Tipe: Koran
Tanggal: 1997-07-27
Halaman: 08
Konten
ANALISA - MINGGU, 27 JULI 1997 ADA peribahasa mengatakan "Ketika kecil menjadi kawan, namun kalau sudah besar men- jadi lawan". Petugas pemadam kebakaran. Kecil Menjadi Kawan, Besar Menjadi Lawan Apakah kebakaran?. kebakaran rumah, toko dan sebagainya dan sering pula kebakaran menelan korban jiwa, bukan saja orang dewasa akan tetapi anak anak juga. Untuk itu harus berhati hati dengan api. Jelasnya api itu adalah kawan kita bila masih kecil, namun ketika sudah besar, api dapat mencelakakan kita, itulah yang disebut dengan kebakaran. Arti peribahasa ini adalah bila masih kecil adalah kawan namun apa bila sudah besar menjadi lawan tidak lain adalah api. Semua adik adik kenal dengan yang namanya api. Awas dengan api. Bila orang tua, atau kakak dan abang kalian melarang jangan main api, coba dipatuhi, karena apa bila silap. Api yang diper- mainkan dapat membakar rumah atau apa saja yang ada di hadapannya, termasuk juga berita manusia. Sering dengar DAHULU kala di sebuah desa kecil yang jauh dari keramaian kota di Jepang, tinggallah seorang guru agama yang bernama Moku rai. Mokurai adalah seorang yang berpengetahuan luas sehingga banyak sekali orang yang ingin belajar darinya. Meskipun Moku rai menerima banyak murid, te tapi murid yang diterimanya kebanyakan sudah mendekati usia belasan tahun. Mokurai dalam mendidik murid-muridnya itu dengan sangat disiplin. Salah seorang murid Mokurai adalah Toyo. Sebetulnya Toyo belum pantas menjadi murid Mokurai, sebab dia masih kecil sekali, jauh sekali dari syarat yang harus dipenuhi supaya menjadi murid Mokurai. Tetapi karena setiap hari Toyo melihat kakak-kakaknya berang kat menuju rumah Mokurai de ngan riang gembira, Toyo pun jadi ingin sekali ikut belajar seperti mereka. Maka pada suatu hari, Toyo memberanikan diri datang meng hadap Mokurai. "Apa maksud kedatanganmu, anak kecil?" sapa Mokurai setelah Dino: Hobby Bola Ingin Jadi Penerbang DUILEEH! lucu nian itu wa- jah, maunya sih bergaya seperti poto model tapi ya beginilah ja- dinya. Tapi lumayan juga sih! namanya juga gaya anak-anak ya. Kalau bukan lucu ya apa la- gi! Tapi jangan salah sangka lho Dino bukan wanita, abis kalau liat sepintas poto ini mirip ya? ta- pi Dino laki-laki. Biar tahu aja namanya Aldi- no, gimana keren kan! seperti na- ma penyanyi. Lahir di Medan 9 Juli 1995 jadi usianya sudah 2 ta- hun. Dino bungsu dari III bersau dara buah hati Bapak Edyanto dan Ibu Ariani. Mau tau kesukaan Dino seha ri-hari ?apalagi kalau bukan se- pak bola. Tapi biarpun ia hoby banget sama bola kaki tapi cita- citanya tidak menjadi pemain bo- 8 MENGUJI KECERDASAN MENDATAR 1. Kota Serambi Mekkah 4. Ibukota Mesir 6. Ibukotanya Bagdad 11 Bencana kebakaran bukan sa- ja terjadi di kota besar, juga di desa dan kota kecil. Di mana sa- ja, kapan saja dan bagi siapa sa- ja yang tidak berhati hati dengan api. Bahaya kebakaran selalu mengintai. Terutama adik adik, jangan sesekali bermain api nan- 12 Toyo yang Tidak Mengenal Putus Asa Toyo membungkuk memberi hor mat. "Saya ingin belajar pada Bapak!" sahut Toyo dengan sopan. "Tapi kau masih terlalu muda, Nak! Saya rasa belum waktunya. Lihatlah, banyak anak-anak seusiamu semuanya masih ber- main dengan riang gembira. Meng apa kamu tidak bermain saja ber- sama mereka?" jawab Mokurai. Penolakan itu tidak membuat Toyo putus asa. Setiap hari Toyo datang menghadap Mokurai un- tuk mengajukan permohonan yang sama. Tetapi