Tipe: Koran
Tanggal: 1996-05-05
Halaman: 01
Konten
Perintis Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Wakil Pemimpin Umum/Redaksi Penanggung Jawab Wakil Pemimpin Redaksi Penanggung Jawab Redaktur Pelaksana Koordinator Liputan K. Nadha : K. Nadha ABG. Satria Naradha Widminarko : Nariana, B. Ashrama : Wirata, Dwikora Putra Redaksi: Abinawa, Alt Susrini, Djesna Winada, Dwikora Putra, Mawa, Sumendra, Surawan, Suryawan, Suyadnyana, Wirata, Wirya. Kantor Redaksi: Jalan Kepundung 67A, Denpasar 80232. Telepon: (0361) 225764-238582-238239, Faxcimile: 227418, Teleks: 35191, Alamat Surat: PO Box: 3010 Denpasar 80001. Perwakilan Ball Post Jakarta, Bag. Iklan: Dinar Building Lantai III, Jalan Raden Saleh Raya No. 4, Jakarta 10430, Telepon (021) 390 3091, 390 3092. Bagian Redaksi: Jalan Martapura 18 Telp. (021) 3905330. NTB: Jalan WR Supratman 22A Telp. (0364) 32737. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers: SK Menpen No. 005/SK/Menpen SIUPP/A.7/1985 tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP Penerbit: PT Ball Post MINGGU KLIWON, 5 MEI 1996 SAJIAN Prestasi Turun, TV Dituding 2 23 Tidak Logis Salahkan Televisi 3 Nenek mau Cerai 4 Cergam Lutung 5 Rambut Gaya Rudy Hadisuwamo 6 8 10 Pelajar di Dunia Seni dan Hiburan Erotika dalam Karya Seni Transportasi dalam Gedung Modern 12 Kera pun bisa Cemburu 13 P Nia Zulkamaen, Hal. 8-9 MILIK MONUMEN PERS SION Bali Post Pengemban Pengamal Pancasila TERBIT 16 HALAMAN Pemimpin Perusahaan Sekretaris Umum Manajer Iklan Manajer Sirkulasi Bagian Iklan ABG. Satria Naradha Retno Endah Sada Suryantha, Kariadi : Kariawan, Oka Wipraja Jl. Kepundung 67 A, Denpasar 80232 Bagian Iklan Telepon: 225764 Fax: 227418 Teleks: 35191 Senin s.d. Jumat 08.00 -19.00 Sabtu 08.00-13.00 Minggu 08.00-19.00. Tarif Iklan: Iklan Mini: minimal 2 baris makimal 10 baris, perbaris Rp. 5.000 Iklan Umum: Rp. 6.000 per mmk. Iklan Keluarga/Duka Cita: Rp. 5.000 per mmk. Iklan Warna: 1 wama Rp. 6.500, 2 wama Rp. 8.500, 4 wama Rp. 9.500 per mmk. Pembayaran di muka, iklan mendesak untuk dimuat besok dapat diterima sampai pukul 19.00. Bagian Langganan/ Pengaduan Langganan : Jl. Kepundung 67 A, Denpasar 80232. Telepon: 225764 Pager Telepon: 139, 234139. Fax: 227418. Harga Langganan: Rp 12.000 sebulan. Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 700. Terbit 7 kali seminggu. Rekening BRI Denpasar Rekening BDB Denpasar Rekening BCA Denpasar Rekening Bank Aken Denpasar Rekening Bank Seri Partha Rekening BUN Denpasar : 31-45. 1065.4 :173.804 : 040-30-07061-8 900601028 : 0274000384 071 000567.7 NOMOR 251 TAHUN KE-48 Ke Mana Jam Belajar Menghilang? Berbeda dengan pelajar tempo doeloe, kini banyak pelajar yang cenderung bandel. Mereka semau gue, mau sekolah atau bolos, tak jadi soal. Orangtua kewalahan. Jam belajar dihabis- kan untuk nonton televisi, bioskop, sampai ke diskotek. Masih dalam suasana peringa- tan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 1996, BPM menurunkan liputan khusus perihal fenomena pelajar di tengah kebisingan beragam media hiburan masa kini. MALAM menjelang pukul 18.30 WIB. Seorang ibu dengan lantang menyuruh anaknya membuka buku dan mengulang pelajaran yang telah didapatnya di bangku sekolah tadi pagi. Namun apa yang terjadi, sang anak asyik menongkrongi televisi yang ten- gah menayangkan film penuh adegan seru. Sambil meraup kacang goreng, sang anak menyahut, "Nggak ada PR, kok, Ma!" Lain