Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1995-10-08
Halaman: 09

Konten


4cm 2cm Bali Post EBYAR Minggu Kliwon, 8 Oktober 1995 Trinita: ca Membayar, pun Dikemas ngka, menaruh tas sekolah. Kok saya dipang si se- gil dan disuruh jalan di depan mereka diraih Saya coba saja jalan seenaknya, nggak Tracy menyangka bakal disuruh jadi peraga iUta- wati. Pada sebuah fashion, Tracy d hara- tawarin mama membawakan rancan done- gan Itang Yunas dan Robby Tumewu g 178 Wah, bisa dibayangikan bagaimana mem- jalan saya waktu itu. sia ter- ajaib" a, ber- Bagaimana sampai Tracy bisa di- nobatkan jadi juara? Wah... lagi-lagi hanya iseng, cuma ada ja- ingin coba saja. Waktu itu saya inga dunia. kata mama, "Tracy kamu mampu dan Model punya potensi. Coba saja, dan ikuti den laster- gan kepercayaan diri." Karena pesimis mbuka untuk menang, saya nyaris lupa kalau model lagi ikutan lomba cover girl. Saya kirim diukir persyaratannya, dan Tuhan memberkati ap hari hingga lolos seleksi. Saat menghadapi pergi final di Jakarta, saya hanya berbekal se erjalan mangat dan kepercayaan diri. Syukur Holly- pada Tuhan, keberuntungan jatuh pada 1, Cin- seorang anak desa. Tracy menang elista, apalagi saat mahkota Cover Girl '95 dis ontrak elipkan di kepala saya, perasaan ini Perti- nggak bisa dilukiskan dengan kata-kata -gadis Inilah awal karier yang saya inginkan ai pe- Kepercayaan terhadap kemampuan din Tracy semakin bertambah, mulailah saya iku ng vid event yang lebih bergengsi, seperti pe milihan Indonesian Elite Model enapak Look'95. Sepertinya baru bercermin ayaan' saya mampu menyaingi model nasion Post- al. sebe- berusa- Tracy Trinita (kiri) sebuah profesi yang harus dipertang- gungjawabkan. Risikonya, saya harus men- Kepercayaan diri, maksudnya? terus belajar meningkatkan ilmu ke- Ceritanya cukup menarik. Pas men peragawatian, masih banyak yang per- gakuan jelang final di Indonesian Elite Model lu diperbaiki. Sedih juga meninggal- Look, saya jalan-jalan di sebuah swakan teman-teman di Bali, tapi ini juga layan di Jakarta. Ketika naik lif, Tray tugas, setelah impian menjadi model tabrakan dengan Linda Evalengista, terkenal tercapai. Rencananya mau Tracy super model dunia yang saat itu ke sekolah di Indonesian Plus, dan ting- donesia sebagai bintang tamu. Linda gal bersama pemilik Agency Putri au toh berpesan agar saya tampil lebih percaya. Pertiwi - Ibu Brigita Maria. Jakarta atu ke- diri. Pesan Linda saya renungkan, beri adalah barometer kompetisi, pusat model saha mencari jawaban yang diinginkan persaingan dari segala produk budaya. certarik Linda. Saya sujud dan mohon agar Tu- Dunia model salah satunya. Jakarta ad- menjak han melindungi dan memberi kekuasalah tangga menuju prestasi tingkat blalu. tan-Nya. Saya berusaha mengosongkan dunia. Saya lelah kalau masih di Bali, rekan jiwa, agar kembali bersih layaknya karena sering ada acara pemotretan di hmod- masih anak-anak yang tidak mengend Jakarta. Potensi Tracy di model, aklum, kalah dan menang. Benar, saat say wadah dan lahannya tersedia di Jakar- rumah tampil di final, nggak ada perasan ta. Jakarta memanggil dan menantang men- menang dan kalah. Predikat juara malah 'saya untuk menunjukkan kemam- mereka saya lupakan, yang ada hanya bagain puan. Ya... Tracy harus berangkat, nia le- ana tampil maksimal di hadapan de meninggalkan orang-orang yang saya mama an juri. Berjalan memamerkan busana cintai. punya melingkar, semua saya lakoni dengan mengo apa adanya. Rasanya kok saya sepen desain- pasar mode, dan orang-orang datang ma bisa menikmati keindahan busana. Saya se Robby makin bisa menemukan keyakinan dan innya. kepercayaan diri, seperti yang dikat yang kan Linda. Kaki ini melangkah ringan asi me perasaan tanpa beban, dan saya pun saya dapat tersenyum degan baik. Juri met jatuhkan pilihannya pada saya, wow hasil yang sangat membahagiakan hat a? Bagaimana pendapat Tracy ten- tang model