Tipe: Koran
Tanggal: 2005-01-28
Halaman: 15
Konten
ADA tanpa melalui ang merupakan ang diberikan mengerjakan as (al-hajj al- n bahwa orang- ma dengan anak- kan juga meng- arnya imbalan la mereka yang -mabrur. ana di atas maka kriteria-kriteria k mengarah ke- iaan dan dengan ang yang melak- ang al-mabrur aan sosial yang am pelaksanaan ka mereka-me- laksanakannya oblema yang se- tetap mengede- al. Agaknya ala- ng merasa tidak aji yang dilaku- sibuk membantu payahan akan lirinya. SH kub m S t 6.Ag 1.Ag gunsong an jaitan na S a itonga Ag anjaitan Ag S.Pdi g d, MA Ag kur ragih , AG Al Bantany Ag O ni, M.Ag Siregar bis, MEd mli Rangkuti n ution i,SE Ag M.Ag arahap 3 ㅓ on, SH M. MA aria, LC aha, MA 3 angkuti ali Saragih arahap maga Mimbar Jumat Berbagi Suka Di Hari Qurban WASPADA DUL ADHA kembali menghampiri kita. Walaupun masih ada raut kesedihan di wajah bangsa ini, duka masih menyelimuti anak negeri, air mata masih menetes di bumi pertiwi, namun kita masih tetap istiqomah untuk melan- tunkan dan menggemakan takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd" me- nyambut untaian talbiyah yang dikumandangkan jutaan kaum muslimin di tanah suci "Labbaik alla- humma labbaik, Labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wanni'mata laka wal mulk, la syarika laka labbaik." Kami hadir, hadir memenu- hi panggilan-Mu ya Allah. Kami hadir, hadir untuk mengokoh- kan kesaksian, bahwa tidak ada sekutu yang pantas bagi-Mu. Sungguh segala pujian, nikmat dan kekuasaan itu hanyalah milik-Mu, sungguh tak ada yang pantas menyekutukan- Mu. Ya Allah, untuk seluruh ke- saksian itulah kami hadir di sini, di sisi Bait-Mu yang agung. Bangsa ini baru saja digun- cang gempa dan diterjang badai Tsunami yang telah menghilang ratusan ribu nyawa di NAD dan beberapa wilayah Sumatera Utara. Selain nyawa harta ben- da yang mereka miliki selama ini juga turut lenyap dibawa oleh derasnya gelombang me- matikan Tsunami. Kini, di antara mereka ada orang tua yang telah kehilangan anaknya, anak yang kehilangan orang tuanya, suami yang kehi- langan istrinya, istri yang kehi- langan suaminya. Di wajah me- reka masih terbayang raut kese dihan dan beban fsikologis yang cukup mendalam akibat kehi- langan segala yang dicintai. Kita sebagai saudara, ten- tunya juga turut merasakan ke- pedihan yang dialami oleh me- reka. Untuk itu, sudah sepan- tasnyalah pada hari ini kita berbagi cerita, berbagi suka de- ngan mereka lewat ibadah qurban. Sebagai saudara seaki- Rangkaian ibadah haji dan hari raya haji adalah dua unsur penegakan ajaran Islam yang inheren, ia bagaikan dua sisi mata uang yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Namun secara filosofis (hikmatu tasyri') dua ajaran tersebut mengandung makna ke arah sebuah perjuangan hakiki yang lazim disebut ber- korban. Berkorban lewat ber- kurban telah menjadi puncak dari sebuah ketundukkan dan kepatuhan dari dua peristiwa ibadah ini. Memulai dan mengakhiri ibadah haji kita dituntut ber- korban baik dengan harta, ke- luarga maupun diri sendiri. Se- mua perjuangan tersebut mengacu kepada ketauladanan dari sejarah terbesar umat Islam mulai Nabi Allah Adam a.s., Ibrahim a.s., Ismail a.s., dan terakhir Nabi kita Mu- hammad SAW. Bentuk-bentuk pengorbanan bisa dilihat dari bagaimana berkurban sebagai salah satu ajaran terpenting dalam memaknai ibadah haji dan hari raya haji. Berkurban dengan me- nyembelih binatang ternak dari sekian sanksi kesalahan ibadah haji (dam) dan ibadah suna seusai shalat hari raya haji (Idul Adha) adalah merupakan vi- sualisasi betapa beratnya per- juangan (herois) para Nabi di atas. (Renungan Idul Adha 1425 H) tempat sholat kami". Hal ini menunjukkan bah- wa ibadah qurban adalah salah satu tolok ukur keberimanan kita kepada Allah SWT. Selain