Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1990-01-07
Halaman: 05

Konten


JANUARI 1990 ddy -Tagalingah Tembakal adangkarta e Pakandalan ●Galalang Carmen ●Tumbu Fayl Sibatan Macong NGASEM Kastala 3 Prologe Pants, hills, topa rail, mountain trail bangkan imajinasi lai dari mengamati ejadian alam yang misalnya: daun gu- kupu yang terbang ng ke kembang, sua- Hi semak atau di hut- turun di sebuah la kebun, matahari ter- wwwww nculnya bulan di se- i, dsb. Di samping an suasana dan ke- nimajinasi juga da- angkan dengan per- tiwa sosial di sekitar ang sedang bergolak tempat, misalnya : maja atau suami is- ang bermesraan, se- ga yang hancur ka- inan, bencana yang buah kawasan, kon- cangga, dsb. lan peristiwa itu di- dihayati. Dalam n itu kita tidak bo- i pada penyaksian ata, tetapi terus di- tnya melalui mata dan rasa. Hasil n intens inilah ke- kan dalam bentuk an mata hati, intuisi am mengamati dan sesuatu merupakan Dengajaran menulis "bermain dengan tàu menggunakan ih dapat dilatih de- ara operasional da- ketrampilan berba emikian halnya da mempertajam ke- a hati atau intuisi. u yang mengajar- s puisi tidak akan miliki cara metodis asah mata hati atau didiknya. Dalam as- ruh kondisi berpu- si anak didik. Ti- rankan kalau jum- ng bisa dan berhasil si sangat sedikit di- dengan orang yang- main-main dengan is. kan menulis puisi ngkin, tetapi bukan ara pasti kita bisa penyair, seperti curuan tinggi mela- ana. Mata hati dan rupakan kendala apat ditembus de- ara metodis, meski- pilan penggunaan a mendukung lahir- puisi. Seperti kata "Ketangkasan de- ja tidak menghasil- zarya baik." (Nasihat Muda, 1980, hlm. ng tidak dapat di- gan sistem peng- odis itu tidaklah san untuk menarik yang bersifat aprio- -ngajarkan menulis sia dan tidak perlu. an intuisi bisa tak pa tanpa proses la kontinyu dan ber wa tidak pernah ber a kebetulan; saya ena kerja keras dan zian kata Heming- untuk Penulis Muda, 5). Kita dapat me- Hakan "magang" un- puisi, tetapi tidak stikan diri untuk yair. MINGGU, 7 JANUARI 1990 Surat Mimi dan Lili MAZ 90 POS ANAK- ANAK K rumah. Oleh Cuaca Suryaningsih ulihat Mimi membuka pintu pagar, dan segera masuk ke dalam "Mimi udah pulang, ma," serunya seraya langsung ma- suk kamar, tanpa mencium ke- ning mama, seperti biasanya. Ia segera mencari-cari sesuatu di atas meja belajarnya. Ter- nyata yang ia cari tak ada di sana. "Cari apa, Mi," tegurku. "Anu.... kakak lihat surat buat Mimi nggak? Dari Lili, teman pena Mimi," tanyanya, setelah yang ia cari tak ia temui. Aku hanya angkat bahu. Mimi mendengus kesal. Su- dah satu bulan lebih, surat Lili berhenti datang. Padahal biasanya tiap dua minggu se- kali, pasti datang satu atau dua pucuk surat untuknya. Dari Lili. Mimi mengenal Lili dari se- buah majalah anak-anak yang terbit di kota kami. Lili seta- hun lebih tua dari Mimi, tapi lebih muda dariku tiga tahun. Namanya yang hampir mirip dengan Mimi, membuat Mimi berkeinginan untuk berkenal- Petualangan Zulfikar MENCARI KAKEK Oleh Bahrun Hambali (10) A khirnya dicapai kata sepakat setelah perdebatan sengit ber- ulang-ulang terjadi. Pak lek Guritmo pun akhirnya bisa mene- rimanya. Mereka semua akan ber- usaha mencari Zu dahulu, baru se- telah dirasa keadaan semakin tak menentu mereka akan minta bantuan polisi. Pak lek Guritmo dan istrinya, Bu lek Asih, bertugas mencari Zu di Denpasar. Kakek dan Bu Cahyo berusaha mencari di Ka- rangasem. Sedang Pak Cahyo dan anak-anaknya akan menunggu ke- datangan Bu Harjo, mama Zu, yang akan datang dengan Zul- setelah datang, baru mereka membagi tu- gas untuk menemukan Zu kembali. DAERAH perumahan real estate di pinggiran kota Denpasar pagi itu menampakkan kegiatan seperti biasanya. Para pelari pagi masih terlihat memutari lapangan