Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1996-08-27
Halaman: 11

Konten


Selasa Wage, 27 Agustus 1996 Bali Post AS Hambat Ekspor Ikan Indonesia Wapres: Pengusaha jangan Pengaruhi Denpasar (Bali Post) - Oknum Pemerintah Lakukan Penyimpangan Jakarta (Bali Post) - Para pengusaha jasa konstruksi "Cara-cara yang tidak terpuji itu juga bertentangan dengan jiwa Dasa industri perikanan Indonesia dan negara berkembang lain- kan deregulasi bagi perusahaan jangan mempengaruhi oknum pada Brata yang menjadi kode etik Gap- Amerika Serikat (AS) akan menghambat ekspor hasil ya dengan Hazard Analysis Critical Control Point (HAC- CP) atau analisis bahaya pada titik kendali kritis. HACCP ini adalah sistem yang dipersyaratkan AS jika negara lain memasukan produksi perikanan mulai tahun 1997 nanti. Demikian ditegaskan Dirjen Idustri Hasil Pertanian dan Kehu- tanan Depperindag Ir. Suyata, M. Ch. Eng, ketika membuka Diklat pengkajian dan penerapan HAC- CP di Tuban, Senin (26/8) kemar- in. Dikatakannya, di samping AS dan negara Eropa yang mem- persyaratkan ketentuan HACCP, Kanada juga mulai memberikan peringatan kepada perusahaan perikanan Indonesia agar me- menuhi persyaratan Quality Man- agemen Program (QMP) atau pro- gram manajemen mutu. "Per- syaratan inilah yang harus ditem- bus Indonesia jika mau masuk ke pasar ekspor negara tersebut," tegasnya. Di Indonesia sendiri, kata dia, belum ada perusahaan yang te- lah memenuhi persyaratan terse- ditegaskan mulai berlaku Maret but, walaupun ketentuan itu akan 1997 nanti. Karenanya mulai sekarang pemerintah telah mem- perkenalkan sistam HACCP ke- pada pengusaha indutri perikan- an nasional agar bisa menembus pasaran ekspor AS dan Canada. Jika tidak, kata dia, tingkat ek- spor perikanan nasional dikhawat- irkan terus menurun. Tanpa menyebutkan berapa nilai ekspor perikanan nasional saat ini, Suyata mengatakan, tahun ini ada surplus sedikit, na- mun total ekspor non-migas ada kecenderungan menurun terus. Mengantisipasi hal ini pemerin- tah sudah mendatangkan ahli dari Food and Drunk Administration untuk mendidik para pengusaha nasional di bidang ini. bukan Ia menekankan, masalah dapat tidaknya sertifika- si HACCP yang dikejar, melain- kan penerapan sistem tersebut. Pada bagian proses mana dan dalam bentuk apa dilakukan pe- meriksaan dan pengawasan. Negara impor akan mengawasi secara ketat bagaimana sistem penangkapan ikannya termasuk alat yang digunakan. AS misaln- ya, dalam HACCP tidak men- gizinkan menggunakan alat jar- ing ikan yang bisa menangkap ikan jenis lain kemudian hasil tangkapannya dibuang. Di samp- ing menyangkut proses pengerin- gan dan pengalengan. Tidak Efisien Menyinggung masalah alat tangkap ikan itu, Suyata menga- takan, kapal asing yang beropera- si di perairan Indonesia-sudah berizin menggunakan alat canggih, sementara perusahaan nasional masih menggunakan umpan pancing. Di samping itu, ikan ekspor nasional banyak bagi- an ikan yang dibuang sehingga tidak efisien dan berdampak bu- ruk bagi lingkungan. Pemerintah, dikatakannya, telah mengeluar- yang mau defersifikasi perikan- an dengan basis ikan yang belum dibuat seperti untuk bahan pakan ikan, berupa prosedur ekspor dan memberi kemudahan dalam mendapatkan permodalan. Rendah kan, tingkat konsumsi ikan pen- Pada bagian lain ia mengata duduk Indonesia masih tergolong rendah yakni 16-17 kg per tahun, per orang. Sedangkan di Thailand yang tingkat perekonomiannya sama dengan Indonesia, tingkat konsumsi ikan penduduknya dua kali lipat dari Indonesia. "Saya tidak tahu sebabnya, mungkin hanya faktor historis," ujarnya seraya mengatakan, baru 25 per- sen potensi perikanan di Indone- sia yang dimanfaatkan, padahal banyak potensi ikan di perairan Indonesia yang bisa dieksploita- si. Pelatihan