Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Analisa
Tipe: Koran
Tanggal: 1997-03-30
Halaman: 04

Konten


ANALISA - MINGGU, 30 MARET 1997 Tuberkulosis Masih Jadi Penyebab Kematian Jutaan Manusia Oleh: Budi Widyastuti SETELAH 115 tahun Robert Koch mene- mukan kuman Tuberkulosis (TB), dan peng- obatannya yang efektif ditemukan beberapa dasawarsa lalu, namun TB masih menjadi wabah dan penyebab kematian jutaan orang setiap tahun di beberapa bagian dunia. Karena itu Hari TB Dunia yang jatuh setiap 24 Maret pada tanggal yang sama pada 1882 Dr Robert Koch mengumumkan penemuannya, penyebab TB, kuman TB belum dapat dikata- kan sebagai suatu perayaan kemenangan terhadap TB. Hari TB Dunia dimaksudkan untuk memobilisir dukungan masyarakat untuk sebuah usaha yang lebih intensif guna men- diagnosa dan mengobati TB dalam skala global. Dengan tema "Gunakan DOTS Lebih Luas Lagi", WHO ingin mengajak negara yang belum menggunakan strategi pengobatan TB yang mulai dikenalkan pada 1980-an ini, untuk mulai melakukannya. PRIORITAS Menurut TB Fact Sheet 1997, DOTS mempunyai lima unsur utama. Prioritas utama untuk setiap program TB harus lang- sung ditujukan pada pengenalan sakit (TB), kasus TB yang menular, sehingga mereka dapat disembuhkan. Pasien harus diobservasi dan dicatat setelah menelan setiap dosis obat mereka oleh pekerja kesehatan. Mereka juga harus menjalani pengobatan di bawah sistem yang memastikan mereka sem- buh, dan dosis obat anti TB yang tepat dikenal sebagai kemo- terapi "short-course harus digunakan dalam jangka waktu yang tepat. Pemerintah, menurut WHO, perlu mendukung strategi DOTS dan menjadikan kontrol ter- hadap TB sebagai salah satu Kehadiran petugas kesehat- an, menurutnya, akan sangat membantu meningkatkan kepa- tuhan pasien untuk mengikuti aturan pengobatan sehingga ia dapat sembuh tepat waktu. Obat Tradisional Belum Membudaya Kebijakan pemerintah itu dimaksudkan untuk menggali dan memanfaatkan potensi alam yang dimiliki bangsa Indone- sia, sebab pengobatan tradi- sional sudah dikenal dan di- gunakan masyarakat secara turun-temurun, katanya. Pengobatan tradisional, me- nurut Hutapea, mencakup tiga aspek yaitu aspek pengobat, obat dan cara melakukan pengobat- an, tapi jika dilihat dari asal mula penggunaannya dapat disimpul- kan menjadi satu yaitu peng- gunaan sendiri. Strategi pengobatan dengan observasi langsung sesuai dengan waktu yang ditentukan (directly observed treatmen- short course/DOTS), memang dimaksudkan untuk mencapai KEPALA Direktorat Penga- wasan Obat Tradisional Ditjen Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Dr. Jhoni Ria Hutapea menilai, pengobatan tradisional meru- pakan suatu terapi kesehatan yang hampir tidak beresiko dan mudah dilakukan masyarakat tanpa mengenal status pendi- dikannya. "Tetapi anehnya masyarakat justru tidak mempercayainya, sehingga pengobatan tradisional boleh dikatakan merupakan khasanah budaya yang belum membudaya," kata Hutapea kepada wartawan di Kendari, baru-baru ini. Dikatakan, sebagian besar masyarakat masih ragu dan belum percaya pengobatan tradisional, karena selama ini belum dilakukan pengujian klinis secara sempurna, sehing- ga belum terdaftar dalam daftar obat paten maupun generik. Hal itu disebabkan sistem pengujiannya baru sampai pada tahap manfaat yang didasari atas pengalaman nenek moyang yang diwariskan secara turun- temurun dan ada yang kenya- taannya sangat mujarab diban- ding obat buatan tehnologi mod- ern. angka kesembuhan yang tinggi dalam waktu pengobatan yang telah ditentukan. Menurut Hutapea, untuk memanfaatkan obat tradisional tersebut, mulai awal Pelita-VI pemerintah dalam hal ini De- partemen Kesehatan sudah memprogramnya sebagai salah satu program prioritasnya