Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-03-30
Halaman: 03

Konten


ANALISA-MINGGU, 30 MARET 1997 Pariwisata Kapan SEKTOR industri pariwisata telah disepakati sebagai industri yang potensial yakni membawa rezeki menguntungkan baik ter hadap masyarakat maupun pen- dapatan nasional. Hal tersebut bukan saja karena faktor keka yaan alam, budaya dan berbagai kemudahan berikut fasilitas men dukung kita miliki juga karena trend pariwisata dunia semakin meningkat hingga salah kalau sektor ini dijadikan salah satu andalan devisa. Menyikapi hal tersebut sudah barang tentu setiap daerah ditun- tut untuk memanfaatkan peluang ini sebagai industri mendatang kan kemaslahatan khususnya bagi daerahnya, dalam artian sektor pariwisata hendaklah menjadi bagian penting hingga denyut nadi pembangunan suatu daerah semakin terpacu, sesuai jenis dan kekayaan dimiliki yang dapat dijual. ADi Sumatera Utara daerah yang telah menikmati sektor ini cenderung belum merata. Kendati pun pada dasarnya setiap Dati II memiliki kekayaan yang dapat di andalkan namun karena potensi - tersebut belum dikelola sesuai tun-- tutan mengakibatkan daerah tu- juan wisata (DTW) terfokus ke pada beberapa daerah dan kawas an saja. Kalau tidak ke Prapat Danau Toba, Samosor, Berastagi, Bukit Lawang, Pantai Cermin, atau lebih umum tujuan wisata wan lokal dan mancanegara ber- tumpu ke Tanah Karo, Langkat, Si malungun/Siantar, Tapanuli Utara, Nias dengan wisata sur fing, lompat batu dan wisata alam lainnya dan belakangan menyusul Tapanuli Selatan (MHB), Tapteng dan Deli Serdang. Daerah-daerah disebutkan bukan saja telah mengalami perkembangan yang di namis sebagai imbas dari sektor pariwisata, dinamika sosial masyarakatpun ikut dipacu yang kesemuanya berdampak positif, di samping tidak menafikan dampak negatifnya terutama terhadap budaya (adat istiadat) maupun sosial religius. RATUSAN ekor kera yang hidup di alam bebas, penghuni obyek wisata di Pulau Bali, memiliki daya tarik tersendiri bagi pelancong terbukti bebe- rapa obyek yang mempunyai "koleksi" binatang tersebu banyak dikunjungi wisatawan. Di obyek wisata Alas Keda- ton di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, 21 km barat Denpasar maupun obyek wisata Sangeh, 20 km utara Denpasar dan obyek wisata Ubud, 45 km timur Denpasar, kera-kera jinak itu hidup bebas dan gerak geriknya yang lucu tidak pernah sepi dari "godaan" pengunjung. Obyek Alas Kedaton yang Dairi, Semarak ? Oleh Sulaiman Zuhdi Manik memadai. Adapun sektor andalan pari wisata Dairi khususnya wisata alam dan budaya. Letak geografis dataran tinggi menawarkan pesona keindahan, kesejukan, kenyamanan dan nuansa yang harmoni bagi kita sedang mencari suasana lain. Ditopang oleh tingkat polusi udara dan kebi- singan relatif rendah tentu saja memberikan sesuatu yang berhar ga dan mengesankan bagi kita. Terpenting adalah potensi tersebut bersifat alami hingga bagi mereka yang ingin mendapatkan suasana alami dapat dipenuhi. Suatu suasana sangat bermanfaat bagi manusia dalam memupuk kecin taannya kepada alam sekitar maupun menghilangkan segala kepenataan perkotaan. Begitu pula aliran sungai bebas limbah dan pencemaran yang melintas diantara kaki bukit dikitari pepohonan yang rindang menawarkan suatu kenikmatan tersendiri apakah itu berenang, memancing, arung jeram ataupun untuk menghantar kita kedalam lamunan indah serta memperde kat hubungan kepada sang Pen- cipta melalui ciptaan-Nya. cintaan yang tidak direstui orang tua hingga sepasang remaja dimabuk asmara disumpah dan menjadi batu yang hingga seka rang batu tersebut dapat dilihat persis di pinggang Delleng Siraut yang dapat dijangkau melalui Desa Pasi maupun Karing. Di tempat inipun kita dapat menyak sikan hamparan laut Singkil di Aceh Selatan, kota Sidikalang ser- ta lereng lereng gunung nun jauh di seberang sana. berada dalam satu jalur