Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Waspada
Tipe: Koran
Tanggal: 2005-03-18
Halaman: 13

Konten


WASPADA panggil misi A, masing-masing s Mukhtar, SH, Burha- SH, Almanar, SH dan riyadi. mang ada yang menga- ni Muharriyadi, ST, an yang lain membantah ernah dikonfirmasi dan i keterangan pers seperti sebutkan itu," sebut h. tini, katanya, Komisi A nempelajari masalah ter- an akan disikapi bagai- ngkah selanjutnya. Ko- ga menjadwalkan untuk has bagaimana sikap tentang hal tersebut. dapat atau sikap komisi gkut pemberitaan usu- a rumah anggota dewan akan disampaikan kepa- binan dewan untuk di- lanjuti," cetus Abdul 5) 60 a Mawardy, pembangu- mahan ini sebagai bukti masyarakat bahwa tata Kota Banda Aceh telah edemikian rupa, sehing- perlu takut adanya infor- hanggapan bahwa men- esulitan warga tinggal di kawasan pinggiran in itu, sebut Mawardy, an pembangunan peru- di Desa Tibang berkat an dan bantuan banyak -rmasuk kesediaan war- perikan lokasi sesuai ren- ruang kota untuk mem- keindahan dan ke- an bila terjadi musibah ama di masa men- (605) ng arkan kesalahpahaman tafnya dengan kontrak- sana. "Segala permasa- a sudah ada titik terang pat kordinasi," ujarnya. urut Maimun, rapat kor- berlangsung beberapa impin Sekdakab Aceh rs HT Harmawan, MSi ma Bupati Aceh Utara. ak panitia dihadiri H i Ishak (ketua panitia), din dan Ir H M Hasbi Si yang juga dari unsur ang dari unsur penang- ab aktivitas, selain Kadis swil (Ir H Nasrullah mad) sendi didampin dan Ir Hasanuddin dan a dari Badan Perencana gunan Daerah (Bappeda) t, Ir Zulkifli Yusuf, MTP perencanaan pemban- IAceh Utara), sementa- nsur kontraktor pelak- madiri projeck manager Nusantara, K.H.Iswan- ri main kontraktor (kon- tama) dihadiri Humas bangunan Perumahan/ Persero) Jakarta, Chan- sman. (613) Bireuen elajar ket, yang sudah diserah- asing-masing di Keca- Makmur 300 paket, Keca- Gandapura 400 paket dan enyusul ke Kecamatan gan, Kecamatan Jeumpa, tan Peudada, Kecamatan , Kecamatan Juli, Keca- Pandrah, Kecamatan dan Kecamatan Sama- jarnya.(b17) Tapi bea cukai luarkan surat yang akan BPKS tidak punya ang menge-luarkan izin eras sesuai dengan surat an Dirjen Dag-lu indag No. 591/DAĞLU/ anggal 2 April 2004 g penjelasan barang- yang dilarang impor. at Edaran tersebut salah a ditujukan kepada BPKS wa pihak BPKS tidak me surat edaran tersebut. la, kata Halim, member- n kawasan Sabang sama i daerah pabean yang erlakukan UU No.10 ta- 95, padahal kawasan Sa- erada di luar pabean se- gan UU No.37 tahun 2000. alim berharap setelah s dan disahkannya draft P tentang penjabaran UU ahun 2000, pelaksanaan ional di lapangan akan n lancar. Sebab dalam PP at sudah cukup jelas peng- tentang pemasukan tata barang ke kawasan B. lama ini yang menjadi la dan permasalahan di gan, software ISPS Code persyaratan bagi pelabu- ternasional masih dalam penyiapan untuk mem- sertifikat permanen meli- osedur pengamanan kapal silitas ke pelabuhan. "Tan- ifikat ini kapal-kapal asing kan singgah di pelabuhan g," demikian sekretaris ini. (626) Mimbar Jum'at Gempa Dan Tsunami Miniatur Kiamat Kubro WASPADA Mungkin ada sebahagian orang masih mera- gukan tentang adanya hari kiamat. Keraguan itu disebabkan mereka belum mengalami lang- sung. Kengerian dan huru-hara kiamat hanya diceritakan dalam Al-Qur'an dan Hadist. Akan tetapi bagi orang yang mantap keimanannya, hari kiamat merupakan suatu ke- pastian yang hanya tinggal me- nunggu waktu saja. Kiamat di- yakini sebagai kepastian, ka- rena diinformasikan oleh Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT. Meskipun ayat Al-Qur'an sangat banyak menerangkan tentang hari kiamat, namun pada kenyataannya tidak ba- nyak orang mendiskusikan hal itu. Informasi tentang kiamat tidak banyak menarik perha- tian orang, termasuk para da'i untuk mendakwahkannya. Selain itu, ada pula yang berpikir bahwa kiamat persoa- lan nanti, kita sebagai manusia yang hidup di