Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-03-31
Halaman: 05

Konten


Maret 1996 Minggu Kliwon, 31 Maret 1996 Rewel? la waktu tidur. erkembangan ambakan figur menyeramkan rkembang, ia engan berbagai engerikan. kan apa yang apabila pada a harus berada yang sepi dan ya misalnya nak akan men- angat berat, ia uka memilih unyikan mu- rus menuntun cari bengkel. gan menakut- binatang ter- g, tokek, dsb, an anak men- binatang terse di takut setiap mendengar bi- mabila ketaku- lebihan maka an gangguan ah dikemuka wa tindakan ak yang pada dengan iseng- engaruh yang p perkemban- i anak. Anak figur-figur itu, semakin yang meng- kan semakin anak, sehing- perkemban k. ikan perilaku arus dengan berilah pen- bukan mem- pun cara ini tapi hasilnya ngkan. Anak api masalah- dengan lebih arus berjalan malam ia akan inya. Polisi, Hi figur yang akan berani ikasi dengan kalau ia sak- periksa oleh a tersesat ia pada polisi. ade Rustika ribadi kepada npasar 80232. gota lainnya, Op surat. sip). arus berkabar g tercantum ng Anda kirim kah, dari ke- endambakan punya pe- enerima apa ayang sama hun, Hindu, nggi dan be- ibuan, tidak uarga baik- lau ada ke- kan jejaka/ tahun, Hin- mal SLTA, ah, sehat jas- an, bertang- kah. Diri dari ak Jodoh 714, men- ri kontak rena telah n yang di- pengasuh, at dan se- doh ai dengan can, tentu pat berha- u ada pili- ai dengan Rencana- 129.0 CERDAS BERSAMA TOKO BUKU GRAMEDIA Adik-adik kak Mawar akan memberi kalian sebuah cer ita. Kalian baca baik-baik ceritanya. Kalau kalian sudah mengerti, kerjakanlah soalnya. Kalau tidak tahu bertan- yalah pada kakak atau orangtuamu. Tapi alangkah ba- gusnya kerjakan sendiri. Kemudian kirimkan jawabanmu dengan Kartu Pos ke Bali Post Kepundung 67A Den- pasar 80232. Ingat tempelkan juga kupon "CERDAS". Kakak tunggu jawabanmu 10 hari setelah terbitan ini. Tiga jawaban yang benar akan diberi hadiah buku dari Gra- media. Cepat kirim ya, kakak tunggu. Cerdas bersama Toko Buku Gramedia ini khusus untuk adik-adik Sekolah Dasar Jadi sertakan nama dan alamat sekolah kalian Salah Sangka SEJAK keluarga Pak Bagus datang, Ika merasa risih un- tuk datang ke rumah besar itu lagi. Ia tidak berani lagi minta jambu biji kepada Mbok Rai di halaman belakang, atau untuk membantu Nenek Kaca menghancurkan pinangnya. Ika merasa sedih karena ia tak bebas lagi bermain di rumah yang memi- liki halaman luas itu. Sudah dua minggu ia tak pernah berkunjung ke rumah be- sar itu. Dua minggu juga ia tak pernah bertemu Nenek Kaca dan Mbok Rai. Tiap kali lewat di depan rumah itu, Ika selalu memperhatikan, siapa tahu Mbok Rai dan Nenek Kaca me- manggilnya, memberinya jambu biji, atau memperkenalkan- nya dengan Intan. "Intan itu pasti sombong ya, bu. Ia pasti tidak mau berte- man dengan anak kampung. Ia sekolah di kota, bukan di sekolah Ika, dan ia sama sekali tak pernah bermain dengan teman-teman di sini. Apa ia dilarang bergaul dengan kita oleh ibu dan bapaknya ya bu," tanya Ika pada ibunya. "Jangan berprasangka buruk dulu, mereka kan baru dua minggu di sini, mungkin banyak hal penting yang harus di- lakukan lebih dahulu. Walaupun bapak dan ibu Bagus adalah pejabat dan pengusaha yang sukses, ibu tahu ia orang baik dan ramah, pastilah Intan juga anak yang baik dan ramah,' kata ibu