Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1992-06-07
Halaman: 12

Konten


առֆ Halaman 8 Bali Post MINGGU, 7 JUNI 1992 Mengemas Novel dalam Sinetron Oleh Nyoman Tusthi Eddy MESKIPUN belum merupakan trend budaya saat ini, kegandrungan menggarap novel menjadi si- netron tampak semakin bergulir. Sepintas lalu hal ini, tampak sebagai kelatahan budaya. Dari sudut lain mungkin merupakan kegandrungannya komer- sial setelah menyaksikan sinetron memberikan pe- luang bisnis. ALASAN faktor kelatahan budaya kurang masuk akal ka- rena produksi sinetron memerlu- kan kerja kelompok yang sangat kompleks dengan biaya tinggi. Penyandang modal tak akan mengambil risiko bermain-main dengan modal ratusan juta ru- piah untuk berlatah-latah. Alasan yang lebih mengena ada- lah hal kedua. Novel sebagai ka- rya sastra tulis memiliki nilai ko- mersial lebih sejak pesatnya per- kembangan media elektronik, dalam hal ini televisi. Apa pun alasannya terlibatnya novel ke dalam jaringan produksi sine- tron menimbulkan dampak ter- hadap keberadaan novel sebagai karya sastra. Dilihat dari sudut kreativitas menciptakan bentuk-bentuk apresiasi sastra, menggarap no- vel menjadi bentuk sinetron da- lam beberapa aspeknya dapat menunjang kegiatan apresiasi Ketut Chandra itu. kan untuk mengangkat latar dan momen kecil menjadi sajian yang menarik. Lukisan tembang kese- dihan atau kerinduan dalam me- dia cetak/tulis pasti lebih mena- rik jika tembang itu bisa dide- ngarkan oleh pemirsa lewat seorang tokoh dalam matra vi- sual. Panorama alam yang men- jadi latar pun menjadi hidup da- lam tayangan audo-visual. De- ngan demikian sinetron tampil sebagai alat peraga bagi keha- novel di hadapan diran penikmat. Perubahan bentuk dari media Semakin sempitnya waktu cetak ke media elektronik yang bersifat audo-visual menjanji- yang tersedia untuk membaca kan lebih banyak sudut peng- novel (apa lagi yang agak tebal), hayatan. Suatu peristiwa yang dapat teratasi dengan sinetron semula disajikan sebatas bahasa berkat kerja penyusunan skena- verbal oleh perangkat elektronik rio. Novel yang memerlukan diangkat ke bentuk penyajian waktu-baca sehari penuh atau kompleks mendekati bentuk as- lebih dapat dirampungkan da- linya. Kesedihan seorang tokoh lam waktu tiga jam; meskipun dalam novel misalnya, jauh lebih waktu tiga jam itu harus dipecah kuat menawan perhatian penik- menjadi episode-episode per satu mat jika dialog verbal sang tokoh jam tayangan. Penyingkatan diragakan dalam perbuatan vi- waktu penikmatan ini ditambah sual. Rangsangan untuk meng- embangkan penghayatan dan imajinasi lebih kuat karena to- koh itu sendiri sebagai pelaku yang memvisualkan peristiwa, seakan-akan tampil langsung di hadapan pemirsa. Bentuk tek- stual novel berubah menjadi sa- jian audio-visual. Penyajian dalam bentuk tayangan sangat memungkin- pula dengan berbagai kemu- dahan yang menarik. Tontonan Massal Citra karya sastra (dalam hal ini novel), sebagai bahan bacaan eksklusif menjadi lumer dalam media sinetron. Lewat sinetron novel menjadi lebih memasyara- kat. Kegiatan apresiasi pun se cara tidak langsung bertambah marak. "Merangkul" Angkul-angkul SENIMAN Ketut Chandra sudah larut senja. Pada 7 Juli ini gelap 75 tahun ia dilahirkan ke bumi. Tubuhnya sudah renta, kulitnyapun keriput. Akan te- tapi-semangatnya tak kenal pu- dar. "Saya masih sanggup mem- baca tanpa bantuan kaca mata, tukasnya pekan lalu di Denpa- sar, dalam perbincangan singkat dengan Bali Post. Demikian pula permainan kuasnya di atas kan- vas masih tegar. Realis-Ekspresionistik Ayah berputra lima ini sempat pula mengenyam udara negara Amerika Serikat selama seta- hun. Berikutnya