Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-07-27
Halaman: 03

Konten


EN 2 ua- gi," PB m- tas ke- lo. lar an- an ey ca- im er- ia h- e- na a a T n ANALISA - MINGGU, 27 JULI 1997 Orang Australia Kini tak Hanya Kenal Bali dan Jakarta Indonesia Negara Tujuan Wisata ke-4 bagi Warganya Oleh: Indro Sulistyo HAMPIR lima menit sekali telepon di kantor Pusat Promosi Pariwisata Indonesia (P31) Aus- tralia di Sydney berdering. Meski letih dan jenuh, Jacinta Daffen, penerima telepon, tetap melayaninya dengan ceria. Dia tidak saja berusaha sebisa mungkin menjawab setiap per- tanyaan penelepon, tapi juga harus mondar-mandir mencari buku informasi untuk menge- tahui berbagai hal yang dibutuh- kan calon wisatawan. Wanita berparas ayu yang pernah tiga tahun bekerja di Balai Latihan Kerja (BLK) Bandung itu merasakan, dalam beberapa tahun terakhir ini, tugasnya makin berat. "Orang Australia kini tidak hanya mengenal Bali dan Ja- karta, tapi hampir semua daerah di Indonesia diketahuinya," kata perempuan yang lebih suka dipanggil dengan nama depan- nya itu. Makin banyaknya warga Australia yang mengenal Indo- nesia belakangan ini tidak lepas dari upaya keras P31 yang ber- kedudukan di Sydney dalam mempromosikan obyek wisata di Indonesia. Tahun ini P31 bekerjasama dengan stasiun televisi setempat Channel-9 menayangkan 12 paket wisata Indonesia. Ini belum lagi televisi Australia sendiri, yang sering menayang- kan Panorama Indonesia hasil liputan mereka. Upaya ini cukup efektif, terbukti frekuensi penelepon di kantor P31 terus meningkat. Situasi ini memaksa Kepala P31 Australia Peter Pangaribuan DI STADION Sidikalang, Kamis 3/7/97 selama tiga hari berturut turut dilangsungkan Pesta Budaya Njuah-njuah dan Pesta Wisata Dairi ke 10 yang diikuti utusan 12 kecamatan yaitu 150 desa dan 7 kelurahan serta partisipan dari departemen, OKP dan dibuka secara resmi oleh Bupati Dairi, Drs. S. Is.Sihotang. Sebelum pembukaan dilaku- kan karnaval mengelilingi jalan jalan utama di Sidikalang melibatkan seluruh peserta dan unsur Muspida setempat. Dalam acara pembukaan masing-masing peserta kecamatan/desa menye- rahkan hasil komoditas daerahnya kepada bupati dan nyonya disak- sikan seluruh peserta dan un- dangan. Komoditas seperti, jagung, jahe, jeruk, sayur-mayur, kemiri dan lain-lain disertai tata cara adat Pak-pak. Seperti halnya pelaksanaan tahun sebelumnya kali ini materi yang ditampilkan hampir sama seperti pertandingan beberapa cabang olahraga tradisional, mar- sodip, marodong-odong, vokal grup lagu tradisional, tari-ta rian daerah Pak-pak, tari kreasi baru, merbayo, pergelaran merka ta utang, perlombaan pakaian je- jab, perlombaan makanan khas daerah dan seremoni lain. PELESTARIAN Pelaksanaan dan pengelolaan pesta mengedepankan kebudaya- an Pak-pak Dairi tersebut di bebe rapa segi sudah memunculkan nuansa mencerminkan kesadaran akan eksistensi budaya Pak-pak sebagai bagian penting kehidupan masyarakat Dairi di samping upaya melestarikannya kepada generasi muda ditandai dengan penglibatan kaum muda dan anak-anak secara aktif, begitu pula keinginan menjadikannya sebagai salah satu daya tarik wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung ke Dairi yang memang kaya objek wisata alam dan budaya. SE menambah satu personil. "Meskipun bekerja sebagai tenaga 'part time', namun tugas saya sama beratnya dengan Jacinta," kata Nunik Rahayu yang baru tiga bulan bergabung dengan P31 Sydney. Seperti dikatakan bupati, dengan adanya kegiatan ini diharapkan budaya Pak-pak makin lestari lewat apa disebut orang tua memberi pemuda me- nerima dan mempelajari, pun un- tuk menggairahkan iklim ke pariwisatawan Dairi (TVRI, Sta. Medan, 10/7 pukul 20.30 WIB). Pelestarian dimaksud di an- taranya dapat dilihat dari pengangkatan budaya Pak-pak seperti marodong-odong yaitu nyanyian pelipur lara yang dilan- tunkan secara mendayu-dayu -- kadang diselingi suara seruling Namun, dia mengaku senang dengan pekerjaan barunya se- telah meninggalkan profesinya sebagai pramugari di perusa- haan penerbangan Singapura. Hanya yang sering membuat- nya kesal adalah kurangnya ker- ja sama antara perusahaan peng- angkutan ataupun akomodasi di Indonesia dalam memberikan informasi, sehingga calon wisa- tawan Australia sering merasa kecewa. Ini misalnya, meski pihaknya sudah menghubungi PT Pelni agar mengirimkan jadwal perja- lanan beserta tarifnya sesuai dengan permintaan calon wisa- tawan, namun BUMN itu