Tipe: Koran
Tanggal: 1990-01-07
Halaman: 04
Konten
4cm HALAMAN IV Proses Kelahiran Dua Sajak: Bila Ilham Mengobsesi Sang Penyair ni sebuah peristiwa nyata. percayai. Memang, ilham bersi- fat sangat pribadi bagi setiap penyair. Betapa pun persisnya sebuah obyek yang melahirkan ilham bagi dua orang penyair, obyek itu akan berubah menja- di cermin pribadi setiap penyair pada saat bersentuhan dengan batinnya. Ilham tak selalu dengan sege- ra melahirkan karya. Terka- dang jalan yang ditempuh sa- ngat singkat; tetapi terkadang sangat panjang dengan segala macam liku-liku yang bersifat rasional, irasional, aneh dan misterius. Inilah sebuah proses kreatif yang mengawali lahir- nya puisi dan semua bentuk ka- rya seni, malahan seluruh ben- tuk karya-budaya manusia. TARIAN CAK TENGAH MALAM Ada baiknya proses itu saya nukilkan sebagai sebuah kasus nyata yang secara kebetulan melibatkan diri saya. Malam hari, pertengahan bul- an November 1989 saya me- nyaksikan pertunjukan tari Cak di halaman sebuah pura. Waktu itu hari Purnama (bulan pe- nuh). Di pura itu sedang dilang- sungkan Piodalan (upacara be- sar). Tepat tengah malam per- tunjukan dimulai. Sekelompok penari laki-laki berkain hitam dan loreng keluar dari gerbang pura menuju ke halaman. Suara teater total. Nyoman Tusthi Eddy ; Seribu kaki, seribu tangan menancap bumi goyah Seribu kaki, seribu tangan menjulurkan bayang-bayang menggapai kelam langit menghentak lelap pusaka-purba raja digjaya, sejuta bala kera sinar neon memucat gelap pun ditelan tarian obor Bayangan beribu jari gemuruh dalam suara CAK Seribu kaki, seribu tangan memijak bumi bergoyang Malam menua di pucuk gapura langit pun terbuka Di setiap mata kera meleleh kesumat lama Alengka, api bakal padam gelap akan mengunyah nyala-durhaka Rahwana Seribu kaki, seribu tangan Rama tengah meredam duka rindu tersandung bayang-bayang Sita entah di mana Laksamana yang setia tembang-duka perjaka bagi ipar dan saudara Seribu kaki, seribu tangan gemuruh hentak bala kera cak, cak, cak gemuruh memenu- kera kecil yang diperankan oleh anak-anak menyusul kemudian. Setelah menampilkan beber- apa gerakan teateral khas tea- ter rakyat Rama dan Laksama na keluar menyeruak ke tengah penari Cak. Suara cak, cak, cak, semakin gemuruh. Sementara adegan Rama/ Laksamana berlangsung de- ngan latar penari Cak, dalam pura dilangsungkan semadi khusuk oleh seorang pemeran yang akan membawakan peran Rangda. Dalam konteks lakon tokoh ini akan berperan sebagai kekuatan spiritual yang akan membisikkan "suara gaib" ke- pada Rama bahwa nasib Sita tak perlu dikhawatirkan. Keangkaraan Rawana (raksasa yang mencuri Sita) segera akan berakhir. Tokoh Rangda keluar dari pu- .ra. Beberapa orang wanita yang berada di luar konteks per- tunjukan mengalami trance. Keadaan menjadi agak kacau Karena batas-batas pertunju- kan menjadi kabur. Orang yang mengalami trance berubah menjadi pertunjukan yang sulit dipisahkan dengan pertunju- kan Cak. Di mata saya pertunju- kan itu menjelma menjadi se- Lima hari setelah peristiwa itu saya mendaki Bukit Lem- puyang untuk sembahyang ber- sama keluarga. Tiba di pelatar- an luar pura saya duduk di ba- wah sebatang pohon-yang tam- buah teater absurd sekaligus paknya seperti pohon bodhi -- Bara birahi, menyala