Tipe: Koran
Tanggal: 1990-01-07
Halaman: 06
Konten
4cm HALAMAN VI PRINSIP MAR TIN 90 menemukan mereka empat tahun yang lalu. Benang-benang asmara mereka bersatu, terjalin kasih, dunia berbunga-bunga, begitu indah. Bak pelangi seusai hujan di sore hari. Cerah, penuh hias- an warna-warni. Empat tahun yang lalu, waktu Edy masih nganggur setelah dua tahun menggenggam ijazah SMA. Ia begitu tertarik pada Atik. Atik yang waktu itu baru saja duduk di semester satu Fa- kultas Hukum sebuah PTN. Cin- ta pertama mereka bersatu, ber- daulat, membentuk ikatan per- cintaan yang romantis, saling isi, saling bina, saling lirik pri- badi dan sama-sama tenggelam dalam asa yang tersembunyi ra- pih di balik hitamnya rambut Pertanyaan : Mendatar 1 1. Acara ritual di Gunung Bro- mo; 4. Cabang; 7. Tangga nada; 8. Hal mengenai bibir; 10. Hari akan datang; 11. Tiga huruf kembar; 12. Kantor berita In- ggris; 14. Diam memikirkan se- suatu; 16. Makin banyak; 19. Pa- gelaran musik; 22. Minuman utama bayi; 23. Fajar (Ingg.); 24. Bongkak pada muka; 26. Alokasi Devisa Otomatis; 27. Lempar; 28. Ramah tamah (Ingg.). Cerpen Remaja I Wayan Rahina 7 12 16 24 27 Teka-teki Silang Nomor 260 Ketentuan menebak 10 25 17 13 11 18 22 mereka. mencoba Termotivasi oleh dorongan hati untuk membahagiakan ke- luarga di kemudian hari, Edy mengadu untung membuat lamaran pekerjaan di beberapa tempat. Alhasil, ia bersyukur karena ia diterima di sebuah PT yang bonafid. Mula- mula bagai bayi, tahun demi ta- hun ia tekun dan rajin bekerja, kini penghasilannya sudah lu- mayan, terbilang sekarang ia punya penghasilan yang tergo- long kelas menengah ke atas. Ia penuh percaya diri, namun ti- dak sombong. Ia begitu mantap melangkah, dalam hatinya yang rindang mengapa harus muncul pertanyaan "Apa yang kau cari." Atik memandang penuh per- hatian pada Edy yang tengah Menurun "Paman Pujangga Yung San, tahukah Paman tentang negara- negara di Nan-hai?" tanya Kaisar Kubilai Khan, yang bertahta di Syang-tu. "Ampun, Paduka Kaisar," sembah Pujangga Yung San. "Kerajaan-kerajaan di Nan-hai antara lain: Po-lu-shih, Mo-lo- yu, Shi-li-fo-shih, Mo-ho-shin, Ho-ling, Tan-tan, Pen-pen, Po-li, Chueh-lun, Fo-shih-pu-lo, O- shan dan Mo-chia-man.1) "Ternyata banyak juga nega- ra-negara di sana," kata sang Kaisar. "Dari mana Paman tahu hal itu?" 1. Jentera/roda digerakkan oleh air (angin); 2. Musuh, lawan; 3. Seram, menakutkan; 4. Saring- an; 5. Volume; 6. Suara Anjing; 9. Ibukota Swiss; 13. Zaman; 15. Aku; 16. Perumpamaan; 17. Pe- ledak (Ingg.); 18. Bertaburan ke sana-ke mari; 19. Nyanyian, la- gu; 20. Gubahan musik khusus untuk Piano; 21. Wilayah, dae- rah penugasan; 25. Orang laki- laki (Ingg.). "Dari tulisan kisah perjalanan I-tsing, Paduka," sembah sang Pujangga. "Dua buah karya I- tsing yang terkenal berjudul: Nan-hai Chi-kuei Nei-fa Chuan dan Ta-Tang Hsi-yu Chiu-fa Kao- 4 8 14 15 19 . 23 28 9 Mariman Wilwatikta Ignatius Suharto Berita terjalinnya persaha- seng Chuan."I). batan antara Srimat Mauliwar- madewa, raja Melayu, dan Sri Kertanegara, raja Singhasari, telah sampai di telinga Kaisar Kubilai Khan. 20 26 Di Istana Syang-Tu (26) Ringkasan cerita yang lalu: Perbincangan di bangsal Pangrawit membuahkan keputusan untuk melayarkan Dewi Tepasi ke Campa, dan arca Amoghapaça ke Ke- rajaan Melayu. Kita beralih dulu ke Tiongkok. 6 mengapa 21 "Tentang perjalanannya itu, ceritakanlah apa yang Paman ingat," kata raja Tartar yang haus kekuasaan itu. "Dalam pelayarannya dari Kanton, I-tsing berlayar menuju ke arah selatan ketika angin ti- mur laut bertiup. Setelah meng- arungi laut sekitar dua puluh hari, I-tsing sampai di Kerajaan Shih-li-fo-shih, yang disebut oleh penduduk setempat dengan na- ma Kerajaan Sriwijaya. Di ne- geri itu I-tsing tinggal selama enam bulan untuk mempelajari Sabdawidya," sembah Pujangga Yung San. "Sabdawidya? Apa itu? Dan I-tsing perlu mempelajarinya?" tanya sang Kaisar, cucu Jinghis Khan itu. "Sabdawidya adalah tataba- hasa Sansekerta. I-tsing perlu mempelajarinya sebagai per- siapan kunjunngannya ke India," sembah sang Pujangga. "Diceritakannya pula bahwa Sri Paduka raja negeri Shih-li-fo- asyik membaca sebuah harian daerah yang ternama, di suatu malam milik anak muda. Mulut Atik terkunci seakan hendak bersiap untuk terbuka dan me- lafalkan kata-kata