tidak juga menanggapinya. Perlu dipahami, katanya, orang Australia umumnya sa- ngat hemat. Mereka tidak selalu ingin naik pesawat terbang da- lam perjalanannya ke daerah di Indonesia, tapi juga memper- hitungkan angkutan lain jika di- nilai menguntungkan. Contoh lain: TV Australia belum lama ini menyiarkan ke- juaraan dunia lomba selancar di perairan Pulau Nias. Tidak sam- pai satu jam setelah itu, puluhan orang menelepon kantor P31. Namun tidak seorangpun pe- tugas yang tahu, karena in- formasi mengenai akomodasi CAMPAS CAMPARI CAMPARI Begitu pula "merkata utang" (merkata = berkata dan utang = hutang) yaitu proses musyawarah mufakat antara dua pihak menen- tukan besar-kecilnya hutang (uang) maupun materia harus dibayar pihak pertama kepada pihak kedua atau sebaliknya. Misalnya dalam acara pernikahan maka antara pihak laki laki dan wanita berunding untuk menen- tukan hutang adat harus dipenuhi pihak laki-laki kepada wanita dan apa apa pula yang ditanggulangi pihak wanita dalam acara pesta adat tersebut. ataupun transportasi menuju pulau di sebelah barat Sumatera itu tidak tersedia. Mestinya, kata Nunik yang kelahiran Surabaya, pengusaha hotel atau penginapan di Nias cepat memberikan informasi ke P31 atau perwakilan Indonesia di luar negeri, begitu tahu da- erahnya diliput televisi asing. Kepala P31 Australia Peter Pangaribuan menjelaskan, war- ga Negeri Kanguru merupakan pasar potensial bagi sektor pa- riwisata di Indonesia. Dari 18 juta jiwa penduduk Australia, potensinya mencapai 10 juta orang. Namun, berdasarkan data yang dikeluarkan Kantor Pari- wisata setempat, jumlah warga yang bepergian ke luar negeri pada 1996 tercatat 2,1 juta orang. Indonesia sendiri dalam kurun waktu yang sama menda- pat limpahan 12 persen atau se- kitar 260 ribu orang. Angka itu naik 17 persen dari 1995 yang menyedot 223 ribu orang. Dengan jumlah itu, Indone- sia merupakan negara tujuan wi- sata keempat bagi warga Aus- tralia, setelah Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat, sementara Jepang berada seting- kat di bawah Indonesia. Menurut Pangaribuan, sebe- narnya mudah melayani wisata- wan asal Australia, apalagi me- reka tergolong tidak rewel. Me- reka selalu menerima akomo- dasi apa saja meskipun kondisi- nya kurang memadai, begitupun Merkata utang membutuhkan pengetahuan dan kepintaran berkata kata (membela diri) sebab biasanya antara dua pihak ini mengutus kerabatnya yang memang ahli bicara dan urusan adat istiadat (dalam masyarakat Batak Toba pembicara ini di istilahkan "parhata"). Dalam merkata utang inilah dibicarakan siapa-siapa akan menerima adat, siapa membayar dan berapa harus dibayar. Pada prosesnya merkata utang ini bisa seru dimana satu pihak bisa tidak menerima atas apa diberi pihak kedua misalnya adanya tuntutan dari "dengagan sabeltek" (keluarga dekat/setu- runan) yaitu pihak parberru (pihak anak gadis) dan lain lain. Dalam merkata utang tentu diha- ruskan mengerti aturan dan sistem adat-istiadat yang memang cukup rumit, hingga bisa bisa pelaksa- naannya sampai membosankan. Hal-hal yang (kenyataannya) kurang menarik minat kaum mu- da serta untuk mewarisinya agar adat-istiadat Pak-pak tetap lestari ingin diaktualisasikan dari pelaksanaan tersebut. Demikian pula pelaksanaan tari-tarian daerah yang memiliki makna di tiap gerak gemulai diayun serta vokal grup lagu daerah, sebab pada realitanya banyak kalangan muda Pak-Pak tak lagi mengeta- hui nyanyian daerahnya, semen- tara puluhan lagu dangdut dan pop bahkan barat memenuhi be- naknya. Misalnya saja lagu "Kekelengenku Tanoh Dairi" tidak sedikit generasi sekarang bahkan sama sekali tak menge tahuinya. Pelaksanaan kali ini -- seperti KE CREAM IOS CLOU CLANTIO KRAKPANY Direktur Bina Pemasaran Pa- riwisata Internasional Ditjen Pariwisata Drs. Acep Hidayat mengenai kunjungan wisata ta- hun 2000 mengatakan, pihaknya siap melakukan kampanye ber- samaan dengan ditunjuknya In- repro. MENIKMATI MINUMAN Serombongan wisatawan Australia sedang menikmati minuman donesia sebagai tuan rumah di sebuah kafe dengan gaya santai. Mereka umumnya tidak rewel. Kongres PATA 2000. (Anspek). Pesta Njuah-Njuah Saatnya Dikemas Secara Apik Oleh Sulaiman Zuhdi Manik bambu -- yang biasanya dilakukan sambil menyadap kemenyan (isti- rahat), "mamuro" (menjaga burung diladang ketika padi men- jelang dipanen) ataupun "ma- ngoah-oah" (menina-bobokan) si kecil. Odong-odong ini sekarang nyaris sudah punah akibat him- pitan