untuk mengoptimalkan obat ini se- bagai salah satu andalan dalam pelayanan kesehatan masya- rakat. Kegiatan itu sudah dilaku- kan masyarakat, terutama me- reka yang berada di pedesaan. Dikemukakan, pemerintah berkeinginan untuk mengupaya- kan agar obat tradisional itu bisa disamakan dengan obat generik lainnya. "Tetapi tidak tertutup ke- mungkinan obat tradisional tersebut tidak hanya sebagai pendamping obat generik,tapi justru bisa saja sebagai obat andalan," tambah Hutapea. swasta di tanah air. Alasannya, agar para alum- nus fakultas kedokteran di masa mendatang juga memahami "Komoditi tersebut akan menjadi pe- menang potensial pada pasar global," kata Menteri Negara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi India Y.K. Alagh. "Pada dasarnya komoditi tersebut untuk meningkatkan daya ingat yang cukup baik dalam waktu enam sampai delapan minggu," kata Alagh kepada AFP dan menambahkan bahwa berberapa temannya yang telah menggunakan obat tersebut mengatakan bahwa mereka sangat menyukai obat tersebut. Bahkan, tambahnya, anggota parlemen telah mengajukan beberapa pesanan. "Pada umumnya parlemen kami sangat antusias terhadap obat-obat tradisional," jelasnya. Kapsul yang dijual dengan harga sekitar tiga rupee atau delapan sen dolar Amerika itu dilaporkan telah memperoleh sambutan sangat luas dari kalangan pengguna obat tersebut, termasuk Menteri Luar Negeri India Inder Kumar Gujral dan mantan Perdana Menteri India Chandra Shekar. priotitas politik yang utama. DOTS dipilih WHO, karena strategi ini terbukti berhasil memerangi TB. Negara-negara yang mengikuti DOTS yang direkomendasikan oleh WHO, seperti Tanzania, Cina, dan Peru, dapat menyembuhkan 95 persen pasien TB dengan obat seharga kurang dari 1 dolar (Rp26.400,) di beberapa negara. Rahasia keberhasilan DOTS ialah strategi ini meletakkan tanggungjawab di tangan pe- kerja kesehatan, bukan si pasien. Selama beberapa dasawarsa wabah TB menyebar dengan cepat karena pasien sering lupa untuk minum obat, sehingga mereka tetap menulari anggota kelompok lainnya. Dengan strategi DOTS para petugas kesehatan menyaksikan saat pasien menelan obatnya dan mengikuti setiap kemajuan pasien, memastikan bahwa orang tertular telah sembuh. Kapsul Memory Plus itu diolah dengan menggunakan sistem pembuatan obat tradisional India yang disebut Ayurveda yang disarikan dari Bacopa Monnier. Sebuah Pasien TB kadang memang enggan minum obat. Mereka memilih untuk tidak minum obat karena akan segera merasa mual, sementara kesembuhan baru didapat dalam waktu lama, kata Dr Zulkifli Amin, dari Subbag. Paru, Bag. Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM. sepenuhnya sistem dan cara pengobatan tradisional, dengan harapan keakuratan obat tra- disional dapat diyakini dalam kode etik kedokteran dalam negeri. Di Indonesia saat ini terdapat 583 industri obat tradisional yang meliputi 66 industri berskala besar dan 517 industri kecil dengan nilai ekspor pada tahun 1995 tercatat Rp20,4 miliar, naik menjadi Rp29,5 miliar pada tahun 1996. Sedangkan nilai peredaran obat tradisional setiap tahun terus meningkat pertanda ke- giatannya terus berkembang. Untuk mengaktifkan kegia- tan industri obat tradisional Obat "Ajaib" dari India perusahaan yang ditemukan di dekat sungai dan penduduk setempat menyebutnya Brahmi. PEMERINTAH India dengan bantuan perusahaan obat terkenal mengembangkan obat "ajaib" untuk meningkatkan daya ingat seseorang dan masyarakat setempat telah memanfaatkannya. "Mermory Plus" kapsul telah menjadi suatu bisnis yang menarik keuntungan besar di luar negeri sejak perusahan-perusahan tersebut dikembangkan oleh Pusat Lembaga Penelitian Obat (CDRI) setahun lalu. pemerintah merangsang dengan berbagai alternatif, salah satu diantaranya melalui pemben- tukan sentra pengembangan di tiap ibukota propinsi dengan target selama Pelita-VI se- banyak 12 unit, namun yang teralisir hanya lima unit tersebar di Jawa Timur, DKI Jakarta, Manado (Sulut), Daerah Isti- mewa Jogyakarta dan Ujung- pandang (Sulsel).