Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-07-27
Halaman: 04

Konten


ANALISA - MINGGU, 27 JULI 1997 JENTERA Menyongsong Era PT (Persero) Kereta Api Eksploatasi Sumut TEPAT pukul 08.00 WIB, KA Puteri Hijau I yang melayani lin- tas Medan- Rantau Parapat me ninggalkan Stasiun Besar Medan. Bersamanya juga terangkai KA Ekskutif dan KA Bisnis Plus Lan- DUNIA transportasi yang terus bergerak ma- ju, memaksa Perumka senantiasa melakukan ber- bagai perobahan. Jika tak ingin tenggelam dan terperangkap dalam mekanisme angkutan yang tradisional, dengan mengabaikan modernisasi. Termasuk Eksploatasi Sumatera Utara (ESU) yang sejak ratusan tahun silam mengandalkan komoditi perkebunan sebagai "primadona" pendapatan. Kenyataan ini, sekaligus membuktikan angkutan baja memang jadi perhatian serta banyak pihak belum menyadari keberadaannya sebagai sarana transportasi alternatif setidaknya mulai 5 tahun mendatang. LANGKAH BERIMBANG Menyadari keterbatasan itu, Pe Dengan berbagai spesifikasinya, perkereta- Untuk menjawab hal itu, Wartawan Harian apian yang mulai dibangun sejak 1883 di provin- si ini memang tak dapat dipisahkan dari moda "Analisa" Johan Jambak menyempatkan diri transportasi angkutan baja nasional. Tak menelusuri sejumlah lintas. Khususnya yang per- terkecuali dalam menapak gagasan manejemen nah diandalkan Perumka ESU sebagai trayek pro- baru tiba di Medan pukul 21.30 pengelolaan, yang terhitung 1988 Perumka bakal duktif baik di sub sektor angkutan barang mau WIB, harus menunggu rangkaian bosan yang tujuannya tak lain me rumka ESU sebagai acap dilontar kan KE, Ir. H. Tjutjut Triyoga, di banyak kesempatan tak pernah diam. Namun senantiasa ber upaya melakukan tero KA Siantar tampil sebagai PT (Pèrsero) Kereta Api (KA). pun penumpang. wujudkan langkah berimbang guna mempertahankan eksistensi perkereta-apian. Medan. Sebab un- tuk menarik rangkaian KA yang diberangkatkan dari Siantar pukul 18.20 WIB, Perumka ESU tak me miliki lokomotif cadangan. Se kiranya, fasilitas yang diperlukan tersedia, keterlambatan yang nyaris meresahkan penumpang ter sebut tak perlu terjadi. "Ironisnya, setiap keterlam- batan terjadi penumpang yang menjadi korban tak cuma mélan- da KA Rantau Parapat dan KA Medan Siantar. Tapi juga KA Lancang Kuning dengan trayek Tanjung Balai - Medan yang men- jadi satu rangkaian panjang sejak Stasiun Tebing tinggi", ungkap seorang penumpang yang menga ku hampir setiap 4 kali seminggu menggunakan jasa kereta api dalam menunaikan kebutuhan per jalanannya. Langkah paling menonjol, ter catat pelayanan jasa angkutan dengan menekan keterbatasan sarana operasional. Dengan ke sungguhan yang meyakinkan, eksploatasi ini secara terus-me nerus membenahi kesempurnaan administrasi baik itu menyangkut pelayanan umum mau pun ke uangan. Di luar itu, upaya men datangkan fasilitas angkutan ser- ta pembenahan lintas secara ber- tahap terus berjalan. Kondisi tak jauh berbeda, juga masih sering melanda KA Puteri Hijau II dan KA Lancang Ku ning-II. Soalnya, gangguan yang terjadi secara langsung ikut mempe ngaruhi KA lainnya. "Namun kami tetap mengupayakan terwu judnya mekanisme angkutan dengan resiko yang minim", ungkap kondektur yang mengaku sudah berpengalaman belasan tahun di trayek sama. Saat ambisi itu dicanangkan, kondisi perkereta-apian Sumut memang dalam kondisi "sakit". Keterbatasan prasarana dan fasi litas operasional, dengan kegi gihan aparat pengelola, tak