Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2005-01-28
Halaman: 13

Konten


WASPADA Kusta eutoe, sehingga ang pertama kali awasan itu. "Jum- arga dari 52 unit sisa 3 unit," kata seharusnya warga sta ditempatkan musus untuk dipi- n warga biasa, se- urat kepala Dinas eh Utara. "Mereka angsung ke desa- k panitia penang- gungsi di tingkat -lum sanggup me- han air besih buat a tersebut," lanjut amat, dari jumlah ecamatan Tanah sa katagori berat cana gelombang ujuh desa lainnya ai untuk lokasi n para pengungsi. agori berat terse- esa Kuala Keureu- rena terjangan ge- syat yang menim- meninggal dunia, 200 meter dari bibir tepati korban tsunami al dari lima desa mala Kreutoe Barat, De Timur, Matang Lapang dan Kuala bupati, anak-anak ami itu hanya me- didikannya untuk sekolah terdekat. mereka akan me- dikannya di lokasi dibangun tenda- at yang akan didi- at lokasi pengu- ra itu, bupati me- ahwa Kabupaten ampai hari ini telah sedikitnya 6.000 an tsunami yang Kota Banda Aceh eulaboh. Mereka pendidikan seta- seperti anak-anak mya. engaku pihaknya menerima anak- tsunami yang ber- daerah asalnya de- nereka harus mela- geuchik ke Dinas unjungannya di SD an Tanah Pasir Bu- ra Alamsyah Banta ndak sebagai guru ajar sejumlah mata epada siswa-siswa mi setempat. Selain a melakukan dialog gan para guru, khu- korban tsunami ber- ang keluhan yang me- pasca tsunami. (cza) da Zainuddin Abdullah 1) sedang mengajar ar No. 13 Kecamatan elah mengimbau dan berkali-kali PNS yang paya segera masuk mun, sejauh ini mere- menanggapinya de- 8. Atau mungkin me- berada di luar Pro- ). a itu, pihaknya akan an limit waktu hingga 1) kepada PNS yang laporkan diri segera ngi unit kerja masing- ka mereka tidak hadir porkan diri, pihaknya ecall PNS yang mem- rsebut.(chs) Normal ebanyakan yang men- an jiwa adalah anak- ap kamp pengungsian ekali dari kelompok "Dari total korban ter- ni memperkirakan 40 persen, anak-anak korban," sebutnya. angkut isu mengenai n anak-anak, lanjut mack, pihaknya beru- ncegahnya secepat karena itu, pihaknya s berkoordinasi dengan merintah Indonesia embaga asing lainnya ang melakukan misi iaan di Provinsi NAD. asi tersebut akan dila- cara reguler.(chs/b05) WASPADA Eksistensi Anak Yatim Dalam Islam Upaya Menebar Kasih Sayang Terhadap Anak-anak Korban Gempa Bumi Dan Tsunami dengan perkataan yang baik." (QS. An-Nisa':5) Pasca tragedi gempa bumi dan badai tsunami tanggal 26 Desember 2004 lalu, yang telah meluluhlantakan sebagian besar wilayah garis pantai di NAD dan beberapa bagian kecail di Sumatera Utara, banyak anak-anak yang telah kehilangan kedua orangtuanya. hingga ia mencapai dewasa atau setelah ia dapat berdiri sendiri dan dapat menjaga har- ta benda yang dimilikinya serta dapat ia pergunakan dengan sebaik-baiknya harta benda tersebut. Tatapan mereka hampa memandang hamparan tanah kosong yang tertimbun puing- puing gedung, reruntuhan pepo- honan, bahkan tumpukan ma- yat-mayat yang sudah tidak dikenali lagi, apalah itu mayat orang tua mereka? Mereka tidak bisa berbuat apa-apa, Allah menakdirkan mereka selamat dari amukan gelombang badai tsunami, tapi Intisari Wahai kaum muslimin dan muslimat yang menghuni ne-geri ini, dimanakah Kita? Tega-kah kita membiarkan anak- anak korban bencana gempa dan tsunami ini jatuh di tangan orang-orang yang tidak se-akidah? ayah, ibu mereka hilang sdah sudah hampir dipastikan ter- masuk korban badai. Mereka hanya bisa berbisik dengan mereka sendiri: "Ya Allah, kini aku hidup sebatang kara, tidak ada lagi ayah yang selama ini aku banggakan, ti- dak ada lagi ibu yang selama ini membelai, mengusap ram- butku, menyayangki bahkan bercerita tentang "dongeng se- orang raja yang zalim" sebelum akut tertidur. Butiran air mata terus mengalir di pipi anak-anak ya- tim piatu korban gempa dan badai tsunami. Sekilas terba- yang dalam impian mereka di tempat yang kini hanya