di Bali? Peragawati Bali cukup potensial, cantik, bahkan saya nilai tidak kalah dengan peragawati dari daerah lain. Terus terang, saya benci melihat fash- jon di Bali selalu mengagung-agung- kan peragawati ibu kota, mereka sok lebih segalanya. Cuma, model kita di Bali masih enggan kerja total. Bany- ak yang berkelit dan berkata, sekolah nomor satu buat mereka. Lantas, ketika kesempatan meraih prestasi tingkat nasional ada, mere- Dalam waktu dekat, saya mau pika tidak mampu memanfaatkan. as dan dah sekolah. Ini demi karier. Pengha Alasannya, lagi-lagi takut mening- asyik gaan sebagai Indonesian Elite Mode galkan sekolah. Oke..., sekolah cuek, Look bukan hanya sebatas pemberian memang penting, tapi mengapa adiah. Bagi saya, menjadi model jug tidak berpikir realistis saja, sekarang g dari mama Apa rencana Tracy setelah dino a tidak batkan sebagai Indonesian Elite ong di Model Look '95? tahu- untuk repro MODE banyak sarjana menganggur. Sekolah tidak selamanya men- jamin kesuksesan. Artinya, bakat dan potensi juga penting. Bagi saya, orang harus pintar melihat potensi dan bakat yang dimiliki. Jarang ada peragawati Bali mau mencoba berkiprah di tingkat na- sional, paling mereka lebih dulu takut. Padahal, peragawati ibu kota juga sama dengan model Bali, tidak sehebat yang kita bayangkan. Saat kamu tampil di TV, apalagi sebagai bintang dalam video klip grup musik Java Jive, tampaknya begitu glamor. Tapi melihat penampilanmu di sekolah, kok rasanya polos? Oh... jangan salah menilai saya. Anda juga termasuk orang yang telah salah menilai Tracy. Saya orang desa, teman-teman semua anak-anak desa yang polos, lugu, dan sederhana. Kami sekolah pakai sepeda gayung. Saya nggak suka ada jarak antara teman yang satu dengan lainnya. Inilah Tracy, nggak lebih. Pita rambut, sepatu, pakaian, Anda lihat semuanya sederhana. Kalau toh saya tampil pada salah satu video klip, yang Anda lihat itu adalah Tracy bertopeng. Wajah saya, bahkan pribadi saya sudah dikemas menjadi model yang di- inginkan. Saya dibayar, karenan- ya saya melakukan peran sesuai keinginan mereka. Asal Anda ke- tahui, saya dari kecil hidup mandi- ri, nggak pernah tahu kemewahan duniawi, seperti yang dibayang- kan orang lain saat saya berperan sebagai model. (jep) ACARA TV & RRI 1995 Kristen Khatolik 20.00 Siaran Berita TVRI 20.30 Perjalanan Nasional 21.00 Lintasan Berita 21.05 Sinetron Mini Seri "Di Bali Matahari" 22.00 Dunia Dalam Berita ak 22.25 Gema Indonesia Emas Padang 22.40 Wajah Negeriku: SPK Padang 22.45 Film Cerita The Ravine 00.34 Berita Terakhir 00.45 Film Cerita (Lanjutan) 01.44 Gema Keronsong ΤΡΙ 06.30 Kuliah Subuh 07.00 Selamat Pagi Indonesia 08.00 Berita Pagi TVRI 08.30 FS Casper and Friend 09.00 FS Satria Indonesia 09.30 Lipstik 10.00 Keren & Beken 11.00 Musik New's 12.00 Kompor Diamor 12.30 Kabaret KQ-5 13.30 Bina Wira Usaha 14.00 FS Alcatraz The Whole Shocking Story 15.00 FS Kepalsuan Cinta 16.00 Tinjauan Olah Raga 16.30 Dialog Pembangunan 17.00 Pagelaran 18.00 Lintas Sore 18.30 Gala Dangdut 19.00 Ka-Ba 19.30 FS Justice Bao 20.00 Berita Malam TVRI 20.30 FS Kungfu Master 21.30 Musik Oh La... La... 22.00 Dunia Dalam Berita 22.30 FC Golden Ninja Invasion 24.30 Tabir Malam 24.45 Berita Terakhir TVRI RCTI 06.30 Hikmah Fajar 07.00 Nuansa Pagi 09.00 FS Doraemon 09.30 FS Remi 10.00 Final WTA Wismilak Open '95 13.00 NBA Inside Stuff 13.30 Kejuaraan Dunia Bola Voli Wanita 15.00 FS Hot Shot 15,30 PR Agama Kristen 16.00 Visi Musik 17.00 FS Acapulco Heat 18.00 FS Beverly Hills 90210 19.00 Kuis Berseri Mengukir Prestasi 19.30 Seputar Indonesia 20.00 Berita Malam 20.30 Sinetron Senja Makin Merah 21.30 Telekuís Jan-jan 22.00 Dunia Dalam Berita 22.30 FC Equinox 24.30 Liputan Khusus 01.00 FS Mission Impossible 02.00 Penyisihan Piala Eropa '96 04.00 Berita Terakhir TVRI SCTV 06.00 Di Ambang Fajar 06.30 FS The Extremist 07.00 FS Snowy 08.00 FS Astro Boy 08.30 FS Kimba Singa