Tipe: Koran
Tanggal: 1992-08-23
Halaman: 07
Konten
GU, 23 AGUSTUS 1992 Bali Post/NOS Prabhu Santanu muran dunia tetap tercapai ngga santa jagathita selama- dapat dinikmati oleh atnya. pa yang dapat kita simpul- dari kisah pawiwahan hu Santanu dengan Gangga i, sebagai bayangan yang vayaang hidup dan kehi an sehari-hari di dunia ini? menjadi maklum, bahwa a zaman Dwaparayuga pun, pada Zaman Mahabharata ada ulah wanita yang mem- ng bayi ke dalam sungai. Wa- un dengan fenomena dan la- elakang yang berbeda-beda. masuk pada generasi ber- nya, pada zaman Kunti , yang membuang bayinya ke dalam sungai, karena asa malu, akibat cinta gelap. dengan Dewa Surya. Tetapi m usaha mendalami konsep- sep ajaran Upaweda, sebe- memvonis suatu kejadian ah baik atau buruk, kita ha- betul-betul menelusuri kon ajaran tripramana, yakni wartamana dan anagata. ngge kita tidak terjebak berikan vonis yang keliru. ena unsur-unsur trisamaya selaras dengan konsep an sradha, adalah merupa mata rantai yang tak terpi- kan, antara yang satu dé- n yang lainnya. (Ngurah Oka Supartha). SALON MY HAIR STYLING Pim-, an Mr. Romy Jl. Diponego- ps. (Komp. M'A). M.9429 SEWAKAN RUMAH EWAKAN sebuah rumah "uban strategis, fas. PAM, telp, parkir luas, cocok utk wakan, KM, WC, Dpr tiap . Yang berminat hub. Tel. 99 antara jam 08.00-21.00 M. 9371 3. CONTRAKKAN Bangunan o di Jln. Teuku Umar 218 ak. 8 x 20 m, fas. AC, Telp, air, cocok utk kantor, w Room, dll. Hub: Jln. I m Bonjol 386, Telp. 37877. M. 8870 TANAH DIJUAL UAL/DIKONTRAKKAN ah 5 are, ada Telpon Jln. a Tuban, depan Bali Plaza, suk 20 m. Hub: Telp. 51476. M. 9381 UAL Tanah + Bangunan iri dari Ls. 2350 m2, 6 unit xo, 3 Lt + 1 eks Hotel, Jln. mboja No. 1 Denpasar, Telp, , PAM. Hub: langsung di pat, tanpa perantara. M. 9295 Tnh. TUAL SEGERA 400 m2 Ds. Kalibukbuk vina) sebelah brt. Hotel meza Sgr. cocok U/Htl, b. Boddy/Budhi Ph. (0361). 046. M. 9282 DIA tanah kapling siap di- gun lokasi Jln. Buana, har- pariasi bisa diangsur 5 th. b: Arya Sekarsana, Br. Sari ana, Jln. Gn. Sari No. 43 brt Gn. Cemara Perumnas Mo- ng Maning (antara jam 00-18.00 wita). M. 9377 DICARIRUMAH CARI Rumah/Dikontrak 3 Tdr. PAM, listrik, Km Tm, rasi. Hubungi: Ibu Ani San- a, H. Artha, Jln. Serma Ka Dps. GRATIS M. 9383 apatkan 1 (satu) Kaleng Hola Tenis TENS isi 4 untuk etiap pemasangan Snar Te is, segala Merk mulai 24-6-92 d. 30-8-92 Hanya di RUCI SPORTS L VETERAN 27 D TELP. (0361) 7780 DENPASAR - BALI MINGGU, 23 AGUSTUS 1992 Prosa-prosa Ida A. Oka Rusmini RUMAH-RUMAH Persengketaan jiwa yang paling parah Telah berakar di rongga rohku (Sajak "POTRET", BPK 26-4-1992). RUMAH RAHIM I PADA tatapan dua bentuk tubuh. Tumbuh ca- lon roh baru yang berkubang di setiap darah kepe- rempuanan. Meneteskan warna baru dari setiap kebesaran warna yang ada. Keperempuan dan ke- lakian telah membuatkan tunas. Aku! Itu aku, yang berenang di bilik-bilik rahimmu. Menyedot darahmu, membiarkan rohku memilih bentuk. Pada tatapan laki-laki dan perempuan. Aku bergulung dan tertanam. Dan aku tidak pernah tahu, apakah aku tumbuh dari sebuah bentuk. Yang dimahkotai oleh "cinta". Pada kesakitan perempuan, aku datang. Aku muncul. Tangisku memecahkan sebuah bintang. Aku mulai mengenal sebuah demi sebuah sinar biasa. Kenapa dia juga tidak mengerti kesulit- anku? Pemberontakanku. Dia justru mengusap kepalaku. Menciumku, dan mendekapku sampai sesak! Bodoh sekali dia! Aku jadi memejamkan mata, aku lepas biji I.A. Oka Suwati S