tinggal hamparan tanah kosong di mana di tempat itu dulu adalah rumah mereka bernaung bersa- ma ayah dan ibu mereka. Di SEPERTINYA musibah yang dihadapi negara kita tidak pernah henti-hentinya. Belum lagi negara kita melepaskan diri dari goncangan ekonomi dan cengkraman hutan yang siap menerkam, negara kita sudah dihadapkan dengan hantaman badai tsunami pada bagian hujung Pulau Sumatra, Aceh. Musihan dahsyat ini telahpun memakan korban lebih dari 100 ribu jiwa dan ini merupakan musibah terbesar sepanjang tahun 2004. Anak-anak yang tak ber- dosa terkorban begitu tragisnya. Orang tua terhantam badai tsunami begitu menyedih- kannya, para ibu trauma meli- hat anak-anak dan suaminya mati di depan mata kepalanya. Hampir seluruh hidup mereka dipenuhi ketakutan. Mendengar air dianggap sesua- tu yang mengerikan dan yang paling tragisnya juga banyak di antara anak-anak itu yang diculik secara sembunyi, di- angkut ke Jakarta dan diadopsi oleh orang-orang yang tidak jelas statusnya di Bandar Su- karno Hatta. sanalah mereka saling bercan- da, saling berbagi rasa, saling bercerita dan saling me- nyayangi. Apa hikmah dibalik musi- bah ini, dan bagaimana sikap yang harus kita tampilkan di hadapan Allah SWT, maka Al Quran menjawabnya sebagai berikut. Mereka sempat berkata dengan ayah dan ibunya: "Ayah, Ibu! Adik nanti kalau sudah besar ingin menjadi dokter, biar bisa merawat dan menjaga kesehatan ayah dan ibu, biar ayah dan ibu kalau sakit ber- obat sama adik saja." Tapi, im- pian itu hancur seketika ketika gempa bumi dan gelombang tsunami memporak poranda- kan singgsana dan menelan ayah dan ibu mereka. Saat sekarang ini, mereka tidak lagi berpikir untuk men- jadi dokter, menjadi tentara, menjadi pejabat, karena beban fsikologis dan material yang mereka tanggung cukuplah be- rat. Pertanyaannya, di mana- kah kita sebagai kaum musli- min dan muslimat ketika meli- hat anak-anak yang sudah ya- itu piatu itu? Problem besar dihadapi oleh ummat Islam pasca tsunami yakni banyaknya anak-anak korban bencana yang diincar oleh orang-orang yang tidak ber- tanggungjawab dan demi ke- pentingan sepihak. Mereka ingin mengambil kesempatan di tengah-tengah kesempitan yang melanda masyarakat korban tsunami. Untuk itu jauh hari "peme- rintah memutuskan melarang anak-anak yatim piatu korban gempa dan tsunami di NAD dan Sumut untuk keluar dari kedua wilayah tersebut. Hal ini bertu- juan untuk melindungi mereka. Larangan tersebut diungkap- kan oleh Wapres Jusuf Kalla selaku Ketua Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Ben- cana Alam dan Pengungsi se- usai rapat terbatas mengenai adopsi anak korban gempa dan tsunami Aceh dan Sumut di di antara kita bisa membe- baskan diri dari kematian tetapi waktu, tempat dan cara kita mati menghadapnya selalu berbeda-beda. Ada yang mati dengan sakit, ada yang mati tabrakan, ada yang mati dibu- nuh, ada yang mati terbakar, dan ada pula mati karena bencana alam tsunami seperti rakyat Aceh. Ayat itu juga menjelaskan bahwa kita akan terus diuji dengan kebaikan dan keburu- kan sehingga kita harus siap menghadapinya dengan syukur terhadap kebaikan dan sabar terhadap keburukan supaya se- mua yang kita hadapi menda- pat kerelaan/keridhaan dari- Nya. Setiap kita pasti pernah mengalami susah, setiap kita pasti juga mengalami senang dan setiap kita akan digilir dan dihadapkan dengan pergantian realitas kehidupan yang seperti itu terus-menerus tanpa henti sampai kita kembali lagi ke asal menghadap Zat-Nya yang Maha Mulia. Untuk itu sabar mengha- dapi musibah ini bagi saudara kita yang terlibat adalah kunci rahmat dan kemuliaan sebagai- mana firman-Nya: Oleh Edi Agusman, SHI. Istana Wapres Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta pada tanggal 3 Januari 2005. Berda- sarkan hasil rapat yang dihadiri Menteri Agama M. Maftuh Basyuni, Mendiknas Bambang Sudibyo, Menneg Pemberda- yaan Perempuan Muthia Fari- da Hatta Swasono, Menneg Ko- minfo Sofyan A Djalil, Sekjen Depsos Ruhadi dan orang-or- mas Islam, seperti MUI, NU dan Muhammadiyah, salah satu butir keputusannya adalah yang akan mengadopsi anak- anak yatim piatu asal Aceh ha- rus beragama Islam.