Tipe: Koran
Tanggal: 1997-07-27
Halaman: 06
Konten
ANALISA - MINGGU, 27 JULI 1997 Meskipun Dangdut Dianggap Murahan sad) yang saat ini Ketua Umum gemar dangdut saat ini boleh KONI pusat, Jenderal TNI (Pur) bangga dan memiliki keper- Wismoyo Arismunandar yang membawa 200 atlet SEA Games cayaan diri mengatakan bahwa dangdut bukan kampungan. dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Sutiyoso. "Jangan asal ngomong bah- wa dangdut itu musik kam- pungan. Buktinya, orang Jepang saja 'kepincut'. Mengapa? Kare- na selain terdengar begitu harmonis, untuk menyanyikan- nya juga tidak mudah," ujar Elvi Sukaesih. "Dangdut dianggap murahan, biar saja. Pokoknya musik ini milik bangsa Indonesia,' kata Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Mordiono tegas pada malam "Anugerah Dangdut TPI 1997", belum lama ini. AGAKNYA, pernyataan Mensesneg itu ingin menepis kenyataan yang selama ini menganggap dangdut sebagai musiknya kaum pinggiran, dipandang sebelah mata dan didengar sebelah telinga (satu telinga dibuka karena senang, satunya ditutup karena malu). Kemudian, "menteri dang- dut" yang malam itu mempe- roleh penghargaan sebagai "Tokoh Dangdut 1997" itu menyindir pedas kalangan yang bersikap "munafik" pada dang- dut, padahal sebenarnya "gan- drung" (suka), tapi malu me- nampakkan diri. "Musik dangdut sebetulnya adalah musik gedongan, cuma mereka malu-malu kucing, ujarnya melanjutkan. Sementara itu Menteri Pe- nerangan (Menpen) HR Hartono mengatakan, musik dangdut saat ini sudah berkembang pesat dan mulai menjadi bagian tak terpisahkan dari bangsa Indo- nesia, terutama kalangan masya- rakat menengah ke bawah. "Musik dangdut saat ini makin dapat diterima di ling- kungan kita dan saya yakin musik serta penyanyi dangdut akan mendapat terhormat di mata internasional," ujar mantan Kasad berpangkat Jenderal purnawirawan itu. Menurut dia, langkah TPI menyelenggarakan acara ter- sebut akan memberikan doro- ngan berarti bagi perkembangan musik dangdut di tanah air sebagai bagian yang memper- kaya khasanah budaya bangsa. IIS DAHLIA Di luar dugaan, dalam acara yang disiarkan langsung itu, lis Dahlia tampil sebagai penyanyi wanita terbaik dalam lagu "Kecewa" dan Meggy Z. terbaik pria dalam lagu "Senyum Mem- DALAM satu minggu ini Food Court di Suzuya Plaza Binjai tiba-tiba saja jadi buah bibir. Pasalnya, di tempat warga masyarakat Kotamadya Binjai menikmati makan dan minuman di lantai atas pusat perbelanjaan tersebut, hadir sebuah kelompok musik berpotensi yang mena- makan dirinya "Mahatma- kustik Kelompok yang kugirannya terdiri dari anak-anak muda kreatif dari kota "rambutan tersebut, tampil menghibur pengunjung food court Suzuya sehingga membuat suasananya menjadi lebih semarak. "Kami pertama kali me- mulainya di kota Binjai ini, dan itupun bisa terlaksana berkat adanya perhatian dan bantuan pihak Suzuya yang menye- diakan lahan bagi kegiatan kami," ujar Amri Chan, selaku pembina sekaligus manajer group Mahatmakustik ini ke- pada wartawan Kamis (24/7) lalu. Pihak Suzuya yang disebut - sebut Amri telah memberi peluang dan kesempatan kepada group musiknya itu, adalah Ricky Susio SE, selaku Store manager