Tipe: Koran
Tanggal: 2005-01-28
Halaman: 12
Konten
4cm 12 28 JANUARI 2005 JUMAT M. Zaini Ditunggu Keluarga Di Kandang LHOKSEUMAWE (Waspada): Seorang remaja bernama M. Zaini, 15, masih ditunggu pihak keluarga di Desa Cut Mamplam Kandang Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe, setelah menghilang dalam musibah gelombang tsunami di Banda Aceh. Ayah korban, Jamaluddin, kemarin mendatangi Kantor Koordinator Waspada Aceh Utara menceritakan perihal kehilangan anaknya sewaktu musibah tsunami. Dikatakan, M. Zaini adalah santri pada Yayasan Pesantren Aneuk Dibina, Lampuuk, Banda Aceh, salah satu kawasan yang tergolong parah digulung tsunami. Menurut keterangan yang diperoleh Jamaluddin, anaknya sempat lari ke perbukitan bersama sejumlah santri sewaktu kawasan Lampuuk disapu gelombang raksasa. Namun karena air mencapai ke bukit itu, sebagian mereka tak sempat lagi mencari tempat perlindungan yang aman. Informasi lain yang didapat Jamaluddin menyebutkan, anaknya sempat menyelamatkan diri karena tersangkut di pohon. Belakangan ada yang melihat wajah mirip M. Zaini nampak dalam tayangan MetroTV di sebuah lokasi pengungsian. "Namun saya tak tahu di mana lokasi pengungsian itu, dan bagaimana kondisinya jika dia betul-betul anak saya," ujar pria yang mengaku tak punya biaya untuk pergi melacak keberadaan anaknya. Karenanya, Jamaluddin berharap siapapun yang mengetahui keberadaan M. Zaini agar menghubungi No telpon 0645-46942 (Badruzzaman). Ciri-ciri anaknya antara lain perawakannya sedang, mata agak sipit, rambut ikal, dan kulit sawo matang. (b11) Alif Rahman Di Mana Kamu, Umi Rindu... LHOKSEUMAWE (Waspada): Pencarian terhadap anggota keluarga yang hilang setelah lebih sebulan bencana tsunami masih terus berlangsung. Kemarin, seorang ibu muda bernama Nurlaila, warga Keude Geureugok Kecamatan Gandapura, Bireuen, datang ke Kantor Harian Waspada di Lhokseumawe meminta foto anaknya diberitakan. "Firasat saya mengatakan Alif selamat, tapi sampai sekarang saya belum tahu keberadaan buah hati saya itu," tuturnya sedih. Karenanya kepada pembaca Waspada, Nurlaila memberitahu ciri- ciri Alif di antaranya ada tanda lahir belang putih sekitar pusar, sudah tumbuh dua gigi bawah, rambut tipis, pakai gelang kaki. Siapa saja yang tahu keberadaan Alif serta suaminya Agustiar, Nurlaila memohon sangat agar memberitahu ke No. Telpon 0645- 530538 (Nurlaila) atau ke HP 085260082681 (Syahrul) atau ke HP 0811689659 (Aldin NL). Bisa juga langsung menghubung alamat Nurlaila di belakang Kantor Pos Keude Geureugok, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen. (b11) Muslem Nainggolan Dan Istri Masih Dicari Keluarga LHOKSEUMAWE (Waspada): Muslem Nainggolan, 33 dan istrinya Roslina, 30, masih terus dicari keberadaannya oleh pihak keluarga setelah menghilang dalam bencana tsunami di Banda Aceh akhir tahun lalu. Muslem, yang juga adik kandung dari Plh. Perwakilan Hr. Waspada Banda Aceh, Aldin NL, disebutkan sampai lebih sebulan bencana tsunami belum ada kabar apakah selamat atau memang telah meninggal dunia direnggut bencana besar itu. "Sejak hari itu saya kehilangan keduanya, dan tidak ada kabar apa-apa setelah beberapa hari mencari," tutur Nurlaila, adik dari Roslina, kepada Waspada di Lhokseumawe, Kamis (27/1). Menurut Nurlaila, Muslem dan kakaknya itu menetap di Lorong Flamboyan No.8 Jln Taman Siswa Ujung Lampaseh, Banda Aceh. Namun ia tidak mengetahui di mana kedua suami istri berada pada saat gempa terjadi. Begitu juga saat air bah gelombang tsunami menggulung Kota Banda Aceh, Nurlaila tidak tahu apakah keduanya sempat melarikan diri atau bagaimana. Begitupun, sampai sekarang pihak keluarga masih terus mencari tahu keberadaan Muslem dan Roslina. Kepada pembaca Waspada yang mengetahui, Nurlaila memohon agar menghubungi pihak keluarga di