Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-12-22
Halaman: 01

Konten


2cm Perintis Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Wakil Pemimpin Umum/Redaksi/ Penanggung Jawab Wakil Pemimpin Redaksi Penanggung Jawab Redaktur Pelaksana Koordinator Liputan K. Nadha K. Nadha ABG. Satria Naradha Widminarko : Nariana, B. Ashrama : Wirata, Dwikora Putra Redaksi: Abinawa, Alit Susrini, Djesna Winada, Dwikora Putra, Mawa, Sumendra, Surawan, Suryawan, Suyadnyana, Wirata, Wirya. Kantor Redaksi: Jalan Kepundung 67A, Denpasar 80232. Telepon: (0361) 225764-238582- 238239, Faxcimile: 227418, Teleks: 35191, Alamat Surat: P.O. Box: 3010 Denpasar 80001, Perwakilan Ball Post Jakarta, Bag. Iklan/Bagian Redaksi: Jl. Palmerah Barat 21F, Telp.021-5357602, Fax: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalan WR Supratman 22A Telp. (0370) 32737, Surat Izin Usaha Penerbitan Pers: SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/ 1985 tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP Penerbit: PT Bali Post. MINGGU UMANIS, 22 DESEMBER 1996 SAJIAN loo MILIK ONUMEN PERS NASIONAL Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila TERBIT 16 HALAMAN go Pemimpin Perusahaan Sekretaris Umum Manajer Iklan Manajer Sirkulasi : ABG. Satria Naradha Retno Endah Sada : Suryantha, Kariadi Kariawan, Oka Wipraja Bagian Iklan Jl. Kepundung 67 A, Denpasar 80232 Bagian Iklan Telepon: 225764 Fax: 227418 Teleks: 35191 Senin s.d. Jumat 08.00 19.00 Sabtu 08.00-13.00 Minggu 08.00-19.00. Tarif Iklan: Iklan Mini: minimal 2 baris makimal 10 baris, perbaris Rp. 5.000 Iklan Umum: Rp. 6.000 per mmk. Iklan Keluarga/Duka Cita: Rp. 5.000 per mmk. Iklan Warna: 1 wama Rp. 6.500, 2 wama Rp. 8.500, 4 wama Rp. 9.500 per mmk. Pembayaran di muka, iklan mendesak untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 19.00. Bagian Langganan/ Pengaduan Langganan : Jl. Kepundung 67 A, Denpasar 80232. Telepon: 225764 Pager Telepon: 139, 234139. Fax: 227418. Harga Langganan: Rp 12.000 sebulan. Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 700. Terbit 7 kali seminggu. Rekening BRI Denpasar Rekening BDB Denpasar Rekening BCA Denpasar Rekening Bank Aken Denpasar Rekening Bank Seri Partha Rekening BUN Denpasar 31-45, 1065 A 173.804 : 040-30-07061-8 :900601028 : 0274000384 071 000567.7 NOMOR 125 TAHUN KE-49 Baby Zelvia Halaman 8 Ibu Turut Banting Tulang 2 Jika Istri Sukses, Senang juga 3 Mengapa Remaja Suka Menentang? 4 Cerita Anak-anak: Hari Ibu 5 Memilih Kosmetik Rambut 6 Konsultasi Mode: Gaun Terusan 7 Evie Tamala Kesepian dan Hampa 8 Film: Ibu Jadi Penari Bugil 9 Totemisme Dalam Periklanan 10 Wanita di Mata Kartunis 12 Baju dan Sepeda Pinjaman 14 Home Page Bali Post: http://dps.mega.net.id/news/balipost/balipos.htm E-mail balipost@dps.mega.net.id Ibu di Mata Remaja, Ibu yang Mengasihi Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa Hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia Sepenggal lirik lagu di atas memang bertutur soal ibu. Ibu, dengan segala kemuliaannya, pada hari ini berhari "H", Ke- tika zaman kian melesat, peran ibu pun seakan makin ko- mpleks. Tak pelak, mereka dituntut beragam peran. Buntut- buntutnya, jika hal itu mampu dilakoninya, jadilah dia sosok ibu yang ideal. Nah, bagaimanakah