(Waspada, Selasa/4 Januari 2005). Ternyata, sudah banyak orang yang ingin memancing ikan di air yang keruh. Tidak bisa kita bayangkan apa jadinya Nanggroe Aceh Darussalam yang terkenal dengan bumi Se- rambi Mekkah apabila generasi mudanya ke depan harus didi- dik dan dibesarkan oleh orang yang tidak seakidah. kamu dengan kebaikan dan ganjaran yang besar, menggan- keburukan sebagai fitnah dan kepada Kamilah kamu kembali (QS.21.al-Anbiya;" 35). Ayat ini dengan tegas menjelaskan bahwa semua kita pasti mati. Tidak seorangpun Wahai kaum muslimin dan muslimat yang menghuni ne- geri ini, dimanakah Kita? Tega- kah kita membiarkan anak- anak korban bencana gempa dan tsunami ini jatuh di tangan orang-orang yang tidak se- akidah? Kedudukan Anak Yatim Dalam Islam Anak yatim adalah anak yang belum mencapai usia ba- ligh yang ditinggal mati oleh ayahnya, dan dikatakan yatim dikarenakan ia telah kehilang- an tempat untuk bernaung, tempat untuk bermanja, tempat untuk menumpahkan kasih sayang dan tempat untuk me- minta sesuatu yang diperlukan. Bila ibunya yang meninggal maka disebut piatu dan bila ke- dua orangtuanya maka disebut yatim piatu. Islam sebagai agama yang tinggi sangat menjaga dan menghormati hak-hak tiap pri- badi manusia tanpa meman- dang ras dan suku. Islam de- ngan ajarannya yang bersum- Mimbar Jum'at tidak terlibat dengan kejadian itu seperti penduduk Medan, Riau, Palembang, Jakarta, Bali, Surabaya, Bandung, Semarang dsb.. maka tidak ada sikap yang paling tepat mereka tampilkan di hadapan Allah SWT kecuali memandang peristiwa itu sebagai peringatan keras bagi mereka. Sikap Kita Dalam Memaknai Musibah Oleh: Muhammad Faisal Hamdani anak manusia supaya Allah merasakan azab yang pedi bagi mereka (sebagai peringatan keras) mudah-mudahan mere- ka mau kembali (taubat dan taat pada-Nya) (Qs.30.Ar-Rum: 41). Begitu juga dengan peringa- tan keras-Nya: Apakah orang- orang yang berbuat dosa itu masih bisa merasa aman jika Allah SWT menenggelamkan mereka ke dasar bumi (dengan gempa) atau Allah SWT menda- tangkan azab yang lain dari arah yang tidak disangka- sangka (Qs. An-Nahl:45). Dengan kejadian ini sebenarnya Allah SWT seolah- olah ingin menunjukkan kekuasaan-Nya ke Agungan- Nya dan Siksaan-Nya yang Maha Dahsyat serta Benarnya Hari Kiamat yang pasti dialami oleh semua manusia. Lihatlah dan renungilah betapa peristiwa gempa bumi dan badai tsunami itu seolah- olah kiamat, meskipun kiamat kecil yang mengingatkan kita yang beriman terutama bagi semua pendosa agar kembali ber dari Al Qauran dan Sunnah telah menjamin hak seseorang itu untuk hidup dengan layak, terutama bagi anak yatim. Memelihara dan memberi- kan yang terbaik bagi anak ya- tim adalah tindakan yang sangat mulia yang menjadi sua- tu kewajiban, dan bila kewaji- ban tersebut diabaikan atau tidak perduli akan kehidupan dan keadaan anak yatim terse- but maka ia akan termasuk ke dalam golongan orang yang mendustakan agama. Sebagai- mana Firman Allah SWT dalam surah al-Ma'un: 1-2: "Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Itulah mereka yang menghardik anak yatim. Dari ayat ini maka jelaslah bahwa pemeliharaan anak ya- tim adalah merupakan tang- gungjawab bersama umat Is- lam untuk dapat mengurusnya secara baik dan memenuhi se- gala kebutuhan hidupnya se- cara layak. Memelihara anak yatim itu meliputi dua aspek penting: pertama, aspek psikologi atau kejiwaan, perkembangan dan pertumbuhan dirinya. Dalam pemeliharaan kejiwaan itu meliputi pendidikan, kasih sa- yang, rasa aman dan perasaan mereka, yang kesemua itu ha- ruslah dipelihara dengan kasih sayang dengan tidak