Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1992-06-07
Halaman: 06

Konten


առֆ Halaman 6 MENDUNG DI HATI CICIH Cerpen Remaja Sri Asparini UDARA sejuk pagi ini terasa- kan panas, matahari yang sem- bunyi di balik gumpalan awan kelabu seolah-olah dirasakan mencabik-cabik kulit arinya. Matanya sedikit kuyu, pokoknya hari-hari belakangan ini benar benar tiada hari indah bagi dirinya. Semenjak mama dan papa ha- rus bercerai, entah berapa sete- lah perpisahan itu terjadi disu- sul pula dengan menghilangkan sosok wajah tampan yang se- lama ini ia kagumi. Tak dapat dibayangkan, mengapa semua ini terjadi pada dirinya? Di saat ia ingin berkeluh kesah, di saat ia ingin mencurah- kan segala isi perasaannya, tiba- tiba saja teman itu hilang tanpa pesan. Ah!, permainan hidup ini benar-benar membuat gadis ma- nis ini menjadi frustrasi. Night club dan diskotiklah pelarian- nya. Pergi ke sekolah jarang, apalagi pulang ke rumah? Po- koknya dia jadi lain sekali, hati- nya berontak, pikirannya kosong yang ada hanya pergi pagi pu- lang malam. Itu dan itu saja ia lakukan. Entah musabab apa yang membuat ia hari ini harus meng- urung diri di dalam biliknya. Hampir setengah hari ia tak ke- luar dari dalam kamarnya. "Cih, gejolak apa yang terjadi saat ini pada dirimu? Apa yang kurang pada kehidupanmu, uang, mobil, teman atau....?" ta- nya Cicih sendiri pada hatinya. Di kucak-kucaknya rambut yang tergerai sampai ke bahu- nya. Sesekali ia bangkit kemu- dian berdiri di depan cermin. Di- pandanginya wajah dirinya pada cermin itu, sambil sesekali me- nyibak rambutnya yang acak- acakan. Tiba-tiba ketukan daun pintu membuyarkan lamunannya. Di- usapnya air mata yang meleleh membasahi pipinya yang ranum. "Siapa?" "Saya non, bibik" jawab Bik Inah. Perlahan pintu terbuka, kemu- dian menelan tubuh tua itu dan tertutup kembali. Bik Inah me- mandangi putri majikannya de- ngan raut wajah lesu. "Mengapa non lakukan semua ini. Non, jarang sekali ada di ru- mah. Bibik jadi ikutan bingung, mengapa non sampai jadi seperti ini?" Cicih memandang Bibik Inah dengan mata sembab. Sesaat ke- mudian dipeluknya tubuh sedi- kit renta itu. "Bik. Cih nggak sanggup Bik. Cih nggak sanggup !" teriaknya Buku Wasiat bagi Petualang Judul Buku Penulis : Mendaki Gunung Sebuah Tantangan Petualangan : Norman Edwin Hak Cipta : PT Aya Media Pustaka, Jakarta Cetakan Pertama, Juli 1987, 234 halaman. SEORANG psikolog pernah mengatakan, bahwa mereka yang menggemari petualangan di alam bebas adalah orang- orang yang mencintai kematian, amor fati. Ini pendapat keliru be- sar. Kenapa? Mereka sebenar- nya begitu menghargai kehi- dupan ini. Ada keinginan me- GARANS TAHUN reka untuk memberi arti yang lebih bernilai dalam hidup ini. Mereka bertualang ke alam be- bas untuk mencari arti hidup yang sebenarnya. Tak berle- bihan bila seorang ahli filsafat mengatakan: "Di dalam hutan dan alam bebas aku merasa men- jadi manusia kembali. Petualang yang tewas di gu- nung bukanlah orang yang men- cintai kematian. Kematiannya itu sebenarnya tak berbeda de- ngan kematian orang lain yang mati tertabrak mobil di jalan raya atau terbunuh perampok. Yang pasti ia tewas justru dalam usahanya untuk menghargai ke- hidupan ini. "Hidup itu harus le- bih dari sekadarnya," tulis Budi Laksmono, dari