(ant) MAULANA SYAMSURI Semerbak Seribu Bunga -1- ASOSIASI Eksportir dan Importir Tanaman Obat Indo- nesia (APETI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB)-Lem- baga Alam Tropika Indonesia (LATIN) melakukan kerjasama pengembangan tanaman obat di Taman Nasional Meru Betiri, Jatim. Ketua Umum DPP APETI Para ahli menganjurkan minum kapsul Memory Plus setiap hari, yakni satu butir untuk pagi dan satu batir untuk malam hari. "Kami sangat gembira situasi pemasaran obat tersebut di pasar dalam negeri," kata Direktur CDRI V.P. Kambhoj dan me- nambahkan bahwa obat tersebut benar-benar telah diterima dan mengalami pemasaran yang cukup baik. Ia mengatakan obat tersebut telah diujikan pada beberapa binatang, tapi tidak diujikan pada manusia, karena sejak lama masyarakat India telah memanfaatkan ramuan dari Brahmi yang diketahui sangat manjur dan aman, tidak memiliki efek samping. Kambhoj yang berusia 60 tahun menyebut obat baru tersebut sebagai fasilitas penelitian, konsolidasi antara ilmu pengetahuan dan beberpa bantuan untuk pencarian kembali ilmu pengetahuan. "Jika Anda telah memiliki daya ingat yang cukup tajam, maka Anda tidak perlu mengharapkan suatu keajaiban lagi," jelasnya. Ia tidak menyebutan angka-angka ke- untungan dari hasil penjualan obat-obat tersebut. CDRI telah memberi lisensi untuk jangka waktu tujuh tahun untuk sebuah toko di Madras, salah satu kota di India yang memasarkan obat tersebut secara gencar. Beberapa agen penjual tersebut me- ngatakan bahwa selain memperkuat daya ingat, Memory Plus juga berguna bagi penyubur rambut dan mengendalikan tekanan darah (anspek) Untuk mewujudkan keingin- an pemerintah tersebut dibu- tuhkan waktu yang cukup lama dan memerlukan pula dukungan APETI-IPB Kerjasama Pembudidayaan semua pihak, ahli obat tradisonal. Tanaman Obat Salah satu sistem yang perlu dilakukan yaitu bagaimana memasukkan pengetahuan dan pemahaman pengobatan tra- disional ked alam kurikulum fakultas kedokteran di berbagai perguruan tinggi negeri dan TIDAK ada tanda-tanda apapun, bahwa malapetaka dah syat itu akan terjadi. Tidak ada mimpi buruk yang muncul keti ka lelaki itu tidur malam tadi. Tidak ada firasat apapun sebe- lum bencana itu menimpa Dha- ni ketika pulang dari kampus bersama Fifi. Dan peristiwa itu berlangsung teramat cepat, ha- nya beberapa detik saja. Seorang gadis cilik yang me ngenakan seragam SD tiba-tiba menyeberang jalan ketika Dhani sedang berada di atas Vespanya melewati Jalan Gatot Subroto. Sepasang mata lelaki itu bagai- kan tertutup sehingga ia tidak mampu mengelakkan kendera annya. "Mungkin dokter sendiri karena alasan tertentu, kurang dapat memotivasi pasien sehingga pasien enggan minum obat untuk kesembuhannya." Gadis cilik yang malang itu tertabrak dan Vespa milik Dha- ni terbanting. Dhani dan Fifi ju- ga terpental di atas aspal. Siang Akibatnya, kata Zulkifli, pasien TB tidak mencapai kesembuhan, bahkan lebih sulit lagi disembuhkan. Berarti ia juga harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk kesem- buhannya. Selain itu dengan strategi ini petugas kesehatan tidak lag hanya bersikap pasif menunggu kedatangan pasien TB, meng- observasinya dan memberikan pengobatan yang tepat. Dalam waktu yang telah ditentukan mereka juga akan aktif meng- adakan pencarian kasus secara sistematis. "Misalnya bila ada pasien TB datang ke Puskesmas, petugas kesehatan juga akan memeriksa anggota keluarga lainnya karena kemungkinan mereka