kemudian. "Tapi bu..." belum selesai Ika bicara, ibu Bagus, Intan dan Bagus terlihat datang ke rumah Ika. Ika mau masuk kare- na malu, tapi ibu segera mencegahnya. "Lho, kok lari, katanya kamu mau berteman dengan Intan dan Bagus," kata ibu ketika mereka sampai di hadapannya. "Ah, ibu.." kata Ika malu-malu, tapi sesungguhnya ia senang juga, apalagi ketika Intan dan Bagus tersenyum manis padanya. "Ternyata mereka tidak sombong," bisik hati Ika. Setelah cukup lama ngobrol, setelah ia bermain-main den- gan Intan dan Bagus, Ika tidak merasakan kalau mereka or- ang baru. Ia seperti sudah mengenalnya bertahun-tahun. Bu Bagus malah memintanya untuk sering datang ke rumah mere- ka. "Kalau kamu tidak mau datang biar Kak Bagus yang saya suruh jemput," kata Intan ketika akan pulang. Ika hanya men- gangguk, ia sangat bahagia karena Intan ternyata tidak som- bong seperti dugaannya. Ketika Intan, Bagus dan ibunya sudah pulang, Ika dan ibu- nya bercerita tentang keluarga itu. "Di sini kan bukan Jakarta ya bu. Masak main ke depan rumah saja Ika mau dijemput," kata Intan sambil tertawa, mengingat ajakan Intan. "Bukan apa-apa, di Jakarta, Intan pernah mau diculik, tapi untunglah teman bapaknya segera menolong. Kalau tidak demikian kamu tentu tak bisa kenal dengan Intan. Itu sebabn- ya Intan agak takut kalau bermain ke luar rumah," jelas ibu kepada Ika. Mendengar penjelasan ibu, Ika jadi mengerti kenapa Intan jarang sekali ke luar rumah. Ia merasa kasihan juga kepada Intan. 'Pastilah teman Intan sedikit sekali," pikirnya. Ika bertekad akan memperkenalkan anak perempuan sekampung- nya yang berjumlah tujuh orang. Juga teman perempuan sekelasnya yang berjumlah sembilan orang. "Ditambah dengan saya, Mia, Agus dan Dodik, tentu te- man Intan jadi banyak," pikir Intan. Nah adik-adik, kalau Ika jadi memperkenalkan teman-te- mannya kepada Intan, berapakah jadinya teman baru Intan? Kak Mawar Jawaban Cerdas 39 Selisih waktu antara jalan kaki dan naik sepeda motor ke pantai adalah: 1 jam 45 menit. Pemenangnya: 1. R. Diyah Mirayanti Kelas V B SD Muhammadiyah 3 Perumnas Monang-maning Denpasar 2. I Ketut Yogi Astu SD No 3 Guwang, Sukawati, Gianyar 3. I Wayan Gd. Endra Darmitha Kelas I SD No. 3 Petang Kec. Petang, Badung. Pemenang dari Denpasar silakan mengambil hadiah di toko buku Gramedia, Jalan Dewi Sartika (Matahari) dengan menunjukkan identitas diri. Pemenang dari luar daerah, had- iah akan dikirim. Pen- gambilan hadiah selam- bat-lambatnya sebulan setelah pengumuman pe- menang. KUPON Cerdas 41 OLEH: Kesumat Bali Post ANAK-ANAK Sahabat Baik SORE itu Irma sangat cemas dan panik. Sakit ibunya tiba-tiba saja kumat, sehingga tak dapat bangun dari pembar- ingan. Sore itu juga Irma pergi membelikan ibunya obat di warung Bi Narsih. Bi, ada obat sakit panas?" "Siapa yang sakit, Nak?" tanya Bi Narsih sambil menyodorkan obat pesan- an Irma. "Anu, Bi, ibu sakitnya kumat lagi se- jak siang tadi. Permisi, Bi!" Irma berge- gas pulang, dan menemui ibunya di pem- baringan. "Bu, ayo minum obatnya dulu, biar lekas sembuh!" bujuk Irma sambil men- dudukkan ibunya di pinggir ranjang. "Kamu sudah makan, Nak?" "Sudahlah, Bu. Jangan khawatirkan Irma, lebih baik Ibu istirahat saja." Irma sangat sayang dan kasihan pada ibunya. Karena terlalu capek dan begitu