Suzuya, beserta Mar- keting Manager, Erlina Sis- woyo. "Pak Ricky dan bu Erlina ini begitu besar perhatiannya ter- hadap cita-cita dan kiprah kelompok musik yang saya bina ini, sehingga kamipun optimis kelak Kotamadya Binjai akan melahirkan kelompok-kelom- pok musik yang handal bukan saja di tingkat daerah tetapi nasional," ungkap Amri Chan bawa Luka" atau lebih dikenal dengan judul "Anggur Merah". Sementara Evi Tamala yang disebut-disebut mempunyai peluang besar bersama Ike Nurjannah, hanya terpilih se- bagai artis favorit pilihan penonton setelah mengantongi 55 persen 4.534.000 suara yang masuk. PUBLIK Medan khususnya pencinta musik dan lagu-lagu Mandarin, sudah boleh mem- banggakannya. Karena secara diam-diam, salah seorang artis kondang kota Medan sudah siap Penyanyi melankolis asal sebuah desa di Tasikmalaya, Jawa Barat ini juga meraih penghargaan lagu favorit pilihan penonton dan kategori lagu terbaik pilihan dewan juri, keduanya dalam lagu "Selamat Malam". Penyanyi terbaik pendatang baru diraih Lesta Mega, video klip terbaik almarhum Abiem Ngesti dalam lagu "Dhasyat", tata masik Ukat S dalam lagu "Merpati Putih", lirik lagu Husien Bawafi dalam lagu "Kecewa" dan penyanyi duo/ grup terbaik Manis Manja Grup serta Rhoma Irama meraih penghargaan legenda dangdut. ANGKAT CITRA Acara yang digelar meriah di stadion utama Senayan Ja- karta itu, suka atau tidak suka merupakan momentum awal untuk mengangkat citra musik dangdut dari "kandangnya" menuju "istana" yang lebih bergengsi seperti yang diha- rapkan banyak kalangan. Lebih-lebih penganugerahan itu didukung sedikitnya tiga menteri, Mensesneg sendiri, Menpen dan Menteri Kopreasi dan PPK (Menkop) Soebiyakto Tjakrawerdaja dan Presiden Komisaris TPI yang juga salah soerang Ketua DPP Golkar Hj Siti Hardijanti Indra Rukamana (Mbak Tutut). Mahatmakustik Band Berkiprah di Suzuya Plaza Binjai Tampak juga mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Ka- Sementara Ricky Susio dan Erlina Siswoyo yang ikut menyaksikan penampilan Ma- hatmakustik Kamis malam itu juga tampak lebih bersemangat lagi, bahkan mereka berupaya untuk ikut berpartisipasi meng- galakkan kegiatan pertunjukan musik di Suzuya Plaza ini sepanjang masyarakat Binjai menginginkannya. Kehadiran para jenderal dan menteri itu, selain memberi dorongan semangat, secara tidak langsung juga memberi penga- kuan bahwa orang "gedean" itu juga punya kepedulian terhadap dangdut. Kalau mereka terang-terang mendukung dangdut, masih pantaskah dangdut disebut kampungan? Jawabnya tentu tergantung masing-masing. Karena itu sepantasnyalah kalangan peminat dan musisi dangdut berterima kasih besar kepada Televisi Pendidikan In- donesia (TPI) yang banyak menyumbangkan kepedulian- nya terhadap kelangsungan musik rakyat ini. TPI telah membuat sejarah baru dalam belantika musik dangdut. Untuk pertama kalinya dalam perjalanan musik dangdut ada penghargaan. Selain TPI terdapat Indosiar yang tampak- nya cukup bersemangat dan rajin menayangkan musik dangdut. Melalui anugerah dangdut serta makin banyaknya fre- kuensi tayangan di televisi, berarti insan dangdut tidak hanya membela dengan katak- akat, melainkan telah