yang tidak seberapa luas. Sebuah sedan sudah sedari tadi terparkir di ba- wah pohon akasia di pinggir la- pangan. Kaca rayben mobil itu tidak memungkinkan orang-orang yang sedang berlari dapat melihat jelas tiga orang yang berada di dalam- nya. Namun sebaliknya, ketiga orang itu dengan leluasa dapat me- lihat orang-orang yang berlari di sekitar lapangan itu. "Kau yakin tidak keliru, John?" an dengannya. Akhirnya anta- ra Mimi Chaterina dan Lili Cha- rina terjalin persahabatan, wa- laupun cuma lewat selembar kertas. "Mimi, sebenar lagi kamu kan ujian. Kakak pikir, sebaik- nya Mimi jangan mikirin soal surat dan Lili. Kamu mesti be- lajar. Kakak yakin, Lili nggak ngirim surat ke Mimi tentu ka- rena ia maklum kamu akan uji- an sebentar lagi. Karena itu se- baiknya Mimi belajar dulu," nasihatku. Mimi menurut. Diambilnya pena, mistar dan buku dari da- lam tasnya. "Nggak makan dan ganti ba- ju dulu, Mi..." tanyaku. "Katanya, Mimi harus bela- jar dulu." "Mimi.... Mimi.... Kamu kok aneh banget? Yuk, makan du- lu," kataku seraya mencowel pipinya dan segera menuntun tangan Mimi. Dia ta- menyentakkan ngannya, "Mimi udah besar, kok. Nggak usah dituntun ju- ga bisa jalan sendiri." Aku hanya geleng-geleng kepala. Kusadari akhir-akhir ini Mi- tanya orang yang duduk di bela- kang pada temannya yang pegang kemudi. "Aku yakin sekali, Nang. Aku su- dah menyelidikinya bersama Kus. Kau tanyakan sendiri padanya!" "John benar. Kami belakangan ini sibuk menguntit si Frans seper- ti yang diperintahkan Boss," kata teman John yang berada di sebelah kemudi. "Tapi kenapa sampai daerah ini? Apa yang dikerjakan si Frans di si- ni?" tanya orang yang duduk di be- lakang. Orang yang dipanggil Kus oleh John menoleh ke belakang. Katanya. "Mana aku tahu. Tapi yang jelas, sejak kukuntit si Frans dari Jakar- ta, dia nampak sangat akrab de- ngan anak bertubuh jangkung itu!". Kus mengarahkan telunjuknya ke arah dua bocah yang tengah berlari pagi di seberang. Yang satu bertu- buh jangkung dan nampak masih kuat untuk melanjutkan larinya ti- ga putaran lagi. Temannya yang sudah nampak ngosngosan bertu- buh agak pendekatan sedikit. "Kita harus menjaga segala ke- mungkinan yang terjadi. kalau sendiri tahu kalau si Frans itu cer- diknya bukan main. Si Kancil tampan, julukan yang tepat untuk- nya yang diberikan Boss. Heran, padahal belum lagi setahun dia ber- gabung, Boss telah memberikan kepercayaan penuh padanya," kata John kesal. "Aa....ahh, bilang saja kau cem- buru padanya. Si Bindy, anjing Boss kita rupanya lebih suka sama si Frans daripada kamu. Si Frans memang punya daya ta- rik yang luar biasa. Tidak hanya orang-orang yang melihatnya bisa terpikat, anjing pun, yang galak- nya tidak ketulungan seperti Bin- dy, ternyata bisa ramah begitu me- lihat Frans: Luar biasa!" puji Kus terang-terangan. John diam saja. Dia merasa tidak bakalah menang kalau sudah ngo- mong dengan kedua temannya, si Kus dan si Bonang. Keduanya me- mang terkenal pintar ngomong FUL AC-TV VIDIO - TOILET BUS PAGI-CEPAT SORE "SAFARI DHARMA RAYA" 0.B.L. JURUSAN DENPASAR JAKARTA P.P. DENPASAR YOGYAKARTA P.P. JL. DIPONEGORO 1 TEL 31612 34560 DENPASAR - BALI JAKARTA: JL. KEBAYORAN LAMA 40 TELP 5485644 C. 2076 mi berubah drastis. Menjadi pemurung dan tidak periang. Biasanya tiap kali teman- temannya datang mengajak bermain, dia pasti menerima- nya dengan gembira. Tapi ki- ni, tiap kali ia melihat bayang- an Ani dan Dini, atau teman- temannya datang, ia segera masuk kamar, dan terpaksa- lah papa dan mama meng- arang alasan buat mereka. Mi- mi nggak enak badan-lah, sa- kit gigi-lah, pergi-lah, dan se- bagainya. Sering pula kulihat ia di depan meja belajar dengan buku terbuka di depannya. Be- lajar, katanya. Tapi aku tak percaya. Kulihat ia