memikir- kan ibunya, akhirnya ia tertidur. Keesokan harinya sakit ibunya ber- tambah parah. Suhu tubuhnya meninggi sampai menggigil. Irma makin panik. Ia minta tolong kepada para tetangga. Atas saran mantri puskesmas, ibunya dibawa ke rumah sakit dan diopname. Ni Nyoman Suastini Irma makin bingung dengan kema- langan nasibnya. Di mana ia harus mencari biaya untuk perawatan dan kesembuhan ibunya. Ia hanyalah seorang anak SMP yang waktu senggangnya sering dipakai untuk membantu ibu berjualan pisang goreng keliling desa, atau sesekali mencucikan pakaian tetangga, ter- utama Bu Tini yang begitu baik hati kepada keluarganya. Saat menerima pelajaran di kelas, Irma sering melamun sehingga sering pula ditegur oleh gurunya. Pada waktu istirahat pun ia nampak gelisah ingin cepat-cepat menjenguk ibunya di rumah sakit. Ia begitu mengkhawatirkan keadaan ibunya. Tetapi ia masih bersyukur ada tetangga yang mau menjaga ibunya selama ia bersekolah. "Irma, dari tadi aku lihat kau melamun terus. Ada apa sih?" Tini, sahabat baiknya sejak kecil, datang menghampirinya dan duduk di sebelahnya. "Sudahlah, Tin, biarkan aku sendirian di sini." "Jangan begitu, Ir, ceritakanlah apa yang membuat hatimu susah, dan mengapa belakangan ini kamu jarang mengantarkan pisang goreng ke rumahku." "Ibuku kumat lagi sakitnya, Tin, sejak siang kemarin. Memang sejak ayah meninggal, sakit ibu makin menjadi saja. Apalagi beliau terlalu keras bekerja untuk biaya sekolahku. Sekarang aku bingung memikirkan biaya pengobatan di rumah sakit itu." HARI INI BENAR-BENAR SIAL.! TAK SATU PUN MAKANAN YANG AKU PEROLEH AKU BENAR-BENAR SIAL HARI INI. Adik-adik Apa saja yang terdapat pada gambar di bawah ini ? Coba kalian sebutkan, kemudian tulis dalam kotak yang tersedia. Mirayanti Ingin Jadi Peneliti NI WAYAN MIRAYANTI, sering kali terlihat asyik memain- kan alat-alat lab seperti tabung, selang plastik, dll. Bahkan, tem- pat praktik IPA di sekolahnya, sudah menjadi tempat yang akrab untuk belajar ilmu alam secara langsung. Temanmu yang baru berumur 12 tahun ini, memang anak pintar. Karena rajin belajar dan menekuni ilmu secara sungguh-sungguh, ia berhasil meraih juara I Lomba IPA tingkat SD se-Kodya Denpasar. "Saya ingin menjadi peneliti, pokoknya biar dapat kesempatan meneliti apa saja," katanya polos. Kalau toh Mirayanti bercita-cita ingin menjadi dokter, adalah hal yang wajar. Selain mendapat penghargaan dalam bidang ilmu pengetahuan alam, putri pertama dari pasangan Komang Raiani dengan Wayan Tagel ini sudah beberapa kali menerima piagam di sekolahnya. Maksudnya, Mirayanti tiap penerimaan rapor se- lalu mendapat peringkat satu. "Agar bisa menjadi bintang kelas, teman-teman harus belajar yang rajin. Jangan hanya bisa minta diantar nonton atau membeli baju ke toko," ucapnya. tidak dis- EH KEPITING..! AKU BOSAN..AKU BOSAN..! SUARA TOLONG SIAPA ITU? nan nasib TOO LOOONE mulai ber- an segera makan ren- inginkan. ang sering majuan. -kata san- n dan ker- KAMU TIDAK ADA DAGING NYA TEMPURUNG SAJA YANG BESAR- BESAR..: enyesuai- an. Kalau angan atas t. Bergaul rduit, ten- adi pinter. wa sedang SEKALI LAGI TERIMA KASIH AKU TAK DAPAT MEMBALAS KEBAIKANMU LUTUNG..! n. zigih dan kan hasil yang se- cul dalam -ragu un- ah segala nan akan fsu. KEMUDIAN ILUTUNG MEMANCING LAGI. KOK BELUM DAPAT JUGA WMB TERIMA KASIH KEMBALI. KITA SEHRUSNYA SALINE TOLONG MENOLONG 7 Woo NGAPAIN "Sudahlah, Ir, entar sepulang sekolah kita tengok ibumu di rumah sakit. Ibu- mu sangat baik pada keluargaku, dan sangat rajin mencucikan pakaian kami sekeluarga." Tini mengajak Irma masuk kelas kembali karena bel telah berbunyi. Pulang sekolah mereka ke rumah sa- kit yang tidak begitu jauh dari sekolah- nya. 