membakar dendami Rawana telah menapak di gerbang gelap Kutuk Dewa tak mungkin dibasuhnya hidup abadi dalam papa ● ● ● an dipermainkan angin, melain- kan secara tak terduga saya ter- Oleh: Nyoman Tusthi Eddy ingat kembali kisah Sidartha yang memperoleh kebangkitan Budha di bawah pohon Bodhi. Segala macam siksa duniawi lu- ruhlah pada saat itu dari diri Si- dartha. Yang tinggal hanyalah nyala kesadaran Budha. Pada saat saya menyaksikan teater total, saya merasa suasa- na malam itu mengantarkan ha- ti nurani saya ke masa silam di Alengka. Tentu imajinasi saya lebih berperan dibandingkan pikiran saya. Kisah Ramayana yang sudah klasik dan beku itu menjadi marak dan memper- oleh makna baru. Makna apa- kah itu? Saya tak persis tahu. Fragmen-fragmen Ramayana datang berhamburan ke dalam hati dan imajinasi saya dan ma- sing-masing berkecambah, lalu membentuk suatu wujud. Wu- jud yang terbentuk saling mengikat, saling memperkuat dan saling mengembangkan, se- hingga wujud itu mendesak ke permukaan. Saya merasa diun- tit, merasa dituntut siang- malam untuk mengucapkan ge- rumbulan fragmen-fragmen itu yang telah membentuk dirinya sendiri. Dalam keadaan seperti itu bahasa verbal menjadi alat yang serba mungkin untuk mengalirkannya ke dalam ucap- an atau ke atas kertas. Nyoman Tusthi Eddy: TARIAN DAUN-DAUN BODHI Belai angin menitipkan nyanyian hatimu pada daun-daun Bodhi luruh melepas langit di depan mata bulan Telah kau lintasi gerbang-sepi kehidupan pasung-abadi luka dunia Malam tak menyapa hatimu dibawa terlunta kebimbangan antara istana dan nirwana bunga yang rendah dan jangka. waktu yang panjang. Silahkan hubungi kami Direksi Telah luruh daun-daun Bodhi tercampak pula buah hati duniawi Tarian malam menyapu bulan menuntun nyanyian mengalirkan sungai keheningan BS Tabungan dengan suku bunga yang bervariasi: 1. Pengendapan Rp. 1.000.000,-bunga 1,2% perbulan = 14,4% per tahun. 2. Pengendapan Rp. 3.000.000,-bunga 1,25% per bulan = 15% per tahun. 3. Pengendapan Rp. 5.000.000,-keatas bunga 1,3% per bulan =15,6% per tahun. Setiap penabung mendapat hadiah merata di akhir tahun sesuai dengan saldo dan lamanya pengendapan. Bodhi dan Bodhgaya Sidartha telah menjelma Tapak-lelah, asin keringat dan ragi samsara sirna dalam purnama Tarian daun-daun Bodhi melantunkan tembang surgawi M.A.I. Bank Pasar SARI SEDANA Jl. Diponogoro No. 228 Tel.: 24025, 32173,35308 Sanglah-Denpasar Deposito dengan bunga yang menarik. Petugas- petugas kami siap antar jemput semua ta- bungan dan deposito kealamat anda. Pinjaman dengan proses yang cepat, sesuai dengan teknis perbankan. . Mencicilkan sepeda motor dari segala jenis dan tipe dengan uang muka yang ringan, untuk melepaskan lelah. Angin kencang datang bertiup dan ra- tusan daun-daun pohon itu lu- ruh meninggalkan rantingnya. Saya terpana; bukan karena Mengajarkan Menulis Puisi te- lam mengarang tergantung pa- mengagumi indahnya dedaun Sguh pada instuisi sebagai da ketrampilannya mengguna- faktor dasar penciptaan puisi akan menganggap topik ini se- bagai "omong kosong" belaka. Kalau menulis puisi bisa diajar- kan maka penyair pun bisa "dicetak". Potensi puitik dan in- tuisi dalam diri seseorang akan kehilangan arti. ngan pengungkapan ide dalam kehidupan sehari-hari. "Bermain-main dengan