Arsip
Halaman Artikel
Creative Commons License

Jika anda mendapati gambar tidak sesuai dengan spesifikasi data (salah tanggal dan atau salah penomoran halaman), posisi gambar landscape, satu gambar terdapat dua halaman, kualitas gambar kabur, anda bisa melaporkan data tersebut agar segera diperbaiki dengan menekan tombol laporkan.

Kata Kunci Pencarian:

Nama: Bali Post
Tipe: Koran
Tanggal: 1992-06-07
Halaman: 15

Konten


J, 7 JUNI 1992 MINGGU, 7 JUNI 1992 Bali Post Halaman 11 I litas ga, seperti Hong erapa masa yang masuk meyakin- mrus dicatat dari ya dalam meng- ongres. manage pengem- sa cukup penting riwisataan kuali wan yang berkun setiap waktu. Te- am faham, kalau apa yang diingin nda, multiplier Engga dalam ta- berhasil guna se- an Pak Gubernur: nggal di hotel be- Soalnya, leakage westasi dan peme- angkan dari luar wisataan kualitas agan 'seleksi (tak ncanegara), asal- yah makna yang Engan itu, jangan pan-ketertutupan au menyetop kei- alan 'tak berkelas osofis turisme ku- Reterbukaan. arus dilihat seba- a pun yg berduit gnya (bagi penda- mbahan, pembe- menguntungkan karena justru wi- emakai fasilitas- galami berbagai ide ini. Dimulai wang diundang, dentifikasi area- m tingkatannya ni dimaksudkan rea turistik yang kan berkembang hadap cultural budaya isata at mencari jenis- a memberi keun- a pasar wisata lasiknya. Hal ini rai diversifikasi bentuk kepariwi endala, eksternal memiliki luas n jumlah pendu- adatan rata-rata mana pun juga, gaya turisme ini. -kawasan peng- erat dengan car- ingkungan fisik, saat kunjungan om. Masyarakat tak mungkin gan wisatawan rlukan aktivitas untungkan bagi memilih kepari- Gede Mudana TO 92 Kalangan gabadian ali Post to Pemilu aryawan 92 (kegiatan ali Post, rankan men /lomba foto an, AL LAUT == enghadiri Rapat UATAN KAPAL yang akan kami ot Subroto m tahun 1990 91 Laba tahun n sesudahnya 05 Juni 1992 "BULELENG an Komisaris ttd "anetja, S.H. ris Utama U 911 ke BROLAN DI BALE BANJAR Juragan Kecap Manis SEORANG Engkong membuka rahasia pem- buatan kecap, yang konon juga rahasia leluhur- nya, karena sejak menginjakkan kaki di Nusan- tara ini, secara turun-temurun nenek moyangnya berjualan kecap. Menurut dia, semua kecap ter- buat dari bahan pokok kedelai. Lalu lewat proses peragian oleh lapuk selama beberapa hari, kede- lai direndam selama beberapa bulan pada larutan garam. Selanjutnya disaring dan direbus bebe- rapa kali, kemudian dimasukkan ke cairan gula, seterusnya diberi bumbu yang terdiri atas ketum- bar, adas, bawang putih dan sereh. Terakhir, se- mua bahan dimasak sampai menjadi kecap ken- tal dan disaring agar bagian yang kasar terpisah. "Kalau semua rumus pembuatan kecap sama seperti itu, kenapa ada kecap nomor satu, dua dan tiga? Malahan di alam persaingan saat ini, kecap yang semuanya terasa sama diiklankan secara berlebihan. Semua juragan kecap manis me- nyatakan dirinya sebagai produsen kecap nomor satu di dunia dan akherat. Meniru gaya berda- gang produk konsumtif, para juragan kecap terse- but berlomba menjanjikan bonus pada para kon- sumennya. Bonusnya bukan mobil, real estate atau sikat gigi, melainkan masa depan yang gi- lang gemilang suka tanpa wali duka," ujar Made Rubag pada kawan-kawannya yang sebagian be- sar masih menyukai garam, terasi dan cabe seba- gai penyedap adonan yang mereka santap, sehari-hari. "Dengan kata lain, bonus yang dijanjikan itu sejenis lampu Aladin, yang konon setiap digosok mampu merealisasi kehendak pemegangnya. "Aneh, kita kan tidak hidup di zaman 1001 malam, yang dibisingkan yel-yel gabra gadabra atau sim salabim," sahut Wayan Dangin, yang tumben hadir dalam obrolan karena alergi makan kecap, khususnya kecap manis. "Kalau Engkong yang membuka rahasia pem- buatan kecap itu benar, asal tidak terlalu berle- bihan cenderung fanatik, mencampur kecap da- lam makanan perlu dan bermanfaat. Sebab kede- lai yang termasuk famili Leguminosae katanya mengandung 16-20 persen minyak, 35-42 persen protein, dan 25 persen hidrat arang, sedikit vita- min A, banyak vitamin B1 dan B2. Karenanya ada sejenis susu yang dibuat dari kedelai. Tetapi ingat, perlu juga dipertimbangkan masalah cocok dan tidak cocok. Maksudku, tidak semua jenis makanan cocok dicampur kecap, apalagi kecap manis. Lidah yang mahir bisa membedakan, apa- kah makanan yang disantap dicampur kecap atau garam? Ada orang yang memilih untuk tidak ma- kan kalau hidangannya diisi kecap, karena masa- lah cocok dan tidak cocok tadi. Atau kalau perut- nya melilit karena lapar, dia lebih suka makan nasi putih berisi adonan garam, cabe dan terasi. Sebab itu, kita juga tidak boleh cepat-cepat menu- duh yang bukan-bukan," komentar Nengah Minggir, yang pernah jadi petani kedelai waktu masih tinggal di kampung. "Memang! Juragan kecap manis tidak seharus- nya menjelek-jelekkan kecap yang bukan produk- nva. sebagai topik propaganda utama untuk membuat dagangannya laku Persaingan bebas bukan berarti bebas menista, memfitnah atau melakukan tindakan kasar agar saingan jatuh terkapar. Banyak memperoleh langganan atau konsumen dengan cara tak terpuji, bukanlah suk- ses yang membanggakan karena berumur pen- dek. Setiap juragan harus mampu memaparkan fungsi serta manfaat kecap yang ditawarkannya pada para konsumen. Bukan cuma teriak-teriak seperti orang kesurupan, lalu mengarang cerita yang mengarah pada fitnah dan hasutan. Kalau cara-cara seperti ini tetap dipraktekkan, kiranya di musim pesta mendatang masyarakat akan lari Pementasan sobekkan-sobekkan kertas di- hamburkannya ke udara. Hidungku, mataku, telingaku, tanganku, kakiku dan bagian bagian kujurku telah hancur ber keping