berbuat nyata untuk menunjukkan bah- wa musiknya bukan kam- pungan. meluncurkan sebuah album rekaman di Laser Disc atas produksi Perusahaan Hua Sien- Taiwan. Lambat laun suara dangdut saat ini tidak hanya bergaung di kandang sendiri, tapi sudah mampu "go internasional" seperti yang dilakukan si ratu dangdut Elvi Sukaesih dalam tournya ke Jepang beberapa bulan lalu. Kelompok musik Mahtmakustik-yang tampil di Food Court Suzuya Plaza Binjai. penuh semangat. Artis penyanyi tersebut bernama Vonny atau lebih akrab Gebrakan lain seperti dila- kukan Evi Tamala yang tidak main-main berupaya menam- pilkan dangdut berkualitas. Klip lagu terbarunya berjudul "Duka" dan "Sedingin Salju" ia buat di Amerika dan hasilnya ia dapat tampil di saluran MTV Singa- pura. Dari itu, insan dan peng- Vonny 1152-19-56 vase tams eded sal Bahkan menurut Ricky Susio lagi, pihaknya bersiap siap pula bekerjasama dengan P.T.Radio Pesona Ciptaswara FM 107.55 Binjai, mengadakan "Festival Dangdut G-Boy" se-Sumatera mulai 1 s/d 13 Agustus 1997 mendatang. "Kami juga berharap se- niman seniman kreatif di daerah "Babak penyisihannya kami ini, terutama para kawula adakah di Suzuya Plaza Binjai mudanya, dapat menunjukkan dan finalnya di RPC," ujar Chief eksistensinya. Minimal mereka Production RPC, A.Haris Na- bisa menjadi kelompok musik sution, yang saat itu juga ikut kebanggaan masyarakat Binjai," ujar Erlina yang mengaku cukup respek dengan kiprah Amri Chan beserta anggotanya dalam memajukan kegiatan musik di daerahnya. Ketika melanglang buana ke luar negeri itulah, maka dangdut yang merupakan musik khas Indonesia itu memikul tanggung jawab sebagai duta bangsa, sehingga dipundaknya terpikul beban berat untuk menjaga kebanggaan dan naman baik bangsa, Masyarakat pencinta musik kota Medan sudah lama me- ngenal artis ini sebagai penyanyi yang memiliki suara khas, dan album rekamannya itu me- Beban itu tidak hanya dipikul insan dangdut sendirian, tapi pepimpin nasional juga juga memberikan perhatian. Namun demikian, upaya itu harus diimbangi "orang dalam" sen- diri, baik produser, penyanyi dan pencipta lagu. Meraka harus mengoreksi dan berbenah diri menghadapi "go publiknya" itu. Gubernur Jatim, HM Basofi Soedirman yang dikenal sebagai pelantun lagu "Tidak Semua Laki-laki", dalam bukunya berjudul "Antara Pedang dan Pena" mengatakan, musik dang- dut jangan hanya menge-depan- kan aspek hiburan dengan mengandalkan selera yang ala kadarnya. "Tapi harus memperhatikan kualitas, sehingga secara oto- matis terangkat harkat dan martabatnya. Dengan demikian, otomatis diterima di segala lapisan masyarakat," katanya. Penampilan artis dangdut yang dinilai banyak kalangan cenderung hanya menampilkan goyang pinggul dan cenderung erotis serta selera murahan saja, perlu mendapat perhatian. "Dengan nuansa seperti itu, tentu saja gaya dan pembawaan lagu lirik dangdut harus di- mainkan menurut kemauan moral bangsa," ujar Basofi yang ba saja menelorkan album "Hanya Kau Yang Kupilih (masuki m.astro/anspek) menyaksikan pergelaran Ma- hatmakustik. Vonny Siap Luncurkan Album Perdananya Lewat Tembang "Piek Cai Ten Wo" dipanggil Lie Cin. Sedangkan Amri Chan juga memberi