dengan Tanah Lot dan Bedugul setiap harinya mendapat kunjungan rata-rata 500-600 orang, bisa meningkat dua-tiga kali lipat pada hari-hari raya besar seperti Idul Fitri, Natal dan tahun baru. Selam tahun 1995 tercatat 313.759 pengunjung. Bila kita menengok ke Keca matan Salak dan Kerajaan selain memiliki potensi wisata alam juga terdapat sungai yang memiliki air terjun yang sangat indah di Salak. Sungai sungai di kawasan ini sangat cocok untuk arena arung jeram karena tingkat kesulitan dan arusnya yang sangat menantang. Sedangkan obyek wisata Sangeh pada tahun yang sama pengunjungnya tercatat 107.079 oerang atau sekitar 300 orang per hari, data itu sesuai catatan Dinas Pariwisata Propinsi Bali. Dari jumlah pengunjung. obyek wisata Alas Kedaton Sementara kakayaan budaya disamping aneka tari tarian daerah yang sarat makna dan ge rakan indah yang gemulai dengan filosofi kehidupan amat berman- faat juga pertunjukan keahlian tradisional yang merindingkan bulu kuduk, seperti kemampuan atau kekebalan dari tajamnya pisau/pedang, yang telah dipertun jukkan saat pelaksanaan PDT (pesta danau Toba) di Prapat beberapa tahun silam. Juga ber bagai kemampuan atraktif meng gemeskan lainnya. Kekayaan adat istiadat dan kemampuan tradi- sionil ini bila digali secara optimal akan memberikan satu hiburan yang mengesankan. Sedangkan Tao (danau) Sila lahi yang merupakan bagian dari Danau Toba seperti halnya di Prapat kita akan menikmati hamparan air putih ber- sih yang dapat digunakan untuk berenang, mandi-mandi, meman cing dan aktifitas membahagia kan lainnya. Di samping itu kita pun akan dibawa suasana penuh bahagia manakala ikan ikan kecil bergerombol menikmati kehidup annya di air. Dan bagi mereka yang suka mendaki gunung, di sinilah tem- patnya, banyak pegunungan yang dapat dijadikan tempat mendaki, berkemah atau berburu, kesemua nya menawarkan alam yang masih hijau dan asri. KABUPATEN Dairi salah atu Dati II Sumut mempunyai potensi alam, budaya dan peninggalan se- jarah sebenarnya tidak kalah hebat dibanding daerah seperti Tanah Karo, Taput dan Simalu ngun. Sesuai letaknya di dataran tinggi dengan areal berbukit dan iklim sejuk plus ragam budaya daerah serta peninggalan sejarah Dairi dapat menjadi DTW men- janjikan apalagi sektor transpor- tasi darat dari berbagai akses telah lancar. Begitu pula akses transportasi ke lokasi belum dikelola dapat dikatakan telah Secara khusus beberapa kawas an yang dapat dimake-up sebagai objek wisata handal ialah kawas an hutan Lae Pondom sampai Tao. (danau) Silalahi, Lae (sungai) Renun dan Letter "S" sebagai lokasi arung jeram dan tempat bersantai ria dengan latar be lakang pemandangan hamparan sawah di Tiga Baru/Sumbul dan pegunungan Lae Pondom, danau Si Cike Cike lebih kurang 15 km dari Sidikalang, puncak Si- diangkat (lintasan ke Aceh Selatan), delleng (bukit) Batu Kapur, Delleng Si Raut di Desa Tambahan Kecamatan. Si Empat Nempu, Delleng Batu Ardan (gunung batu bertangga) di Desa Pasi yang memiliki legenda per Ratusan Kera Jadi Daya Tarik Bali Singkatnya dilihat dari potensi alam, kekayaan budaya maupun faktor demografis Dairi sangat potensial dan cukup memikat hati. Dan ini boleh disebut salah satu DTW alternatif setelah DTW seperti Prapat, Samosir, Bukit Lawang, Pantai Cermin, Berastagi dan lain-lain. Oleh: I Ketut Sutika ✰✰✰ Potensi yang kaya tanpa penge lolaan yang baik tidak berarti apa- apa, begitu pula Dairi kendati secara tekhnis mampu menjadi DTW alternatif menjanjikan bila tidak disikapi dengan langkah- langkah mendukung semua hanya impian. Dairi dalam mengantisipasi ke cenderungan pariwisata global memang sangat terlambat sehing ga trend tengah berlangsung kurang dapat dimanfaatkan bagi perkembangannya, saat mana daerah lain telah menikmati hasil. Kendati begitu dalam satu per juangan tidak ada kata terlambat, maka Dairi tidak perlu berkecil hati