Tipe: Koran
Tanggal: 1996-10-08
Halaman: 02
Konten
SI 4cm P Pe Rec HALAMAN 2 Wak Pena Waki Pen Red Ko Re St 2 Di Denpasar Dualisme Karcis Parkir Timbulkan Ketegangan Denpasar (Bali Post) - Setelah diberlakukannya karcis parkir berhadiah langsung (KPBL) di Kodya Denpasar, kini di lapangan terjadi dualisme karcis parkir. Satu karcis parkir yang dikelola PT Ikabina Karya Sukses dan satu lagi karcis dari pemda. Tampak masih ada kepentingan pemda yang menggunakan karcis parkir lama tanpa had- iah. Kondisi ini menimbulkan ketegangan antara juru parkir yang menyodorkan karcis lama dan pemakai jasa yang menginginkan karcis berhadiah. Demikian hasil pemantauan Bali Post di lapangan, Senin (7/10) kemarin, setelah sem- inggu diberlakukannya KPBL. Kabag Ekonomi Kodya Denpasar Drs. Made Sudana melalui Kasubag Pemberitaan Kodya Drs. Ketut Mardika mengatakan, kar- cis parkir lama (tanpa hadiah) masih diber- lakukan di lokasi parkir insidental seperti di arena pameran Hapsak dan di PKB di Art Centre. Sementara kontrak parkir dengan PT Ikabina hanya di kawasan parkir yang terma- suk jalan umum dan yang selama ini dikelo- la PD Pasar. Direktur Utama PT Ikabina Bambang Widjanarko mengatakan yang termasuk dalam kontrak memang di luar insidental dan partisipasi. Tetapi ia mengatakan pihaknya segera akan melakukan penjajakan dengan pemda khususnya bagian ekonomi agar du- alisme karcis parkir ini tak berlarut-larut. Keresahaan yang timbul di masyarakat karena belum jelasnya batasan parkir insiden- tal, partisipasi, jalan umum dan kawasan pasar sehingga tidak jelas dimana saja berlaku KPBL. Hasil pemantauan di lapangan menunjuk- kan parkir di kompleks pertokoan Kerta Wijaya masih berlaku karcis lama (tanpa had- iah). Menurut informasi yang diperoleh di Bagian Ekonomi Kodya, beberapa kawasan parkir termasuk di areal pertokoan Kerta Wijaya termasuk parkir partisipasi yang dikel- ola oleh kelurahan. Pihak kelurahan menye- torkan kepada pemda 50 persen dari karcis yang diberikan. Demikian juga parkir parti- sipasi seperti di kawasan-kawasan pusat per- belanjaan (swalayan), besarnya setoran ke pemda ditetapkan berdasarkan survei. Data yang diperoleh di Bagian Ekonomi menunjukkan, jumlah pemasukan pemda dari parkir partisipasi pada tahun 1996/97 hanya Rp 93.786.000. Pemasukan terbesar berasal dari Tiara Dewata Rp. 1.575.000/bulan, meny- usul Matahari Rp 1.300.000/bulan, Libi Rp 700.000/bulan, Siwa Plaza Rp 525.000/bulan. Tidak Rugi Ketua Yayasan Bhakti Negara bidang parkir Wayan Runa mengatakan, dengan diberlakukannya KPBL tidak ada istilah rugi pada juru parkir. Tiap juru parkir sudah terikat dengan jumlah kontrak. Tidak ada istilah untung- rugi bila karcis parkir diambil atau tidak oleh pemakai jasa, karena di tiap ka- wasan parkir sudah dilakukan survei sebel- umnya untuk menentukan setoran juru pakir kepada pemborong," ujarnya. Runa dan Bambang mengatakan, dibutu- hkan waktu beberapa minggu untuk sosial- isasi KPBL sampai benar-benar me- masyarakat. (011) Bali Post Bali Post/014 DINILAI Tim Penilai Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Se- jahtera (P2WKSS) Propinsi Bali, Senin (7/10) kemarin menilai P2WKSS Banjar Bukit Buwung, Kesiman Petilan, Denpasar Timur. Tampak Camat Denpasar Timur IB Sutapha menyaksikan keterampilan PKK banjar setempat. Gubernur tak Mempermasalahkan "Recall" di F-PDI Pengembangan S2 di Unud Denpasar (Bali Post) - Sepanjang telah dilakukan upaya-upaya musyawarah secara kekeluargaan dan sesuai ketentuan yang ada, Gubernur Bali Ida Ba- gus Oka tak mempermasalahkan rencana re- call anggota F-PDI pro Megawati oleh PDI pro Soerjadi. "Recall itu urusan intern PDI. Kalau me- mang upaya-upaya kekeluargaan sudah ditem- puh dan ternyata mereka (anggota fraksi pro Megawati-red) tetap membandel, tak masalah jika ada recall," ujar Gubernur Oka kepada Bali Post seusai menerima pengurus DPD PDI Bali di Gedung Jaya Sabha, Senin (7/10) kemarin. Pengurus DPD PDI Bali yang diketuai IGKG Adnyana, S.H., beserta 12 pengurus lainnya beraudiensi dengan Gubernur Bali setelah mereka dilantik beberapa waktu lalu. Pada hari yang sama mereka juga beraudien- si dengan Danrem 163/WSA dan Kajati Bali. Sebelumnya pertemuan dilakukan dengan Pangdam IX/Udayana dan Kapolda Bali. Oka tak menyatakan sikapnya itu sebagai dukungan atas rencana recall anggota F-PDI oleh PDI pro Soerjadi. "Recall itu urusan in- tern PDI. Saya hanya akan memproses untuk diajukan ke atas. Prosedurnya begitu," dalih- nya. Namun, pihaknya melihat tindakan