Lalu merekapun menginjak-injak kepingan- kepingan kujur yang telah han- cur bentuk Pesan terhadap lingkungan sepertį tumpahan minyak dan limbah industri ke laut yang menghan- curkan kehidupan laut dan pan- tai, asap-asap yang merusakkan paru-paru, sampah nuklir yang menghasilkan radiasi yang me- matikan, dan masih banyak lagi faktor-faktor yang mengakibat kan kehidupan di planet ini ter- ancam bahaya. Menyangkut kerusakan ini, banyak orang yang menyalah- kan teknologi, kurangnya kesa- daran berlingkungan hidup di antara pengusaha yang hanya mementingkan keuntungan, bahkan ada yang menyalahkan pengambilan kebijaksaan indus- tri oleh pemerintah dan lain se- bagainya. Tetapi apapun penye- babnya, yang harus ditemukan adalah suatu strategi baru yang memadukan tindakan lokal de- ngan tanggung jawab menyelu- ruh. Sepanjang masih berlaku- nya sistem sosial ekonomi yang mementingkan keuntungan semata-mata, tak ada satu cara pun untuk lari dari penurunan SMA 4 (Sambungan Hal. 5) tingkatkan pengetahuannya. Dalam hal pengadaan buku -perpustakaan, SMAN 4 Denpa sar setiap tahunnya menurun- kan dana sekitar Rp 3,5 juta. Na- mun sayang harga buku di pa- saran cukup mahal dan dipandang perlu untuk ditam- bah lagi. Mengenai minat siswa masuk perpustakaan, di sekolah ini sudah merupakan kewajiban. Setiap ada waktu senggang, anak didik berduyun-duyun ma- suk perpustakaan. Karena me- reka merasa membutuhkan. Mengingat berbagai tugas yang diberikan oleh guru-gurunya, pada prinsipnya menggiring me- reka untuk membaca buku per- pustakaan. (024). Busana ke garam. Apalagi apa yang dipropagandakan ti- ak sesuai dengan kenyataan," tambah Ketut Deglut mendukung komentar Minggir. "Engkong yang memaparkan rahasia kecap itu ternyata lebih jujur dan terbuka, meskipun dia jual kecap tanpa label. Dia juga tidak pernah me- nyatakan kecap produknya nomor satu, karena tahu semua kecap terbuat dari bahan yang sama dan proses pembuatannya pun tidak berbeda. Ra- sanya juga idem dito. Sayang, tidak semua konsu- men kecap sempat mendengar keterangannya, sehingga konflik tidak hanya terjadi antarju- ragan kecap, bahkan antara konsumen kecap yang fanatik terhadap label tertentu. Kalau masing-masing ditanya mengapa mereka harus berkelahi cuma karena masalah kecap, pasti sulit diperoleh jawaban yang rasional. Dengan fana- tisme tanpa lidah, masing-masing akan menja- wab, bahwa kecap pilihannya nomor satu, se- dangkan kecap pilihan yang lain jelek, bau dan mengandung penyakit. Kalau sudah begitu, ja- ngan coba lagi melanjutkan pertanyaan, kecuali kalau kalian ingin menyusun buku humor sejenis Mati Tertawa Cara Rusia," ujar Rubag. "Sungguh memprihatinkan jika gara-gara ke- cap yang dipropagandakan secara kurang etis dan pedagogik membuat persahabatan retak dan keluarga berantakan. Padahal di luar urusan ma- kan, mereka kompak. Apakah mungkin gara- gara makan kecap mereka mabuk? Ataukah suara juragan kecap mengandung kekuatan seje- nis hipnotis? Inilah jeleknya kalau propaganda dilakukan secara one way traffic alias sepihak. Setiap ucapan juragan kecap dari perusahaan tertentu mendapat dukungan yel-yel para pende- ngarnya, karena mereka semuanya sepihak. Ka- lau saja propaganda dilakukan dengan mengha- dirkan seluruh juragan dari berbagai label, pasti setiap ucapan dikontrol agar tidak berkesan kam- pungan, tetapi rasional, etis dan intelek. Tentu- nya para juragan akan menyiapkan diri sebaik- baiknya untuk memenuhi ketiga syarat itu, agar pemunculannya mampu menarik simpati. Sekali- gus dari forum dialogis ini, para konsumen kecap bisa belajar banyak tentang manfaat kecap, ter- masuk cara membuatnya. Nah, kalau tiba saat- nya mereka datang ke warung, toko atau swa- layan, mereka datang dengan pilihan pasti, kecap merek apa yang akan dibeli. Kalau kondisinya se- perti sekarang, mungkin saja akan terjadi peng- khianatan di kalangan konsumen. Di rumah dan di jalan mereka menyatakan suka kecap A, e..e..e, ketika tiba di warung mereka ambil kecap B atau C," kilah Ketut Ampug sejenak diam karena as- manya kambuh. "Bisa jadi! Karena kebanyakan konsumen ti- dak tahu rasa kecap sebenarnya, gara-gara fana- tisme tanpa lidah. Karena itulah ada yang mene- guk kecap seperti minum loloh atau jamu, sebab propaganda berbau mistik dari para juragan ke- cap. Ini kan lucu? Sebab kecap tidak pantas dite- guk, namun dicampur ke dalam penganan yang cocok. Lalu mengapa para konsumen berbuat se- perti orang bodoh? Karena dalam propaganda ada juragan yang mengatakan kecap buatannya Dari di perekonomian dibanding de- ngan barang yang bisa dihasil- kan. Apalagi pertambahan uang itu umumnya cepat, sedangkan pertambahan itu umumnya lam- bat. Salah satu dari kebijakan penyejukan ekonomi itu adalah kebijakan untuk mengurangi laju pertambahan uang beredar dan kredit melalui tight money policy (kebijakan uang ketat). Kebijakan ini secara menyelu- ruh, memang sudah memberi kan hasil yang sudah cukup menggembirakan. Sebagai con- toh, kredit yang meningkat waktu itu sekitar 50 persen, su- dah berhasil kita kurangi men- jadi ke arah sekitar 20 persen. Imporjuga yang tadinya mening kat sekitar 40 persen, berhasil diturunkan jadi sekitar 12 per- sen. Kemudian ekspor mulai me- ningkat yang tadinya 8 persen menjadi ke arah 20-22 persen pada 1991/1992. Perlahan-lahan Gubernur BI mengemukakan, penurunan suku bunga sebagai- mana biasanya secara perlahan- lahan. Meski belum ada datanya tetapi sekarang ini suku bunga kredit investasi itu sekitar 22-23 persen (bank pemerintah), se- dangkan untuk bank swasta le- bih tinggi sedikit. Ditegaskan, pemerintah me- nyadari karena