Mapala UI yang tewas digulung jeram sungai Alas Aceh, 25 Februari 1985. George F. Mallory. Soe Hok Gie, Peter Boardman, Budi Lak- sambil terguncang-guncang da- lam pelukan pembantunya yang setia. Bik Inah mengusap pung- gung Cicih. Betapa kasihnya ia membelai wajah dan rambut Ci- cih. Gadis itu merasakan, betapa tulusnya belaian Bik Inah. Sean- dainya saja hal ini dilakukan oleh papa atau mamanya, uh.... tak dapat lagi ia bayangkan ke- nyamanan itu. Tapi semua itu hanya halusinasi belaka. "Non, terima saja semua ini se- bagi suatu cobaan. Non jangan larut dalam kesedihan yang tak ada gunanya, hal ini hanya akan membuat non jadi khilaf oleh keadaan. Hadapilah hidup ini dengan ketabahan serta berdoa- lah ke hadapan-Nya. Beliau ti- dak akan meninggalkan umat- nya yang saleh. Tuhan akan me- nerangi setiap langkah non, bila non ingat serta tawakal ya?" Cicih memandangi wajah renta di hadapannya. Bibirnya gemetar, seolah-olah ia sedang berperang melawan gejolak hati nya. Perlahan ia mengangguk, kemudian jatuh lagi dalam pelu- kan pembantunya. "Sudah ya non, sekarang ma- kan dulu ya?" Bik Inah mengga- mit tubuh Cicih dan menuntun- nya ke meja makan. Dipanda- nginya hidangan yang tersedia di meja makan di hadapannya. Seleranya seketika hilang tat- kala matanya beralih ke arah se- pasang kursi yang kosong, di mana biasanya kursi itu adalah tempat mama dan papanya. Di sana biasanya mereka bertiga berkumpul sambil bersenda. Tapi kini semuanya telah hilang, sirna dan hanya meninggalkan bekas yang sangat menyakitkan. Hatinya yang luka tambah memerah saat kekasihnya me- nyusul meninggalkan dirinya. Lengkap sudah, kini tiada lagi tempat untuknya mengadu. Mama sudah jarang pulang, kini satu-satunya yang masih setia adalah Bik Inah. "Non kok diam saja dari tadi?" Tiba-tiba suara Bik Inah meng- ejutkan lamunannya. "Ah, e e anu Bik. Enak benar masakan ini!" "Non jangan berbohong sama Bibik. Bibik tahu apa yang non rasakan saat ini. Non ingat mama, atau papa barangkali?" smono, dan banyak petualang lainnya adalah mereka yang sa- ngat menghargai kehidupan. Di atas adalah cuplikan pada halaman awal buku yang ditulis oleh Norman Edwin. Satu sisi pendapat yang ingin diluruskan oleh penulis, yang selama ini ba- nyak orang berpendapat keliru terhadap aktivitas yang dilaku- kan di alam bebas. Tentunya de- ngan kehadiran buku ini nanti- nya dapat meluruskan penger- tian yang selama ini dirasa selalu memojokkan aktivitas alam bebas. Di samping ingin meluruskan pengertian yang keliru tersebut, hal terpenting yang ingin dicapai Norman Edwin adalah meng- GoldStar Stereo Look Double Speaker menghadap ke depan, menambah kepuasan saat menonton. HADIR dengan 2 kelebihan # Selama dalam garansi bila TV anda rusak kami pinjamkan yang lain Design lebih exclusive 黃 . Garansi lebih panjang ⚫ DENPASAR : PT ASTRA INTERNATIONAL H. S. O. CAB. DPS, JI. Cokroaminoto No. 80 Ubung, Telp. (0361) 35338, 35042. PT ASA PARIS MOTOR I, JI. Hasanudin No. 87 - 89 Telp. (0361) 25331, 25332. PT ASA PARIS MOTOR II, JI. Raya Kuta, (0361) 51998. PT. CENTRAL INDAH MEGAH, JI. Teuku Umar No. 126, TOKO PALAPA AGUNG, JI Sumatra No. 8 Telp. (0361) 25721. GIANYAR: TOKO MELODY, JI. Ngurah Rai No. 66. TOKO ELEKTRO, JI. Brata No. 3. TOKO ASIA JAYA JI. Ngurah