perjalanan se- ninya dilanjutkan ke Eropa se- lama setahun pula. Cukup ba- nyak oleh-oleh berupa lukisan rekaman perjalanan yang diba- wanya pulang ke Indonesia. "Sekarang saya mulai mene- tap lagi di Bali," katanya berse- Salah satu karya terbaru Ketut Chandra Bali Post/ist mangat. Kerinduannya terhadap bumi Bali seperti su- dah tidak tertahan lagi. Insan kelahiran Probolinggo, Jawa Ti- mur ini suka pindah sana hijrah sini. Hiruk-pikuknya Jakarta juga telah banyak direguk. Di kota sini pula ia sering mengge- lar karyanya baik secara tunggal maupun bergrup. Bahkan pelu- kis vang sudah berpredikat ka- kek itu mampu menyelenggara- kan pameran beberapa kali da- lam selang waktu relatif singkat dengan materi berbeda. Dia mengkategorikan karya- realis- sebagai ekspresionistik. Keleluasaan sa- puan kuas, karakteristik warna serta bentuk global menjadi titik beratnya berkarya. Detail tak be- gitu dia pentingkan. Teknik ini- lah memungkinkan Chandra bisa merampungkan sebuah lu- kisan dalam tempo singkat. "Se- buah lukisan berukuran sedang, rata-rata menelan waktu dua jam untuk menyelesaikannya," sambungnya lagi. Malah dalam sekali "tembak", kakek yang juga mempunyai keahlian memotret ini, menuangkan idenya ke bebe- rapa kanvas. nya Semangat mudanya tampak terkesan pada taburan warna- nya yang ceria. Objek yang ber- warna hijau dan biru adalah ke- gemarannya. Sementara rekan "Live Broadcasting" dalam Tayangan Musik TVRI Di samping timbulnya hal-hal menarik dan menguntungkan berbagai kendala dan risiko pun menyertainya. Tanpa penyusun skenario yang terampil dan ber- wawasan luas dalam hal sastra dan sinema, novel akan banyak kehilangan unsur-unsur asasi- nya setelah muncul dalam ben- tuk sinetron. Jika hal ini terjadi, meskipun sinetron itu sangat menarik, keberadaannya untuk dinikmati sebagai karya sastra tak banyak artinya. Penampil- annya menjadi tontonan belaka. Pemirsa menyaksikannya seba- tas senang tak senang tanpa un- sur yang bisa diambil buat renungan. Dalam situasti perfilman In- donesia seperti sekarang hal itu merupakan dilema besar bagi pekerjaan-pekerjaan sinetron. Salim Said pernah mengatakan bahwa film Indonesia 98% ada- lah film dagang (film untuk di- jual). Hanya 2% film budaya di mana ekspresi seni berlandas- kan idealisme ditumpahkan. Si- tuasi ini tak terkecuali bagi sine- tron; minimal mempengaruhi tatanan produksi sinetron. Bertahan dengan fanatik da- lam idealisme memang tak mungkin, sebab bagaimana pun juga sinetron adalah tontonan massal. Kehadirannya tidak di- peruntukkan golongan eksklu- sif. Karenanya sinetron dipro- lainnya menjuluki dia sebagai pelukis spesialis pemandangan. Lantas ia akan angkat tangan jika berhadapan dengan objek orang. "Terus terang saya lemah dalam melukis model orang," akunya berterus terang. Mung- kin karena itu pula, kakek berke- baret ini menyajikan karya yang kebanyakan berkesan tenang dan sepi. Kesibukan orang di pa- sar, atau kusuknya suatu upak cara yang melibatkan banyak orang agaknya jarang menyen- tuh perhatiannya. Tongkat di Kursi Lipat tangan, merupakan ciri kebanyakan orang tua seusia Pak Chandra. Akan tetapi kakek ini belum me- merlukan bantuan tongkat un- tuk sekadar berjalan kaki. Ma- lah jika ia bepergian, tangannya Ketut Chandra duksi dengan pertimbangan me- rangkum banyak unsur dan Sepekan Film Komedi TVRI diharapkan dapat menjangkau lapisan masyarakat luas. Tarik-menarik antara idea- lisme dengan faktor komersial dalam dunia film, termasuk sine- tron, berlangsung secara perma- nen. Dalam hal ini idealisme le- bih sering kalah dan harus di- korbankan. Baik pihak yang beridealisme maupun penyan- dang modal