dipan- dang sebagai kendala yang seakan menutup peluang untuk berkem bang. Tekad mempertahankan keber adaan angkutan-tradisional ini, merupakan motivasi kuat pihak pengelola melakukan berbagai terobosan. Apalagi setelah banyak kalangan, sepakat serta men- dukung sepenuhnya komitmen transportasi yang menetapkannya sebagai satu-satunya angkutan alternatif jalan raya di sela kepadatan arus lalu-lintas. cang Kuning I dengan trayek Medan Tanjung Balai yang di jadwalkan berpisah di Stasiun Kisaran. Sebagaimana KA Bisnis Plus Medan - P. Siantar yang diberang Lonjakan penumpang selama musim libur ini, sebagai diuta rakan, Kusbianto, 43 selaku kon dektur diisyaratkan sejak lama di antisipasi pihak Pengatur Perjalan an Kereta api (PPKA) Stasiun Besar Medan. Dengan perhitung an serta pertimbangan bagian ini, penambahan KA pun dilakukan sejak beberapa waktu lalu dengan memaksimalkan fasilitas tersedia. Kepekaan PPKA yang men- dapat dukungan sepenuhnya dari Bagian Jalan dan Bangunan Perumka ESU ini, konon sejak lama diajukan. Namun karena ber Analisa/jj MELAPOR: Kepala Eksploatasi (KE) Perumka ESU, Ir.H. Tjutjut Triyoga (kiri) tampak melapor pada mantan Kapoldasu, Brigjen (Pol), Drs. H.M Nurdin (kanan) saat menyertai KA Limex setibanya di Stasiun Perlanaan belum lama ini. Gambar tengah kepala stasiun berkenaan mendampingi. "Numpak Spoor" Budaya Kaum Muda hanya memperioritaskan komiditi hasil perkebunan. potongan harga yang lumayan un- tuk jajan selama perjalanan. JAUH sebelum eksploatasi uji coba PT (Persero) Kereta Api ditetapkan, Perumka ESU sudah gencar memasyarakatkan ang kutan baja ini. Dengan mengan dalkan motto sebagai a-ngkutan massal yang merakyat, murah, bersih dan nyaman, kereta api (KA) dipromosikan sebagai sarana transportasi yang menon- jolkan fungsi sosial berorientasi bisnis. Kemauan kuat mengetengah kan profesionalisme dalam pelayanan, tampak semakin menonjol. Lebih-lebih, setelah Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) secara resmi beralih status menjadi Perusahaan Umum Kere ta Api (Perumka). Peralihan ini, diikuti dengan upaya memasyara katkan "numpak spoor" yang secara historis sudah dikenal sejak zaman Deli Spoorweg Maatschapi (DSM) saat perkereta- apian Sumut didominasi oleh muntik. Yakni rangkai ang kutan yang ditarik lokomotif uap dengan fasilitas rel baja dan lain nya berukuran/berkekuatan rela tip kecil. KAUM MUDA Menjelang era PT (Persero) KA, langkah membudayakan "numpak spoor" ini terlihat semakin digalakkan. Sedang strateginya, lebih diarahkan pada upaya merangsang minat calon pemakai jasa untuk memilih jenis angkutan dalam memenuhi kebu tuhannya. Perumka ESU pun, secara ber- tahap berupaya mengimbangi minat masyarakat yang semakin besar terhadap kereta api. Ter utama setelah jumlah angkutan ke berbagai jurusan terus ditingkat kan, berikut jenis pelayanannya. Bersama itu, kita mengenai KA Eksekutif, KA Bisnis Plus dan KA Wisata yang bentuk pelayanannya saling berbeda. Perumka ESU tanpa ragu, mulai mengkampanyekan "num- pak spoor" (naik kereta api) di masyarakat luas. Seraya meng andalkan segenap keandalan yang dipunyainya, tersimpan hasrat un- tuk mengembalikan masa jaya yang pernah diraihnya saat angkutan baja dimaksud berope rasi tanpa saingan yang berarti. Tiket berhadiah bagi penum- pang ke semua jurusan pun, mulai diperjenalkan. Langkah promosi ini, disertai upaya pembenahan bertujuan meningkatkan pela yanan. Tak