WIDURA AKU tak akan membantai yang tadi kugigit. Dia. Maksudku, perempuan bayang leluhurku dan keturun yang memiliki biji itu. Menggeletakkan aku di ka- sur. Lagi-lagi gombal-gombal membungkus tu- buhku. Bukan dinding-dinding itu. Dinding- dinding di mana aku pernah terbentuk. Aku terus berpikir, aku bosan berteriak. Aneh? Mereka jus- tru merasa bangga melihat kediamanku. Tahu- kah mereka? Aku benci keluar dari dinding- dinding yang kucintai. Mereka tidak pernah mau tahu. Mereka, orang-orang yang menengokku. Memberi tambahan nama "Bayi Anteng" Bodoh sekali mereka! Aku ditimang-timang, dipeluk, dan dicium. Mata laki-laki dan perempuan yang membantu mewujudkan bentukku. Tersenyum. Aku jengkel! Tapi, aku enggan berteriak. Mereka tidak akan pernah tahu. Dan. Sinar Bulan sema- kin rajin meneteskan sinarnya di wajahku. Men- coba membantuku melupakan dinding-dinding rahim yang kucintai. Dan aku ingin tak seorang pun pernah menyentuhnya. annya, betapa pun pekat racun- nya dan kalau nanti kepekatan itu lalu memenggal nafasku, aku akan mati sebagai kanak-kanak yang sah dengan tanda nama yang sebenarnya. Aku bukannya tidak punya si- kap, telah kutetapkan aku jujur akan kesederhanaan, sebab kese- derhanaan adalah lakon asli pe- nuai nurani, jadi jangan paksa bir yang kering. aku mengasah ucap menepuk bi- Biarlah kuukur sendiri tim- pang dan potongan langkahku, bila matahari habis ditelan bumi nanti kita pelajari lagi tanda dan titah tanpa siksa loba. (Buntut Juni '92) KARNA matahari yang menembus ubun-ubun calon pem- RUMAH KANAK-KANAK yang jadi saksi tanda kelahir bentukan manusia. Pada rahimmu, aku berharap banyak. Setidak- nya aku akan jadi manusia yang punya jiwa. Ma- nusia yang sesungguhnya manusia. Itu yang sering kudengar, ketika kelakian dan keperempu- anan menyentuh dinding-dinding perut. Dan aku bertanya pada otakku yang masih cair? Apakah kau juga bagian dari kemanusiaan? Jawaban itu tidak pernah kudapat. Sampai aku menendang ketubanmu. Aku mengagumi dinding-dinding yang mem- bungkus kemanusiaanku, dan ingin menyembu- nyikan dalam urat-urat dagingku, dan dalam se- luruh rohku. Kakiku terlalu nakal, dan aku hanya terbungkus di dalam selimut. Bukan dinding- dinding yang aku kagumi. Untuk pertama kali, aku berteriak! Aneh, mereka semua menyambutku dengan se- nyum. Kata mereka "aku bayi" sebuah nama baru. Yang tidak mampu membungkus kerinduanku pada dinding-dinding pembungkus itu, dinding- dinding yang kuberi nama "Rumah Rahim" Dan, aku berharap banyak pada keperempuanan dan kelakian yang membentukku. Tapi kerinduanku semakin tebal dan membengkak. Aku kembali ber- teriak, dan menjerit sekeras-kerasnya. RUMAH BAYI II AKU membuka mataku. Menutup rapat-rapat mulutku. Aku tidak ingin berteriak! Tidak juga menjerit dan mengulur-ngulurkan tanganku yang kecil-kecil. Bayi? Nama itu benar-benar mengganggu kreativitasku. Sinar Bulan yang ter- gambar di kaca jendela jatuh dalam tubuhku dan mengejekku. Sinar itu benar-benar menempel dan coba menyelimutiku dengan penghinaan. Bayi! Katanya, mengejekku dengan penghinaan paling aneh dan tidak pernah kukenal dala... pembentukanku. Satu yang kurindu, kembali ber- sembunyi pada dinding-dinding tebal yang mem- biarkan tubuhku telanjang. Aku jadi tidak berani membuka mata. Aku gerah! Selimut dan kain- kain yang membungkusku membuatku semakin sempit. Aku berteriak! Perempuan yang selalu menjagaku, menyumpal dadanya ke mulutku. Aku