Putih 09.00 FS Batman Animated 09.30 FS The Adv. Of Conan 10.00 FS Lois & Clark 11.00 Video Hits 12.00 Niaga Musik 12.30 Kuis Komputería 13.00 Gema Rohani Kristen 14.30 Gillette World Sport 15.00 College Basketball Raycom 1995 16.30 Futbol Mundial 17.00 FS Cinta Kami Cinta 17.30 Krucil 18.00 FS Ultraman Taro 18.30 Sinetron Buku Harian 19.30 Seputar Indonesia 20.00 Berita Malam TVRI 20.30 FS White Snake Legend 21.30 Kuis Panasonic 22.00 Dunia Dalam Berita 22.30 FS Melrose Place 23.30 FS Silk Stalking 24.30 FS Mad About You 01.00 FS Ray Bradbury Thea 01.30 FS Making News 02.30 Berita Terakhir Indosiar 07.00 Formula One Saga 08.00 Blossom 08.30 Sailormoon 09.00 Yokoso Yoko 09.30 Shulato 10.00 Pesona Indonesia "Tongkat Sakti" 12.00 Waku-waku 12.30 Ekspresi 13.30 WCW 14.30 Video Fashion 15.00 Marlboro World Of Sport 15.30 Penyejuk Imani Kristen 16.00 Heartbreak High 17.00 Tele Keluarga Minggu "Pure Luck 19.00 TV Champion 20.00 Berita Malam TVRI 20.30 Pesta 22.00 Dunia Dalam Berita 22.30 Lensa Prima "Kisah Pangeran Menjangan" 23.00 Tembang Kenangan 23.30 The Ridge 24.30 Lensa Misteri "Precious Victim" 02.30 Berita Terakhir TVRI RRI 06.06 Puja Tri Sandya 06.10 Canang San Pulau Dewata 07.25 Canang Sari Pulau Dewata 08.16 Niaga Udara 08.30 Siaran Bahasa Inggris 09.00 Siaran Kebaktian Minggu 10.11 Pesona Nusantara 11.10 Kesda Arja/KKB 12.11 Salam Muhibah 13.06 Puja Tri Sandya 13.20 Pengantar Istirahat Siang 14.45 Hid. 17.35 Dunia Olah Raga 18.16 Adzan Magrib 21.11 Pelayanan Masyarakat 22.10 Pengumuman 22.15 Di Jenjang Malam 23.10 Pengantar ke Peraduan Acara Ini Sewaktu-waktu Bisa Berubah HALAMAN 9 Telenovela akan Tergusur? KILAS * Protes "Dubbing" Film Asing di TV sampai ke DPR "DUBBING" atau alih bahasa Indonesia untuk film TV, ternyata betul-betul membuat geram orang film kita. Puncaknya ketika di- langsungkan dengar pendapat antara anggota Lembaga Sensor Film (LSF) dan insan per filman nasional dengan anggota Komisi I DPR RI, awal minggu lalu. Penayangan tele- novela yang sudah di-dubbing dengan bahasa Indonesia dinilai tidak bermanfaat dan minta dihentikan. Pertimbangan lain, penayangan telenovela yang sedemikian gencarnya di sta- siun TV swasta, dianggap turut andil mema- tikan perkembangan film nasional. Masalah- nya tentu bukan hanya menyangkut betul atau tidak, telenovela merebut peluang bangkitnya film Indonesia. Yang menjadi pokok per- soalan, agaknya ketentuan bahwa setiap film berbahasa asing (selain bahasa Inggris) yang ditayangkan di TV harus di-dubbing dengan bahasa Indonesia. Hadirnya stasiun TV swasta yang men- gutamakan hiburan, memang makin memper- panjang daftar judul film asing yang kena dub bing. Mulai saat RCTI menayangkan serial "Wild Rose". Berikutnya, stasiun TV lain berlomba-lomba menayangkan telenovela. Karena ternyata kisah macam "Kasandra", "Maria Mercedez", "Marimar" jadi lahan iklan yang amat subur. Yang menyulut ketidakpuasan banyak pihak (terutama insan film kita dan pengamat), mutu telenovela yang ditayangkan serta pengerjaan dubbing yang sekenanya. Jadi di satu pihak, telenove- la menjadi santapan rutin wajib bagi sebagi- an masyarakat, di pihak lain dampak negat- ifnya mulai ditengarai pihak yang berkepent- ingan. Belum tuntas ribut-ribut soal telenovela dan dubbing bahasa Indonesia, film Manda- rin datang menawarkan pesonanya. Dimulai dari "White Snake Legend", sampai "Re- turn of Condor Heroes" dan terakhir "Duke Of Mount Deer". Lagi-lagi jadi kecenderun- gan baru, stasiun TV swasta berebut menay- angkan film Mandarin. Masih keras gema serial Mandarin, TPI yang memelopori penay- angan serial India (Mahabharata, Ramayana, Chanakya) bertahan dengan tayangan "Mega India"-nya. Meraup banyak pemirsa, TV lain- nya ikut-ikutan lagi. Kini RCTI, SCTV, juga menyediakan waktu khusus untuk film lepas dari lembah sungai Gangga. Dari serbuan" yang berturut-turut itu, permasalahannya tetap sama. Dubbing