Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1990-01-07
Halaman: 09

Konten


NUARI 1990 rep.Kps-Mon ya, seperti terlihat terbaik, Amy dari pies dan Krakatau, dangdut "Gubug Astria sang senior 1990 ini konsep an membayang- mbangan itu sen- ock dalam peng- s, tentu saja. Na- ang tahu, "leda- bakal terjadi da- sik Indonesia di ini? Ah, betapa matu yang kita be- Gus Martin). medi dengan ge- ayangnya ini ti- dipegang. Dasar g dipakai meng- emain hanya ter- pemain, yaitu pe- dan Pak Lenco.. pas. Penggarap lu menegaskan dengan apa yang jadi pilihannya. rnyata sebelum- milih (menyerah- bijakan" pemain aknya ada "ke- tentu dalam tipe apan. Ditunjang nan pengalaman ater Anyar boleh upakan grup tea- anjikan. (17 Desember), ng tampil sama- ataskan naskah aitu "Malu". Set g lumayan men- Teater Mentah tu hal yang lewat Pemain agaknya emanfaatkan set- p bagus itu. Pada rapa pemain cu- matkan pementas- in Pak Lenco, Bu nggreni. Ketiga- liki volume vokal -, hanya saja segi ah. Teater Angin erusaha menutup anya dengan gaya angnya, tidak ber- kampungan. Ini ena para pemain- daya improvisasi berteater aran" Meski lupa dialog stru dengan meli- u Abdi pemegang sa "menyatu" de- . Memang bukan u tidak boleh me- mana kesan yang ya. Dengan gaya meran Bu Abdi, pe- zer Angin B ini cu- atkan dari lobang ang ke Hal X kol 6) C. 1578 MINGGU, 7 JANUARI 1990 Watanabe Sado SEGALANYA untuk jazz! Itulah yang dilaku- kan pemusik kenamaan Jepang, Watanabe Sa- dao. Dia menjadi peniup saxofon sejak 1961. "Jazz adalah kehidupan bagi saya. Saya tum- buh bersamanya," ujar pemusik jazz berusia 56 itu. Menjadi peniup saxofon ternyata bukan satu- satunya pilihan Sadao. Sebelumnya dia mahir di klarinet. "Saya berlatih sangat keras. Setiap hari saya berlatih sejak pk. 08.00 bagi sampai tengah malam," ujar pecandu jazz itu. Dan disiplin keras itu kemudian membuah- kan beberapa penghargaan untuknya. Satu di antaranya adalah penghargaan Art Festival Grand Prix Award tahun 1977 dari pemerintah Jepang. Musik sangat pribadi sifatnya. Saya ingin menjadi diri saya sendiri, dan untuk itu pertama kali harus bisa menghargai diri sendiri. Setiap musikus harus berusaha mencapai bunyi paling baik dari musiknya sendiri," demikian Wata- nabe. Seperti tahun-tahun sebelumnya, besar ke- mungkinan pemusik kondang Jepang ini akan kembali menjadi pemusik terbaik tahun ini. Di- tanya kapan akan berhenti bermusik, veteran jazz ini berkilah: "Saya akan terus meniup saxo- fon sampai akhir hayat." (Asw). HOTEL Paras Mini DALAM pagelaran tari janger yang berisi sun...pipi kanan dan kiri, sontak penonton ber- suit-suit dan gerrr. Pasalnya Ni Made Suradnya- ni yang kelahiran Basangalas 2 Januari 1970, jebolan SMKI yang sekarang jadi pembina tari di Kabupaten Karangasem menampilkan wajah yang tersipu-sipu, maklum sih yang diajak main itu anak asuhannya sendiri lantas berisi adegan peragaan ciuman. Lantas siapa tidak merasa tersipu-sipu kalau dengan anak binaannya sen- diri main bersama-sama, lalu berisi peragaan ciuman sepertinya muda-mudi. "Lho seniman itu harus total dalam peran yang diberikan. Karena dalam laku seni tak ada guru dan murid" celoteh Ibu guru muda ini, usai pagelaran di Gedung Kesenian Kabupaten Ka- rangasem. Setidaknya itu merupakan ucapan selamat ulang tahun ke-20 bagi ibu guru muda yang murah