itu ibadah qurban juga menun- tun kita untuk saling berbagi su- ka, ceria, gembira kepada sau- dara-saudara kita yang susah dan sedang tertimpa musibah. Perjuangan dalam meraih keridhoan Allah SWT lewat sanksi yang hanya berupa seekor kambing sehat sebenar- nya belum sebanding dengan pengorbanan Nabi Adam dengan tercampaknya ke dunia untuk meninggalkan semua kemegahan surga, Nabi Ibra- him yang diuji menyembelih Nabi Ismail anak kesayangan satu-satunya kemudian Nabi kita Muhammad SAW yang hidupnya hanya dicurahkan buat keselamatan (salvation) seluruh umat manusia. Dengan demikian sangat wajar kalau berkorban lewat harta kita hari ini merupakan amal ibadah yang sangat di- anjurkan, karena berguna un- tuk mengasah kepekaan spi- ritual yang dimiliki seseorang kepada Khaliknya. Dengan berkorban lewat berkurban akan diketahui seberapa besarnya cinta se- seorang kepada Allah SWT dibandingkan cintanya kepada dunia. Karena kecintaan kita ke- dah, sebangsa dan setanah air kita harus mampu senantiasa mendampingi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Saudara-saudaraku: "Sa- barlah dalam menghadapi ujian yang sangat berat ini, yakinlah! Badai akan segera berlalu dan bangkitlah untuk menyongsong matahari esok dalam mem- bangun bumi serambi Makkah yang makmur dan sejahtera. Kami adalah bagian dalam ke- hidupanmu yang tidak akan pernah lupa dan membiarkan saudara-saudaraku berjalan menyusuri tebing terjal sendiri- an. Kami akan berikan tongkat penuntun agar kita bersama sama mencapai tujuan." Hari ini Allah SWT masih mempertemukan kita di hari besar (Idul Adha), hari yang sangat istimewa, hari penuh dengan pengurbanan dari apa yang kita cintai menuju kedeka tan kepada-Nya. Anggaplah apa yang telah hilang dari kehidupan kita seba- gai sesuatu yang sudah kita kor- bankan kepada Allah SWT dengan ikhlas dan kesabaran. Insya Allah, butiran hikmah akan mengalir dalam kehidu- pan kita esok. 2. Keyakinan tentang ada- nya neraca keadilan Tuhan da- lam kehidupan ini dan yang puncaknya akan diperoleh se- tiap makhluk pada hari ke- bangkitan kelak. Oleh Diah Widya Ningrum, S.Pd.I Penulis Adalah Staf Pengajar Al-Jam'iyatul Washliyah-Perbaungan Berkurban Untuk Berkorban (Hikmah Terbesar Dari Ibadah Haji Dan Hari Raya Haji) pada Allah SWT itu bersamaan dengan kecintaan kita dalam mengikuti sunnah-sunnah para Nabi dalam menapaki liku-liku hidup ini, Allah SWT berfir- man: "Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku (Nabi), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Q.S: Ali Imran: 31). Makna Ibadah Haji dan Hari Raya Haji Menurut Quraissihab se- tidaknya ada beberapa makna yang bisa dipetik dari peristiwa ibadah haji di antaranya: 1. Pengakuan akan keesaan Tuhan serta penolakan terha- dap segala macam dan bentuk kemusyrikan, baik berupa pa- tung-patung, binatang, bulan dan matahari, bahkan juga segala sesuatu selain Allah SWT. 3. Keyakinan tentang ke- manusiaan yang bersifat uni- versal, tiada perbedaan dalam kemanusiaan seseorang dengan yang lainnya, betapapun ter- dapat perbedaan mereka dalam hal-hal lainnya. ma yang sangat menakjubkan. Panorama yang menggambar- kan eksistensi kehambaan me- reka. Panorama yang penuh makna religius ini terjadi di tanah yang disucikan. Di sana- lah kaum muslimin dengan ketulusan dan ketundukan hati melepas semua atribut duniawi, atribut kekuasaan, sosial dan intellektualitas yang melum- puhkan kebersamaan dan ega- litarian sesama manusia. Semua itu dilakukan demi menyambut panggilan Allah Yang Maha Agung. Sementara jutaan muslim di berbagai belahan dunia, di kota-kota dan di pelosok-pelosok desa melan- tumkan takbir, mengagungkan asma-Nya. Hari ini alunan tak- bir, tahmid dan tahlil yang di- ucapkan jutaan manusia telah memenuhi ruang dan