Rai, Telp. (0361) 93047. ARIES MOTOR, JI. Ciung Wanara, Telp. (0361) 93255. KOPERASI SARI TIRTA, JI. Pudak No. 6. TOKO DEWI RATIH, JI. R. Andong No. 22 Ubud, Telp. (0361) 95049. KLUNGKUNG: TOKO CEMERLANG I MOTOR, JI. Diponegoro No. 7 Telp. (0366) 21173. AMLAPURA: TOKO CEMERLANG II MOTOR, JI. Gajah Mada. TOKO BASKARA, JI. Gajah Mada No. 70 B, Telp. (0363) 21030. TABANAN: TOKO ARTHA KARYA MOTOR, JI. Gajah Mada Telp. (0361) 91245, 91052. TOKO BUMI MAS, JI. Gajah Mada No. 81 Telp. (0361) 91285- NEGARA: TOKO BRAHMA, JI. Pahlawan, Telp. (0365) 41340. TOKO TUNGGAL JAYA, JI. Srikandi No. 1, UD. CITRA PRIBADI, Desa Baluk Telp. (0365) 42001 s/d 42005, TABANAN ELECTRONIC, JI. Ngurah Rai No. 12. CAKRANEGARA LOMBOK: PD. KRIDA, JI. Pejanggik No. 12-14 Telp. (0364) 22488. © CITY GRAPHIC C. 834 Bali Post Cicih menggeleng. Diraihnya air sirup yang telah disediakan oleh Bik Inah, diteguknya sedikit. Sambil mendesah lirih ia me- mandang keluar jendela. Bunga mawar yang dulu sangat diper- hatikannya kini telah bergu- guran, rumput liar pun merayap di sana-sini. Sungguh menyedih- kan keadaan ini, menyedihkan sesedih hati Cicih sekarang ini. Di saat lain ia kembali terke- nang saat-saat manis bersama Edo kekasihnya. Edo, akh..... Hari-harinya yang ceria saat pu- lang sekolah bersama Edo tak pernah lagi ia rasakan. Silver Queen dari Edo saat-saat ia akan berkunjung ke rumahnya tak pernah lagi ia dapatkan. Semuanya kini hanya tinggal ke- nangan manis yang takkan per- nah ia lupakan. Saat-saat seperti inilah Cicih sangat mengharapkan keha- diran Edo. Walau sesungguhnya Edo adalah sosok orang yang baik. Tapi, entah apa sebabnya yang membuat ia harus memi- sahkan diri dari dirinya. "Pos. Pos, krii... ng" terdengar suara pak pos dari halaman depan. Perlahan pintu terkuak, kemu- dian muncul wanita setengah tua menerima surat dari si tu- kang pos "Terima kasih pak!" "Sama-sama" jawab pak pos ramah. Di sofa panjang itu Cicih sudah menunggu. "Untuk siapa Bik?" Bik Inah tak menjawab, ia me- nyodorkan surat yang bersampul merah itu pada Cicih. Cicih me- nerimanya dengan sedikit ma- las, tapi seketika matanya terbe- lalak saat membaca nama yang tertera pada sampul surat un- tuknya itu. "Edo!, untuk apa?" bisiknya da- lam hati. Dicampakkannya surat dari Edo untuknya. Ia kini sudah tak membutuhkannya lagi. "Biarlah sepi ini menjadi mi- likku. Mendung itupun masih se- tia menemaniku!" bathinnya, ke- mudian meremas surat yang ada pada genggamannya. ● Sri Asparini Jln. Nangka Gg. Kenari II/6 Denpasar. Brush Up Your English Oleh Soejono Ts Nomor 21 Tahun 1992 ADA dua latihan di dalam BUYE Minggu lalu mengenai pemakaian all, both dan each. Saya akan mengerjakannya dahulu agar yang berminat mengerjakannya dapat menco- cokkannya. PR. 1: Translate into English 1. They all go camping. Nobody is at home. 2. We must both wait for him/her here. Leaveus. 