Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-03-30
Halaman: 09

Konten


N8 ANALISA-MINGGU, 30 MARET 1997 SEPULANG dari sekolah, Mely langsung ganti pakaian dan makan siang bersama kedua orang tuanya. Mely anak satu-sa tunya selalu mendapat perhatian penuh dari kedua orang tuanya. Setiap pergi ke sekolah dan pu- lang sekolah, Mely selalu di dam- pingi kedua orang tuanya. Yang mau menyisihkan waktunya dise la-sela kesibukannya di kantor. "Ma, ulang tahun Mely nan- ti belikan boneka Mickey Mouse yang lucu, ya?" Mely mengung- kapkan keinginannya setelah se- lesai makan siang. "Boneka Mely 'kan sudah ba- nyak?" "Boneka Mickey Mouse-nya hilang, Ma!!" Mely berterus te- rang pada kedua orang tuanya. "Mely..Mely...., masa bone- ka bisa hilang dari kamarmu? Ka- pan hilangnya?" tanya Mamanya seraya mengerutkan kening. Boneka Kesayangan TOMI banyak sekali membuat kenakalan, dan ia suka sekali ber- main di jalan. Ibu selalu mela rangnya. "Tomi, cobalah kau menjadi anak manis, "begitu kata Ibu selalu. "Dan jangan kau bermain di jalan. Apalagi di pojok jalan. Nanti Pak Miaka sang raksasa menangkapmu". Tetapi seperti biasa, Tomi tidak mendengar nasehat ibunya. Sam- pai suatu kali ia ditangkap Pak Miaka. Dimasukkannya Tomi ke dalam karung yang senantiasa disandangnya dan dibawanya pulang ke rumahnya untuk makan malam mereka. Tetapi Pak Miaka lupa mencari bumbunya. Maka ia pun berteriak memanggil istrinya. "Sali, jagalah anak ini untuk makan malam kita. Aku akan pergi sebentar mencari bumbu". Lalu Pak Miaka meninggalkan Tomi bersama Bu Miaka. "Apakah Pak Miaka selalu merebus anak-anak untuk makan malam kalian ?", tanya Tomi pada Bu Miaka. "Ya, sebab anak-anak gampang ditangkap. Mereka suka bermain di pojok-pojok jalan", sahut Bu Miaka. "Apakah kalian pernah juga makan kue pisang ?", tanya Tomi lagi. "Tentu saja pernah. Tetapi jaman sekarang susah betul men- dapatkan kue pisang".. "Ibuku membuat kue pisang setiap hari. Dan aku yakin ia mau memberimu beberapa potong ka lau aku memintanya. Nah, boleh kah aku lari sebentar untuk me mintanya ?". "Pikiran yang bagus", puji Bu Miaka. "Pergilah cepat. Tapi lekas kembali ya !". Tomi segera berlari secepat- cepatnya kembali ke rumahnya. Hatinya sangat senang karena dapat menipu Bu Miaka. Semen jak itu ia menjadi anak manis. Ia tidak pernah lagi bermain di jalan. Tetapi dasar Tomi memang bandel, lama-lama ia pun lupa pada Pak Miaka dan mulai lagi "Nggak tau, Ma. Mmm, mungkin..." Mely mengingat- ingat siapa-siapa saja yang telah berkunjung kerumahnya. Sebab, besar kemungkinan ada di anta- ra mereka yang latah masuk ka- mar Mely dan mencuri boneka ke sayangannya. Yang membuat Me ly dongkol, kenapa harus bone- ka kesayangannya itu yang hi- lang. Padahal banyak deretan bo- Di kelasnya, Mely adalah orang paling disukai. Tidak pilih- pilih dalam hal berteman. Dalam kelompok belajarnya juga, Mely tidak mau menang sendiri. Ke- Pak Miaka Sang Raksasa Lily Puisi CATATAN Hari berganti hari Kulewati dengan hati hampa Tiada yang mengetahuinya Betapa sedih dan pilu hatiku Kenapa kesedihan selalu menim- pa diriku Kenapa bukannya kegembiraan yang menimpa diriku Akh ..... Bukan seribu janji Tiada satu janji yang kau tepati Kini..... Musnahlah sudah harapanku Manakala janjimu palsu Begitukah sayangmu padaku