sosok ideal seorang ibu di mata remaja? Berikut jajak pendapat yang dilakukan Bali Post Minggu (BPM) untuk mengetahui sosok ideal seorang ibu di mata remaja. Jajak pendapat ini menemui 100 responden secara acak. Responden dari kalangan remaja usia 13-19 tahun diminta mengisi 11 butir pertanyaan. Dari 100 responden, diisi 49 % pria dan 51 % wanita. Walaupun mungkin hasilnya tidak da- pat mewakili seluruh pendapat remaja, tetapi setidaknya me- wakili satu sisi gambaran pendapat remaja tentang figur ideal seorang ibu. Bagaimanakah sosok ideal itu? Beberapa kriteria ideal seorang ibu menurut remaja saat ini meliputi, mandiri dalam artian turut membantu ayah dalam mencari nafkah, mampu sebagai seorang ibu sekaligus teman, tidak mudah menyalahkan dan suka memberi penghargaan atas prestasi ataupun kebaikan anak, serta sebagai tempat pe- nampung keluh kesah. Peran ganda yang sungguh berat, me- mang. Ringkasnya, sosok ibu ideal itu harus mampu sebagai pengayom, mitra, motivator dan sekaligus motor penggerak untuk mencapai keharmonisan dan kesuksesan keluarga. Pada era makin menglobal ini, ibu berkarier sudah menja- di hal yang wajar. Bahkan untuk masyarakat Bali, sosok seor- ang ibu ikut bekerja mencari nafkah keluarga sudah pula meru- pakan hal biasa. Bahkan muncul pendapat dari pengakuan ibu- ibu, mereka merasa malu bila hanya berdiam diri di rumah. Mereka akan merasa bangga dan berharga bila ikut mencari nafkah, setelah menunaikan tugasnya sebagai ibu rumah tang- ga. Tidak heran bila 94% responden membolehkan ibunya ikut bekerja di luar rumah selama bisa membagi waktu yang sesuai antara kerja dan rum Sisanya tidak setuju ibunya bekerja. "Sesuai kodrat, cukup menjadi ibu ru- mah tangga bagi anak dan suaminya," tulis seorang responden dalam angket. Dalam usaha membantu keluarga, tentu tidak semua pe- kerjaan yang dapat diambil oleh ibu. Dari hasil jajak pendap- at ada empat kelompok pekerjaan yang dinilai tidak tepat di- lakukan oleh seorang ibu. Keempat pekerjaan tersebut adalah pekerjaan fisik yang berat, pekerjaan yang menyita waktu ter- lalu banyak di luar rumah, pekerjaan pada malam hari, dan sebagai pucuk pimpinan perusahaan, disamping beberapa je- nis pekerjaan lain. Waktu yang tepat untuk bekerja, alangkah baiknya dilakukan pada pagi hari hingga siang hari (89%). Keson Alasannya, karena pada waktu itu sebagian besar "penghu- ni" keluar rumah untuk sekolah ataupun bekerja. "Di samp- ing itu agar kesempatan berkumpul dengan keluarga pada sore dan malam hari tidak terganggu," tulis salah seorang responden beralasan. Sedangkan yang memilih waktu kerja pada siang hingga sore hari 9 % dan masing-masing 1 % untuk waktu sore hingga malam dan malam hingga pagi hari. Ketika disodori pertanyaan bentuk hubungan antara ibu dan anak, sebagian besar responden (53%) memilih agar seorang ibu mampu memilih hubungan yang elastis. Artinya disesuai- kan dengan situasi dan kondisi, kapan seorang ibu sebagai seor- ang "teman" dan kapan sebagai seorang ibu. Sekitar 23 % lagi memilih agar seorang ibu harus bersikap sebagai seorang "te- man", sisanya memilih bentuk hubungan "ibu-anak". Kedekatan ibu sebagai seorang teman ini makin terlihat pada poin orang yang terdekat dalam keluarga bagi