re- call yang diambil suatu induk organisasi ter- hadap wakilnya di lembaga legislatif tak da- pat disalahkan. Mereka adalah perpanjangan tangan induk organisasinya. Kepala daerah Bali itu malah mengkha- watirkan, jika para anggota fraksi yang bera- da di luar sistem tetap membawakan aspirasi organisasi yang tak diakui pemerintah, akan muncul produk-produk legislatif yang cacat hukum. Bayangkan kalau mereka sampai menandatangani produk DPRD seperti perda, bisa kacau itu," tandasnya. Gubernur Oka mengungkapkan, pengurus DPD PDI yang diakui pemerintah itu menge- mukakan beberapa permasalahan yang dih- adapi dalam konsolidasi di tengah masyarakat. Menanggapi keluhan PDI itu, Gubernur men- gaku memberikan beberapa petunjuk agar aset bangsa itu bisa menjalankan perannya secara maksimal. Oka mengibaratkan PDI Bali se- bagai mobil. "Kalau sopir sebelumnya sudah dicabut SIM-nya, berikan sopir yang baru untuk mengendalikan mobil," selorohnya. "Mobil" PDI, menurutnya, harus disetir dengan baik dan ditumpangi orang-orang yang memiliki komitmen terhadap pembangunan. "Kalau penumpangnya orang-orang tak pun- ya komitmen dan antikemapanan, minta turun saja atau dikeluarkan saja," tegasnya. Sekretariat Masalah lain yang dikeluhkan PDI Bali kepada Gubernur Oka adalah keberadaan sek- retariat. Pihaknya menjanjikan, dalam waktu dekat sekretariat dari PDI yang tak diakui pemerintah akan segera ditertibkan aparat berwenang. "PDI itu satu. Tak mungkin ada dua sekretariat." Ditanya apakah masalah itu tidak akan menunggu selesainya proses hukum antara PDI pro Megawati dan pihak-pihak lain, Oka menyatakan hal itu sudah dipikirkan. "Teta- pi prinsip kita, PDI itu hanya satu, tak ada yang lain. Hanya orangnya yang masih ber- masalah," kilahnya. (028) Selasa Umanis, 8 Oktober 1996 Selasa U Hari Diabetes Sedunia Dipusatkan di Bali Denpasar (Bali Post) - Peringatan hari Diabetes Sedu- hari Diabetes Sedunia. nia yang jatuh pada November 1996, untuk Indonesia Timur dipu- satkan di Bedugul, Bali. Ketua Bidang Medis Perhimpunan Dia- betes Seluruh Indonesia (Perdasi) Bali dr. Dwi Sutanegara mengata- kan hal itu, Senin (7/10) kemarin. Dijelaskan, hari Diabetes (kenc- ing manis) Sedunia, merupakan salah satu pedoman untuk memacu pada kesadaran penderita agar mampu merawat diri sendiri sepa- njang hidupnya. Acara rutin ini dis- elenggarakan agar para penderita kencing manis sadar mengantisi- pasi dan merawat penyakit yang diderita secara mandiri karena ka- sus-kasus kencing manis kini makin menampakkan diri pada seseorang yang memiliki potensi kadar gula tinggi. Orang yang berpotensi mender- ita penyakit ini di antaranya kege- mukan akibat kurang olah raga, stres berkepanjangan, gaya hidup tanpa mengkonsumsi makanan berserat dan senang dengan jenis makanan berkolesterol tinggi. Dwi Sutanegara membenarkan, pola hidup vegetarian juga meru- salah satu kegiatan menyongsong Dalam ceramah tersebut diba- has masalah impoten oleh Spesia- lis Andrologi dan Seksologi dr. Wimpie Pangkahila dan terapi ozon pada penderita kencing ma- nis yang disajikan oleh dr. Yulius Tanasale, DSPD dari RSU Klungkung. Menyinggung pola penyakit kadar gula darah tinggi, dr. Dwi Sutanegara mengatakan, kasusnya makin berubah. Dulu, kasus peny- akit kencing manis sering menim- pa orang-orang berusia tua, 50 tahun ke atas. Beberapa tahun ter- akhir ini ditemukan komplikasi di- abetes pada orang usia muda dan remaja. Komplikasi kencing manis muncul menimpa orang muda dan remaja, besar kemungkinan akibat gaya hidup dengan pola makan serba fast food. 5 Hasil penelitian menunjukkan, persen dari jumlah penduduk usia 50 tahun ke atas menderita penya- kit kencing manis dan 3 persen dari jumlah generasi muda berpotensi untuk menderita kasus penyakit tersebut. Untuk menghindari diri jangan sampai memiliki potensi ter- Terbentur Minimnya Fasilitas pakan salah satu upaya menghin. hadap penyakit ini, dr. Dwi Sumane- Denpasar (Bali Post) - Animo mahasiswa mengikuti program magister (S2) di Universitas Udayana (Unud) sangat tinggi. Tetapi, pengelola program magister masih menghada- pi berbagai kendala terutama fasilitas perkuliahan. Demikian pendapat pengelola program magister di Unud Prof. IB Adnyana Manuaba dan Prof. Dr. Way- an Bawa di Denpasar, Senin (7/10) kemarin. Ketua Program Studi Magister Ergonomi Prof. IB Adnyana Manuaba mengatakan, jika menginginkan peningkatan kualitas SDM harus ada hubungan sera- si antara pihak terkait dan lembaga pendidikan. Sela- ma ini lembaga