kata", adalah suatu kegiatan yang pa- ling tepat dan menarik dalam melatih ketrampilan berbahasa untuk menulis puisi. Arti "bermain-main" bukan semba- rang "mempermainkan" tanpa kan bahasa. Betapa pun hebat- nya dan indahnya ide dan kon- sep yang hendak disajikan, se- muanya akan gagal bila ia gagal mengungkapkannya dalam ben- tuk bahasa. Berdasarkan ke- nyataan ini mengajarkan menu- lis puisi dapat dimulai dari me- latih ketrampilan mengguna- kan bahasa seperti halnya mengajarkan mengarang pada umumnya. Dalam latihan ini va- riasinya lebih luas dan jangkau- an kemungkinannya lebih kom- pleks. Sebab menyajikan/ mengungkapkan ide dalam ben- tuk puisi sangat berbeda dalam gayanya bila dibandingkan de- aturan main. Dalam konteks ini terkandung makna mengguna- kan kata dalam berbagai variasi sintaksis dan mencobanya da- lam berbagai kemungkinan yang dalam kebiasaan sehari- hari tidak pernah kita jumpai. Membolak-balik letak kata da- kalimat lam merupakan "permainan" awal yang paling sederhana. Actre Setiap helai daun yang luruh seperti sepotong kata yang mengucapkan kembali kisah- panjang manusia Sidartha da- lam perjalanannya mencari ke- Helai-helai sadaran Budha. daun itu mengungkit kembali jaman ribuan tahun silam me- nunjukkan kisah sejati seorang manusia bernama Sidartha. Seperti halnya kasus pertama tadi peristiwa ini pun marak da- lam bentuk fragmen-fragmen yang telah laten sebagai hasil proses pengalaman budaya. Hal ini pun mendesak minta diucap kan. Rasanya ada sesuatu yang mengganjal bila saya mencoba melupakannya. Sebaliknya ka- ta-kata begitu akrab dan jinak ditangkap - meski beberapa buah saja - bila bentuk-bentuk pengalaman yang marak itu di- ladeni. Apakah ini sebuah proses kreatif? Tentu saja. Ini adalah salah satu tipe proses kreatif seorang penyair. Sesuai dengan sifat khas proses kreatif, yaitu sangat personal bagi seorang penyair, kedua peristiwa tadi dapat memunculkan berbagai memori atau ide, atau sama se- kali tidak menggugah hati. Seo- rang penyair tidak dapat memu- ji sebuah ilham yang mengobse- si dirinya bila ia bertindak de- mikian untuk penyair lain. Se- baliknya ia pun tidak boleh ap- riori terhadap suatu peristiwa- betapa pun tak berartinya per- istiwa itu bila ia menyatakan sikap itu buat penyair lain yang terobsesi. Kedua peristiwa di depan ta- di, yang secara kebetulan saya alami, memberikan bukti bah- wa puisi tidak lepas dari reali- tas faktual. Rasanya saya tak mungkin lagi memberikan mak- na baru kepada kisah perjalan- an-pembuangan Rama dalam Ramayana atau kisah pencarian kesadaran Budha bagi Sidartha, jika tak ada lagi peristiwa fak- tual yang mengobsesi saya. Realitas faktual tenggelam dalam puisi karena realitas itu mengalami pertumbuhan untuk membentuk dirinya sendiri menjadi realitas baru. Namun dalam wujudnya yang baru rea- litas faktual yang mendasarinya tetap terkandung sebagai unsur gaib (tak tampak). Soal yang tidak kurang pen- tingnya ialah tidak ada suatu hal atau peristiwa menjadi basi sebagai ilham. Peristiwa atau hal yang sama secara berulang bisa tetap segar sebagai ilham, karena setiap penyair member- ikan makna baru berdasarkan pengalaman-budaya sang pe- nyair. Inilah sebabnya tema yang sama bagi dua orang pe- nyair dapat melahirkan dua ka- rya