senyum. Ni Made Suradnyani di samping ikut dalam pembina tari di sanggar tari kabupaten Karangasem, juga mengabdikan ilmunya di SMP Negeri Abang Karangasem se- bagai tenaga pendidik. Bagaimana bu guru ka- lau muridnya mencium ibu gurunya dalam me- rayakan hari ulang tahunnya? "Boleh-boleh kenapa tidak. Kalau anak didik saya itu masih sekolah di TK," selorohnya se- raya tertawa renyah. Wah ada-ada saja....... (Arthawa). orang mahasiswa, dan masing- masing peserta diwajibkan me- mentaskan karya seni sepan- jang 20 menit. Mengenai bagai- mana bentuknya, "Terserah ke- pada mereka. Kami member- ikan keleluasaan berkreasi ke- pada para peserta ujian," kata Dr. I Made Bandem, Ketua STSI Denpasar, di tengah memblu- daknya penonton menyaksikan pentas seni tersebut. Pentas ujian ini memang mengundang perhatian yang begitu besar dari masyarakat CASS BEACH SANUR-BALL INDONESIA Suradnyani Roro Mendut dan Lubdhaka Diuber Konta BERBAGAI lakon ditampil- kan lewat ungkapan pragmen tari oleh para mahasiswa Seko- lah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar, selama tiga malam berturut-turut dari 18-20 Desember lalu. Pentas seni yang digelar di panggung Natya. Mandala, di kampus STSI, Jalan Nusa Indah, Denpasar, adalah dalam rangka ujian seniman se- tingkat sarjana (S1) pada per- guruan tinggi kesenian ter- sebut. Denpasar dan sekitarnya. Sejak pukul 19.00 Wita penonton su- dah memadati panggung pe- mentasan yang cukup reprense- tatip itu dari penonton yang ter- golong awam hingga pengamat seni. Maka, sektor informal pun masuk kampus. Para pedagang bakso, tahugunting, minuman, permen memanfaatkan peristi- wa ini. Ujian akhir itu diikuti oleh 32 Ini memang momentum pen- ting dan serius, terutama bagi Dalam para peserta ujian. penggarapan karya seni inilah Fm 10 tere PM 8 FKB The Best Radio Station In Town PT.RADIO CASSANOVA JL. VETERAN 4 DENPASAR - BALI - INDONESIA : (0361) 25814-33020-24229-22782 sebagian besar mengambil bentuk frag- men tari. "Ini mungkin disebab- kan, bagi mereka, menggarap fragmen tari lebih mudah. Ada segi naratif yang dijadikan jem- batan," ujar Dr. I Made Bandem yang juga Ketua Masyarakat Musikologi Indonesia (MMI). Kalau dianalogikan dengan seni sastra, pragmen tari bak se- potong prosa lirik. Motiv gerak sebagai idiom dalam tari adalah Bali Post/KS FRAGMEN TARI- Salah satu karya fragmen tari yang ditampilkan dalam rangka ujian seniman sitingkat lirik-liriknya. Maka untuk me- nikmati sebuah sajian pragmen sarjana (S1) STSI Denpasar. Listen To The Leader..... BALL HAI Supper Club 10 th Floor Dengan bangga mempersembahkan "SOMETHING UNIQUE" Penyanyi berkaliber Internasional khusus diterbangkan dari Manila, Philipina dan Singapore. Saksikanlah sambil anda minum bersantap malam dan melantai di Supper Club tertinggi di Bali. Setiap Malam, kecuali Minggu : Santap Malam Mulai pukul 19.00 Wita. Show : 21.30 Wita.. May Pesan tempat melalui Telephone 38511 Pesawat 1143.. BK. 10 C 02 Drs. Ida Bagus Sudewa BAGI Drs. Ida Bagus Sudewa sedikit pun ti- dak mempunyai cita-cita jadi guru, memang ingin terjun ke dunia peradilan yaitu setidak- nya jadi hakim atau jaksa. Tapi memang kodrat baginya karena tak kesampaian jadi hakim atau jaksa diangkatlah jadi guru di SMA Negeri I Karangasem. Dengan demikian ia bersumpah akan menjadi guru yang baik, memang