meren- dahkan, menyakiti dan meng- hinanya yang dapat membuat perkembangan kejiwaannya menjadi terganggu dan terte- kan sehingga besar kemung- kinan mereka akan menjadi anak yang tidak seperti yang diharapkan. Allah menying- gung kita dalam surat Ad-Dhu- ha: 6 "Dan adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang- wenang." Kedua, memelihara aspek material. Pemeliharaan aspek ini berupa harta benda yang ditinggalkan oleh orang tuanya untuk dipergunakan demi men- cukupi kebutuhan hidupnya Dengan musibah yang baru saja menimpa kita ini, kita juga pasti menyadari kembali bahwa bagi Allah SWT tidak adak kesulitan sama sekali untuk menghancurkan dan memus- nahkan seluruh manusia yang ada di bumi. Bagi Allah SWT bumi adalah bagian terkecil dari Setiap kita pasti pernah mengalami susah, setiap kita pasti juga meng- alami senang dan setiap kita akan digilir dan dihadapkan dengan pergan- tian realitas kehidupan yang seperti itu terus-menerus tanpa henti sampai kita kembali lagi ke asal menghadap Zat-Nya yang Maha Mulia. planet tata surya yang ada di alam raya yang maha luas ciptaan-Nya. Badai tsunami dan gempa bumi yang menewaskan ratu- san ribu manusia di berbagai belahan negara di bumi ini hanyalah sebagian kecil tanda- tanda kebesaran-Nya agar manusia kembali ingat akan hari kiamat yang menyimpan siksaan yang lebih keras dan maha dahsyat. Bagi orang-orang yang menjadi pengampu (wali) anak yatim haruslah benar-benar menjaga harta tersebut agar tidak bercampur baur dengan hartanya dan jangan pula ia sampai merampas harta itu un- tuk dimiliki dan dikuasai. Ketiga, Terhadap saudara kita yang korban (meninggal dunia), maka tidak ada sikap/ Hal tersebut hukumnya ha- ram dan berdosa besar karena telah berbuat kekejian dan ber- laku zalim dengan menghianati amanah yang telah dipercaya- kan kepadanya, hal ini telah dituangkan dalam Al Quran, yaitu: "Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (sudah baligh) harta mereka dan janganlah kamu menukar yang baik de- ngan yang buruk dan janganlah kamu memakan harta mereka bersama hartamu. Sesung- guhnya tindakan menukar dan memakan adalah dosa besar." Ada beberapa hal yang harus kita lakukan terhadap anak-anak yatim antara lain: pertama, memperlakukan me- reka dengan adil. Allah berfir- man dalam Surat an-Nisa': 27 "Dan Allah menyuruh kamu supaya mengurus anak yatim secara adil." Kedua, tidak berlaku sewe- nang-wenang. Allah berfirman: "Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang." (QS. Ad- Dhuha:9) Ketiga, mengurus, menjaga mereka dan harta mereka dengan baik, membelanjakan sesuai dengan kebutuhan mere- ka dan menyerahkannya pada saat mereka sudah cukup umur dan mampu. Allah berfirman: "Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya harta (mere- ka yang ada dalam pengam- puanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupanmu. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan berkatalah kepada mereka Sebagian kita mungkin bertanya kenapa bukan negara- negara kafir yang penuh mak- siat saja atau hanya orang- orang yang zalim saja di antara masyarakat yang dihancurkan Allah SWT? Jawabnya adalah: Satu, gempa dan tsunami itu terjadi agar sebagian umat Islan di sana mati syahid. Hal ini dapat diqiyaskanpada masa Nabi Muhammad saw ketika kaum muslimin kalah dalam medan pertempuran Uhud dan banyaknya mereka yang gugur di jalan Allah, maka dalam hal ini Allah SWT mengatakan: ..." demikian kami pergilirkan di antara manusia (keme- nangan itu) supaya Allah SWT mengetahui siapa di antara kamu (yang hidup) yang (benar- benar) beriman pada-Nya dan supaya Allah mengangkat sebagian kami (yang mening- gal) menjadi syuhada' (Qs.3al- Imran: 140). Keempat, memperhatikan dan menyayangi mereka secara tulus. Anak yatim adalah anak- anak yang menderita, sebab pada saat mereka masih mem- butuhkan perhatian, belaian kasih