Yang selalu ditemani dengan air mata Oleh: James Aries Kini, hanya tinggallah hati yang hampa. Dari: Agus Iwanto neka yang dipajang diatas tempat tidur, meja belajar dan di atas le- mari pakaian Mely. Mulai dari bo neka panda, buaya, monyet be- ruang, dan banyak lagi. Mely pa ling senang mengoleksi boneka. "Ya, sudah. Kalau memang betul-betul hilang, nanti Papa ganti yang lebih bagus dan lebih lucu." Tiba-tiba papanya meng- hentikan lamunan Mely. Mendengar ucapan papanya, Mely langsung memeluk papanya dan menciumnya penuh kasih sa yang. "Makasih ya, Pa." Setelah itu, Mely berlalu masuk kamar- nya untuk tidur siang. Diatas tem- pat tidur, Mely memandangi me- ja belajarnya yang telah kosong. Seandainya ada Mickey di meja itu, Mely akan memeluknya du- lu sebelum tidur. Tapi sekarang Mickey sudah pergi entah kema na. Sebelum kepergiannya, Mely selalu di temani boneka lucu itu setiap belajar dan mengerjakan pe-er. Tapi itu dulu, selagi bone- ka kesayangannya itu belum menghilang. Lantas, apakah se- mangat belajar Mely akan turun dengan menghilangnya boneka ke sayangan itu? Yang pasti, Mely sudah mendapat kepastian dari kedua orang tuanya akan meng- ganti boneka itu dengan boneka bermain di pojok jalan. Dan Pak Miaka pun lewat dan memasuk- kannya ke dalam karungnya lagi. Ketika tiba di rumah, Pak Miaka memasukkan tangannya ke dalam karung lalu menjambak Toni. Setelah itu ia menghem paskan tubuh Tomi yang kecil itu ke lantai. Waktu Pak Miaka melihat Tomi, ia pun lalu ingat pada tangkapannya dulu. "Astaga!" seru Pak Miaka. "Jadi kaulah itu! Penjahat cilik yang licik! Kau meninggalkan kami tanpa makan malam". Bukan main takutnya Tomi. Ia merasa sangat menyesal karena sudah melanggar semua larangan ibu. Tapi kini nasi sudah menjadi bubur. Semuanya sudah terlambat untuk disesali. Kini ia harus memikirkan tipuan baru untuk menipu Pak Miaka. Tetapi nam- paknya jauh lebih mudah menipu Bu Miaka daripada Pak Miaka. Belum lagi Tomi mendapat akal yang jitu untuk mengelabui Pak Miaka, ia mendengar suara Pak Miaka berkata, "Aku sendiri yang akan men- jagamu kini, anak nakal! Mari ke sini, masuk ke bawah kursiku sementara kita menunggu air di panci mendidih". Tomi yang malang lalu me rayap masuk ke bawah kursi yang Hari yang ditunggu-tunggu te- lah tiba. Mely merayakan ulang tahunnya yang ke-12. Pada usia- nya yang keduabelas, Mely duduk di kelas enam. Dan yang hadir da- lam acara ulang tahun itu adalah teman-temannya satu kelas dan te tangga dekat rumahnya. Salah satu cara untuk dapat berhemat adalah dengan jalan menabung. Menabung itu banyak manfaatnya lho. Tapi ada di an- tara kamu yang beranggapan bah wa menabung itu hanya akan di- lakukan kalau jatah uang saku ki- ta berlebih. Tapi, menunggu ber- lebihnya uang saku sampai ka- pan? Apalagi kalau kamu terus membelanjakan uang saku lebih an tadi. Acaranya tidak begitu berle- bihan. Biasa-biasa saja. Kegem- biraan Mely semakin lengkap se- telah kedua orang tuanya meng- hadiahkan sebuah boneke Mickey Mouse yang lebih besar, bagus dan lebih lucu. Setelah acara, Me- ly langsung menghambur masuk kamarnya dan meletakkan bone- ka kesayangannya yang baru itu di atas meja belajarnya. Bekas dudukan bonekanya dulu telah diganti oleh boneka Mickey yang baru dan lucu. Semangat belajar Mely makin