yang berorientasi bisnis sama-sama memiliki ar- gumentasi kuat berdasarkan ke- nyataan yang terkait. Tanpa mo- dal novel tak akan pernah men- jelma menjadi sinetron. Sebaliknya pihak budayawan merasa bersalah jika membiar kan nilai-nilai seni dan budaya dijadikan barang dagangan semata-mata. Tampaknya tidak ada satu cara pun untuk memecahkan masalah itu kecuali penyandang modal mau mengerti bahwa pro- duk sinetron bukan semata- dipersembahkan ke dunia bisnis. mata komoditi yang secara total Perlu adanya kesadaran ber- korban dari sudut komersial, demi nilai-nilai budaya yang di- dupan rohani. Sebaliknya para perlukan buat pembinaan kehi- budayawan tidak melecehkan pemilik modal dengan predikat "selera dagang", sebab produk si- netron tak mungkin dibebaskan dari jaringan bisnis. Dalam du- nia bisnis tak ada penyandang modal yang rela modalnya di- korbankan sia-sia hanya dengan (Bersambung ke Hal 11, kol 5) senantiasa dibebani sebuah kursi lipat bundar, dan alat-alat lukis. Itu digunakannya tempat duduk ketika melukis ataupun melakukan sket jika dalam per- jalanan matanya digaet peman- dangan yang menarik." Saya pa- ling suka melukis langsung ber- hadapan dengan objek," ungkap Ketut Chandra. Mobil tuanya yang dia stir sen- diri setia menemani Pak Ketut ke mana pergi." Bepergian sambil ngambar tanpa kendaraan sen- diri agak repot," katanya mence- ritakan pengalamannya selama ini "bertandang" langsung ke tempat-tempat yang dinilainya indah dan artistik. Bertahun- tahun melukis alam, telah mem- berinya segudang pengalaman. Itu dapat dilihat dari kebolehan dut pandang yang berkesan lain. si tubuh tinggi ini mengambil su- Dia mulai mengakrabi per- sada Bali sejak tahun 1972. Per- kampungan tradisional Bali sudah menjadi langganannya untuk menumpahkan inspirasi seninya. "Entah kenapa saya kok kecantol dengan angkul-angkul Bali," celoteh pelukis tua yang beberapa kali sempat memamer- kan karyanya di Bali ini. Me- mang, goresan Chandra keba- nyakan berthema angkul- angkul. Ia pun tak tahu pasti entah misteri apa yang terkan- dung dalam bangunan tradisio- nal Bali itu, sehingga membuat- nya seolah-olah kesepian jika na- luri artistiknya tidak Bali Postis: dirangkulkan dengan angkul angkul. (Made Surita). Biaya Murah dan Penyanyi lebih Tertantang UPAYA TVRI mengemas pa- ket tayangan langsung (live broadcasting) dapat disebut upaya membudidayakan ke- mampuan oleh vokal penyanyi. Tayangan acara musik live broadcasting yang disiarkan se- cara beruntun pada 4, 6 dan 8 Juni - itu merupakan terobosan positif. Beberapa keuntungan dapat dipetik lewat acara live se- perti itu. Dengan tayangan yang disiar- kan langsung tersebut tak me- mungkinkan untuk menutupi kekurangan oleh vokal penya- nyi. Lewat acara semacam ini mereka akan terpacu mening- katkan kualitasnya. Dari segi pendanaan - kendati KLa Project tak menyebutkan angka pasti- nya-Kasubsie musik TVRI, Hoe- diono Drajat, menjelaskan jenis tayangan langsung ini relatif le- bih murah dibandingkan dengan live recording. Jenis tayangan terakhir ini memungkinkan syuting/rekaman diulang-ulang dan editing yang membutuhkan dana tak sedikit. "Live broadcasting memang lebih murah. Prosesnya pun le- bih efisien. Tak perlu peng- ulangan," ujar Hoediono, Kamis (4/6) malam lalu usai siaran live yang pertama. Sebagai perban- dingan dana live recording (re- kaman langsung dengan siaran tunda) Gema Keroncong Indone- sia pada bulan lalu, Direktur TVRI Ishadi SK menyebutkan angka Rp 35 juta per paketnya. Hiediono menolak jika tayangan live ini dianggap seba- gai kompensasi atas 'hilangnya' beberapa mata acara musik TVRI. Dijelaskan tayangan live broadcasting