beberapa hasilnya su- dah nampak sekali atas binaan Pak Sudewa di sekolahnya. Dari soal berseni-seni sampai soal studi SMA Negeri I Karangasem menampakkan hasil. Coba bayangkan sebelum ada Majalah Ti- ka yang dicetak offset di Bali Post, di SMA Nege- ri I sudah ada majalah sederhana yang ia sendiri mengelolanya, bahkan dari mengetik sampai, nyetensil. Sekalipun usianya setengah abad lebih dan anaknya semua sudah di perguruan tinggi dan juga sudah ada jadi sarjana, masih tetap energik dan aktif, dari soal keorganisasian sam- pai memberikan ceramah dan penataran P4. Da- lam pandangannya tetap mencerminkan kege- sitan dalam kehidupan ini. (Arthawa). mereka mengeluarkan segala kesaktian yang dimilikinya. Arti- nya dalam karya seni yang me- reka pentaskan merupakan kristalisasi secara total konsep- konsep seni dan pengalaman- pengalaman estetis yang dipu- nyai. Oleh karena itu, bagi pe- nonton, kapan lagi menyaksi- kan peristiwa budaya yang men- janjikan bobot artistik. Yang unik adalah penonton dan penguji duduk secara ber- baur, walau para penguji dise- diakan tempat yang agak sedi- kit khusus. Tapi suasana tidak terasa formal. Yang sebagian kelihatan tegang dan grogi ada- lah pihak yang diuji. Tentu saja. Kreatif NAMA Abdul Samad Said di negerinya Ma- laysia, sudah amat dikenal khalayak. Dia seo- rang novelis tua yang sudah menggeluti dunia- Lakon yang diangkat sebagai media transformasi ide mereka cukup variatif. Ada yang ber- sumber dari legenda; ada yang bertolak dari sejarah; ada yang berangkat dari mitologi, ada yang berolah seni lewat cerita wayang, dan lain-lainnya. Se- dangkan dari segi penataan bus- ananya nampak adanya upaya yang cukup kreatif bahkan ada greget inovatif. Dan, dari segi pengungkapannya, DI KUPANG... TIADA HARI TANPA RADIO VERBUM 100 500 P.T. TIRILOLOK RADIO VERBUM PM3 EXC-FREQ.792 KHz JALAN SUPERSEMAR KUPANG - NTT PRODUK MEREKA LARIS DI PASARAN KOTA KUPANG DAN SEKITARNYA.......!! BERKAT JASA INFORMASI RADIO VERBUM KAPAN ANDA BERPACU SUKSES BERSAMA KAMI??? AR PT RADIO 'AR' BROADCASTING SERVICE SATU MULUT BERUJAR SEJUTA TELINGA MENDENGAR Bali Post SISETI MAANDAG AGAMA SARKA 1330 TUM SAN AMMATIC NATURTY ABRA ww DAUGA AN INSCRENATAKAN KANTOR STUDIO JIN CIUNG WE NARA RENON DENPASAR TELP. (0361) 23377 28760 Kami berada di daerah de- ngan kepadatan penduduk tertinggi di Bali mengapa an- da tidak manfaatkan BK 9 nya selama 40 tahun. Di usianya yang ke-53 saat ini, tokoh tua dalam percaturan sastra Malaysia itu menjadi teramat berang dan mogok menulis. Apa pasal? na Ini masalah prinsip, demikian Said berkilah. Dua tahun lalu dia keluar dari suratkabar "Berita Harian". Meninggalkan posisinya seba- gai redaktur sastra di koran berbahasa Melayu itu. "Gaji selalu terlambat, dan jika tetap bersama mereka saya selalu merasa terhina," ujar Sa- mad, yang telah melahirkan 27 novel berbahasa Melayu, termasuk 3 di antaranya yang meledak di pasaran buku Malaysia. "Saya selalu berusaha membuktikan bahwa bahasa Melayu telah diterima sebagai bahasa resmi, sehingga seharusnya lebih banyak orang membaca karya sastra Melayu. Kalau saya yang sudah 40 tahun berkecimpung di sastra, belum bisa 'survive', lalu siapa yang bisa?" begitu dia berkata berang. Dan kini adalah saat-saat mogok menulis bagi novelis tua yang novelnya berjudul "Hujan Pagi" sempat