penjelasan bahwa pihaknya juga merencanakan akan mengadakan Festival Unpluged. "Kami tinggal menunggu waktu yang tepat untuk me- laksanakannya, sementara ini setiap Kamis, Jum'at, Sabtu dan Minggu malam, selama satu bulan kami isi dulu acara pergelaran musik di FC Suzuya ini," tutur Amri. Mahatmakustik yang per- sonilnya masing-masing Yan (lead gitar/vokal/leader), Yosh (gitar/vokal), Gobang (gitar/ vokal/perkusi), Mus (bass/back vokal), dan Syam (drum/per- kusi), tampil di FC Suzuya dari pukul 17.30 s/d 22.00 WIB. Lagu-lagu yang mereka bawakan antara lain hits dari Lionel Richie, Rod Stewart, Koes Plus, Beatles, G.Moore, Kla Project, Boomerang, Iwan Fals dan lain sebagainya. Musik yang mereka bawa- kan benar-benar musik all- round. Terutama yang disukai pengunjung. Itulah yang yang telah ditunjukkan Mahatma- kustik. "Selain kelompok ini kami harapkan bisa mencuat nantinya, kelompok-kelompok musik lainnya di Binjai-pun terus akan kami bina," ungkap Amri yang menyebutkan bahwa di Kota- madya Binjai saat ini, sudah ada lebih kurang limapuluh kelom- pok musik yang potensial, dan mereka tengah giat berlatih sembari menunggu perhatian dari berbagai pihak termasuk pihak Pemda, untuk menya- lurkan kreasi dan kreatifitasnya demi kemajuan seni musik di Binjai. Yang jelas Suzuya Plaza Binjai sudah memulainya, dan kita tunggu yang lainnya.(hb) rupakan album perdana yang mengandalkan lagu ciptaan terbaru berjudul "Piek Cai Ten Wo". Tembang manis berikut lagu lagu lainnya di dalam album ini menurut penjelasan Vonny kepada Analisa diselesaikan selama dua bulan di Jakarta. "Termasuk video klipnya dibuat dengan mengambil lokasi di Jakarta, Bandung, dan daerah puncak di Jawa Barat," ujar Vonny yang sehari-harinya sibuk menjadi ibu rumahtangga dan mengelola butik "Vonny" miliknya di Hongkong Plaza Medan. HIBURAN Vonny senang dengan dunia menyanyi ini mulai dari kanak- kanak. Biarpun sudah berke- luarga ia tetap saja aktif di dunia seni suara ini. TAK ASING Vonny atau Lie Cin, memang sebuah nama yang tidak asing lagi di dunia tarik suara khu- susnya di kota Medan dan sekitarnya. Darah seninya diakuinya muncul dari keturunan ibunya. sehingga saudara-saudaranya semua juga mempunyai vokal yang luar biasa dengan warna dan ciri khas sendiri. Kalau diamati secara khusus, memang Vonny tidak tumbuh sebagai penyanyi profesional seperti artis-artis kondang lainnya. Namun kalau sudah muncul di atas panggung, ter- ekspresilah aktingnya yang prima disertai kemampuan teknik vokalnya yang merdu bila bernyanyi. Disamping itu ia sendiri Analisa/ant LEGENDA DANGDUT: Mensesneg Moerdiono (kanan) bernyanyi bersama dengan penyanyi Camelia Malik (tengah) dan Rhoma Irama saat tampil dalam acara Malam Anugerah Dangdut 1997 di Jakarta, dua pekan lalu. DUA tahun terakhir ini bagi kalangan pengusaha film Video Compact Disc (VCD) merupa- kan hari-hari penuh keberun- tungan. Film yang dijajakan hampir sebagian besar merupa- kan hasil alih rekam dari film laser disc (LD) dan gedung bi- oskop. Pengusaha VCD sedikit- pun tak pernah jera walau seki- an kali ditertibkan oleh aparat di lapangan. Mereka rata-rata berdagang film VCD hanya mengandalkan "nekad" dan "pasang badan" bila sekali wak- tu ditindak tegas. VCD Lebih Berbahaya dari Ekstasi dan Putau Data dari tim penanggulan- gan VCD ilegal Asosiasi Im- porter Rekaman Video (Asire- vi) menyebutkan, terhitung 12 April hingga 28 Mei 1997, VCD ilegal eks film bioskop yang beredar di pasar berjumlah 450 judul, belum termasuk film semi porno X dan XXX. Derasnya penjualan film VCD di pusat pertokoan di Indonesia disebab- kan pencetakan VCD terlalu mudah dan murah. BEBAS Akibat mudah dan murahn- ya pencetakan VCD bukan saja pasar audiovisual resmi terban- ting, akan tetapi hampir sebagi- an besar sendi "law enforce- ment" (penegakan hukum) bi- dang perfilman dilecehkan. Lihat saja bagaimana marak dan mudahnya film VCD dijajakan bebas di kaki lima jembatan Harco Glodok, pusat perbelan- jaan Blok M Mal, bahkan di pertokoan besar macam Mang- ga Dua. Padahal, dalam Undang-Un- dang Perfilman No. 8/1992, jelas disebutkan hanya rental atau toko resmi yang telah memiliki Tanda Pendaftaran Usaha (T- PU) yang dikeluarkan Departe- men Penerangan yang berhak menjual atau menyewakan film LD, video, ataupun VCD. Ken- yataannya justru sebaliknya, pedagang kaki lima sudah bisa mengadakan transaksi kepada konsumen VCD tanpa harus memiliki TPU serta persyara- tan lain. Wihadi Wiyanto SH, kepala Sekretaris Asirevi, ketika dimin- tai komentarnya berkaitan den- gan soal VCD yang kian marak dijajakan mengatakan bahwa peredaran film VCD di Indone- sia sudah saatnya ditertibkan. Ia melihat bahwa selama ini pen- gusaha VCD hanya sekadar mengejar untung semata, se- mentara aturan resminya dilom- pati, bahkan dilecehkan. Dua tahun terakhir, seperti dikemukakan Wihadi, pasar film VCD cukup pesat. Dibanding dengan film LD selundupan atau bajakan, angka film VCD jauh meningkat. Per bulan bisa di- pastikan angkanya antara 50 memiliki wajah yang cantik serta postur tubuh yang tinggi semampai, sehingga sosok Vonny dianggap tidak kalah dengan artis-artis Asia Tenggara lainnya. Hal ini diakui pihak produser yang mengorbitkan Vonny, sekaligus menunjukkan bukti bahwa semua itu dapat dinilai semua pihak, setelah men- dengarkan suara dan melihat gambar dari hasil rekamannya di Laser Disc. Kendati Vonny sudah terikat Taiwan untuk menyiapkan al- kontrak dengan pihak Hua Sien- 28 nasce 33 co hingga 70 judul, dengan jumlah copy per judul antara 800 hing- ga 1.000 copy. Apalagi, biaya cetak film VCD relatif murah, yang akan membuat para pengusaha audi- ovisual luar bertambah rakus. dalam mengeksploitir produk "haram" tersebut di pasar. Untuk VCD berpiringan satu, biaya cetaknya Rp5.000-Rp 6.000, VCD berpiringan dua Rp6.500-Rp7.500, sedangkan VCD porno hanya butuh Rp 2.500 per copy. Pengganda memberikan harga pokok jual kepada distributor film porno Rp4.500 per copy, sudah ter- masuk cover (kulit muka) film- nya. RISKAN Hal itu diakui oleh Wihadi sebagai "cikal bakal" bebasnya peredaran film VCD di pasar. Dan bagi Asirevi, upaya meleg- alkan keberadaan VCD tampa- knya cukup sulit direalisasi. "Kalau kita masih masuk dalam dunia seperti ini, tampa- knya terlalu riskan bagi kita untuk menentukan legalitasnya. Ini karena VCD yang ada seka- rang