masih berada da- lam proses syarat kerja yang lama ke syarat kerja baru, cara regulasi ke deregulasi maka tentu semua terkadang belum memahami sepenuhnya aturan main yang baru. Karena itu di- alog dan komunikasi perlu di- tingkatkan sambil menjalankan aturan baru ini. Tujuannya ada- Lomba (Sambungan Hal. 4) ngah Hari (GM Sukawidana) se- gera terbit, Perjalanan (Antologi dari dua kali lomba penulisan), dan Taksu (Antologi hasil lomba tahun 1991). Apakah Anda ingin masuk dalam Antologi SMK '92? Kirimkanlah puisi-puisi asli Anda rangkap lima, paling sedi- kit tiga puisi, belum pernah di- publikasikan dalam bentuk apa pun. Puisi Anda ditunggu di se- kretariat lomba : Jl. Gunung Agung II Y/16 - Denpasar 80118, paling lambat 30 Juni 1992. Jangan lupa sertakan sedi- kit biodata Anda. Sepuluh puisi terbaik akan diantologikan un- tuk dijadikan puisi pilihan da- lam lomba baca puisi SMK '92 -- yang terkenal dengan kemung- kinan barunya' -- yang akan dise- lenggarakan pada bulan Agustus 92. Di samping itu, para peme- nang akan diberi piagam dan ha- diah menarik lainnya. (036). mengandung unsur magis. Dengan minum kecap- Mrs. E. Murray nya bisa berumur panjang. Juragan lainnya bi- lang, peminum kecapnya akan hidup sejahtera. Ada yang lebih hebat, kecapnya bisa membuat orang bertubuh sekuat Hercules dan berkema- mpuan seks seperti kuda. Ironis memang, pada zaman yang mengagung-agungkan Iptek ini, ma- sih cukup banyak orang terbuai dan terbujuk ucapan berbau sim salabim," kembali Rubag me nyela sekaligus mengajak rekan-rekannya ke da- gang sate penyu, yang rasanya agak manis tetapi bukan karena kecap. (Sambungan Hal. 4) Aduh sakitnya. Sulit rasanya aku dapat mempertemukan ba- gian demi bagian tubuh yang bercerai berai ini. Tak bisa ber- buat apa kecuali menahan sakit yang sangat binasa. Tiba-tiba aku merasakan di- ngin luar biasa, aku menggeliat- geliat. Ohh saputan embun (Sambungan Hal. 5) kualitas kehidupan dan keke- jaman yang dilakukan terhadap satwa-satwa akan mempercepat hancurnya lingkungan. Aridus- mengarak pagi. Dan seorang pembersih alun-alun memu- ngutku dengan sapu yang mera- ngas. Akhirnya aku terdepak da- lam tong sampah. Tong sampah yang pengap dan busuk menjadi tumpuan aku kembali. Satu per- satu tubuhku menyatu dan aku mulai bisa bergerak. Dalam tong sampah yang pengap kucoba bangkit dan keluar. Kulihat tu- kang sapu menoleh padaku. Sambil memaki digiringnya aku tapi aku coba untuk membela. Agaknya kekuatannya jauh dengan diriku yang belum pulih betul. Sekali hentak terperosok kembali ke dalam tong sampah. dan Berteriak-teriak aku mengharap kasihan agar la da- pat melepaskanku Dengan geram lalu la menutup rapat-rapat tong itu sambil menghunjat padaku "Ehm dasar demonstran kau". (April 1992). Strategi Supaya jangan sampai kein- dahan alam beserta isinya ini hanya menjadi kenangan yang menyedihkan di masa yang akan datang, sudah seharusnyalah masalah-masalah flora dan fauna menempati kedudukan Live yang sama dengan masalah ma- nusia. Jadi program-program penghutanan kembali dan per- lindungan terhadap binatang dan tumbuhan harus digiatkan. Barangkali, selain itu masih ada beberapa strategi yang harus se- gera dilakukan seperti; Dalam bidang teknologi, adalah tugas bagi ahli-ahli ling- kungan dan ahli-ahli teknik un- tuk merencanakan dan melaksa- nakan penghutanan kembali serta menciptakan teknolog- teknologi baru yang hemat energi, bebas polusi, dan dapat membersihkan polusi. Undang-undang perlin- dungan terhadap flora dan fauna harus dilaksanakan dengan baik disertai dengan tindakan tegas bagi pelanggarnya. Dan yang terpenting dari semuanya adalah menanamkan kesadaran berlingkungan hidup dalam pikiran setiap manusia se- jak masih kanak-kanak. Akhir kata, semoga hari ling- kungan hidup sedunia yang ja- tuh pada setiap 5 Juni bukan me- rupakan sekadar perayaan, na- mun disertai dengan langkah nyata untuk membangun ling- kungan yang benar-benar hidup dan biarlah kicauan burung di pagi hari akan tetap menyema- rakkan hangatnya suasana fajar yang akan datang. Wirantara Jln. Waturenggong 55 Denpasar (Sambungan Hal. 8) kah itu rekaman (tunda) atau siaran langsung. Itu sama saja," tutur Andi Meriam. Buat penyanyi yang tetap ter- lihat cantik ini, saat ia akan me- lantunkan lagu, yang ada di be- naknya cuma memikirkan bagai- mana bernyanyi yang baik. Cuma itu. Diana Nasution menyebut- kan, hanya penyanyi yang biasa menguasai panggunglah yang mampu melakukan tayangan live broadcasting. Sebab itu ia menyarankan jika mengingin- kan hasil yang optimal memang harus menghadirkan artis yang vokalnya punya power. Buat penyanyi sekaliber Di- ana, pentas yang paling nikmat memang membawakan tembang secara langsung. Artinya, ia le- bih puas dengan live show. Mayoritas personil band peng- iring memberikan komentar tak terlalu berbeda. Tayangan lang- sung lebih memudahkan tugas mereka. Sebab mereka tak perlu mengulang atau membaca not yang keliru dimainkan, misal- nya. Di live show sekali salah ya terus jalan. Tak bisa di-cut guna memperbaiki kesalahan. Tayangan live memang cocok buat penyanyi yang vokalnya pu- nya power. Dari hasil siaran langsung yang dikemas TVRI dapat disimak siapa saja yang masuk kategori penyanyi ber- power. (Jar). (Sambungan Hal. 7) - Aksesori, hindari anting-anting yang menggantung panjang dan gelang keroncong, karena bunyi gelang akan mengurangi kesan eksekutif. Baiknya Anda pakai jenis giwang dan gelang besar yang tidak dirangkap. Kalung harus pakai yang pendek dan nempel pada kulit leher. Bisa saja memakai kalung panjang tetapi bagian lehernya disembunyikan di bagian