menolak. Tapi biji-biji itu telah masuk ke da- lam mulutku. Aku tidak lagi bisa berontak. Aku menyedotnya! Dengan kemarahan yang luar III AKU belajar merangkak. Aku belajar berdiri. Aku belajar mengeja. Aku belajar membaca dan menyentuh huruf. Aku belajar menyanyi. Dan aku mulai lupa dinding-dinding milikku. Aku mulai diajarkan jadi bentuk baru. Perempuan! Itu na- maku yang baru. Aku tidak boleh main mobil- mobilan seperti Ujang. Aku harus belajar jadi bentuk yang diatur. Hawa baru mengisi rohku. Aku menamakannya "Kebencian". Hanya dalam bentuk itu, aku bisa bicara tentang kejujuran dan keaslian keinginanku. Hanya dengan apa yang kunamakan dengan "kebencian" aku benar-benar menjadi manusia yang sesungguhnya. Manusia yang mengenal mahkota kemanusiaannya. Manusia yang tidak merasa lebih tinggi dari segala bentuk manusia. Manusia yang tidak peduli dengan manusia yang membentuk kelas manusia. Bagiku : apa yang ku- namakan dengan "Kebencian" telah memandikan kemanusiaanku. Aku tumbuh dengan keaslian itu. Aku curi mainan Ujang. Ujang marah. Aku mencakarnya, aku meninju hidungnya. Ujang menangis dan berteriak. Aku ikut berteriak, tapi aku tidak mena- ngis seperti Ujang. Karena aku tahu, Ujang telah mengambil alih tugasku. Nama Ujang, benar benar membuatkanku garis. Aku beda! Kenapa Ibu dan Bapakku tidak pernah ber- usaha menukar pembentukanku? Kenapa mereka tidak mencoba mencari bentuk baru. Menukar pola-pola keperempuanan dengan pola-pola laki- laki milik Ujang? Aku berkembang dari dua bentuk laki-laki dan jabatan keperempuananku. Dan aku suka keper- kasaanku. Dengan perempuan, aku selalu ber- tengkar. Aku tidak bisa mengikuti pola mereka. Aku lebih suka mencuri jambu. Dan satu yang me- narikku, aku suka memandang pisau-pisau run- cing milik Bapak. Bapakku tentara hebat. Walau- pun, aku berani katakan dia bukan laki-laki se- perti laki-laki yang ada di otakku. Sayang sekali, pisau-pisau komando yang menjadi ciri kelakian kehilangan roh di tangannya. Mungkin karena, pisau itu sering menyentuhku. Rohnya berakar di rongga-rongga nafas kecilku. Aku menyukainya, dan keruncingan pisau komando itu benar-benar mengisap cahaya-cahaya keperempuananku. Aku Teledek, Sang Adipati (Bersambung ke Hal. 11, kol. 7) (12) Betapa senang Parto menda- pat ampunan Adipati, kendati ia sudah berbuat kesalahan; yakni selalu memberitahukan kepada Nyai Adipati, apa saja yang ia ke- tahui tentang rencana-rencana Sang Adipati dari sesama para punggawa kadipaten. Dan hasil- nya, selalu upah berkeping. keping uang yang ia terima dari Nyai Adipati. Tetapi kini, diputuskannya untuk tidak lagi mau menghi- raukan perintah Nyai Adipati. Ia merasa bahwa bagaimana pun, Sang Adipati lebih luhur derajat nya. Oleh karena itu, ia merasa harus lebih patuh kepada Sang Adipati katimbang kepada istri- nya itu. Sementara itu, dalam kere- mangan di sudut lain, seorang punggawa yang selama ini juga menjadi ujung tombak Nyai Adi- pati untuk memperoleh info, menggeleng-geleng sambil terse- nyum sinis. "Nyawamu terancam Kang Parto!" desisnya pada diri sen- SEBILAH bait keangkuhan anku dan guru pertamaku, mengangguk seketika saat udara yang tak punya warna dan air yang punya rasa menawarkan diri menjadi pembungkus na- fasku. Sejak itu tak ada rasa dan warna padaku kecuali sebilah keangkuhan itu. Lalu aku jadi anak lelaki ke- sayangan bara setengah kering, aku meletakkan nadi di atas be- lulangku, ketika itulah dunia menyapaku, aku