Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Republika
Tipe: Koran
Tanggal: 2017-03-30
Halaman: 24

Konten


Gen:I Kisah Penulis dalam Sepotong Film ERTAIN ANTARA JAKAR JAKART HAY SALMAN ARISTONI JANTU DOK PRO 1111 CHAND PARW ANTARA FOTO-FOTO: RETNO WULANDHARI/REPUBLIKA Cerita yang baik menjadi salah satu pe- nentu jalannya film ber- buah sukses. Pengembangan cerita tidak hanya berdasarkan skenario asli karangan penulis, dalam industri film pembuatan cerita pun terkadang lahir dari banyak hal. "Film harus punya latar belakang agar bisa dibuat naskah, harus ada premisnya apa," kata Produser dari Starvison Plus Chand Parwez Servia. Premis merupakan sebuah tema besar yang ingin diangkat dalam cerita. Penentuannya begitu penting sebab pasti memiliki latar belakang yang ingin disam- paikan pada banyak orang. Di samping itu, premis dari sebuah cerita pun harus bisa mengandung daya tarik yang nantinya akan menimbulkan ra- sa penasaran. DWINA AGUSTIN RADITYA DIKA F ilm tidak ha- nya sekadar Biasanya, selaku produser dan kebanyakan orang dalam industri film akan lebih memilih isu besar dan novel sebagai pegangan. Isu besar mudah menarik perhatian karena kede- katan, sedangkan novel biasanya sudah memiliki pengemar yang siap menonton untuk melihat suguhan cerita dari bentuk lain. Sedangkan, sumber ketiga akan lebih menguras banyak hal sebab tim produksi menyiasati me- ngembangkan pasar sendiri untuk menarik minat dan perhatian. Namun, Chand tidak me- mungkiri, saat ini isu besar Karia bentuk per- paduan au- dio dan vi- sual. Ada bentuk cerita yang membuat selu- ruh adegan yang d- itampilkan dan dide- ngar dapat dinikmati oleh banyak orang me- nonton. Pria berusia 58 ta- hun ini menjelaskan, jika premis ini biasa- nya bisa berasal dari dari tiga hal, peristiwa yang sedang diperbin- cangkan, novel, dan isu yang tidak besar, tapi akan dibuat besar. di Indonesia mudah se- kali berubah. Hal ter- sebut harus diakali de- ngan membuat naskah yang bisa mengikuti perubahan dan bisa tetap menarik minat. Jika berkenaan de- ngan penggarapan ske- nario film dengan pre- mis isu yang menarik, Raditya Dika masuk ja- jaran. Dika panggilan su- tradara Marmut Merah Jambu ini mengaku, lebih senang menggali cerita untuk bahan tulisannya dari kegelisahan keseharian yang ditemui. Kegelisahan itu pun sering kali mewakili banyak orang di sekitarnya, sebab tidak dimung- kiri kisahnya berkaitan dengan cerita anak muda di Ibu Kota. "Tragedi kecil yang terjadi di hidup coba dibungkus menjadi komedi, dan ini juga ber- hasil," kata pria berusia 32 tahun itu. Melalui pencarian kegelisahan ini, Dika me- ngemas kegalauan anak muda tentang cinta, ke- luarga, bahkan pekerjaan menjadi naskah menarik ketika diangkat dalam sebuah film. Isu besar yang dikembangkan sangat dekat dan mudah dikenali, dan menurutnya itu berangkali dari kegelisahan yang setiap orang pasti memilikinya dan seringkali berbeda-beda. Di samping membuat cerita berupa skenario, pemeran film Kambing Jantan ini pun dikenal sebagai penulis yang novelnya banyak diangkat ke layar lebar. Bahkan, beberapa novel, Dika tidak hanya menjadi pemerannya, tapi sutra- dara pula. "Pencarian kegelisa- han ini bisa di semua platform, saya sering kum- pulin anak dari SMP, SMA, kuliah tingkat pertama, ke- dua, kemudian saya tanya ada keluhan apa, saya coba rankum itu semua," kata Dika. Menjadi pembaca Di samping Dika, Salman Aristo merupakan nama penulis skenario yang cukup akrab dengan adaptasi film yang berasal dari novel. Penulis naskah Laskar Pe- langi ini sebelum menulis cerita yang berasal dari novel menerapkan me- tode khusus. Dia akan menempatkan diri sebagai pembaca yang benar-benar harus merasa tertarik dan memiliki ikatan dengan novel. "Alasannya harus emosional kaya jatuh cinta dan terpapar dengan ide-idenya, seberapa karya itu menggerakkan saya," kata Salaman. Setelah menempatkan diri sebagai pembaca, baru penulis skenario Ayat-Ayat Cinta ini me- ngolah menjadi naskah untuk digarap dalam sebuah produksi film. Menurut Salman, jika di tidak menempatkan diri terlebih dahulu sebagai pembaca, untuk membuat naskah akan lebih sulit sebab nantinya pertimbangan produser dan banyak hal akan memengaruhi. Selain itu, pria berusia 40 tahun ini me- nyatakan, jika ada tantangan besar ketika meng- garap skenario berdasarkan novel. Setiap pem- baca yang sudah mengikuti cerita demi cerita akan membuat imajinasi tersendiri atas novel itu, saat dituangkan dalam film, untuk me- muaskan hasrat imajinasi berbeda akan terasa lebih sulit. Tema tak biasa Berbeda dengan Dika dan Salman, Angga Dwimas Sasongko justru dikenal sebagai sutradara dan