meningkat. Apalagi sebentar lagi akan ujian Ebtanas. Mely tidak mau prestasinya turun setelah selama ini belajar keras untuk tetap bertahan di ranking satu. Begitu pula bila ada paman atau tantemu yang memberikan uang. Berapapun nilainya, sisa- kan separuh atau lebih dari nilai keseluruhan untuk ditabung. Akan lebih baik kalau ditabung- diduduki Pak Miaka. Tubuhnya gemetaran. Apalagi melihat uap air yang naik dari panci besar di hadapan mereka. "Ah, air ini lama sekali men- didihnya", kata Pak Miaka. "Aku tak sanggup lagi me nunggunya lama-lama. Perutku sudah amat lapar. Sini kau, anak nakal! Kemarikan sebuah kaki mu! Cepat!". Mickey yang lebih bagus dan lu lompok belajar yang mereka ben- cu. tuk berjumlah enam orang. Bu- di, Tommy, Sarah, Juita, Evi dan Mely. Dari enam orang itu, rumah Sarah paling jauh dan ter- letak di pinggir kota. Dan ming- gu ini giliran rumah Sarah yang menjadi tempat berdiskusi. Tomi memberikan apa yang diminta Pak Miaka. Sang Raksasa segera memasukkan benda yang diberikan Tomi ke dalam panci. Setelah itu ia berdiri lalu berkata dengan puas, "Hehehe, sekarang kau tidak bisa lari lagi. Sebelah kakimu sudah berada di dalam panci. Nah, aku harus pergi men- cari bumbu dulu". Setelah Pak Miaka pergi, Tomi segera keluar dari bawah kursi itu. Badannya masih gemetar, tetapi ia tak perduli. Tentu saja kakinya masih lengkap kedua-duanya karena yang tadi diberikannya pada Pak Miaka adalah kaki kursi. Tomi pun segera lari pulang ke rumahnya. Dan kali ini ia menjadi anak yang benar-benar manis. Ia tidak berani bermain di jalan atau pun di pojok jalan lagi, sampai ia cukup besar untuk tidak ditang kap Pak Miaka lagi. ✰✰✰ Hallo adik-adik, pernah de- kan semua. Tabunganmu akan ce ngar pepatah yang mengatakan pat penuhnya kan? bahwa membiasakan diri untuk hidup hemat bakalan membuat kita jadi kaya? Pasti pernah lha yaa. Tapi pernah nggak kamu praktekkan di dalam kehidupan sehari-hari? Hayyyooo.. Bukan nggak boleh sih celeng an dipecahkan dan digunakan un- tuk membeli baju, sepatu bahkan petasan untuk hari raya. Tapi nggak harus semuanya kamu ha- biskan untuk keperluan seperti itu kan? Karena kelak kamu akan membutuhkan dana yang cukup besar pada berbagai keperluan lain, yang mungkin jauh lebih penting lagi nilainya. Sebenarnya, berhemat dan membiasakan diri untuk selalu menabung itu harus dimulai sejak kita kecil. Misal nih, waktu kamu duduk di kelas dua SD, jajan Contohnya aja, barangkali pas kamu tamat SD atau pas li- buran sekolah, kamu ingin me- ngunjungi nenek di kota lain. Se- mentara dana dari orang tua sa- ma sekali nggak ada. Sedang bu- yang diberikan mamamu sejum- lan tua sih. Karena kamu punya lah dua ratus rupiah. Jangan di- habiskan semuanya untuk mem- beli makanan jajanan lah. Belan- jakan uangmu hanya untuk ma- kanan yang sehat dan hal-hal yang bermanfaat saja. Sisakan se- ratus perak. Jumlah inilah yang harus kamu masukkan ke tabu ngan. Tempat Ibadah di Dekat Minyak Ada juga diantara kamu yang rajin menabung di celengan, dan akan membukanya serta mengha- biskannya pada hari raya atau ta- hun baru. Wah, ini kebiasaan yang kurang baik lho. Galon MESJID adalah tempat umat Islam beribadah. Jika ukurannya lebih kecil, dan tidak diadakan sholat Jum'at di sana, ia di katakan mushollah saja. Untuk kaum wanitanya juga