waktu. Setiap kali kita merayakan idul qurban memori kita selalu kembali menayangkan sebuah episode kehidupan dari sebuah keluarga ideal yang dalam me- raih kemuliaannya telah mem- berikan pengorbanan paripur- nanya yang tidak pernah ada bandingannya dalam sejarah kemanusiaan. Keluarga Nabi Ibrahim, dengan istrinya Siti Hajar dan anaknya Ismail adalah figur keteladanan hamba-Nya yang sejati. Pengorbanan adalah sebu- ah refleksi utuh dari kemurnian ketauhidan seseorang, kejuju- ran iman, dan ketaqwaan yang sebenar-benar taqwa kepada Allah SWT. Pengorbanan ada- lah sebuah keberanian dalam menyingkirkan segala belenggu atribut-atribut duniawi yang serba fana demi meraih keri- Renungan Idul Adha 1425 H Pada hari ini, di pagi yang cerah itu, jutaan manusia te- Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan kepada kita bah- wa eksistensi iman kita diperta- ruhkan tatkala tidak mau ber- korban: "Barangsiapa yang mampu tapi tidak mau untuk ngah menggelar sebuah panora- dhaan dan balasan-Nya yang berkurban maka jangan dekati Ketiga uraian di atas se- muanya terdapat dalam seluk- beluk aplikasi ibadah haji se- bagai mediator pencapaian dari nilai substansinya. Memupuk nilai tauhid, keyakinan adanya "mahkamah" hari akhirat (yau- mil akhir) dan nilai kemanu- siaan universal dapat diwujud- kan dalam kehidupan kita ka- rena ibadah haji akan menga- rahkan dan memfokuskan hi- dup ini kepada kebersamaan di bawah panji-panji kebesaran Allah SWT. abadi. Pengorbanan adalah sebu- ah keputusan yang tepat dan berani untuk memberikan sega- la-galanya demi meraih keri- dhaan dari yang dicintainya. Pengorbanan adalah sebuah ketaatan dan sekaligus kesa- baran dalam menghadapi ke- nyataan yang penuh tantangan dan muatan resiko untuk me- menuhi panggilan-Nya. Pengor- banan adalah sebuah ujian atas ketulusan sebuah janji setia yang telah diikrarkan dan di- saksikan oleh Allah dan Rasul- Nya. Pengorbanan adalah sebu- ah keistiqomahan paripurna dalam menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi la- rangan-Nya. nan ke Baitullah; barang siapa mengingakri (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Ma- ha Kaya (tidak memerlukan se- suatu) dari semesta alam. (Q.S: Ali Imran: 97). Ibadah haji dengan be- kurban turut melahirkan per- samaan (equality), pemisahan diri yang dilatarbelakangi oleh perasaan superioritas dicegah oleh al-Qur'an dengan mengor- bankan perasaan yang terikat dengan adat atau apa saja un- tuk kembali kepada jati diri kemanusiaan, yakni dengan firman-Nya: "bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang- orang banyak dan mohonlah ampun kepada Allah SWT. Se- sungguhnya Allah Maha Pe- ngampun lagi Maha Penya- yang" (Q.S: al-Baqarah: 199). Kewajiban menyembelih hewan karena sanksi dan wujud penia- daan (differentiate) status sosial di hadapan Allah SWT. Ibadah haji dikuman- dangkan oleh Ibrahim a.s., seki- tar 3.600 tahun lalu. Sesudah masa beliau, praktek-praktek- nya sedikit atau banyak telah mengalami perubahan, namun kemudian diluruskan kembali oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satu yang diluruskan itu adalah praktek ritual yang ber- tentangan dengan penghayatan nilai ketuhanan yaitu menyem- bah patung berhala berubah menjadi menyembah Allah SWT, dari politiesme (Tuhan banyak) menuju monoteisme (Tuhan Yang Esa). Pengorbanan memang se- suatu yang harus kita lakukan untuk membuktikan ketulusan cinta, rindu dan sayang kita ke- pada-Nya. Enggan untuk ber- korban demi yang dicintai ber- arti kita hanya mengaku-ngaku cinta kepada-Nya atau hanya sekedar Lips Service belaka. Inilah yang banyak terjadi pada saat ini, mampu untuk berkor- ban tapi enggan untuk menja- lankannya. Allah SWT berfirman da- laml Alquran surat al-Kautsar: 1-3: "Sesungguhnya kami