pilihannya. Edy menyadari hal itu. Ia mem- buka jalan. "Katakanlah kalau ada yang tak beres! mungkin aku bisa membantunya." "Aku khawatir dengan keadaanmu," suara Atik lurus. "Memangnya aku ini berada di ujung tanduk? Ah kau ini,... ada-ada saja," sahut Edy sambil bergurau. "Bukan itu yang kumaksud, tapi aku mengkhawatirkan ke- sehatanmu yang sering ke luar malam. Mana sudah masuk angin setiap berangkat dan pu- lang kerja, apa itu tidak me- nyiksa diri?" Air muka Edy jadi keruh. Entahlah,... Edy merasa terpukul dengan kata-kata yang dilontarkan Atik. Bukan ia ber- terima kasih karena erasa di- perhatikan tingkah lakunya se-. tiap hari, malah dalam hatinya mendadak tersinggung. Seperti orang duduk di atas batang pi- sang. Ia raba-raba lagi hari-hari lalunya, saat-saat malam yang jadi masalah. Bagai terantuk batu, Edy mengangkat wajah, memahami apa yang tersembu- nyi di balik maksud Atik. "Biarlah Tik, terima kasih atas pradugamu. Aku memang seperti musang senang berke- liaran di malam hari, tapi tak sejahat musang yang kau duga," Atik jadi tegang merasa temba- kannya dapat respon yang me- mang menegangkan. "Tik, aku pulang dulu," Edy langsung saja bergegas mening- galkan Atik di ruang dalam sen- dirian hanya ditemani Mbak Anita Rahman dan Bung Idrus yang baru membuka senyum. "Dek!" panggil Atik sembari mengejar dengan langkah pelan," Kenapa begitu tergesa dan emosi, apa besok masuk kerja?" Tidak. Malah seperti sapi, minggu-minggu koq kerja," ba- las Edy sekenanya sembari me- langkah mendekati sepeda mo- tornya yang menanti setia, me- lewati calon ibu mertuanya yang duduk di serambi depan. "Mau pulang Dek?" sapanya lugu. Ya Me, saya pulang dulu, be- sok ada kerja bakti, ngayah ban- jar, katanya mau memperbaiki jalan di desa kita ini yang belum kena pemerataan aspal," Edy dapat alasan yang tepat, walau- 1. Jawaban ditulis pada kartu pos, tempelkan kupon TTS Nomor 260, kirim ke Redaksi Bali Post Jl. Kepundung 67 A Denpasar 80232. 2. Jawaban yang benar akan di- undi, empat pemenang akan diumumkan pada penerbit- an 2 minggu mendatang. 3. Pemenang masing-masing de memperoleh hadiah uang Rp 7.500,00 4. Pemenang dalam kota Den- pasar hadiahnya harap ambil langsung ke Bali Post setiap hari kerja, luar kota dikirim lewat Pos.- Pemenang TTS nomor 258 1. Widya Sukma Bukit Tunggal 10 Denpasar 80119. 2. A.A. Gde Agung Suralaga Jln. Plawa IX B/11 Denpasar 3. W. Yudiantara Br. Selat Sangeh - Badung. 4. Kadek Puja Astawa Jl. Sulatri 20 Denpasar 80237 Jawaban TTS No. 258 Mendatar 1. VORM; 3. KIAT; 5. ADAT; 7. NUN; 8. KRAM; 10. EBI; 11. BRON; 12. TENGOK; 14. RED; 15. SUPREMASI; 18. ANI; 19. TERJAL; 22. PANG; 23. ISI; 24. LOVE; 26. NET; 27. RUIN; 29. ARUS; 30. RASI. pun besok belum tentu ia ikut kerja bakti. Edy berlalu. Senyum ramah si meme masih tersisa buat bekal pulang sang calon menantu. Atik gelisah, entah apa yang memenuhi ubun-ubunnya, ter- asa berdenyut-denyut. Dunia dalam berita usai sudah, malam kisah perjalanannya sendiri, I- tsing juga mengisahkan perja- lanan dua orang pendeta yang bernama Wu-hing dan Chih- hung," sembah Pujangga Yung San. "Wu-hing dan Chih-hung berlayar dari Kanton menuju ke Shih-li-fo-shih. Setelah meng- etahui bahwa kedua pendeta itu datang dari negeri Putra Dewa- ta, begitulah penduduk setem- pat menyebut negeri Cina ini, Sri Paduka raja negeri itu me- nyambut kedatangan mereka dengan upacara besar karena Sri Paduka sangat menghormati kedua pendeta itu. Dengan me- numpang kapal raja Shih-li-fo- shih, kedua pendeta itu ber- layar selama setengah bulan menuju ke negeri Mo-lo-yu. Da- Minggu ini begitu singkat bagi Atik. Hanya kepada dinding- dinding kamarnya yang putih ia mengadu dalam bisu. Akhirnya gelap. Seiring putaran waktu. Di pagi yang cerah. Mentari mengembang. Burung-burung terjaga dari lelapnya keletihan, berkicau bak isyarat hari-hari mulai terguyur lagi oleh peluh- peluh dan sesaknya langkah- langkah terayun. "Sepertinya keindahan ini takkan berakhir, begitu besar karuniaMU. Pagi di Minggu ini ingin rasanya aku menimang cucu," Men Kadek seperti tak sadar berucap tak sadar ber- ucap, sambil menyeduhkan ko- pi untuk anaknya yang semata wayang. "Jangan mengkhayal! Pagi- pagi sudah berdemokrasi, kalau sering-sering begini rezeki bisa kabur, nggak mau mendekat," sahut Edy