hampir 90 persen adalah produk ilegal yang diambil dari gedung bioskop dan film LD. Dan bila hal itu dibiarkan, akan semakin tidak berwibawa saja hukum ataupun perangkat per- aturan. Yang punya hak dan wewenang untuk menertibkan VCD, baik porno maupun ile- gal, adalah, pemerintah," kata Wihadi serius. Secara terpisah Eko S. San- toso, Wakil Ketua Asirevi, me- nilai peredaran VCD bak wa- bah yang sulit dibendung ke- beradaannya. Namun demiki- an, ia tetap mengacu bahwa apa- pun bentuknya, pelanggaran yang berkaitan dengan film VCD tetap merupakan tindak pidana yang memiliki sanksi hukum kepada pelakunya. la setuju bahwa keberadaan VCD di Indonesia sebisa mung- kin ditertibkan. Dan penertiban tegas hanya bisa dilakukan Pemerintah, dalam hal ini adalah instansi berwenang, yaitu De- partemen Penerangan, demiki- an ditegaskan Eko. Brigjen (Purn.) Irawan Soe- karno, ketua umum Asirevi, berharap pemerintah melakukan terobosan, tanpa adanya sikap tegas dari pemerintah, dalam hal ini Departemen Penerangan, beserta instansi berkait lain, ras- anya hanya omong kosong. TEGAS Lembaga Sensor Film (LSF) pun dalam hal ini perlu men- gambil sikap tegas, setidak-tid- aknya bersuara. Ini karena dampak peredaran film VCD di Indonesia sekarang bukan saja menyangkut persoalan ekono- bum sebanyak tiga edisi, Vonny yang pembawaannya "low pro- file" ini ternyata tetap merendah dan katanya masih ingin lebih banyak belajar lagi. "Dalam proses rekaman malah saya banyak dibantu oleh pelatih vokal dari pihak pe- rusahaan Hua Sien," ujar Vonny sembari menyatakan rasa bang- ganya, bahwa di dalam rekaman album karaokenya tersebut, ia juga didampingi abang dan kakaknya yang kini sudah menetap di Sydney-Austra-lia, yakni, Min Che dan Shunny/ Lie Mei. (hb) Vonny saat menjalani shooting dalam pembuatan klip. mi makro semata, akan tetapi nilai budaya dan perilaku pun turut pula terpengaruh. Menga- pa? Gambar porno, kekerasan, dan tayangan hidup lain lebih cepat berpengaruh ketimbang fantasi lain. Irawan menyatakan kepriha- tinan bahwasanya selama ini penertiban film, baik LD, vid- eo, maupun VCD hanya diang- gap angin lalu oleh sekelompok pengusaha VCD. Padahal, pen- ertiban itu merupakan perpan- jangan tangan dari peraturan pemerintah maupun undang- undang menyangkut perfilman. BOOSTER LATIN Group Medan satu-satunya kelompok penyanyi yang baru-baru ini mampu memukau seluruh pe- serta sidang Menteri Permi- nyakan negara-negara OPEC yang berlangsung di Wina, Aus- Dua kali tampil dihadapan delegasi anggota OPEC dengan Jagu-lagu yang mengena dihati tria. "Pokoknya saya tidak per- nah akan mentolelir praktek penjualan film VCD porno atau- pun ilegal di Indonesia. Selama ini produk yang resmi hanya satu persen saja, selebihnya dikuasai oleh produk bajakan dan selundupan," kata mantan Deputi I Bakin melalui telefon dari rumahnya. Keprihatinan Irawan Soekar- no itu ditimpali oleh Biro Hu- kum Asirevi Sam Maulana Ak- bar. Ia menilai praktek penjua- lan film VCD sudah tak lagi mengacu pada moral dan etika ketimuran, bahkan hukum yang mengatur soal perfilman seolah diinjak-injak oleh sekelomok pengusaha. FR10 Amapola hampir seluruh peserta