Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Republika
Tipe: Koran
Tanggal: 2017-03-04
Halaman: 11

Konten


REPUBLIKA SABTU, 4 MARET 2017 Lektor UMP Terima "enghargaan dari residen Jokowi 10 wal 2017, Rektor Universitas Muhammadiyah Purwo- kerto (UMP) Dr H Syamsuhadi Irsyad MH menerima penghargaan bergengsi. Penghargaan diberikan atas kontribusinya menjadikan UMP sebagai perguruan gi yang berperan aktif dalam mendorong terciptanya budaya abung atau berinvestasi produk keuangan. 'Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden Joko odo di Istana Negara pada 13 Januari 2017 lalu," jelas Wakil tor UMP Bidang Administrasi Umum, Joko Purwanto Msi. Menurutnya, pemberian penghargaan tersebut digagas lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam hal ini, or UMP menjadi salah satu tokoh dan lembaga keuangan piratif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2017. la menyatakan, rektor UMP berhasil mendapatkan peng- gaan itu tidak terlepas dari inisiatifnya dalam hal akses ke- gan perbankan bagi seluruh civitas akademika UMP. Apa- pada Oktober 2016, UMP juga berhasil memecahkan re- investor saham syariah terbanyak dari kalangan perguruan gi. Pemecahan rekor tersebut diraih setelah 2.000 mahasiswa dosen UMP ikut serta sebagai membeli portofolio lembaga estasi syariah. Rekor tersebut juga yang membuat UMP ndapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia RI). Berbarengan dengan itu, UMP juga membuka galeri stasi syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Rektor UMP Syamsuhadi Irsyad, mengaku bersyukur atas capaian yang telah diraih oleh civitas akademikanya. Rektor dorong segenap civitas akademika UMP senantiasa mampu mingkatkan kontribusi positif bukan hanya di bidang didikan, tetapi juga perekonomian Indonesia. Untuk itu, pengembangan UMP ke depan juga tidak hanya us pada bidang pengembangan pendidikan. Namun juga mengembangkan unit-unit usaha yang dikelola UMP. "Saat ini kita sudah memiliki beberapa unit usaha yang sih akan terus kita kembangkan. Dengan adanya unit usaha, asi Kampus II FOTO-FOTO DOKUMEN ka biaya pendidikan tidak hanya dibebankan pada kontribusi i mahasiswa. Namun juga dari unit-unit usaha yang kita ki," ujar dia. ntukkannya, antara jadi tempat kuliah tas Ilmu Kesehatan Kedokteran. Bahkan pus Il tersebut, juga mah sakit. ila proyek revitalisasi esai, maka seluruh g terkait dengan ilmu berada di satu kom- akan memudahkan man dan praktik bagi kata dia. aus II UMP yang me- ekitar enam hektare, untuk kegiatan kuliah mahasiswa Fikes. siswa Program Studi dan D3, serta Prodi Kebidanan D3. Sedangkan untuk Fa- kultas Kedokteran, menempati gedung di Kampus I Dukuhwaluh. Rektor me- ngaku, untuk melakukan revitalisasi kampus II memang membutuhkan bia- ya yang cukup besar, mencapai ratusan miliar rupiah. Namun dia optimistis, program tersebut akan bisa dilaksana- kan. dari Untuk itu, UMP tidak akan hanya mengandalkan dana yang berasal biaya kuliah yang dibayarkan para ma- hasiswa saja. Melainkan juga dari kalangan donatur dari dalam dan luar negeri, khususnya dari Timur Tengah, "Saat ini, proses perizinan untuk mela- kukan revitalisasi kampus Il sedang kita urus. Mudah-mudahan saja tidak mengalami kendala," jelasnya.. rit REPUBLIKA khazanah Festival Seni Budaya Jawa Tondano Ke-XII Yosonegoro, 01 s/d 04 Maret 2017 WAHYU SURYANA Lembaga ini dinilai dapat mencegah penyusupan paham radikal pada buku ajar. JAKARTA - Wacana pem- bentukan lembaga pentashih bu- ku ajar dan teks mendapat sam- butan hangat dari sejumlah ka- langan. Kali ini, sambutan da- tang dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Muhadjir Effendy. "Bagus itu," kata Mendikbud kepada Republika, Jumat (3/3). Namun menurutnya, lemba- ga pentashih buku ajar dan teks akan lebih tinggi fungsinya jika melibatkan banyak elemen. "Tentu, dengan