sayang, tapi orang tuanya sudah tiada. Dari deskripsi di atas dapat dipahami bahwasannya kedudukan anak yatim dalam Islam amatlah mulia. Kedudu- kan anak yatim dalam Islam ditandai dengan tuntunan Allah dalam Al Qurnan maupun Sunnah nabi yang menjelaskan betapa mulianya kedudukan anak yatim dalam Islam sam- pai-sampai Nabi Muhammad saw mengungkapkan bahwa seseorang dapat masuk syurga dengan menggembirakan anak yatim, seperti sabdanya: "Se- sungguhnya di syurga ada suatu tempat yang disebut Dar al-Falah (rumah kegembiraan) tidak bisa masuk ke tempat itu melainkan orang yang suka menggembirakan anak yatim orang mukmin." Dalam hadit lain juga disebutkan. "Aku dan pengasuh anak yatim kelak di syurga dekatnya seperti telunjuk dan jari tengah. (HR. Ahmad, Bukhari, Abu Daud dan Tirmidzi). Penutup Wahai, saudara-saudaraku! Marilah kita gembirakan hati anak-anak yatim dengan senan- tiasa memberikan perhatian dan memperlakukan mereka sebagaimana yang telah ditun- tunkan oleh agama Islam kepa- da kita. Kita selamatkan gene- rasi muda NAD dari cengkera- man orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan tidak seakidah. Kitalah ummat Islam yang lebih berhak untuk memeliha- ranya sesuai dengan tuntunan agama kita bukan mereka yang tidak seagama. Mudah-muda- han Allah menggerakan pintu hati kita untuk menebar kasih sayang senantiasa kepada anak-anak korban gempa bumi dan badai tsunami. Wallahu a'lamu. gai syahid yang mulia. Nabi Muhammad saw bersabda: "Sesungguhnya umatku ini (umat Islam) disa- yangi Allah SWT, mereka tidak akan diazab (disiksa) di akhirat. Azab (siksa) bagi mereka yang (hanya diberikan) di dunia (saja) berupa fitnah-ftinah, gempa bumi, peperangan dan musibah-musibah lainnya (HR. Abu Daud). Hadis ini menyatakan setiap umat Muhammad saw yang berdosa jika mereka tidak bertaubat atau tidak diampuni oleh Allah secara cuma-cuma, maka mereka pasti akan memasukan mereka ke syurga dan terhindari dai azab-Nya di akhirat. Dua, musibah bisa saja dialami oleh orang-orang tak berdosa seperti anak-anak, ulama yang shalih dan lainnya jika da'wah tidak ditegakkan di daerah itu. Dalam riwayat diceritakan Ya Rasul apakah kami akan dibinasakan jika masih ada orang-orang yang baik (shalih) di antara kami? Nabi saw menjawab: Ya, jika mereka berdiam diri (mening- galkan amar ma'ruf dan nahi mungkar) (al-hadis). Tiga, Jika Allah menurun- tuk berdamai sehingga korban kan bala maka Allah SWT masyarakat Aceh terus berjatu- menyama ratakan semuanya han. Hidup mereka seolah-olah dan Allah SWT akan memilah- neraka, kampung kelahiran milah orang yang baik dan mereka seperti penjara sehing- buruk di akhirat kelak. Allah ga hari-hari mereka senantiasa SWT berfirman: takutlah kami tersiksa seolah-olah Allah SWT terhadap fitnah (peringatan ingin berkata: "Daripada ham- keras) yang tidak hanya me- ba-hamb-KU mati konyol dibu- nimpa orang-orang yang zalim nuh oleh saudara-saudaranya di antara kami (Qs. "al'Anfal sendiri (perang saudara), maka 25). Ayat ini secara tegas menye- lebih baik mereka AKU ambil butkan fitnah (musibah) akan sebagai syahid dan dengan diturunkan Allah meskipun begitu AKU dengan mudah hanya sebagian besar manusia memasukan mereka ke dalam saja berbuat zalim. syurga-Ku". Wallahu A'lam. Keempat, Jika demikian Nabi saw bersabda: Lima tren dan anak-anak desa serta yang kita tampilkan kepada tinya dengan yang lebih baik berbagai kerusakan lainnya. Allah kecuali kita memandang kejadian itu dan pada kita yang orang-orang yang korban pada yaitu: mereka adalah dan berlipat ganda dan derajat kita pasti juga akan diting- gikan-Nya. ini meng- ingatkan dalam firman-Nya: telah nyata kerusakan di laut dan di daratan disebabkan perbuatan tangan-tangan jahiul hakikatnya adalah rahmat dari-Nya sebab dengan musi- bah itu Allah SWT mengha- puskan dosa mereka dan kita dan menjadikan mereka seba- Kedua, Bagi