otentik dengan gayanya ma- sing-masing. Kadar proses kreatif sebagai akibat terobsesinya penyair oleh ilham tergantung pada ba- nyak faktor. Tidak semua faktor dapat dihayati dan dijabarkan dalam bahasa verbal. Faktor pa- ling permukaan adalah kondisi nyata fisik dan psikis sang pe- nyair. Menyusul kemudian sua- sana yang melingkupi dirinya dan kepekaan intuitifnya dalam. menangkap momen puitik. Da- lam aspek intuisi inilah terda- pat potensi yang sangat pribadi dan wujudnya sulit dijabarkan secara verbal. Dalam dua kasus tadi timbul- HOND Bali Post Anda Tunggu Di Rumah. Kami Datang. Dari satu sisi anggapan itu be- nar. Sebab sampai saat ini be- lum ada guru spesialis puisi, me- tode mengajarkan menulis pui- si, fakultas keguruan jurusan puisi, dan hal-hal lain yang ter- kait di dalamnya. Namun de- mikian memang benarkah me- nulis/mencipta puisi sama seka- li tidak bisa diajarkan kepada seseorang? Bertolak dari pertanyaan itu saya mencoba merumuskan se- buah pengalaman yang melibat- kan saya dan siswa asuhan saya menulis puisi. Rumusan peng- dalam proses kegiatan tulis- alaman ini sekaligus member- ikan jawaban atas pertanyaan tadi. Kalau menulis puisi tidak bisa diajarkan, apa sebabnya dan kalau bisa diajarkan sejauh mana peranan seorang guru yang mengajarkan dan sejauh mana peranan seorang siswa. BERMAIN-MAIN DENGAN KATA Dengan mengabaikan untuk sementara faktor-faktor lain, maka secara struktural proses menulis puisi tidak berbeda de- ngan menulis karangan lainnya. Mengarang tidak lain dari me- nyampaikan ide atau konsep da- lam bentuk bahasa tulis. De- mikian pula halnya menulis puisi. Keberhasilan seseorang da- nya kembali suasana mistis yang telah silam dan berkemb- angnya suasana magis yang me- lingkungi diri penyair merupa- kan unsur ilham yang terpen- ting. Selebihnya tergantung pa- da kepekaan batin penyair. Sua- sana yang ditimbulkan oleh tarian Cak dan luruhnya daun- daun bodhi, dapat berhenti pa- da kisah klasik sebagai unsu budaya semata; atau dapat pula menyeruak lebih jauh kebalik hakikat kisah itu. Dalam hal ini sang penyair tidak dapat mem- buat rencana karena kejadian- nya berlangsung sangat cepat dan kadang-kadang tak disada- ri. Sang penyair baru tersentak setelah obsesinya tertuang me- lalui bahasa verbal. Bahasa sang penyair dalam puisinya adalah bahasa idenya yang telah mengobsesi dalam bentuk proses kreatif. Karena itu bahasa penyair bukan baha- sa terprogram. Dalam praktik penciptaan penyair tidak lagi teringat dengan segala bentuk gramatikal dan kaidah bahasa. Kata-kata dan model-model sin- taksis tercetus secara spontan karena didorong oleh obsesi yang dialaminya. Bila sebuah puisi mengalami "penghalusan" bahasa, maka as- pek itu merupakan unsur yang sangat kecil. Pada umumnya pe- nyair secara spontan pula me- nemukan kata yang relevan dan dirasakan lebih puitis. Jadi da- lam hal ini pengertian revisi terha- dap bahasa sebuah puisi bukan- lah revisi gramatikal yang dilaku- kan dengan segala macam ren- cana. Bahasa puisi adalah baha- sa ide sang penyair. Bahasa itu adalah bahasa dirinya; wujud jatidirinya setelah bergulat me- ladeni gemuruh proses kreatif yang mengobsesi dirinya. Di da- lamnya tersirat kadar proses kreatif sang penyair dan ke- khasan jatidirinya yang