namun sekiranya hal ini sebagai pemicu untuk menyatu kan langkah. menempati urutan ketiga setelah obyek wisata Penelokan. Kin- tamani yang dikunjungi oleh 698.705 pelanjong, menyusul obyek wisata Tanah Lo dengan 397.744 orang. "Tingkah polah ratusan kera itu menjadi andalan obyek wisat Alas Kedaton. Pengunjungnya terbanyak dari Taiwan, menyu- sul Jepang, Australia dan Eropa," kata Bendahara Penge- lola Obyek wisata Alas Kedaton, I Nyoman Jingga. Obyek wisata Alas Kedaton andalan Kabupaten Tabanan PARIWISATA sarana fisik seperti jalan raya, pembukaan jalan baru, pemba ngunan kualitas SDM khususnya di desa-desa dan fisik non fisik lainnya memang masih tertinggal mengakibatkan sektor pariwisata cenderung ditunda dulu. Tapi bukan berarti hal ini tidak di pro- gramkan sebab pemda tentu me nyadari kalau sektor ini bukanlah seperti merendam garam dalam sungai. Pemda saatnya untuk mengaktif kan fungsinya dengan melakukan terobosan terobosan riil dan sifat- nya menguntungkan terutama ke pada masyarakat. Investasi tidak mungkin mengalir mana kala pemda bersifat menunggu atau hanya melalui promosi promosi murahan. Tapi hendaklah di lakukan lewat kerangka yang jelas dan menggereget sebab bukan hanya Dairi yang berkepentingan terhadap kucuran investor, daerah lain pun saat sama punya kepen- tingan, dengan demikian terobos an dilakukan mestilah mampu menghasilkan. Analisa/repro KERA HIDUNG PANJANG : Salah satu jenis kera, yakni kera dengan hidung panjang yang terdapat di hutan Kalimantan. Kitapun berkeyakinan dibawah Bupati Drs.S. Is. Sihotang dengan program "panter"nya (delapan te robosan) pembangunan sektor pariwisata tidak dianak tirikan agar tidak semakin tertinggal. Pemda senantiasa dituntut un- tuk bekerja keras mengundang in- vestor guna mengelola kekayaan alam Dairi yang ditujukan bagi kemaslahatan masyarakatnya. Salah satu kunci utama menye babkan Dairi tertinggal sangat ditentukan oleh kurangnya pro- mosi dan negoisasi keluar baik terhadap investor lokal maupun mancanegara. Dapat dimaklumi sebab selama ini program pembangunan lebih disasarkan bagi aspek sarana-pra SAAT Mermoz Cruise yang berbendera Bahama merapat di garis pantai Pulau Mansinam, Kabupaten Manokwari, Irian Jaya, tampak warga masyarakat berbusana tradisional menyam- but kedatangan kapal yan membawa ratusan turis Perancis itu dengan penuh ceria. Semilir angin pagi yang dingin berhembus perlahan diiringi ria ombak kecil yang sesekali memecah tepian pantai seakan menambah indah pano- rama pulau karang yang dihuni 36 kepala keluarga (KK) suku Biak Doreri. Pesona Pulau Mansinam di Teluk Doreri, Irja Semakin ke darat kelihatan dasar laut membiru seiring dengan terangnya sinar mentari yang akan timbul dari dasar laut, membua pulau bersejarah itu semakin elok. Dataran pantai berpasir putih, dengan ombak berkejaran me- mecah buih, berlatar belakang pohon nyiur, dan diselingi kicauan burung, membuat Man- sinam tampak utuh dan alami. Terletak di kawasan Teluk Doreri, tepatnya di wilayah Kecamatan Manokwari, Man- sinam seakan dikawal ketat Pulau Lemon, dengan Puncak Arfak menjulang tinggi. Selain memiliki panorama alam indah dengan hamparan pantai pasir putih sejauh mata memandang, pulau ini juga kaya akan aneka jenis biota laut serta merupakan saksi bisu masuknya Injil di Negeri Cenderawasih, kata Kepala Dinas Pariwisata Manokwari Ny. Etty Latuputty SH. Kawasan pulau yang dapat ditempuh hanya 15 menit dari jantung kota Manokwari itu pekan lalu menjadi sasaran kunjungan 306 wisatawan Perancis yang melihat cara memanjat pohon kelapa dan setelah Tanah Lot kini ditata secara baik mulai dari tempat parkir, pertamanan, jalan seta- pak mengelilingi hutan dengan luas lebih dari 10 hektar, tempat kera-kera bermain dari satu dahan ke ranting lainnya serta hidup pula ribuan kelelawar dan bukal. Lingkungan yang nyaman asri itu didukung