sambil membersih- kan sepeda motornya dari debu, "Apa kawin itu gampang? Ni- kah, punya anak, tidur dan pu- nya anak, lalu terus dibiarkan begitu saja, seperti meme mem- besarkan saya." "Tidak boleh menyesali keadaan. Kau harus bersyukur karena sudah jadi orang seka- rang, janganlah mengungkit masa-masa yang lalu, kita me- mang serba kurang. Bersyukur- lah atas karuniaNYA!" Men Ka- dek memberikan kopi itu pada anaknya, "Meme kan hanya mengharap, kalau kau mau ce- pat-cepat kawin, meme akan se- nang sekali. Segalanya telah kau penuhi, ya umur, bekal dan pegangan. Biar di rumah ini jadi ceria lagi, ada cucu, anggap saja sebagai pengganti kakakmu yang telah tiada." Edy tak me- nyahut, ia membersihkan tulis- an namanya yang tertempel di sepeda motornya, KADEK EDY KROYA, kemudian membolak- balikkan foto yang ada di gan- tungan kunci sepeda motornya. Dunia bersisi dua," pikirnya, "Mungkinkah kau akan menjadi istriku seperti harapan ibuku." Atik masih membisu, terse- nyum manis membelakangi Edy dalam adegan mati. Edy sudah siap sekarang. Ber- dandan rapih, pakai helm dan kaca mata. Dalam hati terhias bunga-bunga. "Mau ke mana Dek?" sapa ibu- "Minggu-minggu kerja?" Edy sudah siap di atas koq sepeda motornya. nya, "Nggak Me, mau ngantar I Luh, katanya mau cari data un- tuk bahan skripsi nanti," sahut Edy. Sepeda motor distarter, ia- pun berlalu. Di rumah, Atik sedang ngo- brol dengan seorang teman se- kampusnya. Tik! Aku nggak enak nih, soalnya kamu kan su- dah punya tukang ojek plat hitam," Komang Weda membu- ka percakapan. "Apa salahnya, kita akan ke- betulan satu arah dan satu tuju- an, malah nggak enak tuh kalau barisan seperti pawai," sahut Atik. "Kau perempuan, aku laki- laki, apa salahnya kalau orang orang berpraduga yang bukan bukan, termasuk pacarmu, wa- laupun kita hanya mencari data di desa yang kebetulan sama." "Ah,.... sudahlah Mang, aku yang bertanggung jawab." Atik berdiri. Ia mendengar bunyi mesin sepeda motor pacarnya yang sudah tak asing lagi di te- linganya. Atik keluar membiar- kan temannya di dalam, me- nyambut Edy dengan senyum, motor dimatikan. Edy belum sempat turun dari sepeda mo- tornya, Atik sudah memelas. "Dek, aku minta maaf. Jangan tersinggung, waktumu telah kusia-siakan." "Ada apa? malah aku jadi nggak mengerti," tanya Edy sambil geleng-geleng kepala.. Menurun 1. VIA; 2. MONITOR; 3. KO- NON; 4. TER; 5. AMBURADUL; "Begini....... kebetulan ada te- manku yang satu tempat tujuan 6. TENTU; 8. KKO; 9. MENDI denganku, aku akan ikut dia. NGAN; 13. KRI; 15. SIT; 16. MI- Kuharap kau maklum. Aku ti- dak mau kau terlalu payah, su- LITER; 17. SIPIR; 20. EVE; 21. dah capek kerja malah aku JENIS; 25. VOA; 28. UJI. nambah lagi. Sudahlah,... sekali shih sangat baik kepadanya. Sri Paduka berkenan menolong mengirimkannya ke Kerajaan Mo-lo-yu, yang disebut oleh pen- duduk pribumi dengan nama Kerajaan Melayu. I-tsing ting- gal di negeri Mo-lo-yu selama pa dua bulan, kemudian ia mene- perjalanannya." ruskan pelayarannya menuju Chieh-cha, sebuah negeri yang- ramai dikunjungi para peda- gang. Penduduk pribumi me- nyebutnya pelabuhan Kedah. "Empat belas tahun kemudi- Dari Chieh-cha, I-tsing berlayar an dihitung dari keberangka- ke arah utara selama belasan tannya dari Kanton, I-tsing men- hari sampai di kepulauan Niko- ceritakan kisah perjalanannya bar. Dari situ I-tsing melanjut- pulang ke Tiongkok. Dicerita- kan pelayarannya ke arah barat kannya bahwa Tan-mo-li-ti ada- selama belasan hari juga sam- pailah I-tsing di Tan-mo-li-ti, orang-orang pantai timur India menyebutnya Tamralipti,"1) sembah sang Pujangga. "Apa lagi yang diceritakan oleh I-tsing?" tanya sang Kaisar, semakin tertarik. "Selain menceritakan tentang lam waktu lima belas hari ber- ikutnya mereka sampai di Chieh-cha. Pada akhir musim dingin mereka berlayar ke arah barat untuk menuju ke India.1). Jadi, yang diceritakannya seru- dengan kisah "Berapa lama I-tsing melang. lang buwana itu?" tanya sang Kaisar. ba pada bulan pertama atau ke- dua. Setelah itu, mereka ber- layar lagi ke arah utara. Setelah pelayaran selama sebulan sam- pailah mereka di Kanton," sem- bah sang Pujangga.1). Bali Post lagi aku minta maaf dan kuha- rap kau tidak tersinggung serta tidak berprasangka yang bu- kan-bukan akan niatku." Atik masih tegarberdiri, namun