Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Solopos
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-10-31
Halaman: 05

Konten


LAMAN ban iawan anggap buk k), pencipt n, serta sum ara maju, se an dalam se uang keluar berdayakan kinkan seo eativitasnya u dapat dite i Indonesia ekolah yang kedua atau hwa penana- u bahasa se a keliru, se gar berhasil baik ia akan a muridnya melibatkan akaan seko la menentu a baca yang a seseorang lingkungan arakat kita arapan yang masyarakat kebutuhan at dijadikan budaya dan al-hal terse an integrasi al seperti ini ain melalui akan Minat Masyarakat Wakaf Buku ilan Bahasa seluruh la ap perpusta baga-lemba diberdaya masyarakat cinta buku Yogyakarta Abrar an bertang k mengam hui bahw "pers yang buat masya bahwa pe og yang ide -lum mem enaran, m betapaput mbau pers kapi "pers masyarakat annya. Me la yang me mengusul PPG minta "pers yang erlu dilaku semanga sama men k menyem emperoleh FM, lulusan o, Kanada nganyar, penerap- resin. isasinya. milih alon- Mase- Musik yang indah. informasi tepat terpercaya melangkah ke depan dengan keagungan budaya bangsa di Solo PTPN RASITANIA 100.2 FM Jl. Kebalen 2 Solo 57111 Telp. (0271) 52166-43663 Fax. (0271) 45819 Http://www.ptpn.co.id E-mail : PTPN @slo.mg.net.id Solo Indonesia Solo (Espos) Tiga diskotek di Solo ditutup paksa oleh pihak kepolisian setempat gara-gara dinilai melanggar ketentuan waktu buka, Kamis (30/10) dini hari. Ketiga diskotek itu masing- masing Diskotek Legenda, Nirwana dan Balekambang. Diperoleh informasi, sebelum nya pihak Polresta Solo telah mem- peringatkan diskotik tersebut untuk segera menghentikan kegi- atannya tepat pukul 02.00 WIB. Namun, kata sumber Espos di Polresta, Kamis siang, peringatan tersebut rupanya tidak diindahkan. Akhirnya, sejumlah petugas Sabhara dipimpin Perwira Samap ta, Letda (Pol) Suyatno, langsung mengambil tindakan. Petugas berturut-turut mendatangi Dis- kotek Legenda di Jalan Honggo- wongso, Nirwana di kawasan Pasar Gede, dan Balekambang di kompleks taman Balekambang. Oleh petugas, seluruh pengun- jung yang masih berada di dis- kotek diminta keluar. Kemudian pihak pengelola diminta menghen- tikan musik dan mematikan lam- pu. Didampingi Letda Suyatno, Kapolresta Letkol (Pol) Drs Kurnia Ramadhani, mengatakan tindakan itu dilakukan menyusul keluhan yang disampaikan warga di seki- tar diskotek. Hentikan aktivitas Seperti pernah diberitakan (Es- pos, 23/10), Kapolresta Solo mengimbau pengelola hiburan malam termasuk diskotek meng- hentikan seluruh aktivitasnya tepat pukul 02.00 WIB. Imbauan itu ber- awal dari keluhan warga yang merasa terganggu karena ada dis- kotek nekat buka sampai menje- lang pag Bahkan saat salat subuh pun masih ada diskotek yang masih 3 Diskotek di Solo dipaksa tutup arti telah melanggar aturan dan karenanya harus ditutup paksa," tegas Dandim. beroperasi. Rabu malam menje- lang Kamis dini hari, aparat semu- la hanya mengingatkan dan meng- anjurkan agar diskotek segera menghentikan kegiatannya kare- na sudah melebihi waktu izin kera maian. "Namun setelah dipantau sam- pai pukul 02.30, ternyata masih ada yang nekat belum tutup. Sehingga