kali jawabannya cukup memiris hati. "Sayang, Ma. Filmnya lagi seru-serunya. Aduh, Mama, besok saja belajarnya!" Jawaban semacam ini tidak hanya menimpa satu atau dua keluarga, bah- kan mungkin menimpa beratus bahkan ribuan keluarga. Pada saat yang se- harusnya sang anak menekuni buku, televisi dan berbagai hiburan mengge- ber dengan tayangan-tayangan super- menarik. Mata dan emosi diajak meni- kmati adegan demi adegan. Para pel- Gempa Guncang Denpasar Kassospol ABRI: Denpasar (Bali Post) - Denpasar dan sekitarnya diguncang gem- pa tektonik berkekuatan 4,8 skala richter pada pukul 08.18, Sabtu (4/5) kemarin. Pusat gem- pa di kedalaman 153 kilometer di bawah per- mukaan laut (Selat Lombok), pada posisi 8.53 Lintang Selatan dan 115.57 Bujur Timur. Dalam skala intensitas, guncangan gempa mencapai III MMI (Modified Marcally Inten- sity). Menurut Daryono dari Badan Meteorolo- gi dan Geofisika (BMG) Wilayah III Denpasar, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan, mengingat dalam empat bulan terakhir-dari pantauan Pusat Gempa Regional III-menun- jukkan adanya peningkatan aktivitas kegem- paan di kawasan Bali dan Lombok. Menurut Daryono, dalam pemetaan geologi dan vul- kanologi, Indonesia memang termasuk daer- ah rawan gempa tektonik maupun vulkanik, karena secara geologis wilayah Indonesia ter- letak di jalur gempa Mediterania yang terke- nal sebagai generator gempa-gempa besar dan merusak. "Kerawanan di zone seismik Indo- nesia ditimbulkan karena perbenturan lempeng tektonik Indo-Australia yang frontal terhadap lempeng Eropa-Asia (Euroasia)," papar Dary- ono. Di BMG Wilayah III Denpasar, menurut Daryono, banyak masyarakat awam bertan- ya segera setelah terjadinya gempa Denpasar, Sabtu (4/5). Salah satu di antaranya yang san- gat menarik adalah pertanyaan apakah gem- pa bumi yang mengguncang wilayah Bali ini akan terus berlanjut dan akan muncul gem- pa besar di Bali. Secara teoritis dan empiris. gempa yang terjadi di suatu kawasan ber- kaitan dengan gempa lain. Hal ini dikarena- kan adanya saling picu antara satu gempa dengan gempa yang lain di samping adanya migrasi gempa. Sedangkan kebenaran adan- ya kaitan antara satu gempa dengan gempa yang lain masih memerlukan penelitian leb- ih lanjut. (*/08) Vietnam Temukan 272 Kerangka Hanoi - Sebuah media massa yang dikuasai nega- ra Vietnam, Sabtu (4/5) kemarin melaporkan, Hanoi telah mengevakuasi suatu kuburan massal dekat kota Ho Chi Minh yang berisi 272 kerangka manusia dan dikatakan tewas oleh pasukan Amerika Serikat dan Vietnam Selatan selama suatu insiden dalam Ofensif Tet 1968. Dikatakannya, kerangka itu adalah kerangka orang yang tewas akibat bom kon- vensional, roket, dan napalm, saat pasukan AS dan Vietnam Selatan melancarkan seran- gan balasan terhadap pasukan Vietnam yang setia pada Hanoi di My Tho, sekitar 100 km selatan Saigon (kota Ho Chi Minh). Surat kabar Vietnam News yang berbahasa Inggris menggambarkan insiden itu sebagai bencana dan mengutip orang yang selamat mengatakan lebih dari 900 penduduk sipil dan pejuang perlawanan luka-luka. Surat ka- bar itu juga mengatakan kuburan itu di- evakuasi untuk memperingati 21 tahun be- rakhirnya Perang Vietnam pada 30 April yang lalu. Pasukan komunis yang setia pada Viet- nam Utara melancarkan serangan mendadak terhadap daerah-daerah Vietnam Selatan dan Saigon, awal 1968, saat negara tersebut mer- ayakan Tahun Baru