diasah ulang dengan ajaran asing yang tak pernah tiba padaku sebelumnya. DRESTARATA JUSTRU karena kaulah kege- lapan yang menari-nari di an- tara kesangsian dan kegagalan aku datang padamu. Ujung- ujung jarimu telah kering, ter- lalu sering meraba dan yang pa- ling sering kau raba adalah tu- buhmu sendiri. Malam dan matahari bagimu cuma satu warna meskipun nada dan na- fasnya bisa kau kupas dengan ke- tajaman imanmu yang pernah dipangku keanggungan sejati. Kerinduan di dekatmu ber- ubah jadi serupa geliat mema- sung nurani yang selalu betah menciumi bayangan diri tanpa peduli cita yang memanggil de- ngan kepastian tinggal setapak. Suara-suara lembut yang datang dengan usikan-usikan merusak keyakinanmu, tak sebelum keya- kinan itu berganti kau telah men- cabuti sendiri bulu-bulu sayapmu, tak ada tanda kau akan terbang lagi sementara angkasa masih teduh dan biru. AYAH (kado Ultah buat Ayahanda tercinta) HINGGA terbelah sebagian penyangga kepalaku, aku masih tengadah padamu mencari kemi- ripan kita dari wajah dan tubuh. (Bersambung ke Hal. 11, kol.9) Bali Post SELAYANG PANDANG PERANG KEMERDEKAAN DI BUMI BLAMBANGAN SRI ADI OETOMO (12) Pasukan OLL gelombang III yang berkekuatan empat seksi (sekarang peleton) itu meng- gunakan 13 perahu jukung dan tiga perahu mayang besar yang ditarik oleh MB Banyu- wangi, telah diberangkatkan dari pelabuhan Banyuwangi (pelabuhan lama) menuju lo- kasi pendaratan di Candike- suma (Bali). Pada waktu Seksi Noerhadi dan Seksi Muhaji mendekati pantai dan bersiap- siap untuk mendarat, tiba-tiba angin mati yang mengakibat- kan perahu-perahu mayang dan jukung hanya terkatung- katung di tengah laut, walau- pun didayung tetap tidak ber- anjak akibat derasnya arus laut. Pada saat fajar menying- sing tampak dua MB patroli musuh bergerak dengan cepat menuju ke arah pasukan Mar kadi. Pada waktu itu Seksi Muchtar dan Seksi Mangara Simamora dengan perahu masing-masing berlayar ber- iringan dengan jarak cukup de- kat menuju arah timur (Bali). Sedangkan Kpt. L. Markadi se- bagai Komandan Operasi ber- ada di perahu depan dan meng- eluarkan perintah agar selu- ruh anak buah segera membuka baju seragam yang hitam-hitam sambil menyem- bunyikan senjata mereka, na- mun mereka harus mengambil posisi dalam setiap saat siap menembak. MB Belanda yang berada di depan dengan gerakan memu- tar dan kecepatan penuh bebe- rapa kali menabrak perahu Kpt. L. Markadi dengan mak- sud untuk menenggelamkan- nya, namun usaha dan gera- kan musuh itu selalu gagal. Se- telah maksudnya gagal, komandan pasukan patroli musuh mengadakan dialog (dengan bahasa Belanda) de- ngan Kpt. L. Markadi yang mengaku sebagai nelayan. Kendati demikian Komandan Militer Belanda itu tetap me- merintahkan agar Markadi melemparkan tali dengan maksud perahu Markadi akan ditarik oleh MB patroli itu ke pangkalan Belanda. Kpt. L. Markadi segera mengatur po- sisi dan strategi untuk mem- beri kesempatan kepada selu- ruh anak buah dengan mengulur-ulur waktu sambil memutar-mutar gulungan tali di atas kepalanya. Bersamaan. dengan melemparkan tali, Kpt. L. Markadi memberi ko- mando "tembak" sambil terjun ke laut, kemudian muncul kembali di lambung perahu se- belah kiri. Akhirnya berkobar- lah pertempuran laut untuk melawan penjajahan yang cu- kup sengit di Selat Bali. Perahu Markadi menempel pada MB Belanda dengan lu- nasnya yang lebih tinggi, se- hingga senapan mesin berat musuh tidak dapat melepas- kan