No. Telpon 0645-530538 (Nurlaila), atau ke HP 0811689659 (Aldin NL) ata HP 085260082681 (Syahrul), bisa juga melalui Kantor Koordinator Waspada Lhokseumawe Telpon 0645-44208. (b11) Menurut Nurlaila, anak laki- lakinya bernama Alif Rahman Nurhikam (foto) berusia 7 bulan, sampai kemarin belum diketahui keberadaannya setelah terpisah dari pelukan tangannya oleh gelombang tsunami di Banda Aceh akhir tahun lalu. "Di mana kamu sekarang, Nak, Umi sangat rindu," gumam Nurlaila seraya mengelap-ngelap matanya. Diceritakan, sewaktu kejadian gempa Minggu (26/12) Nurlaila serta anak mereka Alif Rahman Nurhikam keluar dari rumah di kawasan Lampaseh Kota Banda Bus Kontra Sepeda Motor Di Aceh Utara Aceh. Ketika tiba-tiba ada yang berteriak naik, mereka berlari ke arah kota sambil terus menatap ke arah belakang. Namun tiba-tiba datang air bah dari arah lain, sehingga Nurlaila dan Agus tak sempat mengelak dan langsung digulung gelombang raksasa itu. Saat itulah Alif Rahman terlepas dari pelukan suami istri itu, "dan masing-masing terpisah ke arah yang berbeda digulung air," ungkap Nurlaila. Nurlaila sendiri diseret sampai ke Jalan Muhammad Jam dekat Masjid Raya Baiturrahman, sekira 1 Km dari rumahnya, sehingga tersangkut ke lantai II sebuah bangunan. Setelah sadar dari keadaan pingsan, sore hari Nurlaila turun dari sana dan terus mencari- cari keberadaan suaminya Agustiar serta anak kesayangan Alif Rahman. Kadisdik Aceh Utara Support Semangat Belajar Siswa KRUENG GEUKUEH (Waspada): Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Kabupaten Aceh Utara, Drs Haji Ibrahim Hasan, MM, Rabu (26/1) sejak pukul 07:00 wib turun langsung memberikan support semangat proses belajar mengajar kepada dewan guru dan para siswanya. Ibrahim Hasan, dalam kunjungannya ke sekolah-sekolah dalam jajaran wilayah Aceh Utara, yang dilanda gempa-tsunami, bulan lalu, mengatakan, "Kita jangan kehilangan semangat, harus kuat, bila terus-terusan menangis dalam kesedihan, hanya akan membuat orang tua, abang, kakak, adik, anak dan cucu yang telah mendahului kita sedih," ujarnya. "Hanya melalui berbagai jenjang pendidikanlah salah satu yang bisa kejar kehidupan yang lebih cerah," ujarnya. Kadis Pendidikan Aceh Utara, Drs. H. Ibrahim Hasan, MM sempat menitikkan air mata saat memberikan bimbingan dan arahan di hadapan siswa dan guru SD Negeri 9 Muara Batu dan SDN- 2 Mns.Lhok Muara Batu, yang paling parah diluluhlantakkan gempa-tsunami serta melihat kondisi ruangan belajar dan murid ke sekolah dengan pakaian seadanya karena telah disapu gelombang dahsyat tsunami. Untuk membangkitkan kembali gairah anak didik kembali ke bangku sekolah, kata Kadis Pendidikan kepada Waspada, tahap awal ini aktivitas belajar siswa tidak mempersoalkan pakaian seragam sekolah, "Pakaian apapun yang dipakai boleh saja, yang penting kelancaran proses belajar mengajarnya dulu," katanya. Ibrahim Hasan menyebut, dalam tiga empat hari mendatang para siswa yang tidak memiliki seragam akan diberikan seragam sekolah. Hal serupa juga dikatakan Ibrahim Hasan di hadapan siswa dan guru di SMPN-1 Muara Batu, SMAN Muara Batu, SDN-1 Bayu (Syamtalira B), SDN-1 Samudra Geudong, SDN-2 Tanah Pasir dan SMPN Lhoksukon yang banyak menampung siswa pengungsi dari Banda Aceh, Meulaboh, Calang dan Lamno.