orang-orang yang hidup dan sama sekali 13 Apa kata Hadist shahika. "Eskete" Cukup 3 Hari saja Ajaran Islam mengajarkan umatnya memperbanyak KALIAN BERDUA KAYAK ANAK teman, ber-'mahlumminannas' KECIL SAJA. ESKE TE-ESKETEAN.. karena 1000 musuh mudah GARA-GARA SEORANG dicari tetapi mencari teman sulit sekali, apalagi mencari LAKI-LAKI, MALU AH! teman dalam kesulitan (yang banyak adalah teman saat bersenang-senang). tenggelam, kebakaran, sakit ko- orang yang meninggal lera/perut, melahirkan dan me- ninggal dalam jihad fisabilillah (al-Hadis). Inilah sebagian kecil hikmah yang bisa penulis ana- lisis semoga ber-manfaat. Boikot-memboikot ("eske- te") yaitu mendiamkan teman lantaran terjadi pertengkaran selama tiga hari ada yang mengatakan haram, tetapi banyak juga yang menyatakan tidak haram. Mengapa teng- gang waktunya tiga hari? Hal itu disebabkan kebiasaan ma- nusia. Biasanya dalam tempo tiga hari orang sudah bisa me- redakan kemarahannya dan kemudian berbaikan kembali. Rasa sakit hati pun lenyap. tetapi bagaimana kalau sete- lah tiga hari msih 'eskete be- lum juga berbaikan? Bisa di- bilang mereka sudah memu- tuskan tali persaudaraan. Dalam ajaran Islam disa- rankan, kalau dalam tiga hari tidak bercakapan, maka harus diusahakan agar kedua orang yang lagi berdiam-diaman itu VADILA bisa berkomunikasi. Bagaimana caranya? Cara yang tebaik adalah dengan mengucapkan salam. Dengan menjawab salam berarti komunikasi bisa dibangun kembali. Orang yang mau mendahului memberi salam tergolong lebih baik akhlak dan hatinya, serta paling taat kepada Allah SWT. Berikut ini beberapa hadis pendukung: Rasulullah SAW bersabda: "Tidak dihalalkan bagi seorang Muslim mendiamkan (memboikot) saudaranya lebih dari tiga malam, sehingga bila bertemu masing-masing memalingkan muka. Orang yang lebih dulu mau memberi salam tergolong paling tinggi akhlaknya. (HR Bukhari & Muslim). Dalam hadis lain: "Tidak dihalalkan bagi seorang Muslim memboikot sesama Mus- lim lebih dari tiga hari. Barang siapa yang memboikot lebih dari tiga hari, kemudian ia mati maka ia akan masuk neraka." (HR Abu Dawud, An-Nasai). "Orang-orang yang apabila mereka ditimpa musibah mere- ka berkata (yakin sepenuh hati): Sesungguhnya kita datang dari Allah SWT dan akan kembali kepada Allah SWT. Mereka itu- lah yang akan mendapat shala- wat (kesejahteraan dan kemu- liaan) serta rahmat dari Allah atau ujian keimanan dan tidak dan mereka itulah orang-orang ada sikap yan paling bijaksana yang mendapat pentunjuk (ha- mereka tampilkan di hadapan tinya) dari Allah SWT. (QS.2.al- Baqarah: 156-7). Pertama, Bagi orang-orang yang masih hidup di Aceh dan mengalami musibah tersebut tidak ada anggapan yang paling baik mereka yakni kecuali mu- sibah itu adalah sebuah cobaan taubat dan taat pada-Nya, karena mungkin terlalu banyak kerusakan yang telah kita lakukan di muka bumi Indo- nesia tercinta ini, korupsis merajalela sementara rakyat kelaparan juga ada di mana- mana, uang dihamburkan untuk berbuat dosa dan kejaha- tan, tekanan-tekanan untuk berbuat jahat semakin menguat sehingga orang-orang yang lemah imannya mudah kehi- langan akal budinya, penjual harga diri dan sex komersial bertebaran di jalanan, narkoba Allah SWT kecuali sabar. Allah SWT berfirman: Jika kita bersabar maka "Setiap jiwa pasti mengalami Allah SWT akan menghapus- kematian dan Kami menguji kan dosa kita, memberikan merenggut penduduk pesan- dugaan yang paling bijaksana halnya maka kematian bagi orang yang tergolong syahid, dengan salat Jumat adalah sa- Salat yang hampir sama lat Id. Persamaannya pada ada- nya khutbah di kedua salat ter- sebut. Dalil yang mensyariat- kan tentang salat Id adalah hadis dari Ummu 'Athiyah al- Anshsriyah RA yang diriwa- yatkan oleh Bukhari dan Mus- Sabda Rasulullah SAW lainnya: "Tidak dihalalkan bagi seorang Muslim memboikot sesama Muslim lebih dari tiga hari, maka jika