pendidikan selalu dituntut untuk men- ingkatkan kualitas lulusannya. Hal itu tidak mungkin dipenuhi, selama minimnya fasilitas tidak ikut ditang- gulangi pihak terkait. "Seperti program S2 yang saya pimpin, komputer saja tidak punya," tandas guru be- sar Fakultas Kedokteran itu. Untuk itu, pihaknya mengharapkan uluran tangan berbagai pihak terutama pihak-pihak yang aktif men- gucapkan peningkatan kualitas SDM, agar mau me- nyisihkan sebagian dana membantu pengadaan ko- mputer bagi mahasiswa yang dididiknya. Prof. Dr. Wayan Bawa, pengelola program magis- ter Kajian Budaya dan Linguistik Fakultas Sastra Unud merasakan kendala yang dihadapinya adalah fasilitas gedung belum memadai dan keluhan maha- siswa luar Bali yang menilai biaya hidup lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Meskipun demikian, hal itu bukan merupakan masalah rumit, karena minat mahasiswa magister menuntut ilmu di Bali tak per- nah surut. Rektor Unud Prof. Dr. Nyoman Sutawan pada Dies Natalis ke-34 Unud melaporkan, pihaknya masih memperjuangkan terbentuknya program pascasarja- na (magister) yang dikepalai seorang direktur. "Fakul- Sebenarnya dia mengaku punya obsesi agar pro- tas lain yang belum punya S2 tetapi sudah banyak gram magister yang dipimpinnya mendapat akredita- memiliki tenaga dosen yang berkualifikasi doktor dan si internasional sehingga mampu bersaing di pasar profesor, saya harapkan membuat usulan program stu- kerja internasional di era pasar bebas mendatang. di magister," ujarnya. (jan) Diperlukan Konsorsium untuk Lahirkan Maestro Seni Di Badung tak Ada Kelebihan Calon Denpasar (Bali Post) - Untuk melahirkan maestro seni Bali diper- lukan konsorsium yang terdiri dari kalangan seniman dan budayawan. Hasil penilaian kon- sorsium itu harus dipadukan dengan pendap- at masyarakat. Hal itu dikemukakan pengamat seni Dr. I Wayan Dibia menanggapi hasil rapat koordi- nasi antara dosen STSI Denpasar dan dosen PSSRD Unud tentang akan lahirnya maestro seni rupa dan seni pertunjukan menyusul ren- cana pembentukan ISI Bali (BP, 7/10). Pen- gamat lain, Tan Lioe le dan Warih Wisatsana berpendapat, persoalan maestro itu hendakn- ya dikembalikan kepada masyarakat tanpa perlu perumusan-perumusan. Wayan Dibia, yang PR I STSI Denpasar mengatakan, ISI (nantinya) kemungkinan be- sar melahirkan maestro-maestro seni. Sebagai lembaga yang mewadahi seniman-seniman akademik, ISI akan memberikan dasar ilmu tentang bentuk-bentuk kesenian. "Memang tidak mustahil ISI melahirkan maestro-mae- stro seni yang bisa diandalkan," ujarnya. Kehadiran konsorsium, kata dia, sangat dibutuhkan. Ini pun bukan hal yang tabu, kare- na pada kenyataannya, maestro merupakan penghargaan tersendiri kepada seniman. Mae- stro seni yang dikenal selama ini misalnya, Tjokot, Kakul, Ni Reneng, dan Jimat. "Han- ya ukuran secara eksplisit kenapa mereka dis- ebut maestro tidak ada," kata Dibia. Dalam seni pertunjukan, lanjutnya, orang seperti Bagong Kussudiardja dan Sardono, atau dalam seni rupa Wianta dan Nyoman Gunarsa, bisa diklasifikasikan maestro. Ia mengatakan peranan lembaga seni sep- erti ISI nantinya akan sangat besar mengin- gat di masa datang seni tidak akan lagi dipel- ajari di luar, melainkan akan dipelajari di dalam lembaga-lembaga seni. Dengan demikian jenjang formal akan mempercepat seseorang menjadi maestro seni. Berbeda den- gan dulu, para seniman belajar dengan empu- empu. Kini sudah ada jenjang dari sekolah menengah sampai sekolah tinggi. Dibia kembali mengemukakan, perlunya tim khusus yang mampu memberikan krite- ria-kriteria pasti apakah seseorang layak dis- ebut maestro seni rupa atau seni pertunjukan. "Memang untuk memulai hal ini tidak lepas dari risiko-risiko protes dari masyarakat, tetapi kalau hal ini mendesak, mau tidak mau harus dilakukan," tambahnya. Menurutnya, karena tidak adanya kriteria, selama ini ada kesan kaburnya orang yang menyebut dirinya seniman. Seorang yang baru dua kali main teater, sering diperkenalkan sebagai seniman. Ada lagi seorang yang baru dua kali menciptakan tari, sudah disebut ko- reografer. Hal ini pun berlaku dalam karya- karya seniman. Misalnya beberapa karya seni diperdebatkan dan dicemooh di Bali, pada- hal di luar Bali dikagumi. Jangan Menjadi Arisan Menurut pengamat seni yang juga pen- yair, Tan Lioe le, seseorang disebut mae- stro atau tidak, tak perlu dirumuskan. Apalagi dengan dibentuknya konsorsium yang berhak memberikan "gelar" maestro pada seseorang, menurut Tan, jutru akan menciptakan pendikotomian