kami terpaksa menutup paksa," ujar Letda Suyatno me nambahkan keterangan Kapol- resta. Penertiban Ditemui secara terpisah, Dan dim 0735/Surakarta Letkol (Inf) Anas Alwi membenarkan perihal dilakukannya operasi penertiban terhadap sejumlah diskotek yang dinilai melanggar waktu izin kera- maian. Tetapi, ujar Dandim, operasi yang dilakukan Kamis dini hari sepenuhnya dijalankan petugas dari kepolisian. "Kodim tidak ikut terlibat secara langsung, kok. Selu- ruhnya ditangani petugas Pol- resta." Menjawab pertanyaan Espos, Dandim menyatakan pihaknya setuju bila terhadap tempat hibu ran malam semacam diskotek diadakan penertiban. Khususnya bagi yang jelas-jelas melanggar ketentuan waktu operasional. Minimal, kata Hasan, kedua pihak terse- but telah bekerjasama guna mengeruk keun- tungan dari pembelian beras jatah tersebut. Karena, lanjut Hasan, dari hasil investi- gasi FPP beberapa waktu lalu ke Pasar Kadipolo, pihaknya telah berhasil mengendus peluang praktek mafia beras jatah. Di pasar terse- but beras jatah dijual dengan harga Rp 850/kg. Rata-rata, para pegawai dan ABRI yang enggan mengkonsumsi beras jatah itu hanya menjual Rp 550/kg. "Padahal untuk membeli beras yang akan dimakan sehari-hari, mereka masih harus membeli beras lagi dengan harga yang jauh lebih tinggi," ujar Hasan Disamping itu ada toleransi seki- tar setengah jam kepada setiap diskotek sebelum seluruh aktivi- tas dihentikan. Maksudnya tak lain untuk memberi kesempatan kepada pengunjung yang belum siap meninggalkan diskotek. "Maklum, meski sudah diberi tanda bahwa seluruh mata acara akan diakhiri, masih saja ada bebe- "Sesuai peraturannya, kerama- rapa pengunjung yang bertahan ian malam seperti diskotek itu kan duduk di dalam. Karena mem- hanya diperbolehkan sampai perhatikan aspek pelayanan, kami pukul 02.00 WIB. Jadi kalau ada terpaksa memberi kesempatan yang melebihi jam tersebut, ber kepada mereka tinggal sesaat. Berantas mafia Berkait dengan tudingan adanya mafia beras jatah itu, Hasan berjanji akan memutus jalur sindikasi beras jatah tersebut hingga tidak merugikan para pegawai dan ABRI. "Masalah ini memang seperti lingkaran setan, karena itu saya akan mencoba memutus lingkaran setan itu. Kalau di dunia kejahatan sela- ma ini kita kenal ada 'bajing loncat', untuk kasus ini ada bajing darat," kata Hasan. Hasan mensinyalir, sindikasi beras jatah itu terjadi antara lain aki bat ulah oknum di instansi pendistribusi beras yang berupaya me- Karanganyar (Espos) Belasan pekerja di bagian montir PT Delta Plastik, Kecamatan Jaten, Karanganyar saat ini dilanda keresahan. Pasalnya, pekerja yang sudah lama bekerja di bagian itu merasa dis- ingkirkan dengan adanya tambahan peker- ja baru. Bahkan Kamis (30/10) kemarin nyaris terjadi baku hantam di antara mereka. Kedatangan pekerja baru atas kebijaksanaan pihak perusahaan, justru menimbulkan kecemburuan di antara mereka, yang kese- muanya bagian montir. Pihak pimpinan peru- sahaan dinilai telah menganak emaskan karyawan baru. SOLOPOS, JUMAT WAGE, 31 OKTOBER 1997 "Kemampuan mereka memperbaiki mesin-mesin tidak lebih baik dari karyawan yang sudah lama bekerja. Namun mereka diberi