tembakan ke bawah, ka- rena mengalami sudut mati. Tembakan musuh hanya mengenai layar perahu Mar- kadi dan perahu anak buah- nya. Sebaliknya, pasukan Mar- kadi dengan leluasa melepas- kan tembakan ke atas dan melemparkan grant yang me- ledak di atas dek kapal patroli dekat senapan mesin musuh. Seksi Somamora yang berada di belakang dengan senapan mesinnya melepaskan temba- kan gencar ke arah MB musuh secara bergantian. MB Be- landa yang berada di depan te- tap melepaskan tembakan, walaupun tidak dapat meng- enai sasaran dengan tepat. MB musuh yang menempel pada perahu Markadi mulai terba- kar dan menjauh, namun akhirnya meledak dan tengge- lam ditelan gelombang lautan. Sedangkan MB musuh yang lain berusaha melarikan diri ke arah Gilimanuk (Bali) yang diiringi oleh sorak-sorai dari anak buah Kpt. L. Markadi. Sesuai pertempuran laut sajak sajak minggu ini Dewa Made Tunjung : SAJAK ORANG ASING seorang turis melangkah di lorong desa dengan roman sendu ditatapnya senja sambil mengingat pertumpahan darah yang menghitami sejarah negerinya wajahnya tegang setelah mereguk sebotol tuak, kemudian sempoyong seraya mengutuki diri. bahan keping lagi yang banyak, Kang?" tanya wanita itu me- nyela dengan lirih. ang di bawah pangkat Senapati ling penting sekarang, kau atau panglima perang, yang menghadap Nyai Adipati. membawahi beberapa lurah- Cepat!" lurah tamtama. Ia berhenti se- "Dan kita akan dapat tam- bentar dan menyandarkan tu- buhnya pada sebuah pohon sawo kecik di sisi Pendopo itu. Disulut- nya sebatang rokok buatan sen- diri, menambah kelegaannya tanpa tahu apa yang sedang ter- jadi di bagian lain dari kadipaten itu. "Emban!" panggil Kromo pada seorang abdi wanita yang kebe- tulan melintas. Wanita itu ke- mudian mendekat ke arah Kromo. "Ada kabar apa, Kang Kromo?" katanya ingin tahu. "Sampaikanlah kepada Nyai Adipati di keputrian, bahwa Parto telah dipanggil mengha- dap Kanjeng Adipati," kata Kromo melanjutkan. "Rupanya dia sudah tidak akan mendu- kung usaha-usaha kita lagi. Ce- pat semua itu laporkan kepada Nyai Adipati!" "Benarkah begitu, Kang?" sa- hut Emban. "Aku yakin! Apalagi setelah melihat sikap Parto begitu turun dap Sang Adipati!" "Cepatlah sampaikan!" kata Kromo membentak tapi dengan "Baiklah, Kang, Baik. Kau se: suara ditahan. lalu terburu-buru!" "Eh, Emban, jangan lupa nanti malam aku ke bilikmu. Bersiaplah kehangatanku!" menyambut LIMA ●Dewa Made Tunjung : itn, Kpt. L. Markadi memerin- tahkan agar pasukannya putar haluan dan bergerak kembali ke Banyuwangi. Perintah itu dikeluarkan dengan pertim- bangan, arus laut cukup kuat dan tidak ada angin bertiup. Sedangkan banyak perahu pa- sukan OLL ini yang bocor aki- bat terkena sasaran peluru musuh. Kendati demikian ma- sih dapat diatasi dengan di- tambal oleh kueh moci (onde- onde Jepang sebesar kepalan tangan) yang sengaja dibawa sebagai bekal untuk konsumsi para prajurit TLRI itu. Keme- nangan gemilang pasukan OLL gelombang III itu tidak terlepas dari pengorbanan. Perwira Penghubung Soemeh Darsono bersama Prd. L. Sidik gugur di medan juang sebagai kusuma bangsa akibat ter- kena tembakan musuh dan je- nazah mereka tercebur ke da- sar lautan. Sedangkan Prd. L. Tamali hanya menderita luka ringan di bagian bahunya ter- kena sasaran peluru musuh. Pertempuran laut yang cu- kup sengit di Selat Bali itu, ter- nyata merupakan pertem- puran laut yang pertama kali antara TRI Laut (baca: ALRI) dari Banyuwangi dengan