kerah model jas dan hanya menyem- bul di bagian dada. Rambut jangan dibiarkan tergerai menutupi telinga. Sebaiknya Rambut Anda dijepit ke belakang atau disanggul cepol. - Make up untuk siang hari harus soft dan transparan supaya lebih berkesan natural. Malam hari boleh sedikit tebal tapi konsep warna make up harus senada dengan busana yang dikenakan. Wangi-wangian atau parfum harus pilih yang beraroma lembut seperti Nina ricci, Gucci, Anais- anais, dan lain parfum terutama yang beraroma bunga. Hindari parfum yang berbau tajam, seperti bau akar-akaran, Tobacco atau parfum dengan merk "racun" sebab aroma tersebut berkesan sensual. Saran saya lainnya yaitu apabila Anda tidak punya cukup waktu untuk menata penampilan Anda, sebaiknya Anda percayakan keserasian penampilan Anda pada seorang perancang busana dan penata rias wajah & rambut terutama yang telah berpendidikan formal dalam bidang ini. Oleh karena keter- batasan ruang pada rubrik ini, saya hanya bisa membuat dua rancangan busana eksekutif bergaris official untuk kegiatan setengah resmi/resmi siang hari. Jika Anda kurang paham dengan penjelasan saya di sini atau ada keluhan lain sehubungan dengan penampilan berbusana, dengan senang hati saya bersedia membantu Anda. Silakan Anda kontak/ telepon saya melalui Bali Post. (Sambungan Hal. 7) seum. Berbicara dengan dia kita tidak bisa "asbun" (asal bunyi). Dia akan mengejar terus sampai mendapat jawaban yang masuk di akalnya. Mengenai soal-soal peninggalan purbakala ia tidak mudah dikelabuhi. Maklum ia arkeolog purbakala). (ahli sejarah Ia menyatakan ingin datang kembali menikmati Bali, yang disebutnya sebagai museum du- nia yang masih menyimpan ba- nyak misteri. Kedatangannya ke Bali kali ini bukan sekadar seba- gai wisatawan, tetapi sekaligus menggali aspek-aspek kepurba- kalaan. Banyak souvenir ia beli. "Cantik sekali," komentarnya tentang souvenir-souvenir itu (aswie). Mozes bisa dipisahkan. Dalam dunia lukis suka dan duka kadang kala jadi modal dalam men- cipta. Jadi keduanya aku ji- nakkan dan akrab sekali deng- anku. Suka dan duka kedua- nya indah, pendapatnya ketika bali Post tanya tentang suka dukanya menjadi pelukis. Ia pun mengais pengalaman- nya menyobek mukena (pa- kaian untuk sembahyang pu- tri) milik istrinya yang masih baru untuk media ungkap in- spirasinya. Untuk membeli bahan lainnya, ia menjual beras. "Habis ingin melukis sih. Sedangkan bahan nggak punya," ujarnya sambil ter- tawa dan mengepulkan asap rokoknya. "Saya biasanya me- lukis sampai letih. Jika dalam satu minggu saja tidak menco- ret kanvas rasanya nggak enak. Karena itu, dalam keadaan sakit pun aku usaha- kan tetap bersemangat melu- kis," lanjutnya. Ia begitu antu- sias dan optimis bahwa dari melukis bisa melanjutkan ke- hidupan dirinya. "Aku melang- sungkan kehidupan lukisan, begitu juga lukisan harus bisa menunjang kehidupanku,' tambahnya. Goresan-goresan lukisan Mozes memang tampak me- nyimpan pengalaman perjal- anan batin yang panjang. Per- paduan antara potret natura- listik realistik mampu meyakinkan penikmat lukis- annya. Kelebihan lain yang ia miliki adalah kekayaan ide yang dimiliki, yakni kecende- rungan menonjolkan etnis so- sial sekelilingnya. Sebagai con- toh, tema lukisannya tentang laut, ombak yang dinamis, perahu-perahu layar mengaru- ngi samudera dan ia cepat ter- sentuh pada kemiskinan. Ka- renanya tak sedikit ungkapan- nya tentang rumah-rumah nelayan miskin di pantai, per- kampungan nelayan yang ti- dak teratur dalam garis-garis ritmis, dinamis. Rumah- rumah nelayan yang kotor di- jelmakan menjadi komposisi warna berat, suram dan gelap serta memberi kesan peng- olahan warna mantap dan ma- tang berbobot. Lukisan yang dicipta meru- pakan cerminan kejujuran yang tidak lepas dari cara hi- dup pelukisnya. Baik dari pengalaman hidup masa lalu maupun gejolak jiwa pada masa kini. Sisi lain, Mozes memang orang nyentrik dan getol mero- kok. Di kisi sikap tersebut, ter- bersit hal-hal yang menarik. (Sambungan Hal 1) lah saling memahami tindakan masing-masing, agar laju inflasi ditekan di bawah 8 persen. Kre- dit diharapkan meningkat seki- tar 16-18 persen. Kemudian li- kuiditas perekonomian sekitar 20 persen, laju pertumbuhan ekonomi diharapkan 6 - 6,5 per- sen. Tahun defisit diusahakan ti- dak melebihi 4,5 persen. "Penurunan suku bunga ini tentu perlu diperhatikan dengan hati-hati, karena di satu pihak kita harus mendorong masyara- kat menabung di lain pihak ha- rus cukup rendah untuk mendo- rong kegiatan ekonomi," Mooy mengingatkan. Dengan mempertimbangkan semua faktor itu diharapkan akhir tahun, suku bunga depo- sito diarahkan menjadi sekitar 16-18 persen dan suku bunga kredit bisa ditekan menjadi 19-20 persen. Disebutkan pula, sesuai de- ngan kecenderungan dari penu- runan suku bunga dan mendo- rong kegiatan ekonomi khusus nya golongan ekonomi lemah dan kepentingan pangan, maka sejak 1 Juni pemerintah memutuskan penyesuaian ke bawah yaitu un- tuk KUT kepada petani yang se- mula 17 persen diturunkan men- jadi 16 persen, dananya 100 per- sen dari BI. Kredit kepada koperasi, KUD dan koperasi primer 75 persen dana dari BI, 25 persen dari bank bunganya dari 19 persen ditu- runkan menjadi 18 persen. Ke- pada Bulog tadinya 19 persen menjadi 18 persen. Untuk kredit investasi diturunkan dari 17 per- sen menjadi 16 persen, tetapi dana yang disediakan BI porsi- nya hanya 20 persen dari kredit Mengemas idealisme. Dewasa ini pertentangan ke- duanya tampaknya semakin me- reda. Dalam hal ini baik dari ka- langan seniman/budayawan maupun penyandang modal sama-sama mengambil peran aktif. Munculnya para usaha- wan