merupakan ter- obosan terbaru. Kalau memung- kinkan pihaknya akan 'membu- didayakan' jenis tayangan yang disiarkan langsung. Apalagi jika TVRI sesuai anggaran 92/93 mampu memproyeksikan pene- rimaan iuran teve sebesar Rp 140 milyar untuk menutup ke- perluan sebagian besar operasio- nal siarannya. Perampingan Menyusul masih tersendat- Pelajari Selera Musik Masyarakat Bali TERNYATA Bali tidak hanya mengundang para pengusaha ja- rum jahit alias garmen saja. Te- tapi ada yang mencoba ingin tahu selera musik masyarakat Bali. Meskipun mereka tahu mu- sik tradisional Bali cukup fantas- tik, atraktif dan dinamis. Me- reka ingin memberi warna baru sekaligus meneliti warna musik modern masyarakat Bali. Mereka adalah KLa Project, yang sedang menjajaki sekaligus mempersiapkan acara show per- dana di Bali. Kedatangannya ke Bali pertama kali ini dihabiskan untuk menikmati suasana Bali, yang tidak dapat ditemui di Ja- karta. Tidak mengherankan bila mereka sulit ditemui untuk berbincang lebih lama. Maklum, baru pertama tahu Bali. Tetapi masih sempat 'dibajak' Jumat (5/6) malam di Side Bali Seaside Hotel, Kuta. Empat per- sonal Kla Project unjuk bicara tentang suguhan baru pada du- nia musik. Mereka, lewat for- masi Katon, Lilo, Adi dan Ari, se- minggu ini memasarkan album- nya yang ketiga berlebel Pasir Putih. Diharapkan mampu mengimbangi sukses mereka di album pertama KLa dan album kedua KLa Kedua, yang dikenali dengan tembangnya Jogjakarta. Isi album ketiga ini, menurut mereka, warna musiknya lain dari musik umum jenis pop yang beredar. Ada nada improvisasi yang aneh, unik yang bermain di telinga, memberi warna segar pencinta musik. Improvisasi, permainan nada, permainan warna musik perlu dilakukan. KLa tidak mau mono- ton dari warna musik satu dan fanatis pada warna yang sudah menempel pada KLa. Pembaha- ruan, perbaikan dan memberi warna baru, itu yang diharapkan mampu memberi penghiburan KLa Project, siap main di Bali. bagi penggemar musik KLa. Namun ada kalangan yang memandang mereka memiliki warna musik dan lirik lagu cen- derung ke milik musisi Ebiet. G Ade. Itupun tidak disangkal Ka- ton, arangger, penulis lirik, nya penerimaan iuran teve yang naik dua kali lipat, beberapa mata acara berbobot seperti Tele- rama, Dari Masa ke Masa me- mang telah lenyap dari hadapan pemirsa. April silam Ketua Tim Penyu- sun Petunjuk Teknis Pendaf- taran dan Pemungutan Iuran, Adi Kusno yang juga Kasubdit Siaran Direktorat Televisi Dep- pen, menyebut kas televisi seki- tar Rp 200 juta. Hal ini yang me- nimbulkan perampingan- perampingan mata acara di TVRI. Acara hiburan musik non- komersial terpaksa untuk se- mentara disingkirkan. "Tidak di- hilangkan, tapi untuk sementara istirahat. Kelak kalau dana men- cukupi ya akan diproduksi lagi," kata Hoediono. Toh kalaupun Telerama di- munculkan akan dicoba untuk live broadcasting. Lebih irit. Tapi sekali lagi ia menegaskan, upaya memproduksi acara siaran lang kan kualitas penyanyi. "Ini un- sung tak lebih untuk meningkat- tuk melatih mereka. Apalagi de- ngan live broadcasting, suasana tampak komunikatif," papar Hoediono. Memang pada dasarnya acara Live Broadcasting merupakan implikasi perampingan dari su- dut yang lain yakni menghindari pemborosan waktu rekaman, agar dana tak terlalu banyak 'tersedot' keluar. Namun menarik untuk menyi- mak komentar Jimmy Ma- noppo yang memperoleh tugas menggarap sekitar 20 lagu di hari pertama. "Ini pekerjaan cowboy. Jodie Foster pun tak akan mampu melakukannya,' candai Jimmy. Jimmy mengungkapkan un- tuk memperoleh hasil bagus dari live broadcasting idealnya diper- lukan waktu satu minggu. Jika hanya satu hari seperti