ter- bayang dalam bahasa ver- balnya. C.34 Aku mengunjungi ibuku minggu lalu. Minggu lalu aku mengunjungi ibuku. Minggu lalu ibuku kukunjungi. Ibuku kukunjungi minggu lalu. Sampai tahap ini kita belum melihat munculnya gaya puitis dalam pengucapan. Namun per- mainan ini adalah usaha awal untuk menciptakan kondisi se- perti yang dikatakan oleh Drs. Pesu Aftarudin, "Puisi lahir ka- rena seniman jatuh cinta kepa- Memeras kalimat dengan sis- tem hematan merupakan latihan lanjutan yang sedikit banyak te- lah mengarah ke puitisasi peng- ucapan ide. (lihat tulisan saya : "Hematan: Aspek Ketrampilan Penciptaan Puisi", Bali Post, 3 Januari 1988/Swadesi, 30 Okto- ber 1988). Dari sinilah kita memperoleh bentuk ucapan se- Kalimat terakhir telah mende- kati ucapan puitis, tetapi sudah tentu bukan sebuah puisi. Suasana kebunku sepi. Suasana kebunku sunyi. Suasana kebunku senyap. Suasana kebunku lengang. Wujud yang lebih tinggi dari "permainan" kata seperti di atas tadi ialah pemakaian metafor dan simbol. Pada hakikat dan wujudnya pemakaian metafor dan simbol juga berupa pema- kaian kata dalam konteks ter- tentu. Namun dalam metafor dan simbol kata-kata telah memperoleh nilai baru baik se- Di tepi dusun itu banyak terdapat pohon pinus. Di tepi dusun itu banyak terdapat pinus. Di tepi dusun itu banyak pinus. Di tepi dusun banyak pinus. Tepi dusun, pohon-pohon pinus. Dalam konteks yang lebih luas dan bulat lukisan suasana alam yang ditata dalam wujud metafor akan menjelma menja- di puisi. Hal ini jelas sekali keli- hatan pada puisi-puisi panora- SONY m Pada puisi tersebut penyair melukiskan suasana musim gu- gur di sebuah sungai. Pada bait kedua jelas kita lihat suasana da bahasa." (Pengantar Apresiasi Puisi, 1984, hlm. 15).. Daun-daun kenari itu gugur.. Daun-daun kenari melepaskan rantingnya. Daun-daun kenari menari, melepaskan rantingnya. Bentuk permainan lain misal- nya mengganti kata atau sejum- lah kata dalam sebuah kalimat baik dengan sinonimnya kata lain yang bernuansa. BETAPLUS 33 perti yang dikatakan oleh Drs. Yakob Sumarjo; "Inilah hakikat puisi begitu banyak yang hen- dak dikatakan, tetapi harus di- ungkapkan dalam sedikit mung- kin kata-kata...." (Memahami Ke- susastraan, 1984, hlm. 73). Mela- lui hematanlah kita mencapai kepadatan ucapan yang me- rupakan salah satu sifat khas puisi. ON A RIVER IN LATE AUTUMN A homing bird, Though tired, still carries a load setting sun A flip of the wings spills the sunset on the river; The hoary-haired reeds For a moment appear in a coat of rouge (Liu Ta-Pai, Voices of Modern Asia, 1973, halm.309). 22 cara sintaktis maupun seman- tik. Pada kalimat: "Kembang yang kupuja telah dipetik orang", kata kembang telah memperoleh nilai baru. Makna kata itu dalam konteks tadi ti- dak lagi bunga (salah satu bagi- an dari tanaman), melainkan ke- kasih. Bertolak dari hal ini mem- perdalam dan mengintensifkan latihan pemakaian gaya bahasa merupakan faktor yang sangat penting dalam mengajarkan menulis puisi. Detanas SARANGAN Pohon-pohon cemara di kaki gunung pohon-pohon cemara menyerbu kampung-kampung bulan di atasnya menceburkan dirinya ke dalam kolam membasuh luka-lukanya dan selusin dua sejoli mengajaknya tidur (Andul Hdi W.M.,Laut Belum Pasang, 1971, hlm. 4). ILAR CHRYSLER