yang diikuti 30 pe- serta dari Bali, Jatim, Jateng, Su- lut, Irja dan DKI Jakarta berlang- institusi pemakai jasanya, baik di lingkungan pemerintah, swasta maupun oknum pengawas proyek tuk melakukan tindak penyimpan dalam jajaran aparatur negara un- gan. Wapres Try Sutrisno mengata- kan hal itu pada pembukaan Mu- nas IX Gabungan Pelaksana Kon- si) di Istana Merdeka Selatan, Jakar- struksi Nasional Indonesia (Gapen- ta, Senin (26/8) kemarin. "Sebaliknya, para pengusaha hendaknya juga tidak terbujuk melakukan penyimpangan," kata Wapres menambahkan. dilaksanakan di tengah iklim per- Wapres menyadari hal itu sulit saingan yang ketat. Namun, katan- ya, untuk membangun moralitas, etika dan disiplin hidup ber- masyarakat, berbangsa dan berne- gara dalam tataran yang sehat, posi- cara yang tidak sesuai dengan atu- ran main seoptimal mungkin dijau- hi dan dihindari. tif dan konstruktif hendaknya cara- ensi," katanya menegaskan. Try mengakui dalam praktik sehari-hari masih ditemui adan ya bangunan gedung, jembatan atau jalan yang rusak karena kual- itasnya tidak sesuai dengan per- syaratan yang ditentukan. "Hal itu disebabkan oleh kurang ber- pula disebabkan oleh sikap peru- fungsinya pengawasan dan dapat sahaan yang ingin meraih untung sebesar-besarnya," kata Wapres. Ia juga meminta agar anggapan yang menyatakan bangunan pada nesia Timur yang sangat besar itu. Tiga Masalah Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Gapensi Agus Kartasasmi- ta dalam laporannya menjelaskan, pada saat ini usaha jasa konstruksi menghadapi tiga masalah. Masalah pertama, iklim usaha dan investasi saat ini termasuk penye- baran informasi mengenai pelu- ang pasar harus lebih transparan harus dihapuskan. dan beban ekonomi biaya tinggi Masalah kedua, kinerja peru- sahaan konstruksi yang masih harus ditingkatkan baik profe- sionalisme dan produktivitasnya. kualitas sumber daya manusia. HALAMAN 11 Indonesia dan Hongkong Kerja Sama Perbankan Jakarta (Bali Post) - Di tengah isu masalah perban- kan yang sedang melanda negeri ini, Senin (26/8) kemarin, di Jakarta, disepakati kerja sama untuk saling membantu dalam masalah pengembangan bank ant- ara Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad dan Menteri Keuan- gan Hongkong Donald Tsang Yam Kuen. Menurut Tsang, kerja sama ini dipandang penting karena beber- apa bank yang beroperasi di dua negara sering terjadi kasus. Dia memberi contoh, pemogokan di Hongkong Bank dan Standard Chartered. Dia mengharapkan, bila pada masa datang terjadi lagi masalah serupa, bisa diatasi bersama. Ker- ja sama juga diperlukan karena keduanya sesama anggota APEC, kendati pada 1997 Hongkong akan diserahkan ke Cina. Namun dengan penyerahan itu, kerja sama tidak perlu terganggu. Me- secara sepihak telah dia pecat, di sisi lain dia belum bersedia men- erima putusan Depnaker yang minta agar yang terpecat dipeker- Terhadap ulah jakan lagi. Hongkong Bank ini, masyarakat memang dibuat bingung, dia tidak mau terima pegawai lama, tetapi malah sekarang Hongkong Bank mang sejumlah bank asing yang membuka lamaran pegawai baru. beroperasi di Indonesia sering di- warnai berbagai gejolak, seperti pemogokan. Terakhir adalah kasus Hongkong Bank, yang hingga sekarang belum juga terpecahkan. Di satu sisi Hongkong Bank dim- inta menerima karyawan yang Hari ini Menkeu Hongkong akan bertemu Presiden Soeharto. Rencananya selama di Indonesia, dia akan bertemu juga dengan Gu- bernur Bank Indonesia Soedrad- jad Djiwandono, Ketua Bapepam I Gede Putu Ary Suta dan dengan Kadin. (wk) zaman penjajahan dan karya orang Masalah ketiga, menyangkut Coca-Cola Amatil Medan Peroleh President's Quality Award hasil karya bangsa sendiri. Untuk asing lebih bermutu dibandingkan menghapus anggapan itu, maka se- mua pihak