Tet. Operasi tersebut, yang dapat dipukul mundur, menjadi terke- nal sebagai Ofensif Tet. (ant/rtr) ajar seolah terbius untuk menyantap tayangan demi tayangan, sehingga me- lupakan jam belajarnya. "Habis film- filmnya bagus, sayang kan kalau dile- watkan saja," cetus Imam Kurniawan, pelajar SMP 12 PGRI Jakarta. Erma Mayasari, pelajar SMU 46 Jakarta, pada saat seharusnya belajar, malah asyik nongkrong di sebuah kafe anak muda di Jakarta. Lho kok? la akui secara jujur, kebiasaan ini sudah dila- koninya sejak SMP. "Asyik begini, kok. Bebas merdeka. Kalau terus-terusan belajar bisa suntuk, dong. Ya, kalau ada PR, kadang dikerjakan, selebihnya nebeng teman," kilah dara cantik berka- camata minus satu setengah ini den- gan ringan. Ia mengaku tak mengala- mi kesulitan dengan sistem belajar yang ia terapkan selama ini. Hasilnya dirasakan cukup memuaskan. "Saya tak pernah tinggal kelas. Yang penting kan naik kelas. Dalam kamus saya ng- gak ada istilah tinggal kelas. Wah, sori," katanya. Ke mana sesungguhnya jam bela- jar itu menghilang? Belajar memang sangat terkesan digampangkan. Kare- na pola pendidikan yang ada sekarang tidak merangsang daya pemikiran siswa, padahal siswa sekarang ini leb- ih cerdas dan kritis melihat suatu per- masalahan. Umumnya siswa hanya dijejali teori-teori dan diharuskan begi- tu saja tanpa menelaah bagaimana dan mengapa suatu ilmu bisa dimunculkan. Tak heran kalau kemudian, belajar sekadar dijadikan suatu kewajiban yang menjemukan alias tanpa kesada- ran. Kurang Dikembangkan Pengamat pendidikan Prof. Dr. Utami Munandar, M.Sc. mengatakan proses belajar mengajar yang diterap- kan guru di sekolah masih terpaku pada pengembangan proses pemikiran rendah, sementara proses pemikiran tinggi jarang dilakukan. Guru-guru cen- derung kurang mengembangkan pros- es belajar mengajar dengan metode pemikiran yang kritis, analitis, dan deskriptif. Beranjak dari asumsi ini bisa dipas- tikan apabila keengganan belajar bagi kaum pelajar makin meningkat. Apala- gi sajian hiburan kian memikat. Tak pel- ak lagi kaum pelajar lebih senang mengkonsumsi hiburan, terutama hibu- ran yang paling murah. Kambing hitam merosotnya minat belajar pun dicari. Televisi yang merupakan media hibu- ran yang paling murah meriah, ditud- ing sebagai penyebab. Apalagi pada jam-jam prime time, antara pukul 18.00 - 22.00 WIB digeber film-film menarik. Sehingga muncul sebuah imbauan un- tuk tidak menyajikan acara-acara yang menarik pada jam-jam tersebut. Eduard Depari, Humas RCTI, jelas menolak anggapan itu. Karena menu- rutnya, kesimpulan yang diambil sela- ma ini sangat spekulatif. Terhadap kon- disi ini, seharusnya diadakan eksperi- men. Misalnya, apakah dengan ditiada- kannya tayangan televisi pada prime time antara 18.00-12.00, prestasi para pelajar dapat meningkat? "Saya yakin belum tentu. Karena prestasi studi itu sangat ditentukan oleh lingkungan so- sial dan gizi keluarga. Jadi, kalau den- gan gizinya saja sudah tidak beraturan, bagaimana prestasi sekolahnya akan baik, bagaimana pelajar tersebut mau cerdas. Ingin belajar saja sudah men- gantuk. Tetapi saat acara televisi ba- gus, maka kantuknya hilang dan malah menonton televisi," gugatnya pedas. Senada dengan Eduard, Andreas Ambassa Humas Indosiar, dengan te- gas meminta agar kehadiran televisi jangan selalu dicurigai mengganggu pola kehidupan masyarakat. "Fungsi televisi sebagai kontrol sosial. Karena itu