tertular," kata Zulkifli. Dengan DOTS pasien juga akan membayar lebih murah karena merek hanya harus membayar karcis Puskemas. Menurutnya inilah kelebihan DOTS dibanding strategi peng- obatan yang lama, namun Zulkifli mengingatkan perlunya mempersiapkan petugas kese- hatan yang andal dalam pelak- sanaan strategi ini, karena kunci keberhasilan terletak di tangan mereka. Di Indonesia strategi DOTS telah diujicobakan di Sulawesi, dan mencapai angka kesem- buhan sampai 90 persen. Kini, walaupun belum merata di semua kecamatan, DOTS sudah dilaksanakan di 27 PRM (Pus- kesmas Rujuk Mikroskopi yang memiliki program TB yang baru) di setiap propinsi. ANCAMAN GLOBAL Penggalakan penggunaan DOTS agaknya merupakan suatu langkah yang tidak dapat ditunda-tunda mengingat TB sudah menjadi ancaman global, seperti disebutkan oleh Program Global Tuberkulosis, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dalam dasawarsa ini saja disebutkan TB dapat merengut nyawa 30 juta orang, dan menyebabkan 26 persen kema- tian yang sebenarnya dapat dihindari orang muda dan dewasa di negara berkembang. Menurut perkiraan Program Global Tuberkulosis WHO, sepertiga penduduk dunia telah terinfeski dengan kuman TB, bila mereka tidak berobat, satu orang penderita akan menu- larkan kepada 10 sampai 1 orang tiap tahunnya. its say des Seperti batuk dan selesma biasa, TB dapat dengan mudah menyebar di udara dan kontak Hartono Chandra mengatakan Sabtu, masalah kerjasama tersebut saat ini masih dalam proses dan penjajagan dan diharapkan dalam waktu dekat segera terealisasi. Kerjasama pembudidayaan tanaman obat dilakukan, karena mempunyai potensi besar jika dilihat dari segi ekonomi, melainkan juga gen-gen pem- bawa sifat khusus yang mungkin saat ini belum diketahui nilai ekonominya secara tepat. Disamping itu, tanaman obat juga merupakan alat yang dapat digunakan untuk mempro- mosikan nilai-nilai konservasi kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Sebaliknya tumbuhan obat juga dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan parti- sipasi masyarakat lokal dalam pelestarian hutan. Kerjasama pembudidayaan tanaman obat tersebut juga mendapat bantuan dana dari Amerika Serikat (AS). Namun dia tidak bisa menyebutkan berapa dana bantuan yang dikucurkan untuk pembudida- yaan tanaman obat itu. Langkah pembudiyaan ta- naman obat tersebut memang langkah yang tepat, karena hingga kini dari 500 jenis tanaman obat yang ada di Indo- nesia ternyata yang dikenali maupun dibudidayakan baru. sekitar 300 jenis. Sisanya sekitar 200 jenis tanaman obat belum dibudi- dayakan, padahal prospek pengembangan tanaman obat cukup menjanjikan, karena hingga kini banyak masyarakat khususnya di luar negeri hidup dengan pola 'back to nature'. Untuk itu, kini saatnya pembudidayaan tanaman obat digencarkan sehingga dapat dipetik manfaatnya untuk ke- pentingan ekonomi.(ant) itu darah segar memerahi jalan raya. Diktat Hukum Perdata In ternasional dan catatan kuliah tentang Hukum Agraria yang di pangku Fifi ketika dibonceng Dhani tercecer belasan meter. Orang-orang di pinggir jalan menjerit ketika menyaksikan ke celakaan lalu lintas itu. "Itu yang menabrak," te- riak seorang pejalan kaki dan menuding ke arah Dhani yang masih terkapar di aspal. "Hajar dia!", teriak se- orang lagi. "Pukul!", sambut yang lain lagi. "Patahkan batang leher- nya!" "Benamkan ke parit!" "Jangan, biarkan dia lari!" "Pecahkan kepalanya!" "Pengebut memang pantas dihajar ramai-ramai." JENTERA biasa. "Tidak ada lagi tempat untuk bersembuny dari kuman tuberkulosis," Direktur Program Global TB WHO, Dr Arata Kochi mengingatkan. "Setiap orang akan dapat dengan mudah terkena TB hanya dengan menghirup kuman TB yang telah keluar melalui batuk atau bersin