Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Republika
Tipe: Koran
Tanggal: 2017-03-30
Halaman: 19

Konten


ah Islam ntang Kaldi dan ianggap sebagai ni. rita penggunaan sufi di Yaman. a, cendekiawan Bakr Ibn Abi kelompok sufi ggunakan daun kenal di jazirah ntuk. Entah ka- sulit ditemukan. -70-1471), salah dian memerin- untuk menggu- m bahasa Ethio- awan menyebut patokan bahwa man pada masa elah ada, hanya tkan. k versi tentang Kahvaler ditu- copi pertama kali a mengacu pada mar yang mene- mgaja. Ia tengah lum biji-biji kopi num. Beberapa kopi sudah di- lum abad ke-15. Di mengelana ke bisa lepas dari atas Semenan- ke-16. Dinasti asa membawa ang sama sekali i alkohol, menu- mberikan tum- menyebar ke selu- smaniyah. Kopi dan diberi nama Kata ini berasal rab untuk kopi. cepat di seluruh ada abad ke-16. BUSINESSINSIDER kan pertama kali (Istanbul) pada populer di Kairo, Madinah. mulai berkelana edagang Nasrani Venesia yang berhubungan intens dengan para saudagar Muslim di wilayah-wilayah kekuasaan Usmaniyah. Kopi menyebar ke Eropa melalui dua rute - dari daratan yang dikuasai Kesultanan Usmaniyah, dan jalur laut dari pelabuhan di wilayah penghasil kopi di Yaman, Mocha. Dua perusahaan asal Belanda dan Ing- gris merupakan pembeli utama di Mocha pada awal abad ke-17, dan kargo mereka dibawa pulang melalui Tanjung Harapan atau diekspor ke India dan seterusnya ke berbagai wilayah jajahannya. Kopi juga tiba di Eropa melalui perdagangan di Medite- rania dan dibawa oleh tentara Turki ke Danube. Awalnya, kopi mendapat perlawanan yang kuat dari Gereja Katolik. Bahkan, saat itu muncul petisi yang meminta Paus Cle- mente VIII untuk menyatakan minuman hitam itu sebagai "minuman setan". Paus, seperti ditulis BBC dalam sebuah ulasan mengenai kopi, memilih bersikap bijak. Ia bahkan kemudian dikabarkan menyukai- nya, dan menyatakan, "Minuman iblis ini begitu lezat... kita harus menipu iblis de- ngan membaptisnya." Kopi dengan cepat menjadi populer di seantero Eropa. Kedai-kedai kopi berdiri di berbagai wilayah, dan permintaan akan kopi terus meningkat. Sementara di wilayah Muslim disi- bukkan dengan pelarangan kedai kopi dan kontroversi halal-haram minuman ini, kopi di Eropa dengan cepat menjadi komoditas berharga. Tanaman kopi banyak dicari di Eropa, sebelum akhirnya mereka menya- dari, hanya iklim tropislah yang cocok untuk kopi. Kerajaan besar Eropa seperti Belanda dan Prancis mencoba menanam kopi di wilayah jajahan mereka. Pedagang kopi Arab mengekspornya ke benua ini dengan me- manggang atau merebusnya terlebih dulu. Belanda, yang kebetulan memiliki dae- rah jajahan di wilayah tropis yang cocok untuk kopi, dengan cepat menangkap peluang ini. Mereka memboyong benih- benih kopi dari Timur-Tengah ke koloni mereka, Indonesia, pada awal abad ke-18. Jawa menjadi ladang subur kopi dan terke- nal menghasilkan biji kopi kualitas pre- mium. Mereka mulai dengan hanya mena- nam kopi yang benihnya diperoleh dari Mocha, Yaman. Dibiakkan di Jawa, produk yang mereka label sebagai Mocha Java di- kapalkan pertama kali ke Eropa pada 1719. Menyusul keberhasilan Jawa, produksi kopi itu cepat dikembangkan di Sumatra dan Srilanka. Beberapa tanaman juga dibudi- dayakan di kebun raya khusus yang dicip- takan di Amsterdam. Sebagai bagian dari perjanjian militer, Prancis menerima bebe- rapa tanaman ini sebagai hadiah pada tahun 1720, segera mengangkutnya ke koloni mereka di Amerika Tengah. Seorang