sedapat mungkin kita menyajikan film-film mendidik yang berhubungan dengan yang didapat di sekolah," jelas- nya. (Bersambung ke Hal 15 Kol 5) Kasus Ujungpandang bukan Langkah Represif ABRI Surabaya- Kepala Staf Sosial Politik (Kassospol) ABRI Letjen TNI Syarwan Hamid menegaskan, kasus Ujungpandang bukan lang- kah represif (penekanan/penindasan) yang dilakukan ABRI ter- hadap mahasiswa atau rakyat. "Saat itu, kita justru melaku- kan langkah persuasif untuk men- gupayakan titik temu antara maha- siswa dan pengemudi angkutan umum (mikrolet), tetapi karena ada keadaan psikologis tertentu sehing- ga oknum ABRI yang bertugas ter- pancing mendekati kampus," ujarnya di ITS Surabaya, Sabtu (4/ 5) kemarin. " Kassospol mengemukakan hal itu menanggapi pertanyaan maha- siswa demonstran yang mengusul- kan agar keberadaan lembaga Ba- korstanas ditinjau kembali, dalam seminar politik "Peran dan Posisi Militer dalam Format Politik Kini dan Mendatang" di Institut Teknologi Sepuluh November 1945 (ITS) Surabaya. Menurut jen- deral berbintang tiga itu, Mabes ABRI selalu melakukan evaluasi tentang Bakorstanas dan Bakorsta- nasda secara terus-menerus untuk disesuaikan dengan perkembangan zaman. Apalagi Bakorstanasda bu- kan Kopkamtib seperti dulu lagi, melainkan merupakan badan koor- dinasi. "Jadi Bakorstanas akan selalu ditinjau kembali untuk disempur- nakan. Kalau ada korban yang di- lakukan dalam pengamanan Ba- korstanasda harus dilihat sebagai ekses, sebab stabilitas keamanan selama 30 tahun yang diciptakan Bakorstanas adalah masalah pokok yang perlu dijadikan acuan," kat-, anya. Letjen Syarwan Hamid juga mengatakan adanya korban sebagai ekses akan selalu ditiadakan dalam beberapa kali evaluasi terhadap Ba- korstanas, dan ABRI akan men- indak siapa pun yang bersalah. "Kita akan sempurnakan. Kalau ABRI harus menghilangkan yang salah adalah tidak mungkin, kare- na kesalahan adalah hal yang manusiawi. Kita perbaiki terus ke- salahan itu. Dalam satu keluarga saja ada kesalahan, apalagi kita ini satu bangsa," katanya. Ketika ditanya sang demonstran mengenai perbedaan langkah pen- anganan kasus Ujungpandang dibanding langkah persuasif den- gan kasus Timika, Kassospol me- nilai yang terjadi di Ujungpandang bukan berarti langkah represif. "Itu sebenarnya langkah persuasif, karena memang tidak ada ketentu- an dari Pangab atau dari saya yang begini-begini, gebuk saja. Tidak menyatakan kalau ada mahasiswa ada itu. Hal itu terjadi karena adan- ya keadaan psikologis tertentu yang memancing prajurit untuk ke kampus," katanya. Manusia Biasa Jenderal kelahiran Riau itu leb- ih jauh menjelaskan, kasus Ujung- pandang tidak berdiri sendiri. Ka- sus tersebut awalnya adalah soal protes terhadap tarif angkutan umum, kemudian karena kondisi psikologis tertentu akhirnya terja- di peristiwa lain yang membuat oknum prajurit marah. "Kalau misalnya, orang lapar dilempar batu ya tentu saja emosi karena prajurit itu kan manusia biasa juga, bukan malaikat. Jadi, sebenarnya persuasif. Kalau yang dilempar itu jenderal seperti saya mungkin tidak gampang terpancing. Tetapi yang melempar juga belum tentu maha- siswa," katanya sambil tersenyum. Karena itu ia mengingatkan agar masyarakat, terutama maha- siswa, tidak mudah terjebak dalam skenario orang lain sehingga tidak dapat melihat kasus Ujungpandang secara proporsional dan jernih. "Kalau solidaritas pada mereka silakan saja. Tetapi, jangan