Mokurai selalu memberi jawaban yang sama pula. Setelah Toyo datang selama satu bulan dengan permohonan yang sama juga, akhirnya Moku rai tertarik juga pada anak itu. Dia ingin menguji keuletannya. Ketika Toyo kembali datang meng hadap, dia pun bertanya," Baik lah! Kau akan kuterima menjadi muridku, asal kau bisa mengata kan padaku, seperti apakah bunyi tepukan sebelah tangan itu.?" "Terima kasih, Bapak! Saya akan berusaha mengetahuinya," katanya. Lalu dia pun pamit Dino la, justru Dino ingin menjadi pe- nerbang, ya pilotlah. Itu Dino sendiri lho yang bilang ! Dino setiap hari selalu main bo- Cerita tentang hobbynya ini la, entah itu bersama abang, sang papa ataupun main sendiri. Na- manya juga hobbykan ya sudah gitulah nendangya asal aja, hing tentu sering dilakukan. Tapi be- ga tak jarang bolanya nyasar ke- sana kemari. Gitu aja deh cerita tentang Di- no yang beralamat di jalan Mu- rai No. Sei Sikambing B Medan ini. (Kak Henny) 8. Benar salah 9. Salah satu suku 11.Ibukotanya New Delhi 13.Keretaapi 14.Usaha dagang JOKON MENURUN 1. Pulau Dewata 2. Ibukota Banglades 3. Kadal raksasa 5. Kota di Jepang 7. Uni Soviet itu ti bisa menimbulkan bencana kebakaran. Bila sudah terjadi pasti kerugian diderita, belum lagi korban jiwa, maka dari itu harus waspada dan berhati hati. Sesekali pun jangan bermain main dengan api, nanti terbakar. 10.Rumah sakit umum 12.Amerika Serikat Kiriman: Rusdi 5 19 kuman Meny 3 IM Lihatlah bapak bapak dari unit pemadam kebakaran di Porsea sedang sibuk memadamkan api yang membakar rumah penduduk di Desa Narumonda IV Porsea, akibat kurang berhati-hati, api yang dipergunakan untuk memasak atau menanak nasi, merambat kedinding rumah dan terjadi kebakaran (Kak. Fadmin PM). pulang. Seharian Toyo merenungkan jawabannya. Dia mencoba mene puk-menepuk sebelah tangannya tapi tidak terdengar apa-apa. Dia mencoba lagi. Hingga akhirnya, karena terlalu keras menepukkan sebelah tangannya, dia terjatuh ke depan. Tangan yang ditepukkan mengenai sebuah kaleng kosong. Kaleng itu berbunyi, pung..... pung pung....! Ha, begitulah rupanya bunyi tepukan sebelah tangan! Dia segera lari menuju rumah Moku rai. Setelah memberi hormat de ngan membungkuk tiga kali, Toyo berkata, "Sekarang saya tahu Pak! Bunyi tepukan sebelah tangan itu begini, pung.... pung... pung...!" Toyo menirukan bunyi kaleng yang dipukul. Anto sedang menunggu tu kang koran. Keluarga Anto sudah beberapa bulan ini berlangganan Harian Analisa. Anto sendiri sangat menyukai cerita-cerita dongeng dirubrik "Taman Riang" yang terbiat setiap minggunya. Karena keseringan membaca ceri ta-cerita tersebut, timbul ke- inginannya untuk membuat se buah cerpen dan mengirimkannya ke Harian Analisa. Kriiing. Suara bel sepeda berdering. Tukang koran telah datang. Dengan sedikit berlari Anto mengambil korannya. "Terima kasih, Pak" katanya pada tukang koran. Tukang koran hanya terse nyum saja. Setelah itu iapun pergi. Tanpa pikir panjang lagi diambil nya rubrik "Taman Riang". Dengan hati berdebar, dibacanya satu-persatu judul cerita yang ada disitu. Anto sungguh tidak mempercayainya. Sekali lagi, dibaca ulang judul-judul tersebut. la hampir menangis. Ternyata cerpennya tidak juga dimuat. Denan perasaan kesal dibanting nya koran yang ada di tangannya. la sungguh kecewa. Hal itu terlihat oleh Risma, kakaknya Anto. Segera dihampiri HUMOR BUKTI BERAKAL "Mengapa manusia bisa me- nanduk, padahal tak ada tanduk- nya," tanya seorang tukang be- ca kepada