terjadi itu maka keduanya telah berpaling daripada hak selama berboikotan. Siapa yang lebih dulu melakukan perdamaian berarti tertebus dosanya, dan jika memberi salam kemudian tidak dijawab selamanya, maka akan dijawab oleh Malaikat. Sedangkan yang tidak menjawab diliputi (dipengaruhi) oleh setan dan jika ia mati keduanya dalam pemboikotan, maka keduanya tidak dapat masuk surga selamanya. (Imam Al-Ghazali, 2000, Halal dan Haram dalam Islam, Kuala Lumpur, Penerbit: Jasmin Enterprise). Hukum Salat Jumat Bagi Yang Telah Salat 'Id HARI raya Idul Adha tahun ini memiliki keistimewaan di- banding tahun-tahun sebelum- nya. Keistimewaan itu adalah hari raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 21 Januari 2005 ini bertepatan dengan hari Jumat. Dengan demikian berarti bahwa dalam suatu hari yang sama akan ada dua salat yang wajib berjamaah dan keduanya memakai khutbah, yaitu salat Id dan salat Jumat. Inti dari kedua salat itu hampir sama, yaitu mendengar kan tausiah (nasehat) dari kha- tib dan melaksanakan salat se- cara berjamah. Persoalannya adalah bagaimana hukum salat Jumat bagi mereka yang telah melaksanakan salat Id pagi harinya. Demikian juga dalam riwa- yat Bukhori disebutkan sebe- narnya Allah SWT akan terus menerus menimpakan cobaan- cobaan bagi setiap mukmin se- hingga mereka bersih dari dosa- dosa mereka, (dan sehingga mereka dapat menghadap-Nya dengan bersih mulia). Sebenarnya kita yang masih hiduplah yang bersalah/berdosa pada rakyat Aceh karena ke- amanan dan kedamaian hidup mereka kita renggut secara Bagi mereka yang mening- galkan salat Jumat, Rasulullah menyebutnya sebagai orang yang lali seperti hadis dari Abu Hurairah dan Ibnu Umar "Hen- daklah kaum-kaum itu berhenti dari meninggalkan salat Jumat, atau Allah menutupi hati mere- ka, kemudian mereka benar- benar tergolong orang yang paksa, DOM diberlakukan, lalai. Namun demikian dari hadis Darurat Militer diterapkan Rasulullah yang lain dipahami terus, GAM membangkang un- adanya pengecualian bagi orang-orang tertentu yang boleh tidak melaksanakan salat Ju- mat, seperti hadis riwayat Abu Daud sebagai berikut: "Salat Jumat itu satu tuntutan yang wajib bagi setiap muslim dengan berjamaah kecuali em- pat golongan: budak, perem- puan, anak-anak dan orang sakit". Hukum Salat Jumat dan Salat 'Id Dalam surat Al Jumuah ayat 9 disebutkan: "Hai orang- orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". Ayat di atas didukung hadis riwayat Abu Daud dan Nasai: "Pergi ke salat Jumat diwajib- bermimpi (pria muslim yang kan atas tiap-tiapa yang telah telah baligh). Dalam hadis yang lain Ra- sulullah menyebutkan: "Barang siapa meninggalkan tiga kali salat Jumat karena meremeh- kan, maka Allah akan menu- tupi hatinya," (HR. Imam Ah- mad, Nasai dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas). Dari dalil ayat Al Quran dan beberapa hadis Rasulullah atas, maka depat diambil ke- simpulan bahwa salat Jumat wajib hukumnya bagi lelaki muslim yang telah baligh, sehat dan merdeka. 28 JANUARI 2005 JUMAT Oleh: Fahrul Rizal, M.Si lim "Pada hari id kami disuruh ke luar, sehingga kami suruh keluar pula anak perawan dari pingitannya, sampai wanita- wanita hadh pun kamu suruh keluar. Mereka berada di bela- kang jama'ah. Maka mereka ikut bertakbir bersama takbir orang-orang, dan ikut berdoa bersama doa mereka, mengha- rapkan dan kesucian hari itu. Selama masa hidupnya pun Rasulullah tidak pernah me- ninggalkan salat Id. Demikian juga para sahabat terus mela- kukannya sepeninggal Ra- sulullah. Adapun dalil yang menun- jukkan bahwa shalat 'Id itu tidak wajib, ialah jawaban Nabi SAW kepada orang yang mena- nyakan tentang shalat yang di fardhukan: Rasul menjawab "Salat lima waktu". Sahabat bertanya lagi: Adakah lainnya yang wajib aku kerjakan?" Jawab Nabi: "Tidak, kecuali kami hendak bersuka-rela (melakukan sunnah)". Hadis ini bermakna