Tipe: Koran
Tanggal: 2017-02-13
Halaman: 06
Konten
posona indonesia Strategi Memikat WISATAWAN MANCANEGARA Daya tarik tidak hanya lewat musik dan kuliner. KORNELIS KAHA/ANTARA WISATA AIR TERJUN MAUHALEK WILDA FIZRIYANI SMUVE /ilayah negeri kita tercinta berbatasan dengan Papua Nugini (Papua), Filipina (Sulawesi), Singapura (Kepri), Malaysia (Kalimantan), dan Timor Timur (NTT). Sebenarnya, belajar dari negara lain, kawasan perbatasan bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke negara kita. Banyak negara telah sukses memanfaatkan kawa- san perbatasan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing. Pariwisata di kawasan perbatasan sa- ngat potensial, terutama di perbatasan darat. Istilah kerennya adalah cross border tourism. Misalnya saja Belanda yang tahun lalu kedatangan 14 juta wisatawan, 13 juta di antaranya merupakan turis dari negara-ne- gara tetangganya, yakni Jerman, Belgia, dan Prancis. Di Indonesia, langkah serius menggarap pariwisata di perbatasan telah digulirkan dengan menggelar Won- derful Indonesia Festival berupa konser musik di Aruk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, pada akhir Feb- ruari lalu. Ketika itu, jumlah pelintas batas negara dari Kuching ke Aruk meningkat 10 kali lipat dari hari biasa. Nah, demi memikat makin banyak wisatawan da- tang ke Tanah Air, pemerintah berusaha memberikan berbagai kemudahan. Salah satu langkah yang dila- kukan pemerintah adalah pembebasan visa. Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Luar Negeri Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengakui, dampak bebas visa sebenarnya baru bisa disimpulkan setelah tiga tahun. Namun, selama evaluasi yang telah dilakukan Kemenpar, kebijakan bebas visa memiliki pengaruh sangat besar terhadap kedatangan turis asing. Namun, kebijakan bebas visa juga harus tetap di- pantau pemerintah. Wakil Ketua Asosiasi Travel Indo- nesia (Asita), Rudiana, mengatakan, kebijakan bebas Kerja Sama Lintas Sektor SZ126200 visa yang diberlakukan Indonesia untuk beberapa negara tampaknya perlu dibarengi dengan pengetatan keamanan di dalam negeri. Mak- sudnya, jangan sampai kebijakan be- bas visa dimanfaatkan turis tidak bertanggung jawab di Tanah Air. Wilayah perbatasan pun menjadi andalan untuk menggaet lebih ba- nyak wisatawan mancanegara (wis- man) memasuki Tanah Air. Pitana mengatakan, ada potensi luar biasa dari pelancong yang dekat dengan perbatasan. Ia men- contohkan, para pelancong dari perbatasan Indonesia dengan Malaysia, Singapura, Papua Nugini, dan Timor Leste. "Kita punya banyak, mestinya kita berusaha menjaring mereka untuk datang," kata Pitana. Untuk menarik wisatawan asing, pemerintah gen- car mempromosikan keindahan di wilayah perbatasan dengan negara lain. Beragam media, dari cetak, elek- tronik, bahkan hingga digital terus dilancarkan. Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Asia Tenggara Kementerian Pariwisata Eddy Susilo mengatakan, pro- mosi perbatasan Indonesia sudah dilakukan di berbagai media. Seperti pada pengalaman sebelumnya, di daerah perbatasan mengadakan festival untuk menarik negara tetangga, khususnya dari Kuching, Malaysia ke Tanah Air. ntuk meningkatkan potensi wisata di daerah perbatasan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI telah lama menyelenggarakan program cross- border tourism (CBT) atau wisata lintas batas. Menurut Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Luar Negeri Kemenpar Gde Pitana, pelaksanaan program ini tidak hanya dilatarbelakangi dari kondisi perbatasan di Indonesia, tapi hal demikian sudah umum dilakukan negara-negara lain. "Inilah pengalaman negara lain, seperti Prancis yang jumlah wisatawan lintas. batas negaranya sangat tinggi, baik dari Belanda, Belgia dan sebagainya," ujar