temannya. "Itulah bukti manusia yang dapat menggunakan akalnya." TAMAN RIANG Memasuki Tahun Ajaran Baru SETIAP tahun ajaran baru orangtua terutama berpenghasil an rendah dipusingkan oleh per mintaan anak-anaknya. Berbagai permintaan ditagih anak-anak me reka untuk kebutuhan sekolah. Sampai ada diantara adik-adik yang memaksakan kehendaknya dengan mengancam Papa dan Ma ma. Bentuk ancaman itu misal- nya: "Kalau tidak dibelikan ba- ju baru aku tidak mau sekolah." Adik-adik haruslah menya- dari ketika menghadapi tahun ajaran baru orangtua dihadapkan pada situasi sulit bahkan terjepit. Kadangkala dua sekaligus mere- ka hadapi. Pertama biaya anak- anaknya yang hendak masuk TK, SD, SMP, atau SMU. Ke dua ma- salah memenuhi perlengkapan se- kolah anak-anaknya dari sepatu, tas sekolah, baju, rok, celana, bu- ku sampai alat-alat tulis. SUPAYA HANGAT Begitu sampai di terminal bus, Somat langsung membeli koran pada penjaja yang meneriakkan, "pagi ini beritanya hangat." Un- tuk apamu koran itu ?, tanya Udin, teman Somat. Dengan en- teng, Somat menjawab, "Ini un- tuk bungkus nasi yang sudah dí ngin, biar hangat lagi. Kan tadi Dua masalah yang mengha- dang orangtua hanya dapat dipe- nuhi dengan uang. Beruntunglah adik-adik punya orang tua kaya segala kebutuhan sekolah adik- adik tinggal bilang saja orangtua segera memenuhi permintaan adik-adik. Tetapi sebaliknya jika orangtua adik-adik tergolong ber- penghasilan rendah kasihan me- reka jika harus dibebani oleh tun- tutan anak-anaknya. Beban su- dah cukup berat dipikulnya ja- nganlah adik-adik tambah lagi. Memang tidak sedikit dianta- ra adik-adik tidak mau menyadari betapa Papa untuk memenuhi ke- butuhan anak-anaknya tiap hari bermandikan keringat. Aduh ka- sihan Papa jika dipaksa untuk memenuhi permintaan anak-anak menepuk-nepukan sebelah tangan nya di tepi kolam. Agar kalau jatuh, tangannya tidak menimbulkan suara kaleng. Karena terlalu asyik menepuk- nepuk, Toyo tidak melihat akar yang akan melintang di jalan. Kakinya terantuk akar itu dan ia pun tercebur ke kolam. Tangannya yang sedang menepuk tempat ko song tak sengaja tertepuk air kolam, sehingga terdengar bunyi kecipak air. "Haa, aku tahu kini!" serunya. Kemudian dengan baju, basah kuyup, ia berlari mencari Mokurai. Oleh Yudi Purnama adiknya yang kelihatannya sedang marahi tu. "Kenapa kamu, To?" tanya nya. Anto diam saja. Tampak seka li kekecewaan diwajahnya. "Hei, ditanya kok diam. Apa masalahmu, ayo ceritakan sama kakak," kata Kak Risma lembut. "Anto kecewa, Kak. Kecewa karena cerpen Anto belum juga dimuat?" "Kapan kamu mengirimnya.?" "Sebulan yang lalu. Tapi sam- pai sekarang... Anto tidak melanjutkan ucapannya. Matanya mulai berair. Kak Risma memahami pera- saan adiknya. Ia juga pernah mengalami hal seperti ini. "Jadi kamu ingin jadi penulis?" tanya Kak Risma sedikit mengalihkan perhatian. "Benar Kak, Anto ingin jadi penulis, seperti Kakak. Tulisan Kakakkan hampir setiap hari dimuat di surat kabar. Tapi baru sekali Anto mengirimnya sudah tidak dimuat!" "Saya tahu, Pak! Bunyinya seperti ini!" katanya, lalu dia menirukan kecipak air. "Ah, itukan bunyi kecipak air!" kata Mokurai tersenyum geli melihat Toyo yang basah kuyup. "Ah, itu lah bunyi kaleng kosong!" sahut Mokurai. Mendengar hal itu, Toyo gem- bira sekali. Dia pun menjadi murid yang paling disenangi oleh gurunya. Meski Toyo adalah mu rid yang paling muda, tetapi Toyolah murid yang paling pintar. (Kiriman : McKenzo) Toyo pamit pulang lagi. Setiap