kedudukan, gaji dan jatah makan yang berbeda," ungkap salah seorang montir lama. Sejak beberapa waktu lalu, karyawan sudah mendengar pihak perusahaan akan men- "Ada mafia kuasai beras jatah ABRI-PNS" Solo (Espos) Komisi B DPRD II Solo menuding, eng- gannya mayoritas pegawai negeri sipil (PNS) dan ABRI di Solo mengkonsumsi beras jatah akibat ulah mafia. "Karena ketika pertama mereka meneri- ma beras jatah, kondisinya jelek. Selanjutnya mereka lebih suka menjual beras itu kepa- da penadah, sekalipun dibeli dengan harga rendah," ujar Ketua Komisi B DPRD II Solo, Habib Hasan Mulachela, didampingi Yusuf Ibrahim Spsi dan Dra Endang Masyitoh, usai berkunjung ke Dolog, Kamis (30/10). Menurut dia, sikap mayoritas anggota ABRI dan PNS yang enggan mengkonsum- si beras jatah, diduga kuat akibat adanya sindikasi antara instansi yang mengurusi beras dan penadah. Tak soal Dikonfirmasi secara terpisah kemarin petang, Direktur Ope rasional Freedom Grup yang men- gelola Diskotek Balekambang dan Nirwana, Sugondho, mengaku pihaknya tak terlalu memper- soalkan langkah penertiban yang dilakukan aparat berwajib. "Tak mengapa, karena memang sudah saatnya tutup ya harus tut- up. Langkah yang diambil petu- gas Polresta Solo itu bagi kami tidak menjadi soal," tegas Sugon- dho ketika dihubungi melalui pesawat handphone-nya. Ia menjelaskan, berdasarkan ketentuan yang telah digariskan Badan Koordinasi Intelejen Daerah (Bakorinda) Solo, izin ke- ramaian ditetapkan hingga pukul 02.30 WIB. Bakorinda sendiri unsurnya terdiri atas Kodim, Polresta, Kejaksaan dan Kantor Sospol. "Tapi itu untuk malam-malam biasa. Sedangkan khusus malam Minggu dan malam libur ada tol eransi hingga pukul 03.00-03.30 WIB," tambah Sugondho. Habib Hasan Mulachela SOLO Raya Jadwal Salat untuk Kota Solo dan sekitarnya, Jumat, 31 Oktober 1997 Ashar Maghrib Subuh Dhuhur 03.55 11.24 14.38 17.35 Sumber: Masjid Agung Kota Solo Isya 18.45 Barangkali minumannya belum habis. Kita kan tidak mungkin mengusir mereka begitu saja." Namun kenyataannya, pekerja baru yang diterima, masing-masing Imam, Yudo, Jaswadi, Prayitno dan Sularso, berasal dari daerah sekitar pabrik. Diterangkan Sugondho, bebe- rapa saat sebelum diskotek ditut- up, petugas telah memberi tanda kepada seluruh pengunjung. Tanda itu adalah menyalakan lam- pu neon (TL). "Jika semua neon dinyalakan, pengunjung pasti sudah tahu kalau diskotek seben- tar lagi tutup. Tapi toh tetap saja ada yang masih nekat bertahan hingga beberapa saat." Selain tanda lampu, diskotek yang dikelola Freedom Grup (Balekambang, Nirwana dan Diskotek Solo yang khusus untuk penggemar dangdut) juga mem- pergunakan tanda lain berupa musik pengantar. "Pekerja baru sepertinya memang senga- ja didatangkan untuk menggeser kami-kami yang merupakan pekerja lama," tegas karyawan yang menolak disebut namanya itu. Sementara, ketika kelima pekerja baru tadi disuruh memperbaiki mesin tenun, ter- nyata mesin yang dipakai membuat karung plastik itu tetap tidak jalan. "Mereka ternyata tidak bisa memperbaiki mesin itu," ungkap warga Tasikmadu itu. Sugondho menyatakan pihak- nya sama sekali tak merasa ter- ganggu dengan penertiban