dicetak ulang berkali-kali dan selalu meledak di pasaran itu. "Saya kira, setelah bertahun-tahun belajar menginterpretasikan hidup, sekarang saya akan menikmati hidup itu sendiri untuk sementara," ujar Said. (Asw). tari dituntut kepekaan inter- pretasi, di samping didukung pula oleh bobot komunikatif da- ri presentasi artistik seni yang disuguhkan. Seperti karya seni Mendut mi- salnya, yang mengisahkan per- cintaan Roro Mendut dengan Pronocitro yang berakhir tragis dengan matinya kedua sejoli itu. Dramatisasinya tidak begi- tu terang, namun lebih didomi- nasi dengan simbol dan rangkai- an gerak yang ekspresifsurea- listik. Tapi karya seni yang tari- nya ditata oleh I Ketut Rena dan iringannya dibuat oleh Gede Arya Sugiarta ini, terasa memi- liki daya pukau. Dengan keber- aniannya mengolah gerak ada sentuhan ballet serta tata busa- berbau keindia-indiaan, menjadikan karya duet ini mempunyai identitas. Cipta seni memang perlu identitas, kepribadian, kalau suatu karya seni ingin diperhi- tungkan. Sebab dalam blantika kesenian, identitas adalah cap yang tak bisa diabaikan sebagai ungkapan ekspresi diri. Penata tari Ni Nyoman Diah Ka- runi, mengejar identitas de- ngan karya seni dengan judul Pelangi di Langit Mendung. Ia menghindari keklisean dengan cara ungkap kontemporer. De- ngan penjelajahan berbagai ungkapan gerak dan mencari nuansa dengan permainan lem- baran kain putih, ia bertutur tentang kisah seorang pemburu yang bernama Lubdhaka yang rohnya setelah ia mati, disam- but kontraversial di alam sana. Mengejar identitas dalam berkarya seni, tentunya tidak mesti mendobrak tradisi. CENNY TAILOR: Terima ja- hitan & obras khusus wanita. Hub. Jl. Pulau Misol VIII/6, BK 11 Dps, tel. 34054. M. 64 Samad Said karya seni I Nyoman Cerita. De- ngan bahan-bahan dari akar tra- disi ia mampu memberi modivi- kasi dalam kreasi seninya, Satya Bhrasta, yang sungguh enak di- tonton. Dengan jembatan kisah terbunuhnya Gatotkaca oleh Karna dengan senjata maha saktinya yang bernama konta, Cerita memaku perhatian pe- nonton dengan variasi gerak, garapan komposisi, dan drama- tisasi yang lancar. Garapan ini juga memiliki kejutan dengan memanfaatkan properti payung, kipas besar yang dapat dilipat jadi gada, dan anak pa- nah. Karya seni ini mengundang plok-plok-plok penonton. Ini dibuktikan oleh penampilan (Kadek Suartaya). Karya tulis Selain tiga karya seni yang penyajiannya disinggung di atas, penampilan-penampilan yang lainnya juga memancar- kan daya pikat dan pesonanya sendiri-sendiri, yang tentu juga disertai cacat-cacat atau kele- mahan-kelemahan yang diakui oleh Dr. I Made Bandem sendiri. Tapi agaknya penonton puas. Terbukti sebagian besar penon- ton tidak bergeming dari tem- pat duduknya dari awal pemen- tasan yang dimulai dari pukul 20.00 dan berakhir pukul 23.00. Pagelaran karya seni yang tidak dipungut bayaran itu, "Memang sengaja tidak dipublikasikan, menghindari terlalu banyaknya penonton," kata I Nyoman Ca- tra, SST, ketua panitia ujian se- niman setingkat sarjana itu. "Tapi peristiwa seperti ini me- rupakan wahana meningkatkan apresiasi seni masyarakat," tambah Dr. I Made Bandem. RUMAH TANAH JUAL DIKONTR: Rm/Tnh 2 a, PAM, PLN, s'tegis, u. usaha/ kantor. Hub. L'Sung, Rambut- an 35, Dps. M. 56 melawan pendapat umum yang terlanjur keliru itu? Penyanyi berparas