kapten Angkatan Laut Prancis, Gabriel de Clieu, di- perintahkan oleh Raja Louis XV untuk mendirikan perkebunan di Martinique. Be- landa tak ingin tersaingi, membangun per- kebunan kopi di koloni mereka di Suriname. Kini, kopi tersebar di seluruh penjuru dunia. Masing-masing wilayah memiliki cara tersendiri menikmatinya. Jika bahasa Inggris menyatukan warga dunia melalui komunikasi verbal dan tulisan, kopi menya- tukannya melalui lidah. Tak ada dusta dalam rasa. Kedai kopi pertama di London yang didirikan tak lama setelah kopi dikenalkan di benua Eropa pada abad ke-17. Hikayat Panjang Kedai Kopi OLEH SIWI TRI PUJI B Di masa lalu, warung kopi bak media sosial pada zaman internet saat ini; menjadi arena tempat manusia saling berinter- aksi dan saling bertukar banyak ide, gosip, hingga gerakan sosial. ejarah mengenai tradisi manusia menikmati kopi tak pernah bulat. Beberapa ahli antropo- logi mempercayai penggunaan pertama kafein merujuk pada 600 tahun sebelum Masehi. Lalu pada 900 sebelum Masehi, filsuf Homer membuat referensi kopi sebagai "minuman hitam dan pahit misterius" dengan kekuatan untuk mencegah kantuk. Referensi yang sama diulang dalam beberapa legenda Arab dari periode yang sama. William H Ukers dalam bukunya, All About Coffee menyebut kopi beberapa kali disebut dalam kitab suci agama Kristen. Misalnya dalam salah satu ayat disebutkan biji-bijian yang diterima Ruth dari Buaz adalah kopi, begitu juga hadiah untuk Daud dari Abigail, seperti disebutkan dalam Samuel: 25. Selama berabad-abad, beberapa legen- da apokrif telah melekat bersama berkem- bangnya tradisi minum kopi. Bahan yang diambil dari pohon dari keluarga Rubiaceae ini tak hanya dijadikan minuman tapi juga penggunaan lain. Cendekiawan Muslim Ibnu Sina yang juga pakar matematika dan dokter dari Persia juga menggunakannya sebagai salah satu obat pada abad ke-11 Masehi. Namun di antara semua hikayat kopi, kisah tentang Kaldi, atau Khalid - seorang sufi penggembala kambing dari Ethiopia - adalah yang paling diakui secara luas. Dikisahkan pada suatu hari, ia memberi anak-anak kambing peliharaannya dengan sejenis beri merah yang tumbuh di pokok- pokok ranting tanaman yang banyak tumbuh liar di sekitarnya. Binatang peli- haraannya itu mendadak menjadi lincah; melompat-lompat sepanjang hari, atau yang dilukiskan banyak seniman sebagai Masyarakat di belahan Eropa Utara biasa menikmati kopi dalam jumlah besar dengan cara diencerkan begitu saja menggunakan air panas. Finlandia, misalnya, yang memiliki konsumsi kopi per kapita tertinggi, lebih menyukai kopi yang tak terlalu pekat. Di Eropa Tengah (misalnya, Jerman, Austria, dan Belan- da), kopi dengan konsentrasi sedang menjadi pilihan. Kedai-kedai kopi lawas yang masih bertahan umumnya mem- pertahankan tradisi ini; kopi enak adalah tak terlalu kental tapi juga bukan yang encer. 'anak kambing menari-nari'. Ia melaporkan temuannya pada seorang ulama yang mengasuh padepokan sufi (zawiyah) di desanya. Sang ulama tak ber- kenan dengan langkah Kaldi melemparkan biji-biji yang dibawanya itu ke perapian. Seduhan ini jelas tak nendang bagi lidah Prancis, Spanyol, dan Italia. Di wilayah ini, kopi pekat adalah keharusan. Namun bau harum kopi mengubah segalanya. Dengan cepat, budidaya kopi menyebar di desa ini. Minum kopi kemu- dian menjadi bagian tradisi. Cerita ini mungkin apokrif, namun kini dinyakini sebagai awal mula sejarah kopi. Adalah Antoine Faustus