pula dengan penataan bangunan kios penjual berbagai jenis cinderamata. "Lokasinya yang sangat stra- tegis karena berada dalam satu jalur dengan obyek wisata Tanah Lot dan Bedugul menjadikan obyek wisata ini ramai dikun- jungi turis," kata Nyoman Jingga. la menceriterakan, selama ini belum ada wisatawan yang mengelu karena digigit kera atau barang bawaannya diambil binatang yang kemudian dilari- kan ke atas pohon. Kemudahan-kemudahan berin vestasi di Dairi mutlak diperlu kan, artinya Pemda hendaknya tidak keras kepala maupun membuat ketentuan yang dapat Di obyek wisata Alas Keda- ton terdapat sekitar 202 peman- du untuk membimbing para turis. Keberadaan penjaga obyek wisata sangat penting dalam menjaga citra Alas Kedaton yang kini mulai terang- kat ke permukaan, kata Kepala Dinas Pariwisata Bali, N. Sugiri, SH pada acara pembinaan bagi penjaga obyek wisata Alas Kedaton baru-baru ini. Namun, penjaga obyek wisa- ta jangan berulah seperti peda- gang asongan, atau menggiring dan memaksa berbelanja ke kios, karena cara demikian merusak citra pariwisata Bali, khususnya di obyek wisata Alas Kedaton. Oleh: Ais Latuputty memproses daging kelapa men- jadi minyak goreng. Menurut Etty, Pulau Man- sinam sejak abad ke-16 sudah dikenal pelaut Portugal, tetapi hingga kini malahan belum oleh Dirjen Pariwisata ditetap- kan sebagai objek wisata bahari nasional. Potensi wisata tersebut bila dikelola secara baik dan su- ngguh-sungguh akan mem- berikan manfaat cukup besar bagi bangsa, negara, dan masya- rakat, dalam menunjang Biak menjadi Kawasan Pengem- bangan Ekonomi Terpadu (Ka- pet) terbesar di KTI. Kabupaten Manokwari yang letak sangat strategis di perlin- tasan Asia-Pasifik diperkirakan pada era perdagangan bebas akan berkembang pesat sejalan dengan ditetapkannya Biak sebagai Kapet. Wisatawan yang mening- galkan obyek wisata Sangeh, menurut dugaa Kepala Dinas Pariwisata Bali, N. Sugiri akibat munculnya banyak kio yang tidak tertata dengan baik. Kehidupan kera di alam bebas itu sempat menjadi sorotan kalangan Biro Perja- lanan Wisata karena usil yang sering mengganggu pelancong, dan Alas Kedaton yang berjarak sekitar 20 km barat dari obyek wisata Sangeh menjadi pilihan. Namun, binatang kera itu akan bereaksi jika merasa "Peluang itu harus diman- terganggu oleh tangan-tangan faatkan dengan baik agar pelan- jahil pengunjung. Untuk meng- cong tidak lari ke obyek wisata hindari hal yan tidak diinginkan lain," kata N. Sugiri. Rupanya itu, maka setiap pelancong. khususnya wisatawan luar negeri dibantu oleh petugas obyek wisata yang ada di sana. keusilan kera-kera terhadap pengunjung di Sangeh itu sampai ke telinga Wakil Pre- siden. obyek-obyek wisata di Bali sejak lama sudah diusahakan BPW, kata Ketua DPD Asita Bali, Gusti Bagus Yudara. Biro perjalanan tidak bisa memaksa wisat untuk lebih lama tinggal di Bali, mengingat masa libur mereka sangat terbatas. SAINGAN Obyek wisata Alas Kedaton tahun 1980 masih sepi pengun- jung, karena sebagian besar pelancong hanya tertuju pada obyek wisata Sangeh. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini, Alas Kedaton boleh dikata- kan menjadi pesaing obyek wisata Sangeh. Wapres berpesan agar kera- kera yang hidup di alam bebas di obyek wisata Sangeh dilatih pawang, agar mampu bereaksi dan menunjukkan kebolehannya untuk menarik perhatian wisa- tawan. mengurungkan niat pemilik modal. Lagi pula bukanlah peker jaan mudah untuk menarik inves tor, dengan demikian pemda dengan kemudahan serta keterbu kaannya hendaknya mampu mem berikan jaminan bahwa uang yang ditanamkan bakal berlipat ganda. Dalam kaitan itulah pemda ter lebih dahulu mempersiapkan sa rana mendukung seperti jalan raya, fasilitas telekomunikasi dan berbagai kebutuhan terkait lain nya. Jadi pemda mesti mencipta kan landasan yang kuat untuk ter selenggaranya iklan investasi yang subur. Jangan promosi yang sudah memikat dimentahkan oleh kebijakan kaku dan landasan yang rapuh. Menurut Gubernur Irja Drs. Jacob Pattipi, Biak yang me- miliki Bandara Internasional Frans Kaisiepo peninggalan Perang Dunia II menjelang abad 21 akan memainkan peran yang dapat diandalkan mengingat kedudukannya sangat strategis pada jalur silang yang meng- hubungkan sejumlah bandara internasional, di antaranya Ja- karta, Denpasar, Tokyo, Hono- lulu, dan Los Angeles. 