mu- suh untuk mempertahankan kemerdekaan tanah air. Demi- kian pula peristiwa bersejarah yang mengandung nilai kepah- lawanan cukup tinggi itu seba- gai sesuatu yang hampir mus- tahil, namun benar-benar te- lah terjadi. Pertempuran laut yang pertama kali dalam seja- rah perjuangan bangsa Indo- nesia dalam melawan penja- jahan itu dimenangkan oleh TRI Laut di bawah pimpinan Kpt. L. Markadi dengan meng- gunakan kapal-kapal perang tradisional yang berupa perahu-perahu nelayan. De- ngan peristiwa historis yang herois itu, TRI Laut dari Ba- nyuwangi telah berhasil men- daratkan pasukan tempurnya yang dapat diartikan sebagai peletakan dan perkembangan Korp Marinir Indonesia. Pada tanggal 5 April 1946 (esok hari- nya), pasukan Markadi berge- rak kembali menuju Pulau Bali dan berhasil mengadakan PERINGATAN SEBELUM KEJADIAN sesungguhnya dinihari tidak seperti detik kemarin yang menyajikan anggur manis dan nikmat kala direguk. tapi sebuah rahasia yang menjelma dari keajaiban malam yang sarat pekat, waspadalah sebelum sebilah belati menusuk dengan bengis! Sejak peristiwa di Pasar gedhe itu, Nyai Adipati semakin sering bertandang ke rumah-rumah para pengindungnya, atau me- minta para pengindung untuk menghadapnya. Memang di samping para pengindung itu juga masih abdi-abdinya: yang bertugas sebagai juru taman, juru pijat, juru masak dan seba- gainya, yang kini sudah berjum lah puluhan orang. Belum lagi anak-anak dan keluarga mereka masing-masing. Wanita itu kembali terse- "Kalian di sini janganmerasa nyum. Matanya memancarkan takut-takut untuk mengatakan kesediaan untuk diajak apa saja uneg-uneg dan keinginan dengan Kromo. Mereka berdua kalian!" toh sudah berulangkali berbuat "Jangan pula hanya mau ber- selingkuh tanpa sepengetahuan kata jika aku minta! Berterus siapa pun. Nanti malam, hal itu teranglah, aku lebih suka ke- pun pasti akan terulang kembali. pada para abdi yang mau blaka suta, berterus terang. Kalau diri. "Akulah yang mengancam dari Pendopo sehabis mengha- lebih dahulu. Setelah itu, baru itu!" Saat itu, hati Parto masih berbunga-bunga turun dari Pen- dopo Alit kadipaten setelah menghadap Adipati dan Patih Anom Wongsoyudo dan beberapa Manggala Anom dan Manggala, Copyright Ball Post yakni pemimpin-pemimpin per- KUSWAHYO SS RAHARJO Wanita itu mengangguk- angguk sambil tersenyum. "Aku sudah kangen sekali, Kang. Mengapa kau begitu lama tidak mampir ke bilikku!" kata- nya merajuk. "Itu soal gampang! Yang pa- abdi setiap kali ia menengok Kromo mengamati gerakan perlu, andainya ada kesulitan, pinggul Emban yang meninggal- supaya aku bisa membantu kannya itu dengan gembira. Ku- kalian!" puaskan diriku. Nanti malam, Begitulah antara lain kata- kupuaskan hasratku! batinnya. kata yang selalu disampaikan Aku harus membereskan Parto oleh Kyai Adipati kepada para kemudian aku bersenang- tempat tinggal mereka di bela- senang dengan Junem! Membagi kang kadipaten. rata keping yang kami dapat, Semula para abdi memang selalu sambil membagi birahi! Ha ha! ragu-ragu untuk mengutarakan Tanpa sadar Kromo hampir maksudnya masing-masing. Te- benar-benar tertawa. Tetapi se- tapi setelah selalu didesak, me- gera dibungkamnya sendiri ke- reka pun kemudian begitu ter- dua bibirnya. biasa untuk berterus terang. Begitu pun, ada juga sebagian dari mereka yang justru merasa was-was karena mendapat fira- sat buruk, bahwa Nyai Adipati P.D. BALI KERTA JAYA ELECTRONIC JI. Teuku Umar 99X - 2 Denpasar