da- lam hatinya luluh juga. Betapa ia merasakan kekecewaan pa- carnya dari air mukanya yang mendingin. "Sekarang aku tahu," kata Kaisar Kubilai Khan. "Pada waktu itu Kerajaan Shih-li-fo- shih atau Sriwijaya itu adalah "Pergilah! Semoga selamat di jalan dan sampai di rumah," ke- luar juga kata-kata Edy yang di- paksakan. Sempat ia menoleh, bertemu pandang dengan Ko- mang Weda, Komang Weda ber- anjak mendekat. "Saya Komang Weda," Ko- mang memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan. "Kadek," balas Edy sambil me- nyambut tangan Komang. "Saya minta izin pada Anda untuk berangkat bersama-sama Atik," pinta Komang. "Silakan," sahut Edy sambil tersenyum. "Oh ya,... terima ka- sih. Anda telah membantu I Luh dan berarti juga menolong saya. Saya permisi duluan." Edy ber- lalu dengan sepeda motornya, kembali ke rumah, dengan pe- nuh pertanyaan yang belum ter- jawab dalam benaknya. Saling ketidakpercayaan dalam hati mereka telah mulai tumbuh. Entah akan jadi subur atau akan bisa mati. Minggu malam yang kelabu. Tanpa bintang, bulan bersem- bunyi di balik mega hitam, si- narnya mencari celah, meraya- pi hati insan di bumi yang ke- hausan cinta kasih, cinta sesa- ma, cinta remaja yang men- dambakan kebebasan. "Aku ingin kebebasan!" suara Edy datar tapi perlahan dan ter- tahan karena di luar ada calon mertuanya. "Silakan! Tapi aku tidak me- nyukainya bahwa itu prinsipmu seperti yang sering kau katakan padaku," sahut Atik dingin. "Kalau kau tidak terima, aku sangsi mungkin aku tidak akan mampu membahagiakanmu ke- lak, karena dari sekarang telah kau kekang kebebasanku, iba- rat rumput, batang-batangku te- lah kau potong dan tidak kau perbolehkan menjalar mencari pegangan yang kuat," Edy mem- benahi tempat duduknya, "Keluar malam dilarang, ya...se- perti musanglah. Dan satu lagi, rasa cemburumu yang berlebih- an, buta dan tak bertelinga," Edy jadi ingat akan kata-kata temannya, bahwa cemburu itu adalah penycedap percintaan, tapi ia rasa, kecemburuan Atik seperti racun yang banyak me- renggut jiwa akhir-akhir ini dan menghalangi kebebasannya bergerak. "Kalau begitu, aku juga perlu kebebasan, aku telah banyak mengekang dan menyiksa diri hanya karena untuk kelang- gengan cinta kita. Betapa tidak kau rasakan dan sadari, bahwa wanita itu banyak membatasi diri, membuang jauh-jauh kese- nangan yang datang hanya un- tuk laki-laki yang dicintainya. Salahkah aku kalau hanya menginginkan kau sepertiku ju- ga, membatasi diri dari kese- tak membahagiakan, suara Atik melemah, "Prinsip kita tak per- nah bersatu, hanya cinta kita, yah.... hanya cinta kita." nangan yang "Kebebasanku terarah dan bertanggung jawab, suatu saat kau akan ikut nanti merasakannya," Edy menyala- kan korek, meniup rokoknya dalam-dalam. Tapi yang kulihat kenyataan- nya lain, kebebasanmu tidak akan membahagiakanku nanti atau sekarang, malah sekarang telah menggores-gores dinding hatiku yang semakin menipis." "Kau termakan ulah dan per- asaanmu sendiri," sahut Edy ce- pat sambil melepas rokok dari mulutnya. Sama-sama memper- tahankan pendapat, sama-sama tidak mau mengalah, sama saja dengan pertengkaran halus, ka- rena mereka sama-sama tidak ingin mempertemukan penda- pat mereka. Bara-bara kecil yang telah tumbuh di hati mere- ka masing-masing, kini dapat angin berhembus yang memba- kar dan memusnahkan segala harapan mereka. Edy teringat lagi kata-kata seorang teman- nya, ia mengucapkannya untuk dirinya sendiri. "Apa yang kau cari?" "Ya, apa yang kau cari dalam negara besar yang luas jajahan- nya. Tetapi Mo-lo-yu mempu- nyai pelabuhan yang sangat penting. Namun sekarang, Mo- lo-yu telah berhasil melepaskan diri dari Shih-li-fo-shih, lalu ber diri sebagai kerajaan yang merdeka." Pujangga Yung San terkejut, lalu menyembah, "Ampun, Paduka Kaisar. Dari mana Paduka tahu hal itu?" lah tempat I-tsing naik kapal, bi- la ia kembali ke Tiongkok. Dari sana, I-tsing berlayar ke arah tenggara. Dalam waktu dua bul- an, sampailah I-tsing di Chieh- cha. Pelabuhan Chieh-cha ini milik raja Shih-li-fo-shih. I-tsing tinggal di Chieh-cha sampai mu- sim dingin tiba, lalu berlayar la- gi ke arah selatan. Setelah seki- tar sebulan lamanya terapung- kuti di seluruh benua Timur itu. apung di tengah samodra, sam- "Ampun, Paduka," sembah pailah I-tsing di Kerajaan