Pitana saat ditemui Republika di Universitas Prasetya Mulya Cilandak, Jakarta, Kamis (9/2). Pada umumnya, Pitana menilai, potensi wisata di wilayah perbatasan sangat besar dan luar biasa. Indonesia memiliki banyak hal yang tidak dipunyai negara lain. Seperti halnya budaya Suku Dayak yang tidak ada di Malaysia ataupun Brunei Darussalam, tetapi hanya terdapat di Kalimantan. Dalam hal promosi, kerja sama turut dijalankan dengan pemerintahan di negara tetangga. Dan, yang paling terpenting dengan Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI). "Kita coba untuk di radio Kuching, ada kegiatan nih, siapa yang mau mengunjungi. Kita mengadakan semacam pertunjukan musik," kata Eddy. Ajang yang dilakukan dalam promosi tersebut biasanya yang disukai oleh masyarakat, baik di dalam negeri maupun di seberang. Menurut Eddy, biasanya mereka sangat menyukai musik bergenre dangdut. Sebelumnya memang telah disurvei, apa yang disukai oleh penduduk di sana. Bahkan, terkadang juga turut mengundang penyanyi terkenal dari Kuching. "Kami bekerja sama dengan media di sana, promosi dilakukan di media elektronik, surat kabar, dan yang bersifat daring kita upayakan," ungkapnya. Kegiatan tersebut sebenarnya sudah menjadi Pemandangan alam wilayah perbatasan juga tak kalah hebatnya. Belum lagi dengan wisata di Batam ataupun Pulau Bintan yang tidak ada Wisata Perbatasan POS LINTAS BATAS ENTIKONG, SANGGAU, KALIMANTAN BARAT RAUX $93 Sn di Singapura. "Mereka akan senang kalau menyelam di sana," ujar dia. Namun, di antara semua hal itu, Pitana tidak menampik, kerap menemukan kendala dan tantangan di lapangan. Salah satunya, yakni kendala pada aspek amenitas. Banyak wisatawan seperti Singapura dan Malaysia yang tak kebagian tempat penginapan di Pulau Bintan saat hari libur. Demikian pula, warga masyarakat Kuching, Malaysia, saat mengunjungi Entikong, Kalimantan Barat atau ketika wisatawan Dili, Timor Leste, saat hendak menikmati wisata di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT). "Hotel banyak yang belum memadai," ujar Pitana. kebutuhan dari penduduk yang berada di wilayah perbatasan. Beberapa dari mereka sudah mengetahui adanya festival meskipun bukan dari media. Eddy menjelaskan, dengan adanya promosi melalui media, lebih kepada memberikan informasi secara lengkap mengenai kegiatan di wilayah perbatasan sehingga pemerintah Malaysia bisa memberikan wawasan, yakni di negeri tetangga ada tempat wisata meskipun festival tersebut dibuat untuk adanya keramaian terlebih dahulu. Dengan adanya program CBT, Pitana mengatakan, diharapkan dapat memajukan ekonomi di perbatasan. Geliat orang yang datang nantinya bisa menumbuhkan jumlah warung, pasar, pedagang, dan penginapan. "Apa pun bentuk penginapannya, bisa hotel, homestay, dan rumah tinggal yang semua itu bayar semoga dapat meningkat," ujar dia. Sementara, untuk menghadapi segala kendala yang ada, Pitana mengatakan, pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat ataupun negara lain. Beberapa di antaranya seperti lintas-lembaga, dengan gubernur, bupati atau wali kota setempat, dan bersama negara tetangga. Koordinasi juga dilakukan dengan KJRI yang diharapkan dapat membantu mempromosikan wisata di perbatasan. MN KANWA/ANTARA Untuk menarik minat para wisman berkunjung ke Indonesia, pemerintah pun menelaah dengan detail ke- kayaan budaya lokal. "Di tiap daerah perbatasan, kami mencoba memenuhi kebutuhan masyarakat setempat terhadap kekayaan budaya Indonesia," kata Pitana. Di Atambua, NTT, contohnya, pacuan kuda lebih menarik bagi warga negara tetangga. Di Batam dan Bintan, Kepri, turnamen golf dan tur sepeda mampu menyedot perhatian masyarakat Singapura dan Ma- laysia. "Setelah disurvei, rupanya warga perbatasan Entikong-Sarawak sangat menggandrungi dangdut dan