lagu lagu pop, dangdut dan lain-lain. juga tahun-tahun sebelumnya kurang memberikan gereget khususnya kepada suku Pak-pak yang berada di perantauan dan masyarakat umum yang ingin mengetahui adat-istiadat Pak-pak, termasuk masyarakat berdomisili di Dairi. Keadaan ini tentu beda dengan Pesta Mejuah-juah di Karo maupun Pesta Horas di Taput yang secara kuantitas telah mampu menarik perhatian luas. -- Adapun faktor-faktor menye- babkannya di antaranya : 1. Kurangnya promosi dilaku kan sebelum pelaksanaan seperti lewat media massa cetak dan elektronik, spanduk, poster, brosur dan media lain ke luar daerah mengakibatkan banyak kalangan tidak mengetahui kalau di Sidikalang akan berlangsung pesta budaya dan wisata. Ini mestinya tak perlu terjadi sebab akses informasi ke dan dari Dairi sudah lancar dan bahkan Pemda Dairi telah memiliki per- wakilan di Medan. Seharusnya perwakilan tersebut dapat men- jembatani dan memasyarakatkan khususnya di Medan, apalagi pelaksanaannya bertepatan de- ngan libur sekolah hingga mem- beri kesempatan kepada pela- jar/mahasiswa berkunjung. PARIWISATA 2. Orientasinya belum ditu- jukan secara luas. Tekad men- jadikan acara ini sebagai momen- tum pelestarian nilai nilai budaya dibarengi dengan upaya yang dan mempromosikan Dairi tidak sesuai. Dengan kata lain belum digerakkan secara penuh dan utuh mengakibatkan tujuan pelaksa- naannya nyaris hanya sebagai rutinitas-ornamen. Jadi wajar saja bila kemudian ketika acara pem- butan penuh. Demikian pula bukaan kurang mendapat sam- selama berlangsungnya kegiatan dimaksud, bahkan ketika acara penutupan engunjung boleh Sidikalang nyaris melompong dihitung dengan jari. Stadion padahal disinilah puncak dari pesta tiga hari tersebut. masyarakat Pak-pak belum digali Potensi-potensi yang dimiliki dan diikutsertakan secara menyeluruh baik di perantauan sehingga warna dan variasinya maupun di Dairi itu sendiri cenderung monoton. Banyak sisi lain berupa kebudayaan Pak-pak maupun keahlian-keahlian yang dilaksanakan seperti pameran sesungguhnya lebih menarik tidak pesta, pameran dokumentasi benda-benda bersejarah di arena masa silam, pameran hasil kera- jinan tradisional menyelenggarakan stand-stand dengan dengan jenis transportasi yang tersedia, bagi mereka yang pen- ting tarifnya jelas. Orang Australia, katanya, juga tidak mudah terpengaruh pemberitaan media massa se- tempat yang sering memojokkan Indonesia. Artinya, mereka tetap memandang Indonesia sebagai tujuan wisata yang menarik. la optimistis jumlah wisata- wan Australia ke Indonesia ta- hun ini mampu mencapai target 300.000 orang. Tapi, diingat- kannya, harapan itu akan berha- sil jika didukung para pengusaha Indonesia, khususnya yang ber- gerak di sektor pariwisata. OLIMPIADE 2000 Pangaribuan mengingatkan, antisipasi sedini mungkin juga harus dilakukan pengusaha menyambut kunjungan wisata- wan mancanegara limpahan dari Australia pada tahun 2000. Pada saat itu, Australia di- pastikan akan kebanjiran wis- man, karena negara tersebut me- nutup abad 20 dengan penye- lenggaraan Olimpiade Sydney. Meski event besar seperti Olimpiade adalah hal yang bia- sa, namun karena momennya bersamaan dengan berakhirnya abad 20 sehingga hanya bisa dinikmati 100 tahun sekali, hal itu tentu akan menarik minat wisatawan dari berbagai negara di dunia. Untuk itu, ia mengharapkan para pengusaha Indonesia mem- persiapkan diri sejak dini guna menjemput wisman yang ber- kunjung ke Australia tersebut agar tidak segera kembali ke negaranya. "Kita jangan kalah oleh Thai- land yang jauh-jauh hari telah menunjukkan tanda-tanda siap melakukan hal itu. Misalnya, mulai Oktober mendatang, peru- sahaan penerbangan Thai Air- ways menambah jadwal terbang ke Jakarta menjadi empat kali seminggu," kata Pangaribuan yang wilayah kerjanya meliputi Selandia Baru dan Papua Nu- gini. Thailand tampaknya menya- dari, Indonesia sebagai negara terdekat akan menerima banyak limpahan wisman dari Australia. Karena itu, mereka juga ingin membujuk wisatawan yang ber- kunjung ke Indonesia untuk singgah di negaranya. per kecamatan, desa atau instan- si, organisasi, pertunjukan kemampuan atau ketahanan terhadap benda-benda tajam seperti pernah di pentaskan di arena Pesta Danau Toba lalu, kemampuan supra natural (gaib) para tetua, keahlian menjinakkan binatang buas, dan beragam kekayaan lain yang tidak digali dan jarang dilihat masyarakat. Dengan demikian sesuai eksistensinya sebagai pesta budaya dan wisata mestinya kegiatan ini benar-benar ditujukan bagi kebudayaan Pak-pak seutuhnya dan seluruhnya. repro PEMANDU: Seorang pemandu wisata wanita sedang membawa tamunya ke sebuah toko suvenir. 