615 Karena ity, cukup beralasan bagi pemda Irja untuk mengem- bangkan Biak sebagai sentra utama di bidang pariwisata serta Kapet yang berdampak saling menunjang bagi peningkatan ekonomi, perdagangan, industri, serta perhubungan dan sektor lain pada masa datang. Di pulau itu, wisatawan dapat melihat situs pekabaran Injil, sumur, dan gereja tua yang dibangun dua missionaris Jer- man, Otto dan Geizleer, yang hingga kini dijaga kelesta- riannya oleh pemda, GKI, dan masyarakat setempat. Potensi wisata inilah yang sekarang dipacu pemerintah daerah guna menarik wisatawan Kapet Biak mencakup empat agar berkunjung dalam jumlah kabupaten, yakni Biak Numfor, Manokwari, Yapen Waropen, besar. Pesan Wapres Try Sutrisno itu disampaikan kepada Bupati Badung, I Gusti Bagus Alit Putra, ketika menyerahkan tropi emas kelompok sadar wisata di Jakarta baru-baru ini. Kabupaten Badung yang meraih juara pertama tingkat nasional untuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) diwakili oleh masyaraka sekitar obyek wisata Sangeh, juara II dan III masing-masing diraih kelompok sadar wisata Perobolinggo dan Garut. Dan perlu diingat bahwa in- dustri pariwisata merupakan value laden yaitu industri sarat nilai dengan demikian dalam pe rencanaan dan pelaksanaannya jangan mengenyampingkan keles tarian pengalaman adat istiadat maupun norma agama dianut masyarakat. Kita tidak menghen- daki karena sektor ini tatanan yang sudah mengakar dalam masyarakat ternoda, begitu pula dampak terhadap lingkungan dan sosial kemasyarakatan lainnya. Terhadap kehadiran kios penjual cinderamata perlu dibatasi jangan sampai meng- ganggu dan merusak peman- dangan, karena turis yang datang ke Alas Kedaton untuk "menik- mati" kehidupan kera-kera dalam suasana alami, bukan untuk berbelanja. Menurut Bupati Badung. Gusti Bagus Alit Putra, dibalik keberhasilan menjadikan obyek wisata Sangeh dengan alam dan lingkungan bersih, rindang dan asri, masih ada kekurangan yang perlu pembenahan. Selain itu masih perlu pena- Kondisi ini perlu pula didu- kung pengusaha Biro Perjalana taan sekitar obyek wisata Sange Wisata (BPW) untuk mengajak secara terintegrasi, termasuk pngunan kios dan mengu- tamunya berkunjung lebih lama sahakan pawang kera untuk ke obyek-obyek wisata secara melatih binatang-binatang peng- merata ke Kabupaten di Bali. huni obyek wisata Sangeh yang selama ini mampu menjadi daya tarik. (Anspek) Keinginan untuk mengajak turis lebih lama mengunjungi dan Paniai. Karena itu, pemda dan masyarakat di daerah itu diharapkan dapat memainkan peran dalam menyongsong abad 21. Prospek wisata Irja, khusus- nya Manokwari dan sekitarnya. pada masa datang cukup cerah. karena umumnya wisatawan serta ilmuwan mancanegara yang datang ke daerah ini pal- ing suka objek wisata yang masih alami dan lestari. Keragaman objek wisata yang dimiliki Negeri Arfak, baik banyak diketahu wisatawan mancanegara dan nusantara. Panorama alam bawah laut cukup lengkap dengan aneka jenis terumbu karang yang merupakan tempat berkembang biak biota laut, ikan komersial bernilai ekonomis tinggi. Keindahan ini merupakan potret kepariwisataan Negeri Arfak (Manokwari) yang mung- kin tidak dijumpai di tempat lain di luar Maluku dan Irian Jaya. Hasil penelitian ahli kelautan dari LON LIPI Ambon beberapa tahun silam menyebutkan, keindahan taman laut Pulau Mansinam tidak jauh berbeda dengan Kepulauan Banda di Maluku, karena itu