harus menyajikan hasil yang bermutu dan kukuh. Hal ini merupakan tantangan bagi Gapensi, kata Wapres dalam acara yang diha- diri Menteri PU Radinal Moochtar. Selain itu, Wapres mengharap- kan agar jajaran Gapensi mem- perhatikan potensi kawasan Indo- Jumlah anggota Gapensi saat ini 37.165 perusahaan tersebar di se- luruh Indonesia. Munas Gapensi IX itu diadakan di Surabaya mulai 26 sampai 29 Agustus mendatang dengan menampilkan sejumlah menteri sebagai pembicara. Munas IX itu juga akan men- etapkan jajaran pengurus Gapen- si untuk periode 1996-2000. (049) sung hingga 31 Agustus 1996. Kadin ASEAN akan Bahas Pasar Menurut Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bebas ASEAN dan Mercosur Idustri Kecil Pertanian Ir. A. Bas- rah, pelatihan akan diisi dengan materi pengembangan industri perikanan dan sistem perdagan- gan internasional hasil perikanan dan aspek teknis lainnya. Data yang berhasil dikutip di Depperindag menyebutkan, tahun 1994 di Indonesia ada 383 industri pengolahan ikan dengan kapasitas 4.828.464 ton per tahun, serta meny- erap 137.758 tenaga kerja. (025) LPD hendaknya Bertindak seperti Bank Umum Denpasar (Bali Post) - Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di daerah perkotaan hendaknya bertindak seperti bank umum. Oleh sebab itu, LPD yang ada di Denpasar harus menyesuaikan manajemen dan teknis administrasinya dengan kondisi masyarakat perkotaan. Hal itu dikatakan direksi Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali yang disampaikan bagian pemasaran I Gusti Putu Wirama saat pengukuhan pengu- rus peguyuban LPD se-Kodya Denpasar di Gedung Wanita Santhi Graha, Senin (26/8) ke- marin. Dikatakan, dengan kondisi persaingan yang ketat dan het- erogenitas penduduk yang cuk- up tinggi itu, LPD haruslah bertindak secara hukum seperti layaknya bang umum. Misalnya memanfaatkan notaris dalam membuat perjanjian kredit dan pengikatan jaminan. hukum formal yang menjadi kekuatan LPD. "Awig-awig desa adat menjadikan LPD se- bagai lembaga keuangan pedesaan yang sangat baik dan cocok yang salah satu fungsinya sebagai pemerataan pemban- gunan dan kesempatan kerja di desa-desa." Bagian pemasaran BPD Bali itu mengakui peranan LPD san- gat menonjol karena telah ter- bukti dapat menyediakan pinja- man dengan bunga yang murah serta prosedur yang sederhana. Di samping berperan di bidang ekonomi, LPD juga berperan di bidang sosial budaya. Hal itu ter- lihat dari pembagian laba tiap akhir tahun di mana 20% di ant- aranya diserahkan sebagai sum- bangan pembangunan desa dan 5 % untuk dana sosial. "Lembaga keuangan milik desa adat ini diharapkan bisa membiayai pembangunan desa adat baik dari segi material mau- pun spiritual sehingga desa adat tetap terpelihara dan ajek serta berfungsi sebagai filter dalam era globalisasi nanti," katanya. Di Kodya Denpasar, menurut panitia pengukuhan pengurus peguyuban LPD Drs. I Made Sudana, sampai saat ini terdapat 31 buah LPD dari 35 desa adat yang ada di daerah ini. Untuk lebih meningkatkan usaha LPD ini, ia menyarankan agar LPD dalam operasionalnya tetap bersikap prodential bank- ing, memelihara kesehatan se- suai CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, dan Li- quidity), selektif dalam mem- berikan pinjaman serta men- ingkatkan pelayanan kepada warga, sehingga LPD tetap di- Volume usaha lembaga cintai dan dipercaya masyarakat. perkreditan desa ini, kata Awig-awig desa adat, kata Wira- Sudana, yang juga Kabag ma, memegang peranan yang Ekonomi Kodya Denpasar itu, dominan di samping dasar-dasar perkembangannya sangat menggembirakan. Pinjaman yang disalurkan Rp 11,042 mil- yar. Sedangkan dana yang ber- hasil dihimpun Rp 10,884 mil- yar melalui tabungan Rp 5,255 milyar dan deposito Rp 5,625 milyar. "Sementara aktiva Rp 14,213 