3. Sebagai pesta berembel- embel wisata mestinya koordinasi dengan instansi terkait bukan sa- ja di Dairi dan biro-biro per- jalanan wisata di luar daerah dilakukan lebih terpadu. Faktor ini merupakan masalah cukup berperan menarik pengunjung. 4. Kurangnya penglibatan masyarakat adat lain yang ada di Dairi (Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Jawa dan lain lain). Heterogenitas budaya dan adat di Dairi mestinya tidak menjadikan pesta njuah njuah kehilangan roh di kampungnya. Itu bermakna budaya Pak-pak harus didukung aktif oleh masyarakat adat lain- nya. Peran ini bukan bermaksud mencampuri melainkan partisipa si memungkinkan acara tersebut meriah dan untuk membumikan budaya Pak-pak di Dairi. Hendaknya budaya Pak-pak tidak terasing di masyarakat hanya karena dominannya penga- ruh masyarakat Batak Toba terutama di Sidikalang, Kecamatan Siempat Nempu. Silima Pungga-pungga, Par- buluan, Sumbul dan wilayah lain- budaya asli Dairi dengan nya. Budaya Pak-pak adalah posisinya tidak dimarginalkan demikian seharusnya kalau umumnya jauh dari Sidikalang saat mana komunitas Pak-pak hingga kemungkiinan mengun- junginya sangat kecil. Komunitas Pak-pak dominan di Kecamatan Salak, Sukaramai, desa Pasi, Karing, Sidiangkat, Mahabunga, Kuta Delleng, Kuta Raja, Nanggarboang, Matanari Lingga), Kuta Maha, Juma Takkar, Batu Empat (KM 4 menuju Tiga Bintang, dan desa desa lain yang secara geografis terbilang jauh dari Sidikalang. Ditambah lagi dengan mata pencaharian umum- nya petani memperkecil kemung- kinan mereka berkunjung. Inilah kegiatan tersebut seolah olah salah satu penyebab mengapa bukan miliknya masyarakat Pak- pak. Keadaan demikian jelas merupakan kekhawatiran kalau kalau pesta njuah njuah bakal kehilangan rohnya bila komunitas tersebut tidak digalang secara penuh dan aktif. Ini berakibat pula tidak mampunya budaya daerahnya. Pak-pak sebagai "penguasa" di Menjaring Dolar Lewat Kepiawaian Pemandu Wisata 20 KAWASAN timur Indone- sia (KTI), termasuk didalamnya Sulawesi Selatan, menyimpan segudang obyek wisata poten- sial yang keberadaannya diha- rapkan dapat mendatangkan de- visa sekaligus meningkatkan ke- sejahteraan masyarakat setem- pat, Untuk menjual obyek wisata tersebut kepada para turis baik asing maupun domestik, dibu- tuhkan sejumlah sektor penun- jang termasuk didalamnya pe- mandu wisata yang sekaligus menjadi ujung tombak kepari- wisataan. "Disinilah seorang pemandu wisata dituntut peranannya un- tuk menjual setiap obyek wisata yang dikunjunginya," kata Andi Baso Mappatoto MA, seorang dosen dan pimpinan majalah dua bulanan berbahasa Inggris di Jakarta, seusai mengunjung beberapa obyek wisata di Sulawesi Selatan pekan lalu. Di antara obyek yang dikun- junginya, adalah danau Tempe, makam raja-raja, serta sederetan obyek wisata lainnya, yang dini- lai sebagai sangat potensial un- tuk dijual ke pasar wisata inter- nasional. Namun obyek-obyek wisata itu, baik sejarah, panorama alam, hutan, persawahan, perkebunan, maupun obyek lainnya, perlu didukung oleh pemandu wisata handal yang mampu menjelas- kan apa ini, mengapa begini, mengapa begitu dan seterusnya, kepada turis yang didampingi- nya.sds sagnit qutions jud Ketika pulang kampung ke Soppeng, ia sempat mengun- jungi makam kuno raja-raja, na- mun ia hanya mendapat penje- Jadi karena keterlibatan masyarakat Pak-pak kecil tersebut menyebabkan pesta njuah njuah setiap tahun begitu begitu terus. Kurang ditemukan adanya rasa kebertanggung-jawaban dan par- tisipasi menyeluruh. Wajar kalau kemasannya kemudian ada kala- nya tidak berlandaskan pada budaya itu sendiri, misalnya dalam ementasan drama mengapa juga bahasanya bukan bahasa Pak-pak. Demikian pula suku Pak-pak itu sepertinya tidak merasa memiliki yang dicer- minkan lewat keengganan mereka berkunjung. Paling penting dari semua itu adalah lantaran kemasannya belum mampu memenuhi selera masyarakat yang semakin kritis dan selektif. Andai saja menarik, jangankan dari Mahabunga dari Kuta Raja yang konon jaraknya cukup jauh dan sistem transpor- tasi belum rutin bakal bergerom- bol datang. Oleh: Toebari lasan tentang siapa yang dima- kamkan dan meninggal dunia tahun berapa. Itu saja, tidak ada lainnya. "Padahal umumnya turis asing, selalu ingin