melibatkan ba- nyak pihak sebagai anggotanya," ujar Mendikbud. Wacana Pentashih Buku Ajar dan Teks Didukung "Hanya dengan lembaga se- macam lajnah pentashih, nas- kah-naskah yang ada bisa bebas dari penyusupan paham radi- kal," ujar dia. jika tujuan yang ada malah sebaliknya, lembaga itu akan jadi kontraproduktif dan tidak akan memberi manfaat bagi umat. "Terkait buku-buku keaga- maan, tentu kita memiliki tang- gung jawab yang tidak bisa di- elakkan, harus ada gugus tugas (task force), tim kerja yang sa- ngat solid yang bekerja untuk melakukan pentashihan, mengu- ji, sekaligus memverifikasi ada- nya buku-buku yang menyim- pang atau tidak sejalan dengan ajaran-ajaran agama kita," kata Menag seperti dilansir laman resmi Kementerian Agama (Ke- menag), belum lama ini. Lajnah ini, lanjut Azyumardi, dapat pula membangun data-- base mengenai rekam jejak pe- nulis serta penerbit yang terin- dikasi hendak menebarkan pa- ham-paham dan praksis-praksis radikal. "Hanya lajnah pentashih yang dapat men gah naskah- naskah yang ada dari penyusup- an paham radikal," ujar dia. Cendekiawan Muslim Prof. Azyumardi Azra juga mendu- kung penuh wacana tersebut. Ia menilai, buku-buku ajar dan teks memang memerlukan pembaca- an, pengkajian, dan penelitian mendalam. Dukungan juga disampaikan pengamat pendidikan Islam, Prof KH Didin Hafidhuddin. Na- mun, ia mengingatkan, lembaga itu harus jelas tolok ukurnya. "Saya sambut baik ide itu, tak kurang pentingnya juga perlu diteliti rekam jejak tiap-tiap penulis," kata Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini kepada Republika, Jumat (3/3). "Kalau tujuan pentashihan itu untuk meluruskan yang salah dan tidak tepat, ya silakan, ba- gus," ujar Guru Besar Institut Pertanian Bogor ini. Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifud- din mewacanakan pembentukan lembaga pentashih buku ajar dan teks di Indonesia. Menag menga- takan, pada era desentralisasi ini, begitu banyak pihak yang mem- produksi buku. Menurut Azyumardi, sejak ta- hun lalu sejatinya ia telah meng- usulkan pembentukan semacam lajnah pentashih buku ajar dan buku pendamping PAI (pendidik- an agama Islam). Lajnah ini di- bentuk berdasarkan model lajnah pentashih Alquran yang sudah lebih lama eksis di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag). WAHYU SURYANA JAKARTA - Pengurus Besar Nahdla- tul Ulama (PBNU) dan Al Azhar, Mesir, menjajaki kerja sama pendidikan dan dak- wah. Kemungkinan kerja sama itu dibahas dalam pertemuan antara Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Grand Syekh Al Azhar, Mesir, Prof Dr Ahmad Mohamed Al-Tayeb, di Kairo, Mesir, Rabu (1/3). NU-Al Azhar Jajaki Kerja Sama Pendidikan dan Dakwah Kiai Said menjelaskan kepada Syekh Ahmad Tayeb bahwa pesantren yang ada dalam naungan Nahdlatul Ulama (NU) saat ini mencapai 12 ribu lebih. Mereka mewarisi metode belajar Islam yang pernah dilakukan oleh Al-Azhar. Selain itu, lanjut Kiai Said, tidak sedikit dari pesantren-pesantren itu yang mengem- bangkan pendidikan modern dengan meng- ajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi tetap dalam nuansa pesantren yang mene- kankan akidah, akhlak, dan syariah. Syekh Ahmad Tayeb yang sangat antu- sias mendengarkan penjelasan tersebut menawarkan berbagai bentuk kerja sama untuk meningkatkan pendidikan dakwah Islam rahmatan lil 'alamin sesuai yang dengan risalah Nabi Muhammad SAW. Pada pertemuan yang diadakan di sela-sela Konferensi Internasional Ke- bebasan, Kewarganegaraan, Keragaman, dan Persatuan yang dihelat Universitas Al Azhar tersebut, Kiai Said tak lupa meni- tipkan mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Universtias Al Azhar ke- pada Syekh Ahmad Tayeb. "Kepada Grand Syekh, saya titip anak- anak Indonesia yang belajar di sini," kata Kiai Said dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (2/3). la menyebut, Al