seniman. "Jan- gan-jangan konsorsium ini akan berubah menjadi arisan. Yang dapat justru antara sesama teman," ujarnya. Dikatakannya, pemberian award pada (Bersambung ke Hal 15 Kol 8) Gaya "Pesanan" Percepatan Evolusi Tari Bali Denpasar (Bali Post) - Perkembangan sektor kepariwisataan di Bali memunculkan gaya "pesanan" bentuk-bentuk tari untuk konsumsi dan kepentingan pemesan- nya. Gaya itu menjadi faktor percepatan dari rangkaian evolusi yang dialami tari Bali. Demikian dikemukakan Prof. Dr. I Made Ban- dem kepada Bali Post pada peluncuran lima buah bukunya di Denpasar, Senin (7/10) ke- marin. Salah satu buku Bandem yang diluncurkan adalah "Evolusi Tari Bali" yang di dalamnya mengungkap proses perkembangan tari Bali yang berevolusi dari zaman ke zaman. Pada acara yang sama diluncurkan pula empat buku yakni "Etnologi Tari Bali", "Teater Daerah Indonesia", The Conquest of Bali", dan "Kaja and Klod Balinese Dance in Transition". Perubahan-perubahan yang dialami seni tari Bali, menurutnya terjadi secara evolutif, sejalan dengan perubahan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Meminjam terminologi filsuf budaya van Peursen tentang kategori kebu- dayaan-budaya mistis, ontologis, dan budaya fungsional dari abad ke abad, seni budaya Bali mengalami perubahan. Dicontohkan, tari Sang Hyang, drama tari Gambuh, tari Legong, berbagai jenis tari Joged, dan sendratari Ramay- ana dan Mahabharata adalah bentuk dari pros- es evolusi itu. Percepatan Bandem mengakui para seniman tari Bali, termasuk dirinya, belakangan ini menerima "pesanan-pesanan" penciptaan tari untuk ke- pentingan event-event tertentu. "Jangan men- gartikan pesanan itu sebagai hal negatif. Pesan- an harus diartikan dalam arti positif yang di- padukan dengan integritas artistik. Bukan me- nonjolkan aspek komersial negatifnya sehing- ga ada mutu seni," paparnya. Menurut Bandem, jika kita hanya melihat pada sektor pariwisata yang "menjual" tarian untuk wisatawan mancanegara, memang terke- san kesenian memenuhi fungsi ekonomi komer- Peter Wrycza, Ph.D.: sial semata-mata. "Itu merupakan percepatan proses evolusi. Bahkan bisa dipandang sebagai sebuah perubahan yang cenderung revolusion- er," ujarnya. Namun, Ketua STSI Bali itu menambahkan, jika dilihat dari inventarisasi grup kesenian di pedesaan di Bali yang 6.000 sekeha, ternyata 70% di antaranya tergolong tari wali dan bebali, hanya 30% tergolong tari balih-balihan. Bahkan, pemen- tasan kesenian di daerah ini juga 70% atas motiva- si wali dan bebali. "Data itu menunjukkan bahwa seni tari Bali tidaklah semerosot yang diperkira- kan banyak orang," kata Bandem. Kadisbud Bali Drs. IB Pangjaya menyam- but positif peluncuran buku-buku Bandem yang proses penyusunannya telah dimulai tahun 1984. "Kami masih mengharapkan terbitnya buku-buku lain yang mengungkap khazanah seni budaya Bali. Jika mungkin disusun buku tentang potensi seni yang pernah ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali dari tahun ke tahun," ujar mantan Sekwilda Buleleng itu. (028) "Moksha" Mengalir di Bali BUKU "Moksha" edisi bahasa Inggris terbitan PT Bali Post diluncurkan pada Ming- gu (6/10) lalu di Rumah Makan Sari Warta Boga, Denpasar. Buku yang berbau "sedikit" kontroversial itu ditulis oleh Prof. Dr. dr. LK Suryani dan Peter Wrycza, Ph.D. Tulisan berikut mencoba menelusuri bagaimana or- ang asing seperti Peter tertarik menulis buku tentang moksha. Menurut ajaran Hindu, moksha adalah tu- juan akhir kehidupan manusia. Moksha ad- alah suatu kondisi di mana atman (percikan Hyang Widhi yang menyebabkan manusia hidup) bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa (parama atman), sumber dari segala kekua- tan hidup. Dengan pengertian itu, moksha lan- tas diartikan sebagai kondisi yang tidak mu- ngkin dicapai manusia selama hidupnya. Moksha hanya bisa dicapai setelah manusia mati. Peter Wrycza, Ph.D., seorang doktor med- itasi asal Inggris memiliki pandangan lain. Doktor berusia 46 tahun ini memandang moksha bukanlah untuk orang yang sudah mati saja. Moksha dapat pula dicapai oleh mereka yang masih hidup. Lalu, bagaimana Peter menemukan keyakinan seperti itu? Keyakinan Peter bermula dari pengem- baraannya mengenai hakikat hidup dan apa makna keberadaan manusia di bumi ini. Pengembaraan panjang Peter dimulai sejak dia masih kanak-kanak. Saat itu, Peter kecil-oleh ibunya yang Protestan dibesarkan di lingkungan gereja Katolik Roma di Inggris. Ibunya mengingin- kan Peter kecil tumbuh menjadi pemuda gagah yang tahan mental