Mo-lo- Pujangga Yung San. "Di benua yu. Kerajaan Mo-lo-yu pun ber- ini saja jajahan Paduka sudah ada di bawah kekuasaan Shih-li- teramat luas. Untuk apa lagi Pa- fo-shih. Pada umumnya kapal- duka Kaisar masih memikirkan kapal yang akan menuju ke kedua kerajaan di Nan-hai itu?" Tiongkok tinggal di Mo-lo-yu "Ampun, Paduka," sembah sampai pertengahan musim pa- Panglima Shih-pi. "Biarlah ham- nas, karena mereka biasanya ti- ba yang menjawab pertanyaan Seri Brush Up Your English: Build Up Your English Oleh Soejono Ts Paman Pujangga yang penakut ini." Shih-pi lalu menoleh kepa- da Pujangga Yung San, "Apa alasan Paman mengh ngi Pa- duka Kaisar? Nampaknya Pam- an ketakutan menghadapi ke- dua kerajaan itu." "Panglima Shih-pi yang gagah berani," kata Pujangga Yung San. "Ini bukan perkara takut, melainkan sikap waspada dan Seperti yang pernah saya janjikan, semester I tahun 1990 ini akan saya pergunakan untuk menyelesaikan tulisan saya pada semester I tahun 1989, yaitu English Idioms and How to use them. Nomor terakhir pada tanggal 24 Juni 1989 ialah nomor 505 mengenai idiom: take some one for a ride dengan contoh kalimat : Don't give him any money until you have seen the goods. He may be taking you for a ride, yang artinya, Jangan memberinya uang sampai kau telah melihat barang-barang itu. Ia mungkin mem- bohongimu. 506. right (sebagai lawan kiri atau left) Ada seseorang yang kalau berjalan tidak biasa menoleh ke kiri atau ke kanan, sehingga ia tak dapat melihat temannya yang berpapasan, umpamanya. Why did you look neither right or left? You didn't see me, did you? = Mengapa engkau tidak melihat ke kanan atau ke kiri? Engkau tidak melihat saya, bukan? Sebagai lawan salah atau wrong. Setelah lama dicari-cari seseorang untuk menangani se- suatu tugas; pada suatu hari ditemukanlah seseorang yang dipandang sesuai dengan tugas itu. I'm definite he is the man for the right job. = Saya yakin bahwa ialah orang yang sesuai dengan pe- kerjaan itu. Seseorang yang ingin mengetahui sesuatu, ingin ke gereja umpamanya mendapatkan jawaban : Could you tell me how to get to the nearest church? = Dapatkah sekiranya anda mengatakan kepada saya ba- gaimana saya harus sampai ke gereja terdekat? Please go right on and take the first turning to the left. You can't. miss it. = Berjalanlah terus dan beloklah ke kiri di simpangan/ belokan pertama. Anda tak akan keliru. Go right on artinya berjalan terus/lurus. 507. Rise. a. bermata air Siapa yang tak mengenal lagu Bengawan Solo, meskipun pengarangnya, Gesang, harus gigit jari karena tidak jadi mendapatkan honorarium pengarang atau yang dikenal royalty dari Jepang. The Bengawan Solo rises in Solo. = Sungai Bengawan Solo bermata air di Solo. b. give rise to Masyarakat memang cepat bergunjing mengenai apa yang terlihat di luar. Dan gunjingan memang makanan lezat. Seseorang, karena kelakuannya yang aneh, bisa juga mengakibatkan/menyebabkan gunjingan yang ku- rang sedap. His strange behavior is giving rise to unpleasant gossip. = Kelakuannya yang aneh itu menyebabkan gosip/ gunjingan yang tidak menyenangkan. c. get a rise out of Orang bisa saja jengkel karena ulah orang lain. Keacuh- an banyak menjengkelkan orang lain. Sabda Alam is so indifferent that we all get a rise out of him. = Sabda Alam demikian acuhnya sehingga kita semua jengkel padanya. 508. risk Seorang yang berani berbuat jahat, terutama dalam bi- dang korupsi, ia sudah berani mengambil risiko malu di- tayangkan di dalam televisi di negara Pancasila ini. He is ready to run/take the risk of being captured and presented on television. = Ia siap mengambil risiko ditangkap dan ditayangkan di hidup ini dan dalam persaha- batan ini?" Atik menimpali se- perti seorang filosof. Edy terma- ngu sebentar, "Kalau memang begitu, cari- lah apa yang kau cari dalam hi- dupmu, tapi aku takkan ikut de- nganmu, karena jalan kita ber- beda. Suatu saat nanti mungkin kita akan bertemu di sebuah penghujung." Sahut Atik sambil berlalu. Mengadu lagi pada di- nding-dinding kamarnya yang putih, membiarkan Edy sendiri dengan prinsipnya dan kebeba- sannya yang tak ada saling pengertian dengannya. Hari-hari berlalu. Seperti awan berarak, begitu cepat, ke- mudian lenyap di balik bukit yang berbaris kokoh. Atik telah diwisuda, jadi seorang sarjana