3. You both sit in the frontrow and we all sit here. 4. They can both speak English well. 5. We all left for Jakarta yesterday and they both stayed at home. Saya ingatkan sekali lagi bahwa all dan both diletakkan di depan kata kerja penuh dan sesudah kata kerja bantu seperti terlihat pada latihan tersebut di atas. Sebelum saya meneruskan mengerjakan latihan berikut- nya yaitu mengenai kata each, saya akan berhenti sebentar pada kata kerja left for atau leave for yang secara kebetulan saya melihatnya di kalimat terakhir latihan di atas. Kata leave itu dapat ditempatkan seperti berikut: a. Meninggalkan: Subject leave - place I would like to leave the hotel this afternoon. Saya ingin meninggalkan hotel sore ini. When are you going to leave Bali? = Kapankah engkau bermaksud meninggalkan Bali? Presiden Soeharto left The Netherlands this morning. Presiden Soeharto meninggalkan Negeri Belanda pagi tadi. b. Berangkat ke: Subject - leave for place Contoh: They intend to leave for Bangkok tomorrow. = Mereka bermaksud berangkat ke Bangkok besok. When did you leave for Medan? Kapankah engkau berangkat ke Medan? They left for Bali two days ago. = Mereka berangkat ke Bali dua hari lalu. c. Meninggalkan suatu tempat menuju tempat lain: Subject leave place for another place Contoh: President Soeharto left Indonesia for the Philippines this morning. = Presiden Soeharto meninggalkan Indonesia menuju Filipina pagi tadi. They will leave Denpasar for Medan this morning. = Mereka akan meninggalkan Denpasar menuju Medan pagi ini. She has just left home for her office this morning. = la baru saja meninggalkan rumah menuju kantornya pagi tadi. Latihan mengenai penggunaan kata kerja leave akan diberikan sesudah PR 2 minggu lalu dikerjakan. PR. 2: Translate into English 1. Dodi, Idon and Deni will each get the opportunity of reading that report. Please be patient. 2. Tini, Tina and Tanti each went out this morning. I don't know where they went. 3. Rini, Rani and Ririn must each clean the study. 4. Susi, Santi and Sara each plays the piano. If Susi doesn't come, let one of them play the piano. 5. Papin, Pipit and Prita each runs a restaurant near the new international hotel. MEND GUNUNG SEBUAR TANTANGAN akhiri sikap-sikap tertutup an- tara perkumpulan pendaki gu- nung Indonesia. Pada kenyataan pakar-pakar pendaki gunung di Indonesia belum mau menurun- kan seluruh ilmu yang dimiliki, masih saja ada yang disembunyi- kan, bahkan dijaga secara ketat. Hal ini ternyata sebagai salah satu faktor penghambat perkem- bangan olah raga mendaki gu- nung di Indonesia, di samping memang terbatasnya jumlah ke- pustakaan mengenai mendaki gunung, kalaupun ada kebanya- kan masih menggunakan bahasa asing yang sulit untuk dipahami. Norman Edwin, semasa hidup waktunya sebagian besar diha- biskan untuk beraktivitas di alam bebas. Diam-diam ia mem- bukukan pengalaman dan ilmu- nya. Ada beberapa harapan yang ingin ia lakukan dalam keserius- annya beraktivitas dan menulis. Sebagai orang yang getol dengan alam, Norman merasa tersulut untuk turut mengembangkan olah raga mendaki gunung di In- donesia. Ia jeli memilih jalan un- tuk mengakhiri persaingan an- pilan dan meluruskan penger- tar pendaki gunung di Indonesia. tian terhadap keterampilan hi- Ilmu dan pengalamannya yang dup di alam bebas. Teknik segudang tentunya menjadi sa- keterampilan yang diungkapkan lah satu kunci utama bagi dalam buku tersebut tersusun sedemikian rupa. Pembaca di- Norman, mewujudkan suatu im- piannya dan juga berguna untuk tuntun dari awal, mengertikan memberi kepercayaan terhadap tujuan daripada pendaki gu- pembaca dalam meyakini suatu nung, persiapan awal, alat-alat teknik yang