telah memberikan kepada kamu nik- mat yang banyak. Maka diri kanlah sholat dan berkorban lah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu, dialah yang terputus". Oleh Amiruddin, Syam, S.Ag & Uminatun Nur'aini Persiapan menunaikan iba- dah haji baik jiwa maupun raga merupakan ilustrasi praktek berkurban. Di mana dalam per- jalanan haji juga dituntut ber- kurban lewat hewan-hewan ternak wujud kepasrahan sejati. Larangan-larangan terhadap bukan sekedar meninggalkan perbuatan maksiat namun juga perbuatan yang halal selama haji berlangsung dilarang me- lakukan, misalnya bersetubuh dengan pasangan adalah me- rupakan rangkaian berkurban secara "ritualitas" yang tak di dapati kecuali dalam ibadah haji. Hal di atas sejalan dengan makna dari berkurban yang dalam bahasa Arab berarti ada dekat dan "adhiyah" artinya penyembelihan hewan tetapi sebenarnya dalam penyembeli- han hewan semestinya ter- kandung upaya pendekatan diri kepada Allah SWT. Di samping bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT secara pri- badi juga tak kalah pentingnya secara komunal yakni men- jadikan komunitas yang Islami (ta'at dan patuh pada Allah SWT). Sementara hikmah hari raya haji atau tepatnya tanggal 10 Zulhijjah adalah saat di mana umat Islam yang berhaji sedang melaksanakan wukuf di padang 'Arafah mulai ter- benam matahari 9 Zulhijjah sampai terbit fajar 10 Zulhijjah, saat-saat mereka melakukan renungan ibadah teramat da- lam di sana, maka kitapun di sini dianjurkan bertakbir, ber- tasbih dan bertahmid turut berjuang (jihad) melawan sifat- sifat kesombongan dan kede- ngkian, paginya kita berbon- dong-bondong ke tanah lapang untuk sholat Idul Adha menyak- sikan penyembelihan kurban. Bagi orang-orang kaya yang memiliki harta yang berlimpah, maka wujud pengorbanannya adalah dengan menggunakan hartanya secara benar, dan me- nyucikannya dengan jalan ber- zakat, bersedekah serta mem- bantu mereka yang tidak mam- pu. Dalam artian, senantiasa keceriaan, kebahagiaan dengan saudara-saudaranya yang tidak mampu. Di bulan Zulhijjah ini, ditun- tut bagi orang kaya untuk ber- qurban dengan menyembelih hewan qurban agar bisa dibagi- bagikan kepada keluarga-ke- luarga yang tidak mampu. Ini- lah salah satu ujud kepatuhan terhadap Allah SWT. Kesediaan diri untuk menyisihkan harta- nya lewat ibadah qurban meru- pakan indikasi hati yang bersih dan ikhlas untuk mendapat keberkahan dan keridhoan dari Allah SWT. Daging kurban yang di- sembelih saat hari raya menguji keikhlasan kita dalam beriba- dah seperti ikhlasnya si Habil menyembelih kambingnya yang darah dan dagingnya diterima Allah dibanding dengan Qobil yang tidak ikhlas dalam bera- mal ibadah. Dengan demikian, pelak- sanaan qurban tidak hanya mengandung dimensi ibadah kepada Allah (hablum minal- lah), tapi juga aspek kemanusia- an (hablum minannas). Aspek kemanusiaan ini nampak pada distribusi daging hewan qurban kepada yang berhak. Walaupun demikian, aspek tersebut tidak bermakna apa-apa tanpa dilan- dasi refleksi taqwa kepada Allah. Ibadah qurban adalah wa- hana hubungan kemanusiaan yang dilandasi dengan sense of belonging yang bisa menyu- burkan kasih sayang antar se- sama dan mendekatkan diri ke- pada Allah SWT. Dengan kata lain, hablum minannas meru- Hari raya haji yang sering disebut hari raya kurban (an- har) menjadikannya lebih ber- nuansa sosial. Karena manifes- tasi haji dan ibadah kurban membutuhkan transformasi nilai yang lebih empirik ke du- nia sosial mencakup dua di- mensi vertikal ma'bud (Allah) dan dimensi horizontal 'abd (hamba). memilih Allah sebagai tujuan hidup. Allah SWT berfirman: "Dan berjihadlah terhadap mereka (orang-orang kafir) dengan Al- Qur'an dengan jihad yang be- sar". (Q.S: Al-Furqan: 52). Ayat di atas mengisyarat- kan bahwa jihad