cantik yang lahir di Ja- karta, 1 Juni 1967 ini, dengan tangkas berujar, lihat saja per- kembangan nanti. "Yang jelas hijrah perdana saya menden- dangkan lagu Dangdut! Gubuk Tua' ini, identik dengan mere- dam Anekdot tersebut," ujar Nella. TIDAK kurang dari delapan mata acara siaran yang pernah diasuh Ode. Namun bagi pe- nyiar Radio Pinguin Denpasar ini yang paling mengesankan adalah ketika mengasuh acara "Kampus Kita". Ode atau leng- kapnya Ode Astiningsih maha- siswi Fakultas Hukum ini pun berkisah tentang acara ini. Aca- ra Kampus Kita adalah acara yang memerlukan banyak bah- ANDA MAU BELI/ JUAL MOBIL? SEGERA HUBUNGI : Jln. Imam Bonjol 211 Telp. 27282 Denpasar. Indonesia Dapat Peloporiusnet Masa Depan Manusia dan Budaya INDONESIA seharusnya da- pat memelopori berdirinya satu institut yang melanjutkan pe- mikiran tentang masa depan manusia dan kebudayaan, atau sebuah pusat penerbitan yang menyebarluaskan pemikiran tentang kedua masalah itu, un- tuk menarik minat banyak orang terhadap filsafat. C. 817 Prof. Dr. Sutan Takdir Ali- syahbana mengatakan kepada Antara, Kamis di Jakarta, kepe- loporan itu harus dimulai dari Indonesia, sementara banyak negara-negara Eropa, Amerika dan negara maju lainnya, tidak sempat memikirkannya karena modernisasi teknologi dan me- lupakan masa depan manusia dan kebudayaannya. Nella Regar Melawan "Anekdot" SUKSES Nella Regar berduet dengan Rano Karno dalam mengusung album 'Jangan Lagi Kau Menangis Untukku' beber- apa waktu lalu, ternyata mela- hirkan beragam Anekdot. Ribu- an surat dari khalayak pengge- mar kebanyakan mengecap di- rinya, buta warna. Apa pasalnya ? Syair lagu ciptaan Joko Sori yang sangat populer tersebut, diantara syairnya berbunyi 'ka- lau hitam bilang hitam - kalau putih bilang putih'. "Itu contoh dampak negatif kalau syair lagu begitu di hafal Khalayak penggemar. Saya tak marah sedikit pun terhadap pendapat, Nella buta warna. Po- koknya, tugas utama saya akan melawan Anekdot tersebut," te- gas Nella Regar penyanyi lagu Dangdut "Gubuk Tua". Kiat apa yang digunakan BIRO JASA Dikatakannya, teknologi ha- nya alat yang diciptakan manu- sia untuk kepentingan manusia sendiri dan perlombaan tekno- logi akan menghilangkan tang- gungjawab masa depan dan tujuan hidup manusia. Kini su- dah saatnya manusia kembali kepada dirinya sendiri. Filsafat akan mengembalikan manusia pada kedudukannya sebagaimana manusia yang bu- kan sebagai alat, tetapi sebagai khalifah atau makhluk yang ter- tinggi derajatnya dan bertang- gungjawab terhadap semua yang ada di dunia ini, katanya. "Kita memang perlu juga menguasai ilmu dan teknologi secepatnya dan memanfaatkan- nya untuk menguasai kemak- muran bersama bangsa-bangsa menjadi lebih luas lagi dan me- lain di dunia guna menciptakan lahirkan pemikir-pemikir yang suatu dunia baru, tapi tidak me- jauh lebih besar dari Kong Hu nyediakan tempat untuk per- Chu," ujar guru besar filsafat senjataan," demikian Prof. Ali- itu. syahbana. Krisis yang paling besar seka- rang ini, katanya, adalah dunia modern yang dengan kemajuan teknologinya dapat mencipta- kan bom atom yang memba- hayakan umat manusia serta de- ngan kemajuan itu banyak ne- gara masih membeli senjata dan rasa nasionalismenya ma- sih terlampau kuat. "Kita jangan hanyut dengan tidak punya kemauan, tidak mempunyai pemikiran