permukaan bumi yang mendesak untuk dipikir- kan masalah sekarang, yaitu pangan, sandang, papan, pendi- dikan, pekerjaan dan keseha- tan. Begiutlah pola pikir sekuler yang ingin meletakkan dunia- akhirat dalam posisi yang terpisah. Ketika musibah gempa dan tsunami meluluhlantakan seba- hagian besar kawasan negara- negara Asia termasuk Indone- sia, yaitu NAD dan Sumut, para ilmuan berkomentar ditelevisi CNN, Fox, News, BBC) bahwa gempa dan tsunami terjadi ka- rena the power of nature (kekua- saan alam) dan tidak memba- hasnya sebagai the power of god (kekuasaan Tuhan). Tapi ada yang menarik dari Profesor Kingham, ia menga- takan bahwa doktrin tentang hari kiamat dan kehidupan kembali setelah meninggal dunia merupakan "agnotisisme" yaitu paham bahwa kebenaran tertinggi (Tuhan) tidak dapat diketahui melalui kemampuan rasional manusia. Hari kiamat yang dijanjikan Allah kedatangannya, sebagai akhir kehidupan dunia dan awal kehidupan akhirat meru- pakan janji dan informasi dari pemilik alam ini. Antara lain disebut dalam surat Al-Muk- minunayat 59: "Sesungguhnya kiamat itu pasti datang tidak ada keraguan padanya, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman." Ada dua macam kiamat, yaitu kiamat besar (kubro) dan kiamat kecil (sughro). Sebelum datangnya kiamat kubro (selu- ruh alam) dihancurkan dengan sifat rahman dan rahim-Nya, terlebih dahulu Tuhan men- jadikan kiamat sughro, yaitu hanya sebahagian alam yang dihancurkan. Hikmahnya adalah sebagai pelajaran (ibroh) bagi manusia yang masih hi- dup, supaya kembali pada hu- kum Alalh dan menyadari eksistensinya sebagai makhluk yang lemah. Artinya, akal manusia tidak mampu memahamai mengapa Allah saw menimpakan musi- bah terhadap kaum yang diang- gap lebih taat dan beriman dan tidak menimpakannya kepada kaum atau sebuah kota yang bergelimang kemungkaran dan kemaksiatan. Bahkan kadang, karena keterbatasan akal manusia itu, mereka bersu-uz zhan (buruk sangka) kepada Allah, dengan menuduh Allah tidak adil atau Allah murka terhadap ummat Islam Aceh misalnya, atau musibah tsunami adalah azab dan hukuman untuk orang Aceh dan banyak lagi berbagai prasangka lainnya. Manusia selalu tidak me- ngerti dengan keputusan-kepu- tusan dan kebijaksanaan Tu- han, sehingga sering muncul ketidak senangan (tidak ridha) menerima keputusan dan ke- tentuan Tuhan. Padahal Allah memutuskan berdasarkan pe- ngetahuan-Nya dan menetap- kan berdasarkan kebijaksa- naannya yang Maha sempurna. Keterbatasan akal manusia memahami hikmah dibalik musibah sering diungkapkan oleh Nabi Muhammad saw dalam beberapa hadits, sebagai- mana diuraikan pada paparan di bawah ini. Selain itu, Al-Qur'an secara berulang-ulang menginfor- masikan tentang umat-umat terdahulu seperti umat Nabi Nuh yang ditenggelamkan Allah swt karena tidak mau meng-EsakanNya. Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad bersabda, "Pada zaman dahulu ada dua orang raja masing-masing mempu- nyai raja dan pemerintahan. kedua negara itu berbatasan (berjiran) satu dengan yang lain. Sebuah negara dipimpin oleh raja mukmin dan sebuah nega- ra lagi dipimpin oleh raja kafir". Suatu hari, raja kafir sakit parah, menurut para tabib obat untuk menyembuhkan penya- kit itu adalah sejenis ikan laut. Tetapi sangat disayangkan masa itu bukan musim ikan, Umat Nabi Luth, ditimpa penyakit mengerikan karena gemar homoseks. Bahkan Fir'aun mati ditenggelamkan di Laut Merah karena mengaku dirinya Tuhan. Demikian juga kaum Tsamud dan 'Aad serta Qorun, dibinasakan Allah kare- na perbuatan mereka yang ke- luar dari hukum-hukum Allah. Kenapa manusia tidak men- jadikannya sebagai pelajaran? Mungkin ada orang sadar setelah adanya suatu kejadian. Namun setelah itu, manusia lupa dan kembali melakukan kerusakan di muka bumi. Hal ini disebabkan sifat manusia zhaluman jahula (zhalim lagi bodoh) dan ditambah lagi ma- nusia sering menuhankan hawa nafsu serta cenderung ke- pada