adalah mene- gakkan nilai-nilai ajaran Al- Qur'an dalam kehidupan, se- mentara penegakkan tersebut merupakan cara pendekatan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian pendekatan diri ke- pada Allah SWT (qurban) ada- lah jihad. Ayat-ayat mengenai jihad telah turun selama periode pe- nyiaran Islam oleh Nabi di Mak- kah, demikian juga di Madinah. Akan tetapi ayat jihad yang turun di Makkah tidak berko- notasi perang, akan tetapi pene- gakan ajaran Islam. Pepe- rangan baru terjadi setelah pe- riode Madinah. Begitulah, bagi kita yang hidup di zaman kini, di samping berkurban dengan penyem- belihan hewan, juga dituntut untuk melakukan pengorbanan dalam konteks pendekatan diri kepada Tuhan, melalui pelaksa- naan ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan, sementara penegak- kan ajaran Al-Qur'an itu ada lah jihad yang amat besar dan penting. pakan salah satu faktor terja- linnya hablum minallah. Penutup Akhirnya, ibadah qurban tidak hanya melahirkan manu- sia-manusia sabar dan muhsin, tapi juga mempunyai hati yang bersih, baik yang berqurban atau yang menerima. Bagi yang bersedia melaksanakan qurban, mencerminkan adanya penga- kuan dirinya terhadap hak-hak orang lain. Sebaliknya, bagi yang me- nerima akan merasa bahwa ia tidak hidup sendirian. Ada sau- dara-saudaranya seakidah yang memperhatikan dan memberi- kan bantuan. Sehingga di hari yang pe- nuh keceriaan ini, ia pun turut bergembira sebagaimana sau- dara-saudaranya yang lain. Ma- rilah kita gembirakan saudara- saudara kita yang membutuh- kan uluran tangan kita lewat maksimalisasi ibadah qurban. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kita kemudahan dalam membangun kembali negeri ini menjadi negeri yang adil, makmur dan sejahtera. Amin. Wallahu a'lamu. Firman Allah dalam surat al-Kautsar yang artinya: "Se- sungguhnya Kami telah mem- berikan kepadamu sebuah su- ngai di surga. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan ber- qurbanlah. Sesungguhnya orang- orang yang membenci kamu dialah yang terputus (dari rah- mat Allah). (Q.S. 108: 1-3). Beri- kutnya Firman Allah yang arti- nya: Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syari'atkan penyembelihan (Qurban), supaya mereka menye- but nama Allah terhadap bina- tang ternak yang telah direze- kikan Allah kepada mereka, ma- ka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya dan berikanlah kabar gembira kepa da orang yang tunduk patuh (kepada Allah). (Q.S. 22: 34). Setiap hari raya Adha mun- cul, umat Islam disibukkan dengan kegiatan menyembelih hewan Qurban, sebagai tanda kepatuhan terhadap ajaran Islam yang memerintahkan menyembelih hewan unta, lem- bu, kerbau atau kambing seba- gai salah satu paket Adha setiap tahunnya. Syi'ar qurban ini sangat luas, menembus lapisan masyarakat yang bawah, ka- rena daging hewan tersebut ma- suk kedapur keluarga yang pa- ling miskin sekalipun, dima- sak dan dinikmati bersama di antara anggota keluarga miskin tersebut. Idealnya ada beberapa sikap positif yang muncul dari syari'at qurban ini. 1. Mereka yang mendapat bagian daging qurban merasa bahwa sampainya daging ter- sebut ke rumahnya, mereka masak dan mereka santap ber- sama, adalah sebagai buah dari syari'at Islam yang missinya adalah perhatian yang sung- guh-sungguh terhadap kaum dhu'afa. Karena itu si penerima qurban harus lebih giat dan ber- tambah kerajinannya menja- lankan syari'at agamanya dan menjadi motivasi dan daya do- rong untuk lebih giat beribadah. Jika tidak, maka qurban yang dinikm tidak membawa arti Penutup yang esetoris (batiniyah) kepada si penerima daging qurban. 