tahu siapa se- benarnya raja yang dimakamkan ini, bagaimana sejarahnya, bagai mana aksesnya bagi rakyat yang dipimpinnya, atau bahkan bagi bangsa dan negara Indonesia ini," katanya menambahkan. Begitu pula ketika berada di danau Tempe, yang sebenarnya cukup mempesona, namun ia ti- dak dapat memperoleh penje- lasan yang memadai tentang obyek wisata alam ini. Berdasarkan pengalamannya itu, ia menilai para pemandu wisata perlu mengetahui secara luas tentang obyek wisata, khu- susnya di Sulawesi hingga turis tidak akan pernah merasa rugi mengeluarkan lem- bar demi lembar dolarnya. an, se- Biasanya para turis, terutama yang berasal dari luar negeri, cukup kritis dan memiliki keing- ginan tinggi untuk mengetahui secara rinci tentang obyek yang dikunjunginya. Untuk itu, pe- mandu wisata harus mampu memberikan kepuasan bagi me- reka. Bila mereka merasa puas, tentu akan pulang ke negeri asal- nya dengan penuh kenangan ma- nis dan tanpa disadarinya, akan menyampaikan kenangan ke- nangan manis itu kepada rekan atau handai tolannya. Ini meru- pakan promosi gratis bagi kepariwisataan Indonesia, khu susnya Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan sendiri, seperti dikemukakan oleh Sek- jen Depparpostel J.L.Parapak pekan lalu, termasuk daerah terbesar ketiga dalam daftar jumlah kunjungan oleh wisata- wan asing, setelah Bali dan Jawa. Penilaian tersebut, disebut- kan berdasarkan data dan pe- mantauan jajaran Parpostel da- lam beberapa tahun terakhir. "Sukses ini, tidak terlepas dari keunggulan obyek wisata DEBURAN ombak Danau Ranau dengan latar belakang Gunung Seminung yang keting- giannya 1.881 meter di atas muka laut serta dikelilingi oleh bukit dan lembah menimbulkan suasana menyenangkan bagi mereka yang berada di tempat ini. Selain air yang membiru yang dapat dinikmati di danau seluas 8 X 16 kilometer persegi ini, pengunjung juga disuguhi oleh sang Maha Pencipta Alam Semesta dengan hijaunya ham- paran sawah dan kebun kopi di sekitar danau ini. PERLU LEBIH SERIUS Berdasarkan realita yang dialami dan dalam upaya meelestarikan budaya Batak Pak- pak di daerahnya serta men- jadikan Dairi sebagai tempat menarik bagi wisatawan semesti- nya tahun-tahun mendatang pelaksanaannya harus lebih dikoordinasikan dan melibatkan potensi masyarakat Pak-pak secara menyeluruh baik di peran- tauan dan terutama lagi yang ada di Dairi itu sendiri. Sebab hanya dengan demikian nafas pesta ini akan lebih segar dan menggereget. Tidak kalah penting ialah gaung promosi sebelum pelaksa- naannya haruslah betul betul dimasyarakatkan, demikian pula koordinasi dengan instansi terkait mampu menjadi agenda perpari di luar Dairi dengan demikian ia harus dibarengi dengan penyedia- wisataan Sumut. Ini tentu saja lain serta sarana-prasarana men- an dan pemake-upan objek wisata dukung lainnya hingga perjalanan ke Sidikalang betul betul me- nyenangkan dan penuh kesan. Seperti lazimnya, suasana di sekitar danau itu sejuk atau bo- leh dikatakan berudara "dingin" untuk ukuran mereka yang datang dari perkotaan, tetapi di Danau Ranau, wisatawan tidak perlu khawatir akan "mengigit- nya" udara dingin. "Tuhan Maha Bijaksana, dengan segala kemurahannya diciptakannya pula sumber air Pesta njuah njuah seharusnya panas di sekitar danau ini," puji merupakan momentum menggali Asep (25), wisatawan dari Pa- dan memasyarakatkan kebudaya- lembang, saat berkunjung ke an Pak-pak dalam rangka lebih danau ini. nasional. Itu terlaksana jika memperkaya khazanah budaya budaya tersebut ditampilkan secara utuh dan sebenar benarnya. Jika memang itu pesta budaya Pak-pak maka haruslah memiliki roh Pak-pak dan didukung secara aktif oleh semua pihak. yang dimiliki seperti obyek wi- sata budaya dan keindahan alam yang sangat beragam," katanya seraya menambahkan, daerah itu terutama Tanatoraja yang ba- ru saja rampung menggelar fes- tival budaya. Keunggulan dan keragaman potensi tersebut, menempatkan Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah yang diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk memenuhi target nasional, yaitu menjaring 11 juta wisata- wan asing setiap tahun. Seperti daerah potensial lainnya, Sulawesi Selatan yang menempatkan Tanatoraja seba- gai obyek andalan, juga diharap- kan dapat memberikan sum- bangan sekitar 20 persen untuk memenuhi target nasional men- jaring 11 juta wisatawan manca- negara pertahun. Itulah sekilas gambaran Danau Ranau yang terletak di wilayah Kecamatan