yang dilakukan Polresta Solo. "Buat kami sih tak soal, entah untuk pen- gelola diskotek lain," ujarnya ringan. Di sisi lain, ia juga mengakui bahwa pemberitaan bernada 'mir- ing' mengenai kehidupan diskotek dampaknya bakal mengganggu kelancaran usaha bisnis hiburan malam ini. Selanjutnya pihak perusahaan menyuruh pekerja lama membantu mereka memper- baiki mesin-mesin yang tidak jalan itu. Namun bukannya pujian dan penghargaan yang diterima, beberapa pekerja lama malah dituduh mencuri spare part mesin-mesin itu. "Itu memang tidak bisa diban- tah, sedikit saja muncul pemberi- taan 'miring' efeknya pasti akan mempengaruhi omset diskotek." "Seumpama diskotek kemudi- an ditertibkan harus tutup pukul 01.00 WIB, bisa-bisa omsetnya langsung anjlok. Susah kalau ha rus diperketat lagi izin waktu operasionalnya. Dengan waktu yang ada sekarang (02.30 WIB), saya pikir rasa-rasanya sudah pas. Mudah-mudahan tidak dimajukan lagi," harap Sugondho. (mir/vdy) Hasan. Bahkan dia sempat memuji, karena penanganan dan penyim- panan beras jatah di gudang dinilai memadai. Sehingga para PNS dan ABRI diimbau untuk tidak ragu-ragu mengkonsumsi beras jatah tersebut. Mengutip keterangan Kasub Dolog III Surakarta, Sumaryono SH, Hasan kembali menegaskan, stok beras sejumlah 500 ton itu setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan sebulan warga Solo. Karena itu masyarakat hendaknya tidak perlu khawatir. nge ruk keuntungan pribadi. Dia menduga, oknum tersebut telah bek- erja sama dengan pengepul beras guna men- jual kembali beras tersebut dengan harga yang relatif lebih tinggi. Untuk memutus lingkaran setan itu, menu- rut Hasan, sebaiknya PNS dan ABRI mau mengkonsumsi beras jatah dari Dolog. Hasan menjamin beras jatah untuk kali ini bermu- tu prima. "Saya sudah mengambil sampel beras di gudang Dolog, hasilnya, beras yang disimpan dalam keadaan prima. Untuk saat ini stok beras IR 64 di Dolog berjumlah 500 ton dan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan di Solo," kata Hasan. Bahkan, dia menjamin, setidaknya untuk sebulan yang akan datangpun beras jatah yang akan didistribusikan kepada para PNS dan ABRI ini berkualitas baik. "Untuk 10 bulan mendatang beras yang akan dibagikan kepada para pegawai dan ABRI ditanggung masih bagus," kata Hasan. Nyaris berkelahi Buntutnya, di antara montir lama dan baru nyaris terjadi baku hantam karena saling Pada bagian lain Hasan menjelaskan, seja- uh ini pihaknya belum menemukan adanya keterlibatan oknum aparat Dolog yang mem- permainkan beras jatah tersebut. "Sejauh ini saya kok belum menemukan adanya orang Dolog yang terlibat," papar Hasan menambahkan, adanya sindikasi beras jatah ini amat mem- prihatinkan pihaknya. Karena mereka yang biasa menjadi korban adalah para pegawai atau anggota ABRI yang berpangkat rendah. (tus/ian) datangkan montir baru yang katanya lebih tuding siapa yang mencuri barang-barang itu. berkualitas. Mereka semula akan didatangkan dari Surabaya untuk memperbaiki mesin-mesin yang rusak. "Namun kejadian itu bisa didamaikan sehingga tidak terjadi perkelahian diantara para pekerja itu," Sebenarnya, montir lama tidak memper- soalkan