hanya ter- mangu saja, kadang-kadang kulihat menangis. Kupanggil dia. "Mimi.... sini dulu." Dia mendekat. "Kakak ingin tanya. Mimi ja- wab yang jujur, ya. Mimi ma- sih mikirin surat dari Lili, ya," tanyaku hati-hati. Dia mengangguk. Entah kenapa tiba-tiba aku merasa bersalah padanya. "Mimi kan tahu, ujian udah dekat. Soal ujian bukannya gampang, Mi. Jadi Mimi harus belajar. "Mimi tahu, kok. Tapi entah kenapa setiap kali Mimi mem- buka buku, Mimi ingat soal su- rat itu. Selalu. Mimi nggak bi- sa konsentrasi." "Apa sih yang kalian bicara- kan dalam surat-surat kalian ?" tanyaku ingin tahu. "Lili orangnya kan pintar, kak. Biasanya kami akan ber- bincang-bincang tentang pela- jaran. Sering Mimi mendapat pengetahuan dari kegiatan ko- respondensi ini. Lili setahun lebih tua dari Mimi. Karena itu Mimi rasa pengalaman dan pengetahuannya tentu lebih luas. Dan Lili pula yang meng- ajar Mimi untuk bersikap de- wasa. Jangan manja, jangan cengeng, dan berusahalah un- tuk tabah. Begitu selalu kata- nya. Lili, untuk berlangganan majalah, ia menggunakan uang hasil keringatnya sendiri dengan menulis. Mimi berlari mengambil se- tumpuk majalah. Ia terengah- engah. Dibukanya halaman de- mi halaman. "Nah ini. Lili Charina. la yang menulis karangan ini. Nih ada lagi yang lain. Ini..... Ini lagi kak.... Nah ini yang terbaru. Bagus ceritanya. Baca deh...." katanya sambil me- nyodorkan majalah- majalah itu padaku. "Lili pernah berjanji akan mengajari Mimi bikin cerita kayak gini.... Tapi, ah nggak jadi deh, "tiba-tiba ia kembali murung. "Memangnya kenapa, Mi" Dia menggigit bibir, "Surat- nya sudah tidak pernah datang lagi. Bukankah itu berarti ko- munikasi antara kami sudah terputus?" Deg. Jantungku berpacu le- bih cepat dari biasanya. Mata- ku tiba-tiba terasa perih. Sege- ra kutinggalkan Mimi sendiri. yang ngelantur nggak karuan da- ripada kerja. "Kok diam, John?" tanya Bonang yang duduk di belakang. "Aku se- dang berpikir. Mengatur siasat yang mesti kita lakukan untuk menjaga kemungkinan- kemungkinan seperti yang diper- kirakan Boss." "Omong kosong semua yang di- katakan Boss. Aku cenderung mencurigai Bram atau Lora daripa- da mencurigai si Frans, apalagi mencurigai anak kecil yang tak ta- hu apa-apa tentang urusan ini!" tu- kas Bonang. "Jangan gegabah, Nang Kau masih ingat peristiwa gagalnya operasi yang kita lakukan dua ta- hun lalu?" "Ah, si Hugo itu memang licik. Bermuka dua dan mau mengambil keuntungan sendiri. Sudah diang- kat jadi tangan kanan Boss, ee, ma- lah dia bekerja sama dengan Ke- lompok Topeng Hitam' untuk oper- asi yang telah kita rencanakan rapi itu." "Nah, Boss pun tidak mau untuk yang kedua kalinya gagal. Si Frans orang baru dalam kelompok kita. Dia harus dicurigai kesetiaannya!" "Lalu apa rencanamu sekarang dengan membawa kami kemari, John?" tanya Kus. John tersenyum penuh kemenangan. "Anak bertubuh jangkung itu." "Maksudmu, kita menculiknya?" Bonang kelihatan agak ragu. John mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah katapun, dan kedua teman- nya langsung mengerti yang harus mereka lakukan." "Kita tunggu, sebentar lagi keadaan menguntungkan operasi kecil kita. Anak yang pendekan itu sudah tidak kuat berlari lagi, dia sudah tertinggal hampir setengah putaran. Nah, sekarang!" sadz John menghidupkan kendaraan- nya. Sebentar saja dia sudah men- dekati anak yang agak pendekan. Tapi John meneruskan laju mobil hingga anak yang bertubuh jang- kung hanya semeter saja jaraknya dari mobil. Secepatnya Bonang yang duduk di belakang bertindak. Begitu pintu mobil terbuka, ta- ngannya cepat menyambar tangan anak itu. Anak itu menjerit kecil saking terkejutnya. "Diam. Jangan banyak tingkah kalau ingin nyawamu selamat!" bentak Bonang pada anak itu. Ta- ngan