2. Mereka yang turut seba- gai pequrban diharapkan akan muncul suatu sikap pada diri- nya bahwa dengan uang atau- pun hewan qurban yang dise- rahkannya kepada mustahiq- nya akan muncul suatu kepua- Di saat saudara-saudara kita sedang menunaikan ibadah haji dan kitapun sedang me- nunggu kehadiran detik-detik Hari Raya Qurban, sebagian san batin bahwa ia telah mela- pula saudara-saudara kita yang pangkan sebagian dari kesu- di Aceh, Manado, Poso, Nias, litan dan keterbatasan orang Deli Serdang dan sebagainya lain. Hikmah dari kegiatan qur- sedang mengalami kerusuhan ban ini diharapkan akan men- sosial maupun juga penderitaan akibat musibah gempa kema- rin, maka apa yang bisa kita perbuat untuk mereka? Korban bencana ini sangat membutuhkan bantuan kita. Kita dituntut lagi memberikan pengurbanan dan Alhamdulil- Pertama, kita dapat mem- berikan bantuan material dan finansial sebagai bentuk wujud kongkrit dari semangat jihad dan pengorbanan menegakkan ajaran agama serta nilai-nilai kemanusiaan. Internalisasi dan aplikasi kurban dalam hari raya haji me- rupakan puncak dari manifes- tasi jihad Ibrahim dan Siti Hajar dalam menghadapi kehidupan Dengan demikian haji yang selama ini dipersiapkan dalam bentuk pengorbanan harta, jiwa dan raga akan mampu (is- tita'ah) di jalani dengan baik lewat berkorban membulatkan niat yang selama ini bergulat dengan harta hijrah kepada niat mempasrahkannya semata- mata untuk Allah SWT karena kalau tidak sama halnya kita telah mengingkari perintah Allah SWT: Allah berfirman: "...mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang jadi pendorong bagi pequrban lah, telah mengalirkan bantuan untuk lebih banyak lagi mem- beri apa saja yang ada pada diri- tersebut yang berasal dari sege- nap elemen masyarakat mulai nya baik uang, tenaga, pikiran maupun nasehat untuk disum-. dari pribadi, lorong, kampung, kota sampai negara-negara di bangkan kepada mereka yang dunia turut memberikan ban- membutuhkan. Mengingat tuan kemanusiaannya. banyaknya persoalan social kita saat ini, maka setiap orang yang memiliki potensi dalam berba- gai bidang sebenarnya dapat Kedua, kita bisa membe- disumbangkan kepada mereka rikan sumbangan pemikiran yang membutuhkan. Misalnya, tentang alternatif pemecahan apabila kita punya ilmu dan pengalaman dalam bidang usa- ha, sedangkan disamping kita ada orang yang membutuhkan pengetahuan teknik berusaha, maka kita sumbangkanlah pe- sehingga mereka tidak menga- ngalaman itu kepada mereka lami kerugian dalam menja- lankan usahanya. Ini sebenar- nya termasuk infak yang lebih ini dengan segala potensi dan perjuangan untuk mengem- bangkan misi ketuhanan (mo- noteis), saat Ibrahim harus me- milih antara dua pilihan ber- kurban untuk dunia atau untuk Allah SWT Tuhan semesta alam, ternyata Ibrahim dan ke sanggup mengadakan perjala- dua; pertama "tagarrub" artinya luarganya memutuskan untuk rab-bal'alamin. Semoga ! masalah (problem solving) yang terjadi, agar mereka bisa kem- bali seperti sediakala, hidup da- mai bertetangga sebagai sesa- ma hamba Allah SWT (ab- dullah), aman dan tenang da- lam melaksanakan amal ibadah kepada Allah SWT. Amin Ya Ajaran Islam mewajibkan umat- nya menunaikan rukun Islam kelima, yaitu menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, dengan kendaraan apa saja termasuk berjalan kaki. Kewaji- ban itulah yang membuat setiap tahun jutaan orang berduyun-duyun pergi ke Makkah untuk melengkapi rukun Islamnya. Apa kapa Hadist Shakiki.. Ganjaran Pahala Bagi Haji & Hajjah 28 JANUARI 2005 JUMAT TAHUN DEPAN KAMU HARUS NAIK HAJI, TUNGGU APALAGI! Dalam hadist shahih Bukhari disebutkan, dari Abu Hurairah ber- kata: 'Aku mendengar Nabi Muham- mad SAW bersabda: "Barang siapa berhaji karena Allah SWT dengan tidak berkata kotor dan tidak berbuat dosa (fasik), maka ia telah kembali seperti baru dilahirkan oleh ibunya." Hadist di atas menunjukkan betapa hebatnya manfaat dan ganjaran pahala