ikut menyanyi dan memberikan tepuk tangan yang sangat meriah. Karena lagu tersebut sudah sangat populer di telinga de- legasi, kata mantan ketua PWI Cabang Sumut, M Yazid ber- cerita kepada redaksi "Analisa" yang ikut menghadiri sidang OPEC dengan beberapa orang wartawan di Medan. Menurut Johan Fathandy yang wajahnya mirip "Arab" tersebut mengatakan mereka sengaja membawakan lagu-lagu irama progresif, soft musik, agar peserta yang datang dari ber- bagai negara tersebut dapat menikmatinya. DILECEHKAN Buktinya pedagang kaki lima bisa menjual bebas VCD, "se- harusnya kan hanya rental atau toko yang telah memiliki TPU yang berhak menyewakan atau menjual film, baik LD, video, maupun VCD. Ini artinya hu- kum dilecehkan oleh para pen- gusaha VCD, dan ini sangat memprihatinkan kita semua. Di tengah kuatnya penegakan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dalam menyongsong era globalisasi, justru pasar au- diovisual Indonesia dikotori bisnis ilegal macam beginian," kata Sam. www.wate Di samping itu, Sam juga menilai bahwa VCD jauh lebih berbahaya ketimbang ekstasi atau putau. Jika ekstasi dan pu- tau hanya merusak fisik, tayan- au GUNAY Booster Latin Medan Sukses Penampilan di Wina, Austria persatu. penonton. Lagu latin berjudul Sekjen OPEC dibalas dengan hangat sambil menguloisi DR Rilwanu, kata Johan Fathandy. Lagu berirama padang pasir yang satu itu merupakan satu- satunya gacok kami, dan hasilnya cukup memotivasi seluruh teman-teman bernyanyi lebih baik lagi. Kami sengaja sudah melatih lidah dengan lagu-lagu Arab di Medan lima buah lagu. Ternyata tidak sia-sia, kata Fathandy ketika bertemu dengan war- tawan "Analisa"pada acara pe- ringatan hari jadi General Bor- der Comitte- GBC, di hotel Niagara, Prapat. Tidak sia-sia mereka sudah memiliki pengalaman di Viet- nam, Malaysia, Singapura, dan di kota-kota besar di Indonesia. Booster Latin, yang berga- bung tahun 1987 semakin mantap dan profesional, kata M Yazid lagu kagum dan mem- berikan pujian kehebatan ten- tang keberhasilan anak Medan yang memiliki vocal yang sangat baik dan kompak. Masyarakat Medan pantas bangga pada Booster Latin, "Horas Fathandy horras sasudena "(neff) JADDAH Disaat mereka membawakan sebuah lagu "Jaddah" ternyata menyentak perasaan Sekjen OPEC DR.Rilwanu Lutman yang dikatakan lagu tersebut sudah akrab ditelinganya. Pada malam kedua acara In- donesian Cultural Evening, Sekjen OPEC mendatangi per- sonil Booster Latin di atas panggung dan menyalami satu gan hidup berupa VCD mampu merusak moral dan budaya, bahkan mempengaruhi perilaku seseorang. Apalagi, kenyataan di lapangan menunjukkan bah- wa film VCD porno jauh lebih laris ketimbang film komersial. ILEGAL DOMINIC'S CASTLE Film VCD yang dijual bebas di berbagai pertokoan besar macam mal atau plaza dewasa ini hampir dipastikan merupa- kan produk ilegal. Hanya satu persen saja VCD resmi yang dicetak oleh anggota Asirevi, yaitu PT Vision Inter Prima Pic- ture (Warner Bros), baru akan menyusul PT Bahtera Kencana Internusa (Century Fox). Yang disayangkan banyak pihak adalah sejauh ini belum ada tindakan konkret dari pihak berwenang yang mengangkut peredaran film VCD