kirinya melingkari leher anak bertubuh jangkung itu, dan tangan kanannya memegang pisau belati yang diarahkan tepat ke mukanya. Anak itu gemetar keta- kutan. Dia hanya bisa meraba-raba apa yang sedang terjadi atas diri- nya. Dia diculik. Samar-samar dia masih mendengar teriakan teman- nya yang berkali-kali menjeritkan namanya. "ZuZu... (Bersambung). Zuuuuu..... DAFTARKAN DIRI ANDA MENJADI ANGGOTA Mimi tampak heran melihat tingkahku. Kucoba untuk menahan air mataku agar tidak tumpah, Kupikir-pikir tindakan yang telah aku lakukan terhadap Mimi, dan mungkin Lili juga K merasa akibatnya. Aku kian sadar bahwa aku yang salah. Kuambil pena dan kertas. Aku telah mengambil keputusan, biar pun kemungkinan Mimi marah besar sekali. Aku harap dia maklum. Siang itu Mimi pulang seko- lah. Dicarinya mama. Meng- ecup keningnya dan berucap lembut, "Mimi udah pulang, ma." Kemudian Mimi masuk kamar. Menaruh tasnya. Mata- nya tertumpuk pada setumpuk surat. Diambilnya, dan diama- ti. Tulisan yang amat dike- nalnya. "Lili Charina," pekiknya gembira. Dilihatnya selembar surat tanpa amplop dekat vas bunga. Diambil, dan dibacanya. "Mimi adikku, pada saat Mimi membaca surat ini kakak sudah pergi. Bukan pergi kemana-mana. Kakak pergi mengeposkan surat buat Lili, sahabatmu, untuk minta maaf. Selama ini surat dari Lili ti- dak pernah berhenti datang buatmu tentu saja. Tapi surat-surat yang da- tang kakak tahan. Kakak takut su- rat itu akan membuyarkan konsen- trasimu dalam belajar, apalagi uji- an sudah dekat. Kakak bermaksud memberikan surat-surat itu pada Mimi setelah Mimi selesai ujian. Ternyata tindakan kakak salah. Ki- ta bertiga merasakan akibatnya. Kau gelisah memikirkan surat dari Lili, sehingga tidak bisa belajar. Kakak merasa bersalah terhadap Mimi dan juga Lili dan di Surabaya sana mungkin Lili tengah menung- gu balasan dari Mimi. Setelah mendengar penuturanmu kemarin, kakak rasa tak ada salah- nya surat-surat ini kakak berikan pada Mimi. Toh darinya Mimi ma- lah bisa memetik manfaat. Surat- surat ini masih utuh, kok. Belum kakak buka. Nah kakak harap Mi- mi tidak marah. Kapan-kapan ke- nalkan kak Sisi pada Lili, ya Kalian berdua adik kakak yang manis." Kakakmu Sisi. Mimi tersenyum bahagia. Manis sekali.**** Cuaca Suryaningsih Jl. Setiabudi 63 B Denpasar D ahulu kala Raja Kari Bar- barosa mempunyai tujuh putri yang cantik parasnya. Raja menyayangi ketujuh pu- trinya. Setiap pagi, sebelum raja Barbarosa menerima para mentri, selalu menyempatkan diri mencium ketujuh putri- nya. Putri Sulung selalu menghi- tung berapa lama ayahnya mencium adik-adiknya. Setiap kali raja mencium Putri Bung- su, Putri Sulung nampak ber- sungut, Putri bungsu nampak lebih disayang oleh ayahnya, karena mendapat ciuman lebih beberapa detik. Raja sendiri tak menghirau- kan hal itu. Raja hanya kasih- an kepada Putri bungsu, kare- na permaisuri telah mangkat ketika melahirkan putri bungsu. Putri bungsu sering dimusu- hi oleh kakak-kakaknya. Na- mun tak pernah mengadu ke- pada ayahnya. Apalagi ketika Putri Bungsu menangis, ia ha- nya memeluk pohon apel di ke- bun belakang istana. Lama ke- lamaan pohon apel itu menjadi kering. Pada suatu hari, Raja meli- hat pohon apel itu sudah ke- ring. "Mengapa kau kering keron- tang? Tak senangkah engkau hidup di istana?" tanya raja ke- pada pohon apel. rena Bali Post Pohon apel menunduk sedih. Daunnya berguguran. Jatuh- nya daun-daun kering memba- wa pesan yang tertangkap oleh sang Raja. "Hamba menjadi kering ka- Putri Bungsu sedih hatinya...... Raja memanggil Putri Bungsu. Kakakku Oleh Yeni Jinarthi ata orang, menjadi anak bungsu itu enak. Bisa manja. Tapi saya nggak! Jus- tru menjadi anak bungsu itu yang nggak enak. Apalagi ka- lau kakak-kakaknya kita itu macam Kak Muti