SERVICE mik Cina, terutama puisi lirik klasiknya. (lihat tulisan saya : "Alam sebagai Ibu Kandung dan Identitas Lirik Cina", Minggu Pa- gi, 8-14 Pebruari 1987/Nusa Tenggara, 13 Pebruari 1987). alam yang dijelmakan dalam bentuk metafor. Sebuah puisi karya penyair Indonesia yang menarik dipakai sebagai contoh misalnya : Tista GENERASI BARU ! Video Sony BETAPLUS 56-33 imperkawan agatalu Oleh: Nyoman Tusthi Eddy es arge Drowy 130 Klokoh BETAPLUS 11/22 BETAPLUS 55 kaaway ●Feash GBALS Peralar Agu BT Genonton Waligang Basangalas O Tanahoji ●Kikion MENGEMBANGKAN IMAJINASI Pengucapan suatu ide dengan Imetafor pada hakikatnya suatu ujaran puitis. Dalam lukisan yang utuh/bulat akan lahir se- buah puisi. Maka beralasanlah ucapan "every metaphor is a Americana, Vol. 22, hlm. 277). little poem". (The Encyclopedia. HANYA DIDAPATKAN di CV SURYA JAYA Jln. Gajah Mada No. 128 Denpasar Cash & Kredit Puisi tersebut adalah sebuah puisi sederhana. Tema nya sua- sana suatu kawasan yang dilu- kiskan dengan metafor-metafor sederhana. Tampil kompak, kuat dan tahan lama. Konton de dpat anda perde der Sy png k Semenang Tuningal SONY 22 L MINGGU, 7 JANUARI 1990 ●Sadimare Hadiah langsung: Extra sewa gratis Cassette sebanyak 50 judul, setiap pembelian sebuah VIDEO Tikingtali coming on age in bali 1990...... Bukit C 1926 Dalagang Kaban galingah Kalau kita ingin melukiskan suatu peristiwa atau keadaan dalam bentuk berita, laporan atau informasi, kita cukup mengamati peristiwa atau keadaan itu, kemudian melukis- kan apa adanya. Untuk melukis. kannya dalam bentuk puisi kita tidak bisa berhenti pada peng- amatan kasatmata. Mengapa demikian? Berita atau laporan sifatnya informatif, sedangkan puisi bersifat sugestif-asosiatif. (Rachmat Djoko Pradopo, Peng- kajian Puisi, 1987, hlm. 12). Un- tuk mencapai sifat khas itulah penulis puisi memerlukan peng- embangan imajinasi. Penggunaan mata hati, intuisi dan rasa dalam mengamati dan Persoalan yang kita hadapi ia menghayati sesuatu merupakan lah mungkinkah latihan peng- tapal batas pengajaran menulis embangan imajinasi dilaksana- puisi. Kalau "bermain" dengan kan? Memang mungkin; tetapi kata-kata atau menggunakan pada akhirnya kita berhadapan metafor masih dapat dilatih de- dengan kendala manusiawi ngan cara-cara operasional da- yang tak mungkin ditembus, lam konteks ketrampilan berba yaitu kondisi lahan batin yang hasa, tidak demikian halnya da dimiliki setiap orang. lam usaha mempertajam ke- pekaan mata hati atau intuisi. Seorang guru yang mengajar- kan menulis puisi tidak akan pernah memiliki cara metodis untuk mengasah mata hati atau intuisi anak didiknya. Dalam as- pek ini seluruh kondisi berpu- lang kepada si anak didik. Ti- dak mengherankan kalau jum- lah orang yang bisa dan berhasil menulis puisi sangat sedikit di- bandingkan dengan orang yang- sekedar bermain-main dengan ucapan puitis. KARANGASEM sibetan Macong wide trail The pure Mengembangkan imajinasi dapat dimulai dari mengamati kejadian-kejadian alam yang sederhana misalnya: daun gu- gur, kupu-kupu yang terbang dari kembang ke kembang, sua- ra burung di semak atau di hut- hujan turun di sebuah la an, dang atau kebun, matahari ter- benam, munculnya bulan di se- buah pantai, dsb. Di samping menggunakan suasana dan ke- jadian alam