'Siang, Bu," sapa Tini sambil me- naruh buah-buahan di meja sebelah ran- jang. " "Ini dari saya semoga Ibu lekas sem- buh. "Terima kasih, Nak Tini. Merepot- kan saja. Apa ibu dan ayah sehat-sehat saja?" Ibu batuk-batuk. 'Sebaiknya Ibu istirahat saja dulu," kata Tini yang ditimpali Irma. "Kapan Ibu diperbolehkan pulang?" tanya Irma sambil membetulkan letak bantal yang menyangga kepala ibunya. "Lagi dua hari kata perawat." "Syukurlah." "O ya, kebetulan lagi dua hari mobil ayah tidak dipakai. Nanti kami yang akan menjemput Ibu," tawar Tini. Terima kasih, Nak Tini, kami mere- potkan Nak Tini saja.' "Ah, ini tak seberapa dibanding per- tolongan Irma ketika saya dulu hanyut di sungai." Karena hari hampir sore, mereka pun pamit pulang, sebab Irma juga harus memberi ayam-ayamnya makan sekalian mempersiap- kan pisang goreng untuk diantar besok pagi. Dua hari kemudian Tini bersama keluarganya menjemput Bu Irma di rumah sakit. Segala ongkos selama opname dan biaya pengobatan ditanggung Bu Tini yang memang terkenal kaya di desanya dan suka menolong orang yang kesusahan. Irma dan ibunya begitu terharu atas kebaikan keluarga Tini, dan bersyukur kepada Tuhan atas kemurahan hati-Nya. Beberapa hari kemudian ibu sudah dapat bekerja kembali, men- cari cucian di tetangga dan jualan pisang goreng keliling desa. Se- dangkan Irma dijadikan anak angkat oleh keluarga Tini dengan sega- la biaya sekolahnya ditanggung ayah Tini. Irma dan Tini berjanji akan menjadi sahabat sekaligus saudara sampai akhir hayat nanti. Suka dan duka berjalan bersama. Walaupun telah menjadi anak an- gkat dari orang kaya, Irma tidak sombong dan sangat rajin memban- tu ibunya jualan pisang goreng keliling desa. Irma masih tetap seder- hana seperti dulu. BPM/WIED/I-96 SMP PGRI II Badung Kelas III B K B K Ketika ditanya bagaimana ia mem- peragakan alat-alat IPA di depan juri, siswi kelas VISD Negeri Percobaan, Tu- langapiang ini sama sekali tidak kesuli- tan menjelaskan. Mirayanti yang saat itu memperagakan praktik gravitasi bumi, sangat hafal dengan fungsi alat peraga. Atau ketika membuktikan angin bisa menimbulkan gerak, ia mengambil alat- alat lab seperti selang plastik, rumah turbin, dll. "Apa yang saya raih tidak terlepas dari bimbingan Pak Suteja (guru di SDNP-red)," tambahnya. Lomba yang dimenangkan Miray- anti, bukan sekadar tempat mengukur kepintaran diri. Kegiatan itu dilaksanakan atas kerja sama Depdikbud Bali dengan lemba- ga pendidikan Australia. Berarti, untuk bisa lolos seleksi anak- anak harus bersaing ketat. Temanmu yang terkesan kalem ini, mengaku belajar rutin tiap hari. Bahkan, sistem belajarnya tidak mengenal waktu. Pagi, siang, atau malam pun Mirayanti pasti belajar selama satu atau dua jam. "Yang penting ingat belajar, nggak usah terlalu lama," begitu katanya. Ternyata agar bisa menjadi juara, ia tidak hanya belajar di