den- gan bahasa Indonesia, ternyata kian menam- bah iri dan sakit hati insan film kita. Banyak stasiun TV menyatakan lebih untung jika membeli paket film asing yang sudah jadi, ketimbang membuat serial sendiri, yang bi- ayanya berlipat-lipat. Makin gilanya stasiun TV swasta membuat program serba ada, mau tak mau harus diakui berdampak terhadap menurunnya kunjungan masyarakat ke bio- skop. Jangankan untuk mencari film Indone- sia, nonton film barat pun masih pikir-pikir. Karena tayangan di TV tak kalah bagusnya, komplit lagi. Dari Amerika, Jepang, Meksi- ko, India, Hongkong, semua ada. Bahkan, tak perlu susah-susah mengikuti teks, karena tokohnya semua fasih berbahasa Indonesia. Pakai Teks Kian sempitnya kesempatan bagi pertum- buhan film nasional karena desakan tayan- gan di TV memang terbukti. Jangankan un- tuk tumbuh, kesempatan bernapas lalu bang- kit saja rasanya tidak ada. Namun, mengka- mbinghitamkan serial kungfu, telenovela atau belakangan film India sebagai penyebab keg- agalan bangkitnya film Indonesia rasanya kurang adil juga. Mengusulkan agar tayan- gan-tayangan tersebut distop atau dilarang, tentu juga kurang bijaksana. Karena pada prin- sipnya, stasiun TV swasta adalah bisnis dan mengutamakan selera pemirsa. Kalaupun te- lenovela atau kungfu distop, belum menjamin film nasional bisa bangkit. Barangkali, menghapuskan ketentuan dub- bing bahasa Indonesia untuk film asing bisa jadi alternatif pemecahan. Di mana film as- ing yang ditayangkan di TV tetap memakai bahasa aslinya, dengan dibubuhi teks bahasa Indonesia. Dengan demikian akan tampak persaingan yang sehat. Sekaligus menguji apakah betul telenovela dan yang lainnya di- gemari karena lebih mudah dicerna dengan bahasa Indonesia, atau karena memang ba- gus. Akhirnya akan tampak mana yang kuat bersaing dan mana yang harus mundur. Ka- lau memang nantinya keharusan men-dubbing film berbahasa asing akan dihapus, akankah telenovela tergusur? Jawabannya tentu kembali kepada selera pemirsa. Jika memang setelah tak ada lagi telenovela yang di-dub- bing, ternyata film nasional masih keok, rasan- ya insan film kita pun harus berlapang dada. Belajar untuk koreksi diri dan meningkatkan mutu, bukan malah menjadi cengeng. (Adnyana) Keluhuran Cinta Wanita Dalam "Mutiara Cinta" KEBIJAKSANAAN Pemerintah di bidang pertelevisian Indonesia dewasa ini, sangat berperan penting dalam menunjang ter- ciptanya iklim yang merangsang pertumbu- han stasiun televisi swasta. Kehadiran televi- si swasta dengan segenap daya tariknya, te- lah menjadi kekuatan pasar yang semakin dominan dan eksklusif sebagai sarana pen- genalan berbagai produk kepada pasar pemir- sanya. Untuk mendukung peran serta mengisi air time sinetron lokal dalam pertelevisian Indo- nesia ditangani PT Kharisme Jabar Film yang telah memproduksi puluhan film, di antaran- ya pencetak rekor box office film nasional tahun 1989. Sebagaimana diketahui bahwa dari sekian nyak rumah produksi yang ada, ternyata belum dapat memenuhi air time materi siaran lokal. Ini sulit dipenuhi jika hanya mengandalkan produksi sendiri dari stasiun televisi. Berangkat dari keterbatasan itulah, PT Kharisma Starvision kembali menyajikan sin- etron "Mutiara Cinta" yang akan ditayang- kan di RCTI mulai 13 Oktober 1995 (setiap Jumat pk. 19.30 WIB). Sinetron ini berkisah tentang wanita yang berjuang untuk membe- sarkan sendiri putranya dengan penuh pen- deritaan, godaan dan rayuan. Namun, kehor- matan dan harga dirinya tetap terjaga sebagai wanita yang mempertahankan ketulusan cin- ta kepada suaminya walaupun sang suami meragukan kesuciannya. Sinetron "Mutiara Cinta" karya Yopie Burnama ini, dibintangi artis-artis ibu kota yang sudah dikenal pemirsa televisi seperti, Ira Wibowo, drg. Fadli, Yati Octavia, Bella Esperanc, Rudy Wowor, Adjie Masaid. Tampil juga bintang muda seperti Cindy Feisal, An- jasmara, Iyut Bing Slamet, Dina Lorenza, Teguh