(614) Sambut Tahun Baru Islam Dengan Doa LHOKSEUMAWE (Waspada): Menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1426 Hijriah bertepatan dengan hari Kamis tanggal 10 Februari 2005, Pemkot Lhokseumawe akan mengadakan doa istighastah bersama dan pawai membaca ayat suci Al-Quran "Wakulja Alhaqqu...." Kegiatan ini sudah diputuskan oleh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), Ka.Kantor Departemen Agama, Dinas P dan K, Dinas Syariat Islam dan Asisten Ekonomi Pembangunan, Pemko Lhokseumawe, Selasa (25/1), jelas Drs. Haji Arifin Abdullah Uramy, Kadis Syariat Islam, Kota Lhokseumawe, pada Waspada, Rabu (26/1). Nanggroe Aceh Darussalam Dalam rapat tersebut, menurutnya disepakati bahwa tema menyambut tahun baru hijriah 1426 "Dengan Musibah Gempa Bumi dan Tsunami Kita Hijrah Dari Kemungkaran Kepada Kebaikan, "Salah satu di antaranya dengan doa istighastah," ujarnya. Kegiatan tersebut mulai dilakukan Rabu (9/2) diikuti para pelajar, siswa, mahasiswa, masyarakat dan unsur pemerintah Kota Lhokseumawe, sedangkan malam harinya akan dilakukan pawai keliling oleh masyarakat 62 desa dan enam kelurahan se wilayah Pemerintah Kota Lhokseumawe.(b10) 21 PARTAI 3 Reuters JEPANG MENDARAT DI BANDA ACEH: Anak-anak berlari menjauh ketika kapal pendarat membawa pasukan Jepang untuk mendarat di pantai sebelah timurlaut Banda Aceh Kamis (27/1). Tiga kapal AL Bela Diri Jepang tiba di Nanggroe Aceh Darussalam Senin untuk menjalankan misi kemanusiaan terbesarnya di luar negeri setelah Perang Dunia II. 2106 3 Tewas, 6 Luka LHOKSEUMAWE (Waspada): Kecelakan lalu lintas Medan, Desa Tambon Baroh, Dewantara Kabupaten Aceh (Lakalantas) yang terjadi di Jalan Raya Banda Aceh - Utara menyebabkan tiga korban meninggal dunia, se- dangkan enam warga lainnya mengalami luka berat dan ringan, Kamis (27/1). Kapolres Aceh Utara, AKBP Drs. H. Agussalim kepada Waspada menjelaskan kronologis musibah yang menewaskan tiga warga Syamtalira Aron, sekitar pukul 05.45. Satu unit bus umum Cendrawasih melaju dari arah Banda Aceh menuju Lhokseu- mawe saat mendekati kantor Telkom Cabang Dewantara salah satu ban belakang copot. Aki- MEDAN (Waspada): Sehubu- ngan dengan penahanan Farid Watch (GOWA) yang juga Sek- Faqih, ketua LSM Government Himpunan Alumni IPB (HA-IPB) jend DPP HA-IPB, bersama ini Sumut menyatakan sangat terkejut dan meminta Panglima nanggulangan Bencana Alam Satuan Tugas TNI untuk Pe- Aceh Mayjen TNI Bambang Dharmono dan Kapolres Banda Aceh melakukan penanganan yang lebih bijaksana. Demikian siaran pers yang ditandatangani Ketua Umum DPD HA-IPB Sumut Ir. H. Chai dir Ritonga dan Sekretaris Umum Ir. Rachmad L.Tobing yang diterima Waspada Kamis (27/1). Dalam siaran pers tersebut NASIB yang menimpa Surhayani, 16, murid kelas satu sebuah SMP Negeri di Banda Aceh benar-benar amat menge- naskan. Betapa tidak, setelah selamat dari musibah tsunami ternyata dirinya telah dijual seseorang saat dalam perawatan kepada pihak yang dia juga tidak mengenalnya. Beruntung dia kemudian lari ketika dalam per- jalanan dari Banda Aceh ke Me- dan. Kini, dia meminta perlin- dungan kepada seorang warga di Kota Langsa. batnya, bus yang membawa se- jumlah penumpang kehilangan kendali dan menungkik ke se- belah kanan jalan. Andaikan semua pengakuan Surhayani benar, rasanya tidak ada kata yang tepat untuk disam- pelaku yang tega berbuat sejahat paikan sebagai kutukan kepada itu. Tapi semua pengakuan Yani, begitu panggilan akrabnya, ini disampaikan secara ngawur de- ngan kondisi pikiran yang masih linglung, banyak lupa dan me- nunjukkan perasaaan takut ke- tika melihat orang. Ketika ditemui di rumah Ibu Kendati telah rubuh ke ba- dan jalan, bus tersebut tetap meluncur kuat sehingga meng- hantam apa saja yang ada di depannya. Pada saat yang ber- samaan dua unit sepeda motor melaju dari arah yang berlawa- 2106 Terkejut Farid Faqih Ditahan Aparat Diminta Bijaksana LSM GOWA maupun sebagai Sekjen HA-IPB. disebutkan, HA-IPB Sumut menghargai proses hukum yang tengah berlangsung dan akan terus mendukung aparat hukum melakukan pendalaman terha- dap masalah tersebut. Namun HA-IPB Sumut mengingatkan semua pihak terhadap perlunya ditegakkan kepastian dan ke- teraturan hukum (law and order) yaitu adanya azas praduga tidak terhadap hak-hak sipil dan hak bersalah serta penghormatan zasi manusia lainnya. HA-IPB Sumut juga