27780-36552 DENPASAR C. 111 2cm Color Rendition Chart