ketinggalan, langkah perbaikan sarana operasional dengan sasaran utama memperke nalkan budaya "numpak spoor". Terobosan perdana ini, boleh dikatakan berhasil mengem- balikan kepercayaan masyarakat terhadap keandalan KA. Kesan sebagai angkutan yang kesela cukup mengena. Setidaknya, be Strategi ini, kelihatannya matan perjalanannya jauh lebih gitu terungkap melalui sekelom- terjamin, dari hari ke hari pok kaum muda (pelajar) yang semakin diminati orang. Ter- dalam trayek Medan - Rantau masuk dalam penyelenggaraan Prapat, memilih KA. Untuk angkutan barang yang tak lagi mana, mereka mendapatkan Budaya "numpak spoor" kali ini, agaknya lebih ditekankan pada kaum muda yang selama ini cenderung masih asing dengan kereta api. Kendati tak sampai menyediakan diskon khusus sebagai perlakuan yang pernah diterima para kaum muda (pela- jar) melalui sistim "abunemen" pada masa peralihan Djawatan Kereta Api (DKA) ke Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). - 1- katkan dari stasiun sama pukul 06.20 WIB sebelumnya, arus pe numpang terlihat meningkat dari biasanya. Kondisi ini, mungkin bersamaan dengan dimulainya masa libur panjang sekolah hingga kereta api ke tujuan tadi dipilih banyak orang sebagai sarana transportasi utama. Kondisi yang memang diantisi pasi Perumka ESU secara seksa ma tersebut tak sampai mempe ngaruhi kelancaran transportasi. Kendati pada priode sama, pe- rusahaan berkenaan baru menam- bah jadwal perjalanan KA ma sing-masing 1 kali setiap hari dengan mengoperasikan KA Ekse kutif dan KA Bisnis Plus yang semakin diminati, penumpang. Rencana bernuansa profesionalisme ini, tak cuma mengejutkan banyak pihak. Tapi juga mengundang pertanyaan banyak kalangan, terutama mereka yang tak pernah mengandalkan kereta api dalam pemenuhan kebutuhannya. memang dialami KA Puteri Hijau hanya dibenarkan rata-rata 30 komotif atau minimnya spoor. dan Bagian Jalan dan Bangunan Dalam kaitan ini, peran PPKA amat menentukan. Kekhawatiran terjadinya hal itu, yang dipaksa menunggu selama kilometer/jam. Kenyataan ini, me hampir 2 jam di Stasiun Tebing rupakan alasan lain, mengapa ke Tinggi saat kembali dari Rantau Parapat menuju Medan. Meski berdasarkan jadwal perjalanan yang disiapkan, KA sama seyogya nya sudah diberangkatkan menu- beradaan KA di sini belum dirasa kan. ju Stasiun besar Medan pukul 18.00 WIB yang dijadwalkan tiba paling lambat pukul 19.30 WIB. Rupanya KA yang akhirnya Di lain kesempatan, budaya "numpak spoor" juga ditawarkan melalui jasa KA Wisata dengan penumpangnya sebagian besar kaum muda (pelajar). Bekerja sama dengan Kanwil Pariwisata Sumut dan Kanwil Dikbud Su mut, perjalanan menelusuri se- jumlah perkebunan serta spoor simpang (lintas cabang KA ke pusat produksi perkebunan) merupakan sisi paling menarik. Hanya sayangnya, kegiatan semacam ini baru bersifat pesanan. Maksudnya, Perumka ESU baru menyiapkan pelayanan bila dipesan. Karena alasan terten- tu, pihak pengelola belum menye diakan trayek khusus yang mulai diminati kalangan pelajar terse but. Satu hal yang menarik, trayek ini sesuai program terdiri dari rangkaian gerbong "tempo LAZUARDI ANWAR S Matahari Terminal DIA membuka jendela kamarnya. Menatap ke langit. Suasana di luar sana masih kabur dibungkus oleh kabut. Derai angin yang menyesak masuk terasa meraba kulit wa- jahnya. Dia merentang kedua belah tangannya membuka dada lebar-lebar, kemudian menarik nafas dalam-dalam. Dia mereguk