orang-orang yang berkesempatan pergi ke Baitullah, yaitu berupa penghapusan dari dosa-dosanya yang telah lalu, subhanallah. Dengan demikian setelah pulang dari Makkah dan mendapat panggilan pak haji dan bu hajjah diharapkan para jamaah haji dapat menata kehidupannya bisa lebih baik lagi dari aktivitas yang baik-baik, tinggalkan kegiatan yang tidak membawa manfaat, itulah pertanda haji yang mabrur dan diterima Allah SWT. (Hussein Bahreisj, 1980, Himpunan Hadist Shahih Bukhari, Surabaya, penerbit: Al-Ikhlas). tersebut patut kita syukuri dan kita puji, bahwa rupanya hati masyarakat kita masih lembut, iba, responsive dan penuh kasih Tidak seperti disimpulkan se- mentara orang bahwa kita ke- ras dan kurang bersahabat. Ba- gaimanapun hebatnya bencana tersebut bahkan membencana- bencana lain yang akan muncul, harus kita sikapi dengan arif Hanya saja pada suatu ke-un dan kita ambil hikmahnya an- tika, kedua kelompok sosial ini tara lain. kurang rukun akibat adanya jurang pemisah yang dalam, sehingga terjadi gejolak sosial yang mengakibatkan terjadinya kerusuhan dan instabilitas yang berkepanjangan. Hampir se- mua perang etnis maupun l lain- nya di dunia terjadi akibat ke- senjangan sosial ini. 3. Hubungan interaksi anta- ra si kaya dengan si miskin se- benarnya telah terjadi sejak du- nia berkembang. Suatu sunan- natullah yang tidak bisa dihi- langkan. Tidak ada satu nega- rapun di dunia yang tidak ada orang kayanya maupun orang miskinnya. Itulah sebabnya dalam per- spektif Islam, kedua kelompok masyarakat ini harus didekat- kan dan dijalin komunikasi yang lancar antara keduanya, sehingga tidak nampak jelas berbedaannya dan emosi sosial tidak tersulut. Di sinilah Islam mensya- ri'atkan zakat, qurban, infak dan segala bentuk pengurbanan lainnya. Jika qurban dan zakat fitrah mempunyai waktu ter- tentu penyerahannya, maka za- kat mal dan infak lainnya dapat dilakukan sembarang waktu (waqt al-muwassa') asalkan te- lah sesuai dengan ketentuan pelaksanaannya. Jika hal ini bisa dilakukan, maka setiap saat orang miskin senantiasa mendapatkan pe- ngayoman yang berarti dari orang kaya, sehingga tercipta- lah keharmonisan di antara ke duanya. Hal seperti inilah yang diisyaratkan Alqur'an dalam surat Al-A'raf ayat 96 yang arti- nya: Dan seandainya penduduk suatu negeri beriman dan ber- taqwa, sesungguhnya Kami akan bukakan kepada mereka keberkatan dari langit dan bu- mi. Keberkatan itu tidak lain adalah, keserasian, keharmoni- san dan keanggunan serta ke- makmuran masyarakatnya. Belakangan ini kita bangsa Indonesia dikejutkan dengan terjadinya gempa dahsyat dan disertai tsunami yang mema- kan puluhan ribu warga masya- rakat kita di Aceh dan Sumatera Utara. Bantuan itu hampir bisa menutupi segala keperluan kor- ban, baik pakaian, bahan ma- kanan, obat-obatan, sarana dan prasarana. Spontanitas masya- rakat menyalurkan bantuan Qurban Dan Korban Dalam Perspektif Islam wa di lingkungan kita, di masya- Oleh H. Musaddad Lubis rakat kita ada sesuatu yang di- besar artinya dari pada bantuan uang dan permodalan. пениц VADILE WSP 15 Bencana yang kita terima dari Tuhan harus kita sikapi sebagai bentuk peringatan bah- 00000 murkai Tuhan, tetapi kita mu- ngkin tidak menyadari itu seba- gai kesalahan dan dosa-dosa. Kita lupa memperbaiki ke- adaan dan lupa pula bertaubat kepada-Nya. Disaat itulah Tu- han menurunkan bencana ter- sebut yang membuat gundah kita semua. Kita harus hati-hati terhadap penyebab suatu ben- cana terjadi baik yang tersirat. Yang tersurat ialah penome- na alam yang memberikan isya- rat bahwa akan terjadi suatu bencana dan hal ini bisa kita deteksi melalui alat teknologi. Tetapi ada penyebab yang tersi- rat yaitu kemarahan para orang saleh yang telah mendahului kita bahwa kita menyepelekan nasehat dan