remaja. Terlihat 67% responden remaja memilih figur ibu, 35 % di antaranya pria. Kemudian figur ayah dipilih oleh 11 % re- sponden. Sisanya 22 % memilih figur selain ayah dan ibu, bahkan orang di luar keluarganya. Terkait soal hubungan antara anak (remaja-red) dengan ibu, mayoritas responden (65 %) memilih pilihan "bicara dari hati ke hati" untuk menyelesaikan suatu masalah, bukannya "lang- sung memarahi anak" (5 %). Sisanya yang 30 % "bersedia dite- gur oleh ibunya dengan menanyakan mengapa berbuat salah". Di sisi lain mereka (responden remaja-red) menuntut dap- at pujian dan penghargaan bila berbuat baik atau berprestasi. Ini diakui oleh 62 % responden. Tidak menuntut apa-apa han- ya 2 %. Sedangkan sisanya 36 % tidak menuntut terlalu ban- yak, dalam artian memilih biasa-biasa saja. Dari kedua fenom- ena ini, mengisyaratkan bahwa remaja ingin dianggap sebagai partner alias dihargai sebagai seorang yang dewasa". Bisa jadi, ini terkait dengan proses pencarian jati diri para remaja. Harapan remaja agar seorang ibu bersedia memahami dan dapat berbagi cerita tentang persoalan yang dihadapi, dipilih 66% responden. Sedangkan pilihan pada figur ayah hanya 5 %. Sisanya 29 % memilih figur kakak, adik, keluarga lain- nya, bahkan orang luar seperti teman atau pacar. Sudahkah harapan ini terwujud? Ternyata belum sepenuhnya, terbukti baru 50 % responden mengatakan sosok ibu berfungsi seperti itu. Sedangkan 46 % masih berbagi cerita persoalan yang di- hadapi kepada orang lain di luar figur ibu, seperti kakak, sau- dara, teman maupun pacar. Sisanya memilih figur ayah. Soal karier ibu, sebagian besar responden setuju (44%) bila figur ibu dapat "lebih hebat/terkenal" dari ayahnya. Hanya 27 % yang menyatakan ketidaksetujuannya. Alasannya, bagaimana pun seorang ayah tetap dianggap kepala keluarga. Sisanya masih ragu-ragu mengatakan pendapatnya. Meskipun demikian hanya sebagian kecil (2%) yang tidak mengagumi ibunya melebihi kekagumannya pada figur ayah. Lengkapn- ya, 51 % responden mengagumi figur ibu. Sisanya (47%) tidak dapat memberi jawaban pasti dan hanya berkata "en- tahlah". (Bersambung ke Hal 15 Kol 8) Grafis : Wahyu Mukti Penelitian Kasus Bupati Bantul Dorodjatun: Pemilu tidak akan Pencabutan Permenpen No.1/1984, Bentuk Kongkret Diserahkan kepada Depdagri Jambi - Kassospol ABRI Letjen TNI Syarwan Hamid men- yatakan, penelitian atas kasus Bupati Bantul Sri Roso Sudarmo yang diduga terkait dengan kematian wartawan Bernas, Udin, diserahkan kepada Gubernur setempat dan Depdagri. Usai acara sarasehan dengan civitas akademika Per- guruan Tinggi Negeri dan Swasta di Aula Unja Telanaipu- ra Jambi, Sabtu (21/12) kemarin, ia mengatakan, dalam kasus itu meskipun Bupati Bantul anggota ABRI, dalam struktur Sri Roso berada dalam jajaran Depdagri. Kare- na itu, kata Syarwan, yang berkompeten melakukan pene- litian dan penindakan adalah atasannya di jajaran Dep- dagri. "Silakan Depdagri meneliti sejauh mana keterkaitan kasus itu dengan Bupati Bantul. ABRI tidak berkepent- ingan langsung dan Depdagri sudah mengecek hal itu," kata Syarwan menanggapi pertanyaan kemungkinan Bupati Bantul terlibat dengan kematian Udin. Sekjen Depdagri Suryatna Subrata dan Irjen Depda- gri Sudrajat Nataatmadja, baru-baru