di udara. Kuman ini dapat bertahan di udara untuk beberapa jam, bahkan beberapa tahun," kata Kochi seperti dikutip oleh WHO Press. Menurut WHO dengan dia- baikannya TB selama era 1970- an dan 1980-an karena dianggap sudah "tersapu bersih" di negara maju, dan dianggap "penyakit biasa" di negara berkembang, kemudian muncul HIV/AIDS dan Ebola turut membuatnya datang kembali, dan bahkan membuat kondisi lebih buruk lagi. Pada 1993 WHO mengingat- kan dunia bahwa TB sudah menunjukkan "lampu merah", dan mendorong beberapa negara untuk meningkatkan tanggapan mereka terhadap TB. Namun, walau demikian wabah TB terus berlari lebih cepat daripada usaha pem- berantasan yang tidak memadai. "Banyak program pengobatan TB mendapat dukungan yang begitu buruk, sehingga menim- bulkan kuman yang lebih kuat dan pasien yang lebih lemah," kata Kochi. Setelah lima tahun WHO mengumumkan keadaan darurat dalam memerangi TB, pembe- rantasan TB masih tetap belum menjadi prioritas beberapa negara. Di negara miskin, menurut TB Fact Sheet 1997 yang dikeluarkan oleh Program Glo- bal TB, WHO, untuk setiap 10 dolar AS (sekitar Rp24.000,-) yang digunakan untuk kepen- tingan pelayanan kesehatan, TB hanya mendapat porsi 0,02 dolar (Rp48,-). KURANG Selain kurangnya komitmen IMPIAN untuk menemukan "super vaksin" yang dapat melin- dungi setiap anak di seluruh pen- juru dunia dari segala jenis penya- kit yang mematikan mungkin akan memerlukan waktu paling sedikit sepuluh tahun untuk me- wujudkannya, demikian penda- pat sebagian ahli kesehatan du- nia. Namun, beberapa ilmuwan, peneliti dari lembaga dan indus- tri kesehatan internasional me- ngatakan dalam seminar kesehat- an pada pertengahan Oktober di Amsterdam, Belanda, bahwa mereka mengalami banyak kema- juan dalam usaha itu.muu Mereka baru-baru ini telah berhasil menemukan dan mem- buat vaksin tetes sekali dosis yang diharapkan dapat diberikan kepa- da setiap bayi yang baru dilahir- kan sehingga dapat melindungi bayi dari segala jenis penyakit menular dan mematikan. "Saya yakin kita tak lama la- gi akan mampu membuat 'vaksin tetes super' tersebut menjelang akhir abad 20 atau paling lambat awal abad 21," kata Dr Jong Wook Lee, direktur program pe- laksanaan vaksin dan imunisasi internasional dari Organisasi Ke- sehatan Dunia (WHO). Lee mengatakan hal ini pada pertemuan tahunan ke-4 kelom- pok konsultan program usaha imunisasi anak-anak, Children Vaccine Initiative (CVI), di Am- sterdam, minggu kedua Oktober. CVI, yang didirikan tahun 1990, diprakarsai WHO dan didu kung oleh Bank Dunia, Yayasan Rockefeller, Dana Anak-anak PBB (UNICEF), dan Program Pembangunan PBB (UNDP) me- "Super Vaksin" dari Impian Kenyataan Menjadi politik untuk mengontrol TB dan buruknya pengelolaan program kontrol TB, pertumbuhan pen- duduk yan pesat, serta mening- katnya kasus HIV/AIDS, turut meningkatkan penyebaran pe- nyakit ini di seluruh dunia. Tidak seorangpun dapat terhindar dari wabah ini. Menu- rut laporan WHO berjudul "Groups at Risk" (1996), TB telah merambah ke seluruh lapisan masyarakat. TB kini menjadi penyakit infeksi yang menjadi pembunuh utama di kalangan anak muda dan dewasa TB juga menjadi pembunuh utama pengidap HIV positif, dan menjadi satu-satunya infeksi penyebab kematian hampir 1 juta perempuan setiap tahunnya, karena status yang membuat mereka sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Di Indonesia, menurut Sur- vey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992, TB merupakan penyebab kematian kedua untuk segala umur, dan penyebab kematian nomor 1 untuk go- longan penyakit infeksi. Padahal SKRT sebelumnya (1986) menunjukkan TB merupakan penyakit "pembunuh" ketiga untuk segala umur. Sementara menurut evaluasi WHO (1994), diperhitungkan