kedatangan montir baru itu. Termasuk perbedaan dalam pemberian kedudukan dan uang gaji oleh perusahaan. Namun setelah melihat kemampuan montir baru yang sama saja dengan mereka, akhirnya jadi cemburu. Wakil Ketua FSPSI Unit Kerja PT Delta Plastik, Sugianto, membenarkan adanya kecemburuan di antara montir lama dan baru. Montir lama merasa iri atas perbedaan perlakuan yang diberikan perusahaan kepa- da montir baru. Akibat dari tindakan perusahaan itu, mon- tir lama merasa dirugikan dan resah. Bahkan sempat terjadi perselisihan diantara mereka. "Namun tidak sampai terjadi perkelahian," ungkapnya. RITMATIKA DARSO 141 722 SOLO 3 Sementara itu, pihak perusahaan belum bisa dimintai keterangan tentang hal terse- but. Manajer Personalia, Haryono, kebetulan tidak masuk karena sakit, sedangkan pimp- inan perusahaan lainnya juga tidak bisa dite- mui. "Pimpinan sedang rapat, Mas. Beliau tidak bisa diganggu," ujar salah seorang petu- gas Satpam di pabrik itu. (din) 0 ua orang anak duduk tenang dengan swipoa di tangan mereka. uncoro, "bayi temuan" yang diangkat anak Belasan pekerja Delta Plastik nyaris baku hantam Koleh Ny Yahono, warga Sudiroprajan, Jebres, sudah mulai terlihat tenang. D lalu diberikan kepada mereka secara beruntun. Hasilnya di luar dugaan, hanya dalam hitungan detik kedua bocah itu dapat menjawab benar. Misalnya 22 ditambah 7 ditambah 5 dikurangi 19 ditambah 20, hasilnya mere- ka sebutkan kurang dari lima detik. "35," jawab mereka hampir serempak. Apa yang dilakukan kedua anak yang usianya kurang dari 10 tahun itu hanyalah sebagian aksi yang menyebabkan ratu- san orang tercengang-cengang di Ruang Tirtasari, Sahid Kusuma, Kamis petang (30/10). Soal selanjutnya terus diba- cakan, dan kedua anak itu tetap men- jawab dengan tepat dan cepat. penjumlahan yang sama cepat dan tepat, seperti kedua orang anak yang terlebih dulu tampil. Bedanya, anak itu tidak membawa swipoa. Anak-anak ajaibkah mereka? Jawabnya bukan. Mereka adalah anak-anak yang terlatih otaknya dalam hal aritmatika dasar karena terbiasa menggunakan swipoa. Solo (Espos) Steven, 40, warga Kandangsapi, Jebres, berhasil diringkus aparat kepolisian Polresta Solo setelah diketahui melakukan serangkaian penipuan hing- ga mencapai jutaan rupiah. Dipecat dari Paspamsus keraton, jadi penipu Berkedok sebagai seorang anggota Pasukan Pengamanan Khusus (Paspamsus) Keraton Kasunanan Surakarta, Steven telah mengelabuhi warga masyarakat biasa hingga pejabat penting di wilayah Surakarta. "Secara resmi, sebenarnya dia telah dipecat dari anggota Papamsus keraton. Pemecatan itu juga tak lain karena perilaku Steven yang tidak baik," ungkap Kapolsek Jebres, Kapten (Pol) Yusup, mengutip salah seorang kerabat keraton ketika ditemui Espos, Rabu (29/10), di ruang kerjanya. Mulai Kamis (30/1) kemarin, tersangka penipu itu telah mulai diperiksa di Polresta Solo. Menurut Kapolsek Jebres, kasus penipuan yang dilakukan warga Kandangsapi tersebut akan terus diusut dan diselesaikan lewat jalur hukum yang berlaku. "Dia ditangkap di rumahnya beberapa waktu lalu. Saat diperiksa dia mengakui semua perbuatan yang dilaporkan enam orang pelapor tersebut," ungkap