Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-03-31
Halaman: 14

Konten


4cm HALAMAN 14 ale di Obrolan Banjar "The Owner" ENTAH karena upacara Eka Bhuwana di Be- sakih atau karena ulah Saigon Kick yang melece- hkan kesucian Pura Luhur Uluwatu saat melaku- kan syuting klip videonya, Rubag jadi bermimpi aneh. Dalam mimpi dia merasa berada di tengah- tengah dua setengah juta umat Hindu di Bali se- dang melakukan persembahyangan bersama. Tem- patnya, bukan di Besakih dan bukan pula di Ulu- watu, melainkan disebuah tempat suci, yang san- gat luas dan indah bagai di sorga. Semua berbusana adat serba putih, kecuali 19 orang tampak berbeda. Mereka mengenakan jas pantalon serba mewah, dilengkapi dasi sutra dan berkacamata hitam ala Mafia. Keanehan bukan ter- letak pada full dress yang dikenakan ke-19 orang tersebut, tetapi pada peranan mereka dalam upac- ara. Mereka membagi-bagi bunga warna-warni pada seluruh umat, yang setelah dicek, ternyata terbuat dari plastik. Tugas memerciki air suci yang biasanya dilakukan para pemangku pun mereka ambil-alih. "Lho, kok sedikit sekali, Pak?" tanya Rubag saat menerima tetesan air suci di telapak tangan- nya, yang tanpa disadarinya sudah terbalut sarung tinju. Tanpa menjawab, laki-laki berwajah dingin itu meneruskan tugasnya memercikkan tetes kedua dan ketiga, selanjutnya berpindah pada umat lain yang duduk di sebelahnya. Rubag tambah terkejut setelah melihat semua tangan umat, laki-perem- puan, tua-muda terbalut sarung tinju. Sebelum laki- laki itu beranjak jauh, dia sempat melirik tanda pengenal yang tergantung di sebelah kiri jasnya, berbunyi The Owner. "Dik, apa arti kata The Owner itu?" tanyanya berbisik pada seorang gadis yang duduk bersim- puh di sebelahnya. "Pemilik!". "Pemilik apa?" "Pemilik tempat ini, dong!". "Lho, tempat suci ini kan milik kita semua?" "Ya, itu dulu! Sekarang lain! Semuanya sudah bisa dirupiahkan. Dulu, pura hanya untuk tempat orang sembahyang dan kerauhan, sekarang nyaris jadi bagian dari iklan. Gitaris dengan gaya keset- anan diambil gambarnya di atas pelinggih yang disakralkan. Ketika hal itu diributkan para umat, toh akhirnya bisa diselesaikan dengan maaf. Maaf, saya tidak tahu dan urusan pun selesai, tanpa per- lu mecaru. Mungkin ini disebut globalisasi dalam teori studi pembangunan mikro dan makro," ujar gadis yang memperkenalkan dirinya sebagai ma- hasiswi fakultas ekonomi itu. "Tetapi ini, mengapa tangan kita harus dibalut sarung tinju dan mengapa kita mebakti meng- gunakan bunga plastik?". "Jangan keras-keras, Pak, kalau tidak ingin di- waspadai! Siapa pun berani tampil beda dan ber- pendapat lain akan dicantumkan dalam daftar or- ang-orang yang patut diwaspadai. Karena itu, leb- ih baik diam, jangan banyak tanya!". Sebelum Rubag sempat bertanya lagi, karena jawaban gadis itu belum memuaskannya, tiba-tiba suara gaduh penuh teriakan dibarengi suasana sal- ing pukul terjadi beberapa meter di depannya. Ru- panya telah terjadi perkelahian masal, akibat pem- bagian tirta kurang adil. "Itulah gunanya sarung tinju, Pak! Tanpa sarung