ingin mengingatkan aparat hukum di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) bahwa Farid Faqih da- tang ke NAD sejak pertama ben- cana terjadi hingga kini adalah dalam rangka tugas-tugas kema- nusiaan, baik sebagai aktifis Nama yang masih ada da- lam memorinya selain namanya gilan Yani, hanya nama ibunya sendiri Surhayani dengan pang- Nazariah, di luar dua nama ter- sebut tidak ada satu pun yang bisa diingat, termasuk nama ibu gurunya dan nama teman-te- mannya. Mengenai kronologis hingga dia sampai di Kota Langsa pun yang ada dalam memorinya nan. Karena bus meluncur cepat kedua unit sepeda motor tersebut tidak sempat menghindari han- taman bus, sehingga pengendara- nya terjatuh dan ikut tergilas. Sepeda motor yang bernasib naas, jenis Supra, BL 4967 KS dikendarai oleh Muktaruddin, 31, bersama Suryadi, 22, warga Desa Moncrang Syamtalira Aron. Sedangkan sepeda motor RX King BL 6555 KS dikendarai Mansyur, 42, warga desa yang sama. Warga yang menyaksikan tragedi tersebut langsung ber- hamburan ke lokasi dan mem- bawa korban ke Rumah Sakit PT. Arun. Mereka yang selamat dirujuk ke RS Palang Merah Waspada/Ibnu Sa'dan Suharyani bersama Ibu Nurmalahayati ketika ditanya tentang dirinya yang masih belum bisa diingat dengan sempurna. Melakukan berbagai upaya pengumpulan, penyaluran dan pendistribusian bantuan bagi para korban bencana gempa dan tsunami di NAD. Menurut HA- IPB Sumut, Farid Faqih telah dipercaya Lembaga Pangan Du- nia yaitu Word Food Programme (WFP) menyalurkan pangan bagi sejak 1998. Melalui program masyarakat miskin di Jabotabek yang sama WFP juga menunjuk Farid Faqih melakukan penya- luran bantuan bagi Aceh. Karena itu, HA-IPB mengha- rapkan Kapolres Banda Aceh dan Panglima Satuan Tugas untuk Penanggulangan Bencana Alam NAD mempertimbangkan agar tidak melakukan penahanan hanya sepenggal-sepenggal. Mulanya pada hari Minggu (26/ 12) sebelum musibah tsunami datang, dia bersama sejumlah temannya sedang berada di seko- lah SMP Negeri Blang Cut se- dang mengikuti senam. Indonesia (PMI) Lhokseumawe. Dalam kejadian itu, Muk- taruddin meninggal di lokasi ke- jadian, dua kawannya juga me- ngalami hal yang sama dalam perjalanan ke rumah sakit. Sedang- kan sopir bus Cendrawasih menghi- lang dalam kerumunan warga. Tiba-tiba seorang ibu guru sempat dia berlari untuk menye- meneriakkan, air datang. Belum lamatkan diri sudah tersapu oleh gelombang karena dirinya bisa berenang lama juga dia berusaha menggapai-gapai dalam gelom- bang, akhirnya dia pun pingsan tidak tahu apa-apa lagi. Baru tersadar, menurut ceri- ditolong orang boat nelayan dan tanya, ketika dia sudah berada di satu pantai dan kemudian dibawa ke salah satu posko yang dia tak ingat lagi di mana loka- sinya. Penumpang bus yang luka parah, Ismail, 20, Syahruddin, 40, keduanya warga Gandapura, Bireuen dan Rasmaniah, 40, warga Cot Trueng, Bungkah, Ka- bupaten Aceh Utara. Penumpang yang menderita luka ringan, Ra- zali Yakub, 40, dan Nurhabibah, 45, warga Muara Batu serta Ju- wairiyah, 30, warga Pulo Blang, Gandapura. (cdin) Di posko tersebut Yani men- ada satu orang pun yang dia jalani perawatan, namun tidak kenal. Selama dalam perawatan Yani merasa ada yang hilang dari tubuhnya. Setelah diingat ternyata rambutnya yang dulu panjang dan selalu memakai jilbab kini telah dipotong pendek dan tidak ada lagi kain penutup kepalanya. sambil menunggu selesainya proses hukum yang harus di- jalani. Karena HA-IPB berpendapat penahanan terhadap siapapun yang tengah melakukan misi ke- manusiaan di Aceh akan membe- rikan kesan yang negatif bagi pemerintah dalam menangani bencana gempa dan tsunami Aceh. harapkan dan mendukung tin- HA-IPB Sumut juga meng- dakan aparat hukum melakukan penegakan hukum di Provinsi NAD termasuk perlunya mem- berikan penjelasan dan klarifi- kasi tentang