ada 500.000 penderita baru TB, dan 175.000 meninggal karena TB setiap tahunnya. Dengan kehadiran HIV/AIDS angka- angka ini akan menjadi lebih besar lagi. Mengingat hal itu agaknya Indonesia memang tidak dapat lagi mengundurkan pelaksanaan DOTS karena seperti dikatakan oleh Sekje WHO Dr. Hiroshi Nakajima, "Semakin lama kita menunda pelaksanaan program DOTS, berarti semakin mahal biaya yang kita keluarkan untuk pengobatan TB mendatang. Berarti pula semakin kecil kemungkinan untuk menghen- tikan penyakit itu. Sementara jutaan laki-laki, perempuan, dan anak mati sia-sia, tutur Na- kajima. "Ayo seret dia ke kantor po- lisi!" Teriakan-teriakan itu ter- dengar amat mengerikan. Ma- kin lama makin banyak. Dhani masih sempat melihat wajah-wa jah beringas berlari ke arah di- rinya. Dhani menyadari apa yang bakal terjadi atas dirinya kalau dia tak segera menghin dar. Di mana-mana selalu terja- di, bila seseorang ditabrak ken- deraan lalu orang-orang menja di marah dan menghajar si pe- nabrak hingga babak belur. Di mana-mana selalu terjadi si pe- nabrak selalu dikeroyok massa hingga luka parah lalu diserah- kan kepada polisi. Biasanya massa menjadi bringas. Buah-buahan dapat Menjadi Obat Terbaik PARAperiset di Nottingham University di English Midlands sedang memodifikasi buah-buahan secara genetis untuk mem- bawa vitamin berkadar tinggi atau untuk berfungsi sebagai sarana vaksin. Masih sempat terlihat oleh Dhani orang-orang yang berte riak-teriak itu membawa batu Mehta. lakukan kerjasama dalam peneli- tas yang disertai dengan harga tian dan pengembangan pembuat- yang dapat terjangkau," kata an "super vaksin" yang secara efektif dapat memerangi sejumlah penyakit endemik untuk pertama- kalinya dalam sejarah kesehatan. Pada pertengahan 1970an ter- catat hanya lima persen dari se luruh anak di dunia yang meng ikuti program imunisasi target utama CVI, yaitu penyakit diph- teria, polio, pertusis (batuk re- n), campak, tetanus, dan BC. MENINGGAL Pada tahun ini dicatat 80 per- sen anak sedunia yang mengikuti imunisasi, paling sedikit untuk sa- lah satu dari keenam penyakit en- demik tersebut. Buah apel, pisang atau tomat akan "ditandai dengan war- na" untuk menunjukkan apa yang dikandungnya. Sebagai con- toh, apel dapat ditandai dengan warna putih untuk menunjuk- kan bahwa apel mengandung vitamin pelengkap. Setelah 13 tahun tim dari Nottingham University menemu kan gen yang mengontrol rupa, bau dan rasa buah-buahan dan sayur-sayuran. Mereka bahkan dapat memodifikasi gen agar mengubah tomat dari merah ke kuning, atau menghasilkan pisang yang merah warnanya, demikian London Press Service melaporkan. Namun dicatat pula, kurang lebih delapan juta balita akan me- ninggal karena tidak mendapat perlindungan dan pelayanan kese hatan yang semestinya, dalam hal ini mereka yang tidak ikutserta dalam program imunisasi. "Satu-satunya cara untuk me- lindungi bayi dan balita dari ke- enam penyakit mematikan ini adalah melalui imunisasi. Pro- gram yang dilakukan CVI adalah proyek yang menggunakan biaya paling efektif untuk melindungi bayi yang baru lahir," kata Dr Jal Mehta, wakil direktur Lembaga Penelitian Serum India. Sekarang kita adalah memasukkan vaksin ke dalam buah- buahan sehingga buah tersebut dapat diatur tanpa memerlukan injeksi lagi. Langkah selanjutnya adalah menambahkan vitamin tambahan. Telah dicoba rekayasa genetik terhadap melon dan pisang agar lebih berair. "Untuk memberantas penya- kit cacar air saja diperlukan wak- tu lebih dari 150 tahun dan kini kita hampir berhasil dalam me- merangi polio. Kita (CVI) boleh dikatakan berada di baris terde- pan dalam hal penyediaan vaksin yang terbaik untuk program imu- nisasi keenam penyakit tadi, baik dalam hal jumlah maupun