Nairon, seorang pro- fesor Romawi untuk bahasa Oriental yang pertama mencetak risalah tentang kopi, berjudul De Saluberrima potione Cahue seu Cafe nuncupata Discurscus (1671). Mitos Kaldi dari Ethiopia dan kambing menari juga menjadi cerita asal-usul kopi yang paling sering ditemui dalam literatur Barat. Meski beberapa menyebut kejadian- nya di Yaman, namun kisah-kisah yang ber- edar selalu merujuk sufi penemu kopi itu ber- asal dari Ethiopia, persisnya di daerah antara Laut Merah dan pantai barat Jazirah Arab. Namun banyak ahli sejarah sepakat kopi mencapai Yaman pada tahun 1400, atau mungkin jauh lebih awal. Dari sana, kopi menyebar ke Timur Tengah dan se- panjang pantai Afrika Utara. Penyebaran cepat tradisi minum kopi selalu dikaitkan dengan para sufi, interpre- Lain Ladang Lain Cara Ngopi-nya J ika bahasa menunjukkan bangsa, maka cara mengopi bisa menjadi salah satu cara menunjukkan budaya mereka. Tradisi mengopi kini diadopsi hampir semua bangsa di seluruh dunia. Tiap daerah memiliki ciri sendiri bagaimana menikmati seduhan qahwa, muasal kata kopi dalam bahasa Arab. Kopi encer diibaratkan air comberan, kopi konsentasi sedang dianggap seba- gai kopi 'bimbang'. Di Italia, yang disebut kopi adalah esspresso, seduhan kopi sa- ngat pekat yang disajikan dengan gelas ukuran kecil. Dan tentu saja, tanpa gula. namun manis seperti cinta". Kopi dalam tradisi masyarakat Turki umumnya disa- jikan setelah makan dalam cangkir kecil yang dituangkan langsung dari cezve, panci kecil bertangkai panjang dimana kopi dimasak langsung di atas api. Kopi juga memiliki tradisi panjang di Inggris. Kedai kopi pertama kali dibuka pada pertengahan abad ke-17, meskipun mereka juga melayani teh, yang awalnya merupakan minuman mahal yang hanya bisa dinikmati kalangan berpunya. Namun dengan pengurangan pajak pada akhir abad ke-18, teh dan kopi menjadi populer di kalangan kelas menengah dan pekerja. Namun sampai saat ini, umumnya publik Inggris masih setia dengan tradisi minum teh ketimbang kopi, mungkin karena preferensi lama keluarga kerajaan yang menjadikan teh bagian dari kehidupan bangsawan. Setia pada teh? sebetulnya tidak juga. Sebuah artikel yang diterbitkan pada tanggal 28 Juni 2012 di London Evening Standard mengutip sebuah studi yang menemukan bahwa 45 persen REPUBLIKA KAMIS, 30 MARET 2017 Di Eropa, menikmati kopi dilakukan dengan beragam cara, Masyarakat Prancis umumnya membuka hari dengan tegukan cafe au lait, alias paduan kopi dengan susu panas, dan biasanya dilakukan sambil mengudap baguette atau croissant. Orang Italia juga tak tabu lagi menikmati kopi dengan kucuran susu sapi segar, disebut capuci- no late, di kedai-kedai kopi. Tapi jangan mencoba memesannya di atas pukul 11.30, karena kopi ini umumnya hanya disajikan pada pagi hari. Tradisi menikmati kopi manis ber- kembang seiring majunya perdagangan kopi pada masa kekuasaan Dinasti Us- maniyah di Turki. Ada pemeo tentang kopi yang populer berasal dari era itu, yaitu bahwa kopi yang sedap adalah yang "sehitam neraka, sekuat kematian, 100FACT.COM tasi mistik Islam, yang minum kopi untuk mencegah kantuk karena upacara panjang dan ritual ketat mereka. Ebu'l Hassan Sazeli, pendiri sekte sufi Sazeli, disebut- sebut sebagai orang yang pertama kali membawa kopi dalam perjalanan ke Mekah pada tahun 1258 dan menyebarkan kese- nangan minum kopi dari sana. Kedai-kedai kopi mulai bermunculan di kota suci ini; dan kopi menjadi teman untuk