dan tahan banting menghadapi kenyataan hidup di Inggris yang serba materialistis. Lalu Peter dimasukkan ke gereja Katolik Roma untuk mempelajari spiritual Katolik Roma dan hidup sederhana. Tampaknya Pe- Peter Wrycza, Ph.D. ter cocok dengan kondisi belajar di gereja, maka kreativitas spiritualnya pun berkembang dan berkembang. Beberapa lama di sana, Peter mulai akrab dengan kehidupan spiritual di gereja. Meski berbeda dengan kehidupan sosial masyarakat Eropa pada umumnya, justru Peter merasa me- nemukan bibit spiritual yang akan dicarinya. Peter melewati masa kanak-kanak dan re- majanya di sana. Mengasah dan memperdalam kesadarannya mengenai alam dan makna se- buah eksistensi diri. Sementara itu, ajaran-aja- ran spiritual dan penjelasan tentang dunia yang mahaluas diterimanya dari para biarawati. Se- muanya bercerita keuniversalan tentang kebe- saran Tuhan. Sejak saat itu, inspirasi rohaninya tak ter- bendung. Pengembaraan telah bangkit. Ge- jolak jiwa spiritual Peter ingin mencari hak- ikat hidup dan makna sang diri. Mengapa hidup di luar sana begitu keras? Mengapa or- ang begitu materialistis? Cukup lama ia menunggu jalan menuju moksha dunia itu, hingga ia menemukan, meditasilah jalan itu. Peter pun belajar medi- tasi. Tak tanggung-tanggung ia belajar sam- pai ke India. Itu dilakukannya ketika usianya 21 tahun. Sudahkah ia menemukan moksha? Ternyata belum. Sampailah dia pada 1993 di Bali. Jika kini usianya 46 tahun, maka saat pertama ia da- tang ke Bali, usianya baru 43 tahun. Peter berkesempatan ke Bali, lantaran mendengar bahwa Bali adalah sebuah pulau surga, pusat spiritual Hindu di Indonesia. Kebetulan wak- tu itu berlangsung sebuah seminar internasion- al tentang Bali di Ubud. Sejak kedatangannya itu, ia mengaku lang- sung jatuh cinta pada alam Bali. "Alam Bali sepertinya menyambut saya. Saya seperti lang- sung akrab," ujarnya. Bagaimana pendapaat Peter tentang "pen- emuan moksha" di Bali? Hidup di Bali, kata dia, sangat menyenangkan. Di Bali ia melihat dua buah budaya yang berlatar belakang ber- beda bertemu dalam satu titik. Budaya barat dan timur. Anehnya, di antara berbagai per- bedaan, ditemukan sebuah titik temu. Itulah moksha yang dicari Peter. Di Bali, Peter menemukan moksha terus mengalir. Banyak ajaran-ajaran universal. Peter menemukannya dalam lontar-lontar dan saat bertatap muka dengan para pendeta, "Di Bali ini ada banyak mantra-mantra yang men- ginspirasi tentang kebahagiaan hidup dan ke- tenangan. Sayang itu masih tercecer. Saya lalu memperoleh inspirasi dari situ. Dan saya men- coba mengambil inti sarinya," katanya. (nom) Duduki Jabatan Puncak di Eselon Denpasar (Bali Post) - Di Pemda Badung tidak ditemukan adanya kelebi- han calon pejabat yang akan menempati jabatan pun- cak di semua eselon. Semua pejabat yang memenuhi syarat, telah menduduki jabatan puncak di eselon- nya masing-masing. Demikian ditegaskan Bupati Badung Alit Putra usai mengambil sumpah dan melan- tik Ketut Sudana sebagai Direktur PD Pasar Badung dan sejumlah pejabat eselon V di lingkungan Pemda Badung, Senin (7/10) kemarin. Alit Putra menyatakan, tak ada masalah perebu- tan jabatan puncak di Pemda Badung karena semua aparat mengetahui syarat-syarat yang harus dimiliki untuk menduduki jabatan puncak di eselonnya. Mis- alnya untuk menduduki jabatan puncak di eselon ter- tentu harus pernah mengikuti pendidikan pemerin- tahan seperti Sespa dan Sepala. Bagi yang tidak me- miliki syarat tambahan tersebut, walaupun pangkat- nya tinggi, kata Bupati, mereka menyadari belum siap memangku jabatan tersebut. Ini juga berarti tak ada pejabat yang seharusnya sudah menjadi pejabat pun- cak tak kebagian kursi. Pemilihan pejabat puncak di Pemda Badung, kata Bupati, dilakukan secara selek- tif. Pertama dilihat dari komitmennya, dedikasi, syar- at pendidikan dan berprestasi. Karena itu pihaknya sudah berbuat seadil-adilnya dengan memberi kesem- patan kepada karyawan untuk mengikuti pendidikan lanjut di luar daerah. Merosot Pada bagian lain, Bupati Badung mengatakan se- jak pisahnya PD Pasar Badung dengan Kodya Den- pasar, pemasukan pendapatan asli daerah (PAD) Ba- dung di sektor ini merosot tajam. Sekarang peneri- maan PAD dari pasar hanya sekitar Rp 28 juta per tahun. Ketika bergabung dengan Kodya bisa menca- pai ratusan juta. Karena itu secara perlahan Badung akan segera mengembangkan sektor ini dengan mendirikan beberapa pasar umum dan melakukan kerja sama dengan pasar modern. Primadona pendapatan tersebut-sebelum ber- pisah