Banding Agung, Kabupaten Ogan Kome- ring Ulu (OKU), Sumatera Se- latan. Danau ini terletak 125 km dari kota Baturaja, ibukota OKU. Parapak juga menyatakan ke- yakinannya bahwa dalam tahun 2005 mendatang, Indonesia mampu menjadikan sektor pari- wisata sebagai penghasil devisa negara nomor satu, dengan ca- tatan daerah-daerah potensial mampu menyumbangkan kon- tribusinya. Bila sektor kepariwisataan ini maju, bukan saja akan menam- bah devisa negara, tapi yang tak kalah pentingnya adalah sektor ini akan menciptakan banyak lapangan kerja baru. Di sekitar Danau Ranau, ba- nyak yang dapat dinikmati. Se- lain indahnya Gunung Semi- nung, ada pula sumber air panas, Pulau Merisa, dan Air Terjun Subik Tuha. Secara nasional, sekarang ini jumlah wisatawan mancaa nega- ra yang berkunjung ke Indone- sia setiap tahunnya meningkat rata-rata antara 11-13 persen, namun khusus untuk tahun 1997 ini sampai dengan bulan Mei sudah tercatat peningkatan sampai 14 persen. Suasana semacam ini mem- buat wisatawan seakan hidup di "taman salju" mengingat pada malam hari udara dingin dan ditingkah kelap-kelip lampu nelayan, di sekitar Gunung Se- minung dan perbukitan, kata Ri- zani Cek Olah, yang juga pe- ngunjung asal Palembang. Kondisi tersebut sempat di soroti oleh Biro Perjalanan Wi- sata (BPW) anggota ASITA se- tempat, bahkan mereka tidak lagi bersedia menjual obyek wi- sata di Kabupaten Bulukumba tersebut, selama fasilitas air ber- sih belum dipenuhi. "Obyek wisata tersebut tidak dijual lagi, karena dikuatirkan akan menjadi bumerang bagi promosi dan citra kepariwisa- taan Sulawesi Selatan yang, yang konditenya cukup baik di mata dunia," kata Kabid. Pema- saran Wisata Kanwil Deppar- postel Sulsel Drs. Benyamin C.Bokang. OBYEK PENDAMPING Di propinsi Sulawesi Selatan terdapat banyak obyek wisata yang memiliki nilai jual tinggi, dengan obyek andalan pari- Padahal pantai yang memiliki Danau Ranau Sumsel Miliki Sumber Air Panas Namun diakuinya, untuk mencapai target masih harus di- hadapi berbagai kekurangan dan kendala diantaranya masalah transportasi, pelayanan dan pe- nerangan yang dinilai masih ku- rang mendukung. Oleh Irwan Marwah H. Umar Kawasan wisata Danau Ra- nau tampaknya tidak saja me- narik minat wisatawan manca- negara dan nusantara tapi juga dilirik masyarakat sekitar seba- gai ajang perdagangan hasil ke- rajinan tangan dan makanan se- perti bakul hias, kotak tulis, dan tas. Tentu saja kerajinan ini ber- cirikan khas Ranau. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati atau membawa oleh-oleh sebagai kenangan dari Ranau, berupa aneka buah. HAL UNIK Di kebun yang cukup luas ini, Anda akan membaca tulisan yang kira-kira berbunyi, "Sila- kan ambil buah ini sesuka Anda, dan bayarlah sesuai dengan nu- rani Anda". Di kebun ini, Anda bebas memetik buah pepaya yang lebat lagi pula rendah-rendah atau buah pisang yang mengundang selera untuk menikmatinya di kebun tersebut. Soal cita rasa dan manisnya tidak diragukan lagi. Penulis pernah melaksana- kan hal seperti itu. Bila kita mampir di kebun ini tentu saja tidak hanya mencicipi buah di tempat itu, tapi juga timbul ke- inginan untuk membawa pulang ke rumah sebagai oleh-oleh. Lebih menguntungkan lagi Wisatawan yang datang ke bila saat pengunjung kebun ini daerah ini dapat menikmati memetik buah yang disukai lalu lezatnya ikan mujahir serta datang pemiliknya. Apa pulage- Perlu dipikirkan bagaimana keramahan penduduk yang rangan yang menguntungkan tersebut? membuat wisatawan dan peng- unjung lain betah berlama-lama berlibur di sini. menggerakkan potensi yang ada di Dairi maupun luar Dairi agar tahun 1998 mendatang pelaksa- naannya tidak lagi menjemukan dan begitu begitu terus. Diperlu- kan adanya terobosan-terobosan memungkinkan pesta njuah njuah menjadi wahana pelestarian buda ya dan menarik wisatawan. Mu- dah-mudahan, njuah-njuah kita karina. Wisata Alam Pacitan Butuh Sentuhan Pengusaha KABUPATEN Pacitan, Ja- wa Timur, memiliki sejumlah kawasan wisata alam yang menarik, namun ternyata kondi- sinya hingga kini belum dapat dibanggakan, sehingga diperlu-, kan sentuhan dan kepedulian dari para pengusaha, kata Bupati setempat, Sutjipto HS. Begini, kalau calon pembeli berada dalam kebun dan ditema- ni oleh pemiliknya maka tak ja- rang buah yang dimakan oleh pengunjung sering diberikan "Obyek pariwisata di Pacitan dikenal masih alami dengan didukung oleh beragam cindera- mata khas yang menarik seperti kerajinan batu