bil dikelola secara baik akan menarik minat wisatawan, khususnya penye- lam. Kendati Mansinam belum banyak dikenal wisatawan, namun keindahannya, terutama taman lautnya, mempunyai ciri khas tersendir dan cocok dijadi- kan arena lomba selam (inter- dive) pada masa datang, kata Ketua Klub Selam Irja Alam- syah. Data Dinas Pariwisata Irja menyebutkan, selain Pulau Mansinam, Kabupaten Mano- kwari memiliki potensi wisata menarik lain seperti cagar alam Pegunungan Arfak, hutan wisata Gunung Meja, goa kelelawar, serta Danau Anggi yang me- nyimpan sejuta pesona. Objek wisata yang tidak kalah menarik adalah taman laut Teluk Cenderawasih dengan gugusan Kepulauan Auri yang wisata alam, budaya, sejarah, maupun petualangan, khusus- nya wisata bahari, merupakan daya tarik dan nuansa tersendiri karena seluruhnya masih asli. Karena itu, belum terlambat bagi Dinas Pariwisata dan masyarakat di Kabupaten Mano- kwari untuk mempersiapkan kawasan Pulau Mansina sebagai objek andalan pariwisata Negeri Arfak, mengingat pulau itu memiliki nilai sejarah yang tak dilupakan umat Nasrani di dunia. "Demikian pula objek wisata alam serta goa tua yang masih tertata rapi sekitar kota Manok- wari, di samping sisa perleng- kapan Perang Dunia II yang merupakan saksi bisu dan bukti sejarah yang dapat ditemui di daerah ini," demikian Etty Latuputty. (Anspek) Untuk mengunjunginya, bila kita membawa kendaraan sendiri baik dari Banyuwangi maupun dari Jember, bisa langsung menu- ju kota Glenmore dan kemudian mengambil arah ke Perkebunan PTP XXVI Kandang Lembu. KU Setelah tiba di puncak Pal Enem, yang merupakan kawasan perbatasan antara perkebunan Tarnasala milik Inggris dengan PEMERINTAH Singapura pulnya para pecinta burung." berencana membangun sebuah tempat khusus untuk "mang- kalnya" berbagai jenis burung piaraan yang mempunyai aneka ragam getar suara untuk menarik kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebagian besar pecinta bu- rung mendambakan tempat yang lebi leluasa untuk memamerkan binatang kesayangannya, na- mun tidak banyak tempat yang tersedia karena semakin banyak jumlah peminat dan pemilik burung, katanya. Tempat serupa sebenarnya telah ada yakni di serambi Ting Heng Coffee Shop di Blok 53 Jalan Tiong Bahru yang kini merupakan tempa bertemunya para pecinta burung untuk sa- ling bertukar informasi ber- kaitan dengan kiat merawat burung piaraan. Setiap pagi, khususnya hari Minggu sekitar 300 sangkar denga berbagai jenis burung digantung pada kawat baja di serambi coffee shop itu meru- pakan tontonan menarik tersen- diri bagi wisatawan. Analisa/repro PASAR BURUNG Salah satu pasar burung dengan sangkar-sangkar yang bergelan- tungan. Ternyata wanita pun senang burung. Singapura Rencanakan Bangun Lokasi bagi para penggemar Burung Tontonan yang menyuguh- kan berbagai macam jenis burung dengan berbagai kein- dahan getar suara dan nya- nyiannya mengundang decak kagum baik kalangan wisa- tawan, penggemar burung, dan wartawan asing yang sedang berkunjung ke tempat tersebut. Biasanya para pemilik bu- rung itu duduk dengan bang ganya di bawa jajaran sangkar burung, sementara orang-orang yang berlalu-lalang di sekitar tempat tersebut menikmati dan mencermati berbagai jenis dan suara burung yang sedang berkicau bersahut-sahutan itu. Sambil minum kopi, seba- gian besar pemilik burung yang rata-rata pria berusia setengah baya itu saling mempelajari dan mengemukaka pengalaman mereka merawat burung agar mempunyai kicau yang isti- mewa. Menurut Steven Lee dari "The Straits Times", tidak ja- rang di antara para pecinta bu- rung meletakkan burungnya di sebelah burung yang memiliki kicau indah dengan harapan agar burungnya dapat "mempelajari" dan menirukan suara yang bagus itu. "Bagi orang awam mungkin sulit membedakan suara burung yang mana yang sedang ber- kicau, tapi pemilik burung-bu- rung itu dapat