Yulianto, Joescano Jusuph dan Adipu- ra serta didukung puluhan artis lainnya. Dikisahkan, Rima (Ira Wibowo) tengah hamil muda dan akan memeriksakan dirinya ke dokter. Ketika itu, dia diculik Handoyo (Yudy Wowor) musuh besar suaminya, Rah- mat (drg. Fadli). Kehamilan yang sudah lama ditunggu-tunggu itu, belum diketahui suamin- ya ketika penculikan terjadi. Sebulan kemu- dian, setelah bebas dari Handoyo, Rima men- Adegan sinetron "Mutiara Cinta" coba kembali kepada suaminya. Tetapi usah- anya sia-sia, Rahmat telah dipengaruhi Tami (Bella Esperance), adiknya. Rahmat mulai akrab dengan sahabat adiknya. Vera (Yatty Octavia) seorang wanita "pengeretan" Tami memang membenci Rima yang dianggap tidak sepadan dengan abangnya, karena sta- tus ekonomi yang jauh berbeda. Tamilah yang terus-menerus memfitnah Rima dan meracuni hati abangnya, agar per- caya bahwa Rima telah lari dengan laki-laki lain, bukan diculik. Dengan fitnahan yang ditujukan padanya, Rima tetap tegar dan beru- paya menghidupi dirinya dengan bekerja di sebuah perusahaan. Sampai melahirkan anaknya, Arry (Anjas- mara). Rima menghadapi kesulitan keuangan, karena Arry sakit dan harus dioperasi. Den- gan berat hati Rima meminta bantuan Han- doyo, pinjaman uang dari musuh besar sua- minya dicicilnya selama bertahun-tahun, tan- pa mau tunduk pada kemauan Handoyo yang ingin menikahinya. BPM/trin Dengan berbagai gejolak kehidupan dan percintaan, Arry berpacaran dengan Monika (Dina Lorenza). Selain itu ada persaingan antara Arry dengan Romi (Adjie Masaid) yang bersepupu. Terjadi juga penyelewengan Vera dan Surya (Adipura), keterlibatan Siska (Cin- dy Faisal) dengan narkotika. Kisah ini me- muat banyak intrik. Adanya balas dendam Romi dan kematian Siska menjadi bagian dari kisah dramatis ini. Tetapi, kebenaran akhimya lahir sebagai pemenang. Ini disadari oleh Rahmat, yang telah menjadi korban keculasan hati adiknya dan Vera. Rahmat sadar, bahwa Rima tidak bersalah dan menyia-nyiakan anaknya, Arry. Kesadaran Rahmat terhadap istrinya tidak berjalan mulus, sebab anaknya tidak mau menerimanya bahwa cenderung membencin- ya. Intrik-intrik, porsengkokolan dan pembal- asan dendam semakin memuncak. Namun pada akhirnya, kejahatan selalu mendapat balasan yang setimpal. (trin) Film "Ready To Wear" Mozaik Dunia Mode tanpa Konflik BPM/ist Adegan film "Ready To Wear" DUNIA mode seakan jadi bagian tak ter- ya, dua bintang yang dipasang sebagai ung- pisahkan dalam kehidupan manusia. Ter- gulan ini, tak banyak memperlihatkan per- lebih bagi kaum wanita. Tak sedikit hal yang mainan yang menawan. menarik untuk diungkap dari dunia yang se- Harap maklum saja, "Ready To Wear" lalu terkesan glamor ini. Selama ini sedikit sepertinya tidak memiliki pemain utama. sekali orang film yang tertarik mengangkat Belasan bintang memiliki porsi akting yang dunia mode secara menyeluruh. Salah satu hampir sama. Bahkan, belasan bintang terse- dari yang sedikit itu, karya Robert Altman but adalah nama-nama besar, seperti Kim yang diberi judul "Pret A Porter". Film Basinger (9 1/2 Weeks), Tim Burton (Jacob's produksi 1994 ini beredar di Indonesia den- Ladder), Julia Roberts (Pretty Woman), dan gan judul "Ready To Wear". Stephen Rea (Crying Game). Aktris papan atas seperti Cher, juga. mau nongol hanya sekitar setengah menit. Masih banyak lagi barisan bintang yang sekedar lewat. Mozaik Selain bergaya satire, ada beberapa hal menarik yang bisa ditangkap dari karya sutradara kawakan yang sudah lama malang melintang di festival Cannes yang bergeng- si ini. Misalnya, pemunculan aktris gaek Sophia Loren setelah sekian lama tidak be- Apa sebetulnya yang hendak ditawarkan rakting. Pemunculannya ini mungkin bisa Robert Altman? Dunia mode yang diungkap membangkitkan nostalgia para penggemarn- kan dalam "Ready To Wear" sungguh ko- ya. Apalagi bintang yang juga ngetop se- mpleks. Segala perilaku dan watak orang bagai model