yang di- lakukannya itu, ia memaklumi kalau hasilnya tidak maksimal. "Tapi kalau sifatnya sekadar hi- buran saja, ya bolehlah...." tam- bah sang drummer ini. Hoediono mengakui persiapan siaran langsung ini sangat me- pet. Tapi pihaknya telah ber- upaya optimal menghasilkan yang terbaik bagi pemirsa. Komentar "Live broadcasting? Jelas le- mantan pramugara Garuda itu. Album "Pasir Putih" KLa Project Dia pecinta yang mengidolakan musisi Ebiet G Ade dalam diri- nya. Tetapi tidak lantasnya men- jadikan warna dan lirik idolanya untuk KLa. "Sedikit mempenga- ruhi warnanya, bolehlah," lanjutnya. Yang jelas, pecinta musik, penggemar dunia kreativitas seni penghiburan diri, perlu mendengar isi album ketiga KLa Project. Atau menunggu video clip yang berkaitan dengan isi al- bum ini? Lebih afdol lagi, bila KLa Project tampil di panggung hiburan di Bali. Selamat! (I Punk/aswie/DR). Bali Post/034 Janjikan Nuansa Baru MUSISI sekaligus pencipta pembaca puisi yang intens. Ke- lagu KLa Projectkembali meng- piawaian dalam memilih kata- ekspresikan kepiawiannya de- kata kentara sekali dalam Be- ngan menelurkan album Pasir lahan Jiwa yaitu: /Tak sadar lagi Putih. Album ke-3 ini dirilis de- pada langit kamarku/ kulukis ngan formasi tetap yaitu: Katon kau di situ sebagai penulis lirik lagu, yang juga dibantu oleh Ari, Adi, dan Lilo. Album yang berisikan de- lapan buah tembang ini menyaji- kan ekspresi bermain musik yang beragam. Album dengan sampul putih yang diilustrasikan dengan men- tari purba ini menyiratkan ke- seimbangan antara alam laut yang diwakili dengan gambar ikan dan bunga matahari seba- gai syarat alam daratan. Semangat untuk mengaktua- lisasikan kreativitas musisi ini semakin nyata dengan hadirnya sentuhan-sentuhan baru yang merangkul semua jenis musik yang lagi "in". Seperti tembang pembuka Tak Bisa ke Lain Hati tampak ada penyelipan kisi-kisi yang tidak didapat dari album- nya terdahulu. Semangat ber- musik kelompok yang disukai go- longan muda ini untuk memberi- kan nuansa baru semakin kentara dengan lagu Airline Crew di mana penulis lirik lagu ini mencoba melukiskan sua- sana hatinya ketika akan me- ninggalkan Indonesia menuju Paris. Kehadiran album ketiga-sete- lah sukses dengan Yogyakarta ada kesan, penyampaian misi yang selama ini menjadi obsesi- nya yaitu semangat menghibur dengan lirik-lirik lagu semangat puitis. Hal ini ditunjang oleh penulis lirik lagu Katon, yang memang sebagai penulis puisi sekaligus Mungkin yang mendapat ca- tatan dari album yang dihiasi de- ngan kembang matahari merah darah ini adalah desain sampul yang perlu dipertegas "wakil ga- risnya" sehingga album ciamik ini tidak kehilangan greget ka- rena hal kecil. Sebagai tambahan dalam Juli mendatang grup musisi ini akan mempersiapkan video-klip un- tuk album terbarunya. Seleng- kapnya pemerhati musik dapat mendengarkan tembang- tembangnya yang sebentar lagi beredar di pasaran ini. (DR) pasir putih KLa HRO SOUND Mengangkat Sebagian Koleksi Raja Komedi UNTUK kesekian kalinya TVRI menggelar paket Sepekan Film sejak diberlakukannya Pola Acara Terpadu 1992. Rasa- nya, apa yang selama ini diha- rapkan oleh sebagian besar pe- mirsa, cukup bisa dipenuhi TVRI. Harapan itu -- untuk tidak mengatakan beberapa paket acara lainnya tertumpu sepe- nuhnya pada paket Sepekan Film yang setiap pemunculan- nya mengandung 'kejutan' ini, Sejak paket pertama, sepekan film karya almarhum Sjuman Djaja, kemudian yang kedua karya-karya Chaerul Umam, ke- tiga berupa karya kolektif film Barat, sampai yang keempat se- karang ini rupanya 'tradisi' paket ini benar-benar direncanakan. sikap inovatif yang melatarinya. Ada tujuan di