ru- mah. Saat liburan sekolah, Mirayanti juga ke sekolah dan diam di BAGAIMANA KALAU KUCOBA MEMANCING DI SUNGAI.. PASTI BISA UNTUK MENGGANJAL PERUT KU. LAMA BENAR TIDAK ADA YANG MENGGIGIT E KORKU.. ADUUHH... KAMU TOLONG- TOLONG BERANG-BERANG LUTUNG KAKIKU TERTINOIH BATU SAKIT SEKALI TOLONG LAH AKU INI KUBAWAKAN IKAN UNTUKMU AKU TAHU KAMU SANGAT LAPAR. WAH... GEDE SEKALI. кок TERIMA KASIH LUTUNG. DAN KAMU NGAPAIN DISUNGA! INI AKU MEMANCING IKAN TETAPI TAK- SATUPUN IKAN YANG KU PEROLEH. DISINI! TERIMA KASIH BERANG KAMU BAIK SEKALI BERANE ruang praktik. Apa yang dilaku- kannya? Saya ingin tahu bagaimana membuktikan pelaja- ran IPA itu. Misalnya bumi bulat, atau benda bergetar menghasilkan suara," katanya manis. (wen) Buah Hate Krishnanda Wikansari Putri Lahir 17 Juli 1995, putri | GM, Kon- sukartha dengan Astitiningsih. Alamat Jln. Kertanegara 33, Br. Poh Gading, Ubung Kaja, Denpasar. I.G.A.Agung Trysia Devianti Rahman Lahir 14 Maret 1995, putri | Gst. Ngr. Sukerta dengan A.A. Sagung Kt. Agung. Alamat Jln. Kesuma Bangsa I Gatot Subroto Barat. dongeng Ni Luh Gde Hestiparwati Lahir 5 Oktober 1994, putri Wayan Redana dengan Ni Made Sumantri. Alamat Banjar Bambang Pande, Rembang, Karangasem. A.A. Ita Permata Sari Lahir 7 Februari 1995, putri A.A. Kt. Bgs. Mulyadi dengan Anom Dewi Laksmiwati. Alamat Jln. Gunung Kawi no. 14 Denpasar. HALAMAN 5 Ama Rara Artha Jaya Lahir 16 Juni 1995, putra Irfan KM. dengan Parmini. Alamat RT 7- RW 2 Slahung, Pono- rogo, Jawa Timur. Putu Nanda Pramadya P Lahir 14 Januari 1996, putra Drs. Kadek Putrawan dengan Made Sri Erna Pandewi. Alamat Jln. Raya Tak- mung No. 7 Klungkung. I Gede Wiradharma Amy Lahir 12 Januari 1995, putra Nyoman Sunantara dengan Putu Sukiati. Ala- mat GM. Mandalawangi 1 A. Indah Dianti Putri Lahir 27 Juli 1995, putri Ir. I Ketut Sudiarta, M.S. dengan Ni Putu Nil- awati, S.H. Alamat Padang Sari II/2 Denpasar. Bagus Indra Mahaputra Lahir 14 Maret 1995, putra I Made Kamajaya dengan Ni Made Wind- iati. Alamat Jln. P Morotai No. 23 Denpasar. Rubrik ini terbuka untuk putra-putri Anda, kirimkan foto-foto lucu mereka ke Redaksi Bali Post Minggu, JI. Kepundung 67 A Den- | KUPONI pasar. Sisipkan data putra-putri Anda: Nama lengkap, Tanggal lahir, nama orang tua, alamat rumah, dan cita-cita. Jangan lupa cantum- kan kupon "Buah Hati" disudut kiri amplop. е 1 I BUAH HATI elaR Gam a.m.b.a m Nama: Angga Umur: 6 tahun Sekolah: SD Kartika Udayana I Denpasar Alamat: Jln. Letda Made Putra 2 Denpasar. Nama: Gipsy Ayu Baby Larasati Umur: 7 tahun Sekolah: SD 5 Saraswati Denpasar Alamat: Jln. Soka Gg Kertapura IV/7 Denpasar. PUISI Merpatiku Putih Merpatiku putih bulumu mempesona berkicau ke sana ke sini di awan biru Merpatiku putih lincah gerakmu membuatku rindu setiap waktu Karya: Desi Eriati SD 1 Karangasem, Amlapura Rubrik "Gelar Gambar" ini terbuka untuk anak-anak TK dan SD. Kirimkanlah gambar karya adik-adik ke Redaksi Bali Post, ukuran kertas bebas, boleh berwarna atau hitam putih, lengkapi dengan keterangan nama, umur, sekolah, dan alamat. Jangan lupa tempel- kan Kupon Gelar Gambar di balik gambar. KUPON GELAR GAMBAR Kera yang Jahat dan Licik PADA zaman dahulu hiduplah seekor kelin- ci yang telah lama ditinggal pergi oleh indukn- ya. Walupun hidup sebatang kara, kelinci itu