tinju, mungkin sudah ada yang cedera be- count bequem tota C rat atau mati. Ini akan merugikan usaha The Own- er, sebagai pemilik baru dan pengelola tempat ini. Mereka tidak keberatan kita berkelahi asal tidak saling bunuh. Perkelahian ini dianggap atraksi oleh para owner, buat tamu mereka dari mancanegara. Tuh, lihat para tamu telah bermunculan di sekitar kita, siap dengan kamera di tangan masing-mas- ing! Sekarang jelas, kan, mengapa kita harus pa- kai sarung tinju? Setuju atau tidak, kalau masih tetap ingin sembahyang di sini harus mengikuti peraturan!" tutur gadis itu membuat Rubag men- ganga, sulit menutup mulut. "Lalu mengapa kita sembahyang pakai bunga plastik, padahal di sini tumbuh banyak bunga harum alami yang warnanya tidak kalah indah?". "Dasar Balikui! Tentu demi efisiensi dong, Pak! Bunga plastik, habis dipakai bisa dicuci dan besok bisa digunakan lagi. Tetapi bunga asli ala- mi tidak! Sekali dipakai dibuang. Ini kan mengo- tori lingkungan, tidak efisien dan kurang ekono- mis? Alangkah baiknya bila bunga asli itu dipersembahkan buat para tamu, lalu para owner menerima dolar, yen, ringgit sebagai imbalannya. Tuh, lihat! Kini para tamu melemparkan uang mereka pada kita," teriak gadis itu sembari me- nadahkan tangan. "Lalu kita mendapat apa? Kita menerima apa?" tanya Rubag berkali-kali, namun tidak di- jawab gadis itu karena sibuk mengumpulkan duit. "Saudara-saudara! Kalian harus menyetor se- mua uang yang berhasil kalian kumpulkan. Tidak boleh ada yang korupsi! Investasi kami cukup be- sar dan kalian harus jujur. Kalian harus puas me- nerima tetes-tetes air suci secara gratis. Demiki- an pula kembang-kembang plastik yang kami bagikan harus kalian syukuri," gelegar laki-laki gendut berkepala botak berseru lewat pengeras suara. "Busyettt! Dasar kutu busssuuuukkkkk!" teri- ak Rubag sekencang-kencangnya, karena seekor kepinding mencubit bagian yang paling vital dari tubuhnya. Rasa sakit bercampur gatal membuat- nya sadar dari mimpi. Kalau bisa, jauh sebelumn- ya pun dia ingin keluar dari mimpi yang men- jengkelkan hati itu. Akhirnya dia sulit memejam- kan mata hingga sang surya muncul di ufuk timur. "Apa semua wajah kelompok The Owner itu tidak kau kenal, Bag?" tanya Kama ketika mim- pi anehnya itu dituturkannya di banjar sore hari sembari megecel. "Rasanya seperti ada sebagian kecil yang kuke- nal, tetapi aku tidak yakin. Kecuali kawan dekat, biasanya wajah-wajah dalam mimpi kurang ter- gambar dengan jelas. Tetapi untuk apa aku men- genalnya, toh itu cuma mimpi?". "Siapa tahu, kalau mimpi itu jadi kenyataan? Mungkin bukan hanya tempat sembahyang itu saja yang dikuasainya, tetapi Pulau Dewata tercinta ini. Dari sekarang kau bisa merintis hubungan baik. Kalau bernasib baik, kau tidak akan tergusur dari sini, malah diberi numpang gratis atau ditugaskan menjaga pintu gerbang masuk. Kesempatan un- tuk berpungli ria, ha ... ha..." "Tidak mungkin! Apa kau tidak ingat bunyi Pasal 33 ayat 3, UUD 1945? Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebe- sar-besar kemakmuran rakyat," hardik Rubag. pojok BALI Sempat-sempatnya Bercanda (1) TERJADINYA peristiwa ini pada wak- menyalahkan kami berdua. tu saya masih duduk di bangku sekolah dasar (kira-kira tahun 1970-an). Pada wak- tu itu rumah kami belum dipagari tembok seperti sekarang ini dan masih dipagari dengan tumbuh-tumbuhan seperti pohon nangka, kemuning dan lain-lain. Nah, ke- betulan di tempat persembahyangan kami (sanggah), oleh bapak ditanami pohon nan- as dan kebetulan saat itu semuanya sedang berbuah. Entah disengaja atau kebetulan, teman saya Luh Ketut lewat di sebelah tempat per- sembahyangan kami yang bersebelahan den- gan sebuah gang kecil. Saya yang lagi sibuk membersihkan tempat tersebut hanya tersenyum, karena pada usia itu saya merasa malu ngobrol dengan teman wanita. Mendengar kelas ribut, masuklah Bap- ak Kepala Sekolah. Beliau menanyakan kejadiannya, tetapi tak satu pun teman-te- man yang buka suara. Sambil menggulung koran yang dipegangnya beliau memberi kan nasihat dan wejangan panjang lebar sembari menudingkan koran yang digu- lungnya. Setelah Bapak Kepala Sekolah beranjak dari dalam kelas, diiringi napas lega teman-teman kami, saya pun maju ke muka kelas. Dengan menirukan gerakan- gerakan Bapak Kepala Sekolah, saya mu- lai ikut bercanda "memberikan ceramah". Maksud saya menghilangkan ketegangan teman-teman dan menghibur yang menang- is. Usaha saya cukup berhasil, karena te- man-teman menjadi tertawa terbahak-ba- hak dan seisi kelas jadi ramai kembali. Kemudian setelah saya masuk sekolah, kejadian itu saya ceritakan kepada teman Mendengar kelas kembali ribut Bapak sebangku. "Ah, pasti dia mau memetik Kepala Sekolah kembali muncul di dalam buah nanas," menyahut teman saya dan kelas dan kebetulan saya masih berdiri di kebetulan Luh Ketut menoleh ke arah kami muka kelas. Waduh, celaka. Saya dipang- berdua. Demi mendengar perkataan teman gil ikut ke kantor bersama beliau, dan saya saya, kontan saja dia menutup mukanya disuruh menjelaskan kenapa kelas dibuat sambil menangis. Melihat Luh Ketut ribut. Dengan berterus terang saya katakan menangis, teman yang lainnya jadi ribut dan kepada beliau bahwa saya hanya ingin Rubrik ini dibuka untuk umum. Kirim cerita/pengalaman Anda (bukan karangan, tetapi memang benar-benar per- nah terjadi atau dialami) yang menarik, unik, lucu, ke Re- daksi Bali Post Jalan Kepundung 67A Denpasar 80232. Tulisan maksimal 1,5 halaman folio, masukkan dalam am- plop tertutup, dan sertakan guntingan "Kupon Pojok Bali". KUPON POJOK BALI Aridus h k m V ад 9 E I Bali Post NTERMESO SANGUT DELEM BENAR-BENAR KETERLA- LUAN TEMPAT SUCI DILECEHKAN TIDAK TAHU KESUCIAN! Minggu Kliwon, 31 Maret 1996 Min HBY, KAMU CARI SAJA TEMPAT MENYANYI YANG LAIN! AYO... H B . bB Teka-teki Silang Mendatar: Nomor 561 a. Pisau cukur (Bhs. Inggris); d. Langit-langit mulut sebelah belakang; g. Mata (Inggris); h. Suku bangsa Indonesia dari Sumut; i. Marah/gemas; j. Nenek (Belanda); k. Ada/datang; n. De- tail/menguraikan kecil-kecil; q. Saya/abdi; s. Luput; u. Diperik sa baik-buruknya; v. Kopyah atau topi berbentuk khusus; x. Cakap/ bicara; z. Ukuran berat 0,1 kg; aA. Kekurangan/kantong kempes; bB. Tempat abu rokok. Menurun: a. Jatuh terbaring/roboh; b. Unsur dalam ilmu kimia/pokok isi sesuatu; c. Hasil terbaik dalam keolahragaan; d. keras kaku/ pemberani; e. Gambar bumi/ peta; f. Bagian dari batalyon dip- impin oleh seorang kapten; 1. Atas/semacam; m. Institut Per- tanian Bogor; o. Gagasan; p. Agen rahasia Amerika Serikat; q. Terlampau sangat/dahsyat; r. Pe- meran sandiwara/film pria; s. Bahasa tertulis yang biasa (bu- kan berbentuk sajak, syair dll); t. Tidak; w. Lemari tak berpintu; y. Organisasi tanpa bentuk. Ketentuan Menebak 1. Jawaban ditulis di kartu pos, sertakan Kupon TTS 561 dan kirim ke Redaksi Bali Post, Jl. Kepundung 67 A Denpasar, 80232, selambat-lambatnya 19 April 1996. 2. Pemenang akan diumum- kan pada Bali Post Minggu edisi 21 April 1996. 3. Bali Post menyediakan menghilangkan ketegangan teman-teman di kelas, dan saya pun minta maaf atas ke- jadian tersebut. Saya akhirnya disuruh kembali ke dalam kelas untuk mengikuti pelajaran yang sebentar lagi akan dimulai. Begitu saya muncul kembali, saya ditertawakan oleh teman-teman sekelas. Luh Ketut akhirnya ikut tertawa juga. Betapa malun- hadiah uang sebesar Rp 30.000 diberikan kepada tiga pemenang masing-masing sebesar Rp 10.000. A A. AKU PUNYA LA.. LA.. UANG... MAU DONG UANG UANG......... MAU? 4. Bagi pemenang yang ber- domisili di Kodya Denpasar harap mengambil hadiahnya di kantor Bali Post tiap hari kerja dengan memperlihatkan kartu tanda pengenal yang sah dan Brewok masih berlaku. Luar kota akan dikirim lewat pos. Pemenang TTS Nomor 559 1. Ngateman Justin SMU 1 Banjar Angkan Klungkung, 80752. 2. Nengah Pari Gg. Merak No. 6 Sangsit, Br. Peken, Singaraja, 81171. 3. Ni Made Setiari Puskesmas Panti Swasti Tangeb, Kapal, Mengwi, Badung. Jawaban TTS Nomor 558: Mendatar: A. Jajan; D. Pendek; G. An- dong; H. Uranium; I. Ulet; K. Regu; N. Akas; O. Busa; P. Agar; S. Gara; V. Sinonim; W. Gendut; X. Lamban; Y. Resik. Menurun: A. Jaguar; B. Jalang; C. Ni Kriting hil; D. Pramuka; E. Droll; F. Kaget; I. USA; J. Era; L. ENA; M. UBA; N. Asisten; Q. Genius; R. Rompak; S. Gagal; T. Ranum; U. Anyar. Kupon TTS No. 561 ya saya, karena akibat kejadian itu saya tidak pernah bertegur sapa dengan Luh Ketut dan malu juga terhadap bapak guru yang sering saya tiru gerakannya pada saat mengajar di kelas. I Wayan Wiyadi Jln. Pajajaran Gg. III/5 Tabanan 82113 Sempat-sempatnya Bercanda (2) MUNGKIN benar apa yang ditakdir- mindahkan persneling ke gigi satu malah kan Tuhan, bahwa bakat seseorang itu pindah ke netral. Sehingga mobil yang melekat permanen. Hal ini juga saya al- posisinya di tanjakan meluncur dengan ami ketika melakukan tur ke Kebun Raya deras. Bedugul pada Ngembak Nyepi Saka 1917, tahun yang lalu. Gaya ngocol saya kebangetan. Mau tahu? Simaklah oleh- oleh berikut. Destinasi tur kami yang terakhir dalam rangkaian yang telah disepakati ad- alah mengunjungi Kebun Raya Bedugul, Tabanan. Setelah menyusuri beberapa bagian kebun raya terbesar di Bali itu, dua orang teman saya ingin