porno, kek- erasan, ataupun semi-porno di pasar. Akibatnya banyak perat- uran pemerintah ataupun hukum yang dibuat pingsan oleh sege- lintir oknum di lapangan hanya demi keuntungan pribadi. Penertiban film, baik LD, video, maupun VCD, yang di- lakukan aparat Kepolisian kerap bosor sebelum operasi digelar. Hal itu membuktikan betapa kuat dan kokohnya jaringan Ketika menyalami tampak dengan jelas linangan air mata dikelopak mata DR Riwanu Lutman. "Saya sangat terkesan dengan lagu Jaddah " katanya dengan Cuma tidak dijelaskan apa makna lagu tersebut sehingga ia sampai terharu. Salaman dari nada haru. yang dibangun para pebisnis VCD di lapangan. Yang cukup memprihatinkan adalah masih banyaknya film VCD yang di- jual bebas, di antaranya terda- pat produk yang dihasilkan dari bioskop. HALAMAN 6 Analisa-Ist BERHASIL; Booster Latin Group Medan, dari kiri, Drs. H.Basyir Tarigan, Marsius Sitohang, Johan Fathandy, Victor Lumban Tobing, BA, Wiwiq Achmadi. Merekalah yang mengharumkan kelompok mu-sik Medan khususnya dan Indone- sia umumnya. Dengan demikian, wajar bila ada tudingan bioskop sudah menjadi pusat perhatian peng- ganda VCD. Lihat saja film macam "The Lost World: Jurra- sic Park 2", "The Saint", dan "Dante's Peak". Ketiga judul itu contoh paling konkret betapa rapuhnya "security" gedung bi- oskop hingga mampu ditembus oleh jaringan "perekam" ilegal. Padahal, sebelum pertunju- kan dimulai, selalu ditayangkan peringatan dari bioskop "dilar- ang membawa alat perekam ke gedung bioskop." Lalu, menga- pa film yang kadang baru dige- lar untuk "pertunjukan tengah malam" (midnight show), dua hari kemudian sudah bisa dibeli di pertokoan Glodok Plaza atau Blinky Bill 82697 di pedagang VCD kaki lima Glodok Jakarta Barat? SEMUA PIHAK Menurut Sam, dalam hal ini semua pihak harus saling in- strospeksi agar tidak terjadi ben- turan fatal berkaitan dengan VCD ilegal yang rekamannya diambil dari gedung bioskop. Siapapun pelaku perekam dan pengganda VCD ilegal, yang jelas mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab moral terhadap generasi negeri ini. "Karena ini sudah menyang- kut moral dan etika ketimuran, jika ingin bisnis mari sama-sama membangun sesuai dengan per- aturan yang telah digariskan pemerintah. Tapi jika ingin merusak moral, silahan angkat kaki, karena bisnis VCD bukan sekadar mengejar laba semata, tapi punya nilai budaya impor yang di dalamnya harus dipilah dan dipilih sesuai dengan adat ketimuran kita," ungkap Sam. (icham maulana a/anspek) C Analisa/dok. LASER DISC: Berbagai sampul Laser Disc yang sah, yang dikeluarkan oleh Asirevi (Asosiasi Importir Rekaman Video) LOST IN AFRICA SHANNON TWEED DISKOTIK MASA RAGAM DUNIA MANUSIA DEWASA IN) SEMUANYA PANDANGAN BERBEDA MENGIKUTI HATIADA ORANG HARGA PADA MASA KERJA KUAT APA HASILNYA SLANG ATAU MALAM PAGIATAU PETANC TAK KISAH KERAH TENAGA RAGAM TELATAK MANUSIA TUA & NURA SEMUANYA FIKIRAN BERBEDA MENG TRUTLSUKA ADA ORANG BENCI PADA MASA GAGALKAN TEMUKAN CINTA PANDI JAM BERAPA TEMPATNYA DIMANA AKHIRNYA SALAHKAN MASA PENING DIKEPALA BINGUNG KU 240INYA DIMANA BENARNYA DIMANA SALAH NYA KITA MANUSIA FIKIRKAN BERSAMA JIKA TIBA MASA PASTI TIADA KITA BY: IWAN AM }