tipudaya setan yang me- rupakan musuh bagi manusia itu sendiri (Q.S. Al-Ba- qarah:208). Oleh Agustianto SERINGKALI peristiwa karena pada waktu itu jenis musibah yang terjadi di bumi ikan yang diinginkan raja ini tidak dapat dijangkau oleh berada di dasar samudera yang kebanyakan manusia (orang dalam. Para tabib yang putus awam) akan hikmah dan ra- asa, menasehatkan agar sang hasianya. raja, segera mengangkat peng- gantinya. "Mereka berkata, "Wahai baginda kita tidak mungkin mendapatkan ikan tersebut, karena pada waktu ini, ikan tersebut jauh di dasar laut." Tetapi pada peristiwa itu, Allah mengutus malaikat untuk menggiring ikan di dasar laut keluar dari lubangnya menuju ke arah pantai kerajaan agar penduduk mudah menang- kapnya. Kemudian penduduk kera- jaan pun dengan mudah men- dapatkanya, sehingga sang raja dapat memakannya dan ia pun sembuh, dan kembal imenjadi penguasa negeri yang sehat. Kemudian raja mukmin mengalami penyakit yang sama. Obat penyakitnya juga sama, yakni sejenis ikan laut tadi. Berhubung saat itu musim ikan, maka diyakini ikan akan dapat mudah didapat, karena keberadaan ikan masih banyak dipermukaan latu/dekat pantai. Para tabib berkata, "Tidak usah takut dan bergembiralah sebab sekarang ini adalah musim munculnya ikan itu." Oleh Rita Zahara Tetapi Allah membuat kebi- jaksanaan lain. Dia mengutus malaikat untuk segera menggi- ring ikan-ikan dari permukaan laut, sehingga orang-orang pun tidak dapat menangkapnya. Para malaikat langit dan penduduk bumi binggung dan keheranan, belum mampu memahami kebijaksanaan Allah itu. Kemudian Allah mewahyu- kan kepada para malaikat langit dan kepada Nabi pada zaman itu, "Inilah Aku yang Maha Pemurah, Pemberi kurnia, Maha Tahu, Maha Kuasa dan Maha Bijaksana. Rezeki yang kuberikan tidak menyusahkanKu dan rezeki yang Kutahu tidak bermanfaat bagiku. Sedikitpun aku tidak Kapan sesungguhnya hari kiamat itu datang? Tiada se- orangpun yang mengetahuinya, termasuk Nabi. Karena kiamat merupakan rahasia Allah. Da- lam hal ini Allah berfirman: "Mereka bertanya kepadamu tentang kiamat, kapankah kia- mat akan tiba? (hai Muham- mad): Sesungguhnya pengeta- huan tentang kiamat itu ha- nyalah pada sisi Tuhanku. Ti- dak ada seorangpun yang dapat menjelaskan kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-hara bagi makhluk) yang dilangit dan dibumi."(Al- A'raf: 187). Al-Qur'an menyebutkan beberapa istilah yang berkaitan dengan kiamat yaitu: al-zalza- lah (gempa yang sangat dah- syat), ash-sakhah (bencana yang memilukan), al-qari'ah (bencana yang menggetarkan), al-ghasiyah (bencana yang tak tertahankan). ath-thammah (bencana yang melanda dima- na-mana), dan al-waqi'ah (peris- tiwaw besar). Menurut Miftah Farid, istilah kiamat dalam Al- Qur'ana disebutkan tidak kurang dari 70 istilah. Karena masalah kiamat itu adalah rahasia Allah, maka kita harus senantiasa waspada yaitu tetap dalam ketaatana kepada- Nya. Nabi sebagai manusia yang maksum dan dekat de- ngan Allah, menerangkan tanda-tanda kiamat sebagai berikut: 1. Penjahat memimpin orang baik. Saat sekarang banyak orang yang berambisi untuk jadi pemimpin. Baik itu pemim- pin dunia, negara, organisasi ataupun partai. Mereka tidak memikirkan apakah dapat me- mikul amant atau tidak. Jabatan tersebut buat mere- ka hanyalah mengejar pretise, kehormatan, harta dan bahkan wanita. Untuk mendapatkan- nya mereka rela melakukan apa saja tanpa memikirkan ha- lal atau haram. itu pada musimnya, karena ia pernah berbuat salah. Aku ingin menghapuskan kesalahannya itu dengan menolak keinginan nya (menghilangkan obatnya), supaya ia datang menghadapku tanpa dosa dan ia bisa langsung nanti masuk ke dalam sorga." Keterbatasan Akal Memahami Hikmah Musibah menzalimi siapapun. Adapun raja yang kafir itu, aku mudah kan baginya mendapat ikan bukan pada musimnya, karena aku ingin membalas kebaikan yang pernah ia lakukan. Aku balas kebaikan itu sekarang, supaya ketika ia datang pada hari kimat, tidak ada kebaikan pada lembaran amalnya, se- hingga aku mudah memasuk- kannya ke neraka karena keka- firannya. (la masuk ke neraka karena kekufurannya). Adapun raja ahli ibadah itu, aku tahan ikan Dari hadis yang dikisahkan Nabi Muhammad di atas, tam- pak bahwa Malaikat pun per- nah bingung (tak bisa mema- hami) rahasia dibalik kebijak- sanaan Allah. Apalagi manusia kebanyakan seperti kita yang seringkali belum diberi oleh Allah hikmah (ilmu) untuk me- nyingkap tabir dibalik berbagai musibah dan bencana. 