Kapolsek kemarin. Menurut Kapolsek, terungkapnya kasus ini semula berasal dari laporan warga yang merasa ter- tipu oleh Steven. Seorang warga bernama Sukirdi tertipu, karena sertifikat tanah yang dipinjam oleh tersangka, ternyata digadaikan ke orang lain, shing- ga di harus menebus sertifikat tersebut. "Saat itu, korban yang juga teman akrabnya tidak merasa curiga, karena penampilan tersang- ka memang tidak kelihatan kalau dia adalah Swipoa, rangkaian manik yang mencengangkan Setelah aksi tersebut, seorang anak disebutkan dalam dokumen kuno umat Aritmatika Solo kepada Espos, Kamis yang lebih besar berdiri mendampingi (30/10). manusia bahkan sejak 190 tahun sebelum HALAMAN SENTRAL ARIMAKA Minumnya tak cukup 6 botol susu per hari. Belum lagi ditambah makan, berupa bubur Cerelac, tiga kali sehari. Berbeda dengan swipoa yang biasa digunakan kakek-kakek di Indonesia, swipoa yang digunakan anak-anak itu merangkaikan empat manik-manik dideretan bawah dan satu manik di dere- tan atas. Swipoa yang banyak digunakan orang tua Indonesia, umumnya merang kai lima manik-manik di deretan bawah dan dua manik-manik di deretan atas. Swipoa alias abacus alias sipoa adalah Belajar aritmatika dasar dengan ban- manik-manik yang dirangkai dalam tuan swipoa, menurut teori, diyakini dapat bingkai dengan susunan tertentu lalu membentuk sifat dan kepribadian anak. dimanfaatkan untuk membantu menghi- Dapat pula mengoptimalkan potensi otak tung penjumlahan, pengurangan, anak, meningkatkan daya pikir anak. perkalian atau pembagian angka-angka. "Serta membina minat anak pada matem- Alat bantu hitung semacam ini, sudah atika," ujar Mariani, pimpinan Sentral 12 tahun." (bis) "Alhamdulillah, Kuncoro sekarang sudah merasa aman berada dalam dekapan saya," tutur Ny Sebloh Yahono ketika Espos menen- gok "bayi temuan" tersebut, Kamis. (30/10). Sore itu, Ny Yahono sedang sibuk ndandani (merias red.) si anak setelah selesai diman- dikan. "Inten, intenku, duh intenku. Sesuk gede, dadiyo wong apik," Ny Sebloh menimang- nimang anaknya. Tak sedikit pun ia merasa canggung, meski Kuncoro bukanlah anak kan- dungnya. seorang penipu. Dia sangat pandai mengelabuhi atau membuat percaya orang," ungkap M Yusup. Pelapor kedua, kata Kapolsek, karena tanah yang semula ditawarkan ternyata bukan miliknya sendiri. Semula pelapor yang juga seorang anggota polisi, Serma Harto, percaya saja sehingga dia memberi uang pada Steven Rp 5 juta untuk pem- belian tanah itu. "Setelah menerima uang tersebut, tersangka tidak kelihatan lagi. Dan saat tanah tersebut ingin di sertifikatkan, ternyata bukan milik tersangka, tat- api milik orang lain yang masih lengkap surat- surat kepemilikannya," ungkap Yusup. Sedangkan pelapor ketiga, adalah Tri Hapsoro. Korban mengaku telah kehilangan uang Rp 4,5 juta rupiah akibat ulah Steven. Menurut korban, semu- la tersangka ingin meminjam uang untuk kepentin- gan tertentu, namun uang yang dipinjam tersebut tidak pernah dikembalikan. "Korban lainnya yang melapor ke kepolisian adalah Ridwan, dia mengaku telah tertipu uang Rp 1,3 juta rupiah," kata Kapolsekta. Sedangkan pelapor lainnya adalah salah seorang warga yang