sampai kita ikut terperangkap dengan ske- nario pihak lain tentang kasus Ujungpandang," katanya. sikap tut wuri handayani dan kebi- jakan back to basic ABRI agar ABRI tidak campur tangan dalam masalah sospol, Syarwan Hamid menjelaskan konsepsi tersebut ber- sifat dua arah. "Kalau fungsi-fung- si lain berjalan optimal, maka sikap tut wuri handayani atau back to basic dalam masalah sospol tentu akan bisa berjalan," tambahnya. Menjawab pertanyaan tentang Tuntutan Kasus Ujungpandang, yang mengakibatkan tiga orang maha- siswa tewas dan beberapa luka- luka, adalah kasus unjuk rasa den- gan tuntutan berupa pencabutan Surat Keputusan (SK) Gubernur Sulsel Nomor 93 Tahun 1996. SK tersebut berisi tentang kenaikan tarif angkutan umum dalam kota (mikrolet) dari Rp 300 menjadi Rp 500 karena dianggap memberatkan, meski pelajar/mahasiswa sudah di- potong 40 persen. Unjuk rasa yang dilakukan sekitar 500 mahasiswa itu berkembang menjadi kerusuhan setelah seorang mahasiswa Fakul- tas Teknik UMI, Syaiful, tewas ak- ibat terperosok ke Sungai Pampang di belakang kampus, karena menye- lamatkan diri ketika aparat keamanan membubarkan unjuk rasa di kampus itu. (ant) Alex Litaay: PDI di Jawa Timur masih Eksis Jakarta (Bali Post) - Sekjen DPP PDI Alexander Litaay menegaskan kembali bah- wa DPP PDI di Jawa Timur masih tetap eksis, sehingga tidak ada ala- san untuk mengosongkan unsur PDI dalam jajaran calon legislatif Jawa Timur. "Biar bagaimana pun PDI merupakan orsospol yang masih tetap eksis di Jawa Timur, kenapa harus dikosongkan dari keang- gotaan calon legislatif," katanya menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Sabtu (4/5) kemarin. Penegasan ini dikemukakan sehu- bungan dengan pernyataan Mendagri Moh Yogie SM bahwa calon legislatif dari PDI di Jawa Timur bisa saja dikosongkan, jika persoalan intern di tubuh partai berlambang banteng itu tidak se- lesai sampai batas akhir yang ditentukan. DPP PDI, kata Litaay, tetap berupaya agar persoalan di Jawa Timur itu bisa diselesaikan sece- pat mungkin. Bahkan, berbagai cara sudah ditempuh antara lain dengan menemui Gubernur Jatim Basofi Sudirman. "Tapi sampai saat ini belum ada kejelasan kapan DPP PDI harus bertemu dengan Gubernur Jawa Timur. Karena, sampai kapan pun PDI akan meng- isi legislatif," ucapnya lagi. Menu- rutnya, DPP PDI akan selalu men- gambil inisiatif untuk mencari jalan bagi penyelesaian kasus Jawa Timur itu. "Karena itu, jangan sampai ada kesan bahwa DPP PDI memang tidak ingin menyelesai- kan persoalan itu," tambahnya. Lebih jauh Litaay mengemuka- kan, sasaran PDI saat ini bukan lagi terfokus pada persoalan-per- soalan kecil, tetapi sudah sampai kepada tahapan upaya untuk menyukseskan Pemilu 1997 yang akan datang. Dia menolak keras anggapan berlarut-larutnya penye- lesaian Jawa Timur karena PDI ingin memanfaatkan kondisi terse- but demi kepentingan popularitas PDI di masyarakat. "Anggapan itu sama sekali tidak berdasar, karena dalam proses penyelesaian PDI Jatim justru DPP PDI selalu mengambil inisiatif untuk melaku- kan pertemuan. Buktinya, DPP PDI meminta bantuan kepada Dirjen Sospol Depdagri agar bisa bertemu Gubernur Jawa Timur," tegasnya. Mundur Sementara pengamat politik dari LIPI, Syamsudin Haris, me- nilai ucapan Mendagri tidak akan mungkin dilakukan. "Itu hanya gertakan," ucapnya. Sebab, lanjut Syamsudin lagi, tidak ada dasar atau alasan apa pun yang mem- berikan