kesegaran bahwa kesegaran adalah buah rakhmat yang dicurahkan itu tidak terbeli dengan tawar menawar. bagai keterbatasan sarana opera- sional terutama lokomotif, baru terealisir beberapa bulan terakhir. Itu pun, setelah Kepala Eksploa tasi (KE), Ir. Tjutjut Triyoga, turun tangan "merekayasa" fasilitas yang ada. Rasa putus asa yang nyaris menghantui kubu PPKA tersebut, barut teratasi nenyusul rekayasa, Ir. Tjutjut Triyoga, dengan memerintahkan bagian berkenaan menerapkan pola zig-zag. Mak sudnya, tiap KA yang diberangkat kan dari Stasiun Medan serta sta- siun tujuan (Rantau Prapat, Sian- tar dan Tanjung Balai) pada hari sama menyiapkan fasilitas ang kutan serupa dalam melayani pe Kemudian dia menyisih dari jendela kamarnya itu, dicobanya menggerak-gerakkan tubuhnya yang mekar itu. Senam pagi. Terbit juga bintik-bintik halus melalui pori-porinya yang mulus. Dihelanya lagi nafas pan- jang dan kemudian berhenti gerak badan. Dan berdiri lurus. numpangnya. Pola yang dinilai paling sesuai untuk mengatasi keterbatasan prasarana angkutan ini, bukan bebas dari resiko. Terutama yang menyangkut jadwal perjalanan KA mengingat hampir seluruh lintas menggunakan spoor tung gal (rel. baja satu) yang menen tukan kelancaran perjalanan (saat persidangan KA terjadi). Kendala lainnya, tercatat jumlah lokomotif yang dimiliki Perumka ESU cukup terbatas. Hingga rangkaian yang siap un- tuk diberangkatkan, terpaksa ter tunda akibat tak tersedianya lo doeloe" lengkap dengan lokomo tif uap bernuansa "nostalgia". Budaya "numpak spoor" ter akhir ini, di luar pelajar (kaum muda) juga diganderungi turis manca-negara. Karenanya, tak heran bila ada pihak yang menamakan program ini dengan KA Nostalgia. Perumka ESU sen- diri, kabarnya menetapkan tarif tiket relatif murah. Menurut Kepala Eksploatasi (KE) Perumka ESU, Ir. H.Tjutjut Triyoga, upaya pemasyarakatan KA baik sebagai angkutan penum pang mau pun barang akan digalakkan. Khususnya, dalam menyongsong era PT (Persero) KA untuk mana eksploatasi ini terpilih sebagai wilayah uji coba yang hasilnya dinanti banyak kalangan. Apapun alasannya, budaya "numpak spoor" ini harus terus dilaksanakan. Bila tidak, keper- cayaan masyarakat yang mulai pulih, bakal tenggelam dalam gagasan cukup positip ini. Ken- yang mudah diwujudkan seperti dati semua itu, bukan sesuatu membalik telapak tangan. Darinya juga diketahui, keter lambatan KA yang bersumber dari keterbatasan jumlah loko motif tak dapat dihindari bila fasilitas tersedia mengalami ke rusakan tehnis. Kendati pihak Perumka ESU di luar masinis, selalu menyertakan petugas mekanik di setiap perjalanan KA. Kalau sudah demikian, yang men- jadi korban tak lain penumpang. Ternyata upaya mendatangkan lokomotif baru dari Bandung, telah berulangkali dilakukan. Soalnya, dengan 32 lokomotif yang tersedia (6 di antaranya dalam kondisi tak layik jalan) tak mampu menjamin kelancaran pengoperasian KA ke semua ju rusan. Apalagi, fasilitas sama juga digunakan untuk kebutuhan lang sir di berbagai stasiun. Matanya melirik ke atas ran- jang bekas tidurnya. Di bawah pijar lampu tidurnya dilihatnya tempat tidurnya itu bersinabut. Tidak lagi teratur. Senyum pun menyungging dari bibirnya yang tipis dengan mendekati tepi ran- jangnya. Dia pun membungkuk membenahi tempat tidur itu. Dengan menarik-narik tepi seperai berbunga batik dan membenamkan ke bawah kasur. Kemudian menjangkau bantal dan gulingnya sendiri, mengucak-ucaknya, lalu