hari dicobanya mencari bunyi tepukan sebelah tangan. Dan setiap kali pula Mokurai hanya menjawab,'. Ah, itu kan bunyi Toyo jadi malu. Tetapi dia tidak mau menyerah begitu saja. Kini dia sudah mencoba- lagi Ketika Anto Ingin Jadi Penulis HARI masih pagi. Jam din- ding diruang tamu baru menun- jukkan pukul enem lewat tiga puluh menit. Namun, seorang bocah laki-laki, Anto namanya, sudah berdiri diteras rumah. sal. Oleh: Rusdi nya di saat ia tak berdaya meme- nuhi harapan anaknya. Adik-adik janganlah hanya tau menuntut sa- ja dan bersikap tidak mau tau dari mana, dimana dan kemana Papa mendapatkan uang. Bagi adik-adik yang penting permin- taan dikabulkan Papa. TAKUT DITANYA Aku heran, Mat, kan guru orang yang banyak pengetahuan nya, tapi kok selalu saja bertanya kepada muridnya ? Ya mesti begitu! Sebab guru takut kalan murid bertanya kepa danya. Jika adik-adik hanya taunya memaksakan kehendak sangatlah keterlaluan. Bukankah ajaran agama mengajarkan kita agar se- lalu berbuat menyenangkan hati kedua orangtua. Kita wajib ber- bakti kepada orangtua dan tidak diperbolehkan membuat susah hati ke dua orangtua. Boleh saja minta dibelikan perlengkapan se- kolah serba baru tetapi adik-adik harus melihat dan menyadari ke- mampuan orangtua untuk membe likannya. KESAL LAMPU MERAH Aku kesal sekali, tiap kali sampai ke simpang empat ini pas ti lampu merah, kata seorang su- pir kepada penumpang yang du- duk di sebelahnya. Sebagai anak tertua misalnya tak pantas adik-adik menuntut pada orangtuanya minta dibeli- kan perlengkapan sekolah serba baru padahal adik-adik duduk di kelas lima SD. Kecuali perlengkap an sekolah sudah tidak bisa lagi dipergunakan. Berilah kesempat an pada adik-adikmu yang ingin masuk sekolah TK atau SD untuk mendapatkan perlengkapan seko- lah serba baru. Supaya tidak kesal lagi, saat lampu merah abang jangan dulu sampai ke sini, kata penumpang Mengalah sedikit apalah sa- lahnya karena perbuatan dan si- kap seperti itu sangatlah mulia. Dengan demikian adik-adik telah memberi kesempatan untuk adik- adikmu mendapatkan perlengkap an sekolahnya serba baru. Sehing- ga adik-adikmu bersemangat me- masuki hari-hari bersekolah. Permintaan adik-adik itu pa- da masa-masa akan datang mung- batu yang dilempar!" atau "Ah, itu kan bunyi cermin pecah?" Sudah bermacam-macam bunyi yang disebutnya, tetapi selalu saja ditolak. Maka datang lah Toyo menghadap Mokurai. "Ya, Bapak," katanya". Rasanya tidak ada lagi bunyi yang belum saya sebutkan di hadapan Bapak. Apakah tidak ada bunyi yang ditimbulkan oleh tepukan sebelah tangan.?" Mendengar kata-kata itu, Mokurai bertepuk tangan,' Bagus, Nak.! Kau sudah menemukan jawab an yang tepat. Tidak ada bunyi! Itulah tepukan sebelah tangan!" Mulai saat itu Toyo diperboleh kan ikut belajar seperti kakak- kakaknya. menungu selama tiga bulan, lanjutnya. "Tapi Kak, dibandingkan tulisan-tulisan yang dimuat di rubrik ini, menurut Anto, tulisan Anto lebih bagus!" "Itukan menurutmu, To. Menurut penilaian redaksi lain lagi. Mungkin tulisanmu belum sempurna. Barangkali saja ide ceritanya kurang menarik, ejaan- nya masih salah dan pengetikkan- nya mungkin tidak rapi. Apalagi ini tulisanmu yang pertama, pasti banyak kekurangannya." "Nah disinilah masalahnya. Baru sekali kamu mengirimnya kata-kata yang salah." dan tidak dimuat, kamu sudah kecewa. Kakak dulu, tulisan kakak yang ketiga baru dimuat. Tulisan pertama dan kedua mungkin lang sung masuk keranjang sampah redaksi" kata