legalitas bagi pengoson- gan calon legislatif itu. "Karena hak penempatan calon legislatif itu merupakan wewenang dari organ- isasi peserta pemilu yang ber- sangkutan," jelasnya. Meskipun demikian, Syamsu- din mengakui bahwa kedudukan Mendagri selaku pembina politik dalam negeri bisa saja melegalisa- si tindakan tersebut. "Sistem poli- tik kita memang begitu, tetapi apa- kah ini akan dilakukan. Saya yakin tidak," ujarnya lagi. Dia menilai, jika saja pemerintah benar-benar melakukan tindakan pengosongan tersebut maka itu bisa diartikan sebagai suatu kemunduran kehidu- pan politik di Indonesia. Jelas sekali, kalau dikosong- kan berarti kehidupan politik kita mengalami kemunduran. Oleh karena itu, saya merasa yakin hal itu tidak mungkin dilakukan," tambahnya. (rud) Ilustrasi : Wahyu Mukti FILM Peraturan Lima Hari Kerja tidak Baku Medan - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) TB Silalahi mengatakan, peraturan lima hari kerja bukanlah peratu- ran yang baku yang tidak boleh diubah. Bila ada daerah yang merasa tidak sesuai, silakan kembali pada enam hari kerja. "Ujicoba lima hari kerja bukan berarti harus seterusnya begitu, karena bila tidak cocok silakan kembali pada ketentuan semula," kata Silalahi ketika ditanya war- tawan seusai meninjau PT PLN Ranting Lubuk Pakam (30 km dari Medan), Jumat (3/4). Menurut Menpan, di sinilah sebenamya hak otonomi tiap daer- ah untuk menentukan apakah lima hari kerja cocok diterapkan di daer- ahnya. "Jangan karena pemerintah pusat melaksanakan ketentuan lima hari kerja, lalu seluruh daerah ikut- ikutan," katanya. Menpan memuji apa yang telah dilakukan Pemda Sumatera Barat, karena setelah di- lakukan ujicoba temyata daerah itu merasa tidak cocok dengan lima hari kerja, sehingga kini pemda se- tempat kembali pada kebiasaan enam hari kerja. Kalau Sumut juga merasa tidak cocok dengan lima hari kerja, kenapa tidak me- niru saja seperti yang dilakukan Pemda Sumbar," katanya. (ant) Pesawat Sudan Jatuh, 50 Orang Tewas Khartoum - Semua penumpang yang berjumlah 50 orang tewas saat pesawat Sudan jatuh dekat Khartoum akibat badai pasir, demikian pengumuman Kantor Berita Sudan, SUNA, Sabtu (4/5) kemarin. SUNA mengatakan pesawat Antonov yang sedang melakukan penerbangan domestik antara Wau, Sudan Selatan, dan ibu kota Khartoum itu jatuh akibat badai pasir Jumat (3/5) malam, semen- tara pilotnya sedang mengusahakan pen- daratan darurat, tetapi jatuh di rumah tanpa penghuni. Kecelakaan pesawat itu terjadi di kawasan Al-Shigla, sekitar 10 km timur laut Khartoum. SUNA mengatakan 45 penumpang dan lima awak pesawat yang dicarter perusahaan penerbangan swasta Sudan, Federal Airlines itu te- was. (ant/afp) Gema MKGR perlu Buktikan Hasil Karya Yogyakarta - Ketua Umum Generasi Muda Musyawarah Kekeluargaan Go- tong Royong (Gema MKGR) Tantyo Soedarmono meminta kepada seluruh anggota agar membuktikan hasil karya nyat- anya. Sebab, masyarakat tidak akan melihat Gema MKGR dari atribut yang disandangnya, na- mun hanya melihat dari hasil karya yang berhasil. Itu Dikata- kannya pada pelantikan Dewan Pimpinan Cabang Gema MKGR Tingkat II se-Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (4/5) kemarin. Ia mengatakan, Gema MKGR sebagai bagian dari generasi muda Indonesia secara keseluru- hannya memiliki potensi yang amat besar. Jika dilihat dari se- jarah perjuangan bangsa, genera- si muda selalu tampil berjuang, seperti