layak digunakan da- yang diubutuhkan, hambatan- lam suatu aktivitas di alam hambatan yang mungkin diha- dapi, keterampilan dasar bertua- lang di alam bebas hingga per- siapan melakukan pendakian di gunung es. bebas. Kendati buku tersebut hasil dari penyempurnaan artikel- artikelnya yang pernah dimuat oleh majalah dwimingguan Mu- tiara, tanpa disadari kehadiran nya ternyata merupakan satu- satunya buku yang mengupas masalah aktivitas di alam bebas yang mengunakan bahasa Indo- nesia, sehingga kehadirannya di- rasa seperti buku wasiat bagi ak- tivis alam bebas pemula. Dua sisi yang menjadi topik pembicaraan dalam buku terse- Aya Media but adalah masalah keteram- Keterampilan-keterampilan yang disajikan dalam buku ter- sebut sangat sederhana, se- hingga ada beberapa teknik yang sudah jarang digunakan lagi, tentunya ini akibat dari perkem- bangan peralatan yang diguna- kan semakin canggih dan prak- tis. Walaupun demikian, sebagai (Bersambung ke Hal. 11, kol.5) Mahiman Wilatikta O IGNATIUS SUHARTO Ibarat Kupu-kupu (146) Ringkasan cerita yang lalu : Tunggaljinten mengenangkan percakapannya dengan Pujangga Santasmerti. Ia mulai menemukan keberadaan 'Sang Aku' yang ada dalam dirinya. Ia bisa menyusuri keberadaannya sendiri karena ia hidup. dan alam semesta ini." Kalau sudah engkau pelajari, lalu untuk apa?" tanya sang Pra- meswari menguji. tepatnya buat MINGGU, 7 JUNI 1992 Ada kesalahan nama dalam nomor 4. Bukannya Ria, tapi Susi. Maaf. Seperti diutarakan di atas, sekarang, sebelum saya mene- ruskan hal lain, kerjakanlah latihan berikut: PR 1: Translate into English. 1. Tuan Berem bermaksud berangkat ke Bandung hari ini, tetapi istrinya menghendakinya berangkat ke Bandung besok. 2. Saya tak mau meninggalkan Bali hari ini, karena saya belum mengunjungi Tanah Lot. 3. Kapankah ia bermaksud meninggalkan Denpasar menuju Solo untuk mengikuti pertemuan itu? 4. Menteri Luar Negeri Indonesia meninggalkan Jakarta menuju Jenewa kemarin. 5. Saya berangkat ke Malang lebih awal, karena saya ingin ngobrol denganmu. Di dalam kalimat bahasa Indonesia terdengar kalimat seperti ini: Saya pikir dia betul. Ada dua pola kalimat untuk mengungkapkan kalimat di atas dalam bahasa Inggris. Yang pertama disebut formal style dan yang kedua informal style. Yang berbentuk formal berbentuk seperti berikut: Subject - verb (pro)noun (to be) - complement Pada umumnya kata kerja yang digunakan dengan pola kalimat di atas ialah kata kerja yang menunjukkan: - pendapat kepercayaan perkiraan - pernyataan seperti think seperti believe seperti guess seperti declare Pelengkap penderita atau direct object di dalam pola kalimat ini ialah kata benda atau noun, kata ganti atau pro noun atau relative clause dengan what. Pelengkap atau complement ialah kata sifat atau adjective, frasa adjective atau kata benda atau noun. Infinitive to be yang diletakkan di dalam kurung berarti dapat ditiadakan Contoh: We supposed him innocent. = Kami mengira dia tidak bersalah. Do you think the new typist to be a good worker? = Apakah kau pikir juru ketik baru itu seorang pekerja yang baik? They considered what he said of little important. = Mereka menganggap apa yang dikatakan itu tidak penting. Everyone reported the new student to be the clever est student in the