mulia, anyaman bambu, dan batu serat," ujarnya didampingi Kahumas Pemda Pacitan, Drs. Parikesit, di Pacitan, baru-baru ini. secara cuma-cuma. Pembeli ha- nya membayar buah yang diba- wa pulang, tentu saja bila mem- beli agak banyak. Salah satu pedagang di daerah ini ketika ditemui menga- Di sela-sela peresmian AMD (ABRI Masuk Desa) Skala Besar dan AMD Manunggal ke- 55 oleh Kasad (Kepala Staf Angkatan Darat) Jenderal TNI Wiranto di Pacitan, Bupati menjelaskan bahwa wisata alam yang dimiliki Pacitan antara lain Goa Gong, Goa Gununglimo, Goa Tabuhan, Goa Luweng wisata budaya Tanatoraja yang baru saja rampung menggelar festival budaya Toraja dengan sukses. Namun obyek wisata ini perlu ada pendampingnya, sela- in untuk meningkatkan keaneka- ragaman obyek agar tidak jenuh, sekaligus diharapkan dapat mengundang para turis untuk berlama-lama berada di Sula- wesi Selatan. Alangkah sayangnya obyek- obyek wisata yang sebenarnya cukup potensial, kurang dalam pengelolaannya, sehingga kebe- radaannya belum banyak dike- nal dan dikunjungi turis. Bila di Jawa ada wisata buah- buahan, dimana pengunjung da- pat memetik sendiri buah yang disukai ketika mereka berwisata ke kebun buah, maka di Sula- wesi Selatan sebenarnya juga memiliki potensi yang tidak ka- lah bagusnya, seperti persa- wahan yang luas, perkebunan kakao, danau Tempe, makam kuno raja-raja, istana, dan ten- tunya wisata bahari dengan ham- paran pantai putihnya. Perkebunan kakao, misalnya, akan menjadi tontonan mati bila tidak didukung oleh pemandu wisata yang handal. Padahal ob- yek seperti ini cukup diminati oleh para turis, tinggal bagai- mana mengelola dan memasar- kan sekaligus melayaninya saja. Namun banyak juga kendala yang menghadang sektor pari- wisata ini, terutama keleng- kapan sarana penunjang, seperti yang terjadi di pantai Bira, dimana turis terpaksa harus membilas badan dengan air min- eral kemasan botol karena tidak ada air bersih. takan, sejak danau ini dipromo- sikan sebagai obyek wisata, penghasilannya cukup lumayan. "Kendati tidak besar, tapi cukup untuk memenuhi kebutu- han hidup sehari-hari serta mem- biayai anak sekolah," katanya tanpa menyebutkan jumlah penghasilannya. Jaran, Goa Putri, Pantai Srau, dan Pantai Teleng Ria. Setiap Minggu atau hari libur, Danau Ranau yang dilengkapi sarana jalan aspal di sekeliling- nya tidak pernah sepi dari pe- ngunjung. Bagi yang punya hobi memancing, tersedia pula sa- rananya di hulu Sungai Kome- ring. Di kaki Gunung Seminung, terdapat sumber air panas yang dapat menyembuhkan penyakit kulit. Bila air panas ini diguna- kan untuk memasak telur, hanya dibutuhkan waktu tiga menit saja. HALAMAN 3 Selain itu, Pacitan memiliki wisata sejarah, wisata spiritual dan wisata budaya. "Wisata sejarah yang ada antara lain Monumen Jenderal Sudirman, dan Palagan Tumpak Rinjing," jelasnya. PERAN pihak swasta dalam mempromosikan pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih relatif kecil, hingga kini justru pemerintah yang lebih aktif melakukan promosi di dalam maupun luar negeri, kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Drs. Rachmad di Mataram. "Mestinya pihak swasta lebih berperan aktif dalam mempro- mosikan pariwisata untuk men- jaring wisatawan agar lebih ba- nyak berkunjung ke daerah ini," katanya. Menurut dia, pihak pengusa- ha perhotelan di NTB kelihatan- nya masih melakukan pembena- han ke dalam kemudian melaku- kan promosi secara sendiri- sendiri melalui jaringan perusa- haannya yang ada di dalam maupun luar negeri. Namun di masa mendatang diharapkan peran swasta dalam mempromosikan pariwisata NTB semakin besar melalui kerjasama dengan Perhimpunan Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), sementara pemerintah hanya sekedar mem- Wisata spiritual di antaranya pertapaan di Gununglimo, dan makam Kanjeng Jimat. Semen- tara wisata budaya berupa tarian Kethek Ogleng, tarian Eklek, tarian Rampak, tarian Oglor, dan Wayang Beber. Bila berkunjung ke Danau Ranau melalui darat dari kota Baturaja, di sepanjang jalan, pengunjung dapat melihat aneka tanaman yang tumbuh subur di daerah ini seperti alpukat, pi- sang, kopi, palawija, pepaya, dan kayu manis. Bila Anda dalam perjalanan melihat buah yang Untuk mencapai kawasan sedang merah ranum dan pisang Peran Swasta Dalam Promosi Danau Ranau yang indah de- ngan aneka jenis peninggalan sejarah, dari Palembang dibu- tuhkan waktu delapan jam dengan bus atau sekitar 30 menit dengan