dan ti- dak mempunyai tanggungja- wab, tetapi kita harus dapat me- nentukan tanggungjawab masa depan untuk mencapai satu ma- syarakat dan kebudayaan ma- nusia yang lebih baik," ujarnya. Lebih besar Prof. Alisyahbana mengata- kan, zaman yang paling besar dalam sejarah adalah abad ke-5 masehi. Filsuf-filsuf besar se- perti Kong Hu Chu, Budha dan nabi-nabi dari Timur Tengah te- lah meletakkan dasar-dasar fi- losofi di dunia. Menurutnya, ada yang meng- atakan, zaman itu sangat terke nal karena manusia baru meng- enal kuda sebagai alat transpor tasi, sehingga dapat menghu- bungkan daratan Cina yang ter- pecah-pecah dan menyatukan India yang sangat luas. Sekarang ini, katanya, ke- majuan teknologi telah men- ciptakan alat transportasi dan yang canggih, komunikasi menghubungkan satu negara dengan negara lainnya dan me- nyatukan lima benua dalam waktu yang lebih cepat dari zaman Budha, Kong Hu Chu dan nabi-nabi di abad ke-5. "Kalau kecepatan transporta- si kuda sudah dapat membuat revolusi dan melahirkan filosof- filosof besar, kita sekarang be- lum sadar bahwa kita bisa men- ciptakan yang lebih besar lagi, menyatukan kebudayaan dunia Menurut mahasiswi semester VI STIE Perbanas semester VI ini, hasratnya untuk tidak ter- paku di jalur musik Pop Indone sia, kini sudah mulai terwujud. Setelah berdangdut, lanjut Nel- la, ia akan melompat ke jenis musik lain yang populer di ta- nah air. Ode Astiningsih, Siaran dan Melukis "Sekalian mempertegas, ja- ngankan soal warna secara har- fiah soal ragam jenis musik pun, Nella cukup menguasai plus ti- dak buta," tutur anak keempat dari lima bersaudara yang mu- lai berkiprah di dapur rekaman tahun 1986., Mengapa memilih jalur Dang- dut Nel? "Kebetulan tawaran yang lebih dominan banyak di jalur musik Sungai Gangga. Pa- dahal saya ingin sekali meng.. gairahkan lagu-lagu daerah yang kini lagi lesu darah," tegas Nella mengunci bincang- bincang singkat dengan harian ini di rumahnya Jl. Bendungan Hilir VI No. 4, Jakarta Pusat. (As-10). bermacam organisasi yang nota bene tidak selalu mu- dah ditemui. Namun di situlah letak tantangannya. Akhirnya sekarang lebih banyak kami Ode Astiningsih KO Bali Post/lst. Kurang terdengar Prof. Alisyahbana yang men- jabat rektor Universitas Nasio- nal Jakarta ini mengatakan, perhatian terhadap kehidupan filsafat di Indonesia sekarang ini sangat kurang, sementara yang terdengar hanya mistik dan soal kebatinan. Bali Post/Dok Dr. Takdir Alisjahbana hy and the future" (budaya tra- disional, filsafat dan masa dep- an)", diadakan Himpunan Filsa- fat Indonesia (HFI) bekerjasa- ma dengan Federation Interna- tional Des Societes de Philosop- hie (FISP). "Kongres ini membicarakan manusia dan kebudayaan serta masa depannya, yaitu berbicara tentang manusianya, ma- syarakatnya, pribadi dan kebu- dayaannya serta masa depan- nya, supaya kita dengan sadar menuju ke masa depan itu," ka- ta Prof. Alisyahbana. (Ant).