iklan ini dipertemukan kemba- orang yang berkecimpung di balik dunia li dengan lawan mainnya di beberapa film busana ini muncul satu per satu. Sampai terdahulu, Marcelo Mastroianni. Sayangn- kepada skandal antarbintang, bahkan per- saingan wartawan dari media massa besar yang meliput pergelaran busana paling ak- bar ini. Prancis (khususnya Paris) sebagai lokasi shooting tak dapat dilepaskan dari ketena- ran negara yang memang terkenal sebagai pusat mode dunia. Di sini tiap tahunnya se- lebritis tumpah ruah dalam ajang pesta busa- na yang sungguh glamor dan menakjub- kan" Robert Altman selaku sutradara yang juga mempunyai ide dan ikut membuat skenar- io, tak ingin melewatkan satu pun dari pernik-pernik kehidupan di balik bisnis mode. Sebagai konsekuensinya, "Ready to Wear" bagaikan tak memiliki cerita tung- gal. Tak salah kalau film ini disebut sebagai mozaik, potongan-potongan adegan yang dirangkaikan lewat penuturan seorang re- porter TV bernama Kitty (Kim Basinger). Pemunculan sekian banyak bintang me- merankan tokoh wartawan, pengusaha bu- tik, perancang mode, model dan peran lain- nya, tak lebih sebagai upaya membuat geb- yar dunia mode jadi lebih terasa dengan pa- rade bintang. Gaya seperti ini sudah sering dipakai sutradara Hongkong, untuk meng- garap proyek film pengumpulan dana sep- erti "The Banquet" Kontradiktif Bagi yang menganggap film sebagai hiburan semata, bisa jadi "Ready To Wear" yang disajikan selama lebih dari 135 menit terasa membosankan. Nyaris tak ada konf- lik yang biasanya jadi daya tarik sebuah ton- tonan. Namun, dari berbagai permasalahan yang dikemukakan, Robert Altman sempat menyelipkan adegan yang mengejutkan. Setelah beberapa menit ditampilkan per- agaan busana yang serba gemerlap, tiba-tiba saja sebagai penutup peragaan busana, be- lasan wanita melenggang di atas catwalk tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh- nya. Adegan ini begitu kontradiktif dengan adegan sebelumnya. Sang sutradara seolah ingin menyampaikan pesan, saat manusia sudah kebingungan memilih mode, saat manusia sudah tidak kehabisan ide dalam menciptakan kreasi mode, mereka akan kembali lagi ke asalnya. Mungkin karena adegan itulah, "Ready To Wear" ditolak untuk diputar di Jerman. Perkaranya, Ele Lemper, penyanyi Jerman yang ikut mendukung film ini tampil se- ronok dengan memamerkan perutnya yang memang betul-betul hamil 8 bulan. Bisa jadi Jerman merasa tertampar dengan ulah artis- nya ini. (Adnyana) Christine Hakim: Tak Berpaling "FILM Indonesia dalam keadaan kristis atau koma. Ibarat orang sakit tergantung treatment-nya. Kalau treatment-nya bagus, dia masih punya harapan untuk hidup. Kalau treat- ment-nya tidak bagus, dia akan mati." Kalimat ini keluar dari bibir Christine Hakim, bintang film andal peraih beberapa pia- la Citra yang masih betah melajang. Menurut Christine, bioskop kita sedang diserbu dominasi film Amerika. Serbunya tak menyisakan kesempatan untuk film nasional menarik napas. "Tolong dicatat saya bukan anti- film Amerika, tetapi saya pikir perlu balance. Kalau hanya satu arah informasi saja membuat wawasan kita tidak luas, pemiki- ran-pemikiran kita juga tidak terbuka," ujarnya. Tak heran kalau Christine mengaku prihatin dengan keadaan produser-produser film Indonesia. "Saya bisa mengerti kalau mereka akhirnya membuka restoran daripa- da memproduksi film," katanya kalem. Selama ini ia tahu masih banyak produser Indonesia yang punya semangat tinggi un- tuk memproduksi film Indonesia, tetapi semangat mereka hi- lang sebelum memproduksi karena harus berpikir apakah film kita bisa diputar atau tidak. "Investasi yang begitu besar han- ya diberi satu hari penayangan, kasihan juga," tambahnya. BPM/nda Lesunya film tak lantas memalingkan Christine dari dunia yang melambungkan namanya. la tetap konsisten di jalur film, terlebih yang sering terpilih sebagai juri dalam festival film internasional. "Ya, saya