dalam perang kemerde- kaan mengusir penjajah dan menumpas komunis. Untuk itu, gen- erasi muda sekarang ini ditantang untuk selalu berkarya dan membukti- kan sebagai generasi muda yang mumpuni. Para Ketua Umum Gema MKGR Tingkat II se-DIY yang dilantik adalah Drs. Sutrisno ketua umum untuk Kabu- paten Bantul, untuk Kulonprogo Kusd- iro, B.A., untuk Sleman Bambang Su- haedjono, Spd, untuk Gunung Kidul Ir. Budi Santosa, dan untuk Kodya Yogy- akarta Wira Handoko. (ant) Bunga Bangkai Unik Jadi Perhatian di Bedugul Tabanan - Bunga bangkai (amor- phophallus titanum becc) yang tergolong sangat unik dan me- miliki keistimewaan karena menjulang makin tinggi di Ke- bun Raya Eka Karya Bali di Bedugul, mendapat perhatian pengunjung yang terus mem- bludak ke kebun yang terletak 40 km utara Denpasar itu. 'Pengunjung pada hari ker- ja biasa rata-rata 200 orang, se- jak bunga raksasa itu tumbuh 1 Mei yang lalu meningkat men- jadi 300 orang," kata Made Rahardja, seorang petugas pen- jual karcis Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Sabtu (4/5) ke- marin. Pada hari Sabtu yang merupakan hari libur pertama se- jak bunga yang kini tingginya mencapai 182 cm dengan diam- eter 33,5 cm, hingga siang hari dikunjungi ratusan pengunjung. Pengunjung terdiri atas wisatawan mancanegara, masyarakat setem- pat, dan mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan di Bali. Wisatawan asing dan mahasiswa tersebut beberapa kali mengabadi- kan tanaman yang sangat langka itu dengan kamera biasa maupun ka- mera video. Asisten IV Sekwilda Bali Putu Wijanaya bersama keluarga juga mengagumi bunga yang tumbuh langsung dari dalam tanah itu, wa- laupun belum mekar. Bunga yang diperkirakan mekar empat lima hari lagi itu belum diketahui bagaimana warna bunganya. Se- orang mahasiswa semester dela- pan Fakultas Pertanian Unud yang sempat menyaksikannya langsung mengatakan, tidak akan jauh ber- beda dengan bunga bangkai yang terdapat di Kebun Raya Bogor yang berwarna merah. Keunikan lain yang dimiliki bunga bangkai itu bisa berbunga di ketinggian 1.250 meter, pada- hal menurut literatur hanya bisa berbunga di ketinggian 100 sam- pai 900 meter di atas permukaan laut. Tempat rekreasi bunga bang- kai yang berada di Bali dan dike- nal dengan nama suweg itu, tana- mannya diperoleh dari hasil ek- splorasi ke Jambi-Bengkulu yang keberangkatannya di Kebun Raya Bogor dilepas Presiden Soeharto 22 Mei tahun lalu. Tim Eksplo- rasi Kebun Raya Bogor menuju Taman Nasional Kerinci Seblat di Propinsi Jambi, sebagian menuju Kabupaten Solok, Sumatera Barat untuk mendap- atkan bunga yang kemudian di- tanam di Kebun Raya di Bali. Dua umbi dengan lingkaran ba- tang 94,5 cm dengan berat seki- tar 45 kg ditanam dalam satu ar- eal, koleksi tanaman upacara adat Bali (Dewa Yadnya) di Ke- bun Raya Bedugul. Dari tiga koleksi umbinya, hanya satu yang termasuk jenis raksasa. Kebun Raya Eka Karya Bedugul yang didirikan 24 Juli 1959 dengan luas 154,5 hektar memiliki 3.698 spesimen pohon yang terdiri atas 637 jenis, 441 marga, dan 141 suku. Kebun yang terletak di ketinggian 1.200 sampai 1.450 meter di atas pe- mukaan laut itu merupakan pelopor konservasi flora Indone- sia dan cukup indah. Berkat keindahannya kebun yang berde- katan dengan Danau Beratan dan objek wisata Bedugul itu, men- jadi tempat rekreasi dan untuk mencari ketenangan yang sangat disenangi mas-yarakat Bali dan wisatawan. (ant) 4cm