ada yang khusus dikatakan surau. Tapi ini biasanya ditemukan di desa-desa. TAMAN RIANG Ukurannya tentu saja lebih kecil karena hanya dipakai untuk wa nita atau kaum ibu di desa itu. Apa yang kita lihat dalam foto ini? Tentu saja tak dapat dikatakan sebuah mushollah, apa lagi masjid. Ukurannya sangat ke cil. Hanya muat untuk sekitar de lapan orang sholat. Namun demi kian, sesuatu yang istimewa, ba ngunannya sangat indah. Pintu dan jendelanya dipasangi kaca be ning, lampu TL dipasang di setiap sudut, lantainya serba mamer Yuk Menabung ! Oleh: Nieny "Kring...Kring..." weker di- meja belajar Mely berbunyi. Dan Mely-pun segera bangun dari ti- dur siangnya. Setelah mandi dan minum air putih sekedarnya, Me- ly melangkahkan kakinya menu- ju rumah Sarah. Sebelum ke ru- mah Sarah, Mely akan singgah du lu di tempat kawannya yang lain untuk mengajak mereka jalan ba- reng. Sore itu matahari bersinar tidak begitu panas. Mely dan kawan-kawannya santai saja me- langkah menuju rumah Sarah. LAKI-LAKI harus pulang. Nanti jika Adik-adik besar, su NEW SETRA Kiki Pulang Kampung TONI adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara. Ia sekarang duduk di kelas 3 SD Methodist dikotanya. Baik disekolah, dirumah atau putih. Tempat sholat ini didirikan di taman sebuah galon minyak yang asri. Jika Anda melintas di kota kecil mungil Sipirok, Tapsel, An- da pasati akan melihatnya di sisi sebelah kiri jalan jika Anda me nuju arah Sidimpuan. Begitu isti mewanya sehingga setiap motor, bus, mobil yang singgah mengisi bahan bakar di tempat ini, pasti lah mereka ingin duduk-duduk se jenak sambil menikmati taman galon yang asri di pinggir bukit- bukit berilalang yang di sana, ini lah yang mungkin dinamakan Bu kit atau Tor Simagomago. Pada prasasti peresmiannya tampak ada tanda tangan Bapak Gubernur Sumut H. Raja Inal Si regar. Lewatlah dan singgahlah di sana suatu hari nanti! (Supri Harahap). Oh ya, untuk lancar menja- lankan niat menabung dan meng- hindarkan keinginan untuk meng- habiskan uang tabungan, ada be- berapa cara yang dapat kamu tem puh; 1. Jangan menghitung-hitung isi tabungan. 2. Jangan berangan-angan, kelak kamu akan membeli barang- barang tertentu dengan uang tabungan itu, setelah menca- pai jumlah tertentu. 3. Jangan biasakan sedikit-sedi kit mempergunakan uang tabu ngan. 4. Untuk amannya, menabung lah secara tabanas di Bank- Bank yang terdekat dengan ru mah. Setelah kumpul dan memulai diskusi, tiba-tiba saja Mely kebe- let mau ke kamar kecil. Sebelum- nya Mely mohon maaf telah meng ganggu acara. Hups!! Mely terke- jut ketika melewati sebuah kamar yang tidak terkunci. Di atas se- buah meja ada boneka Mickey Mouse yang tidak salah lagi ada- lah boneke kesayangan Mely. Ka- rena, Mely kenal betul dengan bo neka kesayangannya itu. tabungan, nggak masalah kan? Kamu bisa memakai uang tabung an untuk biaya perjalanan ke ru- mah nenek, atau untuk melanjut- kan pendidikan ke SLTP. Atau bi sa jadi salah seorang anggota ke- luarga, entah mama, papa atau adikmu sakit parah, sementara mama dan papa nggak punya cu- kup banyak uang tambahan un- tuk membiayai perobatannya, mengapa tidak kamu tawarkan Nah, kalau semuanya ini ka- bantuan untuk memakai uang ta- mu taati, mudah-mudahan ke- bunganmu? Banyak fungsinya inginanmu untuk jadi orang kaya kan? dan