kakak saya, minta ampun deh! Sebenarnya saya punya dua orang kakak, tapi yang satu sudah kuliah di kota lain. Kak Yuyun namanya. Kalau dia sih lumayan baik, dia itu pendiam dan sabar juga suka bantu- bantuin saya. Tapi kak Muti jauh beda sama Kak Yuyun. Kak Muti itu mau enaknya sen- diri. Saya nggak boleh ginilah, nggak boleh begitulah, harus gini, harus gitu. Pokoknya ter- lalu banyak aturan. Kak Muti itu punya kebiasa- an jelek yang nggak saya su- ka. Dia itu suka nyuruh- nyuruh saya padahal dia sendi- ri sebetulnya bisa ngerjakan- nya sendiri. Senangnya dia itu di kamar terus, tidur-tiduran. Dasar pemalas. Coba kalau saya, santai sedikit saja dia su- dah ngomel. Tujuh Putri Raja "Masak disuruh ke pasar saja tidak mau, awas nanti Kak Mu- ti nggak mau beliin kamu Trio Detektif. katanya meng- "Kak Muti kan bisa pergi sen- ancam. mar. Males deh kalau bicara tentang Kak Muti. "Eh bangun, terlalu lama ti- dur siang membuat kamu gen- dut. "Ntar kalau gede nggak ada yang mau sama kamu", be- "Nggak usah mikirin Kak gitu katanya kalau saya telat Muti deh. Kita belajar yuk!" bangun. Padahal dia saja yang Saya mengajak Uniek ke ka- malas, kalau saya belum ba- ngun kan nggak ada yang dia suruh-suruh. Pakai alasan ma- cam-macam segala. Masak saya yang masih kecil disuruh diet, nggak boleh tidur siang lama-lama, biar nanti dapat pa- car, katanya. Mbak Yuyun yang sudah mau sarjana saja belum mikirin masalah pacar apalagi saya yang masih SD. Ada-ada aja Kak Muti itu. Tapi belum ada satu jam bela- jar kami sudah menemukan kesulitan. Saya dan Uniek ti- dak bisa memecahkan soal-soal cerita yang memang agak sulit. Siang itu saya lagi perang besar sama Kak Muti. Masalah- nya sepele. Saya yang lagi asyik ngerjakan PR disuruh beli kertas HVS. Masak panas- panas begitu saya disuruh ke pasar. Mana PR saya belum se- lesai, besok ulangan matemati- ka lagi! Dongeng jantan. Kalian bertujuh bu- kan? Ambillah lidi ini, per- gunakan untuk membersih- kan sudut kamar dalam waktu lima menit. Putri sulung tersenyum. Ia merasa pasti akan berhasil membersihkan sudut kamar itu dengan sebatang Na- mun, ketika gong berbunyi, ia belum selesai bekerja. Putri ke- dua sampai keenam juga tidak berhasil. Raja tetap berdiri me- nyaksikan tingkah laku para find putrinya. Perkembangan- nis "brute force". Tapi dalam hal neurokomputer yang mempu- nyai kemampuan "belajar", komputer pertama-tama dapat diberi masukan banyak peng- etahuan dasar, yang memung- kinkannya berpikir sendiri, tanpa harus mengingat segala- galanya, dan membuat kemaju- an tanpa mengulang-ulang ke- salahan-kesalahan sebelumnya. Kaoru Nakano, Asisten Profe- sor di Universitas Tokyo (Fakul- tas Rekayasa), adalah ahli yang mendapat pengakuan di bidang perobotan neurokomputer. Katanya, "Sebuah robot yang se- dang belajar berjalan harus pertama-tama merangkak dan jatuh, seperti seorang bayi, na- mun melalui pengulangan - pengalaman - robot dapat bela- jar bergerak maju sendiri tanpa kesulitan. Riset kami baru saja mulai dan akan perlu lebih ba- "Mengapa hatimu sedih Putri?" tanya raja. "Hamba selalu bahagia, tidak merasa sedih Ayahanda. Oleh karena Putri bungsu ti- dak mau berterus terang, raja memanggil inang pengasuh. Dari inang pengasuhlah, raja mengetahui sikap Putri Su- nyak waktu bagi penggunaan praktis." lung terhadap Putri Bungsu. "Apa yang harus aku laku- kan supaya mereka rukun dan bersatu?" raja mencari akal. Keesokan harinya, raja me- manggil ke tujuh putrinya. Bersabdalah beliau kepada putri-putrinya. Tibalah giliran Putri bung- su. Sebelum mulai membersih- kan sudut kamar, Putri bung- su menyembah ayahnya meng- ajukan pertanyaan. "Bolehkah hamba meng- gunakan akal hamba, ayah?" "Semua cara yang halal, bo- leh kau gunakan!" sabda