Tipe: Koran
Tanggal: 2017-02-13
Halaman: 16
Konten
16 Pareto KAWASAN INDUSTRI MOROWALI RP 78 TRILIUN Geliat Hilirisasi di Morowali adalah Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah. Kawasan industri ini difokuskan pada pembangunan industri pengolahan dan pemur- nian mineral logam atau smelter dengan bahan dasar nikel. NILAI INVESTASI FOKUS BISNIS Pengolahan dan pemurnian logam atau bahan dasar nikel. INTAN PRATIWI PROYEKSI SERAPAN TENAGA KERJA Tenaga kerja langsung 20 ribu orang. Tenaga kerja tidak langsung 80 ribu orang. 20 RIBU HEKTARE Hilirisasi industri dapat memperluas lapangan pekerjaan. LUAS LAHAN S ebagai negara kaya sumber daya alam (SDA), Indonesia sudah se- patutnya mengembangkan hiliri- sasi industri. Hilirisasi dapat mem- berikan nilai tambah bagi pereko- nomian mulai, dari penyerapan tenaga kerja hingga peningkatan investasi. OLEH INTAN PRATIWI Pemerintah menargetkan membentuk 14 kawasan industri di luar Jawa. Salah satunya enteri Energi dan Sumber M Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan, penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara bertujuan untuk memperbaiki mekanisme yang dijalankan selama ini. Setidaknya, ada empat poin paling krusial dalam peraturan tersebut. Sumber: Kemenperin Jonan mengatakan, poin pertama adalah mengenai ketentuan tentang divestasi saham secara bertahap sampai dengan 51 persen. "Ini penting. Semua pemegang kontrak karya (KK) dan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) wajib melakukan divestasi saham," ujar Jonan, belum lama ini. Poin penting lainnya adalah mengenai perubahan jangka waktu permohonan perpanjangan untuk izin usaha pertambangan (IUP) dan IUPK. Permohonan perpanjangan izin dilakukan paling cepat lima tahun sebelum berakhirnya jangka waktu izin usaha. Ketiga, pemerintah mengatur harga patokan penjualan mineral dan batu bara. "Kita yang akan Republika mendapat kesempatan mengun- jungi Kawasan Industri Morowali pada Januari kemarin. Di sana, ada tujuh perusahaan tam- bang nikel yang mengelola proses industri dari hulu, penambangan nikel ore, serta pengolahan hingga berbentuk lempengan stainless steel atau baja tahan karat. Kawasan yang mulai di- bangun pada 2007 tersebut sudah memiliki delapan smelter. CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Baru mengatakan, pada 2007 perusahaan mulai melakukan penam- bangan dan melakukan produksi sebanyak 3,5 juta ton pada 2013. Terbitnya UU Nomor 4 Ta- hun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara membuat pabrik memutuskan untuk membangun smelter. Setelah melakukan pene- litian dan studi kelayakan, IMIP akhirnya me- lakukan dua penandatanganan dengan peme- rintah daerah setempat. Pertama terkait pemba- ngunan perumahan karyawan, power plant. Sedangkan perjanjian kedua untuk pemba- ngunan smelter. Semua komponen tersebut berdiri di luas tanah sekitar 2 ribu hektare dan menjadi kawasan industri terpadu. "Kami berada di lingkungan hijau di mana masyarakat juga menuntut untuk kami bisa memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Kami sejak awal berkomitmen untuk memba- ngun smelter," ujar Alexander di kompleks Ka- wasan Industri Morowali. Kawasan ini awalnya terdiri atas tiga per- usahaan besar. Mereka kemudian membangun anak usaha di sektor power plant dan smelter. www SURF Saat ini, sudah ada delapan pabrik smelter de- ngan kapasitas 300 ribu ton feronikel. Pada April 2014, PT CMS dengan PT Quang Ching, salah satu BUMN di Cina, membangun pabrik pemurnian dengan kapasitas 600 ribu ton feronikel. Tahap kedua, pengembangan pabrik smelter dengan kapasitas produksi 900 ribu ton feronikel. Untuk menyokong tiga pabrik tersebut, IMPI kembali membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 4 kali 30 megawatt. Smelter keempat dibangun dengan kapasitas 600 ribu feronikel. Rencananya, proyek ini akan selesai pada April 2017. Total keseluruhan kapasitas produksi pabrik smelter yang dimiliki IMIP sekitar 1,5 juta ton feronikel. IMIP juga berencana membangun pabrik dengan kapasitas dua juta ton stainless steel. Untuk mendukung produksi smelter bahan peleburan ketiga ini, IMIP membutuhkan tam- bahan krom guna meleburkan feronikel men- jadi bahan stainless steel. "Nilai investasi diperkirakan mencapai 4 triliun dolar AS. Pabrik ini nantinya bisa mem- produksi low grade stainless steel seri 200 un- tuk bahan pagar," ujar pria yang akrab disapa Alex. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Kawasan Industri Morowali men- jadi salah satu prioritas pemerintah dalam pengembangan 14 kawasan industri di luar Jawa. Pemerintah ingin produktivitas hilirisasi yang menjadi rencana Presiden Joko Widodo. Selain itu, Airlangga menilai, pembangunan kawasan industri bisa mendatangkan manfaat jangka panjang untuk keberlangsungan indus- tri mineral dan batu bara di Indonesia. Untuk memberikan panduan kepada in- dustri terkait pembangunan fasilitas pemur- smelter. Membangun itu butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit. Tidak semua mineral itu bisa langsung diolah-langsung," ujar dia. REPUBLIKA SENIN, 13 FEBRUARI 2017 la mengatakan, pemerintah juga harus membuat industri yang terintegrasi dari hulu ke hilir. "Intinya, kita memang harus hati-hati. Tapi, Ilustrasi nian, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 terkait Pe- laksanan Kegiatan Mineral dan Batu Bara. Air- langga mengatakan, pemerintah tidak ingin membuat peraturan begitu saja tanpa adanya campur tangan pemerintah. Pengawalan ter- hadap pembangunan smelter terus dilakukan, juga didukung dengan pengawalan pemben- tukan kawasan industri agar rencana hilirisasi di Indonesia bisa berjalan lancar. Empat Poin Penting Aturan Baru Pertambangan menentukan patokannya bagaimana," tutur Jonan. Sedangkan faktor keempat, kata Jonan, PP tersebut mewajibkan perusahaan pemegang kontrak karya mengubah izinnya menjadi IUPK untuk keperluan pengeksporan konsentrat. Juga mewajibkan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian dalam lima tahun. "Kalau mengubah IUPK boleh ekspor hasil konsentrat. Jika tidak, silahkan ekspor yang sudah dimurnikan," tuturnya. Pengamat Energi Fabby Tumiwa menilai, pemerintah belum mempunyai skema dan roadmap yang jelas terkait proses hilirisasi. Pembangunan kawasan industri memang bisa menjadi salah satu solusi. Namun, ungkapnya, persoalan hilirisasi bukan sekadar pemurnian. Dia mengatakan, mengingat banyaknya jenis mineral yang dimiliki Indonesia, pemerintah perlu melakukan hitungan yang jelas mana mineral yang memang bisa dikuatkan potensinya dalam hilirisasi, dan mana yang memang lebih ekonomis untuk diekspor dalam bentuk mentah. "Wacana hilirisasi ini masih terjebak dalam hal pembangunan Menurut Airlangga, Kemenperin memfasi- litasi pengembangan 14 kawasan industri di luar Pulau Jawa untuk mengakselerasi cita-cita pemerintah memeratakan penyebaran industri dan melakukan pembangunan yang Indonesia sentris. REUTERS "Keberadaan industri-industri di kawasan ini akan memberikan efek berganda bagi per- ekonomian daerah dan nasional, sehingga mampu menyejahterakan masyarakat," tutur- nya. Airlangga menambahkan, kawasan Industri Morowali turut mendorong langkah pemerintah dalam program hilirisasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri. Perkembangan pembangunan industri pe- murnian nikel dan fasilitas pendukung lainnya di Kawasan Industri Morowali antara lain telah beroperasinya industri smelter feronikel PT Sulawesi Mining Investment yang berkapasitas 300 ribu ton per tahun sejak Januari 2015. Air- langga mengatakan, pabrik ini didukung satu unit PLTU dengan kapasitas 2x65 MW. "Pada tahun 2015, perusahaan telah menghasilkan nickel pig iron (NPI) sebanyak 215.784,11 ton per tahun," ujar Airlangga. Selanjutnya, sejak Januari 2016, telah ber- operasi industri smelter feronikel PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry dengan kapasitas 600 ribu ton per tahun. Pada awal 2016, perusahaan mencatatkan produksi sebanyak 193.806 ton. Selain itu, terdapat pula industri smelter feronikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel dengan target kapasitas 600 ribu ton per tahun dan stainless steel sebanyak satu juta ton per tahun. Saat ini, proses pembangunannya mencapai 60 persen. Airlangga mengatakan, industri nikel dan baja memang sudah sangat pesat dalam proses hilirisasi. Hal ini terlihat dari realisasi proses hulu dan hilir yang berada di satu kawasan yang salah satunya dimiliki oleh Kawasan Industri Morowali, Kawasan Industri ANTAM, dan yang dimiliki Inalum.ed: satria kartika yudha REUTERS Ilustrasi ekspor bahan mentah kalau tidak memberikan nilai ekonomi bagi lingkungan juga bahaya," ucap dia. ed: satria kartika yudha khazanah mozaik Antoch Tyre Palmyra Berber Silver Tadelakt Lamps OLEH FUJI PRATIWI Jalur Bentan Dagang Berkat jalur ini, Islam berhasil disebarkan Color Rendition Chart Anatolian Kilim Turkis ke wilayah pesisir India oleh saudagar Arab dan diteruskan bangsa Turki ke utara. D alam sebuah novel, Life. the Silk Road, dikisahka orang saudagar bernama naivandak melintasi Jalur menuju Cina. Jalur ini di puh karena dua alasan, yakni kecintaan naivandak pada pemandangan pegunu dan bisnis yang harus ia kelola. Selam tahun, ia melawan para begundal yan jarang melakukan kekerasan kepada sauc atau penjelajah yang melintasi jalur itu. Nanaivandak sempat berhenti Chang'an untuk menjual sebagian mit misk, kerajinan perak, dan batu muli. sana, yang ia temui adalah pembeli den bahasa ibu berbeda. Dengan wajah dan berpakaian tersendiri, tampilan Nanaivan bisa dibedakan dari orang-orang bangsa ki, Cina, dan Tibet yang tinggal di sana. tahun-tahun kemudian, Jalur Sutra men lazim di antara orang-orang Cina. Dalam literatur lain, Doudou Diene- menulis pembukaan dalam buku The Roads: Highways of Culture and Comm mengungkapkan, Jalur Sutra tak hanya bentang untuk kepentingan bisnis, tapi_ jadi jalur cepat pembauran budaya Timur Barat. Sementara, Whitfield menggam kan Jalur Sutra sebagai pertukaran aru Asia Tengah, dari barang kasat mata hir nilai-nilai yang dibawa manusia. Buddhisme dan Islam bertemu di be gai tempat. Pada saat yang sama, perdaga an membuat berbagai negara mulai ter Bukhara Merve Hamadan Samarkand Herat 4cm Aksu Kashgar Balkh Srinagar