tumbuh menjadi seekor kelinci yang cerdas, ramah dan suka menolong. Ia selalu ingat den- gan pesan induknya agar selalu jujur dan ra- mah kepada siapa saja. Kelinci yang baik hati itu hidup di tengah hutan yang lebat. Di sana hidup bermacam- macam binatang seperti kera, gajah, harimau, kijang, ular, semut, burung, dan lain-lain. Di antara semua binatang itu, kelinci yang baik hati tersebut mempunyai teman seekor kijang yang juga baik hati. Mereka menjadi sahabat yang baik, saling bantu dan selalu hidup rukun bersama. Di tengah hutan itu juga ada seekor kera yang tidak senang melihat persahabatan mere- ka. Kera itu berusaha memisahkan si kelinci dan kijang dengan cara memfitnah mereka ber- dua. "He kijang, janganlah kau bersahabat den- gan si kelinci itu, sebab dia sangat rakus dan sombong," cerita kera pada si kijang. Kijang hanya diam seolah tak percaya kata kera itu. Pada suatu saat, kera juga memberitahu kelinci. "He, kelinci, jangan kau dekati si kijang, dia cukup licik," kata kera pada kelinci. Kelinci segera pergi meninggalkan kera karena ia tahu maksud jahat si kera. Si kera tidak menyerah begitu saja, ia mu- lai memanfaatkan segala hal yang dapat meru- sak persahabatan antara kijang dan kelinci. Pada suatu hari, si kera melihat wortel yang ada di rumah kelinci, lalu timbul niat jahat- nya untuk mencuri wortel itu. Ketika si kelinci datang, ia begitu terkejut melihat wortelnya tidak ada lagi. Lalu ia menemui si kijang. "Kijang, apakah kamu melihat wortel yang ada di rumahku?" tanya kelinci pada kijang. "Tidak, aku tidak pernah ke rumahmu akhir-akhir ini, karena aku sangat sibuk men- cari makanan. Apa sudah kamu cari dengan baik wortelmu itu?" tanya kijang pada kelin- ci. Sewaktu kelinci mau pulang, ia bertemu dengan kera yang jahat itu. 'Mau ke mana kelinci?" sapa si kera. "Aku mau pulang," jawab kelinci singkat. "Pasti ada masalah," kata kera lagi. "Begini kera, wortel milikku telah hilang dicuri. Jadi, aku bingung mencari siapa pen- curinya," kata kelinci. Menurutku, yang mencuri pasti si ki- jang, sahabat baikmu. Sebab, akhir-akhir ini kijang sangat sulit mencari makan," kata kera memfitnah. Semula kelinci tak percaya, namun sete- lah ia berpikir akhirnya ia jadi curiga pada si kijang. Pada suatu hari, ia membuat per- angkap untuk mengetahui siapa yang telah mencuri wortelnya itu. Kelinci lalu meletak- kan wortelnya seperti tempat semula. Lama kelinci menanti untuk mengetahui siapa se- benarnya pencurinya. Beberapa saat kemu- dian si kera yang jahat menoleh kiri kanan di sekitar rumah si kelinci, lalu si kera mulai beraksi mencuri wortel itu. Tiba-tiba... "He... ternyata kamu pencurinya kera ja- hat, penipu," hardik si kelinci. Pada saat itu datang si kijang. Lalu kijang dan kelinci ber- satu untuk melawan si kera. Akhirnya kera kalah dan ia menyesali perbuatannya. "Ampunilah perbuatanku," ucap si kera sedih. "Jangan ulangi lagi perbuatan itu," har- dik si kijang. Si kelinci minta maaf pada ki- jang, karena ia telah menuduh si kijang men- curi wortelnya. Ternyata si keralah yang men- jadi biang kerusuhan selama ini. "Maafkan aku yang telah menuduhmu," kata kelinci. "Baiklah," kata kijang lalu mereka ber- dua pergi meninggalkan si kera yang terus menyesali perbuatannya. Wira Denpasar 4cm