beribadah di sepertiga malam terakhir. Penyebaran kopi berkembang cepat pada masa kekuasaan Dinasti Usmaniyah. Kedai-kedai kopi banyak bermunculan. Orang-orang Yunani mengklaim bahwa mereka yang membuka kedai kopi pertama di Konstantinopel pada 1475 di sebuah tempat bernama Kiva Han, mungkin di distrik Tahtakale hari ini. Namun sejarawan Turki menyangsikannya, karena kopi baru dibawa ke wilayah ini pada tahun 1517 se- telah Sultan Selim I (1512-1520) menak- lukkan Mesir. Namun cerita lain mengisah- kan bagaimana gubernur Yaman, Özdemir Pasa - seorang pecinta kopi-membawa biji kopi bersamanya saat dipanggil ke Konstantinopel di mana ia memperke- nalkan cara minum kopi untuk Suleyman (1520-1566). Ini mungkin bahwa Özdemir Pasa sudah tahu tentang minum kopi sebelum ia di Yaman karena ia berasal dari Kairo dan kemudian menaklukkan KOPI PREMIUM Pekerja di sebuah ladang kopi di Ethiopia menyortir secara manual biji kopi yang dipanen di kebun mereka. Ethiopia merupakan salah satu pemasok kopi kualitas premium di dunia. LONELYPLANET orang Inggris mengira bahwa kopi memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada teh. Sebanyak 70 persen dari responden kaya mengatakan mereka lebih suka kopi ketimbang minuman para bangsawan itu. Meskipun demikian, konsumsi kopi di Inggris masih sangat rendah, sekitar 2.268 gram kopi per kapita per tahun, atau hanya sepertiga dari konsumsi per kapita kopi di Jerman. Yang menjadi ironi, justru adalah tradisi minum kopi saat ini di banyak negara di Asia Selatan dan Tenggara serta sebagian Amerika Latin serta Afrika Timur. Alih-alih menyeruput kopi dari biji bermutu tinggi yang tumbuh di sekitarnya, mereka justru lebih memilih kopi pabrikan siap santap. Kopi-kopi ini umumnya dibuat dari jenis kopi Robusta, kopi yang kastanya dianggap di bawah Arabika karena miskin rasa namun kadar kafeinnya dua kali lebih tinggi. Menang pahit, begitu banyak pakar kopi mengistilahkan. 18-19 "Permintaan akan Robusta mening- kat karena tradisi minum kopi ini," kata Sudan dan Ethiopia. Pasa disebut-sebut sukses dengan pen- dekatan 'politik kopi'-nya; ia diceritakan sukses menaklukkan hati Sultan dengan secangkir kopi yang disajikannya. Sesuai per- mintaan Sultan, ia mengirim seorang barista khusus yang bertanggung jawab untuk menyediakan kopi bagi Sultan dan peralatan yang diperlukan untuk membuatnya. Namun tradisi minum kopi sempat me- nimbulkan gejolak politik juga di Konstan- tinopel. Sebelumnya di Kairo para ulama menyerukan agar minum kopi dilarang karena sifatnya yang merangsang. Dewan Ulama pada masa pemerintahan Suleyman dan penggantinya, Seyhülislam Ebussuud, mengeluarkan fatwa yang mengharamkan kopi. Akibat fatwa ini pada tahun 1543 berkarung-karung kopi dibuang ke laut oleh kapal-kapal yang mengangkutnya dari daerah-daerah penghasil utama kopi. Namun beberapa tahun kemudian fatwa ini diabaikan dan kedai kopi pertama dibuka pada tahun 1555. Menjelang akhir abad ke-16, ulama berpengaruh mengelu- arkan fatwa lain, dalam bentuk puisi, yang menyebut bahwa kecurigaan tentang kopi tidak berdasar. Pada abad ke-17, kedai kopi lagi-lagi dilarang beroperasi, kali ini oleh Sultan Murat IV (1623-1640). Orientalis Perancis dan arkeolog Antoine Galland, yang meng- habiskan bertahun-tahun di paruh kedua abad ke-17 dengan perjalanan ke berbagai wilayah di Timur Tengah, menyebut bahwa kedai-kedai kopi yang menjamur meng- gerogoti jumlah jamaah di