adanya dugaan tindakan kekerasan dan kebru- talan oknum aparat keamanan yang tidak diperlukan dalam penangkapan Farid Faqih. (m39) Suharayani, Lolos Dari Tsunami Mengaku Dijual Saat Dirawat dibawa ke Medan. Di dalam bus tersebut sudah ada Nurmalahayati, Blang Paseh, Kota Langsa, Kamis (27/1) mula- nya Yani sangat ketakutan untuk membuka cerita. Tapi setelah di- bujuk akhirnya bersedia berbi- cara meski secara pelan dan ter- putus-putus. rempuan yang mengaku saudara Sekda Banda Aceh Kecewa, dengan mereka dan mengajak secara baik-baik untuk mengung- ke Medan. Banyak PNS Belum Bertugas si Setelah lama diingat tentang identitasnya pun masih banyak yang dia lupa. Bahkan tentang ayahnya yang masih bisa diingat hanya tempat bekerja di Kantor Dinas Pertanian Banda Aceh. Sedangkan namanya berulang- kali dicoba ingat tetap tidak berhasil. Sejak berada dalam bus, Yani mengaku pikirannya terus ber- kecamuk dan selalu dihantui ketakutan, akhirnya ketika bus tersebut berhenti di Langsa diam- diam dia turun dan pergi men- jauh. Kedua temannya tadi tidak lagi diajak, takut ketahuan sama perempuan yang mengaku sau- daranya. Dalam perjalanannya yang tidak ada tujuan itu, akhirnya Yani sampai di depan sebuah rumah, Desa Blang Paseh, Kota Langsa. Karena perutnya sangat lapar dia pun meminta makan sama yang empunya rumah. Nurmalahayati, selaku pemilik rumah, langsung mengajaknya masuk serta memberi makan. Menurut Nurmalahayati hari itu Minggu (23/1) sore men- jelang magrib, dan setelah dia tahu Yani, korban tsunami dari Banda Aceh yang sedang pergi tidak ada tujuan akhirnya dia pun mengajaknya untuk tinggal sementara bersamanya, hingga dia bisa berjumpa kembali dengan keluarganya. Menurut Yani dari bisik-bisik orang yang merawatnya, disebut dirinya telah dijual kepada se- Keberadaan Yani di rumah- sorang dengan harga Rp 1 juta nya, kata Nurmalahayati, telah dan segera akan dibawa ke dilaporkan kepada Pemko Lang- Medan, Sumatera Utara. Sejak sa melalui lurah setempat, dan itu, Yani takut luar biasa. Ber- dia mengaku tidak akan mele- samanya ada juga dua temannya yang bernasib sama. Mereka paskan sebelum keluarganya bertiga mupakat untuk untuk yang sesungguhnya datang men- meninggalkan posko tersebut. jemput dengan membawa kete- rangan dari pihak berwajib. Ka- rena sampai sekarang Yani masih dalam keadaan trauma berat dan ingatannya pun belum pulih secara normal. Ketika ketiganya meninggal- kan posko perawatan tadi, ter- nyata ada orang yang mengikuti dan saat tiba di terminal bus Seutui mereka dicegat, lalu di naikkan ke bus Pelangi untuk Ibnu Sa'dan Pengungsi Berbaur Dengan Penderita Kusta LHOKSEUMAWE (Waspa- sebanyak 26 jiwa para penderita da): Salah satu titik pengungsi kusta di Desa Kuala Keureutoe korban gelombang tsunami di Barat tadi. Sedang puluhan Kecamatan Tanah Pasir, Aceh warga normal lainnya di sana, Utara, berbaur dengan penderita masih mempunyai ikatan famili kusta. Mereka tidak sungkan dengan penderita kusta tersebut. sungkan, saling melayani dalam pergaulan harmonis. Titik pengungsi yang terjadi pembauran tersebut berlokasi di komplek Masjid Al-Huda Keude Matang Panyang. Kese- luruhan mereka berstatus warga Gampong (Desa) Kuala Keu- reutoe Barat, di kecamatan yang membawahi 29 desa dan ber- penduduk 15.445 jiwa itu. "Mungkin faktor pertalian famili ini mengikat mereka dalam hubungan emosional yang tinggi. Tak heran jika dalam hu- bungan sehari-hari, tanpa di- warnai bias negatif, rukun, da- mai, saling melayani, menya- yangi, merasa senasib dan sepe- nanggungan di bawah tenda pe- ngungsi," kata Camat Tanah Pasir, Abubakar, S.Sos yang di- mintai komentarnya oleh Was- pada di posko Satuan tugas pe- laksana Penanggulangan Ben- cana alam dan Pengungsi (Sat- lak-PBP) kabupaten ini, Jln. T. Hamzah Bendahara Lhokseu- mawe, Rabu malam (26/1). Tak ada keluhan yang ber- bias negatif. Selain merasa se- nasib dan sepenanggungan di bawah satu tenda. Sebelum da- tangnya musibah badai tsunami, kepada Waspada yang berkun- jung ke titik pengungsi ini, Rabu (26/1) mereka mengaku satu rumpun warga di Desa Kuala Keureutoe Barat, terpuruk jauh di tepi pantai Selat Malaka, Aceh Utara. Jumlah penderita kusta di Desa Kuala Keureutoe Barat, kini tercatat 24 jiwa. Dua orang di antaranya sudah meninggal dunia bersama puluhan warga lainnya ketika badai tsunami menerpa, 26 Desember 2004. Letak desa tersebut bersisian dengan tepi pantai laut muara Janji Seragam Sekolah Belum Ditepati sendiri anak korban tsunami hanya berasal dari lima desa yaitu, Desa Kuala Kreutoe Barat, Kuala Kruetoe Timur, Matang Baroe Keude Lapang dan Kuala Cangkoi. 16 Jiwa penderita kusta asli, ditambah 10 jiwa bekas pen- derita sehingga keselurahan ter- daftar di dinas sosial setempat, LHOKSEUMAWE (Waspa- da): Ribuan anak korban musi- bah tsunami Kecamatan Tanah Pasir dan Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara yang telah kehilangan rumah sekolah- nya, kini ditampung dan mulai aktif melanjutkan pendidikan nya di gedung sekolah yang de- kat dengan lokasi pengungsian. Mereka umumnya ditam- pung di gedung sekolah yang dekat dengan lokasi pengungsian dan selain telah mengikuti ujian susulan juga mendapat kuri- kulum mata pelajaran yang sama seperti sebelumnya. Bah- kan para anak korban tsunami tersebut juga telah dibekali alat perlengkapan belajar seperti buku dan alat tulis. Akan tetapi, sejauh ini ribu- an anak-anak korban tsunami yang ikut melanjutkan pendi- dikannya secara darurat itu belum mendapatkan seragam sekolah dan sepatu yang sebe- lumnya pernah dijanjikan penga- daannya oleh pemerintah dalam waktu relatif cepat. Namun janji itu belum terpenuhi hingga hari ini, justru anak-anak korban tsu- nami terlihat mengecap pendi- dikan dalam keadaan panik. Kondisi memprihatinkan ini diakui Bupati Aceh Utara Alam- syah Banta, Kamis (27/1) ketika melakukan kunjungan ke SD 13 Kecamatan Tanah Pasir yang menampung 222 siswa korban tsunami. kendalanya pakaian sekolah itu tidak bisa dibeli dalam bentuk barang jadi. Makanya ini men- jadi persoalan bagi kita," kata bupati ketika menyaksikan anak-anak korban tsunami be- lajar darurat dengan menge- nakan pakaian kumuh dan sembarangan. Bupati mengatakan, akibat kendala itu, maka ribuan anak- anak korban tsunami hingga hari ini masih melanjutkan pendi- dikannya di sekolah terdekat dalam keadaan memprihatinkan dan tidak ada yang mengenakan seragam sekolah dan sepatu. Untuk mengatasi persoalan tersebut, lanjut hupati, pihaknya kini mengambil kebijakan baru dengan cara pengadaan seragam sekolah nantinya akan diadakan atau dibuat di Kabupaten Aceh Utara. "Jadi, karena tidak bisa dibeli dalam bentuk jadi di Jakarta atau di Kota Medan membuat seragam sekolah di daerah kita sendiri. Bila telah selesai dibuat menjadi barang jadi maka nanti kita bagikan semuanya," papar bupati seraya menambahkan bahwa EMOI berperan aktif membantu pengadaan seragam sekolah. Selain itu bupati menyebut- kan di Kecamatan Tanah Pasir terdapat sebanyak 2.602 dan di Kecamatan Lhoksukon ada sekitar 1.752 anak korban tsu- nami yang melanjutkan pendi- dikannya di sekolah-sekolah terdekat dengan lokasi pengu- Di Kecamatan Tanah Pasir "Tentang seragam sekolah sebenarnya sudah ada semuanya dan siap dibagikan kepada anak-ngsian. anak korban tsunami. Tetapi Demikian dikemukakan Pre- sident and CEO Save the Chil- dren Charles MacCormack kepa- da wartawan di Banda Aceh, Kamis (27/1). Ia mengatakan, anak-anak korban tsunami di Provinsi NAD, tidak menunjuk- kan trauma yang berlebihan. "Dari hasil pemeriksaan staf Save the Children di sejumlah kamp pengungsian di Banda Aceh, gejala psikisnya