- Mobil Antara mistik, kebatinan dan filsafat tidak bisa dicampuradu- kan, katanya, karena mistik dan kebatinan adalah suatu cara yang lebih dekat kepada agama, sedangkan filsafat lebih rapat kepada ilmu pengetahuan dan dunia nyata. Ode. an dari kalangan aktivis kam- pus, organisasi luar kampus/ sekolah dan dari OSIS. "Saya jumpai bermacam-macam akti- vitas, Dia menyatakan gembira ka- rena dalam pelaksanaan kong- res filsafat internasional ke-19 yang berlangsung di Jakarta, banyak pihak mulai member- ikan perhatian terhadap kehi- dupan filsafat dan setengah da- ri jumlah peserta kongres ini berasal dari Indonesia. "Saya mendapat kesan, per- hatian dari masyarakat terha- dap filsafat di Indonesia saat ini mulai membaik terlihat dalam kongres ini, karena dari berba gai universitas yang satu de- ngan lainnya tidak ada kaitan- nya ambil bagian dengan aktif. Ini adalah terobosan yang baik," katanya. Kongres filsafat internasional yang berlangsung 3-9 Januari 1990 itu, diikuti lebih 150 peser- ta dari 28 negara dengan tema "Tradisional cultures, philosop- HALAMAN IX Nella Regar yang didatangi daripada kami yang mencari sendiri," tutur Pembawa Acara Sementara ada kesan, seo- rang penyiar memang jago ngo- mong. Ini lantaran insan terse- but sering "ngecoer". Maka tak salah kalau ada yang mengang- gap bahwa orang yang mempu- (Sambungan Hal III) sedia membantu, khususnya di daerah Bali sendiri. Harapan Tim ITS terbuka dalam mene- rima kritik dan saran memba- ngun untuk penyempurnaan pe- nelitian selanjutnya. Untuk se- mentara ini telah banyak tang- gapan yang muncul, terutama dari masyarakat Surabaya me- lalui beberapa harian terbitan di sana. Semoga benar apa yang di- katakan beberapa pengamat bahwa munculnya WW-I me- rupakan angin segar bagi gene- rasi muda Indonesia untuk sa- ma-sama berpacu menguasai Il- mu dan Teknologi. Pembangun- an membutuhkan tenaga- tenaga profesional yang berwa- wasan kebangsaan dan ber- orientasi jauh ke depan. (Nym. Mahardika). Melawan Anekdot.. nyai pekerjaan serupa itu lan- car dan lincah dalam merangkai kata. Maka tak sedikit pula pe- nyiar dalam waktu-waktu ter- tentu ditunjuk atau memilih pu- la pekerjaan sampingan seba- gai pembawa acara (MC). Sebagaimana yang lain, Ode juga mencoba masuk ke dunia pembawa acara ini, walaupun untuk sementara sekarang ma- sih terbatas di lingkungan kam- pusnya. Sementara di sisi lain hobi melukisnya juga berjalan terus. Malah Ode sekarang ba- nyak mengerjakan pesanan lu- kisan potret. Hingga masuk corong radio, Ode mengaku tidak menembus- nya dengan pendidikan khusus di bidang itu. "Saya hanya bela- jar sendiri," sahutnya ditanya soal cara mendapatkan peng- etahuan sebagai penyiar. Kei- nginan untuk menjadi penyiar radio demikian menggebu di da- da Ode. Maka terdamparlah ga- dis berambut sosoh ini di radio Pinguin sejak berdirinya radio itu Maret 1988. Di hatinya pun tumbuh tekad untuk senantiasa menyetiai profesi ini. Dalam pameran Trinale be- berapa tahun yang lalu ia juga ambil bagian. Ia juga tak mau Menjadi penyiar baginya me- rupakan ajang untuk mengem- bangkan kemampuan, bakat ketinggalan ketika beberapa dan hobi. Ia malah sekarang akan mengarah pada profesio- nalisme. Itu berarti Ode akan lebih banyak mencurahkan per- hatian terhadap pekerjaannya ini. waktu yang lalu digelar lukisan karya pelukis wanita di Taman Budaya Denpasar. Untuk dunia goras-gores ini katanya Ode be- lajar dengan sistem otodidak, dan hobinya ini sudah dijejaki- nya sejak masih kecil. Wanita yang lahir 1 April 1966 di Banjar Teges Gianyar inipun mengajak pendengar siaran radio terutama mereka yang menggemari musik, agar mendengarkan pula siaran yang mengandung informasi. (Rit/*) 2cm Color Rendition Chart