Telp./Fax (0361) 38031 Panasonic 04 Office Automation Panafax Facsimile Masa Depan KAMI MENJUAL TEKNOLOGI DAN KEPERCAYAAN Facsimile LIF 270 M WX 802 AC Wire Less Amplefier 999 PABX-KEY TELP DBS-A SERIES HB SERIES-XH SERIES 1 s/d 36 PTT-2 s/d 196EXT UF 120 121-127/M 270m 300-650 Colour CCTV AIPHONE CAMERA CCTV INTERCOM SYSTEM Halaman 7 "Pendaratan Senyap" di Klata- kan, Malaya dan Candikesuma yang kemudian terus bergerak menuju Peh (Manistuhu) se- suai dengan rencana. Untuk mengintensifkan upaya agar dapat memenuhi tuntutan perkembangan si- tuasi dalam bidang diplomasi dan militer, terbentuklah "Markas Gabungan Gerakan Sunda Kecil (MGGSK)" di ba- wah pimpinan Kolonel L. Moe- nadji. Dalam waktu yang rela- tif singkat, sebagian pasukan Markadi telah bergabung da- lam MGGSK. Pada awal Juli 1946, setelah berbagai per- siapan cukup memadai, dimu- lailah OLL Banyuwangi - Bali tahapan II. Pada waktu itu te- lah diberangkatkan pasukan tempur TLRI yang berke- kuatan sekitar 200 personel (prajurit) di bawah koordinasi (komando) Kpt. L. Saestuhadi sebagai Komandan Penda- ratan dan Kpt. L. Soeryadi se- laku Komandan Tempur. Pasukan OLL ini menggu- nakan puluhan perahu ne- layan yang sebagian ditarik oleh MB Banyuwangi sampai di Selat Bali dan berhasil men- darat di tempat tujuan tanpa menemui kesulitan. Kendati demikian rencana pendaratan pasukan OLL tahapan II itu te- lah diketahui oleh pihak mu- suh. Itulah sebabnya kedata- ngan pasukan OLL tahapan II itu telah dihadang dan disam- but dengan perlawanan sengit oleh para serdadu kolonial yang memiliki alat perang serba lengkap dan persenja- taan modern. Kendati demi- kian pasukan OLL tetap meng- hadapi musuh dengan sema- ngat juang menyala-nyala demi memper- tahankan kemerdekaan tanah air. Salam pertempuran sengit itu telah membawa korban yang jiwa cukup banyak dari kedua pihak. Peristiwa ini tidak me- lunakkan semangat tempur para prajurit TRILautdari Ba- nyuwangi bersama seluruh pe- juang putra Bali, bahkan me- reka terus maju pantang mun- dur dengan semboyan "Sekali Merdeka tetap Berdeka." Bahrun Hambali: SUARA ADZAN Tamparan bayang burung-burung pulang mengingatkan pada sepi lewat suasana memerah dan cahya redup menekan silhuetku tak ada nyanyi menyusup kalbu semerdu panggilan menghadap-Mu Kepaon, April '91- mempunyai pamrih dengan pati keheranan. "Selama ini, bu- kata-katanya itu. Karena itu, ke- kankah ia juga suka berterus mudian berkembang pula sema- terang?" cam perang dingin di kalangan para abdi sendiri. kah seorang mendekati kamar- Nyai Adipati mendengar lang- nya. Diamatinya sejenak suara lian berdua". Setelah menerima uang itu, Jinem kemudian bergegas mene- "Ampun, Nyai Adipati. Rasa- mui Kromo yang pura-pura ma- nya kini dia sudah berbalik sete- sih memasang lampu-lampu di Begitulah menurut Kang Kromo ten sambil mengawasi gerak- lah dipanggil Kanjeng Adipati. halaman Pendopo Agung kadipa- tadi. Dan, itulah yang harus gerik Parto selanjutnya. Dilihat- hamba sampaikan kepada nya di ujung sana, di bawah po- kemudian dapat menghafal Nya........... langkah itu, tetapi ia memang langkah siapa itu.Karena itu, se gera pula dibukanya pintu. hendak menghaturkan sesuatu!" "Maafkan Nyai Adipati, Jinem lata Jinem sambil menyembah, begitu menemui Nyai Adipati yang tampak tengah merenda. Nyai Adipati menoleh dan mengangguk. "Masuklah. Ayo, masuklah. Ada kabar lagi. Jinem?" tanya- nya kemudian. Nyai Adipati mengangguk- angguk