kuali- Juga dikembangkan tanaman penghasil panen yang lebih sedikit membutuhkan pupuk. Dengan demikian, akrab terhadap lingkungan serta ideal bagi dunia ketiga yang tak mampu mengusahakan bahan-bahan kimiawi yang mahal (kni). dan ada yang membawa alat pe- mukul. Makin lama makin ba nyak. "Ayo lari, Fifi! Ayo me- nyingkir!", Dhani memberikan komando kepada Fifi yang ter- banting di aspal. Tapi Fifi tidak segera mam- pu berdiri karena luka-luka yang dialaminya. Apa boleh buat, Dhani harus segera meng- hindar sebelum menjadi korban angkara murka. Sebelum kayu pemukul singgah di kepalanya, Dhani buru-buru berdiri dan la- ri langkah seribu. Tidak ada lagi tempat untuk sembunyi dari Tuberkulosis Sebelum sebongkah batu ter lempar mengenai kepalanya, le- laki itu buru-buru menyelinap di antara pejalan kaki dan membe lok ke sebuah gang. Lelaki itu berlari dan terus berlari dan na- fasnya terengah-engah. Bagai seekor kijang jantan Program imunisasi yang di- sponsori oleh WHO dan lemba- ga-lembaga kesehatan inter- nasional lainnya sejauh ini telah menyelamatkan tiga juta jiwa bayi per tahunnya, demikian la- poran CVI. Kemajuan dalam bidang bio- teknologi dan rekayasa genetika, misalnya penyuntikan DNA virus dalam proses inokulasi yang lebih dikenal oleh umum sebagai imu- nisasi, secara teknis telah mem- buat impian akan "super vaksin" segera menjadi kenyataan. 20mo DNA adalah unsur dasar ge- netik dari hampir semua organis- me hidup yang berperan dalam menentukan sifat turunan yang terletak pada inti sel. Program imunisasi saat ini umumnya menggunakan gabung- an dari beberapa dosis vaksin yang biasanya mahal harganya, diberikan secara periodik untuk kurun waktu tertentu dalam be- berapa kunjungan pemeriksaan bayi ke dokter. Para peneliti kini tengah men- cari cara untuk mengembangkan vaksin yang saat ini masih selalu harus tersimpan dalam tempera- tur tertentu. Selain itu, mereka juga men- cari cara untuk mempermudah dalam mengangkutnya dari rak lemari pendingin di laboratorium sampai ke daerah panas semak belukar tanpa harus mengalami kerepotan seperti sekarang ini. Mereka kini tengah mencoba membuat vaksin yang dapat di- masukkan ke dalam kapsul yang kemudian akan disuntikkan ke dalam tubuh, dilengkapi dengan tabel jadwal pemberian dan wak- tu sehingga secara efektif satu sun tikan dapat menggantikan vaksin dari beberapa penyakit. BERHASIL Para peneliti juga tengah mempelajari dan mencoba meng- gabungkan beberapa vaksin dari beberapa penyakit ke dalam ben- tuk vaksin oral (vaksin tetes ke mulut) untuk menghapuskan penggunaan jarum suntik. Dari penelitian dan percoba- an tersebut, telah diperoleh hasil yang cukup menggembirakan, yaitu keberhasilan dalam mem- buat vaksin dosis tunggal untuk tetanus, vaksin tetes mulut polio yang tak perlu disimpan dalam le- mari pendingin dan senyawa in- duk vaksin DPT (diphteria - teta- nus- pertusis). "Super vaksin" diharapkan juga akan dapat dikombinasikan dengan senyawa antigen terhadap malaria, kolera, dan beberapa pe- nyakit lainnya, yang umumnya sangat diperlukan di negara-nega- yang berlari di hutan belantara, begitulah lelaki itu menghindari amukan massa. Dan hari itu, Tu han telah menyelamatkan diri nya. Orang-orang segera menyela matkan gadis cilik yang malang itu. Siswi sekolah dasar itu se- gera dilarikan ke rumah sakit, namun jiwanya tidak tertolong lagi. Tuhan telah memanggil nya. Dhani telah menyebabkan gadis cilik itu berpisah selama- nya dengan ayah, bunda dan ka kak-kakaknya. Dhani, mahasis- wa fakultas teknik jurusan sipil, telah menyebabkan kematian nya. Tiga hari Dhani tidak hadir di kampus, padahal hari itu ujian Drainase Air Limbah dan berikutnyaa ujian Konstruksi Baja. Dhani benar-benar me- ra dunia