masjid-masjid; alih-alih shalat berjamaah dan memak- murkan masjid, banyak orang justru lebih senang nongkrong di kedai kopi. Penulis sejarah Usmaniyah, Ibrahim Peçevi, menulis tentang kedai-kedai kopi pada abad ke-17. "Kedai ini menjadi tempat pertemuan lingkaran pencari kesenangan dan pemalas, tapi juga kaum cerdik pandai dan sastrawan, dan mereka berkelompok sekitar 20 atau 30 orang. Beberapa mem- baca buku, ada yang sibuk dengan bermain catur; beberapa membawa puisi baru dan berbincang tentang sastra." Namun perkembangan selanjutnya, tak ada lagi alasan menutup kedai kopi seperti halnya melarang peredaran tembakau; kopi menjadi komoditas yang diperhitungkan di pasar dunia, dan kedai kopi memberi masukan pajak yang tak sedikit. Kopi mulai dikenal di benua Eropa pada abad ke-16, atau 150 tahun setelah kedai- kedai kopi menjamur di seluruh jazirah Arab dan wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintahan Islam. Kedai Kopi menjadi tempat tidak hanya untuk menikmati secangkir tetapi untuk bertukar pikiran, termasuk mengenai ekonomi dan bisnis. Perusahaan asuransi Lloyd of London didirikan ratusan tahun yang lalu di salah satu dari 2.000 kedai London di London. Sastra, surat kabar, dan bahkan karya-karya komponis besar seperti Bach dan Beetho- ven juga pertama lahir di kedai-kedai kopi. Di Amerika Serikat, kopi dikembangkan setelahnya. Setelah serangan atas kapal Inggris yang mengangkut teh pada 1773 dan melemparkan peti-peti teh ke laut, orang AS beralih menjadi peminum kopi. Sejara- wa Mark Pendergrast, penulis Uncommon Grounds: The History of Coffee and How It Transformed Our World mengatakan bahwa salah seorang pendiri bangsa, John Adams, menulis surat kepada istrinya, Abigail, menyatakan cintanya pada teh tetapi ia harus belajar untuk minum kopi. "Karena minum teh telah menjadi tidak patriotik," katanya. Ia menyebut kedai kopi menjadi bagian tak terpisahkan dalam sejarah banyak bangsa, diakui atau tidak. "Revolusi Pran- cis dan Revolusi Amerika direncanakan di kedai-kedai kopi," kata Pendergrast. Hal ini diakui profesor pemasaran Merlyn Griffiths yang lama meneliti tentang kedai-kedai kopi modern. Tempat mengopi ini, katanya, memiliki tradisi panjang dalam masyarakat sebagai tempat di mana orang bisa bertemu dan mendiskusikan ide-ide. Pendek kata, kedai kopi menjadi semacam facebook di masa lalu. "Berbagai topik bahasan lahir di sini sepanjang waktu, selama berabad-abad," katanya. Bahkan, hingga saat ini. Ric Rhinehart, direktur eksekutif di Specialty Coffee Association of America. Dibanding Arabika, Robusta memang lebih murah, bisa sampai separuhnya. Data dari International Trade Center, anak perusahaan World Trade Organiza- tion, menunjukkan meningkatkan per- mintaan kopi Robusta adalah pendorong utama bagi pertumbuhan permintaan kopi global yang diperkirakan menjadi 175 juta kg pada tahun 2020 dari di bawah 120 juta pada tahun 2005. Permintaan paling tajam terjadi di Asia, khususnya Cina dan India di mana erapa konsumen beralih dari teh ke kopi. Pembeli umumnya dipengaruhi oleh iklan televisi yang menggambarkan tokoh sukses tampak bahagia menikmati kopi instan. Secara diam- diam industri menyamakan minuman ini dengan status sosial, menggeser tradisi minum kopi di wilayah ini. "Jika sebelumnya cara menikmati kopi adalah dengan digiling (dari biji kopi pilihan), maka saat ini cukup digunting (dari kopi instan)," kata Rhinehart. Color Rendition Chart 4cm