class. = Setiap orang memberitakan mahasiswa baru itu maha- siswa yang terpandai di dalam kelas. Kalimat-kalimat dengan pola formal tersebut di atas dapat dijadikan informal dengan membubuhkan that yang kadang- kadang dapat pula ditiadakan dan infinitive to be ditasrif- kan. Contoh: We supposed that he was innocent. Do you think the new typist is a good worker? Sedikit latihan terasa memadai. Setelah dengan pola formal, alihkan ke informal. PR 2: Translate into English 1. Mereka membuktikan pekerja itu bersalah. 2. Percayakah engkau keterangan semacam itu berguna? 3. Saya kira wanita itu seorang janda. 4. Teman-teman saya mengira-ngira dia berumur 18. Sampai jumpa. Teka-teki Silang Nomor 373 Pertanyaan: Mendatar: 4. Tidak jinak; 6. Halangan; 8. Tempat duduk; 13. Sebab; 14. Manfaat, guna; 16. Tempat bu- nga; 18. Pimpinan fakultas; 19. Suram, tak bercahaya; 20. Ha- rapan; 22. Menaruh didalam air; 24. Pekat, tidak cair; 26. Mulai (Ingg.); 29. Nama benua; 31. Per- ulangan, sungai. Menurun: 1. Raden Ajeng; 2. Peta; 3. Pe- kerjaan Rumah; 4. Untung; 5. Rukun Keluarga, 6. Ad Interim; 4 8 11 13 و 2 7. Merasa puas; 9. Bicara, ujar; 10. Lembut (Ingg.); 11. Serambi; 12. Kesempatan baik; 13. Ukuran, harga; 15. Mengan- dung; 17. Ukuran berat; 20. Sa- ngat; 21. Setuju; 23...... Ainun Najib (budayawan kita); 25. Or- ganisasi kepemudaan kita; 26. Diulang; Merek penyedap masa- kan; 27. Antara (singk.); 28. Taman Kanak-kanak; 30. Indo- nesia Muda; 32. Angkatan Udara. Ketentuan Menebak: 1. Jawaban ditulis di kartu pos, sertakan Kupon TTS No. 373 6 10 3 12 7 4 16 17 19 20 21 22 23 ZA 25 26 27 28 29 30 31 32 Hanya saja, engkau harus se- nantiasa ingat bahwa yang kau cari adalah mutu dan makna ke- hidupan." "Terima kasih, Gusti Prames- wari. Perkenankan hamba menghaturkan pengakuan hamba berikut ini: Hidup para tokoh besar meng- ingatkan aku. Aku mampu hidup secara luhur. Waktu meninggal, meninggalkan jejak. ta Jejak di atas pasir sejarah. Jejaknya tak terlihat oleh semba- rang orang. Jejak itu samar-samar terlihat oleh mereka, yang berani mencoba mengaru- ngi samodra kehidupan. ada kalanya kandas dan putus asa, tetapi pejuang tetap berharap melihat jejak itu kembali... "Aku percaya, mendiang Gusti Prameswari bisa menangkap persembahanku ini," kata Tung- galjinten. "Hidup dan tenagamu sendiri merupakan hasil perjumpaan dan perkembangan kekuatan 15 HR.- dan kirim ke redaksi Bali Post, Jl. Kepundung 67A Denpasar 80232, selambat-lambatnya 11 Juni 1992. Ingat cantumkan kode pos. 2. Pemenang akan diumum- kan pada Bali Post Minggu edisi 14 Juni 1992. 3. Bali Post menyediakan ha- diah uang sebesar Rp 30.000, di- berikan kepada empat peme- nang masing-masing sebesar Rp 7.500. 4. Bagi pemenang yang berdo- misili di dalam Kodya Denpasar harap mengambil hadiahnya di kantor Bali Post setiap hari kerja dengan memperlihatkan tanda pengenal diri yang sah dan ma- sih berlaku. Luar kota akan diki- rim lewat pos. Pemenang TTS Nomor 372: Halimah 1. Kalilo no. 21 RT 11/RW IV Pengantigan, 68414. Banyuwangi 2. Windy Puspita Sari Jln. Patimura 3 Negara, 82217. 3. Ni Nyoman Sutarmi Jl. Sudirman Gang Sandat No.3 Amlapura, 80811. 