ketiga. Program CVI juga termasuk industri dan pengawasan mutu vaksin. Organisasi ini juga men- dorong pembuatan vaksin oleh negara masing-masing, namun dari penelitian ditemukan kurang dari separuh jumlah keseluruhan produksi vaksin (1,5 miliar) yang memenuhi standar mutu WHO. "Dalam hal ini janganlah ki- ta melihat bahwa tujuan utama program ini hanya untuk meme- nuhi janji mewujudkan impian 'vaksin super' semata, karena hal itu hanyalah sebagian kecil dari program kerja CVI," kata Wakil Direktur Jendral WHO, Ralph Henderson, kepada peserta perte- muan kerja CVI. an "Hal yang terpenting ialah be- sarnya potensi CVI untuk meng- ubah masa depan vaksin, terma- suk di dalamnya industri dan pengawasan mutu, harga, dan pendistribusiannya yang dikemas dalam suatu sistem efisien yang dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan, baik negara-negara industri maju maupun negara ber kembang," lanjut Henderson. LAPORAN KAMU TAHU KALAU MODE PAKALAN YANG MENUNJUKKAN ANGGOTA TUBUH BANYAK DIRIBUT- KAN ORANG? ngalami trauma. Betapa amat mengerikan bila dia ingat mas- sa yang menyerbu bagaikan si- nga lapar yang ingin menelan- nya hidup-hidup. Masih ter- ngiang di telinganya orang- orang berteriak ingin memecah- kan kepalanya. Dhani benar- benar takut. HALAMAN 4 Itulah sebabnya Dhani ber- sembunyi di rumah kakaknya yang tinggal di Tanjung Mulia. Tiga hari dia tidak keluar dari rumah itu. Tiga hari dia tidak tukar pakaian hingga baunya bu kan main. Sebuah taksi berhenti dan jantung Dhani seakan copot. Dia takut keluarga gadis malang yang tewas ditabraknya akan datang membawa golok lalu me nebas batang lehernya. Tubuh- nya mendadak bermandi keri- Namun satu hal di luar jang- kauan CVI ialah jaminan untuk dapat membiayai penelitian dan percobaan pengembangan vaksin untuk program jangka panjang. Masyarakat donor internasio- nal telah mengumpulkan dana se- besar 450 juta dolar dari jumlah total pengeluaran tiap tahun se- besar 1,5 miliar dolar yang digu- nakan untuk program imunisasi di negara-negara berkembang. Namun CVI mengatakan bah- wa mereka masih kekurangan da- na sebesar 120 juta dolar AS per tahunnya untuk program tersebut. "Untuk program jangka pan- jang, kami mempunyai target me- ngembangkan vaksin yang terdiri atas beberapa hingga 20 antigen penyakit," kata Dr Philip Russel dari Departemen Kesehatan Inter- nasional Universitas John Hop- kins di Baltimore, AS, dalam jur- nal kesehatan CVI edisi terakhir. Menurut catatan badan-badan industri obat dan aneka produk kesehatan, pengembangan vaksin satu jenis penyakit mulai dari pembuatannya di laboratorium hingga keadaan siap turun ke pa- sar diperlukan biaya 200 juta do- lar. "Jadi jumlah dana yang di- perlukan untuk merealisasikan impian CVI antara satu sampai sepuluh miliar dolar," kata Rus- sell di akhir laporannya. (Aspek) WIWID -97. ngat dingin. LISA oleh @WIWID TAHU TAPI RIBUTNYA ADA YANG TIDAK SENANG, TAPI NYATANYA MEREKA JUGA SENANG NGINTIP KAN? Syukurlah yang datang ada- lah Fifi. Dari kampus Fifi lang- sung naik taksi menuju ke ru- mah itu. Fifi tahu betul, Dhani pasti ada di rumah itu karena le- laki itu sudah berkali-kali me- ngajaknya ke sana. Bahkan di rumah itu Dhani pernah meme luknya amat erat dan mencium nya. "Fifi!", sambut Dhani. "Dhani!", cetus Fifi yang hadir di rumah itu membawa diktat Antropologi Hukum dan Psychology Kriminil. (Bersambung) ANA S lain pula Sum Ir meny maka nump lintas Subu daga pak, B jantu yang rum dara capa mela pak- buh Dere jang peda keli kita mej dan cuk Kita pisa reng pan dap perl air, di gun pag par tai gu tuj ak ker di bel ha Ra La (L me Ra De raa me be 54 19 tah 48 ka Ka bu Jal per ke: per sar dis ku pri kh wa ny: por teri ng him kec ray Wi Ra terc 334 teta luk