dengan Kodya-adalah Pasar Kumbasari, Pasar Badung dan Pasar Kreneng, sedangkan sekarang hanya memiliki tujuh pasar. "Pokoknya secara berta- hap kita akan mengembangkan pasar di Badung se- maju Pasar Kumbasari," ujarnya. Direktur PD Pasar Badung yang baru dilantik, Ketut Sudana mengatakan, primadona penerimaan PD Pasar Badung sekarang masih dipegang Pasar Umum Bringkit. Pasar ini per bulan berpenghasilan kotor Rp 88 juta dari berbagai jenis retribusi. Untuk itu pada tahun mendatang PD Pasar merencanakan men- ingkatkan Pasar Umum Bringkit yang dekat dengan pasar hewan ini menjadi pasar termegah di Badung. Pasar tersebut akan dibangun berlantai tiga. "Pemda telah menyiapkan dana Rp 4 milyar," ujarnya. Ia setuju dengan imbauan Bupati untuk mengem- bangkan pasar-pasar yang ada dan mendirikan pasar baru di Badung. Dalam waktu dekat, PD Pasar Ba- dung akan mendirikan pasar umum baru di Dalung dan Seminyak yang dinilai potensial berkembang karena ada konsentrasi penduduk. Sedangkan di Pasar Hewan Bringkit akan dibangun tempat penginapan bagi penjual sapi yang memerlukan waktu untuk menjual ternaknya pada hari pasaran. (025) Bali Jadi Percontohan GN-OTA, Oka Mendadak Kumpulkan Bupati Denpasar (Bali Post) - Presiden Soeharto memberi kepercayaan kepa- da Bali untuk menjadi daerah percontohan Gera- kan Nasional Orangtua Asuh (GN-OTA). Atas ke- percayaan itu, secara mendadak Gubernur Ida Ba- gus Oka mengumpulkan para bupati dan wali kota, Senin (7/10) kemarin, untuk menerima penjelasan sekaligus menyampaikan kesiapan mereka. Dari sembilan bupati/wali kota yang dipanggil, enam bupati yang datang Wali Kota Denpasar, Bupati Bangli, Tabanan, Klungkung, Badung, dan Gianyar. Bupati Buleleng, Karangasem, dan Jem- brana diwakili pejabat bawahannya. "Saya mendadak mengundang bupati, karena ini keper- cayaan langsung dari Presiden," ujar Gubernur Öka. Menurutnya, kepercayaan Presiden Soeharto agar Bali bisa menjadi daerah percontohan dike- mukakan dalam ramah-tamah Rakernas FKPPI di Istana Merdeka, baru-baru ini. Kepercayaan itu, kata Oka, menjadi tantangan karena berdasarkan data di tingkat nasional, daerah ini memiliki 6.025 orang anak yang perlu orangtua asuh (OTA). Mereka terdiri atas 5.000 lebih anak SD dan 927 anak SLTP. Dalam GN-OTA, bantuan yang diberikan bersi- fat berkesinambungan dan diberikan dalam jangka waktu tertentu kepada anak dari keluarga tidak mampu, anak penyandang cacat, dan atau anak yang (Bersambung ke Hal 15 Kol 8) dari diri dari peny- gara menganjurkan supaya akit kencing manis. Dengan mem- li menerapkan pola hidup tradision- perhatikan hal ini, dalam waktu al, sehat dan higienitas di rumah masyarakat umum yang berpoten- okok, mampu mengendalikan atau dekat semua anggota Perdasi dan tangga masing-masing, tidak mer- Kurang si memiliki kadar gula darah ting- menghindari stres. gi diharapkan hadir mengikuti ce- mengkonsumsi daging dan lebih ramah diabetes berkala di RS Sari banyak mengkonsumsi sayur may- Dharma. Ceramah ini merupakan ur disertai olah raga teratur. (08) Ditengarai Sejumlah Notaris Membingungkan Masyarakat Denpasar (Bali Post) - Sejumlah notaris di Bali diten- garai mencari-cari masalah sehing- ga membingungkan masyarakat terutama di daerah-daerah potensial konflik pertanahan. Karenanya, tiap notaris yang akan berpraktik di Bali hendaknya bekerja di atas landasan etika dan ketentuan hu- kum. Hal itu dikemukakan Gubernur Bali Ida Bagus Oka kepada war- tawan seusai pengambilan sump- ah jabatan notaris I Wayan Darma Winata, S.H., di Gedung Jaya Sab- ha, Senin (7/10) kemarin. I Wayan Darma Winata, S.H. yang diambil sumpahnya oleh Gu- bernur, akan bertugas sebagai no- taris di Kabupaten Badung yang berkedudukan di Mengwi. 'Saya sudah menerima laporan tentang notaris-notaris nakal itu langsung dari Pak Wedastra (Ket- ua PT Denpasar-red). Pihak Peng- adilan Tinggi sudah memanggil dan membina mereka," ujar Oka. Gubernur Oka enggan menye- butkan nama para notaris itu. Se- cara umum pihaknya mengisyarat- kan, sejumlah notaris sempat mem- buat masalah pertanahan di ka- wasan Bukit dan sekitarnya. "Ada notaris tua, ada juga yang muda," kilahnya. Sebenarnya, menurut Oka, masyarakat pemilik tanah sudah tak mempermasalahkan, un ada sejumlah oknum notaris yang men- cari-cari kasus untuk dinotariskan. "Masyarakat yang sudah damai, resah lagi. Ini yang sebenarnya tak kita inginkan bersama," paparnya. Gubernur minta notaris tidak ikut terseret arus dunia usaha dalam menjalankan profesinya. "Jangan sampai