belakangnya, ada Seperti kali ini misalnya, ge- laran Sepekan Film Komedi jelas-jelas punya motivasi untuk juga situasional, untuk memberi mengendurkan urat syaraf. Dan hiburan di tengah-tengah sua- sana 'minggu tenang Pemilu. Paket Sepekan Film Komedi yang digelar 3 hingga 10 Juni ini mengangkat tujuh film komedi Indonesia terpilih. Lima dari tu- juh film ini adalah karya-karya si 'raja komedi' almarhum Nya Abbas Akup (film Tiga Cewek Ba- dung, Kisah Cinta Rojali dan Ju- leha, Karminem, Apanya Dong, dan Inem Pelayan Sexy) dan dua film lainnya karya sutradara Samsul Fuad dan Iksan Lahardi (Koboi Insyaf dan Chips). Produktif Boleh dikatakan paket Sepekan kali ini praktis sebagai 'milik' almarhum Nya Abbas Akup. Dalam geliat perfilman In- donesia, lebih-lebih untuk jenis film-film komedi, nama Nya Ab- asing lagi. Cukup aneh, jika bas Akup agaknya sudah tidak membicarakan peta film komedi Indonesia tanpa ikut membica- rakan perjalanan kreatif seorang Nya Abbas Akup. Nama besar sutradara yang lahir di Malang, 22 April 1932, dan meninggal pada 14 Februari 1991, ini sea- kan begitu lekat dengan dunia film komedi Indonesia. Tanpa ada maksud untuk melecehkan sineas-komedi yang lainnya, Nya Abbas Akup adalah sineas- komedi 'terbaik' yang pernah di- miliki Indonesia. Sejak kepergi- film komedi Indonesia seolah tak annya setahun yang silam, dunia lagi mengundang senyum. Pernah, untuk mengenang ke- pergian Nya Abbas, Kine Klub DKJ mengadakan pekan retros- peksi film-film karyanya, pada akhir April yang lalu. Pekan re- trospeksi -- sesuatu yang konon langka terjadi saat Nya Abbas masih hidup -- ini memutar lima karya terbaik Nya Abbas yakni Tiga Buronan, Koboi Cengeng, Inem Pelayan Sexy, Cintaku di Rumah Susun, dan Boneka dari Indiana, ditutup dengan diskusi oleh Arifin C Noer dan Dr. Salim Said. Kegiatan ini, setidaknya, Bali Post/ist Nya Abbas Akup gai tanda bahwa Nya Abbas ada- merupakan percikan kecil seba- lah sosok penting dalam per- filman Indonesia. Tidak saja lan- taran karya-karyanya yang sebagian besar mencuat dan ber- kualitas, akan tetapi lebih jauh lantaran Nya Abbas adalah so- sok atau profil sineas yang amat konsisten pada bidangnya. Da lam rentang kariernya selama 40 tahunan -- melahirkan 27 film, sebagian besar berjenis komedi- cukup bisa dibaca gaya penyu- tradaraannya, wawasannya, dan kecenderungan- kecenderungannya. Deretan karya-karya Nya Ab- bas setidaknya telah menjadi 'kekayaan' dunia film nasional. Nya Abbas memang cukup pro- duktif dan sekaligus cukup hati- hati dalam berkarya. Sutradara yang mengawali kariernya de- guru pada almarhum Usmar Is- ngan terjun ke Perfini dan ber- mail sejak 1952 ini, menggarap film perdananya pada 1953 ber- judul Heboh sebagai wujud kebe- raniannya setelah belajar ba- nyak ketika ia menjadi asisten sutradara dalam film Kafedo di tahun yang sama. Ternyata He- boh meraih sukses komersial. Sampai berlanjut ke karya ke- duanya, Tiga Buronan yang ske- nario penyutradar annya ditanganinya sendiri, sukses itu pun berlanjut. Namun begitu, toh sineas yang sempat meng- UCLA, AS, serta tak sempat me- enyam ilmu penyutradaraan di nyelesaikan studi fakultas hu- kum di UI dan Unpad, ini sudah menunjukkan sikap-sikap kese- derhanaannya. Kesederhanaan sikap Nya Ab- bas yang kemudian tergolong sa- ngat intens pada bidangnya ini, konon terlihat pada penampilan nya dan bicaranya yang cende- rung jarang melucu. Nya Abbas lebih banyak menuangkan kelu- cuannya ke dalam karya film- nya. Pengamat film dari Kom- pas, Marselli, pernah menilai bahwa sikap Nya Abbas pada be- berapa karya Úsmar Ismail, ter- bih sulit tapi memuaskan. De- Elfa's Singer mengatakan, de- ngan