masih kecil atau dalam keadaan nor- mal. Hal ini memudahkan me- mulihkan kondisi jiwa anak- WASPADA Menurut Kamil, sebanyak 300 lebih PNS yang bekerja di lingkungan Pemko Banda Aceh belum melaporkan diri. Yang ha- dir pada apel gabungan pertama, sejak gempa dan tsunami, 26 Desember lalu hanya sepertiga dari total keseluruhan pegawai di jajaran Pemko Banda Aceh. Kecuali itu, lanjut Kamil, anak tersebut," kata MacCor- mack. Krueng Keureutoe, sehingga imbas gelombang pertama kali menggulung kawasan itu. "Jum- lah rumah warga dari 52 unit kini hanya tersisa 3 unit," kata Abubakar. Menurut MacCormack, hal itu disebabkan banyak anak- anak yang menjadi korban tsu- nami dalam perawatan keluar- ganya. Walau orang tua hilang atau menginggal, namun anak tidak terpisah dengan keluar- ganya, seperti saudara dari ibu maupun bapaknya. Kata dia, seharusnya warga penderita kusta ditempatkan pada lokasi khusus untuk dipi- sahkan dengan warga biasa, se- suai anjuran surat kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara. "Mereka ingin pulang langsung ke desa- nya, tapi pihak panitia penang- gulangan pengungsi di tingkat kecamatan belum sanggup me- layani kebutuhan air besih buat penderita kusta tersebut," lanjut Abubakar. Menurut camat, dari jumlah 29 desa di Kecamatan Tanah Pasir, lima desa katagori berat terkena bencana gelombang tsunami dan tujuh desa lainnya yang dipakai untuk lokasi penampungan para pengungsi. Di antara katagori berat terse- but, tercatat Desa Kuala Keureu- toe Barat, karena terjangan ge- lombang dahsyat yang menim- bulkan korban meninggal dunia, dalam radius 200 meter dari bibir pantai.(613) Menurut bupati, anak-anak korban tsunami itu hanya me- lanjutkan pendidikannya untuk sementara di sekolah terdekat. Selanjutnya mereka akan me- ngecap pendidikannya di lokasi baru setelah dibangun tenda- tenda darurat yang akan didi- rikan di dekat lokasi pengu- ngsian. Waspada/Zainuddin Abdullah MENGAJAR: Bupati Aceh Utara H. Teuku Alamsyah Banta, Kamis (27/1) sedang mengajar mata pelajaran kepada siswa-siswi korban tsunami yang ditampung di Sekolah Dasar No. 13 Kecamatan Tanah Pasir. Sementara itu, bupati me- maparkan bahwa Kabupaten Aceh Utara sampai hari ini telah menampung sedikitnya 6.000 siswa korban tsunami yang berasal dari Kota Banda Aceh dan Kota Meulaboh. Mereka melanjutkan pendidikan seta- ranya sama seperti anak-anak sekolah lainnya. BANDA ACEH (Waspada): rusnya, PNS yang malas hadir Sekretaris Daerah (Sekda) Kota tersebut malu terhadap rekan Banda Aceh, M. Kamil Yunus lainnya yang terkena musibah. mengaku kecewa dengan sikap Termasuk kepada relawan, me- Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang reka datang ke Banda Aceh ada di jajaran pemerintah daerah membantu memulihkan dan setempat. membersihan kota dari puing bangunan. "Kita sangat menyayangkan, banyak pegawai di lingkungan Pemko Banda Aceh yang tidak hadir. Padahal sebagian mereka tidak terkena langsung musibah bencana alam ini," keluh Kamil usai mempimpin apel gabungan di jajaran Pemko Banda Aceh, di Balai Kota setempat, Rabu (26/ 1). Sekda menambahkan, seha- Trauma Pada Anak-anak Masih Tahap Normal BANDA ACEH (Waspada): Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asal Amerika Serikat, Save the Children menilai trau- ma anak-anak korban bencana tsunami masih dalam tahap normal. Bupati mengaku pihaknya masih tetap menerima anak- anak korban tsunami yang ber- eksodus dari daerah asalnya de- ngan syarat mereka harus mela- por diri pada geuchik ke Dinas Pendidikan. Dalam kunjungannya di SD 13 Kecamatan Tanah Pasir Bu- pati Aceh Utara Alamsyah Banta sempat bertindak sebagai guru dengan mengajar sejumlah mata pelajaran kepada siswa-siswa korban tsunami setempat. Selain itu bupati juga melakukan dialog terbuka dengan para guru, khu- susnya guru korban tsunami ber- bagai hal tentang keluhan yang me- reka hadapi pasca tsunami. (cza) pihaknya telah mengimbau dan menyurati berkali-kali PNS yang selamat supaya segera masuk kantor. Namun, sejauh ini mere- ka belum menanggapinya de- reka masih berada di luar Pro- ngan serius. Atau mungkin me- vinsi NAD. Karena itu, pihaknya akan memberikan limit waktu hingga Sabtu (29/1) kepada PNS yang belum melaporkan diri segera menghubungi unit kerja masing- masing. Jika mereka tidak hadir atau melaporkan diri, pihaknya akan merecall PNS yang mem- bandel tersebut.