memastikan jenis suara dan melodi yang diha- silkan oleh burung piaraanya," jelasnya. Beberapa hari lalu pemilik bisnis "seafood" setempat se- ngaja menyediakan lahan yang dilengkapi dengan pelindung cuaca untuk disewakan kepada para pecinta burung agar dapat menggantungkan sangkar-sang- kar burung mereka baik di wak- tu hujan maupun panas. Teo Ching Hwee (63) pemi- lik sekitar 25 burung dan se- banyak 3 tropi berbagai festival kicau burung, selalu mengata- kan pada teman-temannya bah- wa "kita sedang menanti-nanti tempat khusus untuk berkum- Proyek pembangunan tempat "mangkal" burung yang diper- kirakan menghabiskan dana sekitar Rp100 juta, dan sekitar Rp40 juta di antaranya akan didanai oleh pemerintah se- mentara sisanya dari dewan kota, jelasnya. TAHUN -70 AN Bila perjalanan dengan ang- kutan umum, baik dari Banyu- wangi maupun dari Jember, bisa langsung menuju ke kota Jajag dan dilanjutkan dengan naik ang- kutan pedesaan menuju Saro ngan. Awal munculnya tempat mangkal pecinta burung di Tiong Bahru tersebut sekitar pertengahan tahun 70-an. Hanya beberapa pria termasuk Teo senang menggantungkan sang- kar burung di pohon dekat ke- dai kopi tersebut. Pada saat yang sama, bebe- rapa pecinta burung lainnya berkumpul di tempat-tempat serupa di seberang jalan. Ketika hobi mereka mampu menarik anggota pecinta burung lebih banyak, maka mereka bergabun membangun wadah khusus bertemunya para pecinta burung di Tiong Bahru. "Namun sebelum memasuki kawasan Taman Nasional ini se- baiknya setiba di kota Sarongan, kita melaporkan rencana perjala- nan menuju Sukamade melalui Rejekwesi dan perkebunan Suka- made", ujar A. Laksono (25) yang memandu para wisatawan. "Tempat khusus yang terbuat dari baja untuk manggantung sangkar-sangkar burung ini kita biaya secara swadana, setiap anggota dikenakan sekitar Rp 6.000 sampai Rp 10.000. Saat itu terdapat 200 anggota," kata Lee Kim Hock pemilik empat ekor burung jenis "Oriental White-eyes". Sepuluh tahun berikutnya reporter dari Belanda pecinta burung yang tinggal di Singa- pura G. van Bladel mulai ber- gabung setiap pagi dengan membawa burung kesayangan- nya ke tempat pertemuan terse- but. Melihat Penyu Bertelur di Pantai Sukamade Banyuwangi Bladel menulis artikel ten- tang tempat khusus tersebut di beberapa surat kabar di Belanda. Tulisan tersebut menarik bebe- rapa wartawan dan kameramen dari negeri Kincir Angin itu, mereka terbang menuju Singa- pura untuk membuktikan kein- dahan kicau burung di Jalan Tiong Bahru. KAWASAN obyek wisata Su- Taman Nasional Meru Betiri, ber- menghempas tepian pesisir pantai kamade memang belum mampu bagai sajian panorama alam bisa itu dengan gelombang beriak pu- mensejajarkan diri dengan ob-kita nikmati dari hamparan flo- tih. Untuk menikmati pantai ini, yek-obyek wisata lain yang ada di ra hingga keanekaragaman satwa hanya ada jalan setapak yang ha- Kabupaten Banyuwangi Jatim. liar. rus ditempuh sejauh 1,5 km. Se- Namun demikian, bukan berarti lama perjalanan menuju pantai, bahwa daerah ini tidak berpoten- sesekali kita akan dikejutkan oleh si. Sebab keindahan dan pesona ulah beberapa ekor lutung (kera pantai Sukamade yang terletak se- berekor panjang) yang melompat kitar 60 km dari pusat kota kabu- dari satu dahan pohon ke dahan paten ini merupakan lokasi yang pohon lainnya. tepat bagi wisatawan yang berji- wa petualang. Bahkan, di pantai Sukamade ini ada pemandangan langka yang disajikan yakni po- pulasi penyu. "Bahkan salah satu wartawan memenangkan penghargaan bergengsi dari hasil karyanya," kata Lee dan menambahkan bahwa hal tersebu mendorong perusahaan penerbangan Belan- da KLM mensponsori kontes kicau burung di tempat tersebut. Saat ini tidak sedikit wisa- tawan setelah membaca buku petunjuk wisata dan beberapa surat kabar tertarik berdatangan ke obyek wisata unik tersebut, katanya. Beberapa hari lalu suster