raja. Putri bungsu lalu mengam- bil semua batang lidi yang te- lah dipakai oleh keenam ka- kaknya, menjadi tujuh dengan diri, ngapain nyuruh-nyuruh saya," kata saya merasa punya peluang untuk mengeluarkan uneg-uneg saya. Biar dia tahu kalau saya nggak senang disu- ruh-suruh. Memangnya saya pesuruhnya dia. "Kalau nggak mau ya sudah! Pakai ngomel segala. Dasar cerewet!", jawabnya nggak se- nang. "Lho selama ini bukankah Kak Muti yang suka cerewet. Jangan nuduh sembarangan dong!" saya juga tidak mau ka- lah. Kak Muti jadi tambah ke- sal. Biarin aja! Perobotan berpijak pada yang terbaik yang dapat diber- ikan oleh teknologi tinggi, dan dengan demikian para ahli per- obotan dengan tak sabar me- nunggu hasil-hasil riset di bi- dang-bidang teknologi tinggi lainnya. BALI SUZUKI MOTOR CLUB INGAT!! MENJADI ANGGOTA KAMI, BERARTI FASILITAS EXCLUSIF MENANTI ANDA....... untuk penjelasan lebih detail silahkan datang ke kantor kami.... "Awas ya!, Kak Muti nggak bakalan mau membantu kamu lagi," katanya sembari menu- tup pintu kamar saya dengan keras. Lalu Kak Muti pergi, mungkin ke pasar. Ning-Nong! Eh ternyata Uniek teman saya. Kebetulan nih, ada teman bela- jar. "Kok sepi Na?", tanya Uniek melihat rumah saya yang lenggang. "Kak Muti mana?" Lagi kabur," jawab saya ri- ngan. "Kabur gimana sih?", tanya Uniek heran. "Coba kalau ada Kak Muti pasti kita tidak macet begini," keluh Uniek. Mendengar Kak Muti dianggap pahlawan, saya jadi sebel. "Kak Muti sudah nggak mau membantu kita lagi Nik," kata saya. Lalu saya ceritakan se- muanya. Saya bilang semua kejelekan Kak Muti. Masak Kak Muti begitu Na?", tanya Uniek kemudian. "Iya Nik, pokoknya dia itu nyebelin banget. Sudah deh Nik, besok kita tanyakan pada Budi. Dia pasti bisa dan pasti mau menjelaskan pada kita," saya berusaha menghibur Uniek. miliknya sendiri. Ketujuh lidi itu ia ikat erat-erat. Lalu mulai lah ia membersihkan sudut ka- mar itu dengan tujuh lidi jant- an. Sebelum gong berbunyi, sampah di sudut kamar tersa pu bersih. Keenam putri raja tidak se- tuju dengan cara yang dilaku- kan oleh Putri Bungsu. "Itu cu- rang....! Kita juga bisa begitu kalau memang dibolehkan....! Raja bertepuk tangan, me- merintahkan semua diam. "Benar....! Putri Bungsu me- mang benar....! Seperti itulah seharusnya dalam memerin- tah kerajaan. Harus bersatu, harus rukun. Rukun dan ber- satu menjadikan kalian kuat, mampu menghadapi segala ba- haya. Mampu mengatur Nega- ra, menjalankan pemerintah- an. Kalau bertindak sendiri- sendiri, saling menjatuhkan, negara akan hancur. Contoh- nya dengan sebatang lidi, kali- an tak bisa membersihkan su- dut kamar yang kotor itu, bu- kan? Tetapi dalam waktu sing- kat dengan tujuh batang lidi, sampah itu dapat tersapu ber- ————- (Sambungan Hal III) hun! Mengingat bahwa kemak- muran abad ke-20 sangat erat berkaitan dengan minyak seba- gai sumber energi pokok, apa- kah ini berarti bahwa ma- syarakat dunia akan kehilangan vitalitasnya pada tahun 2030 atau sekitarnya? Apa yang ha- rus dikerjakan dengan berge raknya kita menyongsong masa pasca-minyak? Agaknya ada 3 tahap langkah yang terbuka bagi kita. Perta- ma, kita dapat menghemat pe- makaian minyak. Dan tentu sa- ja, kita harus semaksimalnya mencegah terjadinya pemakai- an yang mubazir. Dalam hal ini perlu dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan terus efi- siensi pemakaian panas dan mengurangi tingkat hilangnya panas secara percuma. Pende- katan-pendekatan macam ini kini memang sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Ke- dua kita dapat beralih dari mi- nyak ke bahan-bahan bakar fo- sil lainnya seperti energi alam yang biasa seperti batubara dan gas, sementara memanfaatkan sepenuhnya sumber-sumber energi alam yang biasa seperti gerak