sukses bakal tercapai. Di dalam kamar mandi, Me- ly berpikir keras tentang kehilang an bonekanya yang ternyata dicu- ri oleh Sarah. Tapi, di dalam ha- ti Mely berjanji tidak akan me ngungkit-ungkit hal itu. Sebab, Mely tau kalau Sarah adalah ke- luarga tak mampu. Keluarga yang biasa-biasa saja. Mungkin Sarah ingin memiliki boneka banyak, ta pi kedua orang tuanya tidak per- nah sanggup membeli boneka ke inginan Sarah. Yang pasti, Mely telah merelakan Mickeynya untuk Sarah. Dan semoga Sarah tidak mengulangi perbuatannya setelah yang satu itu. *** 5. Jangan pamerkan tabanas atau celenganmu ke orang lain. dah dewasa. Kalau pergi meran tau, ke mana saja, karena ber sekolah. Maka adik-adik harus pu lang kampung. Harus ingat kem bali orang tua. Itulah makanya, orang selalu mengatakannya: "le laki harus pulang". Apa pun ben- tuk sukses yang kita raih di tem- pat atau negeri orang, kita harus kembali kepada orang tua, atau kepada keluarga. Nah, itulah gam baran lelaki sejati. Adik kita Kiki (dalam foto) tampaknya diajari orang tua se- jak kecil. Sejak dini. Dari kecil terbawa-bawa, sesudah besar ter anja-anja. Begitu idiom kita. Makanya, mulai sekarang, si- sihkan uang yang kamu dapat- kan. Untuk sementara masukkan ke celengan beraneka bentuk. Nah, kalau sudah lumayan, bisa kamu tabungkan ke Bank-Bank terdekat dari rumah. Bingung ca- ra menjadi nasabah Bank? Nggak dengan rambut hitam yang keri harus ditemani mama dan papa kok. Di Bank, kalaupun kamu datang sendiri, bakal dijelasin sejelas-jelasnya. Syaratnya, ya ka- mu harus sopan lah.. ting. Hari pertama kehadiran Lorenzo, Toni sudah cengar cengir benaknya timbul niat untuk me dari bangku belakang. Dalam ngerjai si bocah Ambon, jika tiba saatnya nanti. Bara api dihatinya yang selalu ingin menjahili siapapun didekatnya, kian mem- bara dan siap untuk membakar hati orang yang akan menjadi mangsanya. Oleh Tio S Barus dimana saja; Toni dikenal sebagai sosok bocah yang sangat nakal. Ia sangat hobi mengganggu adik semata wayangnya yang masih ber usia 5 tahun. Walau sering men dapat hukuman dari ayah ibu atau dari guru disekolahnya, namun kenakalan Toni tak pernah dapat dibendung. Di sekolah, banyak teman-teman yang men jauhinya karena takut diganggu atau disakiti. Tahun ajaran baru telah lewat seminggu. Kelas Toni kedatangan seorang siswa baru yang berasal dari Ambon. Namanya Lorenzo. Ia berkulit coklat kegelap gelapan 50 Bel tanda istirahat berdentang. Inilah saat yang sangat dinanti- nantikan Toni. Setelah Pak Guru keluar kelas, ia mendekati Loren- zo sembari mengulurkan tangan mengajak Lorenzo bersalaman sembari mengenalkan diri. 60 Pulkam (pulang kampung). Mudik (kata orang Jawa). Hal itu selalu dilakukan orang terutama saat jelang lebaran Hari Raya. Jika naik bus, kenakanlah ce lana panjang dan jaket. Bagus un- tuk menahan dingin. Ini terutama jika perjalanan malam. Apalagi busnya ber-AC. Supaya tidak ma suk angin, pakailah celana pan jang dan jaket. Yang pemabuk, anjurkan juga makan obat. Nah, jika sudah demikian, lakukanlah perjalanan itu dengan santai dan tenang. Mudah-mudahan selamat sampai ke tujuan! (Supri Ha rahap). Memadamkan Bara Api 3 56 65 69' 63. Mari Mewarna Sundeve fqslo MA Sa 55 45 • 53 52 59 51 50 seolah anak yang sangat baik dan penuh keakraban dengan siapa pun