milyar, yang berarti 12,5 % dari aset LPD se-Bali Rp 111 mil yar," katanya. Menurut Wirama, aset LPD Kodya Denpasar itu menduduki peringkat keempat se-Bali dari sembilan kabupaten tingkat II. Pengurus Peguyuban LPD Denpasar yang dikukuhkan oleh Wali Kota Denpasar Made Su- wendha itu terdiri dari tiga ket- ua masing-masing Drs. I Made Soewartika (ketua I), Drs. AA Ngurah Putra Kusuma (ketua II) dan I Made Pasti (ketua III) ser- ta dua orang sekretaris - Ni Nyoman Murniati, S.H. dan I Nyoman Subagia serta bendaha- ra I Made Ebuh. Menurut Suwendha, peguyu- ban LPD ini merupakan wadah koordinasi komunikasi dan kon- sultasi antarpengurus LPD dan antarpenurus peguyuban dengan pemerintah selaku pembina LPD. "Kami harapkan peguyuban LPD ini dapat mengembangkan semangat, memberi arah serta men- dorong gerak dan peranan seluruh LPD yang ada di Kodya Den- pasar," harap Suwendha kepada peguyuban LPD yang pertama kali terbentuk di Bali ini. (011) Semasa Pelatihan Para Peserta sering Bingung KEENGGANAN perusahaan jasa pariwisa- ta dalam mentransfer pengalaman serta kemam- puan manajerial kepada para peserta pelatihan (Bali Post 21/8) oleh beberapa kalangan diang- gap tidak menunjang proses pembentukan sum- ber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Sikap tersebut malah dikatakan sebagai langkah mun dur di tengah isu globalisasi sekarang ini. Direktur Akademi Pariwisata (Akpar) Denpasar Drs. Pantiyasa mengatakan, tidak apa-apa jika pi- hak perusahaan enggan mentransfer kemampuan manajerialnya untuk para peserta tingkat helper seperti lulusan SMIP hingga tingkat Diploma dua (D2). Tetapi untuk peserta lulusan D3 sampai tingkat sarjana (S1) transfer manajerial adalah san- gat perlu, karena para peserta memang diproyeksi- kan untuk itu, yakni mampu me- manage suatu perusahaan dari awal sampai akhir. "Ilmu tersebut perlu terus dikembangkan, ditransfer ataupun diwariskan," ujarnya. Karena itu, ia mengimbau perusahaan mau mentransfer teknik manajerial kepada para tena- ga trainee tingkat D3-S1, tentunya yang masih dalam batas-batas kewajaran suatu perusahaan. Dalam hal kesiapan naker itu sendiri, Kakanwil Depnaker Bali IGN Mayoen mengatakan adanya miss antara keluaran lembaga pendidikan kepari- wisataan dengan tuntutan perusahaan. Sehingga dalam konteks masalah ini-seringkali ada peserta yang bingung ketika memulai praktik lapangan. Sikap serba salah, kagok, bingung serta canggung seringkali pula dinilai sebagai faktor penghambat perkembangan siswa tersebut di lapangan. Dalam kaitan ini Presiden Direktur Tour East Indonesia, John Ketut Panca mengungkapkan be- berapa alasan. Kata dia, tidak ada waktu, demi ra- hasia perusahaan atau apa pun namanya, menyebabkan suatu perusahaan menjadi sedemiki an pelit dalam memberikan pengetahuan baru atau membagi ilmunya kepada para trainee (peserta training-red). "Bisa saja pengusaha tersebut berang- gapan bahwa suatu saat si peserta ini mampu ber- buat serupa, dan kalau ini terjadi tentu akan mem- bahayakan" perusahaannya. Atau kemungkinan lain si peserta ini membocorkan rahasia perusahaan di mana tempatnya training (pelatihan) kepada saingan perusahaan tersebut," ujar Panca. Alasan-alasan ini, kata Panca yang juga ikut aktif dalam hal pembinaan sumber daya manusia (SDM) di Politeknik Unud jurusan pariwisata, sebenarnya membalut alasan yang lebih prinsip yakni ketiadaan ruang dan waktu dalam mendidik para peserta terse- but. Belum lagi masalah adanya klausul perlind- ungan konsumen atau customer's protection law yang ditandatangani perusahaan dengan kon- sumennya. Jadi jangan heran kalau melihat seor- ang manajer melarang tenaga kerjanya yang me- makai badge trainee melayani para tamu. Bukan hanya itu, terkadang ada tamu atau wisatawan yang merasa tidak