taushiyah mereka sewaktu hidup atau tidak lagi mengingat jasa-jasa mereka de- ngan melakukan kemungkaran yang sangat mereka benci. Disi- Bahwa membuat peristiwa semacam itu bagi Tuhan, ada- lah pekerjaan yang amat seder- hana, bahkan peristiwa hari kiamat pun nanti yang meng- hancurkan alam jagat raya ini, juga kecil bagi Tuhan Yang Ma- ha Kuasa. Karena itu kita harus waspada dan kita ambil sebagai Itibar untuk menguatkan ke- imanan kita terhadap hari akhi-nilah perlunya kita melakukan rat yang akan kita hadapi nanti. kajian esetoris untuk menjela- Jika Tuhan ingin menim- jahi sampai ke sana. pakan bencana kepada manusia dapat dilakukannya kapan saja dan dimana saja serta mengenai siapa saja. Sebagaimana firman Allah berikut ini yang artinya. "Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari kedata- ngan bencana dari Kami kepa- da mereka di malam hari, ketika mereka sedang tidur. Atau apa- kah penduduk negeri itu mera- sa aman dari kedatangan ben- cana dari kami kepada mereka di waktu dhuha (mata hari naik sepenggalahan) ketika mereka sedang bermain. (QS. Al-A'raf: 96-97). Sebagai kesimpulan yang bisa ditarik dari uraian di atas, bahwa kita sebagai manusia yang beriman, pada satu saat bertindak sebagai pequrban yang dapat melapangkan dan mencerahkan kegelisahan hati kaum miskin, tetapi dengan ser- ta merta dan dalam jangka wak- tu singkat menjadi korban yang tidak memiliki apa-apa lagi dan mengharapkan bantuan belas kasihan orang lain. Inilah dunia yang sebenarnya, tidak ada yang kekal, tidak ada yang lang- geng untuk selamanya, mari kita waspadai semuanya itu, jangan sampai lalai karena me- ngejar yang sementara lalu lupa yang abadi (akhirat). Amin. Pembangunan Masjid Raya Al-Ikhlas Tinggal Penyempurnaan Saja RANTAU PRAPAT (Waspada): Masjid Raya Al-Ikhlas, Rantau Prapat berbiaya Rp 2,6 milliar di Jl. SM Raja, Kelurahan Ujung Bandar, Kecamatan Rantau Selatan, yang pembangunannya terletak di atas sebidang tanah seluas lebih kurang 1 hektar, penyelesaiannya kini tinggal penyempurnaan. "Pembangunan masjid kini tinggal penyempurnaan. Se- lebihnya telah rampung, bahkan sejak dua tahun lalu telah dipergunakan untuk berbagai kegiatan termasuk acara pelepasan calon jamaah haji asal Labuhan Batu," kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setdakab L. Batu Ir H Syafruddin Nasution, baru-baru ini di ruang kerjanya. Anda Bertanya, Islam Menjawab Kirimkan pertanyaan anda ke: islam@waspada.co.id Menurut Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al-Ikhlas ini, penyempurnaan bangunan rumah ibadah itu kini hanya tinggal beberapa bagian. Di antaranya pagar depan, lampu penerangan sekitar kompleks masjid, taman dan parit drainasenya. Ditambahkannya, masjid yang dibangun sejak 1997 atas gagasan mantan Bupati L. Batu, almarhum H Banua Ispensyah Rambe itu, pendanaannya berasal dari dari swadaya ummat Islam di daerah ini dan dana dari Pemkab L. Batu melalui APBD. Dijelaskan, secara maksimal kini masjid milik masyarakat L.Batu itu telah bisa dipergunakan untuk kegiatan shalat lima waktu sehari semalam. Kapasitas untuk shalat berjamaah dapat menampung sekitar 5.000 orang. Selain itu, fasilitas yang ada di tempat ini cukup memadai untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan keagamaan yang dilakukan umat Islam maupun Pemkab L. Batu. Sebab, selain memiliki luas bangunan sekitar 2.028 m persegi, ditempat ini memiliki pula fasilitas dua kamar mandi dan WC ukuran 15x3 m. Tempat parkirpun mampu menampung 100 unit kendaraan bermotor roda empat dan beberapa puluh kenderaan bermotor roda dua. (c15) Rubrik Konsultasi Agama Islam diasuh oleh Prof.Dr.H.Syahrin Harahap, MA (Guru Besar IAIN Sumut) Kunjungi situs Waspada Online - http://www.waspada.co.id 2cm Color Rendition Chart