disusunnya pada posisi yang wajar. "Rapi juga," bisiknya sendiri. Tubuhnya masih terbungkus baju tidur yang tipis sehingga membayang sosok tubuhnya yang montok itu. Pelan-pelan matahari Belum termasuk, kebutuhan dalam pengoperasian KA Barang yang volumenya terus meningkat. Karena di luar komoditi perke bunan, Perumka ESU juga mela yani angkutan komoditi seperti semen, kayu dan bahan bangunan lainnya. Tak ketinggalan bahan bakar minyak (BBM) baik dari dan menuju Stasiun Belawan. Ganjalan juga dialami dalam nya. Misalnya, hal-hal me- penyelenggaraan operasional lain nyangkut kondisi traksi dan rel baja yang secara umum bila diban ding dengan eksploatasi di pro- pinsi lainnya (Jawa dan Sumatera Selatan) memang tergolong belum memadai. Bila di lintas Jawa dan Sumsel, Kini kedudukannya telah di gantikan oleh kereta api (KA) yang jangkauan pengoperasiannya pembangunan spoor simpang yang sempat menarik perhatian SPOOR SIMPANG: Sejumlah karyawan sedang asyik mengerjakan lokomotif uap yang kekuatannya Analisa/jj jauh lebih luas. Berawal dari seorang turis manca negara. lebih besar, sarana angkutan dengan fasilitas rel baja ber PADA zamannya, keberadaan muntik merupakan segalanya. Ter utama di lingkungan perkebunan negara mau pun swasta yang memanfaatkannya sebagai satu- satunya sarana mengangkut komo ditasnya menuju lokasi penim- bunan atau terus ke Pelabuhan Belawan. Di luar itu, sarana yang terdiri dari rangkaian gerobak terbuka dengan penarik lokomotif uap berkapasitas 20 hingga 100 tenaga kuda (pk) tersebut juga diman- faatkan untuk mengangkut orang. Meski awalnya, kegiatan dimak sud terbatas di lingkungan "onder ming" (pondok pemukiman karya wan). pengoperasian KA dengan latar- belakang traksi relatip memadai dilengkapi fasilitas rel memadai (R-54) kondisi perkereta-apian provinsi ini tergolong masih memprihatinkan. Dengan meng andalkan rel (R-36) yang tekanan gandarnya jauh lebih kecil kondisi lintas secara menyeluruh belum dapat diandalkan. Tak heran, bila KA di Sumut (baik angkutan penumpang inau pun barang) baru mampu "ber lari" dengan kecepatan maksimal 60 kilometer/jam. Bahkan di ruas tertentu, demi keselamatan per jalanan frekwensi kecepatan merangkak di luar, di langit. Cahaya mulai memercik ke dalam ruang itu, ke kamar tidurnya. Jam dinding yang tergantung di ruang tengah, di luar kamarnya berdentang, kemudian diikutinya dentang perdentang. "Sudah pukul enam", desisnya lagi. Dengan cepat direbutnya han- duk dari sangkutannya, dan melangkah ke pintu langsung membuka pintu kamarnya itu. Dengan melilitkan handuk di leher, di ruang tengah rumah itu dia memandang sekeliling. Kemudian melangkah mende- kati jendela, dan dibukanya jendela nako yang di ruang depan. Terasa pula angin masuk dengan cahaya matahari yang Terobosan yang dilancarkan secara terprogram, ternyata mem- buahkan hasil. Dengan memak simalkan fasilitas yang tersedia, sengaja diciptakan rekayasa ter tentu bertujuan mengangkat kem- bali kejayaan perkeretaapian Sumut. Hal ini, tergambar melalui sejumlah prestasi yang diraih eks ploatasi ini terutama di tingkat nasional. Di bidang kinerja, selama pro- ses peralihan PJKA menjadi Perumka eksploatasi yang me ngukir historis angkutan baja se- jak 1883 ini terbukti berhasil meraih predikat juara I tingkat na- sional pada 1996. Disusul pula predikat sama tahun berikutnya dalam Lomba Gugus Kendali Mu tu (GKM), dengan latar bela kang