yang mengerti makna seni- budaya dan menyadari penting nya nilai-nilai budaya, seperti Setiawan Djodi misalnya, meru- pakan pelopor penyatuan idea- lisme dengan dunia bisnis. Di pi- hak lin para seniman seperti Rendra dan Putu Wijaya misal- nya, semakin paham dengan per- anan modal dalam produk dan Buku (Sambungan Hal. 6) seorang aktivis alam bebas, pengetahuan dasar mutlak ha- rus dikuasai secara fasih. Penu- lis tidak banyak mengungkap kan masalah alat yang modern, secara prinsip penulis menekan- kan masalah fisik dan mental yang baik terhadap penggunaan teknik komando. Penulis lebih condong membekali ilmu dasar kepada aktivis alam bebas pe- mula, dengan harapan si aktivis tetap memperhatikan masalah keamanan. investasi untuk Indonesia ba- gian barat dan 30 persen untuk Indonesia bagian timur. Laju Inflasi Menteri Penerangan, Har- moko, menjelaskan, jumlah uang beredar hingga akhir Maret 1992 sebesar Rp 27,318 trilyun. In- deks harga konsumen dikaitkan dengan laju inflasi, untuk Mei 1992 sebesar 0,11 persen yang masih rendah dibanding April 1992 sebesar 0,92 persen. Laju inflasi tahun takwim sebesar 2,38 persen, yang masih lebih rendah dibandingkan tahun se- belumnya sebesar 3,16 persen. "Kenaikan sebesar 0,11 persen itu antara lain disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada in- deks kelompok makanan yang menurun 0,13 persen termasuk lemak dan minyak sebesar 0,06 persen," kata Harmoko. Nilai seluruh ekspor Maret 1992 naik 330 juta dolar, atau 15,6 persen dibandingkan bulan Maret tahun sebelumnya. Se- mentara impor pada kurun waktu yang sama mencapai 1.911,5 juta dolar, mengalami penurunan 294,3 juta dolar atau 13,3 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Ekspor migas Maret 1992 ber- dasarkan harga realisasi 743,4 juta dolar atau turun 10,3 persen dibandingkan dengan nilai pada bulan Maret tahun sebelumnya atau menurun 9,4 persen diban- dingkan bulan Februari 1992. Sementara itu, ekspor nonmi- gas yang mencapai 1.701,7 juta dolar pada Maret 1992 naik 32,3 persen dibandingkan Maret 1991 dan bertambah 2,1 persen dibandingkan dengan nilai ek- spor Februari 1992. Perkem- bangan ini sangat menggembira- kan jika dilihat pola musiman, (Sambungan Hal. 8) penyajian karya seni. Selera Massa Penganut idealisme yang fa- natik mungkin tetap menolak persekutuan produk seni dengan bisnis. Namun dalam hal pro- duksi sinetron tak ada jalan lain kecuali belajar saling mengerti posisi dan kepentingan partner masing-masing. Seandainya setiap novel yang baik diangkat ke bentuk sine- tron, timbul sedikit kekhawa- tiran mengendornya budaya apresiasi sastra lewat media tulis/cetak. Bagaimana pun juga sinetron memiliki kecende- rungan memanjakan selera, se- bab seluruh pancaindra diladeni dengan tuntas dan menyenang- kan. Membaca sebuah novel da- lam rangka apresiasi memerlu- kan konsentrasi penuh, sebab pembaca (pengapresiasi) haru memunculkan sendiri peristiwa dan adegan dalam novel itu dari baris-baris pemberian bahasa tulis yang dibacanya. Dalam me- nikmati (memirsa) sinetron kon- sentrasi itu bisa dikendorkan ka- rena peristiwa dan adegan itu te- lah tersaji tuntas di depan pemirsa. Orang yang terbiasa meng- apresiasi novel lewat media audo-visual (sinetron) akan me- rasakan kendala komunikasi jika suatu waktu harus menik- mati novel lewat media cetak (buku). Seperti telah diungkapkan di depan, sinetron adalah karya seni untuk konsumsi massa. Ka- Buku ini enak dibaca baik oleh orang awam, dan apalagi oleh mereka yang gemar beraktivitas di alam bebas. Ilustrasi-ilustrasi dan foto-foto yang digunakan menegaskan suatu teknik meng- hiasi hampir pada setiap ha- laman buku. Dengan demikian rena itu sinetron paling sedikit pembaca akan semakin percaya harus berdamai dengan selera terhadap isi buku yang mengulas massa yang sedang "in" di suatu masalah keterampilan berakti- masa. Untuk memperoleh kon- bebas,dan-disi itu jika sinetron diangkat pengertian-pengertian yang ke- liru selama ini dapat diluruskan. (Dechi Widia Putra) vitas di alam (Sambungan Hal 1) Dia bersikap realistis. Profesi memang harus ditunjang fak- tor ekonomi. "Saya heran dan tak habis pikir terhadap pelu- kis yang memilih lukisannya hancur di gudang daripapda dijual dengan harga agak mu- rah, ini sangat primitif," ke- camnya. Tentang sejauh mana hubungan antara hasil karya- nya dengan masyarakat, ia bertutur, lukisan harus didra- matisasi. "Kita mengambil ma- sukan dari masyarakat dan mengeluarkan untuk masya- rakat, sedangkan pendramati- sasian ada pada misi itu sen- diri," lanjutnya. Pelukis yang mempunyai kedudukan sebagai seksi seni lukis di DKB (Dewan Kesenian Blambangan) Banyuwangi ini pun menjelaskan, suatu karya merupakan media komuni- kasi. Dalam setiap karya ter- kandung suatu misi. Komuni- kasi di sini tidak hanya melalui objek yang tersurat saja, na- mun apa yang tersirat di da- lamnya adalah pancaran pesan dari suatu karya. Dari sikap optimis dan tekad murni, ia mengaku hidup dari hasil lukisannya sejak 1968, dan tahun itu pula dia meng- adakan pameran tunggal di Medan. Di Malaysia dan Thai- land (Bangkok) tahun 1969, di Malaysia kembali (1970 dan 1971), di Simpasri, Jakarta (1972), di Museum Darwin- Australia (1973), 1974 di Pallet & Brous Art Gallery - Austra- lia. Di aula Masjid Baitur- rakhman - Banyuwangi tahun 1975. Karena kesulitan eko- nomi dan banyaknya per- soalan, ia berhenti melukis dan berpameran sampai kemudian mulai lagi tahun 1982 di Mu- seum Perth dan Darwin- Australia. Tahun 1984 berpa- meran di DKS (Dewan Kese- nian Surabaya), disusul tahun 1987 di Hotel Hyatt Surabaya. Kemudian