Alice Olson (60) dari Dakota Utara, Amerika Serikat, ketika Setibanya di Perkebunan Su- kamade Baru, kita dapat lang- sung menuju ke Persangrahan Kebun Sukamade Baru, yang me- rupakan tempat satu-satunya ber- malam. Bila hari masih terang, setelah menyimpan barang-ba- rang bawaan, kita bisa menikmati Weeding Ground Sumbersari. Tempat ini merupakan hamparan padang ilalang luas, ditumbuhi rumput kolonjo, kesukaan satwa mamalia penghuni hutan tropis di kawasan ini. HALAMAN 3 Tepat berada di gerbang Ta- man Nasional ini kita sudah men- dapatkan sajian keelokan alam Pantai "Teluk Hijau" Sukama- de. Sejauh mata memandang, ter- Jadi, di sinilah kita bisa meli- lihat air laut berwarna biru langit hat dari dekat beragam satwa liar 40 berkunjung ke Tiong Bahru membawa tape recorder untuk merekam melodi kicau burung sebagai oleh-oleh perjalan wisata selama di Singapura. Memelihara burung dan merawatnya agar memiliki suara indah merupakan kegiatan yang membutuhkan kesabaran seo- rang pria. Hanya beberapa orang wanita yang bergabung dalam kelompok pecinta burung, kata Lee. "Tidak baik bagi kaum wanita ikut memiliki hobi merawat burung, karena masya, rakat akan mentertawakan dan mempertanyakan mengapa mereka tidak merawat putra- putrinya saja di rumah," katanya. Namun beberapa orang isteri sangat mendukung niat suami mereka memelihara burung, karena mereka akan mempunyai banyak waktu tinggal di rumah dari pada harus membuang waktu di tempat-tempat judi, katanya. Empat jenis burung yang memiliki harga tinggi, karena kicaunya dan getar suara yang indah yakni Oriental White- Eyes harganya mencapai Rp 17.000 sampai Rp 260.000, Red- Whiskered Bulbul berwarna abu-abu harganya sekitar Rp 35.000 sampai Rp 135.000. Jenis White-Rumped Shama antara Rp 50.000 sampai Rp 170.000 serta China Trush, burung yang paling populer di kalangan masyarakat China mencapai Rp 80.000 sampai Rp 260.000. KICAU INDAH Jenis burung yang memiliki kicau indah antara lain memiliki ciri bulu tipis dan kepala besar, kata Lee Kim Hock yang telah memelihar burung sejak 20 tahun lalu. la menyarakan agar memper- hatikan bulu burung, bila tebal, burung tersebut sulit berkicau karena sibuk membersihkan bulu mereka sendiri. "Kepala besar biasanya memiliki suara keras. Sementara burung yang memiliki bentuk tubuh panjang akan menambah nilai bagi anda yang mengikuti kontes burung berkicau. Pada umumnya pecinta ung- gas membeli burung di toko burung dan memerlukan pera- watan dan melatihnya sekitar delapan bulan agar menjadi "penyanyi" profesional. Keba- nyakan burung-burung itu jantan. "Melatih mereka berarti mengajaknya keluar dan berga- bung denga berbagai jenis burung lain agar dapat meniru- kan nada-nada suara yang dihasilkan burung lain atau pemilik harus rajin memainkan suar burung yang direkam dalam kaset setiap hari sebagai peker- jaan rumah," katanya menam- bahkan. (Anspek/The Straits Times) seperti banteng, ayam hutan, ki- jang, rusa, babi,hutan, kera dan berbagai jenis burung berbulu warna-warni. Untuk melihatnya, kita hanya berjalan ke arah barat dan naik ke bukit yang di atasnya telah disediakan menara peng awas. rusa "Untuk mengamati banteng, dan binatang lainnya, sebaiknya kita sudah sampai di menara ini sekitar pukul 15.00 sampai magrib. Karena umum- nya, satwa seperti banteng dan ru- sai menghindar panas matahari, setelah minum di sungai mereka kembali ke dalam hutan belanta- ra", jelas A. Laksono. Menurutnya, berkunjung ke Taman Nasional Sukamade Me- ru Betiri rasanya kurang puas bi- la tidak menyempatkan diri ke Pantai Sukamade di pagi buta un- tuk bisa menyaksikan hewan pe- nyu bertelur. Karena itu, sejak pukul 05.00 pagi para wisatawan dari Pesanggrahan Kebun Suka- made Baru menuju Pantai Suka- made membutuhkan waktu seki- tar satu jam untuk bisa menyak- sikan puluhan penyu liar bertelur di pasir tepi pantai. (DNI)