ini, mengungkap- kan, Sri Róso "bersalah" karena menjanjikan uang Rp 1 milyar kepada seorang paranormal agar terpilih lagi se- bagai Bupati Bantul untuk masa jabatan kedua, 1996- 2001. Sebelumnya, usai memberikan pengarahan pada ac- ara temu besar Keluarga Besar. ABRI (KBA) di Balai Pemuda Jambi, Syarwan Hamid menyatakan, Sri Roso memang anggota ABRI yang sudah dikaryakan melak- sanakan tugas di Depdagri. (aht) Diserahkan, Berkas Perkara Penganiayaan Wartawan "Tiras" Dili- Kejaksaan Negeri (Kejari) Dili, Sabtu (21/12) kemarin menyerahkan berkas lima terdakwa perkara penganiayaan wartawan Tiras, Gaudensius Mau, ke Pengadilan Negeri Dili. "Kami telah menyerahkan berkas kelima terdakwa ke Pengadilan Negeri setempat, dan diharapkan dalam waktu dekat Majelis Hakim yang menangani menetap- kan hari persidangan," kata Kajari Dili Bonar Pardede, di Dili. Bonar menjelaskan, setelah menerima dan meneliti BAP perkara tersebut dari pihak Kepolisian Resort (Pol- res) Dili, Selasa (17/12), pihaknya langsung memproses sebagaimana diatur dalam Undang-undang. BAP yang diajukan itu, menurut dia, sudah sempurna dan tidak ada perbaikan. Pihaknya segera memproses untuk diajukan ke Pengadilan Negeri setempat. Perihal pasal yang akan didakwaan kepada para ter- dakwa, Bonar Pardede mengatakan, ada dua. Pertama dalam dakwaan primer para terdakwa didakwa melaku- kan tindak pidana sebagaimana diatur dalam pasal 170 ayat dua KUHP. Sedang pada dakwaan subsider, terdak- wa didakwa telah melakukan penganiayaan sebagaima- na diatur dalam pasal 351 KUHP Dalam persidangan nanti, katanya, pihaknya akan berupaya membuktikan dakwaan primer. Berdasarkan keterangan para terdakwa yang dikuatkan keterangan saksi dan alat-alat bukti aya, perbuatan para terdak- wa diyakni telah memenuhi unsur-unsur hukum dakwaan primer (pasal 170 ayat 2). "Meskipun demikian, keputu san terakhir berada dalam kekuasaan Majelis Hakim yang menanganinya. Kami akan berupaya semaksimal mu- ngkin membuktikan isi dakwaan yang didawakan kepa- da para terdakawa itu," katanya. Mengenai Jaksa Penuntut-Umum yang akan menan- gani perkara tersebut, Bonar Pardede mengaku akan menangani langsung. "Mengingat perkara ini tergolong serius dan menarik perhatian masyarakat luas, khususn- ya insan pers, maka akan saya tangani langsung dan dibantu seorang Jaksa Penuntut Umum lainnya, Bam- (Bersambung ke Hal 15 Kol 6) Pengaruhi Perekonomian Nasional Jakarta (Bali Post) - Pakar ekonomi Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjorojakti memperkirakan, Pemilu 1997 tidak akan menimbulkan gejolak berarti bagi perekonomian nasional. "Kegiatan ekonomi Indonesia sudah makin kuat dan kompleks, sehingga tidak mudah tergoncang politik," katanya pada diskusi akhir tahun 1996 DPP Golkar di, Jakarta, Sabtu (21/12) kemarin. Gejolak yang terjadi, diperkirakan hanya menyentuh pasar uang yang memang pal- ing sensitif terhadap isu-isu politik. Paling banter, kata dia, kurs rupiah-dolar AS bergejolak sebentar. Tetapi tak lama kemu- dian normal lagi, seperti pada beberapa peristiwa politik 1996. Namun di sisi lain, guru be- sar FE UI itu mengakui, Indone- sia masih akan mengalami tekan- an yang besar dalam neraca pem- bayaran. Neraca dagang nasion- al makin kecil itu pun ter- tolong oleh