mengabaikan martabat atau tugas jabatan," ujar Oka sembari minta agar dalam penerbitan akte otentik, fakta dan data diteliti secara cermat. Kare- na tak jarang dijumpai kasus ak- ibat kurang telitinya proses pem- buatan akte," tandasnya pada up- acara yang dihadiri Ketua DPRD Bali I Nyoman Kada. (028) Denpasar dan Sekitarnya Orok Perempuan MASYARAKAT Br. Muding Desa Padangsambian Kaja, Senin (7/10) kemarin, sekitar pukul 08.30 menemukan orok jenis kelamin perempuan, di sebuah selokan air. Masyarakat yang menemukan orok tersebut segera melaporkan kepada pihak berwajib dan kini orok itu ada di RSUP. Kepala Instalasi Kamar Jenazah RSUP dr. Made Maker mengatakan, orok tersebut memang sudah saatnya lahir (umur lahir) dari kandungan ibunya. (08) Wisatawan Jepang Tenggelam MIKI Morio (27), seorang wisatawan Jepang, Minggu (6/10) siang ditemukan tewas setelah tenggelam di Pantai Kuta. Infor- masi yang dikumpulkan, Senin (7/10) kemarin, wisatawan ber- sangkutan sudah dinasihati petugas keamanan pantai agar jan- gan mandi di tempat-tempat terlarang. Tetapi, nasihat petugas tidak dihiraukan, korban langsung turun mandi di pantai terse- but. Korban akhirnya dibawa arus. Jenazah korban hingga ke- marin masih dititipkan di Kamar Jenazah RSUP (08) Lomba Subak di Kodya TIM Penilai Lomba Subak Kodya yang dipimpin IGM Astika, Senin (7/10) kemarin, menilai Subak Tegal Lantang Pasedahan Yeh Poh, wakil Kecamatan Denpasar Barat. Lomba ini menurut Astika bukan hanya berorientasi juara, juga melestarikan nilai budaya agar tidak luntur. Dikatakannya, delapan dari 46 subak yang ada di Kodya Denpasar mengalami penyusutan lahan aki- bat dipakai pemukiman dan industri. (011) Program "Recruiting" Unwar SERATUS lima puluh alumni Univ Warmadewa mendaftarkan diri pada program recruiting Unwar. Program itu terselenggara atas kerja sama antara Danamon dan Unwar. Rektor Unwar diwakili PR I Ir. I Ketut Sunandra, Msi, Senin (7/10) kemarin menyatakan, perguruan tinggi harus mampu memposisikan diri sebagai instansi yang menyediakan tenaga kerja sesuai kebutu- han masyarakat. Para peserta program recruiting akan mengikuti tes tertulis dan wawancara. Bagi mereka yang lulus, akan di- latih di Ciawai, Bogor. (pam) Sekitar Ayah Menghamili Anak Kandungnya Keringnya Iman, Tumbuhkan Nafsu "BUKAN hanya Hindu yang melarang hal itu. Saya kira semua agama melarangnya," kata Prof. Dr. dr. LK Suryani. Hindu, men- empatkan orangtua sebagai guru rupaka bagi anak-anaknya. Se- bagai guru rupaka, orangtua berke- wajiban memelihara, membesar- kan, mendidik, dan melindungi anak. Jika orangtua, dalam hal ini ayah, menggauli apalagi sampai menghamili anaknya, itu nama- nya keterlaluan. Itu tak ada bedan- ya seperti pagar makan tanaman. Hal senada dikemukakan Made Suasthawa Dharmayudha, S.H., kasi Subak MPLA Bali. Ia menga- takan, perbuatan Tan KC termasuk gamya gamana. Ini dilarang baik dalam adat Bali maupun agama Hindu. Walaupun perbuatan menyetu- buhi anak gadis oleh ayahnya atas dasar suka sama suka, kata dia, tetap tidak boleh dilakukan. Per- buatan seperti itu tidak mencermin- kan perbuatan manusia, tetapi men- garah perilaku binatang. Ini mer- endahkan martabat manusia. Karenanya disebut ngeletehin gumi (membuat aib dunia). "Perbuatan itu dapat dikatakan perbuatan gu- matap gumitip," jelasnya. Sanksi itu biasanya berupa sanksi moral dan sanksi adat. Sank- si adat berupa upacara penyucian. Misalnya, untuk menetralisasi dosa PERBUATAN tak senonoh dilakukan Bambang. S alias Tan KC (60 tahun) terhadap Me alias Tan MS (15 tahun) di Negara. Kalau saja Tan KC bukan ayah kandung Me, barangkali hal itu bukan masalah serius. Perbuatan itu menjadi masalah lantaran Tan KC adalah ayah kandung Me. Entah apa alasannya, tega-teganya Tan KC "mencicipi" anak kandungnya itu, hingga melahirkan seorang bayi laki-laki, 12 Mei 1996 lalu (BP, 4/10). Bagaimana tanggapan pemuka agama terhadap kasus itu? Bolehkah seorang ayah menghamili anak gadisnya? Jika tidak, apa sanksinya? Berikut laporan wartawan Bali Post. bayi akibat tak senonohnya kedua orangtuanya. Ayah dan ibu bayi itu wajib melakukan upacara penyan- gaskara di rumahnya. Tujuannya, membersihkan bayi dari aib orang- tua. Kedua, upacara aci-aci dan pacaruan di desa. Ini dilakukan karena perbuatan seperti itu meru- pakan leteh (aib) besar terhadap moral dan nama baik masyarakat manusia di desa. Sebelum upacara dilakukan, satu keluarga itu dibuang di tempat terpencil dan dilarang mabhakti ke pura. Dalam pandangan Kristen, ayah