penulis yang banyak mengangkat isu tidak terlalu dikenal. Surat dari Praha salah satu karya yang dapat dikatakan cukup jauh dari jangkauan masyrakat Indonesia saat ini. Namun, Angga dapat meramu isu yang kurang dikenal itu menjadi film yang bisa menarik perhatian publik. Angga mengatakan, jika generasi saat ini memang tidak tahu persoalan di Indonesia tahun 1965, apalagi pe- ristiwa yang memiliki efek pula hingga warga Indonesia di luar negeri. Hal itu coba diperke- nalkan meski memang tidak be- gitu populer. "Saya ke Ambon dan mendengar cerita, ada ke- gelisahan di sana tentang toleransi dan residensi," kata pengarah film Filo- sofi Kopi menceritakan alasannya memutuskan membuat film Cahaya Dari Timur: Beta Ma- luku. MILESFILM NET laskar Bagi Angga, mem- buat skenario dan film yang berasal dari RETNO WULANDHARI Sar iapa yang tak kenal sosok Raden Ajeng Kartini? Dialah salah satu tokoh pahlawan Indonesia yang menginspirasi banyak kaum perempuan tak terkecuali generasi muda saat ini. Kegigihannya dalam memperjuangkan emansipasi perempuan semasa ia hidup telah mewarnai sejarah perjalanan bangsa ini. Kisahnya kali ini diangkat ke dalam sebuah film berjudul Kartini arahan sutradara kenamaan Hanung Bramantyo. Meski merupakan bagian dari sejarah, Hanung tak ingin karyanya ini hanya sekadar menjadi film sejarah. Hanung ingin mengajak penonton melihat paparan kehidupan Kartini dengan membawa mereka melihat dan merasakan perjuangan Kartini. "Saya menghilangkan banyak sekali dialog yang sifatnya seperti petuah. Saya ingin penonton belajar dari film ini bukan karena petuah-petuahnya, melainkan dari sikap dan aksi Kartini," ujar Hanung dalam acara peluncuran trailer dan soundtrack film Kartini di Djakarta Theatre, Thamrin, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. Tak kurang dari dua tahun Hanung CHICCO JERIKHO sumber yang tidak po- puler itu bukan sebuah hal aneh. Dia hanya menyu- arakan sebuah ke- NUE ESTELLE FILOSOFI KOPI gelisahan yang terpikirkan oleh- nya, bukan hanya sekadar melihat itu tema yang memang akan digemari atau tidak. ANGGA DWIMAS "Dalam film itu saya tidak menemukan alasan mengapa Kartini lebih memilih untuk menikah ketimbang tinggal bersama ibunya. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang coba saya jawab dalam film ini," ujar Hanung. Demi mendapatkan cerita yang berbeda, penelusuran melalui catatan atau dokumentasi sejarah pun dilakukan secara mendalam oleh Hanung. Hal ini pula yang menjadi salah satu penyebab film Kartini sempat tertunda penayangannya dari tahun lalu. Penulis skenario menempatkan diri sebagai pembaca ketika mengangkat cerita dari sebuah novel. DEWANTO ed: ichsan emrald alamsyah Pada dasarnya, Hanung mengakui, penelusuran sejarah Kartini tidaklah sesulit menelusuri tokoh sejarah lainnya karena ada banyak literatur yang mendokumentasikannya dengan baik. Namun, khawatir penggarapan film ini akan memakan waktu lebih lama, Hanung akhirnya menghentikan proses riset. "Menggali riset itu tidak ada habisnya. REPUBLIKA KAMIS, 30 MARET 2017 THE PRODUCERS OF CAHAYA DAN TUR BETA HALU VISINEMA PICTURES.COM LORA Kartini, Bukan Sekadar Film Sejarah mempersiapkan film ini agar karya yang disuguhkan berbeda dari film tentang Kartini yang pernah diangkat oleh sineas Tanah Air lain. Sebelumnya, film tentang Kartini juga pernah diangkat oleh sutradara Sjumandjaja. Menurut Hanung, film yang ditampilkan Sjumandjaja lebih kepada menyuguhkan babakan-babakan sejarah. Semakin digali, semakin banyak data yang lainnya untuk digali. Jadi, kita hentikan dan fokus pada kebutuhan film saja," kata Hanung. Sementara itu, tepat satu bulan sebelum peringatan Hari Kartini tahun 2017 trailer terbaru Kartini diluncurkan. Berbeda dengan teaser yang sempat diluncurkan awal tahun lalu, menurut sang produser Robert Ronny dari Legacy Pictures, official trailer Kartini kali ini memiliki tone yang berbeda. KLIKSTARVISION.COM KOALA KUMAL Robert mengatakan, trailer terbaru ini senada dengan spirit film Kartini yang kami buat, yaitu menunjukkan banyak sisi dari Kartini yang belum diketahui orang banyak. "Sisi pendidikannya kita kedepankan karena bagaimanapun Kartini adalah pahlawan pendidikan penggerak bangsa. Ini yang mungkin sekarang sudah kita lupakan," kata Robert menerangkan. 24 Film Kartini akan hadir di gedung-gedung bioskop tepat dua hari sebelum peringatan Hari Kartini, yaitu 19 April 2017. Sederet artis ternama turut bermain dalam film ini, yaitu Dian Sastrowardoyo, Reza Rahardian, Ayushita, Acha Septriasa, Adina Wirasti hingga bintang film senior Christine Hakim dan Deddy Sutomo. ed: ichsan emrald alamsyah Color Rendition Chart 4cm