hukum, LUH PARWATI, S.H. Ia begitu berbahagia, "Apa yang kau cari?" Atik teringat lagi akan kata-kata itu. Pikirannya terus berputar, berputar dan berputar. Kini ia sendiri lagi, se- muanya harus berakhir seperti itu, tiada teman pembagi suka dan duka, tempat mengadu, ter- tawa dan menangis dari aneka peristiwa kehidupan. Ia masih mencari dan mencari. Ibarat se- buah soal, takkan ketemu pe- nyelesaiannya tanpa ada prin- sip untuk memulainya. Atik ja- di bingung dan bingung. Harus- kah kehidupan ini dihadapi de- ngan kebingungan yang tiada akhir? SEDAP MALAM, 2 Nopember 1989 Untuk seseorang nun jauh di sana "Saat ini Kerajaan Mo-lo-yu telah menjalin persahabatan dengan Kerajaan Sing-ha-sa-li, kerajaan besar dan kuat di She- po, jauh di sebelah tenggara Ke- rajaan Mo-lo-yu. Menurut lapor- an para senapati, Kerajaan Sing-ha-sa-li di Kerajaan Mo-lo- yu sekarang telah menguasai Nan-hai, terutama lalu-lintas perdagangan di Selat Ma-la-ka. Kedua kerajaan besar di Nan- hai itu belum pernah mengirim utusan ke istana Syang-tu. Ba- gaimana kalau mereka kita ha- Untuk menghadapi Kerajaan Sing-ha-sa-li di She-po itu kita harus hati-hati. Bukan saja ar- mada lautnya sangat kuat, cua- ca di sana terlalu panas. Di sana tidak pernah ada musim dingin; senantiasa panas. Mampukah prajurit kita berada di dalam cuaca yang begitu panas dalam jangka waktu panjang? Selain itu, jarak Tiongkok She-po ter- lalu jauh. Sebelum sampai di sa- na, kita harus menghadapi ke- rajaan-kerajaan yang akan kita jar saja?" tanya raja yang dita- singgahi. Sebab, seluruh negeri yang kusebutkan tadi telah menjadi sahabat Sing-ha-sa-li." hati-hati. Kita tidak boleh gega- bah. Kerajaan Shih-li-fo-shih dan Kerajaan Mo-lo-yu dikenal sebagai kerajaan-kerajaan San- fo-tsi karena keduanya berada di pulau yang sama, yang oleh penduduk pribumi disebut Swarnabhumi. Sedangkan Ke- rajaan Sing-ha-sa-li atau tepat- nya Singhasari berada di She- po, yang disebut oleh penduduk pribumi sebagai Pulau Jawa. Catatan: Nan-hai Laut Selat- an. 1) = Nia Kurnia Sholihat Irf- an, 1983, p.20-24. Nan-hai Chi- kuei Nei-fa Chuan Catatan Ajaran Budha yang Dikirim dari Laut Selatan. Ta-Tang Hsi-yu Chiu-fa Kao-seng Chuan = Ca- tatan Pendeta-pendeta yang Menurut Ilmu di India pada Zaman Dinasti Tang. San-fo-tsi = Swarnabhumi = Sumatra. She-po Jawa. (Bersambung). Kupon TTS No. 260 anah adalah Tagat penting dalam kehidu pan manusia, baik itu karena si- fatnya yang tetap maupun kare- na fakta sebagai tempat tinggal. nya. Menurut hukum adat per- talian manusia yang erat de- ngan tanahnya adalah bersum- ber dari alam pikiran serba ber- pasangan (participeren den-. ken) dan ini dianggap sebagai pertalian hukum umat manusia dengan tanahnya. dalam televisi. a. risk one's neck. Betapapun dan bagaimanapun, seorang tua yang ber. tanggung jawab akan mempertaruhkan nyawanya apa- bila anak yang disayanginya mendapatkan fitnah, um- memperoleh hak untuk meng- uasai tanah dalam arti meman- faatkan/mengelola tanah itu, memungut hasil di atas tanah itu. Hak persekutuan inilah yang disebut hak ulayat (besc- hikkingsrecht). pamanya. For the sake of her daughter, she is willing to run her neck. = Demi anak perempuannya, ia bersedia mempertaruh- kan nyawanya. 509. on the rocks Apabila seseorang bangkrut di dalam usahanya, usaha dag. angnya, umpamanya, atau juga seseorang yang keadaan keuangannya sangat jelek, idiom tersebut di atas dapat dipergunakan. He is on the rocks. = Ia sangat kekurangan uang. 510. a. be rolling in money 511. a. get to the root of Karena bekerja keras tanpa meninggalkan Tuhan, se- suai dengan pepatah atau kata mutiara Latin: Ora et labora, maka seseorang menjadi amat kaya. Ada juga kalimat Indonesia: Ia bergelimang harta. He is rolling in money. UUPA Terhadap Tanah Adat Bali "Prinsipku, kebebasanku dan Judul buku: Status dan Fungsi Tanah Adat Bali munculnya Kerajaan Mayada- dirimu adalah diriku," suara Edy datar.. b. rolling of fat on someone. Yang telah mengenal penulis rubrik ini akan mengata- kan: The writer of this article is a man with rollings of fat on him. A = Penulis tulisan ini seorang yang penuh dengan lipat- an gemuk. Dalam Undang-undang meng- enai hak ulayat ini tetap men- dapatkan pengakuan baik ek- sistensinya maupun pelaksa- 24). naannya dengan mengingat