4. Henny Handayani L. (UD Latjinta) Br. Kapal Batubulan, Gianyar 80582. Jawaban TTS No. 372: Mendatar: 1. Pindah; 4. Dagang; 7. Hal- mahera; 8. IP; 9. AN; 10. Air- langga; 14. Santun; 15. Masing; 18. Pancasila; 22. Es; 23. Bu; 24. Australia; 27. Hammer; 28. An- tara. Menurun: 1. Pamit; 2. Dia; 3. Hamel; 4. Dahan; 5. Gor; 6. Gaung; 11. In- tra; 12. AS; 13. Gasal; 16. BA; 17, Jenuh; 19. Catur; 20. Suara; 21. Sumba; 25. UGM; 26. ITT. atau kekuasaan, widya atau "Kini aku belum menemukan- pengetahuan. Tetapi bagi saya, nya, ibaratnya ada banyak kupu- cinta dan keindahan, kebaha- kupu yang pating-sliwer di giaan dan pengabdian kepada sekitarku, sehingga aku sukar Dia Yang Mahatinggi dan ke- menjatuhkan pilihan. Tetapi pada sesama, juga merupakan kadang-kadang, semua kupu- nilai," jawab Tunggaljinten. kupu itu lenyap entah ke mana. "Memang ada banyak nilai Jiwaku terasa kosong, aku me- yang dihargai sebagai sesuatu rasa tidak tahu lagi mau apa. yang harus dikejar. Perbedaan "Aku teringat Eyang Rara per- yang satu dengan yang lain ka- nah berkata, 'Orang yang berpe- rena perbedaan kecenderungan, gang pada nilai-nilai dan tujuan, pengalaman dan keamungan senantiasa mengharapkan yang masing-masing orang. Aku ber- terbaik, lalu menghayati hidup- beda dengan dirimu. Dirimu ber- nya sungguh-sungguh dan me- beda dengan orang lain lagi. rasa bertanggung jawab agar Nah, dengan memperjelas dan bisa berhasil mewujudkannya. memperkembangkan tata- Tetapi bagaimana aku akan me- nilaimu sendiri, engkau kan di- wujudkannya? Bagaimana bantu membuat hidupmu ber- aku bertanggung jawab untuk makna, bertujuan dan terarah. mewujudkannya, sedangkan tu- Semakin jelas nilai-nilai yang juan dan nilai yang kuhargai se- kau hargai, semakin jelas pula tiap kali berubah-ubah? pilihan tindakanmu. Mengapa? Tunggaljinten merasa kebi- Hatinya gelisah. Sebab, engkau akan mulai ber- ngungan. tindak lebih terarah, sehingga Keringat dingin mengucur engkau menjadi yakin bahwa Seakan-akan ia menghadapi se- engkau dapat mewujudkan nilai- suatu yang menakutkan. Ia me- nilai itu dalam hidupmu," kata mang takut. Untunglah, ia ma- sang Pujangga. sih mampu menguasai dirinya. "Ketika aku membicarakan sikap duduk padmasana, mela- Kemudian, ia mengambil hal itu dengan Paman Pujangga, kukan pernapasan sejati sebelas rasanya masalah yang kuhadapi kali, lalu berdoa: itu begitu gampang. Ternyata sampai sekarang aku belum me- Duh, Sang Maha Atman, Eng nemukannya. Aku seperti ngin- kaulah Pembimbingku. cup kuku-kupu, setiap kali kude- Takkan kekurangan aku. kati ia terbang. Hampir tertang Engkau memberi damai padaku kap, ia terbang. Anehnya, sudah Engkau memulihkan kekuat kutangkap pun malah kulepas- anku. kan kembali. Mengapa? Ter- nyata tujuan, cita-cita dan nilai- Tunggaljinten tidak memohon nilai itu begitu banyaknya dan damai, tidak memohon dipulih- kan kekuatannya. Ia pun tidak perkembangan hidupku, peng- alamanku. Bahkan, tempat, Engkau membimbing aku ke waktu dan keadaan pun bisa jalan yang benar. mengubah nilai yang selama ini Sekalipun maut menjelang, aku kucari-cari. tidak takut. Sebab Engkau besertaku. "Bukan hanya hidup saya "Apa yang kucari ketika me- Engkau menyediakan keperlu saja, melainkan hidup setiap ma- ninggalkan orangtuaku, berbeda anku. nusia ditentukan oleh cita-cita ketika aku berada di Jungbiru. Sungguh aku sentosa dan dan tujuannya sendiri, bukan?" Begitu aku