yang menodai anak gadisnya sampai membuahkan keturunan, bukanlah khilaf. Melainkan sudah menunjukkan kalau perilaku ayah- nya itu dikuasai setan. Itu dike- mukakan Nyonya Mayor Andrias Mundung, seorang pemuka agama Kristen di Denpasar. Menurut Nyonya Mundung, terjadinya perilaku seksual seperti itu bukan melulu karena faktor laki-laki. Ada beberapa sebab yang patut dicurigai, di antaranya hubun- Orangtua yang menghamili anak kandung sendiri, itu tak ubahnya seperti hewan," paparnya. Menurutnya, orangtua wajib melindungi anak-anaknya, bukan mencelakakan. Jika sampai terjadi ayah menggauli anak gadisnya, bahkan sampai hamil, itu hukum- nya haram. Ayah yang menikahi anak tirinya hal mana sebagai hasil hubungan seksual dengan ibunya, juga diharamkan. Setan jadi baik, diperlukan wawasan keagamaan dan pengetahuan lain- nya. Karena itu, orangtua juga harus memiliki wawasan yang luas. Dari segi kejiwaan, dr. IGP Pan- teri mengemukakan, perbuatan Tan KC menyetubuhi dan menghamili Tan MS mencerminkan diri Tan KC kurang mendalami ajaran aga- terjadi karena basic ajaran agama ma dan keringnya iman. Itu bisa Tan KC rendah. gan yang tidak harmonis antara suami dan istri. Hubungan ini menyebabkan suami kesepian. Karena kesepian, anak pun "dici- Dia menawarkan langkah prak- cipi" sang ayah. Selain itu, tidak tis mengatasi hal itu yakni tinda- tertutup kemungkinan anak gadis kan sehari-hari harus mencermin- tersebut berperilaku mengundang kan diri dengan ajaran agama yang bahaya bagi dirinya. Seperti tampil dianut, sosial budaya harus seim- seronok yang menggoda birahi. bang, cinta dan kasih sayang sesa- Menurut Fransiskus Un Bian Seran S.Th, keluarga Kristen ad- melindungi kehidupan keluarga, ma anggota keluarga, mampu alah persekutuan hidup antara se- orang pria dan wanita yang diikat mendidik, mengupayakan perwu- Taufik As'adi, ketua umum judan ekonomi sesuai kemampuan, tali cinta. Keluarga ini terbuka ter- pimpinan wilayah Muhammad- dan melestarikan lingkungan. hadap keturunan, komit terhadap iyah Bali menambahkan, kasus tugas pendidikan anak-anaknya tersebut membuktikan bahwa pem- diterapkan, dia mengkhawatirkan Jika semua langkah itu tidak serta kesejahteraan sosial. binaan keluarga sebagai basic pem- akan terjadi kegoncangan. Salah Sementara itu Ketua Majelis binaan mental, moral dan spiritual satu goncangan itu adalah kegela- Ulama Indonesia (MUI) Denpasar bagi anak-anak, tidak diperhatikan. pan hati dan pikiran. Akibatnya, H. Wasil Abu Ali mengatakan, Perbuatan yang dilakukan Tan KC anak kandung dikira orang lain. tidak masuk akal seorang ayah itu, tambah dia, jelas bertentangan Maka, nafsu "mencicipi" pun berzinah dengan anak kandungn- dengan Islam, karena termasuk menjadi-jadi. ya. Alquran tidak menjelaskan hal perzinahan. Islam menolak segala itu. Tetapi ada kitab yang menye- bentuk perzinahan, termasuk pembantu rumah tangga yang ber- Hal sama bisa terjadi terhadap butkan kalau perbuatan itu bukan hubungan orangtua terhadap status gadis. Sering kali sang ayah untuk manusia, melainkan lebih anaknya, antarsaudara kandung merasa kesepian, dan hanya berko- pantas dilakukan binatang. "Bina- maupun bukan saudara (mukhrim). tang itu tak kenal anak dan ibu. Untuk dapat mendidik anak men- (Bersambung ke Hal 15 Kol 7) Pro Ter Semarapur Pengaju Seni Penca Karangdac sekali tanp mohonan Informas (7/10) ker lainnya, seb mohonan it ti Negara C Padahal, desa semes bang. "PSP ba kini din kurang aktif Negara Cab enggan dise Wakil K Nyoman W nya aparat lolosnya su tersebut." jangan sam Warniti. Karena Ke saa Singaraja Hansip Buleleng k saat ini din sanakan tug sip dihada Pemilu 199 Penilaia dalam sam ten III Sek membuka H B Hansip, han Pegaw Menuru dalam mel ketertiban d bisa kehila na itu pem program m tas, berker yang tingg bangunan Melalui langsung s pu mengha yang berb Su ya Gianyar ( Bupati gatkan, pir gawas yan hanya men melainkan untuk me lapangan. "Tidak melalui ha beri penga pembangu in. Sebelum uang Rp 2, Peliatan, B turut lima Dari ha Suryawan pekerjaan pimpinan justru beke Bupati Gia berbeda de Ka *Ko Amlapura Stabili masyaraka Karangase gamanan t pencoblosa ih mengop nya tahapa diharapka Pemilu 19 Itu disa kol CZI. Karangase tampil seb tapan lang 1997 di G (7/10) ken Menur terjadi bela dalam tub berkedok masyarak masyaraka Singar Gru mengar wakili Teater Itu dik Ketut 10) pag nerima Sela Utara i tika me marin, yang d tingkat Me dari B tiba Se Pemda kan, ac sur Bu pati bersam gan m Pac man a kung, anyak Musta-