2. Kemewahan di luar batas Makna hidup adalah keme- wahan dan segala sesuatu dini- lai dengan materi. Pola hidup hedonistik (kesenangan dan kemewahan) menjadi kecen- derungan yang sangat kuat dari manusia modern. Harga diri identik dengan materi dan kemewahan, sedangkan nilai- nilai kejujuran, amanah dan tanggung jawab tidak menjadi prioritas dan pertimbangan. Dengan riwayat di bumi serambi Mekkah mengandung hikmah (rahasia) yang mirip dengan ruwayat yang dikisah- kan Nabi saw. Di mana Allah ingin menjadikan rakyat Aceh yang menjadi korban tsunami sebagai syuhada, sehingga muda bagi Allah memasukan mereka ke dalam sorgaNya. Selain hadis di atas, perlu kita ketahui bahwa, Nabi Musa as saja, selaku Rasul utusan Allah, kadang tidak bisa mema- hami hikmah dan rahasia diba- lik suatu peristiwa. Padahal beliau adalah Rasul yang memi- liki peringat rohani yang tinggi, Rasul yang memiliki mu'jizat, (khoriqul addah), Rasul yang langsung bercakap-cakap de- ngan Tuhan (kalimullah): tetapi bisa terhenyak dan tergagap- gagap menghadapi realitas peristiwa yang dilakukan Nabi Khidir yang notabene hanya sekadar hambaNya. Apalagi kita yang tak memi- 3. Pertempuran besar antara dua golongan Prediksi tersebut kini telah menjadi kenyataan. Hari-hari yang kita lalai tidak luput dari pertempuran antara dua go- longan atau pihak yang masing- masing ingin merebut penga- ruh. Pad tingkat global, negara adikuasa-Amerika-selalu ingin menancapkan pengaruhnya. Untuk tujuan tersebut mereka tidak segan-segan me- merangi negara mana saja yang dipandang menghambat atau menjadi saingannya. Anehnya satu sisi dilakukan kampanye penegakkan nilai-nilai HAM, tapi pada sisi lain bertindak tanpa menghiraukannya. Inilah yang disebut dengan ambiguitas. 4. Banyak orang mengaku nabi Banyak persoalan kehidup- an yang serius, menyebab- kannya manusia mencari jalan pintas. Pada sisi lain banyak pula yang mengaki diri sebagai manusia pintar, memiliki ilmu ladunni yang setaraf dengan Nabi. Lalu mengaku dirinya menerima wangsit lalu mendiri- kan sekte dan paham yang me- nyesatkan. Dan anehnya banyak pula orang yang tertarik dengan perilaku-perilaku me- nyimpang tersebut. 5. Banyak terjadi bencana alam. Musibah yang tiada henti baik skala global maupun nasio- liki kualitas-kualitas tersebut, yang awam dan tak punya basis pengetahuan yang memadai bahkan untuk sekadar meraba makna terluar dari realitas-ya. Maka, tak mengherankan bila kita tak cuma terhenyak, tapi mungkin akan terloncat kaget. Tak cuma protes, tapi mungkin segera mengibarkan panji pem- berontakan. Keterbatasan akal Nabi Musa tersebut dikisahkan Allah swt dalam Al-Quran pada surah Al-Kahfi, yaitu pada penggalan kisah Nabi Musa dan Nabi Khaidir As. Ada tiga perbuatan Nabi Khaidir yang tidak bisa dipahami Nabi Musa As. Pertama, ketika Nabi Khidr as memenggal leher bayi tak berdosa. nal dan lokal adalaha menarik untuk dianalisis. Musibah terse- but pada tingkat nasional seper- ti jatuhnya pesawat, tabrakan beruntun, banjir, longsor, gempa bumi dan gelombang tsunami. Andai kata gempa bumi tanggal 26 Desember 2004 yang lalu ber-kekuatan 15 skala richter, tentu dapat dibayangkan bahwa bumi ini menjadi rata dan tidak akan ada lagi manusia hidup yang tersisa. Tsunami merupakan musi- bah mengerikan bagi umat manusia. Kedahsyatan tsunami dengan gelombang energi yang luar biasa