tahun 1988 pa- meran tunggal di Balai Budaya Jakarta, bersama Islamic ASEAN di Yogyakarta, ber- sama Apresiasi di Lamongan, Jatim, dan pameran tunggal di Perhimpunan Persahabatan Indonesia Amerika (PPIA). Diteruskan tahun 1989 di Mi- tra Budaya Jakarta dan Bursa Seni Mitra Budaya. Tahun 1990 pameran tunggal di Sahid Jaya Hotel Jakarta, Akbar Jawa Timur (Bank Duta) ber- sama tiga pelukis daerah Mitra Budaya dan pameran tunggal di Archipelago Modern Art Gal- lery, Jakarta. Dia pun pernah berpameran keliling Amerika dan kota-kota di Eropa. "Ha- dari sebuah novel, maka novel itu harus dipilih yang mengan- dung unsur-unsur dengan ke- mungkinan dapat dieksploatasi nya karena keberanianlah saya bisa berpameran keliling ke mana-mana," ujarnya. Di- tambahkannya, pada zaman susah dan zaman senang se- perti ini, bagi seniman tak ada pengaruhnya, semua tergan- tung kemauan dan keberanian senimannya. Kalau kita amati dari pe- warnaan lukisan, Mozes Misdy mengalami beberapa periode yakni periode kuning (1984-1896), periode abu-abu (1986-1987) dan periode putih (1988) hingga kini. Pengertian periode baginya bukan hal yang mengejutkan, tapi proses itu muncul secara spontan. Tidak pernah diun- dang atau dikonsepkan. Ia muncul berbarengan dengan pemberontakan jiwanya. Oleh karena itu, dalam lukisannya, ia menghadirkan semua warna putih untuk memberi trade mark "Lukisan Kesucian". Ternyata orang lain tidak hanya bisa menikmati lukisan- nya saja, melainkan juga hasil- nya. Terbukti ketika dia meng- gelar pameran di Sahid Jaya Hotel Jakarta, hasilnya 30% disumbangkan untuk anak- anak cacat, "Saya ikhlas lilla- hita'ala," niatnya. Tekad membangun museum seni di kampung halamannya, bukan sekadar obsesi. Ia telah merealisasikannya dengan biaya sendiri sebesar Rp 40 juta dengan ukuran 10 x 10 me- ter persegi dan berlantai dua. Bentuk bangunannya merupa- kan perpaduan antara joglo Banyuwangi dengan Batak. "Soalnya, istri saya kan dari Batak," kilahnya diiringi derai tawa yang mengembangkan asap dari lubang hidungnya. Museum tersebut rencananya untuk menampung sekitar 120 karya lukisannya yang telah dipersiapkan. Dengan tereali- sasikannya museum tersebut, hidupnya kini merasa lebih lengkap. "Ini sangat mem- banggakan saya," katanya ke- tika ditemui Bali Post di ru- mahnya yang penuh tanaman bunga dan barang antik. Saat itu pula kang Mozes Misdy memberi tahu kepada Bali Post, sekitar bulan Juli - Agustus mendatang, ada per- usahaan yang mau menspon- sori untuk menggelar pa- meran. Mengenai kepastian waktu dan tempat di mana dia berpameran, kita tunggu saja kiprah selanjutnya. Tentu saja keberhasilan seorang Mozes mampu merangsang para pe- lukis muda untuk kreatif, pro- duktif dan inovatif yang dida- hului dengan pergulatan -per- gulatan, perjuangan dan pengorbanan. Abdullah Fauzi biasanya ekspor nonmigas di bulan pertama tahun takwim menunjukkan penurunan diban- dingkan ekspor bulan sebelumnya. Nilai seluruh ekspor Januari hingga Maret 1992 mencapai 7.289,9 juta dolar. Sedangkan ni- lai impor pada kurun waktu yang sama 6.328,3 juta dolar. Se- hingga dalam neraca perda gangan terdapat suplus 961,6 juta dolar. Surplus ini naik 22,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini berarti neraca perda- gangan tahun 1991/1992 menun- jukkan surplus sebesar 3.450,1 juta dolar atau 72,5 persen lebih besar dibandingkan tahun 1990/1991 yang mencapai 2 mi- lyar dolar. Ekspor nonmigas tahun 1991/1992 berjumlah 19.067,8 juta dolar atau bertambah 3.839 juta dolar atau 25,5 persen di- bandingkan dengan tahun ang- garan 1990/1991. "Dengan begitu, sasaran reali- sasi ekspor nonmigas sebesar 18,325 juta dolar untuk tahun 1991/1992 terlampaui sebesar 843 juta dolar," demikian Men- pen Harmoko. (049). Ribuan Salvador. (Sambungan Hal 1) Ia sungguh yakin bahwa Pemda Timtim dapat melakukan hal itu, mengingat alokasi dana yang diperuntukkan bagi pem- biayaan pembangunan di pro- pinsi terbungsu tahun ini cukup besar. Salvador mengingatkan, pem- bangunan di Timor Timur sudah saatnya untuk lebih banyak di- arahkan pada kebutuhn vital dan primer bagi penduduk di pe- desaan, serta menyentuh rakyat kecil. (Ant) sebagai sajian massa. Namun de- mikian tidak berarti novel itu se- penuhnya diabdikan kepada se- lera massa. Selera massa seyo- gianya hanya diramu sebagai kan ide-ide yang lebih luhur. bumbu penyedap untuk menyaji- Sukreni Gadis Bali, novel A.A. Panji Tisna yang akan di- angkat menjadi sinetron, meng- andung banyak unsur yang bisa dieksploatasi menjadi sajian massa saat ini. Gaya percintaan- nya, meskipun klasik, mengan- dung banyak celah dan momen untuk diolah menjadi gaya per- cintaan masa kini. Warna darah yang menjadi ciri umum film saat ini juga terdapat dalam no- vel itu. Dalam hal ini penggarap sinetron dapat bekerja lebih le- luasa untuk tetap mempertah- ankan warna itu tanpa mesti me- atau nyuguhan brutalisme sadisme. Dalam wawancaranya yang dimuat sebuah media massa, Drs. Sunaryono Basuki KS, M.A. antara lain mengatakan, "Film kita sekarang baru berani meng- ambil novel pop. Belum berani menggarap karya sastra serius macam Rafilus atau Perang. Mungkin karena sulit digarap dan efek komersialnya kurang. Pendapatnya ini mengandung kebenaran. Tetapi persoalannya tidaklah selalu terletak pada predikat "pop" dan "serius"-nya novel yang digarap. yang lebih penting dari itu adalah ada/tidak adanya unsur-unsur dalam no- vel itu yang dapat dieksploatasi untuk meladeni selera massa yang sedang marak di suatu masa. Motivasi pemirsa kita pada umumnya dalam pemirsa sinetron dan film adalah melepas ketegangan dan mencari