tayangan life, kita kan bisa ngan live show kita merasa lebih menunjukkan kemampuannya. tertantang. Penyanyi terhindari Titi DJ menuturkan pengalaman dari kerepotan syuting yang ikut rekaman langsung (live diulang-ulang. Kepuasan batin broadcasting). Lantas beberapa juga terlampiaskan. Hal ini tak artis lainnya memberikan ko- mungkin ada di jenis tayangan mentar beragam mengenai syu- lain. "Kita lebih bisa berkomuni- ting teve yang disiarkan lang kasi dengan penonton. Lain de- sung secara beruntun mulai ngan rekaman (recording). De- tanggal 4, 6 dan 8 Juni. ngan live broadcasting akan ke- Titi menjelaskan hasil 'out tahuan kemampuan sebenarnya put' live recording (rekaman seorang penyanyi," papar Puput langsung yang disiarkan secara Novel tanpa bermaksud membu- sungkan dada. di atas tunda) atau jenis rekaman lain- nya memang akan lebih rapi di- Menurut pembawa acara al- bandingkan dengan hasil life bum anak-anak itu, syuting broadcasting (disiarkan lang- tayangan langsung mengajari sung). Tapi, ia mengingatkan, penyanyi untuk mengatasi hasil bagus tadi belum tentu me- problem-problem muaskan batin penyanyinya. panggung. "Bagus tapi bohong," katanya. Berlawanan dengan artis Dengan siaran live, Titi me- muda, beberapa artis senior se- ekspresinya sebagai entertainer. rasa ada tantangan mewujudkan macam Andi Meriam Matalata dan Diana Nasution menjelas- Karena 'seni' tayangan langsung kan, tak ada perbedaan dan ke- adalah memunculkan dialog sulitan dalam membawakan yang komunikatif. Ini perbedaan lagu baik untuk rekaman tunda esensial antara siaran rekaman maupun siaran langsung. "Bagi dan siaran langsung. saya yang penting nyanyi. Saya Dua artis muda yang lainnya tak pernah mempersoalkan apa- pun mengungkapkan hal serupa. Yana Yulio, salah satu personil (Bersambung ke Hal 11, kol.3) utama pada film Krisis (1953) syur. Namun unsur ini pun tetap dan Lagi-lagi Krisis (1955) yang sesuai konteks, tanpa berle- sama-sama meledak di pasaran, bihan. yang sarat berisi kritik sosial, subjek kelucuannya tidak hanya dalam karya film, akan tetapi juga berkait dengan persoalan- persoalan yang hidup di tengah masyarakat saat film itu dipro- duksi dan beredar. Model film se- perti ini lebih bisa dinikmati oleh mereka yang mengenal konteks zamannya. Nah, pada sikap Nya Abbas ada kecenderungan untuk mengembangkan bentuk komedi demikian. Yang menarik dicatat lagi, adanya kecenderungan Nya Ab- bas untuk meramu tontonan bagi segala lapisan masyarakat. Di samping kadar humornya tinggi plus bumbu erotisme, Nya Abbas senantiasa meramu thema pertemuan antara tokoh yang mapan dengan kelompok serabutan atau kelas bawah. Hu- mor Nya Abbas acapkali meng- ejek orang atau kelom- pok yang diejek tak merasa sakit apalagi tersinggung. Begitu ha- Segala Lapisan lusnya Nya Abbas membungkus Bentuk komedi kontekstual ejekan-ejekan itu dalam thema, seperti itu lalu menjadi ciri khas dialog, sampai humor-humor karya-karya Nya Abbas. Sebut- spontan dalam karya filmnya. lah beberapa karyanya seperti Niat Nya Abbas untuk merang- Djuara (1960), Mat Dower kul sebanyak mungkin penon- (1969), Koboi Cengeng (1974), ton, agaknya tercapai lewat Inem Pelayan Sexy (1976), sam- jurus-jurus tersebut. Dan ini ter- pai Semua Karena Ginah, Kipas- bukti, film-film karya Nya Abbas mah Susun, dan Boneka dari In- karyanya yakni Inem Pelayan kipas Cari Angin, Cintaku di Ru- selalu dibanjiri penonton. Dua diana. Karya-karya komedi Nya Sexy dan Koboi Cengeng, malah Abbas setidaknya belum tertan- meraih piala Antemas dalam FFI dingan oleh sutradara seangkat- beberapa tahun silam sebagai annya yang lain. Humor-humor film-film