dan ketinggia air se- kitar enam belas meter dengan kecepatan jet mencapai orde ratusan kilometer perjam dapat menghancurkan apa saja. Musa as protes keras. Kedua, ketika kemudian Khidr membocorkan perahu seorang nelayan miskin. Musa meng- ulang protes kerasnya. Dan ketiga, ketika Nabi Khaidir memperbaiki bangunan tua yang lapuk tanpa sepeser pun upah di kampung yang pendu- duknya sama sekali tak bersa- habat, yang pelit bahkan untuk sekadar memberi minum; Nabi Khidr mengajak Musa. Tentu saja, sekali lagi Musa kembali mengulang protes kerasnya. Nabi Musa protes karena belum bisa memahami menga- pa Nabi Khaidir melakukan- nya. Musa belum mampu me- mahami rahasia di balik tin- dakan Nabi Khaidir. Bagai- mana bisa seorang anak tak berdosa tanpa alasan jelas tiba- tiba harus dibunuh begitu saja? Bagaimana mungkin perahu seorang nelayan yang sudah miskin dan menderita harus juag ditenggelamkan? Bagaimana mungkin orang diminta sukarela memperbaiki bangunan tua yang sudah lapuk di sebuah kampung yang penduduknya sedikitpun tak menampakkan penghargaan? Protes keras Nabi Musa muncul karena dia membaca tindakan Khaidir sesuai dengan kemampuan pikirannya. Pada- hal Khaidir bertindak dalam perspektif lain yang lebih lembut sebagai pemegang ilmu Tsunami tersebut mener- jang semua yang dilewati, mem- balikkan dermaga, menyeret kapal, meratakan bangunan dan menyisahkan puing-puing yang menimbuni mayat manu- sia, sehingga yang tewas/hilang mencapai 288.000 orang (Was- pada, 18/2/05). Sungguh benca- na yang sangat mengerikan. 6. Meninggalnya para ulama Sebagai pewaris Nabi, ula- ma memikul tanggungjawab yang sangat berat. Tugas mere- ka sebagai pengawal kebenaran dan pengontrol nilai dalam wu- jud amar ma'ruf nahi munkar. Namun sekarang sangat jarang dijumpai ulama yang melaksanakan secara konse- kuen dan yang terlihat bahwa pengawas telah menjadi pe- main. Pola keberagaman yang dikehendaki oleh Al-Qur;an sulit untuk ditemukana seperti Islam kaffah, memiliki prinsip hidup, tidak takut intimidasi, dan tidak menjual agama. Seka- rang sangat sulit menjumpai ulama seperti Imam Malik, Sya- fii, Hambali dan Hanafi, Imam Nawawi, Ibnu Taimiyah, Hasan al-Banna, Sayyid Quthb atau seperti Hamka di Indonesia. 7. Banyaknya fitnah Di zaman modern fitnah telah dijadikan sebagai strategi dalam memperoleh kemenang- dari sisi-Nya (ilmu yang oleh tradisi ulama disebut sebagai ilmu laduni), Sementara itu, protes kita justru muncul dari 'akal' profan kita, yang fragmentatif-freduksionis dan simulatif, yang pasti jauh lebih rendah dan lebih terbatas jangkauannya dari Nabi Musa. Akal kita berbentuk kon- struksi pengetahuan yang selama ini kita bangun secara antrofosentris, yang secara subyektif meletakkan manusia dan kemanusiaan sebagai basis nilainya. Dalam riwayat-riwayat lain, kita sering membaca literatur tentang tujuna-tujuan (rahasia-rahasia) Sang Khalik dalam memberikan bencana kepada hambaNya. Ibnu Abbas meriwayatkan, bahwa: "Salah seorang dari Nabi-Nabi terdahulu mengadu kepada Tuhannya, "Wahai Tuhanku, hamba yang beri- man, taat kepadaMu dan jauh dari maksiat seringkali tidak dapat menikmati kenikmatan dunia sebagaimana yang lain, bahkan kadang mendapat mu- sibah dan bencana. Sedangkan hambamu yang kafir, tidak taat kepadaMu, berani melawan Mu dengan melakukan kemaksia- tan di mana-mana, mendapat kenikmatan dunia dan terhin- dar dari pada bencana." Mendengar keluhan Nabi itu, Alla swt menurunkan wahyu kepada Nabi tsb: "Ham- ba-hamba itu adalah milikku. Bencana itu juga adalah milik Ku. Semuanya bertasbih memujiKu. Hambaku yang beriman itu tidak terlepas dari dosa-dosa, maka aku jauhkan kenikmatan dunia dari pada- nya, dan aku datangnya benca- na kepadanya. Bencana itu akan menghapus dosa-dosanya, sehingga nanti dia akan berte- mu denganku tanpa dosa, maka pada saat itu aku berikan kepa- danya segala balasan kebaikan yang telah kusiapkan untuk mereka." "Sedangkan orang kafir itu, pernah melakukan perbuatan yang baik pada manusia yang lain, maka aku balas kebaikan- nya tersebut di dunia ini dengan an. Kita tidak tau mana yang benar dan mana yang fitnah. Karena fitnah itu dikemas sede- mikian rupa. Prediksi Nabi ini demikian akrab dengan kehidu- pan kita. Apalagi sekarang umat Islam banyak yang men- jadi objek fitnah. Padahal AlQur'an menyebutkan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. 