semula dijanjikan akan dicarikan peker- jaan, namun sampai beberapa waktu dia tidak per- nah memenuhi janji-janji tersebut, bahkan uang yang dibeerikan kepadanya tidak bisa diminta kembali. "Saat menipu calon-calon tenaga kerja itu, Steven mengaku seorang Diruktur Utama Binangun Persada Peni, serta Direktur PT Cahaya Agung yang beralamat di Pucangsawit Solo," kata Kapolsekta. Menurut M Yusup, saat ditangkap petugas dan mau diperiksa dia pura-pura sakit jantung. (mir) Seperti diberitakan Espos, kemarin, bayi Kuncoro ditemukan oleh Ny Wiryo Marsiti, ibu mertua Ny Yahono di bangku depan warung makan di bilangan Sudiroprajan. Oleh Ny Yahono, bayi tersebut kemudian dibawa pulang agar bisa dirawat menantunya. Padat berisi Tak ada yang tahu, ibu mana yang tega mem- buang anak setampan Kuncoro. Kulitnya bersih, hidungnya mancung dengan mata yang berbinar-binar indah. Dari postur tubuhnya, bisa diperkirakan, Kuncoro telah berumur lebih kurang sebulan karena anggota tubuhnya tampak sudah padat berisi. Meski sampai sekarang ibu sang bayi belum dite- mukan, tapi ada dugaan bayi tersebut sebenarnya PAKET SEMINAR Fasilitas Dua kali rehat kopi Satu kali makan pagi Satu kali makan siang satu kali makan malam HOTEL SAHID RAYA SOLO SOLO INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI: 'PRESENTASI KURSUS SENTRAL ARITMATIKA JL. YOS SUDARSO 141 TELP OF COLO Jl. Gajah Mada 82, Solo 57132 Indonesia. Telp. (0271) 44144, Ext 143, 146, 147, Fax. (0271) 44133 Ruang rapat Flip chart Satu buah spanduk Slide proyektor Kuncoro si bayi temuan itu pernah hendak dibuang di sekitar Jalan Slamet Riyadi. OHP + layar Alat tulis dan block note -20 Unit delegate Antar jemput Hotel Airport Hotel Kamar standar untuk 2 orang Rp 135.000,- NETT/PAX Solo (Espos) Masalah penarikan rekening listrik yang tidak sesuai dengan pemakaian sesungguhnya kare- na menggunakan tenaga carter di luar orang PLN, diakui Kepala PT PLN Cabang Surakarta, Ir Bambang Harsanto, sebagai suatu kasus yang memang sudah bersifat nasional. Hal ini dikatakannya kepada Espos di kantor PLN Cabang Surakarta, seusai acara Temu Pelanggan baru-baru ini. Namun kata dia, sampai saat ini PLN terus mencari jalan keluar untuk mengantisipasi semakin melu- asnya permasalahan tersebut. Sentra Aritmatika Solo adalah sebuah lembaga pendidikan keterampilan yang membina murid-muridnya untuk men- guasai aritmatika dasar dengan meman- faatkan swipoa. Lembaga pendidikan itu baru berdiri di Kota Solo dan sebagai kiprah perdana, Sentra Arimatika Solo menggelar presentasi di Ruang Tirtasari, Sahid Kusuma, Kamis petang (30/10). Biasanya pekerjaan membaca meteran rekening listrik yang belum dilakukan langsung oleh PLN, dilaksanakan bekerjasama dengan pihak KUD. Karena itu, langkah yang diambil PLN ada- lah dengan melakukan pen- dekatan kepada pihak KUD yang bersangkutan. Sehari, Kuncoro habiskan 6 botol susu Espos/Rahmat Wibisono Pendidikan semacam itu, jelas Mariani, sudah dibuka di banyak kota di Indo- nesia. Selain di Solo, sambung dia, kur- sus semacam itu telah dibuka pula di Cirebon, Jakarta, Yogyakarta, Indramayu, Kuningan, dan masih banyak lagi. "Paling baik bila