enak jika dilayani oleh seorang yang "pangkatnya" baru trainee. Cerita sedih para trainee bukanlah sekadar isapan jempol saja. Seperti yang dituturkan Suparka-salah seorang murid sekolah pariwisata di Denpasar-sela- ma tiga bulan pelatihan di sebuah hotel di kawasan Candi Dasa dia hanya ditempatkan pada bagian tata graha saja. Tugasnya pun "gampang", sehari-harinya hanya bertugas merapikan kamar atau toilet. "Tetapi yang lebih sering toilter, sedangkan kamar dibersih- kan senior saya," ujarnya. Selama tiga bulan itu, tak pemah ada evaluasi atau diskusi dengan Department Head-nya. Ini adalah salah satu contoh. Apakah semua trainee tersebut bemasib sama? Tidak juga. Sudah menjadi rahasia umum kalau kesempatan training diberikan dengan beberapa kon- disi. Antara lain institusi tersebut sudah punya jali- nan erat dengan perusahaan dan adanya orang dalam yang bisa mengatur semua itu. Peranan orang dalam ini sedikit banyak membantu para trainee untuk mereguk ilmu atau hanya untuk sekadar mendapat- kan sertifikat saja. Bagi siswa yang pintar dan sekali- gus beruntung, tentu akan lebih mudah. "Dalam menyerap ilmu manajerial, kunci uta- manya adalah sikap trainee itu sendiri. Dia harus banyak mendengar dan banyak bertanya," tegas Panca. Hal ini dilakukan mengingat perusahaan itu bukanlah lembaga pendidikan tetapi lembaga yang profit oriented di mana setiap waktu serta ruang yang digunakan dikonversikan ke dalam bentuk rupiah. Tiga Bulan Lalu tanggung jawab moralnya di mana? "Kesediaan pengusaha untuk menerima mere- ka sudah merupakan tanggung jawab moral dalam membentuk kualitas SDM. Tetapi ya itu tadi, ket- erbatasan waktu serta ruang membuat semuanya berjalan tidak ideal," ujar Panca. Dalam kaitan masalah yang sama, Manajer Hibu- ran Klub Bali Mirage-sebuah hotel di kawasan Nusa Dua Drs. Eddy Soetjahjo menambahkan, penempatan tenaga pelatihan tidak ditentukan oleh hotelnya. "Penempatan itu berdasarkan surat penun- jukan lembaga pendidikan bersangkutan. Kemudi- an dari permintaan itu kita cek lagi, kalau ada for- masi oke kalau tidak ya nunggu," ujarnya. Dia juga menolak kalau para peserta pelatihan hanya diju- ruskan kepada bagian waiter ataupun tata ghara saja. "Kami juga menempatkan mereka di kantor depan atau di akunting," ujarnya. Kegiatan pelatihan ini, lanjut dia, tidak dipungut bayaran. "Dan kita juga tidak membayar mereka," tambahnya. Para trainee tersebut hanya diberikan seragam serta makan sesuai dengan jadwal kerjan- ya. "Minimal tiga bulan, namun ada juga yang diper- panjang sampai enam bulan," katanya. Setelah se- lesai, maka yang bersangkutan diberikan sertifikat. Dalam kaitan ini, menurut beberapa sumber Bali Post, ada juga pengusaha yang sengaja berbuat na- kal dengan sengaja memperpanjang masa pelatihan siswa tersebut. Tujuannya jelas, tidak banyak keluar uang namun dapat suntikan tenaga. Bagaimana den- gan para trainee sendiri dengan kondisi ini? Sekarang mencari kerja sangatlah sulit," ujar salah seorang siswa tanpa mau menjelaskan lebih jauh. Ada yang mau menjelaskan? (pal/sua) Jakarta - Kadin ASEAN akan membic- arakan mengenai usulan Argenti- na untuk lebih membuka pasar negara-negara ASEAN melalui pembentukan kawasan perdagan- gan bebas antara ASEAN dan negara-negara anggota Mercosur, kata Presiden Kadin ASEAN Aburizal Bakrie. Presiden Kadin itu mengata- kan ingin mengadakan suatu free trade area antara ASEAN dan Mercosur. "Itu sesuatu hal yang baru, dan sebagai presiden Kadin ASEAN usulan itu akan kami bi- carakan di dalam Asean Chamber Commission and Industry," kat- anya kepada pers usai menjamu Presiden Argentina Carlos Saul Menem di Jakarta, Senin (26/8) kemarin. Mercosur terdiri atas Argenti- na, Brazil, Paraguay dan Uruguay, yang seluruhnya mencakup pen- duduk sebanyak 