8. Orang tua menjadi budak Manusia yang paling berja- sa dalam hidup seseorang ada- lah dua orang, yaitu ibu dan ba- pa. Namun perlakuan kepada mereka tidak seimbang dengan jasanya. Banyak kasus yang mengemuka bahwa anak tidak sopan, membangkan, kasar, durhaka, bahkan membunuh orang tua sendiri. Inilah feno- mena di mana-mana dalam relasi orang tua dan anak, sung- guh tidak pantas terjadi. Tanda-tanda kiamat terse- but memang sudah kita rasa- kan. Bumi yang kita tempati ini seolah-olah hanya menung- gu saat kepunahannya (kia- mat). Apalagi bumi diciptakan, bersifat baharu dan umurnya sudah sangat tua. Penciptaan bumi oleh sang Khalik pastilah memiliki tu- juan. Kita sebagai bahagian dari bumi harus sadar dari mana, mau kemana dan untuk apa di- ciptakan. Tentunya hanya un- tuk mengabdi dan menjalani hidup ini sesuai dengan ke- tentuan-Nya. Keyakinan kita tentang da- tangnya hari kiamat bukanlah masalah ghaib semata, tetapi fenomena-fenomena alam yang menunjukkan indikasi hari kiamat cukup banyak dan ada di depan mata. Gempa dan tsunami yang baru saja berlalu sesungguhnya miniatur hari kiamat. Untuk itu mari kita merenung dan se- raya memperbaiki sikap hidup agar ke depan semakin taat. Sebab kiamat setiap saat mung- kin saja datang menimpa kita. Mari kita ambil pelajaran dari setiap musibah agar kita selamat dunia-akhirat. Allahu a'lam bi ash-shawab.(Penulis Guru MAN-2 Model Medan). mendapat kesenangan dunia dan terhindar dari bencana, sampai dia berjumpa dengan Ku, dan pada waktu itulah aku akan balas segala kekafi- nya." Dari kisah di atas dapatlah kita pahami mengapa kadang terjadi bencana terhadap mere- ka yang beriman, sedangkan mereka yang kafir dan bermaksiat lebih banyak yang terlepas dari bencana. Bencana yang terjadi pada suatu daerah, adalah pilihan Allah, dan pasti di sana terdapat hikmah yang tersirat berdasar- kan pengetahuan Allah, namun seringkali secara dangkal dan instan (cepat), kita kadang me- nilai salah kebijakan Tuhan, sehingga terkesan ada sema- cam ketidak adilan Tuhan. Padahal, dalam Kebijakan-Nya itu terkandung keadilan Ilahi yang sesungguhnya. Allah adalah Maha Adil. Kebijakan- Nya senantiasa didasarkan kepada Ilmu dan keadilannya. Dalam sebuah hadis Rasu- lullah saw bersabda: "Jangan- lah engaku menuduh Allah (yang bukan-bukan) karena sesuatu bencana yang telah Allah takdirkan kepadamu," (HR Ahmad dan Thabrani). Hadis ini dengan tegas me- larang kita menuduh Allah dengan tuduhan jelek dan buruk, lantaran musibah yang ditimpakannya kepada kita, dan kepada negeri serambi Mekkah. Allah senantiasa ber- buat yang terbaik bagi hamb- hambaNya. Musibah yang datang melanda dan meluluh- lantakan manusia dan harta- nya, pasti membawa hikmah. Yang hikmah itu sering tidak bisa dipahami oleh manusia secara sempurna, terutama me- reka yang merasakannya. Maka kita patut bersyukur, bahwa telah banyak ulama dan cendikiawan muslim yang men- cona menyingkap tabir hikmah musibah tsunami Aceh, melalui ceramah dan tulisan, sehingga bisa membantu menyejukkan qalbu kita dan menerima musi- bah ini dengan ridha dan lapang dada. Wallahu A'lam bish Shawab. MONUMEN PERO NACIONAL O SOLO 134, Fax: 712734 in go.id Apa kata Hadist shahih.. Jl. Gajah Telp: (0271) 7105 Awas! Peringatan Buat Suami Coba simak bunyi ha- dis ini: "Nabi Muham- mad SAW melarang seorang lelaki yang sudah menikah (suami) menggauli istrinya yang dalam keadaan haid, kecuali ada baju di antara keduanya." (HR