(chs) tsunami, kebanyakan yang men- jadi korban jiwa adalah anak- anak. Setiap kamp pengungsian sedikit sekali dari kelompok tersebut. "Dari total korban ter- hingga 60 persen, anak-anak sebut, kami memperkirakan 40 menjadi korban," sebutnya. Menyangkut isu mengenai penjualan anak-anak, lanjut MacCormack, pihaknya beru- saha mencegahnya secepat mungkin. mack, sikap psikis dari anak ter- Sebab itu, lanjut MacCor- sebut tidak menunjukkan trau- ma yang berlebihan. Karena pe- rawatan dari pihak keluarganya membuat sang anak tersebut mampu melupakan kejadian yang menyebabkan kehilangan orang tua kandungnya. Oleh karena itu, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak pemerintah Indonesia maupun lembaga asing lainnya yang sedang melakukan misi Selain itu, MacCormack kemanusiaan di Provinsi NAD. menyebutkan akibat gelomang kukan secara reguler.(chs/b05) Koordinasi tersebut akan dila- Color Rendition Chart WASPADA Eksiste Upa Ana Pasca trage tanggal 26 D meluluhlantaka di NAD dan be Utara, banyak kedua orangtu Tatapan mere memandang hamp kosong yang tertin puing gedung, rerun honan, bahkan tum yat-mayat yang s dikenali lagi, apala. orang tua mereka Mereka tidak b apa-apa, Allah me mereka selamat da gelombang badai ts Intisan Wahai kaum muslimin dan muslimat yan menghuni ne-g dimanakah Ki Tega-kah kita membiarkan a anak korban b gempa dan tsu ini jatuh di tam orang-orang ya tidak se-akida ayah, ibu mereka hi sudah hampir dipas masuk korban bad. Mereka hanya bi dengan mereka se Allah, kini aku hidup kara, tidak ada lagi selama ini aku bang dak ada lagi ibu yar ini membelai, meng butku, menyayang bercerita tentang "da orang raja yang zalim akut tertidur. Butiran air ma mengalir di pipi anak tim piatu korban ge badai tsunami. Sekil yang dalam impian m tempat yang kini hany hamparan tanah k mana di tempat itu du rumah mereka bernau ma ayah dan ibu me Sika Oleh: Muha SEPERTINYA m yang dihadapi negara k pernah henti-hentinya lagi negara kita melepas dari goncangan ekonc cengkraman hutan ya menerkam, negara kita dihadapkan dengan har badai tsunami pada hujung Pulau Sumatra Musihan dahsyat ini te memakan korban lebih c ribu jiwa dan ini meru musibah terbesar sepa tahun 2004. Anak-anak yang ta dosa terkorban begitu tra Orang tua terhantam tsunami begitu meny kannya, para ibu trauma hat anak-anak dan suam mati di depan mata kepa Hampir seluruh h mereka dipenuhi ketak Mendengar air dianggap s tu yang mengerikan dan paling tragisnya juga ba di antara anak-anak itu. diculik secara sembuny angkut ke Jakarta dan dia oleh orang-orang yang jelas statusnya di Banda karno Hatta. Apa hikmah dibalik r bah ini, dan bagaimana s yang harus kita tampilk- hadapan Allah SWT, mal Quran menjawabnya sel berikut. Pertama, Bagi orang-o yang masih hidup di Aceh mengalami musibah ters- tidak ada anggapan yang pa baik mereka yakni kecuali sibah itu adalah sebuah cob atau ujian keimanan dan ti ada sikap yan paling bijaks mereka tampilkan di hada Allah SWT kecuali sabar Allah SWT berfirm "Setiap jiwa pasti mengala kematian dan Kami meng kamu dengan kebaikan c keburukan sebagai fitnah kepada Kamilah kamu kem (QS.21.al-Anbiya;" 35). Ayat ini dengan teg menjelaskan bahwa semua k pasti mati. Tidak seorangp