keberhasilan peningkatan mutu pelayanan. Mekanisasi tersebut, secara ber tahap tak cuma berhasil memacu arus pengangkutan penumpang serta barang tapi juga keuntung an. Tentu saja, dengan tetap mempertahankan motto perkereta -apian sebagai sarana angkutan bersifat massal, aman, bersih, lan- car dan murah tanpa mengabai kan perhitungan bisnis yang memang semakin diperlukan. Kondisi lintas Medan - Rantau Prapat pulang pergi, Medan- Tanjung Balai pulang pergi dan Medan Siantar pulang pergi dalam penyelenggaraan angkutan penumpang tak sekedar diper tahankan. Melainkan, secara ber terus ditingkatkan misalnya dengan cara menambah frekwensi KA. angsur Begitu juga dengan pelayanan jasa angkutan barang, di sebagian besar lintas tersedia. Di luar lin- tas di atas, frekwensi perjalanan KA Barang juga dilipat-gandakan pada trayek Medan-Belawan pu lang pergi dan Medan-Besitang pulang pergi. Tentu saja dengan menjadikan komoditi hasil per kebunan sebagai "primadona" angkutan dengan tak mengabai kan jenis barang lainnya. Langkah strategis ini, secara umum tak sekedar mampu mem pertahankan keberadaan perke reta apian Sumut. Melainkan, secara berangsur berhasil me tekanan gandar (R) makin me ningkat keberadaannya pun semakin menentukan. Meski tergolong lamban bila dibanding sarana angkutan darat lain, KA uap ini terus berkembang sejalan kemajuan tekhnologi. Se cara evolusi, lokomotif uap berkembang menjadi lokomotif diesel yang sumber tenaganya tak lagi tergantung pada bahan bakar kayu. Begitu pula rangkaian gerobak barang mau pun penum- pang, terus mengalami modifika si. KONDISI tak ketinggalan kondisi fasilitas pendukung dalam ke giatan operasional seperti traksi dan rel baja. Termasuk keleng kapan lain, di antaranya sistim sinyal, dan telekomunikasi yang makin hari makin disesuaikan dengan kebutuhan serta upaya lebih menjamin keselamatan per- jalanan KA. menguasai ruang itu. Matanya pun mengamati kursi demi kur- si, keadaannya masih tetap seperti semalam. Dan matanya itu meruncing ke atas meman- dang ke jam dinding. "Pukul enam lewat sepuluh menit," desisnya lagi sendirian. Dia pun cepat meninggalkan ruangan itu, melangkah menu- ju ke kamar mandi. Dibukanya pintu kamar mandi itu dilihat- nya lantainya belum basah, ke- ring. Berarti belum ada yang bangun di rumah itu, selain dia sendiri. Setelah Muntik Berlalu.... "Mereka pasti ketiduran," bisiknya lagi. Maksudnya ayah dan ibunya. "Oh... oh.... maklum orang tua. Sekarang kan hari Senin," bisiknya dalam senyum. Dan air pun mencurah ********* Analisa/jj MODIFIKASI : Gambar atas modifikasi gerbong penumpang biasa menjadi kelas eksekutif di Balai Yasa Pulo Brayan Medan. mulihkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap angkutan tradisional ini. Buktinya, baik volume angkutan barang mau pun penumpang yang setiap harinya dilayani Perumka ESU terus me ningkat. Di luar itu, Perumka ESU juga tak mampu ketinggalan dalam pe ngelolaan KA Wisata dengan me manfaatkan perkebunan. Dengan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki, tercatat sejumlah KA Wisata kendati pengoperasiannya masih bersifat pesanan (carter). Objek wisata yang diandalkan, di luar perkebunan asing dan lokal juga keberadaan Balai Yasa (bengkel induk perkereta-apian) Pulo Brayan yang nilai sejarahnya Kepercayaan pusat menetapkan nya sebagai uji coba PT (Persero) Kereta Api yang dimulai awal 1998 bukan tak beralasan. Karena provinsi lain. tak