Azhar selama ini telah berperan sebagai sumber ilmu keislaman Ahlussunnah waljamaah. Hal itu pula yang menjadi alasan kader-kader NU menuntut ilmu ke Al Azhar. Menanggapi hal itu, Syeikh Ahmad Ia mencontohkan, semisal lembaga pentashih buku ajar dan teks itu bertugas meluruskan ajar- an-ajaran yang menyatakan, se- mua agama itu sama. Sebab, me- nyamakan agama tentu tidak benar dan malah berpotensi me- nimbulkan pendangkalan akidah. "Ajaran-ajaran seperti itu memang sangat perlu diluruskan atau ditashihkan," ujar dia. Namun, ia mengingatkan, Tayeb mengatakan, mahasiswa Indonesia tak perlu segan untuk menghadap lang- sung kepadanya jika menemui kesulitan selama studi di Al Azhar. Selain membahas pendidikan dan dak- wah, kedua tokoh juga bertukar pikiran dan informasi tentang kondisi umat Islam di negara-negara masing-masing. Mengenai Indonesia, Kiai Said menjelaskan, sebagai negara dengan penduduk Muslim Suni ter- besar di dunia, Indonesia saat ini mendapat tantangan yang cukup besar, khususnya terkait maraknya kelompok-kelompok Islam yang beraliran liberal dan radikal. Dua kelompok ini, menurut dia, terus berupaya menyudutkan kelompok Ahlu- sunnah waljamaah yang mengutamakan sikap tawasut, tawazun, dan tasamuh. "Me- reka berkeinginan membawa mayoritas umat Islam kepada radikalisme dan libera- lisme," ujar dia. JADWAL SHALAT Bandung -3 mnt, Yogyakarta -14 mnt Semarang-14, Surabaya-24 mnt, Jambi+13 mnt, Padang +26, Medan +33 mnt, Makassar -24 mnt Untuk itu, kata Kiai Said, NU sebagai salah satu benteng Ahlussunnah wal jama- ah terbesar di Indonesia selalu berupaya merangkul semua kelompok agar kembali kepada Islam yang penuh rahmat, Islam yang penuh kasih sayang melalui risalah kemanusiaan Islam rahmatan lil 'alamin. Subuh Zhuhur Ashar Maghrib Isya ADIWINATA SOLIHIN/ANTARA Sementara, Syekh Ahmad Tayeb sela- ku ketua Muslim Council of Elders (Ma- jelis Hukama el-Muslimin) dan pimpinan tertinggi Al Azhar mengatakan, NU dan Al Azhar memiliki misi yang sama. Saat ini, menurut dia, Al Azhar sebagaimana NU juga mendapat tantangan yang me- merlukan kerja keras untuk mengatasinya. Menurut dia, Al Azhar mampu ber- tahan hingga seribu tahun lebih antara lain karena Al Azhar senantiasa merang- kul semua golongan, berusaha menjadi penengah setiap konflik antar golongan, dan menempatkan risalah Islam yang moderat dan toleran sebagai perisai perjuangan mempertahankan Islam Ahlussunnah waljamaah. ed: wachidah handasah. 04.43 12.08 15.09. 18.15 19.24 SENI HADRAH Penari mem- bawakan hadrah tradisional etnis Jawa Tondano (Jaton) di Yosone- goro, Kabupaten Gorontalo, Goron- talo, Kamis (2/3). Lomba hadrah tradisional terse- but diikuti peserta dari empat dae- rah yaitu Goron- talo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Maluku. Lomba ini bertujuan me- lestarikan budaya dan sebagai ajang silaturahim etnis Jaton se-Indone- sia Timur. "Karena itu, ukuran atau standar pentashihan itu harus je- las, tepat, dan benar sesuai de- ngan ajaran Islam," ujar Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Ma- jelis Ulama Indonesia (MUI) ini Ketua MUI Bidang Pendi- dikan KH Abdullah Djaidi meni- lai, keberadaan lembaga pen- tashih penting untuk menjaga buku ajar atau teks agar tetap sejalan dengan ajaran Islam. "Sehingga, buku itu sesuai dengan ajaran Islam wasathiyah yang moderat, ramah, dan san- tun," kata dia. QOMMARRIA ROSTANTI, FUJI PRATIWI Menurut dia, biasanya buku- buku yang dikeluarkan Kemenag sudah melalui seleksi, pentashih atau proses koreksi yang ketat sehingga cukup terjaga konteks- nya. Namun, ia melihat, buku- buku yang bukan terbitan Keme- nag sulit dipantau. Karena itu, ia memandang perlu adanya lembaga pentashih buku-buku ajar atau teks sehing- ga bisa terseleksi dan tersaring dengan baik. Ia berharap, masa- lah sulitnya mendeteksi buku- buku di luar Kemenag harus bisa diatasi dengan adanya lembaga tersebut.ed: wachidah handasah JAKARTA - Komitmen Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk melawan dan memerangi paham radikalisme dan terorisme patut di- apresiasi. Pemerintah Indonesia dinilai harus menangkap peluang ini untuk menindaklanjutinya. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, tindak lanjut tersebut dapat dilakukan melalui langkah-lang- kah strategis dalam bentuk kerja sama di bidang pendidikan, dakwah, dan propaganda secara masif mengenai pentingnya mengembangkan Islam wasathiyah (moderat), Islam yang damai, dan Islam rahmatan lil 'alamin. "Harus diakui bahwa sebagian besar umat Islam Indonesia adalah menganut paham ajaran agama Islam yang moderat. Kalau ada kelompok yang mengusung paham radikal sebe- narnya jumlahnya tidak banyak," kata Zainut melalui keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (2/3). Zainut menyebut, paham radikal yang menjadi akar dari terorisme ter- sebut merupakan gerakan transnasional yang tidak hanya berkembang di Indo- nesia, tetapi juga berkembang di banyak negara. Radikalisme atau terorisme itu sendiri, menurut dia, muncul bukan se- mata karena bersumber dari paham ke- agamaan, melainkan juga bisa dise- babkan oleh faktor ekonomi, ketidak- adilan, dan perlakuan diskriminatif pe- nguasa terhadap kelompok masyarakat tertentu sehingga menimbulkan bentuk perlawanan dan pembangkangan. "Untuk hal tersebut komitmen Raja Salman memerangi paham radikalisme dan terorisme patut diapresiasi," ujar dia. SABTU, 4 MARET 2017 5 JUMADIL AKHIR 1438 H Lebih lanjut ia berharap, kunjung- an Raja Salman dapat menekan kelom- pok-kelompok radikal dan terorisme Misteri Kehidupan Oleh Makmun Nawawi HIKMAH ebagian mereka (murid Hasan Basri) bertutur, "Ketika saya duduk di samping Hasan Basri, tiba- MUI Apresiasi Komitmen Raja Salman Perangi Terorisme orang yang mati dibunuh. Begitu melihat orang tersebut, ia pun jatuh pingsan. Dan sesaat setelah siuman, aku bertanya tentang hal itu." "Sebetulnya orang ini gemar ibadah dan tokoh ahli zuhud," ujar Hasan Basri. "Ya Abu Sa'id (Hasan Basri), tolong beri tahukan dan terangkan kepada kami tentang orang ini," tanyaku lagi. "Syekh ini keluar dari rumahnya hendak menuju masjid untuk shalat. Ternyata di perjalanan, dia melihat seorang gadis Nasrani dan dia pun tergoda sehingga membuatnya urung datang ke masjid. Lalu wanita itu mengancam, 'Aku tidak mau menikah denganmu kecuali setelah kamu masuk agamaku." 11 Setelah berlalu sekian lama dan gejolak cinta lelaki itu makin memuncak, kemalangan menghela dirinya, seraya mengabulkan permintaan gadis Nasrani tersebut dan dia pun berlepas diri dari agama yang hanif (Islam). Ketika lelaki itu sudah menjadi Nasrani dan dia menjadi bagian darinya, gadis tersebut justru keluar dari balik tirainya, dan berucap, "Hai lelaki, sungguh tiada kebaikan sama sekali pada dirimu! Engkau keluar dari agamamu yang sudah menemanimu sepanjang usiamu demi syahwat yang tiada nilainya. Sedang aku, kutinggalkan agamaku demi mencari kenikmatan yang tak akan punah selama di sisi Allah Yang Maha Esa, yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu." Kemudian wanita itu membaca surah al-Ikhlash: "Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia" (1-4). Orang-orang pun terkejut dan heran, seraya bertanya, "Apa kamu memang sudah hafal surah ini sebelumnya?" "Tidak. Demi Allah! Saya sama sekali tidak hafal. Tapi, ketika lelaki itu merengek-rengek meminta nikah de- nganku, aku bermimpi dalam tidurku seolah-olah aku masuk neraka, lalu diperlihatkanlah tempatku. Aku pun dicekam ketakutan dan kecemasan yang luar biasa. Lan- tas Malaikat Malik berkata, Jangan takut, jangan cemas karena Allah sudah menebus (kesalahan dan dosa)-mu dengan lelaki itu. Kemudian dia memegang tangan saya, seraya menuntun dan