sya- rat yaitu dalam bidang eksisten- sinya ada syarat sepanjang ke- nyataannya masih ada, sedang pelaksanaannya hurus disesuai- kan dengan kepentingan nasio- nal. Dalam artí, bagi daerah yang tidak ada hak ulayatnya tidak akan dihidupkan kembali dan pelaksanaannya sedemi- kian rupa harus sesuai dengan kepentingan nasional dan ne- gara yang berdasarkan atas per- satuan bangsa dan tidak boleh bertentangan dengan peratu- ran yang sifatnya lebih tinggi. (hal. 18). . Berkenaan dengan tanah- tanah yang dikuasai oleh hak u- MCM MCM MINGGU, 7 JANUARI 1990 Ramai sekali di Bali Post akhir-akhir ini mengenai be- berapa komentar umum tentang Generasi Sontoloyo dan Panti Pijat. Ternyata masyarakat di Bali tetap peka akan keadaan. Ada pendapat di luar rubrik itu yang mengatakan bahwa kita hendaknya mencari sumber persoalannya dengan teliti. Be careful. We should get the root of the problem. = Hati-hati. Kita harus mencari sumber persoalannya. b. root something up Di manapun yang disebut suap itu ada, bedanya ialah bertingkat-tingkat. Bribery kata orang Inggris. Usaha pencegahannya biasanya bersifat "hangat-hangat tahi ayam." The Indonesian Government tried to root bribery up many times. = Pemerintah Indonesia telah berusaha membrantas suap sampai ke akar-akarnya berkali-kali. 512. a. give someone some rope Seorang pendidik yang baik tak segan-segan member- ikan kebebasan berinisiatif kepada anak didiknya. Ia hanya bertugas "Tut wuri handayani," tapi juga "Ing sung tulada, ing madya mangun karsa." If you give them some rope, they will be able to look after 513. rough on someone themselves. = Jika Anda memberikan kebebasan bertindak, mere- ka akan mampu menjaga diri mereka sendiri. b. know the ropes Idiom ini selalu menggunakan bentuk jamak untuk ka- ta benda rope. Seseorang yang baru saja mengerjakan sesuatu, sering ingin berbuat sesuatu sendiri, dan ia sering mendapat peringatan pula, karena memang se- ring tidak sesuai dengan keinginan orang lain yang su- dah berpengalaman. Don't try to do everything yourself. Wait until you know the Setelah Berlakunya UUPA Penulis: I Made Suasthawa Dharmayuda, S.H. Penerbit: CV Kayumas, Denpasar, 1987 Tebal : 75 halaman Rasa Goy SAHABAT saya itu bert Rambutnya hitam mengik tam, kalau tersenyum ha yang putih. Dengan sosok itu, tidak jarang ia disan Indonesia bagian timur, tulen. Baru-baru ini ia meletak gai kepala kelurahan kare sudah. Dalam hatinya ia ir selanjutnya sebagai warg dak dipacu oleh ketergesa putusan yang belum tunt tanpa beban pikiran apa-= "Berhenti dari kepala Anda kelihatan gembira "Mengapa tidak? Saya dari suatu beban yang sela dak saja. Ketika masih melihat takta luar biasa. T itu tercapai lalu kita mula kesibukan yang acapkali waaah, pinginnya sih ber terkekeh-kekeh. "Saya ingin merebahka bantal atau menguap pen lagi. mata mulai terbuka di pa mati pembebasan dan ke- "Beban mental apa seb mengajukannya. "Ya, beban mental. Sa tenang apabila masih ad suwut urusannya. Saya tid makan tenang, tidur tem sanaan saya atau keput muaskan hati saya. Saya yang besar untuk bertin pada masyarakat yang saya. Jangan sampai ada dang bulu dalam memp pihak tertentu. Saya juga di negara yang patuh, m pemerintah ke bawah u baik-baiknya. Dengan p- kelurahan, otomatis apa an saya dan tidak bisa ter Tak ada beban mental la rope. = Jangan mencoba melakukan sesuatu sendiri. Tunggu sampai engkau berpengalaman. Karena tidak diberikan haknya, seseorang mengatakan : He won't pay me for the extra work I did. That's rough on him. = Ia tak mau membayar saya kerja tambahan yang saya lakukan. Itu tidak jujur/curang. WEENSTE STATUS DAN FUNGSI TANAH ADAT BALI SETELAH BERLAKUNYA UUPA Melihat kenyataan yang de- mikian itu maka antara perse- kutuan dengan tanah yang didu- dukinya terdapat hubungan yang erat sekali dan bersifat re- ligie magis. Hubungan yang e- rat dan bersifat religie magis ini menyebabkan persekutuan layat disebutkan sebagai tanah adat atau tanah ulayat. Tanah adat ini dapat diberikan bata- san, tanah-tanah yang bukan milik perorangan, tetapi milik kaum, suku, desa dsb dan tidak seorang pun bisa mendakwakan bahwa tanah itu milik pribadi- nya dan tetap dibawah persang- kut-pautan (campur tangan) hak ulayat persekutuan. (hal. M SUASTHAWAD SH AYU MAS nawa timbul ketegangan