Kak Risma sedikit mengenang pengalamannya. "Dan tulisan kakak yang ketiga baru dimuat. Itupun harus dikatakan penjualnya berita ko- ran hangat." "Ukh...gilo," kata Udin ke Mendengar penjelasan Kak Risma, sedikit terbuka hatinya. hampir semuanya benar. Anto Apa yang dikatakan kakaknya baru menyadari kekeliruannya. "Jadi Anto harus membuat tulisan yang baru, Kak?" tanya Anto setelah beberapa saat. "Benar. Buat tulisan yang baru. Buat yang lebih baik, lebih bagus dan yang terpenting idenya harus lebih menarik". "Apa kakak mau menolong Anto, jika nantinya masih ada "Dengan senang hati kakak akan membantumu," kata Kak Risma sambil tersenyum. "Anto sangat bahagia mendengar kata-kata kakaknya. Timbul kembali semangatnya un- tuk menulis. Dalam hati ia bertekad "Aku harus menjadi penulis sejati?" itu menyarankan. BANK PENIPU Bank kalian ini memang peni- pu. Katanya kepada setiap pena- bung sebulan sekali diberikan bunga. Aku sudah tiga tahun me- nabung, tak sekalipun aku men- dapat bunga, kata seorang wani- ta tua kepada petugas tabungan. Bu, tiap bulan kami membe- rikan bunga atas tabungan, Ibu. Bukankah jumlah uang Ibu terus bertambah ? Jadi, yang dimaksud dengan bunga...jumlah uang kita bertam bah? Dengan tersenyum petugas itu mengangguk. Kupikir diberikan bunga ma- war atau melati, bisik hati wani- ta tua itu. (Kiriman : bang Pah- rus Zaman Nasution) kin bulan depan bisa dipenuhi Pa- pa. Bersabar sedikit itu merupa- kan sikap sangat terpuji. Tak baik menyimpan perasaan buruk sang- ka pada orangtua disebabkan me- reka tak bisa memenuhi permin- taan adik-adik. Apalagi sampai menuduh Papa tidak berbuat adil pada anak-anaknya, Papa dan Mama pilih kasih. Anggapan adik-adik seperti itu merupakan kesalahan yang sangat besar. Betapapun adanya setiap orangtua tak pernah pilih kasih terhadap anak-anaknya. Me reka berusaha berbuat seadil-adil nya dalam memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak-anak nya. Walaupun ada diantara anak-anaknya yang nakal sering membuat hatinya kesal melihat tingkah lakunya, namun orangtua tetap menaruh rasa sayang. Memang dalam situasi dan kondisi tertentu orangtua diha- dapkan dengan kesulitan untuk bersikap adil pada anak-anaknya. Adik-adik harus menyadari jika orangtua berada pada posisi yang demikian itu. Dan tahun ajaran baru bukan perlengkapan sekolah yang serba baru bagi adik-adik yang duduk di kelas lima SD mi- salnya. Yang harus diperbaharui semangat belajar. *** زیردا VED 3o NIMCH Fan BETUL-BETUL PARAH WAK- KIKIR ITU, DI BERITAHU YANG BENAR TETAP SALAH SAJA. ۶۶۱۰ MOI BINATANG APA YANG PALING POPULER. }}) MONEK SAMBIL PULANG MO- NEK MIKIR... ( JADI APALAH...) KALAU BUKAN ITU. SEKARANG KAU BARU TA- HU YAAH!! PENGACAU. !!|( STA ?! DAVA SE KALI-KALI KU- KERJAI WAK KIKIR ITU. HALAMAN 8 YAH...ITU PERTANYAANKE- CIL, PASTIGAJAH KAN?! SALAH M KAMBING HITAM BODOH...HE HE AADOHH l? Amo Imats vetapol DARI KEJAUHAN TER LIHAT ANAK BERSE PEDA KENCANG SEKAL (27) TAHU AKAN DIKERJAIN,AMAT- PUN BANGKIT, WALAUPUN RASA SAKIT SEDANG DIRASAKAN NYA. DIA BERUSAHA LARI DARI AMU- KAN PENJAHAT YANG MARAHITU ...DIA NAMPAK BEGITU MARAH MELIHAT KU SEAKAN ING- IN DIKUNYAH. NYA AKU DENGAN CEPAT NYA AMAT MENYIRAM PASIR KE- WAJAH PENJAHAT ITU. tup D Tahun Balai K Asahan Per prakte rahan peserta oleh a Da Air F orang melat mela merup 47 ANALI PRA dan ket CAL Sekwild P ruma Bual baur jatu "Bu kuim dan mah bua mer lebi har suc Me ma arc tak pij ya di ag ag su ke: jat jat ha m ya ta