pasang surut, tenaga angin, dan energi matahari. Ke- tiga, kita dapat menggantikan bahan-bahan bakar fosil yang biasa, dengan sumber energi yang sama sekali baru, misal- nya, energi yang dibangkitkan oleh fissi atau fusi nuklir. Tapi sialnya keesokan pagi- nya saya bangun kesiangan gara-gara malamnya saya ber- usaha memecahkan soal-soal itu, tapi tetap saja tidak bisa. Saya tiba di sekolah bersamaan dengan dering bel sehingga saya tidak punya kesempatan untuk bertanya pada Budi. Ma- na ulangannya jam pertama la- gi. Belum mulai ulangan saya sudah deg-degan. Di sebelah saya, Uniek juga tampak ge- metar. Dia juga tidak sempat bertanya pada Budi. Rupanya kesialan saya terus berlanjut. Soal-soal ulangan Pak Bali, guru matematika saya hampir semuanya mirip dengan soal-soal yang belum bisa saya kerjakan. Dari 5 soal yang diberikan, saya cuma bi- sa mengerjakan 2 soal. Nilai kursi terbalik sudah terbayang di mata saya. Aduh betapa malunya saya, masak seorang juara kelas hanya mendapat nilai 4 untuk matematika! Tiba-tiba saya ingat Kak Mu- ti. Biasanya dialah yang selalu membantu saya dalam pelajar- an. Berkat bimbingannyalah juara kelas selalu ada di ta- ngan saya. Ah, seandainya sa- ja peristiwa kemarin itu tidak terjadi pasti nilai saya tidak ja- tuh seperti ini. "Coba kalau Kak Muti mau menolong kita pasti 'ndak begi- ni jadinya," kata Uniek waktu istirahat. "Kak Muti jahat sih!". "Siapa bilang Kak Muti jahat?", kata saya nggak se- nang Kak Muti dijelek- jelekkan orang. "Kamu kan yang cerita.....". "Nggak! Kak Muti itu baik kok, dia suka membantu saya ngerjakan PR, suka ngajak saya lari pagi, sering beliin saya Trio Detektif. Pokoknya dia baik". "Lha, kemarin itu 'kan kamu yang bilang Kak Muti itu ja- hat, egois, pemalas, suka nyu- ruh-nyuruh kamu,....". Saya nggak perduli apa yang dikatakan Uniek. Yang jelas Kak Muti itu baik. Saya sayang kok sama dia. Tiba-tiba saya rindu banget sama Kak Muti. Kemarin itu kan cuma per- tengkaran biasa, namanya saja saudara sekali-sekali kan bo- leh bertengkar. Iya nggak? (Buat dik Neni) Singaraja, awal Agustus '89. YENI JINARTHI Jln. Ngurah Rai IX/2 Singaraja sih. Maka bersatulah anakku! Jangan saling membenci dan bermusuhan. Musuhmu bu- kan saudaramu! Apabila kali- an bersatu, meskipun kalian wanita, pasti mampu memerin- tah kerajaan ini." Lalu siapakah yang menjadi ketua dewan pemerintahan, Ayahanda?" tanya putri Su- lung. Raja memperhatikan putri- nya satu persatu. Ketika pan- dangannya jatuh kepada Putri Bungsu, raja bertitah. "Kemarilah engkau putriku, engkaulah yang telah memberi contoh pentingnya persatuan dan keutuhan. Ini merupakan bukti bahwa kau seorang putri yang bijaksana. Seorang ratu atau raja harus bijaksana da- lam segala hal. Maka engkau- lah yang pantas menjadi ratu, menggantikan ayahmu ini. Keenam kakak-kakakmu jadi- kanlah pembantumu, sebagai mentri!" Keputusan Raja Barbarosa itu diterima dengan senang ha- ti oleh ketujuh putrinya.*** Energi "Hari ini ayah mengumpul- kan kalian, karena ayah ingin mewariskan kerajaan ini kepa- Menurut angka-angka dike- da semua. Tetapi bukan untuk luarkan oleh majalah perda- dibagi masing-masing menda- gangan AS Oil and Gas Journal, pat wilayah yang luas. Ayah simpanan deposit minyak dunia ingin kerajaan Bavaria ini yang belum digali berjumlah Di Jepang, riset dan pengem- utuh. Untuk menjaga keutuh- 887,3 milyar baril per akhir an kerajaan, perlu seorang pe- bangan yang sudah maju kini te- 1987, sedangkan total output ngah dilaksanakan di tiga bi- mimpin yang bisa mengokoh- untuk tahun itu adalah 20,3 mi- dang tersebu.. Betapa pun, mes- kan persatuan. Nah, sekarang lyar baril. Bila tak ada deposit ki dilakukan dengan sebaik- ayah akan menunjuk siapa di baru yang dapat yang