dan berlanjut sampai berakhirnya kerajaan ini. Setelah kedata- ngan Mpu Kuturan semuanya tentram kembali dan menegas- kan tanah adat. Hal ini berlan- jut terus hingga penjah masuk ke Bali yang saat itu di Bali ba- nyak ada kerajaan-kerajaan ke- cil. Pada saat itulah dalam bi- dang tanah terjadi perkosaan, perlunakan dan pembatasan berikut pula berlakunya hak u- layat. Timbul pula saat itu ta- nah pecatu dan juga tanah buk- ti. Hingga kemudian setelah ke- merdekaan Indonesia yang di- maksudkan unifikasi, lahirlah UUPA, dengan demikian tanah ada tunduk pada ketentuan kon versi daripada UUPA. (hal 27- 40). Untuk tanah-tanah adat yang ada di Bali dapat dikelompok- kan atas tanah yang dikuasai o- leh persekutuan (tanah desa dan laba pura) dan tanah adat yang dikuasai perseorangan (ta- nah ayahan desa dan tanah pe- karangan desa). (hal 42). Dalam buku ini pula disebut- kan lebih jauh bahwa fungsi ta- nah-tanah adat ada tiga yaitu fungsi ekonomis, fungsi sosial dan fungsi keagamaan. Buku yang ditulis M.Suat- hawa D, S.H. ini kiranya sangat perlu disimak guna pemahaman tanah adat setelah berlakunya UUPA, mengingat alasan yang menyebabkan permasalahan ini perlu diketahui secara jelas kedudukan tanah adat yang bu- kan saja banyak tersebar di Bali tetapi hampir di seluruh wi- layah Indonesia. Secara kenya- taan, tidaklah dapat dipungkiri bahwa peranan tanah adat sam- pai dewasa ini di Bali memberi arti yang positif yaitu, menun- jang menumbuhkan kesadaran warga masyarakat (khususnya Krama Desa Adat) dalam membina kehidupan keaga- maan yang merupakan aspek pembinaan kehidupan manusia Indonesia seutuhnya. (Dian.D) Pengaturan tanah-tanah adat dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) tahun 1960 da- pat ditemui dalam pasal II, VI, VII dan khusus dengan tanah adat Bali terdapat pada pasal II dengan sebutan hak atas druwe dan hak atas druwe desa. Mengenai sejarah tanah adat di Bali dalam buku ini diuraikan secara panjang lebar mulai dari kedatangan mahayogi dari ta- nah Hindu ke Bali yang kemu- dian melahirkan Desa Adat (Desa Pekraman) dengan pem- bagian tanah kepada tiap-tiap warga Desa Pekraman disertai kewajiban menyungsung Kaya- ngan Desa. Kemudian akibat MCM MAN M ALLIANCE FRANCAISE Lembaga Indonesia Perancis Anda ingin belajar bahasa romantis ? Dengan senang hati, kami menerima Anda, peserta kursus bahasa Perancis. Untuk itu kami, dengan bantuan guru-guru profesional dari Perancis dan In- donesia akan memberikan pengajaran bahasa Perancis yang baik, mudah dan praktis, dengan fasilitas sebagai berikut kurikulum umum kurikulum Pariwisata (profesional) • kursus dengan metoda komunikatif dan video mendapat "Diploma International" yang disyahkan oleh Kementrian Pendidikan Perancis di Perancis (DELF/DALF), diakui di seluruh dunia. Mulai tahun 1990, kami akan membuka : kelas intensive kelas untuk tingkat SMP dan SMA, serta sekolah Pariwisata. Dan khusus untuk kelas tersebut di atas kami berikan discount yang me- muaskan Pendaftaran dan informasi lebih lanjut, hubungi sekretariat kami, Jalan Hang Tuah No 3. Telp: 88537, Bunderan Renon - Denpasar Buka setiap hari kerja jam 08.00 19.00 (Wita) LEMBAGA INDONESIA-PERANCIS KHUSUS UNTUK ANDA NUGW NGRY LUGDU NUGE) MINGGU, 7 JANUAL C 29 Tatkala saya datang bincang melepas senja ya da suatu hari, bekas akto an itu tengah mengelus- duk di amben sambil be kopi pahit dari gelas yam Padahal, selama 8 tahu ngankan mengelus ayar kaos kutang di ruang ta. cuali di kamar tidur, se bisa didatangi tamu tak saja ada urusan yang ha R DH NG 4 SA Bahan : 1 ekor (900g) ayam, miny reng, 2 lembar daun salam tang serai, dimemarkan lengkuas, dimemarkan, santan dari 1 butir kelapa tir telur rebus, dikupas tong-potong. 300 g kentar bus, di kupas, di potong-p 300 g mihum, diseduh ai didih, ditiriskan, 10 ketu potong-potong, 2 sendok bawang goreng, daun ke Bumbu yang dihaluskan 3 cm kunyit, 5 cm jahe, kemiri, 5 butir bawang m siung bawang putih, gar- Cara membuatnya : AND L atas p Apa yang paling ber menjadi aktor nya itu? Pertanyaan itu dalam percakapan santa num tuak dan makan law. "Saya bahagia apabi E 25 Res M Laksa Ketupat - Rebus ayam dalam a kupnya sampai lunak, a kemudian ukur kalduny nyak 1250 cc. Sisihkan. C Paduan antara rok le asyik dan berkesan Color Rendition Chart