Bukhari). Pertanyaan kita: Apa maksud hadis itu? Jawabnya: hadis itu memberi peringatan bagi setiap suami untuk ber- hati-hati, awas!, jangan sampai kecolongan. Tujuannya hadis ini adalah untuk edukasi perlunya menutup peluang supaya tidak terjadi jimak. Pada dasarnya, dibolehkan bagi setiap suami bergaul dengan istrinya meski di waktu haid, kecuali kemaluan (jimak). Justru itu, Rasulullah mengingatkan pasangan suami-istri untuk sama-sama menggunakan baju saat berduaan, jangan polos-polosan karena dikhawatirkan timbul godaan sehingga menjurus kepada persetubuhan. Namun sebaliknya, bila anak kita tidak punya prestasi yang baik bahkan dibarengi pula oleh moralnya yang rusak seperti sering melawan, bahkan kadang berlaku kasar dan me- nyakitkan hati, tentunya kere- sahan dan kegaluan hati akan senantiasa hadir dalam diri kita sebagai orang tuanya. Menurut Islam Anak adalah tumpuan harapan orang tuanya di masa akan datang. Tatkalah anak kita punya prestasi yang baik serta dibarengi oleh akhlak yang mulia, maka sebagai orang tuanya merasa sangat ber- bahagia. Semua orang tua ingin anak-anaknya sukses meraih cita-citanya. Semua orangn tua ingin agar-anaknya memiliki akhlak yang mulia. Namun permasalahannya, sudahkah kita sebagai orang tua betul- betul telah memberikan didikan dan pengajaran yang baik atau sudahkah kita memberikan apa yang telah menjadi hak buat anak-anak kita? Tsunys Diceritakan oleh Al-Jaaruud dari Ubaid bin Abdurrahman, ia berkata: Aku mendengar Masraq berkata: Aku berkata kepada Aisyah r.a.: Apakah yang halal untuk orang lelaki dari istrinya apabila ia haid? Aisyah menjawab: Segala sesuatu boleh, kecuali kemaluan. Bila semua orang tahu beta- pa pentingnya masa kanak-ka- nak, bahwa waktu itulah mere- ka mengecap kebahagiaan kini, dan dari sana dimulai perjala- nan menuju hari depan yang penuh dengan harapan dan cita-cita, maka mereka tidak akan meremehkan arti yang sepenting ini, dan oleh karena nya tidak heran bila benar- benar diperlakukan dengan se- mestinya oleh Islam dengan se- genap perasaan lemah lembut dan rasa tanggungjawab. Jadi, tujuan hadis di atas untuk memberi pendidikan kepada para suami maupun para istri agar berhati-hati, jangan sampai kecolongan melakukan jimak saat haid. Hukumnya berdosa. (Abdul Latief Ghazali, 202 Nasihat Rasulullah SAW Untuk Mempertingkatkan Harga Diri, 2003, penerbit: Jasmin Enterprise, Kuala Lumpur). Kedudukan Anak Oleh Islam anak-anak itu dilindungi memasang qaedah pendidikan yang kokoh, bijak dan benar. CAUSE Dalam ajaran Islam anak- anak memiliki hak yang harus diberikan oleh orang tuanya agar kelak ia menjadi anak yang sholeh dan berkwalitas. Sehingga ia mampu meraih cita-citanya. Kedudukan Anak Dalam Islam Pernah suatu saat Rasu- lullah saw mencium cucunya, Hasan Ibn Ali. Waktu itu ada seorang Arab Badawi bernama al-Aqra'bin Habis at-Tamimi. Dia menegur, "Sesungguhnya anak, tetapi sama sekali tidak saya mempunyai sepuluh orang seorangpun di antara mereka yang pernah saya cium." Rasulullah memandang kepada orang itu dengan pan- dangan yang tidak setuju, lalu beliau berkata: "aku tidak dapat menjamin kamu bila Allah men- cabut rasa belas-kasihan dari hatimu. Hai Habis, barang sia- pa yang tidak mempunyai rasa belas kasihan, dia tidak akan mendapat rahmat." (dikutip dari Abdul hadi Asy-Syal, al- Islam wa Bina' al-Mujtama' al- fadhil). Ketika Rasulullah khawatir JADI,... BAGAIMANA INI USTADZ! Dari riwayat di atas menun- jukkan bahwa Rasulullah sangat perhatian kepada anak dan cucu-cucunya dengan me- nebarkan kasih sayang dengan mereka. 