200 juta orang dengan total GDP sekitar 600 mi- lyar dolar. Sejak awal Januari 1995, hampir semua barang yang diproduksi di keempat negara anggota Mercosur memperoleh pasar bebas tanpa dikenakan bea masuk. Mengenai peluang bisnis In- donesia dan Argentina, ketua umum Kadin Indonesia ini men- gatakan, banyak sekali yang bisa digarap pengusaha antardua nega- ra itu. Ia mencontohkan, Argenti- na sebagai negara yang banyak memproduksi jagung dan kacang kedelai bisa memperluas usahan- ya ke Indonesia melalui teknolo- gi yang ada di negara itu. Sedangkan bagi pengusaha In- donesia, jika ingin melakukan ek- spor ke negara itu, kata Ical, pang- gilan akrab Aburizal, yang perlu dilakukan adalah mengenal den- gan baik negara itu dan ekspor juga tidak dilakukan secara spo- radis. Untuk itu, katanya, harus ada trading company (perusahaan da- gang) di negara tersebut yang memasarkan produk-produk In- donesia, karena saat ini belum banyak produk Indonesia yang dipasarkan di negara itu. Ical mengakui pasar Amerika Latin memang belum banyak di- garap para pengusaha Indonesia, karena pengetahuan ekspor pen- gusaha Indonesia masih terbatas. Menurut dia, Indonesia pada um- umnya pandai dalam mem- produksi sesuatu, tetapi kendalan- ya adalah dalam bidang pemasa- ran, dan biasanya Indonesia sela- lu menggunakan perusahaan pe- masaran di luar negeri untuk mempopulerkan dan memasarkan produk Indonesia. "Tetapi biasanya yang datang ke Indonesia adalah orang-orang yang berada di pasar-pasar tradi- sional atau pasar besar seperti Amerika, sementara pasar-pasar kecil seperti Afrika, Amerika Lat- in, Asia Tengah belum tersentuh," katanya. Oleh karena itu, lanjutnya, para pengusaha Indonesia selain mem- produksi juga harus mengembang- kan pemasarannya. Salah satu cara tercepat untuk itu adalah dengan membeli trading company di luar negeri yang sudah biasa melaku- kan pemasaran di negara-negara tertentu. (ant) Ekspor Produk Kerajinan Terancam Peraturan Jakarta - Medan- Pabrik Coca-Cola Amatil Indo- nesia (CCAI) Medan, Senin (26/8) kemarin, memperoleh President's Quality Award, penghargaan tert- inggi di bidang mutu produksi, dan dipilih sebagai pabrik pembotolan terbaik di dunia. Penghargaan tertinggi dari kantor pusat Coca-Cola se-dun- ia di Atlanta Amerika Serikat atas prestasi CCAI Medan sela- ma 1995 itu diserahkan Pemimpin Coca-Cola se-Asia Pasifik Douglas Dichting, kepa- da General Manager CCAI Med- an Sulaiman Dichting. Acara penyerahan penghar- gaan yang baru pertama diraih pabrik CCAI itu turut dihadiri pejabat pemerintah, Pemimpin- Coca-Cola Amatil Sydney Aus- tralia Norb Cole, Ketua Dewan Direksi CCAI Mugijanto, Pres- iden Direktur CCAI John Brady dan karyawan. Dichting mengatakan, peng- hargaan tertinggi itu merupakan hasil jerih payah tiap karyawan CCAI Medan yang secara ber- kelanjutan mengutamakan mutu produksi. Pabrik CCAI Medan yang kini memiliki 270 orang karyawan itu sebelumnya juga telah meraih sejumlah penghar- gaan seperti pabrik terbaik di kawasan Asia Selatan dalam hal mutu produk selama tiga tahun berturut-turut sejak 1993. Pabrik minuman ringan yang mempekerjakan sekitar 23 ribu pengecer itu, menurut Kahumas PT Coca-Cola Indonesia Jannus Hutapea, juga memperoleh label hijau dari Meneg KLH pada 1995 sebagai perusahaan yang sangat peduli lingkungan hidup. CCAI Medan yang telah limbah berkapasitas 200 meter Perdagangan Internasional dilengkapi satu unit pengolahan Ekspor produk kerajinan In- donesia yang pada tahun 1996 mencapai nilai 600 juta dolar AS (Rp 1,3 milyar), peningkatannya terancam peraturan perdagangan internasional yang belum dian- tisipasi para produsen nasional. Hal ini dikatakan Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional (De- kranas) Trisura Suhardi di