diikuti anak-anak usia 6 hingga Kepala PLN: Pencatat listrik jangan ngawur status orang tersebut anggota KUD atau bukan. Kebiasaan ini menurutnya sangat salah kaprah. "Seharusnya kan anggota dulu, baru dia bisa baca meteran apa enggak," tam- bahnya. Ketidakjelasan status inilah kata Bambang, yang menye- babkan sulitnya menjamin keaku- ratan pencatatan rekening. Selain teguran, lebih jauh lagi PLN akan memberi sanksi ter- tentu kepada KUD yang hasil ker ja carternya bermasalah. Peru sahaan perseroan ini juga ber- upaya mengembangkan suatu sistem pembacaan meteran seca- ra periodik, misalnya tiap tiga bulan satu kali, untuk mengu- rangi resiko kesalahan. "Kenapa pembacaan meteran harus satu kali setiap bulan, kalau pemakaiannya tiap bulan paling- paling sama," jelasnya tentang dasar pemikiran sistem ini. Dengan sistem pembacaan "Mbok yao kalau milih orang periodik ini, bukan berarti pem- untuk ditugaskan membaca me- bayaran juga dilakukan tiap tiga teran jangan ngawur," katanya. bulan sekali. Pembayaran tetap Menurut dia, selama ini pihak dilakukan setiap bulan, dan sete KUD lebih mengutamakan orang lah tiga bulan akan ada recheck yang mau dan bisa ditugaskan, untuk melihat apakah pemba- dan kurang memperhitungkan yaran lebih atau kurang. (fia) bayi dalam gendongan, si wanita terlihat kebin- gugan. "Tiba-tiba, wanita itu membungkuk, hendak meletakkan sang bayi di rerumputan bawah pohon," cerita dia. Namun karena wanita itu kemudian menyadari ada banyak orang yang menyaksikan ulahnya, ia pun urung "mem- buang" bayinya. Kebingungan Rabu dinihari, sebelum Ny Wiryo mene- mukan Kuncoro, ternyata ada warga RT 04/RW 06 Sudiroprajan yang memergoki seorang wani- ta berjalan hilir mudik di sekitar perkampungan itu dengan mendekap bayi yang terbungkus kain selendang. "Saya sempat menanyakan tujuan wanita itu. Tapi hanya dijawab ia juga tak tahu hendak kemana," ujar Ny Siswo Martono, tetangga Ny Espos/Rina Yurini Wiryo. Wanita itu, menurut dia, mengenakan baju warna terang. Wajahnya cukup cantik sehingga ia tak menyangka kalau wanita terse- but akan tega membuang bayi. "Yang saya tahu, wanita itu hanya berjalan seorang diri. Tidak naik becak atau sepeda motor," jelas Ny Siswo Martono. Seorang saksi mata mengatakan, dua minggu sebelum Kuncoro ditemukan, ia melihat ada wanita berwajah cantik yang perang mulut dengan seorang pria di depan Hotel Riyadi. Entah siapa ibu kandung Kuncoro. Bagi Ny Yahono, itu sudah tak penting lagi. Yang dia butuhkan sekarang hanya bisa cepat-cepat menyelesaikan semua surat- surat sehingga Kuncoro cepat jadi anaknya. "Saat itu, si pria menggendong bayi. Setelah agak lama padu, sang pria memaksa si wanita untuk menggantikannya menggendong bayi tersebut," ungkap saksi mata tersebut. "Tadi pagi saya dipanggil Pak Lurah. Katanya, semua surat sudah beres, sehingga tinggal menung- Setelah menyerahkan sang bayi, si pria langsung gu pemrosesannya," kata Ny Yahono. Ia pun melan- pergi dengan mengendarai sepeda motor yang jutkan menimbang Kuncoro. "Duh inten, intenku diparkir di jalur lambat. Ditinggalkan sendiri bersama sayang. Bobok, ya sayang. Bobok dulu."(yur) 20 לכש 2cm