dipasti- baiknya ternyata masih terjadi antara kalian yang akan men- kan dan bila tingkat output kehilangan energi yang luar jadi pengganti ayah. Ia harus yang sama terus berlangsung, biasa ketika bahan bakar fosil mempunyai sifat pemimpin. maka sumber minyak dunia dibakar untuk membangkitkan Lihat, ini ada tujuh batang lidi akan habis dalam waktu 44 ta- tenaga. Dalam hal pembangkit- Tempat Pendaftaran Diceritakan oleh Wulan H. Jln. Pattimura 61 Denpasar an tenaga panas, efisien konver- si panas yang tertinggi yang per- nah dicapai sedemikian jauh adalah 42% dan 45%, masing- masing untuk turbin uap dan turbin gas. Para periset kini si- buk mengkaji metode-metode dengan efisiensi yang lebih be- sar, dan untuk saat ini pem- bangkitan tenaga magnetohy- drodynamic (MHD) agaknya adalah yang terbaik. Pendekat- an ini mencakup secara lang- sung menyadap tenaga energi listrik yang maha besar yang di- hasilkan ketika plasma memo- tong melintasi sebuah bidang magnetis dengan kecepatan tinggi. Bila pembangkitan MHD praktis dilaksanakan, maka efi- siensi konversi energi dapat di- tingkatkan menjadi 60%. Pada akhir 1988, sebuah alat pem- bangkit tenaga MHD yang se- dang dikembangkan di Tokyo Institute of Technology menca- tat efisiensi konversi yang ter- tinggi yang pernah dicapai di dunia hingga kini. Mesin Stirling juga menarik perhatian luas sebagai sarana efektif untuk beralih dari mi- nyak ke sumber-sumber energi lainnya. Mesin-mesin bensin atau diesel yang biasanya dida- sarkan pada pembakaran intern dalam mana tenaga dihasilkan di dalam mesin sendiri dengan menyalakan bahan bakar ben- sin, proses pembakaran me. nyebabkan terjadinya gas yang meluas secara cepat dan per- luasan itu diubah menjadi ge- rak. Sebaliknya, mesin Stirling didasarkan pada pembakaran ekstern (luar) dalam mana ener- gi yang akan dikonversikan di- berikan di luar mesin. Tenaga mekanikal dihasilkan dengan perluasan dan kontraksi sebuah gas intern yang tertutup rapat, melalui pemanasan dan pendi- (Bersambung ke Hal X kol 6) HALAMAN V BUAH HATI Nih saya punya nama I Gede Oka Susila. Lahir 1 Januari 1989. Putra pertama pasangan I Wayan Buana dengan Ni Nyoman Sukerni. Alamat rumah Br. Lambing Sibang Kaja, Badung. Besar nanti bercita-cita jadi olahragawan yang profesional. Melalui rubrik ini Oka nitip salam buat Bibi Nyoman Resiani dan Nenek dan Kakek di rumah selamat. berhari Minggu dan tahun baru semoga kertha raharja. "Nampang bentar nich.....?", seloroh adik manis yang berna- ma Putu Yuliana Dewi. Lahir 30 Juli 1986 anak pertama dari pasangan I Made Sukapta dan Ni Ketut Supadmi kini ia tinggal di Desa Pupuan, Tabanan. Kalau udah besar nanti Dewi Punya cita-cita jadi dokter ahli kandungan. Lewat rubrik ini ia nitip salam buat Kak Wayan Adiyasa Putra yang tinggal di Bumi Panas Banyuwedang dan semua keluarga di rumah mat tahun baru semoga sehat-sehat selalu sama keluarga. Ida Bagus Putu Suharta Jaya, begitulah nama adik cakep ini. Lahir 24 Februari 1989 di Singaraja. Lewat rubrik ini Gustu nitip salam kenal buat seluruh sobat cilik dimana saja berada selamat berhari Minggu dan tahun baru semoga sejahtera selalu. Nama adik kecil kita ini Edris Sri Wahyuni cukup dipanggil Edris lahir dari pasangan I Made Bantar dengan Ni Nyoman Asrini. Tanggal, 27 April 1989. Cita-cita adik kita ini mau jadi dokter biar dapat nolong orang sakit. Kalau teman-teman pengin kenal ama Edris, alamat Edris Br. Lebih Beten Klod, Desa Lebih Gianyar, dekat pantai lho. Edris titip salam buat kakek dan nenek di Salele Timor serta selamat menyambut Tahun Baru 1990 buat teman-teman di seluruh persada nu- santara. PT.CAHAYA SURYA BALI INDAH Jln. Imam Bonjol 203, Denpasar telp. 23296. (Sdri. ERNA). C. 2195 2cm Color Rendition Chart