pesawat terbang. yang menguning, lalu inginan untuk mencicipinya se- mentara pemilik buah tidak ada di tempat, Anda tidak perlu khawatir. Pariwisata NTB Relatif Kecil "Tarian Kethek Ogleng telah kita tampilkan di hadapan Kasad pada pembukaan AMD Skala Besar dan AMD Manunggal ke- 55. Kerajinan bebatuan mulia kita pun dikagumi Kasad sewak- tu menyaksikannya di pendopo kabupaten," ujar Gubernur. Sepanjang pengamatan, wi- sata alam di Pacitan seperti Goa Gong di Desa Bomo (Kecama- tan Punung), yang berkedala- man sekitar 200 meter, memang memiliki ornamen yang amat indah dan megah yang tidak dimiliki oleh goa-goa lainnya. Selain itu, goa pertapaan Luweng Jaran berkedalaman 11 meter dan ruangan lainnya berkedalaman 30 meter serta diperkirakan terluas di dunia yakni mencapai tiga hektare. Pacitan dapat ditempuh dari Surabaya ke arah barat dengan melalui jalur Surabaya-Pono- rogo-Pacitan dengan bus umum dan bus khusus yang melintasi kawasan pegunungan dengan waktu tempuh sekitar tiga jam. (Ant) hamparan pasir putih tersebut, bila dikelola secara baik dengan kelengkapan fasilitas memadai, tidak mustahil akan menjadi pilihan wisata alternatif setelah Bali dan Lombok. BERBAHASA INGGRIS Obyek obyek wisata yang dimiliki tanah leluhurnya sangat potensial untuk dijual kepada para calon turis, khususnya turis asing. Untuk itu Sulawesi Selatan perlu memiliki penerbitan ber- bahasa Inggris, karena media tersebut sangat efektif dalam menjaring arus wisatawan man- ca negara untuk datang ke ka- wasan timur Indonesia, khusus- nya Sulawesi Selatan. Apalagi sekarang, Ujung- pandang sebagai ibukota pro- pinsi Sulawesi Selatan, sudah menjadi salah satu pintu gerbang internasional di tanah air men- dampingi beberapa daerah lain- nya antara lain Bali dan Suma- tera Utara, dengan ditetap- kannya Bandara Hasanuddin Ujungpandang sebagai bandara internasional. embay Turis asing yang berkeingin an mengadakan perjalanan. wit sata ke kawasan timur Indone- sia, tidak perlu lagi harus masuk dari Jakarta (Soekarno-Hatta), tapi dapat langsung menuju sa- saran di Bandara Hasanuddin Ujungpandang. Seorang turis asing tidak perlu lagi mencari atau meminta bantuan penterjemah untuk mengetahui situasi daerah atau hal-hal yang diinginkan. Tapi, dengan membaca penerbitan berbahasa Inggris diharapkan mereka langsung tahu situasi dan kondisi setempat. (Anspek) Untuk mengadakan tur di da- nau ini, pengunjung dapat meng- gunakan perahu motor yang tersedia di dermaga wisata de- ngan kapasitas 15 orang. Biayanya hanya Rp 25.000 untuk satu perahu sekali per- jalanan. Setiap Desember diadakan Festival Danau Ranau. Kegiatan festival di danau ini di antaranya lomba perahu cadik dan berlang- sung satu hari penuh. Cadik adalah perahu yang memakai alat keseimbangan yang biasa dipakai para nelayan di Danau Ranau. Itulah Danau Ranau, sosok wisata yang mungkin pada masa datang bisa menjadi salah satu obyek wisata andalan Sumatera Selatan. Data Dinas Pariwisata Suma- tera Selatan menyebutkan, se- lain Danau Ranau di Kabupaten OKU, masih banyak obyek wi- sata yang masih murni serta ala- mi dan menanti sentuhan tangan terampil seperti Gua Putri, air terjun Subik Tuha. (Anspek) berikan pembinaan. Promosi pariwisata NTB saat ini diarahkan ke kawasan Asia Pasifik guna menjaring lebih banyak wisatawan asal negara tersebut untuk berkunjung ke daerah ini, karena negara-negara di kawasan itu memiliki potensi cukup besar dari segi jumlah penduduk. Selama ini arus kunjungan wisatawan ke NTB masih didominasi oleh wisatawan dari Eropa dan Australia, sementara dari kawasan Asia Pasifik relatif sedikit. Namun setelah beroperasi- nya perusahaan penerbangan Silk Air yang melayani pener- bangan langsung Singapura Mataram (NTB) arus kunjungan wisatawan dari kawasan Asia Pasifik cukup meningkat. "Para pengusaha di bidang Selama tahun 1996 wisata- pariwisata di NTB kalau diminta wan yang menggunakan angku- kesediaannya mengeluarkan tan udara dari Singapura tersebut dana untuk keperluan promosi, tercatat 12.627 orang dan di partisipasinya relatif kecil masa mendatang diperkirakan dengan alasan mereka sedang akan semakin meningkat. melakukan pembenahan ke dalam," kata Rachmad. Hingga akhir Repelita VI ditargetkan arus kunjungan wisatawan ke NTB mencapai 500.000 orang. Jumlah turis yang berkunjung ke NTB selama tahun 1996. tercatat 392.360 orang terdiri atas 227.453 wisatawan manca- negara dan 164.904 wisatawan nusantara. (Ant) 1