juga. 99 Di saat Lorenzo lengah, dengan cepat Toni menulis kalimat "Saya Sinting" dibelakang baju seragam Lorenzo, dengan spidol merah yang sengaja dibawanya dari kelas. Akibatnya hari pertama di sekolah dilalui si bocah Ambon dengan ejekan dan bahan cemooh an semua siswa disekolah. Se pulang dari sekolah. Lorenze mengadu ke mamanya di rumah. Sebelum mama sempat menang- gapi pengaduannya, terdengar dering bel di balik pintu depan. Lorenzo langsung berlari dan membukakan pintu untuk papa yang setiap siang menyempatkan diri makan siang dengan keluar ganya di rumah. Saat itulah mama melihat tulisan kecil dengan spidol merah dibelakang bajunya. ( "Kenalkan, namaku Antonius Mendrofa. Biar nggak repot, panggil saja Toni. Di kelas ini aku adalah penguasa tunggal yang tak terkalahkan. Semua siswa diseko lah ini mengenalku dan tampak nya mereka semua segan dan takut padaku. Oh ya..... kamu dari Ambon ya ?!", ujarnya sembari bertanya. Lorenzo mengangguk perlahan sembari memamerkan gigi putihnya yang berderet rapi. Toni kemudian mengajaknya ke semua pengalamannya di sekolah, luar kelas. Sikap Toni tampak juta tentang Toni yang diyakini 48 "Siapa yang menuliskan kali mat ini", tanya papa Panjang lebar Lorenze menceritakan 44 12. 47 - 46 ) 45 se necemuh olsort 43 "Renzo, kesini dulu. Mengapa seragam kamu di coret-coret begitu", tanya mama. Lorenzo jadi bingung sendiri. Ia kemudian membuka baju seragam dan meli hat tulisan di punggung seragam nya yang putih bersih itu. Tahulah ia kini penyebab mengapa tadi disekolah semua teman meledek. rianto. 15 "Saya akan membalas perbuat annya itu pa! jawabnya. "Jangan pernah membalas ke jahatan dengan kemarahan. Itu sama artinya dengan mengum pulkan dan menumpuk bara dalam satu tempat. Kemarahan yang kamu tunjukkan juga meng ungkapkan, bahwa bara kemarah an dihatimu, kau jadikan penun tun dalam menentukan sikap. Hal "Ma, tadi disekolah Renzo terus ini bisa menimbulkan kekacauan diketawai sama teman-teman. yang berkepanjangan dan tanpa Mereka juga meledek danmenge- henti. Sebaiknya besok kamu ber- jek. Apa karena warna kulit dan sikap seolah tak terjadi apa-apa. rambut Renzo lain sendiri dengan Bersikap baiklah terhadapnya. mereka ya ?!. Kalau begini terus, Dengan begitu ia akan menyadari Renzo nggak mau sekolah disitu" sendiri kesalahannya", nasehat papa panjang lebar Lorenzo me 91 1000039 40 nya menulis kalimat tersebut; karena Lorenzo sempat melihat Toni membawa-bawa spidol merah yang digunakan mencoret seragamnya. Hatinya menjadi panas. Mukanya tampak merah menahan emosi. "Reno, apa yang akan kamu lakukan, jika besok ketemu Toni di sekolah", tanya papa. BAPAK dan Ibu Harianto sa ngat ramah lidah, lagi pula ri ngan tangan. Tak pelak lagi jika para tetangganya sangat suka dan segan terhadap pasangan suami istri yang sudah setengah tua itu. Cuma, sejak kedatangan tetangga baru di seberang rumahnya, Bapak dan Ibu Harianto diuji ke sabarannya. Belum lagi seminggu kedatang annya, Pak Alenis, tetangga baru itu, sudah minta tolong macam- macam kepada keluarga Pak Ha "Pak Harianto, engsel pintu Pikirannya menerawang jauh dan kamar saya rusak. Saya ingin terhenti pada sosok Toni yang se- jak tadi setia menemaninya. menggantinya dengan yang baru, tetapi saya bukan tukang ka yu..." kata Pak Alenis minta to