Jakar- ta, Senin (26/8) kemarin. Ia mengingatkan para produs- en produk kerajinan agar men- gantisipasi peraturan tersebut karena itu merupakan kunci menuju pasar ekspor. "Masalah hak milik intelek- tual (IPR), ekolabeling dan eko- sosial dinilai Trisura sebagai masalah yang mendesak untuk disadari dan diterapkan dalam industri kerajinan nasional," ka- tanya. Menurutnya, tanpa memper- hatikan peraturan-peraturan yang diakui WTO (Organisasi Perdagangan Dunia-red), kiner- ja ekspor produk kerajinan pasti terancam. Selain itu, belum di- 01 ALAM ASRI cantumkannya nomor HS di buku Nomenklatur dalam sistem tarif perdagangan juga menjadi kendala karena proses pengiri- man barang akan memakan wak- tu yang cukup lama untuk prose- dur pemeriksaannya. Jadi, katanya, seberapa jauh produsen produk kerajinan mampu meningkatkan kinerja ekspor produk tersebut sangat tergantung pada antisipasi per- aturan-peraturan perdagangan internasional itu. Diakuinya, peraturan itu sen- gaja dibuat oleh negara-negara tujuan ekspor untuk memprotek- si pasarnya, dan hal ini memang terasa tidak fair. Namun, sebagai penjual harus mencari alternatif lain. Dari total ekspor produk in- dustri kecil tahun 1995 senilai 2,2 milyar dolar AS, 30 persen di antaranya atau senilai 600 juta dolar merupakan hasil ekspor produk kerajinan. Mengingat volume pasar in- ternasional mencapai 27 milyar dolar AS tiap tahun, Trisura men- PURI GADING JIMBARAN BALI gatakan, produk kerajinan na- sional memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan paso- kannya ke pasar internasional itu. Namun, ia mengingatkan para produsen agar melihat pasar dalam negeri sebagai pasar uta- ma yang harus dimasuki. "Den- gan peluang yang besar, menga- pa tidak diisi saja dulu pasar dalam negeri itu," katanya. Hal ini penting karena sekali- gus dapat mengantisipasi arus impor produk sejenis yang ke- beradaannya di pasar dalam negeri tidak dapat dihambat se- cara teknis karena liberalisasi perdagangan dunia tidak meng- hendaki hal itu. Dekranas sebagai organisasi perajin nasional akan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi industri kerajinan na- sional dengan menggelar semi- nar sehari dengan tema "Kera- jinan di Tahun 2000" yang akan diselenggarakan 10 September 1996 di Balai Sidang Jakarta. Seminar yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan Dekranas dalam penyelengga- raan Pekan Kerajinan Nasional 1996 itu akan membahas tiga masalah yang dihadapi industri kecil yaitu pencantuman nomor HS, IPR, isu ekolabeling dan ekososial serta upaya peningka- tan kualitas sumber daya manu- sia. (ant) Harga Grosir/ Borongan Sayur-mayur Tanggal 26 Agustus 1996 Di Pasar Anyar Sari Denpasar Jenis Harga Komoditi (Rp/Kg) 1. Kol Bulat kubik limbah buangan per hari yang dibangun dengan investasi sebesar Rp 750 juta itu mampu memproduksi 350 ribu krat bot- ol sebulan. Produk-produk perusahaan Coca-Cola pertama kali dikenal di Indonesia tahun 1932. Produk minuman ringan yang dihasilkan 11 pabriknya di seluruh Tanah Air itu dijual lebih dari empat juta botol per hari melalui sedi- kitnya 400 ribu pengecer. "Melalui sistem jaringan dis- tribusinya yang terbesar di dun- ia, produk minuman ringan itu diproduksi secara lokal di ham- pir 200 negara dengan total pen- jualan sebesar 834 juta botol se- hari," demikian Hutapea. (ant) Naik, Harga Saprodi di Denpasar Denpasar (Bali Post) - Harga berbagai jenis saprodi beberapa waktu terakhir ini naik sama dengan harga pupuk. Harga saprodi merk Thiodan (100 cc) dari Rp 2.500 naik menjadi Rp 2.750 s.d. Rp 3.000 di tingkat penyalur. Demikian dikatakan sejumlah penyalur saprodi dan petani di Den- pasar, Senin (26/8) kemarin. I Wayan Basma dan Nambong ketika ditemui di pusat penyalur saprodi di Denpasar Timur