sambil menggeram. Di- uang setali. Jinem kembali me- lemparkannya lagi sekeping mungut uang itu meskipun dia paham bahwa kali ini bukanlah bagiannya, tetapi bagian Kromo. "Teruskan, Jinem." perintah Nyai Adipati lagi. "Hamba kira, semua rencana hon sawo, Parto terlelap tidur. "Kang Kromo, ini bagianmu," kata Jinem begitu mendekati le- laki kekasih gelapnya itu. sambil memasukkan uang itu ke "Cuma setali?" tanya Kromo sabuknya. Jinem tidak menyahut. Ia ha- nya menatap wajah Kromo yang diam-diam dicintainya itu. "Kau diminta menghadap se- Nyai Adipati dapat terbongkar karang juga," katanya lagi. jika dia berbalik, Nyai. Tapi maaf, itu cuma dugaan hamba saja Jang "Jangan khawatir, Jinem. Kromo pasti tahu kewajiban yang kuperintahkan. Aku yakin itu! Kau tidak usah khawatir!" "Tapi Kang Kromo tadi cuma berkata begitu saja, Nyai Adipati." "Aku? Wah, tambah hadiah lagi ini." kata Kromo seperti pada diri sendiri. "Cepatlah, Kang. Nanti ma- lam jadi ya, Kang?" Jinem mengingatkan. Kromo tidak menjawab. Ia ha- nya melempar senyum sambil bergegas. Tetapi makna se- "Benar, Nyai Kanjeng, benar," jawab Jinem sambil memutar pandangan ke sekeliling. "Kau tidak usah khawatir. Tak seorangpun yang akan men- dengar penuturanmu........... Nyai Adipati lalu melempar- kan sekeping uang setali kepada wanita di hadapannya itu. "Semakin sering kau membe- "Aku yakin, dia sudah tahu nyuman lelaki itu sudah cukup ritahu, semakin banyak keping apa yang harus dilakukannya, dipahami oleh Jinem kau dapat, Jinem. Selalu begitu, bukan?" katanya sambil tersenyum. "Terimakasih. Nyai Adipati." kata Jinem sambil memunggut keping uang itu. "Cepatlah katakan." "Ampun, Nyai. Kang Kromo melihat bahwa Parto sudah ti- dak mau bekerja sama lagi, Nyai Kanjeng." New ISUZU PANTHER Kendaraan Bermesin Diesel & Power Steering "Parto Kusir? tukas Nyai Adi- Jinem." Jinem hanya mengangguk- angguk meskipun perasaan was- wasnya yang tiba-tiba muncul ketika ia menghadap Nyai Adi- pati itu sulit ditekannya. "Baiklah, Jinem. Panggilkan saja Kromo. Suruh dia mengha- dapku secepatnya." "Patuh Nyai Adipati. Hamba laksanakan. "Ini dua keping lagi untuk ka- *** • Model 3 pintu, tangguh - sportif Model 5 pintu, mantap, memberi bentuk body lebih perkasa LANGKAHKAN KAKI DENGAN PASTI *EKONOMIS (DIESEL) *MESIN BANDEL(C, 223) *POWER STEERING *SUSPENSI LEMBUT *PRIMA DI TANJAKAN *Q.S. (QUICK ONSTART) *AC/TAPE (OPTIONAL) PUTRA P.T. TELKOM baru untuk TION COURSE goro No. 144 Dps No. 13 Dps an Tgl. 23-8-1992 C. 1303 PT INDO TIGATAMA PARAMA (021) 6696836-6696838 Fax.-6695415 PT BANGUN INDOTIGA (021) 6695036-6690280 Fax. 6698526 PT ELGATAMA INTI (021) 6690280-6690504 Fax. 6698526 PT INDOJAYA SWASTI PERMAI (021) 341988-341989 Fax. 372582 -PT FAX NUSANTARA (021) 5641067 Fax. 5640987 HADIAH LANGSUNG AGUSTUS '92 -PT GUNUNG SARI WIDITAMAJAYA (021) 6013575-6013570 Fax.6293941 PT KERTAJAYA ELECTRONIC (031) 597400-3 LINE Fax 596690 BONUS -PT INTI ELECTRINDO UTAMA JAKET (031) 44443-44355 TELP/Fax. -PT KERTAJAYA BANGUNINDO ATAU (031) 360020 -PD ANEKA ELECTRONIC (031) 525495-525496 Fax, 510467 Agen Tunggal BLENDER EVERGREEN GOBEL PT MET & GOBEL Color Rendition Chart C.127 S Agen Tunggal PT. CAHAYA SURYA BALI INDAH ISUZU DIVISION Jln. Teuku Umar 89 X Telp. 37011, 38566, 38670, 38672. DENPASAR - BALI. ISUZU PAMERAN & TEST DRIVE "TIARA DEWATA" 15 AGUSTUS s/d 15 SEPTEMBER '92 BONUS MENARIK BAGI ANDA UNTUK SETIAP PFMBELIAN ISUZU PANTHER C1346 2cm