long. 36 Dan Pak Harianto pun mem bantu memasangnya, karena sebe narnya memasang engsel itu bu 39 38 prognomic is 35 39 anor 33 32 nyimak semua perkatan papa dan bersedia bersikap baik, seperti yang dikehendaki papanya. Pagi ini Lorenzo menyapa Toni, dengan sangat ramahnya. Toni juga bersikap sama, seolah orang yang tak berdosa. Dalam hatinya masih ada niat untuk kembali menjahili si bocah Ambon yang dianggapnya bodoh. Kali ini ia mencoret-coret buku PMP Loren- zo, saat bocah itu pergi ke kantin. Lain hari ia melengketkan permen karet dibangku Renzo. Setiap hari, ada saja yang dilakukannya untuk menjahili teman barunya ini. Namun sikap Lorenzo sung- guh membingungkannya. Loren- zo selalu baik dan ramah pada nya. Jika Toni butuh bantuan, maka Lorenzo selalu tampil sebagai dewa penolongnya. Siang ini Toni mendapat hu kuman dari Pak Guru. Hampir tiga jam, ia disuruh berjemur diteriknya mentari siang; karena kedapatan mengganggu seorang siswi kelas 1. Saat bel istirahat ke 2 berbunyi, barulah Toni terbebas kan pekerjaan yang sukar. Keesokan harinya giliran Ibu Alenis datang. "Bu Harianto, mesin cuci saya macet. Saya pin jam mesinnya, ya! Dan, tolong se kalian cucikan pakaian kotor yang saya bawa ini". Namun demikian Bu Harian to dengan senang hati mencuci kannya. Dua hari kemudian. "Pak Harianto atap rumah saya bocor. Saya pinjam tang ganya dan tolong sekalian Bapak gantikan genting-genting yang pe cah. Maaf, Pak saya takut dan ngeri kalau memanjat setinggi itu....". Sial bagi Pak Harianto. Ke tika menuruni anak tangga yang terakhir dia terpeleset dan jatuh, sampai mengerang-erang kesakit an beberapa lamanya. Begitu pula yang terjadi dengan Bu Harian- HALAMAN 9 y 31 30 29 20 .20 nd the sq .25 26 27 21 Hilanglah Kesabarannya to, pakaian putihnya kotor terkena percikan minyak tanah sewaktu dia membantu mengutak-atik kompor masak tetangganya yang macet tak mau menyala itu. Ee... esok paginya selagi ma sih di kamar, Pak Harianto sudah mendengar pintunya diketuk orang, makin lama makin keras ketukannya. "Påk Harianto, Pak Harian to, tolong dorongkan mobil se bentar. Mobil saya .....". 22 24 dari hukuman. Seluruh tubuhnya dipenuhi peluh. Saat teman-teman berebutan jajan ke kantin, ia hanya berdiri di muka kelas dengan menggigit jari. Lorenzo mendekati Toni dan mengajak ngo mong. Toni kemudian bercerita bahwa tadi pagi sebelum berang kat sekolah, ia mengganggu adik bungsunya. Akibatnya ia nggak diberi uang jajan untuk hari ini. Sementara saat ini ia sangat ke hausan dan merasa sedikit lapar. Lorenzo mengajaknya ke kantin dan bersedia membayar makan dan minum Toni. Untuk yang ke sekian kalinya, Toni dibuat bingung. Terbuat dari apakah hati bocah Ambon ini? Ia begitu baik, padahal selama ini Toni selalu menjahilinya. Hal ini membuat Toni malu pada diri sendiri. Bara api dihatinya yang selalu memer cikkan kemarahan dan kejahilan, sedikit demi sedikit mulai dapat dipadamkan. Ia tidak lagi senakal dulu. Bara api itu ternyata dapat dipadamkan dengan ketulusan dan kebaikan Lorenzo. "Maaf, Pak Alenis", jawab Pak Harianto keras-keras". Saya tak dapat Saya mau segera keluar membantu Bapak, tapi aneh... saya lupa bagaimana membuka pintu kamar tidur saya!". "Aneh, tapi nyata!" kata Pak Alenis lirih-lirih sambil me langkah pergi. Kiriman : NICOLE