hi- buran. Maka hampir tidak mungkin pemirsa mau meng- erutkan dahi di depan layar tele- visi untuk mengunyah filsafat ceritera yang rumit. Kita memer- lukan kejelian kreatif jika ber- maksud mengemas novel dalam sebuah paket sinetron. Kita di- tuntut mengawinkan karya seni dengan selera massa dan ke- giatan bisnis. Amerika (Sambungan Hal 1) tingkat konsentrasi tahun 1990. Konvensi tentang keanekara- gaman hayati itu akan mengikat semua negara melaksanakan program pelestarian binatang, tumbuhan dan unsur-unsurnya gunaannya secara berwawasan serta mengupayakan pendaya- lingkungan. Negara-negara maju dituntut menyediakan tambahan dana dan alih teknologi bagi negara berkembang untuk melakukan pelestarian baik di habitat asli- nya maupun di luar habitatnya. Konvensi itu menjamin ke- daulatan negara atas sumber daya hayatinya serta kewe- nangan menggunakannya. Hal itu dinilai Amerika akan meng- ancam industri bioteknologinya. Sikap serupa juga dikemukakan Amerika ketika menentang pen- cantuman target dan batas Prof tidak sekadar demi dirinya sendiri, tetapi mampu menghi- dupkan orang lain. Mengingat kesibukannya di FK Universitas Harvard, me- nyebabkan ia mengaku jarang bisa menyenangkan istrinya. Kesempatan berlibur ke Indo- nesia yang pertama kali ini pun harus "terganggu" acara diskusi dengan kalangan ke- dokteran di RSAL dr. Minto- hardjo, Jakarta, FK Unud yang mengangkat ia sebagai dosen kehormatan. Mereka memang berusaha memanfaatkan ke- datangannya ke Indonesia un- tuk menyerap pengalaman dan ilmunya. Meskipun waktu li- buran sempat tersita beberapa jam, dia masih bisa menikmati Bali dengan nyaman. Dokter yang mengawali du- nia cangkok organ dari trans- plantasi kulit ini, sekarang su- dah berhasil menemukan obat- obat baru yang bisa menekan sistem kekebalan tubuh. Obat ini mengurangi risiko kema- tian akibat timbulnya antibodi dalam tubuh penerima donor. Dengan penemuan ini, teknik kedokteran di bidang cangkok organ semakin berkembang pesat. Cangkok organ tidak hanya berkisar pada transplantasi kulit atau ginjal, tetapi sudah berkembang pada organ lain dari pankreas, hati, jantung, paru-paru. Keberhasilan ini, menurutnya, tidak hanya memberi keuntungan baik W. Fardly (Sambungan Hal 1) kera telah sempat berkunjung di beberapa lembaga pelay- anan untuk tunanetra di Ja- karta dan Bandung. Dalam kunjungannya ke Se- kolah Luar Biasa (SLB) Dria Raba di Denpasar W. Fardly Sikera menyatakan amat ter- kesan dengan sambutan dan keberhasilan para siswa. Se- cara spontan mereka memper- tunjukkan keterampilan ber- olah raga beladiri silat, di sam- ping suara merdu mereka yang dijalin dalam sebuah paduan suara yang mendendangkan lagu "Sepasang Mata Bola". Kesan yang lain diperoleh- nya ketika berada di Panti Ma- hatmya, sebuah bengkel kerja khusus buat penyandang tuna- netra di wilayah Tabanan. Kei- nginannya untuk membeli se- jumlah barang hasil karya siswa, mendapatkan sam- butan hangat dari pihak peng- elola sekolah. "Kami berikan dua buah ha- sil karya siswa ini sebagai kenang-kenangan untuk Anda. Jadi Anda tidak perlu membelinya," demikian dije- laskan Kepala Tempat Latihan DAPUR LITBANG waktu bagi pemantapan konsen- trasi co2. Eco bad Guy Amerika kini menjadi satu- satunya "eco bad guy" (orang je- lek dalam bidang lingkungan), kata judul berita utama di ha- laman depan "Jornal do Brazil", tabloid yang cukup berpengaruh di brazil. Sebuah perkembangan baru tambah menyulitkan posisi ke- tua delegasi Amerika, Menteri Lingkungan William K. Reilly, ketika harian "The New York Ti- mes" hari Jumat memuat memo- nya kepada Presiden George Bush agar menyetujui konvensi itu. Banyak yang menduga kelom- pok garis keras yang dipimpin Wakil Presiden Dan Quayl de- ngan sengaja membocorkan memo itu kepada pers untuk mempermalukan Reilly yang pro lingkungan itu. (Ant) (Sambungan Hal 1) bagi kalangan kedokteran maupun bagi kalangan resi- pien (penerima donor), juga membuka peluang negatif ter- utama kaitannya dengan prak5tek komersialisasi organ tubuh sampai pemerasan ter- hadap penerima donor. Perkembangan ini perlu di- antisipasi dengan aturan yang mengatur hajat hidup di bi- dang kedokteran. Sidang ke-44 Dewan Kesehatan Sedunia (World Health Assembly) di Je- neva tahun 1991, mengeluar- kan pedoman dasar tentang transplantasm organ. Adanya aturan ini menyenangkan hati perintis cangkok organ ini, yang memang sangat tidak me- nyetujui komersialisasi organ tubuh. Teknik kedokteran ini dari awal transplantasi pertama sampai saat ini (hampir 40 ta- hun), sangat jauh berbeda. Mengawali percobaannya ia menggunakan anjing sebagi bahan. Diuji coba pertama ta- hun 1954 terhadap mereka yang memiliki pertalian darah, berkembang pada cangkok organ dari donor mayat (cada- ver). Kesulitan memperoleh donor organ segar sesama ma- nusia, menyebabkan konsep penelitian Joseph E Murray pada cangkok organ dengan donor organ binatang. Terlebih dengan adanya kasus AIDS, di- pandang perlu dan segera tin- dakan penggantian organ ma- nusia dengan organ lain yang identik. (aswie). Kerja Mahatmya, Drs. Firman. "Sebagai seorang yang be- kerja di bidang pertekstilan, saya ingin, sepulang saya nanti, mengirimkan sejumlah disain tekstil yang dibuat khu- sus untuk anak-anak tunane- tra. Alangkah gembiranya apabila kami nanti dapat mengirimkan satu dua orang tuna netra untuk belajar di panti ini khusus dalam bidang masase. Di Sri Langka, masya- rakat umum belum dapat turut mengenyam manfaat masase, karena hanya sedikit sekali jumlah ahli pijat di sana. Aki- batnya, mereka hanya berope- rasi bagi kalangan atas," kata W. Sikera. Niat