pop Melayu," ungkap Pitana. Di kesempatan lain, pengamat pariwisata dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof HM Baiquni ISMAR PATRIZKI/ANTARA Kedua genre tersebut lantas dipakai sebagai magnet pemikat warga Sarawak, bahkan Brunei Darussalam untuk datang ke lokasi konser musik Wonderful In- donesia Festival di lapangan Patoka, Entikong. Lapangan berlatar perbukitan ini berjarak sekitar 15 menit dari pos lintas batas negara. "Konser seperti ini jika diadakan berkelanjutan dan digarap serius oleh pemda, efeknya bukan saja akan membuat ekonomi bergeliat, melainkan juga turut mendukung stabilitas sosial dan politik, pengembangan budaya, dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Pitana.ed: endah hapsari mengatakan, hal serupa ihwal kendala dalam mengembangkan wisata di perbatasan. Selain masalah amenitas, akses yang mudah juga sangat dibutuhkan, terutama untuk wisatawan mancanegara agar mudah masuk. Sebab, ini nantinya akan dapat membantu perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya di wilayah perbatasan. Agar semakin berkembang, Baiquni menyatakan, pemerintah pusat maupun daerah mau tidak mau harus bekerja sama lintas-sektor. "Seperti dengan kemaritiman ataupun kelautan, industri, dan sebagainya. Dan, jangan lupa untuk angkat kebijakan di wilayah tersebut yang akan bantu wisata di sana," kata dia. Di sisi lain, masalah keamanan juga penting untuk diperhatikan. Petugas imigrasi ataupun keamanan perlu memastikan kondisi tersebut teratasi. Terlebih lagi masyarakat perbatasan yang tentunya akan banyak berinteraksi dengan negara tetangga. Hal yang juga perlu diwaspadai dari aspek ini, yakni pengawasan ketat atas penyelundupan yang kemungkinan besar dapat terjadi. Secara umum, Baiquni menegaskan, pariwisata memang harus menjadi bagian penting dalam menggenjot roda ekonomi di Indonesia terutama wilayah perbatasan. Masyarakat pun nantinya akan memperoleh pemasukan pendapatan yang cukup dengan kegiatan ini. Untuk itu, dia berharap, pemerintah pusat ataupun daerah dapat meningkatkan potensi ini termasuk mengatasi segala kendala yang ada.ed: endah hapsari Color Rendition Chart TEESA MAY/ANTARA KUDA Pesona DI TAPAL RIZKYAN ADIYUDHA CAN C uaca terik yang m pangan Patoka, En membuat semang Firman Siagian lu berbincang, dia me antusias giliran tampil di ko Wonderful Indonesia Festival Kalimantan Barat, beberapa Inilah konser yang sengaja di terian Pariwisata (Kemenpar) gaet turis dari negara tetangga Di atas panggung, Siti Liz tampil. Ia menjalin interaksi yan ik dengan penonton. Penyanyi ya kerap diidentikkan dengan pe dang dari Malaysia, Siti Nurhaliz goyang Entikong dengan enam puler, di antaranya "Laksmana R "Sok Ganteng", dan "Cintaku Is Menyesuaikan dengan m yang disandangnya, Liza memi wakan lagu Iyeth Bustami dan liza untuk melengkapi daftar pribadinya. "Siapa yang dari Ma nya Liza di sela-sela penampila Dia tak kuasa menghitung ngan yang terangkat menyambu annya tersebut. "Saya tak men nyak juga yang datang dari Mala nya terharu. 4cm Usai membawakan lagu ter pamit dari panggung. Giliran F tiba. Menyanyikan enam lagu, i kan dua tembang. "Lagu 'Kehila rupakan single dari 2010 dan rindu-rindunya' adalah lagu populerkan oleh Spoon, band a sia," ujar Firman. Kehadiran panggung musil terbukti ampuh untuk menarik r ga setempat bahkan hingga masy geri tetangga untuk menyamba kesenian ini. Daya pikat musik: tak ayal menjadi magnet kuat ya untuk memikat banyak orang ram memenuhi lapangan tempat p acara berlangsung. Tidak hanya di Entikong, ke serupa juga tampak di Atambua. perti ketika Slank dan Jamrud Crossborder Festival Atambua, 25 ribu manusia berkumpul di sat Dan di festival berikutnya, jumla tonnya pun semakin bertambah d ke waktu. Inilah daya pikat pariwisata lin