surplus neraca da- gang migas-sedangkan nera- ca jasa makin minus. Akibatnya, defisit transaksi berjalan terus membengkak. Bila Menkeu Mar'ie Muhammad mengi- syaratkan defisit sudah lampu kuning", begawan ekonomi Prof. Sumitro Djojohadikusumo malah mengisyaratkan defisit ini sudah lampu merah". Dikatakan, DSR (Debt Ser- vice Ratio) masih di atas 30 per- sen, sehingga membatasi poten- si luar negeri bagi pemerintah dan swasta. "Untuk itu, cadan- gan emas dan devisa harus dipe- lihara pada tingkatan yang kuat, sama atau lebih dari empat bu- lan impor," ujarnya. Kekhawatiran akan mem- bengkaknya defisit transaksi berjalan, juga dikumandangkan jana Ekonom Indonesia) Mar- Ketua Umum ISEI (Ikatan Sar- zuki Usman, M.A., pada acara yang sama. "Kebijaksanaan yang telah ditempuh dalam tahun 1996 memang dapat men- gendalikan inflasi di bawah 7 persen. Tetapi upaya mengen- dalikan defisit transaksi ber- jalan tak begitu terasa hasiln- ya," kata mantan Ketua Bapep- am itu. Lambat Banyak pengamat ekonomi memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan (Bersambung ke Hal 15 Kol 6) ABRI tak Larang Mahasiswa Kritis Jambi Kassospol ABRI Letjen TNI Syarwan Hamid mene- gaskan, ABRI tidak pernah melarang mahasiswa bersikap kritis dalam menyikapi tiap persoalan, asalkan tidak di- jadikan ajang untuk memaki orang lain. "Alangkah baikn- ya jika sikap kritis tersebut dis- alurkan melalui dialog," kat- anya, di Jambi, Sabtu (21/12) kemarin, ketika berdialog den- gan civitas akademika PTN/ PTS se-Kodya Jambi di Aula Kampus Universitas Jambi (Unja) Telanaipura. Menurut Syarwan, ABRI justru menghendaki mahasiswa agar lebih kritis dan kreatif, leb- ih-lebih menghadapi tantangan di masa depan yang diyakini makin kompleks. Ia juga minta agar mahasiswa tidak cepat ap- riori terhadap pemerintah dalam menangani tiap persoalan. Sebab, sikap tersebut dapat di- manfaatkan pihak tertentu yang tak senang terhadap keberhasi- lan dan kesinambungan pem- bangunan. Dia juga mengingat- kan agar mahasiswa tidak han- ya menerima informasi sepihak yang kemudian membuat kes- impulan keliru. Pada bagian lain ceramah- nya, Kassospol menyinggung tentang berbagai tantangan dan ancaman yang tiap saat dapat terjadi. Di hadapan sekitar 300 mahasiswa, dosen dan pimpinan PTN/PTS daerah ini, Syarwan Hamid menegaskan tentang sikap ABRI dalam menjaga sta- bilitas dan tegaknya Pancasila dan UUD 1945. "Bagi ABRI, PKI dan ajarannya tetap masih menjadi ancaman," katanya. Oleh sebab itu, ABRI tidak pernah lengah dan senantiasa tanggap terhadap permasalahan yang ada di masyarakat. Dalam kaitan ini, Syarwan meminta agar maha- siswa juga ikut bersama-sama ABRI menangkal tiap ancaman dan gangguan yang dapat me- mecah belah persatuan dan ke- satuan yang sudah 30 tahun leb- ih terbina dengan baik. Kesenjangan dan Pemilu Menyinggung tentang ke- senjangan sosial yang masih dirasakan masyarakat, termasuk mahasiswa, Syarwan menyata- kan, ABRI juga menyadari hal itu. "Kesenjangan mempunyai korelasi dengan munculnya PKI, karena kesenjangan meru- pakan sasaran empuknya. Kare- na itu pemerintah Indonesia ter- us berupaya agar kesenjangan sosial makin sempit," kata Kas- sospol sambil memberikan contoh langkah konkret yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi kesenjangan. Menanggapi pertanyaan se- orang mahasiswa berkaitan dengan kejujuran pemilu men- datang, Syarwan mengatakan, pihaknya sebagai "wasit" men- jamin bahwa Pemilu 1997 akan lebih baik dari sebelumnya. "Silakan melapor kepada pen- gawas pemilu kalau masih ada orang yang memaksa mengiku- ti kemauannya. Kalau di daer- ah tidak dilayani, silahkan lapor ke Jakarta karena saya adalah wakil Panwaslak Pusat," kata Syarwan Hamid. (ant) Langkah "Go Public" Garuda, Ganti MD-11 dengan MD-11ER Jakarta (Bali Post) - Keputusan Garuda Indonesia untuk mengganti pesanan tiga pesawat MD-11 menjadi MD- 11ER (Extended Range), meru- pakan salah satu langkahnya dalam mempersiapkan diri menuju go public. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Soepandi men- gungkapkan hal itu usai acara peresmian pengoperasian pesa- wat perdana MD-11 ER yang tiba sekitar pukul 10.35 Wib, Sabtu (21/12) kemarin, di Ban- dara Soekarno-Hatta. Penyera- han pesawat ini dilakukan di pabrik pesawat Mc. Donnel Douglas Long-Beach, Califor- nia pada 17 Desember 1996. "Penambahan pesawat mil- ik Garuda ini dimaksudkan dalam rangka menuju go pub lic, dan yang lebih penting ad- alah pembenahan-pembenahan di segala aspek dalam tubuh Garuda sendiri. Intinya dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada seluruh pen- umpang," kata Soepandi. Ditanya apakah penambahan sembilan pesawat Airbus A330 dan MD-11ER dapat membuat pesawat Garuda selalu tepat jad- wal, menurutnya, itu merupakan hal yang tidak mungkin. "Keter- lambatan pasti ada, tetapi diharap kan bisa dikurangi dengan adan ya penambahan pesawat baru ini," ujarnya. Mengenai keputusan Garu- da untuk mengganti pesanan tiga pesawat MD-11 menjadi MD-11ER, dijelaskan, MD- 11ER lebih canggih dan waktu bangan langsung jarak jauh penerimaannya juga lebih ce- yang merupakan tuntutan dari pat. Sementara dua pesawat para pengguna jasa penerban- MD-11ER lainnya direncana- gan dewasa ini. kan akan tiba pada kuartal ked- Dicontohkan, Garuda akan ua dan ketiga tahun 1997. Se- melayani penerbangan langsung belumnya, pesawat MD-11 Jakarta - Honolulu tanpa restrik- yang dipesan direncanakan si, baik akibat keadaan cuaca akan diterima Garuda Indone- yang kurang baik maupun restrik- sia tahun 1998 dan 1999, yang si take off weight dari MD-11 berarti jadwal penerimaan pe- yang menyebabkan bagasi pen- sawat MD-11ER lebih awal satu umpang diturunkan dan dikirim tahun. pada penerbangan berikutnya. Keunggulan lain pesawat MD-11ER yang merupakan ar- mada berbadan lebar dan dig- erakkan dengan mesin Gener- al Elektric CF6-80C2 turbofan ini, adalah kecanggihan sistem- nya. Termasuk di antaranya sistem komunikasi melalui (Bersambung ke Hal 15 Kol 3) Tentang kecanggihan MD- 11ER, diterangkan, pesawat ini mampu terbang nonstop sejauh 7200 nautical miles/12.300 km dengan kapasitas penumpang penuh. Dengan kemampuan itu, Garuda Indonesia dapat terus meningkatkan mutu pelayanan- nya, terutama pelayanan pener Penyempurnaan UU Pokok Pers No. 21/1982 Jakarta (Bali Post) - Keinginan Menteri Penerangan (Menpen) H. Harmoko menyem- purnakan UU Pokok Pers No. 21 Tahun 1982, hen-daknya diterima oleh semua kalangan. Namun se- itikad baik itu, harus dibuktikan bagai bentuk kongkret langkah awal dengan mencabut Peraturan Ment- eri Penerangan (Permenpen) No. 1 Tahun 1984 oleh Menpen sendiri. Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Bam- bang Widjojanto, S.H. mengatakan hal itu dalam siaran persnya, Sabtu (21/12) kemarin, di Jakarta. Ketentuan tentang larangan di- gunakannya lembaga pembredelan atau penyensoran sebagaimana dimuat dalam Pasal 3 UŬ Pokok Pers No. 21 Tahun 1992, perlu diper- tahankan. Bahkan, pemerintah harus secara konsisten tidak menggunakan lembaga SIUUP sebagai alat kon- trol. "Kalau toh pada kenyataannya pemerintah tidak konsisten mener- apkannya, pencabutannya harus melalui proses pengadilan," kata Bambang. Pers, kata Bambang, pasal 16 men- Dalam Undang-undang Pokok gatur prasyarat dan kriteria keprib- adian orang yang dapat berprofesi sebagai wartawan. Dengan begitu, hal ini adalah satu-satunya undang- undang yang mengatur kriteria di sektor non-pemerintah. "Tetapi di dalam UU itu jelas sekali keinginan pemerintah mengontrol profesi ke- wartawanan," ungkap Bambang. Untuk itu pembaruan ketentuan ten- tang pers harus memberikan jami- nan kepada wartawan, bukan indus- tri pers saja. Sebagai tindak lanjut dari rencana pembaruan tersebut, sudah saatnya dilahirkan regulasi yang melindungi kepentingan pro- fesi wartawan dari masalah hubun- gan kerja dengan perusahaan di mana mereka bekerja. "Kepentingan hak berekspresi dan kemerdekaan menyajikan berita seob- hingga tidak ada lagi ancaman peme- jektif mungkin perlu diperhatikan, se- catan atau kekerasan dalam segala bentuk," ungkap Bambang. Menurut Bambang, keinginan Menpen menyempurnakan UU Pokok Pers itu bukan merupakan ide baru. Sebelumnya, sejumlah pakar pers dan pemilik penerbitan telah mengusulkan agar UU tersebut di- ubah. Namun, tak mendapatkan re- spon dari pemerintah. Saat itu per- aturan Menpen No. 1 Tahun 1984 yang "kontroversial", yang berisi- kan pencabutan SIUUP secara sub- stansial berupa pembredelan masih bersifat efektif. (ds) Kebijakan Dalam Pembangunan Pariwisata, Biang Keladi Pelanggaran HAM di Bali Denpasar (Bali Post) - Kebijakan dalam pembangunan pariwisata dinilai menjadi biang keladi pelanggaran hak asasi manu- sia (HAM) di Bali. Lebih-lebih karena kebijakan tersebut hanya menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi melalui investasi, baik do- mistik maupun asing, Kebijakan seperti itu, tanpa disadari ternyata mengakibatkan adanya eksploitasi, penggusuran dan marginalisasi har- kat dan martabat manusia Bali, baik secara politik, ekonomi, sos- ial maupun budaya. Demikian antara lain kesimpu- lan dari Diskusi Praksis Fenome- ma Penegakan HAM (di Bali) yang dilaksanakan LBH Bali, Sabtu (21/ 12) kemarin. Tampil sebagai pem- bicara pada diskusi tersebut Prof. Dr. Dewa Gede Atmadja, Ir. Nyo- man Gelebet, Usadi Wiryatnaya di babak pertama. Sedangkan sesi kedua menampilkan Palguna, Ro- hman Budiyanto, Ngurah Karyadi dan Degung Santikarma. Direktur LBH Bali Ngurah Karyadi yang membawakan makalah Peran Masyarakat Dalam Penanggulangan Pelangga ran HAM di Bali" mengungkap- kan, jika dikaitkan dengan konven- si-konvesi HAM, pembangunan pariwisata di daerah ini ternyata mengabaikan dan bahkan melang- gar HAM, khususnya Hak atas Pembangunan. "Pelanggaran