bersyukur punya kesempatan menghadiri festival film di luar dan punya kesempatan ke luar, sehingga saya punya kesempatan untuk melihat film-film yang diproduksi kakwasan Asia Pasifik. Banyak film yang baik dibuat oleh Taiwan, Hongkong, dan sebagainya. Sebetulnya itu sangat penting untuk menambah wawasan atau referensi. Bukan hanya untuk sineas kita saja, tetapi juga untuk masyarakat penonton," tandasnya. (nda). Ray Sahetapy: Tak Mau Bersaing RAY Sahetapy menyoal sinetron. Usai tampil bersama Teater Oncor-nya di Rumah Sakit Jiwa Bangli, Rabu (4/10) malam, Ray berkomentar, "Yang menyedihkan, jarangnya sinetron tra- disi asli Indonesia yang diangkat menjadi tema, seperti Si Doel Anak Sekolahan, Siti Nurbaya, Azab dan Sengsara." Para sin- eas Indonesia, katanya, lebih banyak mengangkat tema ten- tang realitas kehidupan zaman modern. "Bagaimana mau men- gangkat budaya sendiri, kalau kita tidak mengangkatnya sendi- ri," katanya. Dia salut akan kepedulian rumah produksi milik Marissa Haque yang mau mengangkat cerita tradisional, macam "Masih Ada Kapal ke Padang" atau "Aceng dan Ujang". "Itu bagus, sudah sepantasnya kita dukung, dan insan film yang lainnya sebaiknya bisa melirik yang satu ini," harapnya Ray yakin jika sinetron tradisi asli Indonesia digarap dengan sempurna bisa mencapai hasil yang maksimal dan tidak kalah dengan tayangan luar. Selain sesuai dengan budaya sendiri, juga misi yang terkandung cukup positif. Lalu Ray menyoroti tentang telenovela yang menghiasi hampir semua televisi di Indonesia. "Bukan masalah dubbing-nya yang dipersoalkan, itu hanya teknis belaka, yang terpenting adalah misi telenovela itu BPM/sujena yang kadang tidak sesuai dengan budaya kita," ujarnya. Menyinggung soal kevakumannya sendiri di dunia sinetron, Ray mengatakan, "Kasilah yang muda dulu. Sebagai aktor saya tidak akan pernah mun- dur dari dunia akting, karena itu adalah pekerjaan," katanya. Di samping itu, Ray memang tidak ingin bersaing dengan istrinya, Dewi Yull. "Kan sudah ada istri saya di sinetron, saya tidak mau bersaing dengan istri," katanya berkelakar. (gus) Bella: Ditakuti Wartawan PERMAINANNYA dalam film "Catatan Si Boy" merupakan peran utama pertamanya, sebab biasanya Bella diberi peran- peran pembantu saja. Bahkan, sampai sekarang dia tetap di- percaya berperan mendampingi pemeran utama dalam beber- apa sinetron dengan peran antagonisnya. Bahkan sejak itu, ban- yak tawaran peran antagonis yang dimainkan, di antaranya sin- etron "Halimun" di RCTI uidel Dengan peran antagonis yang dimainkannya dalam beber apa sinetron televisi, banyak anggapan yang mengira itulah karuppane akter Bella yang sebenamya. Bahkan, sejak berkecimpung dalam dunia akting, Bella sering diberi peran yang tidak dis- enangi orang lain. Dengan peran Bella yang antagonis itu, ng- gak takut image di masyarakat? "Itu kan hanya peran, yang penting kehidupan saya sebenarnya tidak seperti itu," jawabn- ya diplomatis. Sampai kapan Bella mau memerankan peran antagonis itu? "Di 'Mutiara Cinta' ini, adalah peran antagonis terakhir yang saya mainkan. Saya ingin cari peran lain, tetapi yang berkarakter. Kan bosan juga dengan peran antagonis itu," tegas anak bung- su yang lahir di Singapura dan berdarah indo ini. BPM/trin Bahkan dari peran antagonisnya ada cerita menarik, saat Bella diwawancarai seorang wartawati. "Waktu itu saya diwawancarai oleh salah satu koran ibu kota, tiba-tiba kok wartawatinya duduknya jauh-jauhan dengan saya," ceritanya. "Saat saya tanya ada apa, spontan saja dia jawab. Takut dengan saya," jawab Bella sambil tertawa. Saat Bella tanya terus, war- tawan itu menduga Bella lesbian sungguhan seperti yang dia lihat pada salah satu film yang dimainkan- nya. Dari sekian banyak kamu main dalam film dan sinetron, mana yang paling berkesan? "Sepertinya di 'Mutiara Cinta' ini, soalnya yang main berkarakter semua, jadi enak mainnya. Selain itu