turun sejenak melepas penat karena terlalu lama duduk dalam mobil. Ternyata polahnya juga di- ikuti rekan yang lain. Belum semua turun dari dalam mo- bil, tiba-tiba kami dikejutkan suara mer- aung dan berdebum. Dalam waktu yang singkat sebuah mobil mundur menerjang parit sebelah kanan jalan. Untungnya mobil bersangkutan tidak ada kerusakan. Hanya saja posisi mobil yang berpenum- pang dua pasang orang dewasa itu men- gangkangi parit. Kami segera menghampiri si sopir yang tampak panik akibat kejadian yang baru dialaminya. Kadek, teman saya menanyakan kenapa mobil itu bisa demikian. Setelah memberikan penjela- san seperlunya bahwa ketika akan me- Sopir yang mengaku berasal dari Desa Munggu, Kerobokan ini meminta bantu- an untuk memindahkan mobil yang po- sisinya mengangkangi parit itu. Disepa- kati dalam memindahkan rodanya ke jalan raya memakai hitungan "satu, dua, tiga". Si Kadek yang suaranya menggelegar mewanti-wanti agar dalam meminda kendaraan mendengar aba-aba dari saya. kan SiGug JALE Den K (ISS bala yang yata A ada b SST... NYANYIANMU ...SULITNYA PERTAHANKAN lelap BENAR-BENAR INDAH.. mena KESUCIAN NURANI... ujar Mus ISSI Bali kema B serta tiga MARTIN 31/03/96 inan juh s mela nya. an p men tidak akti Sele yak peng prog ON AIR FREE KICK Gun Gun C P Den Н sete mai PO dala tya kan WS 3) 163 taha kali 6,5 tera me ●Tusuaria me kan sete 35 put nas ian S bai yar ula TUSUARIA SAM atil SEETHAMA anj ka. Jango Pramartha ran ya ser car ha me ke PANITIA PENGAWAS PELAKSANA PEMILU 1997 Pada aksi pertama belum menunjuk- kan hasil alias mobil masih tetap kokoh. Dalam kesempatan inilah timbul polah nakal saya yang memang sejak di per- jalanan selalu menjalin suasana guyon. Maka pada aksi selanjutnya saya meng- hitung dengan keras: "Satu, dua, dua set- engah!", kontan saja semua menoleh ke saya sambil menahan beban yang berat. Namun mobil berhasil pindah tempat. Mister Bali Kontan saja saya diumpat oleh teman-te- man. "Ah Khadafy, bisa saja bercanda di saat serius," sela Rahde yang diikuti ter- tawa oleh rekan saya dan kedua pasangan yang mengalami musibah itu. DN Darma Suarsana, S.E. Jalan Kalantaka 25 Gianyar 80511 MODELNYA MUTUNYA Kesempatan bagi Anda untuk memiliki Televisi yang benar-benar "TEPAT" HARGANYA Televisi berwarna Panasonic JAMINANNYA TEPAT UNTUK ANDA TATOO STUDIO KRING. DO ke ing ti i dip fis eb ma fist ad bu leb be ma ●Suryadharma ak lab fis Pa an an tar sel га ma Se er fis Panasonic TELEVIS Barang pen Dapatan Garansi TAHUN Panasonic Panasonic TV Panasonic TC.14 V 50J/TC.14 V 51 J Remote Control 3 System / 4 System Big Sound Power AV Input Terminal Hubungi Toko-toko elektronik terdekat di kota Anda GOBEL Prave belie 1000000 TC.14 S 11 J Remote Control • 4 System AV Input Terminal PT. National Panasonic Gobel Cabang Denpasar C4 D S na in 0 Oleh Buyat W Ra D R TRAGEDI GIRIPURWA MEREKA SALING MELANCARKAN PUKULAN MAUT NYA... TAPI TAMPAKNYA BIKUL MERAH LEBIH TINGGI SA TU TINGKAT ILMUNYA... SEHINGGA NAGAGINI DAN ANAK AGUNG SILIH WARNA TERDESAK HEBAT... as ta ua P pe m su m bi Pa ya el di m S P (196) d er