imajinasi juga da- pat dikembangkan dengan per- istiwa-peristiwa sosial di sekitar kita, atau yang sedang bergolak di berbagai tempat, misalnya : sepasang remaja atau suami is- tri yang sedang bermesraan, se- buah keluarga yang hancur ka- rena kemiskinan, bencana yang melanda sebuah kawasan, kon- flik rumah tangga, dsb. Suasana dan peristiwa itu di-. amati dan dihayati. Dalam penghayatan itu kita tidak bo- leh berhenti pada penyaksian faktual semata, tetapi terus di- usut hakikatnya melalui mata hati, intuisi dan rasa. Hasil penghayatan intens inilah ke- lak dituangkan dalam bentuk puisi. Mengajarkan menulis puisi memang mungkin, tetapi bukan berarti secara pasti kita bisa melahirkan penyair, seperti halnya perguruan tinggi mela- hirkan sarjana. Mata hati dan intuisi merupakan kendala yang tak dapat ditembus de- ngan cara-cara metodis, meski- pun ketrampilan penggunaan bahasa telah mendukung lahir- nya sebuah puisi. Seperti kata Hemingway, "Ketangkasan de- ngan kata saja tidak menghasil- kan sebuah karya baik." (Nasihat untuk Penulis Muda, 1980, hlm. 5). Faktor yang tidak dapat di- tembus dengan sistem peng ajaran metodis itu tidaklah menjadi alasan untuk menarik kesimpulan yang bersifat aprio- ri, bahwa mengajarkan menulis puisi itu sia-sia dan tidak perlu. Mata hati dan intuisi bisa tak berarti apa-apa tanpa proses la tihan yang kontinyu dan ber- encana. "Saya tidak pernah ber- hasil karena kebetulan; saya berhasil karena kerja keras dan ulet," demikian kata Heming- way. (nasihat untuk Penulis Muda, 1980, hlm. 5). Kita dapat me- lakukan tindakan "magang" un- tuk menulis puisi, tetapi tidak bisa memastikan diri untuk menjadi penyair. MINGGU, 7 JANUA Surat MAR IN 90 Oleh C ulihat Mimi m- pintu pagar, dam masuk ke K rumah. "Mimi udah pulang serunya seraya langsu suk kamar, tanpa menc ning mama, seperti bi la segera mencari-cari di atas meja belajarn nyata yang ia cari tal sana. "Cari apa, Mi," tegu: "Anu.... kakak liha buat Mimi nggak? D teman pena Mimi," ta setelah yang ia cari temui. Aku hanya angkat Mimi mendengus ke dah satu bulan lebih, s berhenti datang. biasanya tiap dua min kali, pasti datang satu pucuk surat untukn Lili. Mimi mengenal Lili buah majalah anak-ar terbit di kota kami. hun lebih tua dari M lebih muda dariku tig Namanya yang hamp dengan Mimi, membu berkeinginan untuk b Petualangan Zulfikar MENCARI KA Oleh Bahrun Ha (10) A setelah perdebatan s ulang-ulang terjadi. Guritmo pun akhirnya b rimanya. Mereka semua usaha mencari Zu dahulu telah dirasa keadaan ser menentu mereka ak bantuan polisi. Pak lek dan istrinya, Bu lek Asih mencari Zu di Denpasar. Bu Cahyo berusaha menc rangasem. Sedang Pak C anak-anaknya akan men datangan Bu Harjo, mam. akan datang dengan Zu datang, baru mereka me gas untuk menemukan 2- DAERAH perumahan di pinggiran kota Denp itu menampakkan kegiat biasanya. Para pelari pa terlihat memutari lapan; tidak seberapa luas. Sebu sudah sedari tadi terpar wah pohon akasia di pi pangan. Kaca rayben mobi memungkinkan orang-on sedang berlari dapat me tiga orang yang berada nya. Namun sebalikny orang itu dengan leluasa lihat orang-orang yang sekitar lapangan itu. "Kau yakin tidak kelir JURUSAN DENPA DENPASAR YOGY JL. DIPONEGORO 1 JAKARTA: JL. KEB DA Color Rendition Chart