para pemainnya disiplin semua, lancar shooting-nya," jawabnya santai. (trin) Elisa Haque: Menertawai Wajah WALAUPUN namanya ada embel-embel Haque, gadis SMP 38 Jakarta ini sama sekali bukan keluarga Haque seperti Marissa Haque, Soraya Haque, atau Shanaz Haque. Putri dari pasangan Ir. Dartawan dengan Widiastuti ini toh menekuni jalur yang sama dengan keluarga Haque tersebut. Lisa, panggilan- nya, telah merambah dunia sinetron. Pada sinetron "Cucuku Tersayang" di Indosiar, Lisa mendapat peran utama sebagai sang cucu. "Sinetron itu sudah dua tahun lalu, tetapi baru di- tayangkan tahun 1995 ini, jadi cukup lama menanti untuk di- tayangkan," katanya usai tampil di festival beauty fair di Sa- nur, baru-baru ini. Ada hal menarik bagi gadis kelahiran 21 Maret 1983 ini. Jika ingat sinetron itu dia akan tertawa karena wajahnya san- gat imut-imut. Wajar saja, karena saat itu dia masih kelas lima SD. Meski begitu, dia mengatakan kalau dunia akting bukan hal yang baru lagi baginya. Sebelum main di "Cucuku Tersay- ang", dia sudah bermain di TVRI dan TPI dalam sinetron "Na- maku Suci" sampai "Permen Karet". Lisa mengakui, bermain di sinetron "Cucuku Tersayang" lebih berkesan, karena selain bermain bersama bintang-bintang tenar macam Deddy Suto- BPM/sujena mo, Pong Hardjatmo atau Minati Atmanegara, dia juga harus bermain bersama mamanya sendiri, Widias- tuti, yang berperan sebagai bude-nya. "Awalnya mama cuma mengantar Lisa shooting, eh tahunya kekuran- gan pemain dan mama dianggap cocok," kata Lisa, gadis bertinggi-berat 170 cm/45 kg yang bercita-cita jadi insinyur, peragawati asuhan Oki Asokawati. Lalu bagaimana dengan pacar? "Belum boleh kata mama, lagian saya juga belum mau pacaran," ujarnya tersipu malu. (gus) Ira Wibowo: Belum Laku PERAN sebagai wanita dewasa setengah baya yang ber- mental baja kembali diperankan Ira Wibowo. Setelah lama tidak muncul di televisi, Rumah Produksi Kharisma Starvision Plus kembali mempercayakan Ira Wibowo (27) untuk mendampingi drg. Fadli, sebagai suami istri yang diguncang badai rumah tang ga. Sekali lagi Ira ditantang kemampuannya dalam berakting di sinetron "Mutiara Cinta," yang akan ditayangkan RCTI Oktober ini. Kenapa Ira suka dengan peran wanita dewasa, kan kamu masih lajang? "Justru itu yang jadi tantangan, saya suka den- gan peran-peran seperti itu, walaupun belum saya alami. Den- gan peran tersebut, berarti saya bisa menambah pengalaman dan jadi tahu bagaimana rasanya berumah tangga dengan ber- bagai macam problemanya," ujarnya. Kapan rencana nikah? "Maunya sih sebelum usia 30-an, teta- pi sayang sampai saat ini belum laku-laku juga, cariin dong!" ujamya bercanda. Mungkin kamu terlalu selektif? "Saya nggak mau asal comot, nanti takut nyesel, Daripada nyesel belakan- gan kan lebih baik hati-hati," ucapnya. Selain main sinetron apa kegiatan lain Ira? "Sampai sekarang saya masih mengisi acara Sinema-Sinema di RCTI, ini aja baru shooting untuk acara bu- BPM/trin lan depan, langsung lari ke sini ikutan launching 'Mutiara Cinta'," jawabnya saat makan siang di hotel Shangrilla, Jakarta. Apa sebenamya yang menjadi kriteria untuk jadi pendamping kamu? "Nggak ada kriteria khusus, yang penting bagi saya, orangnya harus baik dan bertanggung jawab," tandasnya sambil tetap senyum. "Pokoknya saat ini, saya lagi seperti film 'Kejarlah Daku Kau Kutangkap," tambahnya serius. Saat disinggung kegiatan PR (public relations) yang pernah digelutinya kala bergabung bersama PT Sarinah, Ira tidak banyak komentar. "Untuk saat ini pokoknya saya mau konsentrasi di televisi dulu, dunia PR tetap dan itu tidak akan pemah saya tinggalkan," ucapnya. "Soalnya, itu kan memang pendidikan yang saya miliki, sayang dong ijazah saya kalau tidak digunakan ilmunya," tambah Ira yang menguasai beberapa bahasa asing seperti Inggris, Prancis, Jerman dan saat ini sedang giat-giatnya belajar bahasa Spanyol. (trin) Color Rendition Chart