18 MARET 2005 JUMAT Oleh Diah Widya Ningrum, S.Pd.I jika ada orang yang menyakiti hati Fathimah, maka dia meng- umumkan kecintaannya kepa- da putrinya, dengan berkata: "Fathimah belahan nyawaku. Siapa yang menyakiti Fathi- mah, dia menyakitiku. Siapa yang membuat Fathimah murka, dia membuatku murka juga." (H.R. Bukhari). sahi pakaian Rasul. Segera saja kurenggut secara kasar bayi itu dari gendongan Rasul. Rasul pun menegurku: "pakaian yang basah ini dapat dibersihkan oleh air, tetapi apa yang dapat menghilangkan kekeruhan dalam jiwa sang anak akibat renggutanmu yang kasar itu?" Di lain riwayat juga ada diceritakan, tatkala Rasulullah memperpanjang sujudnya, dan salah seorang bertanya: "kali ini sujud Rasul panjang, tidak seperti biasanyak, apakah Ra- sul menerima wahyu?" "Tidak, hanya saja putraku menunggangi pundakku. Aku enggan bangun (dari sujud) sebelum ia puas." (dikutip dari Lenter Hati, M. Quraisy Syihab). Begitu juga indah dan damai ajaran Islam tatkala kita diperintahkan untuk menu- naikan kewajiban kita sebagai orang tua yang merupakan hak buat anak-anak kita. Ada bebe- rapa hal bisa kita cermati, yang merupakan hak anak kepada orang tuanya atau kewajiban orang tua kepada anak-anak- nya. Antara lain adalah: 13 Pertama, Memberi nama yang baik. Salah satu hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya ialah memberikan nama yang baik. Abul Hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad saw: "Ya Rasulullah, apakah hak anakku terhadapku?" Nabi menjawab: "Engaku baguskan nama dan pendidikannya, kemudian eng- kaua tempatkan ia di tempat yang baik." Nama itu penting, bagai- mana dalam ailmu fsikologi modern bahwa ternyata secara tidak sadar orang akan dido- rong untuk memenuhi citra (image, gambaran) yang terkandung di dalam namanya. Teori labeling (penamaan) menjelaskan kemungkinan seorang menjadi jahat karena masyarakat menamainya sebagai penjahat. Bila anak diberikan nama yang baik, maka insya Allah ia akan berusaha jadi baik sesuai dengan namanya. Namu, memang bukan merupakan jaminan bahwa nama yang baik pasti jadi orang baik. Tapi, paling tidak tatkala namanya baik, misalnya Mu- ada maksud menyinggung hammad Taufiq (maaf tidak siapa pun). Mungkin menjadi pejahat. Ia akan merasakan ketidak tenangan batin karena nama- nya bagus tapi tingkah lakunya tidak bagus. Jadi, ia akan berusaha untuk menyesuaikan dengan namanya atau mungkin ia akan menukarnya. Kedua, mendapatkaan kasih sayang. Ummu al-Fadhl bercerita, suatu ketika aku menimang seorang bayi. Rasul saw kemudian mengambil bayi itu dan menggendongnya. Tiba- tiba sang bayi pipis dan memba- A Riwayat ini menggambar- kan kepada kita betapa sayang dan cintanya Rasulullah saw terhadap anak-anak. Dalam mendidik anak-anak kita hen- daknya dengan penuh lembah lembut dan kasih sayang. Tidak menggunakan cara-cara yang kasar yang justru dapat mem- pengaruhi kejiwaannya. Meu- judkan kasih sayang kepada anak-anak tampak dari kepe- dulian dan perhatian kita terhadap mereka. Ketiga, mendapat pendidikan dan pengajaran yang baik. Islam tidak hanya menyuruh mencurahkan kasih sayang saja, bahkan lebih dari itu, Islam dengan bijaksana dan baik sekali telah mengarahkan pendidikan dan pengajaran dengan sebaik-baiknya. Al-Baihaqi meriwayatkan dari Abu Rafi': "Kewajiban orang tua terhadap anak-anak- nya ialah mengajarnya menulis, berenang dan memanah, dan janganlah anak itu diberi selain rizki yang halal." Dan menurut sebuah hadis riwayat Ibnu majah, dari Ibnu Abbas: "Dekat- lah kamu pada anak-anak dan perbaikilah budi pekerti me- reka." Memberikan pendidikan kepada mereka dengan secara baik-baik lewat jalur formal ataupun non-formal serta men- didik mereka untuk membu- dayakan akhlakul karimah adalah kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya. Penutup Inilah antara lain yang harus senantiasa diperhatikan oleh kalangan orang tua dalam begaul dengan anak-anaknya. Tatkala orang tua senantiasa membimbing dan mengarah- kan anak-anaknya sebagai- mana apa yang telah dipraktek- kan oleh Rasulullah saw, maka insya Allah anak yang menjadi penyejuk hati, mengindahkan pandangan serta sukses dalam ilmu, iman dan taqwa akan didapatkan di masa yang akan datang. Wallahu a'lamu 2cm Color Rendition Chart