mengatakan, kenaikan harga saprodi tersebut sangat memberatkan petani. Sedan- gkan di tingkat pengecer, petani menikmati harga murni. Satu jenis Thiodan antara Rp 3.250 s.d. Rp 3.500 per botol isi 100 cc. Demikian pula jenis pestisida atau saprodi lainnya, rata-rata kenaikan harga per botol antara Rp 500 s.d. Rp 1.000 sehingga harga saprodi isi 100 cc, 300 cc dan 500 cc berkisar antara Rp 3.000 s.d. Rp 12.000/botol. Sedangkan pupuk urea, dari harga Rp 10.000 beberapa tahun lalu, sejak satu tahun terakhir ini rata-rata harganya sudah mencapai antara Rp 16.500 s.d. Rp 17.000 di tingkat pengecer. TSP dari Rp 14.000 tahun lalu menjadi antara Rp 27.000 s.d. Rp 30.000/zak di tingkat pengecer. (08) VALUTA ASING - EMAS Senin, 26 Agustus 1996 VALUTAASING (dalam rupiah) BELI BI T.V JUAL B.I T.V US$ Pound Aust $ Sin $ Mal $ NF DM FFR SFR HKD $ 100 Yen NZD CAN 100 Lire THB Catatan: 2.337,00 2.325,00 2.383,00 2.365,00 3.335,20 3.580,00 3.726,49 3.660,00 1.844,01 1.825,00 1.898,84 1.865,00 1.657,23 1.635,00 1.698,46 1.670,00 936,65 920,00 959,46 945,00 1.410,12 1.388,00 1.445,51 1.425,00 1.579,05 1.557,00 1.616,72 1.605,00 462,68 450,00 474,33 468,00 1.956,96 1.935,00 2.006,80 1.975,00 302,02 320,00 293,00 309,36 2.142,27 2.140,00 2.233,58 2.198,00 1.610,31 1.595,00 1.672,08 1.630,00 1.704,60 1.677,00 1.745,30 1.710,00 154,66 150,00 125,00 158,71 92,34 65,00 94,58 90,00 Berdasarkan kurs konversi Senin, 26 Agustus 1996, dari: BI (Bank Indonesia), T.V. (Tarukan Valas). Informasi harga pasar valuta terbaru hari ini telpon 263598 Tarukan Valas. Emas: Harga emas logam mulia di pasaran Jakarta, di PT Central Inter- vest Corporation (CIC) Rp 29.000/gram (beli) dan Rp 29.500/gram (jual). Di PT Udaya Antam Setdco (UAS) Rp 29.150/gram (beli), Rp 29.350/gram (jual). Sementara di PT Pan Bullion Prima (PBP), log- am mulia (LM) Rp 29.200/gram (beli), Rp 29.500/gram (jual), emas perhiasan 24 karat Rp 29.050/gram, 23 karat Rp 27.550/gram, 22 ka- rat Rp 26.150/gram, dan 18 karat Rp 21.750/gram. TARUKAN VALAS MONEY CHANGER Telp. 263598 - 756302 Cab: Pasar Seni Kuta Blok E-17, Kuta Square Blok D-33, JI Bakung Sari Kuta 200 SP. 2318 2. Kol Gepeng 250 3. Tomat buah lokal 400 4. Tomat buah TW 5. Buncis 500 Suku Bunga Deposito Berjangka 425 No. Nama Bank 700 1.200 1 Bank Bukopin 1bln 14%/Thn 3bln 200 150 2 Bank Duta 15% 16% 6bln 12bln 14,5%/Th 15%/Thn 15%/Thn 15% 24bln 16% 800 3 Bank Bapindo 15% 15% 16% 16% 150 Tabungan 16% 1.000 4 Bank Antardaerah 15% 16,5% 17% 17% 17% Sumber: Dinas Pertanian 5 BPD Bali 14% 15% 16% 16% Tanaman Pangan Dati I Bali 6 Bank Guna Internasional 16% 16,5% 17% 16,5% 6. Wortel 7. Kentang 8. Sawi putih 9. Seladri 10. Labu Siam 11. Lombok merah besar PURI GADING JIMBARAN - - BALI LANGKAH PASTI INVESTASI YANG PENUH HARAPAN UNTUK MASA DEPAN PEMUKIMAN YANG NYAMAN DAN STRATEGIS PURI GADING HADIR DIKAWASAN LINGKUNGAN ASRI DENGAN ALAM PERBUKITAN BARIS REGENSI T.118/200 M2 FASILITAS : • PAM 24 jam Sarana Pendidikan Sarana Peribadatan Taman yang Asri Jalan dengan Hotmix dan paving Lebar Jalan : Jalan Utama 18 m Jalan Sekunder 12 m Jalan blok 10 m Jalan lingkungan 7m-8m Sarana Olah raga - Lapangan Tenis - Lapangan Basket - Lapangan Bulutangkis 10 menit dari Air Port Lokasi di Kawasan elit pariwisata • 200 m dari Kampus Udayana • Security 24 jam Bangunan dengan antirayap TAHAP KE-2 BONUS TELPON Langsung kring setiap pembelian Tipe 48 & 68, MULAI JULI '96 KECAK REGENSI T. 68/162 M2 PURI GADING Tampil lagi dengan sentuhan arsitektur Tradisional Bali Bergegaslah sebelum harga naik BUKA Wujudkan impian investasi Anda SENIN JUMAT jam 09.00 17.00 SABTU MINGGU jam 10.00 - 14.00 HUBUNGI PENGEMBANG PT. MITRASURYA CEMERLANG KANTOR PERWAKILAN JL. IMAM BONJOL NO.336F TELP. 483482 REI NO. 00.01089 DENPASAR - BALI G. 2902 4cm