terlaris. kelas tinggi' yang dilontarkan Nya Abbas hanya mampu dibuat Maka jika kali ini TVRI meng- oleh seorang Nya Abbas. Meski angkat karya-karya Nya Abbas di satu sisi Nya Abbas juga de- sebagai 'wakil' film komedi Indo- ngan sadar menyelipkan unsur- nesia, memang tepat. Karena di- unsur erotisme dalam karya- alah raja komedi dalam peta per- karyanya dengan memunculkan jalan film nasional, yang berkua- wanita cantik dan seksi lengkap litas sekaligus sukses komersial. dengan bagian-bagiannya yang (Gus Martin). Bali Post/ist Salah satu karya Nya Abbas Akup, film "Semua Karena Ginah" yang sarat dengan kritik sosial. "Limbo Dance Competation" Digelar di Spotlight Discotheque foto. Foto yang dilombakan ber- objek suasana Spotlight Variety Night. Lomba terbuka untuk umum, penyelenggara menye- diakan film kepada peminat yang mendaftarkan diri. LIMBO Dance Competation, ngan DJ Suyasa ikut menghibur sebuah atraksi tarian menarik, dan memberi hiburan khusus berasal dari Trinidad, di daratan pada para penonton, penyeleng- Karibia, Jumat (12/6) menda- gara akan mengadakan kontes tang akan segera dipergelarkan di Spotlight Discotheque, Kuta. Paket hiburan Spotlight Variety Night, juga melibatkan sejumlah artis, para musisi asing yang ter- gabung dalam Ragga Jump. Di- imbangi kelompok musik lokal yang akan memainkan musik campuran hip hop digabung de- ngan funky dance, reggae serta African drum yang kental de- ngan situasi ritmis benua hitam Afrika. Ritmis perkusi yang ber- gairah dan dinamik. Hasil lomba foto ini, diumum- kan seminggu setelah malam itu, di tempat yang sama. Hadiah cu- kup menarik dalam beberapa ka- tegori. Ikuti saja! (DM) PEMBETULAN Ruangan disko Spotlight akan TULISAN berjudul W.T berubah total dari keseharian di- Thay Goresannya Akrab dengan skotik lazimnya. Warna musik Bali dimuat Bali Post Minggu 31 pun ikut bervariasi, nada jazz Mei 1992 di halaman 8 terdapat akan ikut melengkapi nuansa kesalahan teknis. Pada alinea dentam keras musik disko. Ke- terakhir baris ke-9 tertulis seba- lompok artis dan musisi jazz gai pelukis yang pantang pada Australia, selaku special guest realitas dst.... seharusnya kali- dalam live-music dari atraksi Ragga Jump. Lantai disko sema- mat tersebut berbunyi, Sebagai kin marak dengan kehadiran hi- pelukis yang pantang ingkar ter- buran segar nan kocak, Go Go hadap realitas dst..... Girls yang pemainnya gabungan Selanjutnya di bagian akhir musisi dan artis yang ambil ba- tulisan tersebut ada bagian kali- gian dalam paket hiburan ini. mat terpotong dan tertukar pe- Malam hiburan yang diramal- kan menarik minat dan menda- nempatannya. Kalimat dimak- pat serbuan pengunjung ini juga sud selengkapnya sbb: Seni lukis akan dilengkapi kehadiran per- menawarkan prospek cerah ba- aga busana dan dance group Stu- ginya walaupun dia pernah dio 26 Denpasar. Studio yang na- mengatakan bahwa dunia seni manya di Bali cukup dikenal dan bukanlah satu-satunya tum- memiliki klas penggemar puan hidupnya. Sementara musik disko de- tertentu. Sejauh mata memandang, Vespa melaju dengan gagah dan terpercaya Vespa EXCLUSIVE Klasik dan Bermutu Tinggi GARANSI 6 BULAN ATAU 6000 KM Vespa EXCEL Gagah dan Mewah Redaksi Kesempatan Dapatkan Segera Vespa Memiliki • • DEALER ⚫ Denpasar: Kharisma Motor, Jl. Kartini 52 - Antara Motor, Jl. Sumatera 60 • Tabanan: Surya Kencana Motor, Jl. Pahlawan 25 B Gianjar: Fuji Motor, Jl. Pudak 17 - Waja Motor, Jl. Udayana 1 Klungkung: Roda Mas, Jl. Gajah Mada 4 Amlapura: Harimurti Motor, Jl. Kesatrian Negara: Kasih Motor, Jl. Srikandi 6 Singaraja: Toko Trio, Jl. A. Yani 21. • . Lebih Kuat, Lebih Tahan Lama PLAGGIO Lebih baik naik vespa C. 681