kalah dengan eksploatasi selain kinerjanya tergolong paling baik, juga memiliki keandalan pe Dalam menindak-lanjuti tero bosan gencar yang dilakukan, eks ploitasi ini kembali terbentur pada keterbatasan klasiknya. Fasilitas pendukung seperti lokomotif serta rangkaian gerbong penumpang yang minim, mengakibatkan me berkembang. Hingga tak jarang, kanisme pengoperasian KA sulit antusias calon pengguna jasa yang cenderung meningkat acap tak ter layani. rang dapat ditekan, Perumka ESU "Misal saja, keterbatasan seka akan dapat memacu kemajuan jauh melampaui kondisi seka- rang", ungkap, Ir. H. Tjutjud Triyoga, yang dinilai banyak ka langan di Sumut sebagai sosok cukup kaya dengan gagasan ser- ta bertangan dingin dalam mem berhasilkannya. Diakuinya, semua keberhasilan yang diraih tak hanya datang begitu saja. Tapi harus disertai kecintaan teramat dalam dan tang gungjawab tinggi terhadap masa depan perkereta-apian. Hal mana, menuntut tak hanya kerja keras tapi juga rasa pengabdian yang siap dipertaruhkan. Tawaran yang disertai pela layanan yang kualitasnya belum eksploatasi ini. yanan cukup memadai ini, nyata nya berhasil menyentakkan banyak kalangan. Konon di sektor berkenaan, Perumka ESU berupa ya menjajaki kerjasama dengan instansi terkait dalam hal ini Kan- wil? Dinas Pariwisata Sumut. Di luar perkiraan, tawaran dimaksud juga mendapat sambutan dari dunia pendidikan yang menjadi kan kereta api sebagai objek pen- didikan yang memiliki potensi ter tentu. Apa yang dilakukan, Ir. H. Tjutjut Triyoga, dan staf me rupakan langkah dasar menuju profesionalisme. Langkah ini, tak cuma terungkap melalui ucapan dan istilah tapi juga dalam sikap Menjelang era PT (Persero) KA, keinginan memacu perkem- bangan kereta api pun semakin transparan. Untuk langkah awal, Perumka ESU secara terprogram menerapkan pola komputerisasi yang dikaitkan dengan moderni sasi. Tindakan ini, disertai dengan upaya Perumka ESU membenahi manajemen perusahaan dengan tujuan lebih meningkatkan pelayanan. Sebab makin disadari, di sela persaingan yang makin ketat, pengguna jasa cenderung memilih sarana angkutan lebih menguntungkan tanpa mengabai kan faktor keselamatan. Tampaknya, setelah zaman muntik berlalu perkereta-apian Sumut yang tak lama lagi diuji dengan manajemen baru "dipak sa" terus membenahi diri. Seti daknya, dalam menyuguhkan pela yanan baik di sektor angkutan barang mau pun penumpang. dengan deras, setelah dia memutar kran. Dibukanya han- duk yang melingkar di lehernya, dan disangkutkannya pada paku di sebalik pintu kamar mandi itu. perbuatan. Dengan cara itu, per kembangan perkeretaapian Sumut terus dipacu. Cahaya matahari sudah menguasai sepenuhnya kamar mandi itu. Dia pun mulai menanggalkan pakaiannya satu persatu. Bermula dari baju tidurnya yang tipis itu. Behanya. Kemudian mengangkat kakinya sebelah sembari menanggalkan yang paling bawah. Dia pun polos. GAGASAN MENANTANG Dengan menyajikan profesiona lisme di bidang pelayanan dan ad- ministrasi, Perumka ESU sekitar awal 1997 lalu ditetapkan sebagai pilot proyek uji coba pelaksanaan peralihan status menjadi PT (Persero) Kereta Api. Yakni per alihan status yang bertujuan lebih memaksimalkan keberadaan sara na angkutan tradisional ini yang akhir-akhir ini sering dibicarakan orang. Air curahan melalui mulut kran pun memenuhi bak. Dia memandang riak-riak air di per- mukaan bak itu. Bulu jangatnya mulai berdiri, merasa enggan untuk disiram