hidup di keputren bahagia "Tujuan cita-cita manusia erat Singhasari, berjumpa dengan Selama Engkau besertaku. sekali kaitannya dengan nilai- Gusti Prameswari, cita-citaku nilai yang dianggapnya penting. berubah lagi. Ketika aku berada Nilai apa saja yang dianggap di bawah asuhan Paman Pu- penting oleh manusia pada jangga Santasmerti, berubah umumnya ?" tanya sang Pu- lagi. Ketika terjadi perang besar, Gusti Prameswari layu, cita- jangga. "Harta atau kekayaan, tahta citaku bukan yang dulu lagi. alam semesta," kata Pujangga Santasmerti. "Hidupmu adalah suatu karunia yang harus kau gunakan dan kau nikmati. Cara- nya, terserah pada dirimu sen- diri. Sebab, pada dasarnya hi- dupmu tergantung pada caramu menghayatinya." "Yang saya kehendaki, hidup saya lebih bermakna, Paman Pu- jangga," kata Tunggaljinten. "Dan saya sadar, hal itu hanya kan daya kemampuan saya un- tuk meningkatkannya, bukan?" "Jika begitu, hidupmu sangat ditentukan oleh cita-cita dan tu- juan hidupmu sendiri," sahut Sang Pujangga. TENTANG 'sang Aku', Pra- meswari Bajradewi pernah mengatakan, "Dalam hidup ini engkau dan siapa saja mempu- nyai tujuan ganda yang per- "Supaya hamba dapat me- tama, hidup dan tumbuh, dan nyumbangkan sesuatu buat ke- karena itu menuju ke yang ke- budayaan, dua, yaitu belajar menemukan perkembangan kemajuan manu- dan mengembangkan 'sang Aku' sia," sembah Tunggaljinten. "Jadi, tugasmu, tugasku dan yang ada dalam dirimu se- mampu dirimu. Makna tujuan tugas setiap manusia ialah me- ini adalah mengalami kegembi- wujudkan dan menerapkan te- raan pengembangan pribadi. naga hidup kita masing-masing Kita gembira bila kita meng- demi perkembangan diri dan alami diri sebagai ciptaan yang demi dunia," kata Sang Prames- hidup dalam dunia yang senan- wari, seakan-akan menyimpul- tiasa berubah dan menantang. kan apa yang baru dikatakan Dalam menghadapi tantangan oleh Tunggaljinten. Ia memulai hidup, engkau tentu mengalami ajarannya, dengan kata "jadi" se- benturan, pertentangan, kega- telah orang lain menuturkan- galan, kekecewaan dan keputu- nya. "Jika begitu, berarti engkau sasaan. Tetapi, berbagai hal berusaha, atau jangan-jangan bisa terjadi jika saya mengguna- berubah-ubah sesuai dengan memohon untuk dibimbing. yang tidak kau harapkan dalam malah sudah, merancang dan hidup itulah yang mendorongmu menciptakan masa depanmu arah tujuan, keteguhan dan ber- sendiri dan masa depan bang- bagai perasaan untuk mengata- samu." sinya. Tetap bertahan, tetap ber- "Ampun, Gusti Prameswari. juang, tetap dapat mengambil Hamba belum merancang masa keputusan, dan tetap mempu- depan, apa lagi menciptakan masa depan bagi orang lain," nyai hasil, itulah yang akan men- dorongmu untuk tetap melang- sembah Tunggaljinten tersipu- kah lebih lanjut." sipu. "Bila hamba perhatikan, apa "Ah, kamu jangan terlalu me- yang Gusti Prameswari tutur- rendah, Tunggaljinten," kata kan itu baru yang pertama, be- sang Prameswari. "Bersyukur- lum yang kedua," sahut Tunggal- lah atas kesempatan untuk jinten. "Lalu tujuan yang kedua mengembangkan diri, dan ber- menurut hamba adalah mempe- syukurlah atas kesempatan lajari apa saja yang mungkin orang lain karena mereka dapat kita pelajari, yaitu tentang dunia mengembangkan diri mereka. (bersambung). Kupon TTS No. 373