yang wajib hanya yang lima waktu. Dengan demi- kian berarti hukum salat Id setingkat sunnat muakkad (sunnah yang dikuatkan). status hukum antara salat Id Jadi bila dibandingkan dan salat Jumat, salat Id lebih rendah tingkatannya dari salat Jumat, yaitu antara sunnat muakkad dan wajib. Landasan Hukum Mensunnahkan Peristiwa hari raya Idul Fitri atau Idul Adha pernah ter- jadi pada masa Rasulullah dan para sahabat bertepatan de- ngan hari Jumat. Dari peristiwa itulah kemudian keluar hadist Rasulullah tentang hukum melaksanakan salat Jumat bagi mereka yang sudah melaksana- kan salat Id. Zaid menjawab, "Ya, yaitu beliau salat Id pada pagi hari, kemudian memberi rukhsah tentang salat Jumat, lalu ber- kata, "Barang siapa yang suka salat Jumat, maka salatlah," (HR. Ahmad, Abu Daud Ibnu Majah). Hadist dari Arqam ini mene- gaskan bahwa pada masa Rasu- lullah pernah terjadi hari raya bertepatan dengan hari Jumat. Pagi harinya Rasulullah melak- sanakan salat Id dan mem- berikan rukhsah (keringanan) dalam melaksanakan salat Jumat. Maksudnya boleh melaksanakannya dan boleh juga tidak. Hadis yang hampir sama juga diriwayatkan Abu Daud dan Ibnu Majah: Dari Abu Hu- rairah, dari Rasulullah saw, bahwa beliau berkata, "Pad hari ini telah bersatu dua Id. Maka barang siapa suka, maka cukuplah baginya untuk tidak salat Jumat, tetapi kami tetap melaksanakan salat Jumat (H. R. Abu Daud dan Ibnu Majah)". Dari beberapa hadis di atas bermakna bahwa apabila kita telah melaksanakan salat Id pada pagi harinya, maka boleh melaksanakan salat Jumat di siang harinya, hukumnya sun- nah, karena Rasul melakukan- nya. Tetapi bila tidak melaku- kannya tidaklah menjadi dosa. Dalam sebuah riwayat bahkan disebutkan bahwa bila salat Id disatukan dengan salat Jumat, berarti juga tidak perlu melaksanakan salat Zuhur. Hadis ini dari Atha', dia berkata, "Pernah bertemu hari Jumat dan Idul Fitri pada masa Ibnuz- Zubair, kemudian keduanya dikumpulkan bersama-sama, lalu dia shalat untuk keduanya pada pagi harinya dua raka'at, yang dia tidak menambahnya lagi sehingga dia shalat Ashar". (HR. Abu Daud). Menurut Atha', yang juga diriwayatkan dari Ibnu Zubair dan Ali, salat Id berarti meni- adakan salat Jumat. Namun sebagian fugaha berpendapat bahwa peniadaan salat Jumat itu sebagai rukhsah (keringa- nan) yang bersifat khusus berla- ku bagi kelompok orang dusun yang sedang berkunjung ke kota besar dalam rangka meng- Hadis-hadis Rasulullah itu antara lain: Dari Zaid bin Ar- qam, dia ditanya oleh Muawi- yah, pernahkah kami menjum- pai dua Id bertemu (dalam satu hari) pada zaman Rasulullah ikuti salat Id. Hal ini seperti saw?. riwayat dari Utsman bin Affan yang pernah menyampaikan khutbah dalam Id yang jatuh pada hari Jumat: 'aliyah (pinggiran Madiah) ingin Barang siapa dari ahli menunggu pelaksanaan salat Jumat, ia dipersilahkan me- nunggu, dan bagi yang ingin pulang, dibolehkan pulang (H. R. Imam Malik dalam al Muaththa'). Hadis ini bermakna bahwa bila sudah melaksanakan salalt Id pada pagi hari Jumat, maka boleh tidak lagi melaksanakan salat Jumat karena sudah diga- tinkan oleh salat Id. Lalu kare- na salat Jumat sudah terganti- kan oleh salat Id, maka boleh pula tidak salat Zuhur, karena bagi yang sudah salat Jumat tidak perlu lagi melaksanakan salat Zuhur. Dari beberapa hadis di atas menimbulkan perbedaan pen- dapat di kalangan fugaha ten- tang tidak wajibnya salat Ju- mat bila salat Id jatuh pada hari Jumat. Beranjak dari beberapa ha- dist di atas, imam Syafii ber- pendapat bahwa bagi mereka yang telah melaksanakan salat Id pada hari Jumat, maka ia tidak wajib lagi melaksanakan salat Jumat. Apabila tetap juga melaku- kan salat Jumat, maka itu lebih baik dan tidak perlu lagi melak- sanakan salat Zuhur. Tetapi bila tidak melaksanakan salat Ju- mat tidak menjadi dosa, hanya saja tetap wajin melaksanakan salat Zuhur. 2cm Color Rendition Chart