dengan air dingin dipagi itu. Baru didengarnya dimiliki eksploatasi provinsi lain. konsideran penetapan pusat yang Kenyataan ini, tergambar dalam secara administratif telah meng angkat Perumka ESU sejajar dengan lainnya. Di mata, Ir. H. Tjutjut Triyoga, dan staf PT (Persero) Kereta Api itu tak sekedar peralihan status biasa yang memungkinkan pihak nya melakukan berbagai upaya memajukan perusahaan. Melain kan, sebuah gagasan menantang yang keberhasilannya turut diten- tukan banyak faktor. yaan pusat ini memang merupa Bagi Perumka ESU, keperca kan penghargaan sekaligus pengakuan atas segala karyanya. Namun di balik itu, merupakan dengan berupaya mengatasi ke motivasi untuk meraih kemajuan terbatasan sekarang ini. Secara menyeluruh, kepercayaan dimak sud dilatar-belakangi risiko ter majuan perkereta-apian. amat besar dengan orientasi ke Agaknya, tak ada pilihan lain LAPORAN SEBAGAI ORANG YANG SERING - KIT, APAKAH BA PAK MERASA PE - LAYANAN KESEHA- TAN DI SINI SUDAH CUKUP BAIK? pintu kamar berdenyit dibuka. Tentu ibunya atau ayahnya. Biasanya ibunya lebih cepat bangun. HALAMAN 4 kecuali berupaya secara maksimal dalam mewujudkan profesinalis me. Untungnya, apa yang dilaku kan eksploatasi dimaksud selama ini memang sudah mengarah ke sana. Meski di bidang tertentu sebagai diutarakan, Ir. H. Tjutjut Triyoga, masih dijumpai banyak kelemahan yang perlu diperbaiki Dengan memaksa tubuhnya melawan dingin, dia pun menyiramkan air dengan gayung di tangannya. Beberapa gayung plastik air telah mem- basahi sekujur tubuhnya. Kemu- dian bersabun, sembari mengucak-ucak serta meng- gosok dengan sabun yang terselip-selip pada tubuh itu. Tubuh remaja yang tengah mekar. "Ani" panggilannya, Syafriani nama lengkapnya. Puteri tunggal Syahrul dengan ibunya Hestiati perkawinan antar etnis, bapaknya Aceh dan ibunya Sun- da. Syafriani, "indo lokal" In- segera. Cukup beralasan, bila keper cayaan Perumka Pusat yang cukup besar tersebut disambut, Ir. H. Tjutjut Triyoga, dengan pera saan tak menentu. Kecuali bangga atas prestasi yang diraih secara ber sama, juga diselimuti rasa keti dak-pastian terhadap kemampuan karyawannya. Apalagi, bentuk PT (Persero) Kereta Api tergolong masih asing dan perhatian semua kalangan bakal tumpah ke Kegundahan, Ir. H. Tjutjut Tri yoga, ini tak luput dari perhatian Perumka di Bandung. Untuk me nambah kepercayaan dirinya, dia bersama sejumlah pakar perkereta apian dan instansi pendukung lainnya sengaja dikirim menyertai semacam lokakarya bidang mana jemen angkutan darat di Sydney Australia sekitar akhir Juni 1997 lalu. - Peluang ini, tak disia-siakan begitu saja. Dengan semangat pe ngabdian yang tak kenal luntur, dia bersama 9 pakar perusahaan lainnya berupaya keras mempela jari sistem pengelolaan angkutan di negara Kangguru tersebut. Dalam kesempatan singkat ter sebut, ia terpilih sebagi ketua ke lompok I yang bersama rekan lain nya diharuskan menyiapkan peren canaan. Putera kelahiran Purwokerto Jawa Tengah ini pun, berupaya se maksimal mungkin mewarnai kon sep profesionalismenya dengan (Bersambung ke hal. 5) WIWID -97. LISA oleh WD.. WAH, BAIK SEKALI-SEHING- GA, KADANG KA- DANG WALAU CUMA MENCERET SAYA JUGA DI FOTO SKANING, FOTO PARU DAN KOMPU- TER JANTUNG....! ⠀⠀⠀⠀⠀ donesia asli, perpaduan darah yang menganugrahkan kein- dahan tubuh yang mempesona. (Bersambung. AM re be 一 22E5222 ny pa ny ga m u k se b m 11 h k ti n y n d Р n P U d te ya T lo Р ba p da se