tersebut muncul sete- lah dia memperoleh penjelasan tentang pelaksanaan pendidi- kan masase di sekolah latihan tersebut. W. Fardly Sikera memang pernah belajar musik setamat- nya dari sekolah menengah atas, tetapi kemudian meng- hentikannya karena sadar dia tidak akan memperoleh naf- kahnya dari situ. Oleh karena itu, setahun kemudian dia ber- alih bidang dan kemudian ber- hasil memperoleh keteram- pilan baru yang sampai kini di- tekuninya, (Kasub) pertekstilan. LAHRAGA Kecepatan DENGAN kecepatan yang tinggi Mahayasa menggiring bola melewati beberapa pemain be- lakang lawan dan tiba-tiba dilepaskan temba- kan geledeg sehingga lahirlah gol tunggal un- tuk Gelora Dewata. Ardy Wiranata melayani permainan cepat Rashid, sehingga pada set pe- nentuan Ardy kalah telak karena kehabisan te- naga. Kedua istilah kecepatan yang diperguna- kan pada cabang olah raga ini, yaitu untuk se- pak bola dan bulu tangkis, memberikan pengertian yang berbeda. Pada Mahayasa yang dimaksudkan dengan kecepatan di situ adalah kecepatan lari. Sedangkan pada Ardy kece- patan yang dimaksudkan adalah kecepatan ayunan lengannya, memukul bulu yang datang terus-menerus dalam waktu singkat. Karena itu batasan terhadap istilah kecepatan atau speed ini adalah laju gerakan otot, baik untuk bagian-bagian otot (seperti mengayunkan le- ngan) maupun untuk seluruh tubuh (berlari, se- luruh tubuh berpindah tempat). Oleh Ngurah Nala Kecepatan ini dapat diukur. Yang diukur adalah waktu terpendek yang dicapai untuk menempuh suatu jarak tertentu. Misalnya ke- cepatan Mahayasa adalah 11 detik untuk me- nempuh jarak 100 meter. Kecepatan ayunan de- ngan Ardy adalah 0,5 detik untuk sekali ayunan. Banyak cabang olah raga yang memer- lukan kecepatan di dalam gerakannya, baik un- tuk berpindah badan maupun untuk mengge- rakkan lengan atau tungkai atau bagian tubuh lainnya. Dan, banyak faktor yang dapat mem- pengaruhi kecepatan ini. Di antaranya ialah faktor umur, jenis kelamin, tipe tubuh, kelen- turan, kekuatan otot dan beberapa faktor lain- nya. Pada umumnya pria lebih cepat bergerak- nya dibandingkan wanita. Pada umur 13-18 ta- hun tercapai puncak kecepatan pada wanita. Sedangkan pada laki-laki tercapai puncak kece- patan pada usia 21 tahun. Agar kecepatan ini tidak menurun, maka perlu dilatih. Demikian pula agar kecepatan ini meningkat dibutuhkan pelatihan yang terpogram. Secara teoritis wa- nita mempunyai kecepatan maksimal selama hidupnya adalah pada umur 18 tahun. Dan laki-laki pada usia 21 tahun. Setelah umur ter- sebut, sebenarnya kecepatan mereka telah me- nurun. Tetapi karena dilatih penurunan itu ti- dak kentara, malahan terus meningkat sampai 3-4 tahun kemudian. Tetapi setelah itu akan terjadi penurunan walau dilatih sekalipun. Ha- nya tidak sedrastis orang yang tidak dilatih. Agar dapat berlari cepat seperti sprinter, maka dipergunakan program pelatihan dari ce- pat (sprint training), percepatan lari (accelera- tion sprints) dan pelatihan interval. Pelatihan ini diberikan bobot atau intensitas 85-90% dari denyut jantung maksimal, frekuensi 4-5 kali dalam seminggu, pelatihan sekali dalam sehari, dengan jarak tempuh kurang lebih 10 km untuk aerobik dan 3 km untuk anaerobik. Program pelatihan lari cepat disusun berda- sarkan kemampuan atlet bersangkutan mampu menempuh jarak tersebut secepatnya. Jika untuk jarak 50 meter dia mampu tempuh dalam waktu 6 detik, maka program pelatihan- nya adalah ditambah 1,5 detik dari waktu tem- puhnya itu. Jadi pelatihan ditetapkan jarak 50 meter ditempuh dalam waktu: 6+1,5 detik = 7,5 detik. Untuk jarak 100 meter, waktu tempuh pelatihan ditambah 3 detik. Jadi kalau dia mampu menempuh jarak 100 meter itu dalam 12 detik, maka waktu pelatihannya adalah: 12 + 3 detik = 15 detik. Ulangilah lari tersebut 6 sampai 8 kali dengan selang istirahat selama 5 menit. Program pelatihan percepatan lari disusun dalam satu paket terdiri atas lari cepat 50 me- ter, lari pelan 50 meter dan jalan 50 meter dan terus diulang tanpa ada istirahat sejauh 1,5 km. Program pelatihan interval dibagi atas 3 set dengan repetisi pada set I adalah 4 kali dan set II & III sebanyak 8 kali. Set I diisi dengan lari cepat sejauh 200 meter, dengan kecepatan waktu maksimal + 5 detik, dengan selingan isti- rahat jalan 1 menit 20 detik, repetisi sebanyak 4 kali. Pada set II, jarak tempuh 100 meter de- ngan kecepatan waktu maksimal + 3 detik dan istirahat jalan 40 detik. Repetisi dilakukan se- banyak 8 kali. Pada set III lari tetap sejauh 100 meter dengan waktu yang lebih cepat 1 detik, jalan 40 detik dan repetisi 8 kali. Tiap set diberi- kan istirahat selama 5 menit sampai pulih kembali. Program pelatihan tentu saja dapat diberi- kan variasi sesuai dengan kebutuhan serta si- tuasi dan kondisi. Pelatihan dilakukan satu kali dalam sehari, artinya kalau dipilih pagi hari maka pergunakanlah ketiga program ter- sebut pada pagi hari. Jangan dibagi atas pagi, siang dan sore. Atau pelatihan pagi dan sore. Dan lakukan sebanyak 4-5 kali dalam se- minggu. Jika kurang dari waktu itu, maka hasil pelatihan kurang efektif. Jadi isi dari program satu hari adalah pada pagi atau sore hari terdiri atas lari cepat 50 atau 100 meter sebanyak 6 kali, percepatan lari: 50 m lari + 50 m jongging + 50 m jalan, sejauh 1,5 km dan pelatihan interval 3 set. Jarak tempuh dan kecepatan dapat diubah sesuai dengan ke- mampuan dan target yang akan dituju. Program pelatihan ini hanya diperuntukkan bagi pelari, yakni peningkatan kecepatan ber- gerak memindahkan tubuh. Program untuk meningkatkan kecepatan ayunan lengan belum disinggung. Akan diuraikan pada kesempatan lain.