itu berupa pengabaian atas pentingn- ya partisipasi seluruh warga masyarakat. Mulai dari proses per encanaan, pelaksanaan dan perole- han hasil-hasil serta pengawasan atas kelancaran jalannya pemban- gunan," ujarnya. Menurut Karya- di, hal itu pada dasarnya akibat tidak diindahkannya sistem ke- masyarakatan yang berkembang di Bali. Dikatakan, sistem kemasyaraka- tan di Bali mengenal konsep pem- bangunan berwawasan budaya. Kon- sep ini meletakkan manusia dan alam sebagai subjek melalui pengagungan atas hak dan martabat yang kreatif, partisipasif dan demokratis. Akan tetapi, katanya, kebijakan pemban- gunan pariwisata ternyata mengabai- kan prinsip-prinsip tersebut. Ia men- contohkan, penggusuran lahan per- tanian produktif untuk pengemban- gan sektor pariwisata di Tanah Lot (PT BNR), Pecatu (PT BPG), Sum- ber Kelampok, Uluwatu atau Seran- gan adalah kasus mendasar yang mempengaruhi, bahkan menghalan- gi terwujudnya pembangunan berwa- wasan budaya. Demikian pula, berkembangnya eksplotasi terhadap tenaga kerja (buruh), perempuan dan anak-anak sebagai penjual asongan dan pekerja seks. gunan pariwisata Bali yang berori- entasi pada pertumbuhan ekonomi melalui investasi asing/domistik, membawa konsekuensi munculnya pengabaian hak-hak konstitusion- al masyarakat. Sebab, katanya, se- gala potensi yang ada hanya diar- ahkan pada peningkatan product national bruto (PNB) dan product domestic bruto (PDB). Akibat ke- bijakan seperti itu, peran negara lewat aparat birokrasinya sangat dominan sehingga melumpuhkan kekuatan lain dalam masyarakat. Selain itu, negara atau pemerintah memiliki otoritas penuh dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan, tanpa kontrol dari masyarakat. "Apalagi negara atau pemerintah sering menggunakan apartus represif untuk menumbuh- kan budaya takut, dan kekuasaan pemerintah mendapat legitimasi dari masyarakat," ujarnya. Sedangkan Gelebet melihat munculnya masalah-masalah Sementara Usadi melihat, dalam kaitannya dengan pengem- pengembangan pariwisata Bali yang bangan pariwisata (terutama skenario resminya membawa mis- masalah tanah) akibat dari sion sacree dan sarat dengan impian dikembangkannya kelayakan 14 muluk-muluk, ternyata dalam reali- kawasan wisata menjadi 21 yang tasnya lebih bersifat dichtung ketim- memang tidak layak kembang. bang wahrheit. Padahal, kata dia, Benturan-benturan kepentingan tugas intinya melanggengkan posisi pun, katanya, akhirnya bermuncu- legendaris Bali sebagai The Last lan, antara pihak Kehutanan, Per- Paradise on Earth. Memang ada pi- tanahan, BKPMD/BKPMA, Pem- hak-pihak yang benar-benar menik- da dan instansi-instansinya. Untuk mati perwujudan the dream that mengendalikannya, perlu menyam- comes true itu. Akan tetapi, jumlah bung kembali relevansi nilai-nilai mereka sangat kecil. Mereka adalah normatif masa lalu dengan realita entrepreneur, investor asing, calo masa kini. "Rekonsepsualisasi tanah, pejabat terkait dan penjual (apang keto, mula keto), revitalisa- jasa. Sementara sebagian besar lain- si (anak mula keto uli malu) dan nya kebagian sesuatu yang sifatnya revisi (apang kene uli jani) meru- pripit (menyakitkan). pakan alternatif jalan yang harus Menurut Karyadi, pola pemban- ditempuh," sarannya. (yum/pam) 2cm 4cm