memasukkan saya ke dalam surga. Dan ketika aku berada di dalamnya, kudapati tulisan ini, lalu kubaca, "Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)" (QS ar-Ra'd [13]: 39). Setelah itu, Malaikat Malik membacakan surah al- Ikhlas kepadaku, lalu aku pun menerimanya seraya mengulang-ulangnya. Sejurus kemudian, aku terbangun dan aku pun hafal surah itu." "Kemudian wanita itu masuk Islam, sementara syekh tadi dibunuh karena murtad," demikian penuturan Hasan Basri. "Kita mohon kepada Allah moga Menganugerahi kita keteguhan dan afiah (sehat iman)." Begitulah misteri kehidupan, yang sama sekali tak terjamah prediksi manusia. Maka mereka yang kini saleh, jangan pongah karena boleh jadi akhir kehidupannya tragis, seperti narasi di atas. Sebaliknya, mereka yang berkubang dosa tak perlu pesimistis dan putus asa karena amat mudah bagi Allah untuk membalikkan hati seseorang sehingga serta-mer- ta justru mereka menambatkan seluruh hidupnya hanya untuk-Nya. Maka, teruslah hati kita merintih berdoa, agar istiqamah dan mati dalam husnul khatimah. sehingga gerakannya dapat ditangkal dan daya rusaknya tidak meluas. Selain itu, kunjungan Raja Salman ke Indonesia diharapkan dapat mem- perkokoh toleransi dan persaudaraan antarumat Islam, khususnya dalam pengamalan ajaran agama yang sering kali terusik karena adanya perbedaan pandangan dan ijtihad. "Sehingga, terbangun saling meng- hormati, saling menolong dalam hal yang sudah disepakati, dan saling menenggang dalam hal yang berbeda," ujar dia. "J Kunjungan Raja Salman diharapkan dapat menekan kelompok- kelompok radikal dan terorisme sehingga ge- rakannya dapat ditangkal dan daya rusaknya tidak meluas. Ia melihat, Indonesia dan Arab Saudi memiliki komitmen yang sama untuk mengembangkan Islam wasa- thiyah (moderat), Islam yang menjun- jung tinggi nilai-nilai tasamuh (tole- ransi) dan tawazun (keseimbangan), serta Islam yang bersumber dari Al- quran dan Sunah. "Bukan Islam yang ekstrem (ta- tharruf), baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. Bukan Islam yang melam- paui batas dan juga bukan Islam radi- kal yang menjurus kepada tindakan terorisme," ujar Zainut. Selain itu, Zainut juga melihat, Sau- di merupakan negara yang memiliki pengaruh cukup besar, baik di kawasan Timur Tengah ataupun di dunia inter- nasional. Posisi tersebut, menurut dia, bisa dimanfaatkan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara ber- penduduk Muslim terbesar di dunia untuk menekan dunia internasional terkait kemerdekaan negara Palestina. "Lebih dari itu, kerja sama bilateral antara Arab Saudi dan Indonesia akan menentukan stabilitas keamanan di kedua kawasan," ujarnya. Harapan terhadap kunjungan Raja Salman juga disampaikan Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) Aceng Zakaria. dari kunjungan Raja Salman tersebut. Menurut dia, ada lima harapan utama Pertama, melalui kunjungan ke- negaraan itu, Pemerintah Indonesia dapat meningkatkan kerja sama de- ngan Arab Saudi dalam pelayanan ja- maah haji Indonesia. "Kedua, Persis meminta agar Pe- merintah Arab Saudi dapat mem- perbaiki perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia yang bekerja di sana," kata Aceng seperti dilansir laman resmi Persis, Kamis. Ketiga, Persis berharap, Arab Saudi dapat menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam bidang keamanan, khususnya pencegahan terorisme. Se- bab, selama ini terdapat analisis yang mengaitkan pelaku terorisme memiliki jaringan dengan organisasi di Arab Saudi dan Indonesia. Keempat, Persis berharap, Arab Saudi dapat memperkuat kerja sama ekonomi dengan Indonesia. "Dan kelima, meningkatkan kerja sama dalam bidang pendidikan. Tidak hanya terbatas pada government to go- vernment, tapi juga NGO (non-go- vernment organization) to NGO," ujar dia. kamran dikarma ed: wachidah handasah. Color Rendition Chart 4cm